Anda di halaman 1dari 9

A.

PENGERTIAN AGAMA DAN DEFINISI AGAMA

āgama (आआआ) berasal dari bahasa Sansekerta ditulis a-gama._Kata a berarti cara.
Kata gama berarti jalan. Jadi secara etimologis, agama berarti cara berjalan untuk sampai
kepada Tuhan. Bahasa tersebut diterjemahkan bahasa Latin dikenal dengan istilah religio
yang artinya mengikat, menambat, menjalin, menganyam. Itilah religio berhubungan dengan
hati nurani, batin, perasaan, dan keyakinan. Berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti
"mengikat kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya
kepada Tuhan.Diterjemahkan bahasa Inggris yaitu religion. Namun religion lebih dikaitkan
dengan arti tabu, larangan, pantangan yakni pengekangan diri, pengendalian diri dalam
kaitannya dengan suatu sistem kepercayaan, ibadah.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Agama adalah sistem yang mengatur tata
keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah
yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.

Sedangkan menurut Jhon Calvin dan Agustinus yang merupakan tokoh reformasi
gerejadan juga bapa gereja mendefinisikan agama sebagai semen religionis,artinya dalam diri
setiap manusia terdapat perasaan ingin berhubungan dengan yang Maha Kuasa sehingga
cenderung untuk selalu mencari Tuhan .

Berbeda dengan Jhon Calvin dan Agustinus ,E.B Tylor yang merupakan seorang
antropologi Inggris mengemukakan teori animis.Ia mengatakan bahwa agama tertua dibumi
adalah animisme .Yang artinya kepercayaan akan adanya mahluk halus atau roh-roh yang
mendiami alam semesta ini merupakan bentuk awal agama, adapun mahluk halus itu
mungkin saja roh para leluhur.

Sedangkan agama menurut agamawan berpendapat bahwa diturunkan Tuhan Allah


kepada manusia.Artinya agama berasal dari Allah yang menurunkan agama agar manusia
menyembah-Nya dengan baik dan benar ada juga yang berpendapat agama adalah tindakan
manusia untuk menyembah Tuhan Allah yang telah mengasihinya .

Secara umum agama adalah upaya manusia untuk mengenal dana menyembah
Ilahi (yang dipercayai dapat memberi keselamatan serta kesejahteraan itu dan kehidupan
kepada manusia) upaya tersebut dilakukan dengan berbagai ritus (secara pribadi dan
bersama) yang ditunjukan kepada Ilahi .Sedangkan secara khusus agama adalah tanggapan
manusia terhadap Tuhan Allah. Dengan keterbatasannya manusia tidak mampu mengenal

1
Tuhan Allah ,maka Ia menyatakan diri-Nya dengan berbagai cara agar mereka mengenal dan
menyembah-Nya .

Jadi, menurut definisi di atas dapat disimpulkan bahwa agama adalah ialah
kepercayaan kepada Tuhan yang dinyatakan dengan mengadakan hubungan dengan Dia
melalui upacara, penyembahan dan permohonan, dan membentuk sikap hidup manusia
menurut atau berdasarkan ajaran agama itu.

Kemunculan agama sudah sejak purbakala dan memiliki banyak variasinya, The New
Encyclopaedia Britannica mengatakan bahwa sejauh yang ditemukan oleh para pakar,tidak
pernah seorang pun dan dimana pun dan kapan pun,yang sama sekali tidak religius.Dalam
setiap agama ada seorang tokoh yang diakui sebagai pendiri iman yang benar .Beberapa
diantara nya adalah reformis yang menentang penyembahan berhala. Banyak dari mereka
yang meninggalkan tulisan dan kata kata mutiara yang menjadi dasar timbulnya agama baru
.Lambat laun apa yang mereka katakan dan lakukan dikembangkan ,dibumbui dan diberi
kesan mistis . Beberapa dari pemimpin bahkan didewakan, namun walaupun pribadi pribadi
tersebut dianggap sebagai pendiri agama-agama besar yang kita kenal,perlu diperhatikan
bahwa mereka tidak benar benar menciptakan agama .

Ada teori tentang agama sebagai gejala atau fenomena antara lain teori evolusi yang
pernah dikemukakan oleh James Fraser dan Andrew Lang. Teori tersebut mengemukakan
bahwa agama pertama kali timbul dari bentuk yang paling sederhana hingga berkembang
kebentuk modern, dengan kata lain dapat dikatakan bahwa suatu agama muncul dari pra-
animisme (magisme dan fetisysme = kepercayaan tentang hantu ) yang kemudian muncul
animisme.karena adanya faham yang dianut penyembahan yang berhala dan kepercayaan
terhadap roh-roh maka mulailah timbul ketika adanya faham yang tidak mempercayai hal
tersebut ,namun tidak ada yang tahu kapan pastinya mulai munculnya agama di dunia .

Ada pendapat bahwa secara umum agama-agama di dunia ini sebetulnya terdiri dari
dua lapis saja,yakni “agama lapis atas” dan “agama lapis bawah”.dua lapisan tersebut bukan
berarti stratifikasi kelas.Agama lapis atas itu bukan berarti martabat dan derajatnya lebih
tinggi atau yang paling benar dan baik.Demikian juga agama lapis bawah,bukan berarti
derajat dan martabatnya lebih rendah dibandingkan agama lapis atas .pembagian agama
menjadi dua lapis itu disebabkan oleh dasar usaha pengertian dan pengenalan serta
penghayatan manusia kepada Yang Mahakuasa melalui alam atas (pewahyuan) dan alam

2
bawah (alam mahluk). Namun pembagian agama menjadi dua lapis itu disebabkan oleh dasar
usaha pengertian dan pengenalan serta penghayatan manusia kepada Yang Mahakuasa
melalui alam atas (pewahyuan) dan alam bawah (alam mahluk).

3
B.AGAMA SYAMAYIM ( REVEALED RELIGION )

Agama lapis atas adalah agama yang dinyatakan atau revealed religion atau disebut
juga dengan “agama wahyu”.dalam bahasa Ibrani ( bahasa Alkitab Perjanjian Lama) dikenal
juga istilah syamayim, artinya atas, langit, surge, tinggi. Dari istilah ini, yang dihubungkan
dengan pewahyuan Tuhan kepada manusia sehingga manusia menerima dan menanggapi atau
merespons,timbullah sistem penyembahan dan peribadahan.

Dalam kehidupan orang Jawa juga dikenal istilah yang mirip dengan syamayim
tersebut, istilah yang dimaksud adalah samawi artinya adalah keseluruhan alam raya ciptaan
Tuhan,atau bahkan dikaitkan dengan istilah samimawon (sama saja) yang berarti agama-
agama itu walaupun berbeda tetapi sama saja. Dikaitkan dengan agama dalam hidup orang
jawa dikenal dengan agama samawi yang diwahyukan oleh Tuhan sang pencipta. Agama
samawi tersebut meliputi agama Yahudi,Kristen dan Islam yaitu menganut monoteisme
(Tuhan itu satu dan Esa).

C.AGAMA LAPIS BAWAH

Agama lapis bawah disebut bukan karena posisinya berada di bawah agama lapis
atas,atau bahkan menyangkut kualitas. Sebutan agama lapis bawah ini didasarkan pada
penghayatan adanya Yang Mahakuasa melalui ciptaan yang ada,yakni segala mahluk di alam
raya. Berdasarkan pengertian itu,manusia zaman dahulu tau bahwa di dunia ini mendapat
alam roh yang menguasai alam raya dan roh tersebut masih ingin dekat dengan manusia.Dari
pengertian itu timbullah agama alam atau disebut dengan “agama alamiah” (natural religion )
yang dikenal dengan animisme. Animisme adalah bentuk kehidupan religus atau kepercayaan
bahwa didunia ini ada roh yang berkuasa ( dalam bahasa latin isitlah anima berarti roh ),roh
yang dimaksud mungkin saja roh orang mati sebagai leluhur manusia pada zaman dahulu itu
berarti terdapat penyembahan kepada roh leluhur di samping itu mereka percaya bahwa roh
tersebut bisa saja menguasai wilayah geografis tertentu,berada pada benda tertentu atau
pohon tertentu (misalnya batu akik, pohon besar dan binatang)

4
D.SIFAT DAN MANFAAT AGAMA

Emille Durkheim, seorang tokoh besar dalam sejarah sosiologi modern, mengatakan
bahwa agama adalah fakta sosial yang objektif dan merupakan fenomena otonomi,
objektivitas meliputi tiga karakter.

1. Agama mempunyai sifat pewarisan .


2. Dalam masyarakat tertutup agama bersifat umum, kolektif, memberi sifat objektif
terhadap individu dan melampaui pengalaman psikis.
3. Agama merupakan kewajiban meskipun tidak ada paksaan, namun masyarakat
tertutup tidak memiliki pilihan lain untuk melakukan kewajiban laindan
pelaksanaanya .

George simmel dalam teorinya tentang sifat dan maknai suatu agama menyatakan bahwa
dalam agama terdapat dua aspek penting.

1. Agama merupakan masalah hubungan.


2. Dalam membentuk hubungan, manusia cenderumg membuat model hubungan dengan
Tuhan,dengan dewa-dewa,dengan kekuatan adikodrati atau hal-hal diluar jangkauan
tentang hubungan sosial yang ada di masyarakat

Sedangakn manfaat dari agama dalam kehidupan seseorang, dalam jurnal “Apa Manfaat
Beragama?” oleh Handrix Chris Haryanto mahasiswa Prodi Psikologi, Universitas Paramadin

1. Hidup yang terarah (168 orang)


 Tujuan Hidup 95
 Memiliki tuntunan 48
 Pegangan hidup 25
2. Ketenangan hidup (102 orang)
 Hidup tenang 54
 Merasa tenang 22
 Hidup tentram 16
 Ketenangan jiwa 10
3. Meningkatkan keyakinan dalam beragama (63 orang)
 Beriman 30
 Yakin adanya Tuhan 20

5
 Mengerti tentang ajaran agama 6
 Mengakui Tuhan 4
 Mengetahui penciptaan 3
4. Menghindarkan dari perilaku buruk (45 orang)
 Mengetahui baik dan buruk 23
 Membedakan baik dan buruk 9
 Berakhlak 7
 Memahami baik dan buruk 5
 Menjauhi larangan 1
5. Meningkatkan toleransi (2 orang)
 Memahami orang lain 1
 Mampu bersosialisasi 1
6. Others (21 orang)
 Tidak bermakna 17
 Tidak sesuai 4

6
E.PENGALAMAN KEAGAMAAN DAN PELEMBAGAAN KEGAMAAN

Agama berfungsi untuk mengembangkan kepribadian secara individu sehingga terjadi


pengalaman yang ditandi dengan sifat khusus yang menimbulkan rasa hormat yang luhur
dalam arti merupakan suatu pengalaman dengan “yang suci”.

Terdapat dua lapis kehidupan, yaitu kehidupan duniawi (profane) dan kehidupan
rohani (supranatura). Umumnya kehidupan duniawi dibutuhkan oleh orang muda, sementara
apabila orang telah menyadari dirinya karena umurnya.

Emile Durkchim mengatakan bahwa pengalaman “yang suci” itu lebih tinggi daripada
“yang profane”. Dari sinilah dapat disebutkan bahwa agama sebagai sikap terhadap “yang
suci” ditandai dengan simbol-simbol seperti hormat dan kekaguman kepada “yang
luarbiasa”.Kemudian sikap hormat dan kekaguman ini menjadi “ibadah” (G. Van der Leuw
dalam bukunya religion in essencae and manifestation,melalui pengalaman seperti itu
timbulah sikap dalam seperangkap praktik, sepertinya yang telah dinyatakan oleh William
James bahwa agama adalah suatu perasaan, perbuatan dan pengalaman lalu lahirlah teologi
dan filsafat serta organisasi keagamaan.

Ada dua organisasi yang ada di lingkungan kita,yakni organisasi sosial


kemasyarakatan dan organisasi keagamaan, proses pelembagaan suatu kegamaan terjadi dari
pengalaman perorangan yang tersebar secara tradisional yakni,dikeluarga dan tingkat desa .

Sementara diperkotaan atau dalam masyarakat modern pelembagaan keagamaan lebih


mengarah pada pembagian kerja secara profesional,dibutuhkan organisasi memberi jalan
keluar bagi kebutuhan ekspresif. Organisasi ini merupakan perkembangan masyarakat
tradisional.

Dari sinilah timbul organisasi kegamaan yang didirikan secara khas, mundur atau
meninggalnya tokoh kharismatik akan meninggalkan kesinambungan, menurut Weber
apabuila kharisma itu tetap merupakan suatu fenomena transisi tetapi bersifat hubungan
permanen yang membentuk hubungan komunitas atau penganut pengikut stabil yang secara
radikal pasti sifatnya berubah sementara kharisma murni hanya sebagai “proses kelahiran “

Bentuk kelembagaan yang sudah stabil dan berkembang sesuai dengan perkembangan
organisasi kegamaan akan memperlihatkan hubungan yang signifikan antara isi dan
pengalaman itu dan para pendirinya ,kemudian lembaga kegamaan ini mengalami

7
perkembangan dalam pola ibadah ,pola ajaran,pola tingkah laku dan pola bentuk
berorganisasi .

Sedangkan pelembagaan agama adalah suatu tempat atau lembaga dimana tempat
tersebut membimbing manusia yang mempunyai atau menganut suatu agama dan
melembagai suatu agama. Pelembagaan agama digunakan untuk pembagian tugas dan
departementalisasi.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan lahirnya pelembanggaan agama berawal dari
agama berfungsi mengembangkan kepribadian -> sikap hormat dan kekaguman -> ibadah ->
lahirlah teologi dan filsafat serta organisasi keagamaan.

Adapun contoh lembaga agama di Indonesia adalah

1. MUI (Majelis Ulama Indonesia) yang melembagai agama Islam.

2. PGI(Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia) yang melembagai agama Kristen.

3. KWI (Konferensi Wali Gereja Indonesia) yang melembagai agama Katolik.

4. PHDI (Parisada Hindu Dharma Indonesia) yang melembagai agama Hindhu.

5. WALUBI (Perwakilan Umat Budha Indonesia ) yang melembagai agama Budha.

8
DAFTAR PUSTAKA

Buku :

 Brotosudarmo, Etika Kristen Untuk Perguruan Tinggi, Andi, Yogyakarta, 2007


 Brotosudarmo, Pendidikan Agama Kristen untuk Perguruan Tinggi, Andi,
Yogyakarta, 2008
 John Hick, Mitos dan Keunikan Agama Kristen, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2001
 Karl-Heinz Peschke, Etika Kristiani oJilid II, Ledalero, 2003

Jurnal :

 https://www.researchgate.net/publication/321070712_APA_MANFAAT_DARI_AG
AMA_STUDI_PADA_MASYARAKAT_BERAGAMA_ISLAM_DI_JAKARTA

Anda mungkin juga menyukai