BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 PENDAHULUAN
Suatu perusahaan dapat menentukan standar kualitas, proses dan prosedur internal
masing-masing dan mengembangkannya dari waktu ke waktu, kemudian pihak-
pihak yang berkepentingan (stakeholder) tersebut diminta untuk mengikutinya.
Proses untuk memastikan semua pihak yang berkepentingan tersebut mengikuti dan
mematuhi standar dan prosedur yang ditentukan inilah disebut dengan proses
pengendalian kualitas atau Quality Control.
Quality control bertugas untuk menjamin mutu selama penerimaan bahan baku
hingga pengendalian mutu pada bagian produksi (Muhandri dan Kardarisman,
2008). Citra mutu bahan maupun produk dari suatu industri yang sesuai dengan
standar mutu dapat ditegakkan melalui pengawasan atau pemeriksaan mutu yaitu
dengan memeriksa apakah segala sesuatu telah berjalan sesuai dengan rencana,
intruksi-instruksi yang dikeluarkan dan prinsip yang dianut (Mukodingsih et al.,
2015).
Pengawasan dan pengendalian mutu harus dilakukan sejak awal proses produksi
sampai saluran distribusi untuk meningkatkan kepercayaan konsumen,
meningkatkan jaminan keamanan produk, mencegah banyaknya produk yang rusak
dan mencegah pemborosan biaya akibat kerugian yang dapat ditimbulkan (Junais et
al., 2010). Program pengawasan mutu yang baik adalah mencakup pengawasan
terhadap empat aspek, yaitu pengawasan kualitas bahan baku (ingredient quality),
kualitas produk akhir (finished feed quality), kandungan zat anti nutrisi atau racun
19
(control of toxic substances), dan kontrol terhadap proses produksi (process control)
(Khalil dan Suryahadi, 1997).
Pada dasarnya, Quality Control ini berkaitan dengan kegiatan operasional dan
teknik yang digunakan untuk memenuhi persyaratan kualitas. Tujuan utama
Pengendalian Kualitas atau Quality Control adalah memastikan bahwa produk yang
akan dikirimkan ke pelanggan adalah bebas dari cacat dan dapat diterima sesuai
dengan persyaratan kualitas yang ditentukan. Jika ditemukan produk yang cacat
maka diperlukan tindakan perbaikan yang sesuai.
Mutu bahan baku sangat mempengaruhi hasil akhir dari produk yang dibuat.
Pengendalian mutu bahan baku harus dilakukan sejak penerimaan bahan baku di
gudang, selama penyimpan dan waktu bahan baku akan dimasukkan dalam proses
produksi, sehingga perlu diamati sejak rencana pembelian bahan baku, penerimaan
bahan baku di gudang, penyimpanan bahan baku di gudang, sampai dengan saat
bahan baku tersebut akan digunakan (Prawirosentono, 2004).
3.1.1 Teknik Quality Control (QC) yang digunakan PT. Nissen Chemitec
Indonesia
Teknik Quality Control (QC) yang digunakan PT. Nissen Chemitec Indonesia
menggunakan dua metode dintaranya :
1. Inspeksi atau Inspection, tahapan operator QC yang bertugas mengecek produk-
produk yang akan dikirim ke pelanggan untuk memastikan tidak ada yang cacat
dan sesuai dengan persyaratan kualitas yang telah ditentukan.
2. Statistical Sampling, proses dimana operator QC dalam pengecekan memilih
sejumlah produk secara acak dari suatu batch atau lot untuk diperiksa kembali
dengan tujuan untuk memastikan produk yang akan dikirimkan tersebut tidak
terdapat produk cacat dan sesuai dengan persyaratan kualitas yang ditentukan.