Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI II

MODUL PENGINDERAAN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK A2

Mitha Arsita I1011161037

Dwi Ayu wulandari I1011161042

Monica Meilany Gultom I1011161052

Andri Muhrim Siddiq I1011161061

Adinda Rabiattun Adawiah I1011161070

Sembodho Edi Kurniawan I1011161072

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

UNIVERSITAS TANJUGPURA

PONTIANAK

2019
BAB I

TUJUAN

1.1 Tujuan
1.1.1 Tujuan Umum
1. Memahami mekanisme lokalisasi suara.
2. Memahami peran mata dalam pengaturan sikap dan keseimbangan tubuh.
3. Memahami peran alat vestibuler dalam pengaturan sikap dan keseimbangan
tubuh.
1.1.2 Tujuan Khusus
1. Menjelaskan bagaimana proses lokalisasai suara.
2. Mendemonstrasikan dan menjelaskan peran mata dan kedudukan kepala
dalam mempertahankan sikap dan keseimbangan tubuh.
3. Menjelaskan peran mata dan propriosepsi dalam keseimbangan.
4. Menjelaskan pengaruh percepatan sudut pada sikap dan keseimbangan
tubuh dengan menggunakan kursi Bárány.
5. Mendemonstrasikan pengaruh aliran endolimfe pada krista ampularis
dengan menggunakan model kanalis semisirkularis.

BAB II

METODE

2.1 Alat
1. Model kanalis semisirkularis
2. Tongkat atau statif yang panjang
3. Kursi yang bisa diputar
4. Stopwatch
2.2 Cara Kerja

2.2.1 Lokalisasi suara Binaural


1) Dengan kedua mata tertutup, orang percobaan (OP) diminta untuk mencari
sumber suara berasal
2) Orang percobaan (OP) menunjuk arah suara berasal
3) Lakukan 5 kali dengan arah yang berbeda dan catat hasil
2.2.2 Percobaan sederhana untuk kanalis semisirkularis
1) Instruksikan orang percobaan (OP), dengan mata tertutup dan mata
ditundukkan 30o, berputar sambal berpegangan pada tongkat atau statif,
menurut arah jarum jam sebanyak 10 kali dalam 30 detik.
2) Instruksikan OP untuk berhenti, kemudian membuka matanya dan berjalan
lurus ke depan
3) Perhatikan apa yang terjadi
4) Ulangi percobaan nomor 1-3 dengan berputar menurut arah yang berlawanan
dengan jarum jam
2.2.3 Pengaruh kedudukan kepala dan mata yang normal terhadap keseimbangan
badan
1) Instruksikan OP untuk berjalan mengikuti suatu garis lurus di lantai dengan
mata terbuka dan kepala serta badan dalam sikap yang biasa. Perhatikan
jalannya dan tanyakan apakah ia mengalami kesulitan dalam mengikuti garis
lurus tersebut.
2) Ulangi percobaan nomor 1 dengan mata tertutup
3) Ulangi percobaan nomor 1 dan 2 dengan:
 kepala dimiringkan dengan kuat ke kiri
 kepala dimiringkan dengan kuat ke kanan

2.2.4 Percobaan dengan kursi Barany


a. Nistagmus
1) Perintahkan OP duduk tegak di kursi Barany dengan kedua tangan
memegang erat lengan kursi
2) Perintahkan OP memejamkan kedua matanya dan menundukkan kepalanya
30o ke depan
3) Putar kursi ke kanan 10 kali dalam 20 detik secara teratur tanpa sentakan
4) Hentikan pemutaran dengan tiba-tiba
5) Perintahkan OP untuk membuka mata dan melihat jauh ke depan
6) Perhatikan adanya nystagmus. Tetapkan arah komponen lambat dan
komponen cepat nistagmus tersebut.
b. Tes Penyimpangan Penunjukan (Past Pointing Test of Barany)
1) Perintahkan OP duduk tegak di kursi Barany dan memejamkan kedua
matanya.
2) Pemeriksa berdiri tepat di depan kursi Barany sambil mengulurkan tangan
kirinya ke arah OP.
3) Perintahkan OP meluruskan lengan kanannya ke depan sehingga dapat
menyentuh jari tangan pemeriksa yang telah diulurkan sebelumnya.
4) Perintahkan OP mengangkat lengan kanannya ke atas dan kemudian Sistem
Penginderaan dengan cepat menurunkannya kembali sehingga menyentuh
jari pemeriksa lagi.
5) Tindakan #1 s/d #4 merupakan persiapan untuk tes yang sesungguhnya,
sebagai berikut:
6) Perintahkan OP dengan kedua tangannya memegang erat lengan kursi.
7) OP menundukkan kepala 30o ke depan.
8) Putar kursi ke kanan 10 kali dalam 20 detik secara teratur tanpa sentakan.
9) Segera setelah pemutaran, kursi dihentikan dengan tiba-tiba, dan
instruksikan OP untuk menegakkan kepalanya dan melakukan tes
penyimpangan penunjukan seperti telah disebutkan di atas (langkah #1
sampai #4).
10) Perhatikan apakah terjadi penyimpangan penunjukan oleh OP. Bila terjadi
penyimpangan, tetapkanlah arah penyimpangannya. Teruskan tes tersebut
sampai OP tidak salah lagi menyentuh jari tangan pemeriksa.
c. Tes Jatuh
1) Perintahkan OP duduk di kursi Barany dengan kedua tangannya memegang
erat lengan kursi!
2) Tutup kedua matanya dengan saputangan dan tundukkan kepala dan
bungkukkan badannya ke depan sehingga posisi kepala membentuk Sistem
Penginderaan sudut 120o dengan sumbu tegak.
3) Putar kursi ke kanan 10 kali dalam 20 detik secara teratur dan tanpa
sentakan.
4) Segera setelah pemutaran kursi dihentikan dengan tiba-tiba.
5) Instruksikan OP untuk menegakkan kembali kepala dan badannya.
Perhatikan ke mana dia akan jatuh dan tanyakan kepada OP itu ke mana
rasanya ia akan jatuh.
6) Ulangi tes jatuh ini, tiap kali pada OP lain dengan Memiringkan kepala ke
arah bahu kanan sehingga kepala miring 90o terhadap posisi normal.
7) Memiringkan kepala ke arah bahu kiri sehingga kepala miring 90 o terhadap
posisi normal.
8) Menengadahkan kepala ke belakang sehingga membuat sudut 60o terhadap
posisi normal.
9) Hubungkan arah jatuh pada setiap percobaan dengan arah aliran endolimfe
pada kanalis semisirkularis yang terangsang dan catat hasil pemeriksaan
pada tabel.
d. Kesan (Sensasi)
1) Gunakan OP yang lain.
2) Perintahkan OP duduk di kursi Barany dan tutuplah kedua matanya dengan
saputangan.
3) Putar kursi tersebut ke kanan dengan kecepatan yang berangsur-angsur
bertambah dan kemudian kurangi kecepatan putarannya secara berangsur-
angsur pula sampai berhenti.
4) Tanyakan kepada OP arah perasaan berputar:
 sewaktu kecepatan putar masih bertambah
 sewaktu kecepatan putar menetap
 sewaktu kecepatan putar dikurangi
 segera setelah kursi dihentikan
5) Berikan keterangan tentang mekanisme terjadinya arah perasaan berputar
yang dirasakan oleh OP.
2.2.5 Peran mata dan propriosepsi dalam keseimbangan
1) Berdiri dengan 1 kaki selama 2 menit, tangan terbentang ke kanan dan kiri
2) Catat apa yang terjadi pada OP
3) Istirahat 1 menit
4) Lakukan lagi percobaan seperti langkah 1 tetapi dengan kedua mata tertutup
5) Catat apa yang terjadi pada OP

BAB III
HASIL

3.1 Lokalisasi Binaural Bunyi

Bunyi : Garpu tala Depan Belakang Kiri Kanan


Telinga tidak    
ditutup
Telinga kiri x   
ditutup
Telinga kanan    
ditutup

3.2 Model Kanalis Semisirkularis

Pada saat kita mulai gerakan rotasi kepala, cairan endolimfe akan tertinggal (bergerak
berlawanan dengan arah berlawanan gerakan kepala) belakang karena inersianya.
Kanalis semisirkularis mendeteksi akselerasi atau deselerasi kepala rotasional atau
angular, misalnya saat kita memulai atau berhenti berputar, jungkir-balik atau
menengok. Akselerasi atau deselerasi sewaktu rotasi kepala dalam arah apapun akan
menyebabkan gerakan endolimfe paling tidak pada salah satu kanalis semisirkularis.

3.3 Percobaan sederhana untuk kanalis semisirkularis

OP jalan tidak tentu arah dan terasa pusing.

3.4 Pengaruh Kedudukan Kepala Dan Mata Yang Normal Terhadap Keseimbangan
Badan

Keadaan Hasil
Mata terbuka Jalan lurus
Mata tertutup Jalan lurus namun perlahan
Mata tertutup kepala miring kanan Terasa seperti ingin jatuh ke arah
kanan
Mata tertutup kepala miring kiri Terasa seperti ingin jatuh ke arah kiri

3.5 Nistagmus

Berdasarkan hasil percobaan pada OP, pada saat memejamkan


kedua matanya dan menundukkan kepalanya 30 derajat ke depan,
pemeriksa mengamati terdapat nistagmus saat kursi diberhentikan
berputar dan arah nistagmus ke kanan sesuai dengan arah
perputaran kursi.

3.6 Tes Penyimpangan Penunjukkan

Setelah putaran dihentikan dan mata OP dibuka, OP berusaha menyentuh tangan


pemeriksa yang ada di depannya, namun OP mengalami kesulitan dan tangannya
cenderung tertarik ke kanan. Namun setelah beberapa saat, OP sudah bisa menyentuh
tangan pemeriksa.

3.7 Tes Jatuh

Bungkuk ke depan OP merasa seperti akan merasa jatuh ke kiri, sehingga


berusaha menyeimbangkan ke arah kanan
Miring ke kanan OP merasa seperti akan jatuh ke arah depan
Miring ke kiri OP merasa seperti akan jatuh ke arah depan
Menengadah ke belakang OP merasa seperti akan jatuh ke arah kiri

3.8 Kesan(Sensasi)

Perlakuan Hasil
Kecepatan masih bertambah OP merasa mengambang dan pusing
Kecepatan menetap OP hanya merasa seperti diputar biasa,
tidak pusing
Kecepatan dikurangi OP kembali merasa pusing berputar
Kecepatan dihentikan OP merasa ingin jatuh ke kiri dan
merasa berputar ke kanan

3.9 Peran Mata Dan Propriosepsi Dalam Keseimbangan


Nama Perubahan Keseimbangan
OP Mata Terbuka Mata Tertutup
Andri Keseimbangan lebih buruk
Ada perubahan keseimbangan
dibandingkan percobaan saatt mata
(goyang – goyang)
terbuka

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Lokalisasi Binaural Bunyi


Telinga terdiri dari tiga bagian: telinga luar, tengah, dan dalam. Bagian luar
dan tengah telinga menyalurkan gelombang suara dari udara ke telinga dalam
yang berisi cairan, energi suara mengalami penguatan dalam proses di telinga dalam.
Pendengaran adalah persepsi energi suara oleh saraf. Pendengaran terdiri dari
dua aspek: identifikasi suara ("apa") dan lokalisasinya ("di mana"). Pertama kita
akan mempelajari karakteristik gelombang suara, kemudian bagaimana telinga
dan otak memproses masukan suara untuk menghasilkan pendengaran.Gelombang
suara adalah geraran udara yang merambat yang terdiri dari daerah-daerah
bertekanan tinggi akibat kompresi (pemadatan) molekul udara bergantian dengan
daerah-daerah bertekanan rendah akibat peregangan molekul udara. Setiap alat
yang mampu menghasilkan gangguan pola molekul udara seperti itu adalah
sumber suara. Contoh dari sumber suara itu adalah garpu tala.1
Hasil yang didapat dari perlakuan OP pada percobaan lokalisasi suara dengan
menggunakan garpu tala rata-rata OP mendengar suara yang berasal dari depan,
belakang, kiri dan kanan, kecuali saat telinga kiri ditutup OP tidak dapat melokalisasi
suara yang datang dari depan. Perbedaan persepsi suara yang didengar oleh OP di
berbagai arah dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: (1) jeda waktu antara
masuknya suara ke satu telinga dengan masuknya ke telinga yang berlawanan, (2)
adanya perbedaan intensitas suara pada kedua telinga.2
Lokalisasi suara untuk suara yang datang dari kanan atau kiri ditentukan
berdasarkan dua petunjuk. Pertama, gelombang suara mencapai telinga yang lebih
dekat dengan sumber suara sesaat sebelum gelombang tersebut tiba di telinga
satunya. Kedua, suara menjadi kurang intens ketika mencapai telinga yang jauh,
karena kepala berfungsi sebagai penghalang suara yang secara parsial
menghambat perambatan gelombang suara. Korteks pendengaran mengintegrasikan
semua petunjuk ini untuk menentukan lokasi sumber suara.1 Kedua OP terlihat
kesulitan dalam mengetahui lokasi sumber suara hanya dengan satu telinga.
Beberapa bukti menunjukkan bahwa korteks pendengaran menentukan lokasi suara
berdasarkan perbedaan dalam waktu pola lepas muatan neuron, bukan oleh peta
ruang seperti yang diproyeksikan titik demi titik di korteks penglihatan oleh retina
yang memungkinkan kita mengetahui lokasi benda yang terlihat.1

4.2 Model Kanalis Semisirkularis


Gambar 1. Efek gravitasi terhadap sel-sel reseptor makula pada utrikulus

Keseimbangan dan orientasi tubuh seseorang terhadap lingkungan di sekitarnya


tergantung pada input sensorik dari reseptor vestibular di labirin, organ visual dan
proprioseptif. gabungan informasi ketiga reseptor sensorik tersebut akan diolah di
sistem saraf pusat sehingga menggambarkan keadaan posisi tubuh pada saat itu.2

Pada kondisi normal reseptor keseimbangan pada kanalis semisirkularis dan


vestibule dikenal sebagai apparatus vestibular, mengirim sinyal ke otak dan untuk
memulai refleks diperlukan perubahan yang sederhana. Reseptor keseimbangan
telinga dalam dapat dibedakan menjadi dua lengan fungsional, yaitu keseimbangan
statik dan dinamik. Sebagai indra keseimbangan statis, makula pada sakulus dan
utikulus memiliki orientasi tubuh terhadap tarikan gravitasi (percepatan linier),
memainkan peran kunci dalam kontrol postur tubuh. Sel-sel reseptor dalam organ
tersebut berupa sel-sel rambut,yang didampingi oleh sel-sel penunjang. Bagian atas
sel tersebut tertutup oleh membrane yang mengandung butir-butiran kecil kalsium
karbonat (CaCO3) yang disebut otolit. Perubahan posisi kepala yang menimbulkan
tarikan gravitasi, menyebabkan akan disampaikan impuls saraf ke cabang vestibular
dari saraf vestibule kokhlear yang terdapat pada bagian dasar sel-sel tersebut, yang
akan meneruskan impuls saraf tersebut ke pusat keseimbangan di otak. Sedangkan
krista, organ indra keseimbangan dinamik,mempertahankan posisi tubuh dalam
melakukan respon terhadap gerakan berupa sel-sel rambut yang didampingi oleh sel-
sel penunjang, tetapi di sini tidak terdapat otolit. Sel-sel reseptor disini distimulasi
oleh gerakan endolimfe. Ketika kepala bergerak akibat terjadinya perputaran tubuh,
endolimfe akan mengalir di atas sel-sel rambut. Sel-sel rambut menerima ransangan
tersebut dan mengubahnya menjadi impuls saraf. Sebagai responnya, otot-otot
berkontraksi untuk mempertahankan keseimbangan tubuh pada posisi yang baru.
Struktur krista ampularis terletak di ujung tiap-tiap kanalis membranosa yang melebar
(ampula). Setiap Krista terdiri atas sel rambut dan sel sustentakularis yang dilapisi
oleh pemisah gelatinosa (kupula) yang menutup ampula. Tonjolan sel rambut
terbenam di dalam kupula, dan dasar sel rambut berkontak erat dengan serabut aferen
bagian vestibularis.2

Gambar 2. Gambaran Skematik “Rambut” pada Sel Rambut Sensorik Kanalis


Semisirkularis

Percepatan rotasi akan merangsang Krista. Endolimfe karena kelembamannya


akan bergeser ke arah yang berlawanan trerhadap arah rotasi. Cairan ini mendorong
kupula sehingga menyebabkan perubahan bentuk. Ini akan membuat tonjolan sel
menjadi menekuk. Jika telah tercapai kecepatan rotasi yang konstan, cairan berputar
dengan kecepatan yang sama dengan tubuh dan posisi kupula kembali tegak. Apabila
rotasi dihentikan, perlambatan akan menyebabkan pergeseran endolimfe searah
dengan rotasi dan kupula mengalami perubahan bentuk dalam arah yang berlawanan
dengan arah saat percepatan. Kupula kembali ke posisi di tengah dalam 25-30 detik.
Pergerakan kupula pada satu arah biasanya menimbulkan lalu lintas impuls di setiap
serabut saraf dari kristanya, sementara pergerakan dalam arah berlawanan umumnya
menghambat aktivita saraf.2

4.3 Percobaan Sederhana Untuk Kanalis Semisirkularis2-4

Bagian telinga dalam mempunyai komponen khusus lain, yaitu


aparatus vestibularis yang mampu memberikan informasi mengenai sensasi
keseimbangan dan koordinasi gerakan kepala dengan gerakan mata dan postur.
Aparatus vestibularis terdiri dari kanalis semisirkularis dan organ otolit (sakulus
dan utrikulus).

Di kedua sisi kepala, kanalis semisirkularis saling tegak lurus satu sama lain,
sehingga kanalis-kanalis terletak pada tiga bidang ruangan. Kanalis semisirkularis
yaitu kanalis horizontal, kanalis superior dan posterior yang ketiganya tersusun secara
tiga dimensi. Kanalis horizontal berperan pada saat kepala ditekukan ke bawah 30
derajat. Struktur reseptornya yaitu krista ampularis, terletak di ujung tiap-tiap kanalis
membranosa yang melebar (ampula). Setiap krista dilapisi oleh sel rambut dan sel
sustentakularis yang dilapisi oleh pemisah gelatinosa (kupula) yang menutupi ampula.

Kanalis semisirkularis mendeteksi akselerasi atau deselerasi kepala rotasional


atau angular, misalnya saat kita memulai atau berhenti berputar, jungkir-
balik atau menengok. Akselerasi atau deselerasi sewaktu rotasi kepala dalam arah
apapun akan menyebabkan gerakan endolimfe paling tidak pada salah satu kanalis
semisirkularis.

Pada saat kita mulai gerakan rotasi kepala, cairan endolimfe akan tertinggal
(bergerak berlawanan dengan arah berlawanan gerakan kepala) belakang karena
inersianya. Keadaan ini akan menyebabkan kupula miring dalam arah berlawanan
dengan gerakan kepala sehingga menekuk rambut-rambut sensorik yang terbenam di
dalamnya. Jika pergerakan kepala dalam kecepatan dan arah yang konstan maka
endolimfe akan menyerasikan gerakannya dengan kepala sehingga kupula akan
kembali ke posisi normal meskipun kepala dalam keadaan rotasi dan rambut-rambut
berada pada keadaan tidak menekuk. Sedangkan bila gerakan rotasi kepala
diperlambat atau dihentikan kupula rambut secara transien akan melengkung ke arah
putaran sebelumnya, yaitu berlawanan dengan arah lengkungan sewaktu akselerasi.

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa setelah


OP diputar menurut arah jarum jam, OP jalan tidak tentu arah, tidak bisa jalan lurus
ke depan dan terasa pusing. Diketahui pada percobaan yaitu kepala ditundukkan 30
derajat dan berputar sebanyak 10 kali. Berbagai gerakan kepala akan mempengaruhi
aliran endolimfe. Bila kepala ditundukkan 30 derajat maka aliran edolimfe akan
masuk ke kanalis semisirkularis anterior dan kanalis semisirkularis lateran berada
pada bidang horizontal. Sewaktu kepala diputar atau ditengokkan ke kanan atau kiri
dalam posisi tegak, aliran endolimfe masuk ke kanalis semisirkularis lateralis dan bila
kepala dimiringkan ke kanan dan kiri maka aliran endolimfe masuk ke kanalis
semisirkularis lateralis dan bila kepala dimiringkan ke kanan dan kiri maka aliran
endolimfe akan masuk ke kanalis semisirkularis posterior dan kanalis semisirkularis
anterior berada pada bidang horizontal.

Sistem kanalis semisirkularis di kepala merupakan cerminan satu sama lain,


yaitu antara bagian kanan dan kiri. Oleh sebab itu bila kepala diputar ke sebelah kiri
aliran endolimfe akan menggerakkan kupula krista ampularis di sebelah kiri untuk
meningkatkan aktivitas nervus vestibularis sedangkan di sebelah kanan aliran
endolimfe akan menghambat aktivitas nervus.

Bila pemutaran dilakukan, pada saat pertama kali akan terlihat


aliran endolimfe berlawanan dengan arah putaran. Aliran endolimfe akan
menyebabkan kupula (bagian dari krista ampularis) melekuk. Keadaan ini akan
menyebabkan sel-sel rambut mengalami depolarisasi (bila stereosilia menekuk ke
arah kinosilium) atau hiperlolarisasi (bila stereosilia menekuk menjauhi
kinosilium). Sel rambut membentuk akson dengan nervus vestibularis. Depolarisasi
akan menyebabkan peningkatan frekuensi lepas muatan sedangkan hiperpolarisasi
akan mengurangi pelepasan neurotransmiter.

Kepala OP ditundukan 30 derajat ke depan agar cairan endolimfe masuk


ke kanalis anterior dan kanalis semisirkularis lateralis berada pada bidang horizontal.
Dalam keadaan ini sumbu kanalis semisirkularis horizontal menjadi poros rotasi.
Akibatnya, sesudah dilakukan pemutaran ke arah kanan OP menjadi berjalan dengan
deviasi ke kanan pada waktu OP diminta untuk berjalan lurus. Hal timbul karena
setelah
dihentikan pemutaran kupula akan melekuk searah dengan putaran (ke kanan) sehing
ga OP akan berjalan ke arah kanan.

Pertanyaan 1. Apa yang saudara harapkan terjadi pada OP ketika berjalan lurus ke
depan setelah berputar 10 kali searah dengan jarum jam ?

Kanalis semisirkularis mempunyai posisi anatomi terangkat 30 derajat, dengan


demikian bila kepala ditundukkan ke depan dengan sudut 30 derajat maka kanalis
semisirkularis lateral akan berada pada posisi horizontal. OP seharusnya berjalan
sempoyongan dengan deviasi ke kanan.
Pertanyaan 2. Bagaimana penjelasannya ?
Saat dilakukan gerakan pertama kali aliran endolimfe bergerak berlawanan arah
dengan arah putaran sedangkan setelah rotasi dihentikan aliran endolimfe bergerak
searah dengan putaran. Gerakan endolimfe akan menyebabkan penekukan kupula ke
kanan. Keadaan ini menyebabkan OP mengalami ketidakseimbangan berupa deviasi
ke kanan ketika diminta untuk berjalan lurus ke depan.

3.10 Pengaruh Kedudukan Kepala Dan Mata Yang Normal Terhadap


Keseimbangan Badan

Fungsi proprioseptif, organ vestibular dalam telinga, penglihatan dan kekuatan


otot merupakan komponen-komponen penting dalam sistem keseimbangan tubuh.
Jika semua komponen tersebut dalam keadaan normal, maka sistem keseimbangan
juga akan bekerja dengan baik.5 Hal inilah penyebab mengapa OP dapat berjalan
dengan baik saat mata terbuka, berjalan lebih perlahan/sulit saat mata tertutup, merasa
seperti ingin jatuh ke arah kanan saat mata tertutup dan kepala miring ke kanan, serta
merasa ingin jatuh ke arah kiri saat mata tertutup dan kepala miring ke kiri.

Pertanyaan 3. Bagaimana pengaruh sikap kepala dan mata terhadap


keseimbangan badan?

Saat mata terbuka dan sikap kepala tegak, maka sistem penglihatan dan organ
vestibular akan menjaga keseimbangan tubuh. Namun saat mata ditutup dan kepala
dimiringkan, maka sistem penglihatan tidak bisa menjaga keseimbangan tubuh dan
organ vestibular akan terganggu, sehingga saat OP berjalan ia akan merasakan seperti
ingin jatuh ke arah kepalanya dimiringkan.

4.4 Nistagmus

Pertanyaan 4. Apa yang dimaksud dengan nistagmus


pemutaran dan nistagmus pasca pemutaran?

Bila kepala dimiringkan 30 derajat ke depan, kanalis semisirkularis horizontal terletak


horizontal dalam ruang. Dengan begitu, rotasi, pada sebuah kursi Barany akan
menyebabkan nistagmus sentak horizontal dengan gerak mata fase lambat
pengompensasi berlawanan dengan arah putaran dan fase cepat korektif searah
dengan arah putaran. Karena sinyal vestibularis tidak menetap selama rotasi
berlangsung, nistagmus akan berkurang, lalu berhenti (nistagmus pemutaran). Begitu
rotasi berhenti, terdapat suatu tonus vestibular di arah yang berlawanan, yang
menimbulkan nistagmus sentak dengan fase cepat menjauhi arah putaran asal
(nistagmus pascaputaran). Karena subjek yang diperiksa diam, nistagmus
pascaputaran sering kali lebih mudah dianalisis daripada nistagmus saat rotasi.2

4.5 Tes Penyimpangan Penunjukkan

Manusia, karena berjalan dengan kedua tungkainya, relatif kurang stabil


dibandingkan dengan makhluk lain yang berjalan dengan empat kaki, sehingga lebih
memerlukan informasi posisi tubuh relatif terhadap lingkungan, selain itu diperlukan
juga informasi gerakan agar dapat terus beradaptasi dengan perubahan sekelilingnya.
Informasi tersebut diperoleh dari sistim keseimbangan tubuh yang melibatkan kanalis
semisirkularis sebagai reseptor, serta sistim vestibuler dan serebelum sebagai
pengolah informasinya; selain itu fungsi penglihatan dan proprioseptif juga berperan
dalam memberikan informasi rasa sikap dan gerak anggota tubuh. Sistim tersebut
saling berhubungan dan mempengaruhi untuk selanjutnya diolah di susunan saraf
pusat.2

Tes penyimpangan penunjukan adalah tes yang dapat membuktikan aliran


endolimfe dalam kanalis sirkularis berdampak terhadap kemampuan OP mencapai
objek yang diam. Sebelum kursi Barany diputar, mudah bagi OP untuk menyentuh jari
tangan pemeriksa. Keseimbangan aliran endolimfe membolehkan OP menyentuh jari
tangan pemeriksa dengan tepat tanpa gangguan ketidakseimbangan aliran endolimfe.
Setelah kursi Barany diputar, penyimpangan arah lengan OP terjadi dan dia
mengalami kesulitan untuk menyentuh jari tangan pemeriksa untuk beberapa ketika.
Cairan endolimfe yang bergerak menyukarkan OP untuk menyentuh jari tangan
pemeriksa yang mengganggu kemampuan OP untuk menentukan posisi yang tepat. 2

Pertanyaan 5. Bagaimana penjelasan terjadinya penyimpangan penunjukan?

Jawab: karena sesaat pasca pemutaran aliran endolimfe masih bergerak searah rotasi
sehingga kupula masih menekuk. Hal ini menyebabkan OP tidak bisa memfokuskan
gerakan tangannya untuk menyentuh jari pemeriksa. Devisasi cenderung ke arah
kanan, sesuai arah rotasi.
4.6 Tes Jatuh3-4

Tujuan dari mengubah posisi kepala saat pemutaran adalah untuk mengetahui
posisi kanalis semisirkularis dan aliran endolimfenya. Saat kepala ditundukan ke
depan dengan sudut 120 derajat dan ditengadahkan ke belakang membentuk sudut 60
derajat, kanalis semisirkularis posterior berada pada posisi horizontal.

Akibatnya bila putaran dihentikan dan kepala ditegakkan,


aliran endolimfe akan menekukan kupula ke arah rotasi sehingga OP
merasa seolah-olah terdapat jurang pada sisi kanannya. Akibatnya
tubuh akan jatuh ke sisi kiri untuk menyeimbangkan hal tersebut.
Saat kepala di miringkan ke sisi kanan dengan sudut 90 derajat,
kanalis semisirkularis anterior akan berada pada bidang horizontal,
menjadi sumbu rotasi (bagian ini yang akan terangsang). Akibatnya,
setelah pemutaran dihentikan, OP akan menjatuhkan dirinya ke
belakang. Saat itu OP merasa ada jurang di depannya. Dalam
keadaan tegak, kanalis semisirkularis anterior berespon terhadap
gerakan kepala menunduk atau menengadah, sehingga bila bagian
kanal ini dijadikan poros putaran, perasaan yang akan dialami OP
bila dilakukan pemutaran seperti tersebut di atas. Arah jatuhnya
tubuh OP berlawanan dengan arah putar endolimfe di dalam kanalis
semisirkularis yang menjadi poros rotasi. Hal ini merupakan
mekanisme bentuk kompensasi dan keterkaitan antara sistem
vestibular dan propioseptor.

Pertanyaan 6 . Apa maksud tindakan seperti tersebut pada


langkah kepala miring ke bahu kanan dan miring ke bahu
kiri ? Jelaskan ?

Jawab : Kepala dimiringkan ke bahu kanan sebesar 90 derajar agar


kanalis semisirkularis anterior sejajar dengan bidang horizontal
begitu juga sebaliknya.

4.7 Kesan (sensasi)

Aparatus vestibularis mendeteksi perubahan posisi dan gerakan kepala. Semua


komponen aparatus vestibularis mengandung endolimfe dan dikelilingi oleh perilimfe.
Komponen-komponen vestibularis masing-masing mengandung sel rambut yang
berespons terhadap deformasi mekanis yang dipicu oleh gerakan spesifik endolimfe.
Reseptor vestibularis dapat mengalami depolarisasi atau hiperpolarisasi, bergantung
pada arah gerakan cairan.1 Saat pertama kali OP diputar, aliran endolimfe di vestibular
akan mengalir berlawanan arah sehingga kupula bergerak sesuai dengan arah
endolimfe. Pada pertama kali putaran OP akan merasa arah putaran berlawanan arah
dengan arah putar sesungguhnya. Jika kecepatan putar menetap maka tidak ada
dihasilkan percepatan aliran endolimfe, kuppula akan kembali ke posisi normal
sehingga OP merasa tidak ada perputaran yang terjadi. Saat kecepatan mulai
diturunkan aliran endolimfe akan mengalir searah dengan arah putar sehingga kupula
akan melekuk ke arah putar. Hal ini menjelaskan mengapa pada saat kecepatan putar
diturunkan OP merasa berputar ke arah putaran sesungguhnya. Kupula membutuhkan
waktu untuk kembali ke posisi normal setelah melekuk hal ini menjelaskan mengapa
OP masih merasa berputar saat putaran dihentikan.2

4.8 Peran Mata Dan Propriosepsi Dalam Keseimbangan


Visual memegang peran penting dalam sistem sensoris. Mata akan membantu
agar tetap fokus pada titik utama untuk mempertahankan keseimbangan dan sebagai
monitor tubuh selama melakukan gerak statik atau dinamik. Penglihatan juga
merupakan sumber utama informasi tentang lingkungan dan tempat kita berada,
penglihatan memegang peran penting untuk mengidentifikasi dan mengatur jarak
gerak sesuai lingkungan tempat kita berada. Penglihatan muncul ketika mata
menerima sinar yang berasal dari obyek sesuai jarak pandang.
Equilibrium adalah sebuah bagian penting dari pergerakan tubuh dalam
menjaga tubuh tetap stabil sehingga manusia tidak jatuh walaupun tubuh berubah
posisi. Statis equlibrium yaitu kemampuan tubuh untuk menjaga keseimbangan pada
posisi diam seperti pada waktu berdiri dengan satu kaki atau berdiri di atas balance
board seperti tes yang dilakukan pada praktikum kali ini.6
Pada tes yang dilakukan oleh OP didapatkan bahwa ketika mata probandus
terbuka maka probandus dapat mempertahakan keseimbangan tubuhnya walaupun
sedikit goyang goyang namun ketika mata probandus tertutup maka probandus
kehilangan keseimbangan lebih buruk dibandingkan pada saat menutup mata. Hal ini
dikarenakan mekanisme fisiologi terjadinya keseimbangan dimulai ketika reseptor di
mata menerima masukan penglihatan, reseptor di kulit menerima masukan kulit,
reseptor di sendi dan otot menerima masukan proprioseptif dan reseptor di kanalis
semikularis dan organ otolith (yaitu organ yang mengandung sel rambut dan sel
penyangga yang ditutupi oleh suatu membran yang pada permukaannya tertanam
kristal-kristal kalsium karbonat atau otolith) menerima masukan vestibular.7
Seluruh masukan atau input sensoris yang diterima disalurkan ke nukleus
vestibularis yang ada di batang otak, kemudian terjadi proses di cerebellum dan dari
cerebellum informasi disalurkan kembali ke nukleus vestibularis. Terjadilah output
atau keluaran ke neuron motorik otot ekstremitas dan badan berupa pemeliharaan
keseimbangan dan postur yang diinginkan. Keluaran ke neuron motorik otot mata
eksternal berupa kontrol gerakan mata dan keluaran ke sistem saraf pusat (SSP)
berupa persepsi gerakan dan orientasi. Mekanisme tersebut jika berlangsung dengan
optimal akan menghasilkan keseimbangan yang optimal. Namun, apabia salah satu
dari komponen keseimbangan tersebut tidak dapat dilaksanakan dengan baik misalnya
dengan menutup mata maka hal tersebut menyebabkan keseimbangan tubuh menjadi
tidak optimal seperti biasanya. Karena mata ataupun visual merupakan salah satu
komponen penting dalam proprioception yang bertugas menjaga keseimbangan.8
BAB V

KESIMPULAN

2.2.5.1 Perbedaan persepsi suara yang didengar dari berbagai arah dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu: (1) jeda waktu antara masuknya suara ke satu telinga
dengan masuknya ke telinga yang berlawanan, (2) adanya perbedaan intensitas
suara pada kedua telinga.

2.2.5.2 Posisi kepala dan rotasi akan memberikan rangsangan terhadap kanalis
semisirkularis.

2.2.5.3 Posisi kepala dan rotasi akan memberikan rangsangan terhadap kanalis
semisirkularis.

2.2.5.4 Fungsi proprioseptif, organ vestibular dalam telinga, dan penglihatan


mempengaruhi kesimbangan seseorang dalam berjalan.

2.2.5.5 Rotasi pada sebuah kursi Barany akan menyebabkan nistagmus sentak
horizontal dengan gerak mata fase lambat pengompensasi berlawanan dengan
arah putaran dan fase cepat korektif searah dengan arah putaran.

2.2.5.6 Aliran endolimfe dalam kanalis sirkularis berdampak terhadap kemampuan OP


mencapaiobjek yang diam.

2.2.5.7 Perubahan Aliran endolimfe akan mempengaruhi sensasi terhadap arah rotasi
yang terjadi.

2.2.5.8 Mata akan membantu agar tetap fokus pada titik utama untuk mempertahankan
keseimbangan dan sebagai monitor tubuh selama melakukan gerak statik atau
dinamik.
DAFTAR PUSTAKA

1. Hall, John E. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology 13 th Edition.


Philadelphia : Elsevier. 2016
2. Sherwood L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 6. Jakarta: EGC
3. Ganong WF. Review of medical physiology. 22nd edition. Mc Graw
Hills Company: San Fransisco. 2005.

4. Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. Buku ajar telinga hidung
tenggorok kepala & leher. Edisi 6. Jakarta: FKUI, 2007.

5. Holistic Health Solution. Osteoporosis di usia muda. Jakarta: Grasindo; 2011. Hal.
79.

6. Huxham et al. 2001; Theoritical Consideration in Balance Assesment ; Australian


Journal of Physiotherapy vol. 47, Retrieved December 28, 20011, from
www.physiotherapy.asn.au.
7. Sherwood L. Human physiology: from cells to systems. 9th edition. Boston, MA,
USA: Cengage Learning; 2016.
8. Brown S.P., Miller, W.C., & Eason J.M. 2006. Neuroanatomy and Neuromuscular
Control of Movement Exercise Physiology. Philadephia: Lippincott Williams &
Wilkins : 217-246.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai