Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS PENDEKATAN PRAGMATIK CERPEN

“PATUNG DEWA”

KARYA OKKY MADASARI

Disusun untuk memenuhi tugas UAS Mata Kuiah Teori sastra

Dosen Pengampu : Wika Soviana Devi, M.Hum

OLEH:

INDRA ADITYA ARSYAD

2018840019

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2018/2019
Abstrak

Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan: (1) pengajaran moral dalam


cerpen “Patung Dewa” karya Okky Madasari (2) gambaran diskriminasi terhadap
suatu kepercayaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan pragmatik. Pendekatan
Pragmatik merupakan pendekatan yang memandang karya sastra sebagai sarana
untuk menyampaikan tujuan tertentu kepada pembaca, seperti tujuan pendidikan,
moral agama atau tujuan yang lainnya. Penulis mengutip salah satu cerpen yang
berjudul “Patung Dewa” dimuat dalam buku kumpulan cerpen “Yang bertahan dan
Binasa Perlahan” karya Okky Madasari.

Kata kunci: Pendeketan pragmatik, pengajaran moral, gambaran diskriminasi

A. PENDAHULUAN

Cerpen adalah karangan pendek yang berbentuk prosa. Dalam cerpen


dipisahkan sepenggal kehidupan tokoh, yang penuh pertikaian, peristiwa yang
mengharukan atau menyenangkan, dan mengandung kesan tidak mudah dilupakan
(Kosasih dkk, 2004:431).

Nugroho Noto Susanto (dalamTarigan, 1993:176) mengatakan bahwa cerpen


adalah cerita yang panjangnya disekitar 5000 kata atau kira-kira 17 halaman kuarto
spasi yang terpusat dan lengkap pada dirinya sendiri.

Cerpen “Patung Dewa” karya Okky Madasari, menceritakan peristiwa tentang


roh yang hidup didalam patung karena si pembuat patung tersebut memanggil dengan
doa dan mantra-mantranya. Lalu, patung itu dijadikan persembahan yang di agung-
agunkan oleh masyarakat setempat. Dan tiba-tiba saja ada sekelompok orang
bersorban yang mengatasnamakan tuhan datang untuk menghancurkan patung
tersebut.

B. TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk memenuhi tugas UAS mata kuliah Teori Sastra


2. Menganalisa pendekatan pragmatik tentang cerpen ”Patung
Dewa”karya Okky Madasari

C. PEMBAHASAN

1. Teori Pendekatan Pragmatik

Pendekatan pragmatik merupakan pendekatan yang memandang karya sastra


sebagai sarana untuk menyampaikan tujuan tertentu kepada pembaca, seperti tujuan
pendidikan, moral agama, atau tujuan lainnya. Pendekatan pragmatik mengkaji karya
sastra berdasarkan fungsinya untuk memberikan tujuan-tujuan tertentu bagi
pembacanya. Semakin banyak nilai-nilai, ajaran-ajaran yang diberikan kepada
pembaca maka semakin baik karya sastra tersebut.

Definisi lain mengatakan bahwa pendekatan pragmatik adalah pendekatan


pengkajian sastra yang menitikberatkan kajiannya terhadap peranan pembaca dalam
menerima, memahami, dan menghayati karya sastra. Pembaca memiliki peranan
sangat penting dalam menentukan sebuah karya yang merupakan karya sastra atau
bukan.

2. Analisis cerpen “Patung Dewa” karya Okkya Madasari berdasarkan pendekatan


pragmatik ajaran moral dan gambaran diskriminasi
1) Tokoh Aku
Merupakan tokoh pencerita dengan prespektif orang pertama. Aku adalah roh
patung yang terpisah jiwanya dengan tubuhnya (wadah). Dan terlahir
kembali menjadi Patung Dewa. Opini pembaca dibentuk dari jalan pikiran
tokoh Aku.

2) Pengajaran Moral
“Setiap roh punya takdir. Dan inilah takdirku: memenuhi panggilan doa
seorang pembuat patung.” (paragraph 2 hal.125)
Dari penggalan itulah penulis cerpen mengajarkan untuk selalu berfikir
optimis dalam menjalani kehidupan. Karena setiap manusia mempunyai roh
sebagai insan yang dibuat oleh Tuhan Yang Maha Esa memiliki takdirnya
masing-masing walau takdir itu sendiri tidak bisa diprediksi.

“Setiap roh punya takdir dan tugas sendiri-sendiri. Inilah takdir dan
tugasku: membuat manusia bahagia.” (hal.130)
Penggalan yang diatas juga memiliki pengajaran moral berupa kebaikan.
Penulis cerpen mengajarkan agar selalu membuat orang lain bahagia. Karena
membantu orang bahagia bisa sedikit menghilangkan beban dari orang
tersebut.

3) Gambaran Diskriminasi
Hingga kemudian lima hari yang lalu sekelompok orang bersorban
mengerubungiku, sambil berteriak menyebut nama Tuhan. dengan cangkul,
pisau, sabit ; mereka menghancurkan tubuhku. Beberapa di antara merek
memanjat tubuhku. Setelah sampai di pundak, sebuah tambang diikatkan di
kepalaku.Ujung tambang satunya diikatkan padsebuah truk. Truk berjalan
kencang, tubuhku tertarik. Aku jatuh roboh.
Orang-orang itu bersorak. Tubuhku yang sudah terlentang di jalan
dipuku, ditendang, diiris. begitu terus selama lima hari, hingga semua hancur
lebur dan tak lagi berbentuk. Kecuali kepalaku yang entah dibawa kemana
dan akan dijadikan apa. (hal. 130)

Dari dua paragraf di atas sangat terlihat diskriminasi antara orang-


orang bersorban dengan kepercayaan orang lain karena kemusyrikanya
meminta doa kepada patung. Penulis cerpen sebenarnya ingin menyampaikan
pesan bahwa setiap manusia di bumi ini berhak memliki kepercayaannya
masing-masing. Karena bila ingin hidup rukun bersama orang-orang disekitar
harus memegang toleransi yang kuat.

D. KESIMPULAN

Pendekatan pragmatik mengkaji karya sastra berdasarkan fungsinya untuk


memberikan tujuan-tujuan tertentu bagi pembacanya. Semakin banyak nilai-nilai,
ajaran-ajaran yang diberikan kepada pembaca maka semakin baik karya sastra
tersebut.

Karya sastra yang baik disamping memiliki nilai estetis yang indah juga
memiiki makna akan suatu pesan kepada pembaca untuk berbuat baik. Kata tersebut
secara langsung menyinggung nilai-nilai baik buruk atau etika. Oleh karena itu, sastra
dianggap sebagai sarana pendidikan moral karena sastra merupakan cerminan dari
kehidupan masyarakat.

Jadi, pada intinya saya sebagai penulis di sini memperlihatkan apa saja yang
terdapat dalam cerpen “Patung Dewa” tentang dimana letak ajaran moral itu. Seperti
yang sudah dijabarkan didalam pembahasan.
DAFTAR PUSTAKA

Madasari, Okky.2017. Yang bertahan dan binasa perlahan.Jakarta:Gramedia


Pustaka

http://definisipengertian.net/pengertian-cerpen-struktur-unsur-cerpen/#

http://rumpunsastra.com/2014/10/contoh-analisis-dengan-pendekatan.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai