Anda di halaman 1dari 31

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Kantor Camat Telutih

Pada sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia,

Kecamatan merupakan salah satu ujung tombak dari Pemerintahan Daerah

yang langsung berhadapan dengan masyarakat luas. Kinerja positif yang

ditampilkan oleh Kecamatan akan membentuk citra positif dari birokrasi

Pemerintahan secara keseluruhan.

Kecamatan sebagai line office dari Pemerintahan Daerah memiliki

fungsi melayani kebutuhan masyarakat yang penuh dinamika, dimana

didalamnya terdapat kompleksitas permasalahan masyarakat yang

membutuhkan pelayanan prima dan aparatur pelayanan yang profesional.

4.1.1 Adapun Tugas Camat Telutih antara lain :

a. Tugas Camat dalam mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan

masyarakat meliputi :

1) Mendorong partisipasi masyarakat untuk ikut serta dalam

perecanaan pembangunan lingkup kecamatan dalam forum

musyawarah Perencanaan Pembangunan di

Negeri/desa/kelurahan dan kecamatan;

2) Melakukan pembinaaan dan pengawasaan terhadap

keseluruhan unit kerja pemerintah maupun swasta yang

35
36

mempunyai program kerja dan kegiatan pemberdayaan

masyarakat diwilayah kerja kecamatan;

3) Melakukan evaluasi terhadap berbagai kegiatan pemberdayaan

masyarakat di wilayah kecamatan baik yang dilakukan oleh

unit kerja pemerintah maupun swasta;

4) Melakukan tugas-tugas lain di bidang pemberdayaan

masyarakat di wilayah kerja kecamatan kepada

Bupati/Walikota dengan tembusan kepala satuan kerja

perangkat daerah yang membidangi urusan pemberdayaan

masyarakat.

b. Tugas Camat dalam mengordinasikan upaya penyelenggaraan

ketentraman dan ketertiban umum meliputi :

1) Melakukan koordinasi dengan kepolisian Negara Republik

Indonesia dan/atau Tentara Nasioanal Indonesia mengenai

program dan kegiatan penyelenggaraan ketentraman dan

ketertiban umum di wilayah kecamatan;

2) Melakukan koordinasi dengan pemuka agama yang berada di

wilayah kerja kecamatan untuk mewujudkan ketentraman dan

ketertiban umum masyarakat di wilayah kecamatan dan;

3) Melaporkan pelaksanaan pembinaan ketentraman dan

ketertiban kepada Bupati/Walikota.

c. Tugas Camat dalam mengordinasikan penerapan dan penegakan

perundang-undangan meliputi :
37

1) Melakukan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah

yang tugas dan fungsinya di bidang penerapan peraturan

perundang-undangan;

2) Malakukan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah

yang tugas dan fungsinya di bidang penegakan peraturan

perundang-undangan dan /atau Kepolisian Negera Republik

Indonesia;

3) Melaporkan pelaksanaan penerapan dan penegakan paraturan

perundang-undangan di kecamatan kepada Bupati/Walikota.

d. Tugas Camat dalam mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana

fasilitas pelayanan umum meliputi :

1) Malakukan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah

yang tugas dan fungsinya dibidang pemeliharaan prasarana dan

fasilitas pelayan umum;

2) Malakukan koordinasi dengan pihak swasta dalam pelaksanaan

pemeliharaan prasarana dan fasilitas umum; dan

3) Melaporkan pelaksanaan pemeliharaan prasarana dan fasiltas

pelayanan umum di wilayah kecamatan kepada

Bupati/Walikota.

e. Tugas Camat dalam mengordinasikan penyelenggaraan kegiatan

pemerintahan di tingkat kecamatan meliputi :


38

1) Malakukan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah

dan instansi vertical dibidang penyelenggaraan kegiatan

pemerintahan;

2) Malakukan koordinasi dan singkronisasi perencanaan dengan

satuan perangkat daerah dan instansi vertical dibidang

penyelenggaran kegiatan pemerintahan;

3) Melakuakan evaluasi penyelenggaraan kegiatan pemerintahan

di tingkat kecamatan dan;

4) Melaporkan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat

kecamatan kepada Bupati/Walikota.

f. Tugas Camat dalam membina penyelenggaraan kegiatan

pemerintahan Negeri/desa/kelurahan meliputi :

1) Melakukan pembinaan dan pengawasan tertib administrasi

pemerintahan negeri/desa /kelurahan;

2) Memberikan bimbingan, supervise, fasilitasi dan konsultasi

pelaksanaan administrasi negeri/desa/kelurahan;

3) Malakukan pembinaan dan pengawasan terhadap kepala

pemerintah neger/desa/kelurahan;

4) Malakukan pembinaan dan pengawasan terhadap perangkat

negeri/desa/kelurahan;

5) Malakukan evaluasi penyelenggaraan pemerinatahn

negeri/desa/kelurahan di tingkat kecamatan;


39

6) Melaporkan pelaksanaan pembinan dan pengawasan

penyenggaraan pemerintahan negeri/desa/kelurahan di tingkat

kecamatan kepada Bupati/Walikota.

g. Tugas Camat dalam melaksanakan pelayanan masyarakat yang

menjadi ruang lingkup tugasnya dan/atau yang belum dapat

dilaksanakan pemerintahan Negeri/desa/kelurahan meliputi :

1) Melakukan perencanaan kegiatan pelayanan kepada masyarakat

di kecamatan;

2) Melakukan percepatan pencapaian standar pelayanan minimal

di wilayahnya;

3) Malakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan

pelayanan kepada masyarakat di kecamatan;

4) Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pelayanan kepada

masyarakat di wilayah kecamatan;

5) Melaporkan pelaksanaan kegaiatan pelayanan kepada

masyarakat di wilayah kecamatan kepada Bupati/Walikota.

4.1.2 Struktur Organisasi Kantor Camat Telutih

Susunan Organisasi Kantor Kecamatan Telutih Kabupaten

Maluku Tengah sesuai Peraturan Bupati Maluku Tengah Nomor 50

Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi

Kecamatan dan Kelurahan adalah sebagaimana tabel berikut :


40

Camat.

Sekretaris
Kecamatan

Sub.Bag. Sub Bag.


Sub Bag.
Perencanaan Keuangan
Umum dan
dan Pelaporan
Kepegawaian

Seksi Seksi Seksi Ekonomi Seksi Seksi


Pemerintahan Ketentraman dan Kesejahteraan Pelayanan
dan Pembangunan Sosial. Umum
Ketertiban

Dari Struktur tersebut diatas, jabatan-jabatan yang sudah terisi pada

Kantor Kecamatan Telutih pada akhir Desember 2017 adalah sebagai

berikut:

1) Camat : Rustandi Wailissa, S.Sos

2) Sekcam :-

3) Kepala Seksi Pemerintahan :-

4) Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban: -

5) Kepala Seksi Ekonomi dan Pembangunan: -

6) Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial : Soleman Haupea, SE

7) Kepala Seksi Pelayanan Umum : Katausa Tatawalat, Shi

8) Kepala Sub Bag.Perencanaan dan Pelaporan: Sawir Pawae


41

9) Kepala Sub Bag.Umum dan Kepegawaian :-

10) Kepala Sub Bagian Keuangan :-

4.1.3 Sumber Daya Pada Kantor Kecamatan Telutih

A. Sumber Daya Aparatur

Jumlah Pegawai Negeri Sipil yang ada pada Kantor Kecamatan

Telutih Kabupaten Maluku Tengah adalah sebanyak 5 orang dan

Tenaga Honor Lepas sebanyak 9 orang dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 4.1 : Kondisi Pegawai


Pada Kantor Kecamatan Telutih Kabupaten Maluku Tengah
No Uraian Laki-Laki Perempuan Total
1 Jumlah Pegawai
- PNS 5 - 5
- CPNS - - -
-Tenaga Honor Harian 6 3 9
Jumlah 11 3 14

No Uraian Laki-Laki Perempuan Total

2 Jumlah Pegawai berdasarkan


Golongan:
a. Golongan IV - - -
b. Golongan III 4 - 4
c. Golongan II 1 - 1
d. Golongan I - - -
Jumlah 5 - 5
42

No Uraian Laki-Laki Perempuan Total


3 Jumlah pegawai berdasarkan
tingkat pendidikan :
a. Strata 2 (Magister) - - -
b. Strata 1 (Sarjana) 2 - 2
c. Diploma - - -
d. SLTA 3 - 3
e. SLTP - -
f. SD - - -
Jumlah 5 - 5

No Nama Pegawai / NIP Pangkat / Gol. Ruang


Rustandi Wailissa, S.sos
1 Penata TK I – III/d
19630117198703 1 008
Suleman Haupea, SE
2 Penata – III/c
19680220199303 1009
M. Sawir Pawae
3 Penata Muda TK I – III/a
19691210198803 1001
Yoyon Solowen
4 Penata Muda TK I – III/a
19750825201410 1 002
Husein Alkatiri
5 Pengatur Muda TK I – II/c
19760215200501 1007
6 Syahrul kumkelo Honor
7 Rosnawati Wattimena, SE Honor
8 Asma Welemuly, S.sos Honor
9 Kuraisin Wattimena, S.sos Honor
10 Rijal Mahu Honor
11 Rafly Wakano Honor
12 Hasim Tehuayo Honor
13 Juhair Welemuly Honor
14 M. Parmah Wailissa Honor

B. Sarana/Prasarana Penunjang pada Kantor Kecamatan Telutih.

Sarana prasarana penunjang yang pada Kantor Kecamatan

Telutih Kabupaten Maluku Tengah, adalah sebagai berikut :


43

Tabel 4.2 : Kondisi Sarana Prasarana


Pada Kecamatan Telutih Kabupaten Maluku Tengah
JUMLAH KONDISI
NO. SARANA/PRASARANA KET
BAIK RUSAK
1 Gedung Kantor 1 √ -
2 Gedung Pertemuan - - -
3 Rumah Dinas camat 1 -
4 Rumah Pegawai - - -
5 Ruang Kerja 2 - √
6 Meja Kerja 4 √ -
7 Kursi Kerja 4 √ -
8 Kursi Rapat 50 √ -
9 Kursi Tunggu 1 √ -
10 Komputer 1 √ -
11 Laptop 1 √ -
12 Printer 3 √ -
13 Mesin Ketik 1 √ -
14 Genset 1 - √
15 Lemari Arsip - - -
16 Kenderaan Roda 2 2 √ -
17 Kenderaan Roda 4 - - -
18 Lonceng Dinding 1 √ -
19 Bendera Merah Putih 2 √ -
20 Gambar Presiden/Wapres 1 √ -
21 Cap Camat 2 √ -
22 Bendera Pamahanunusa 2 √ -

4.2 Hasil Pengujian Instrumen Penelitian

Data mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam suatu

kegiatan penelitian, hal ini disebabkan karena data merupakan gambaran

variabel yang diteliti dan berfungsi pula sebagai alat untuk membuktikan

hipotesis.Oleh karena itu untuk menentukan sejauh mana butir-butir

pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner dapat dipercaya perlu dilakukan

uji validitas dan uji reliabilitas, hasil pengujian tersebut dapat dilihat sebagai

berikut:
44

A. Hasil Uji Validitas

Pengujian validitas dapat dilakukan dengan cara mengkorelasikan

masing-masing item dengan total item tersebut dengan menggunakan

korelasi (r) product moment. Apabila r hitung nilainya diatas angka kritik

taraf 5% maka pernyataan tersebut adalah valid, dan sebaliknya apabila r

hitung berada dibawah angka kritik atau negatif, maka pernyataan tersebut

tidak valid. Penelitian ini menggunakan menggunakan signifikansi 5% dan n

atau jumlah responden sebesar 60 orang, maka didapatkan nilai r tabel sebesar

0,2542. Hasil dari uji validitas dapat dilihat tabel 4.1 berikut ini.
45

Tabel 4.3 : Hasil Uji Validitas


Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted

PX1 119.27 71.860 .859 .885

PX2 119.40 72.278 .775 .886

PX3 119.53 74.863 .485 .891

PX4 119.42 74.383 .328 .895

PX5 119.93 70.368 .589 .888

PX6 119.72 74.071 .340 .894

PX7 119.53 74.050 .362 .894

PX8 119.65 73.181 .476 .891

PX9 120.02 72.186 .514 .890

PX10 119.28 74.579 .379 .893

PX11 119.23 75.097 .338 .894

PX12 119.42 75.976 .335 .893

PX13 119.53 74.084 .427 .892

PX14 119.77 70.962 .608 .888

PX15 119.63 75.355 .269 .896

PX16 119.72 75.257 .289 .897

PX17 119.38 75.698 .368 .893

PY1 119.48 70.084 .711 .885

PY2 119.20 76.773 .270 .894

PY3 119.23 70.758 .758 .885

PY4 119.48 73.203 .503 .890

PY5 119.45 74.591 .500 .891

PY6 119.18 76.898 .267 .895

PY7 119.55 73.913 .608 .889

PY8 119.42 71.366 .672 .886

PY9 119.40 74.685 .486 .891

PY10 119.28 76.240 .315 .894

PY11 119.18 76.695 .286 .894


46

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa masing-masing

indikator yang digunakan mempunyai nilai rhitung (corrected item-total

correlation) yang lebih besar dari rtabel (lampiran). Hal ini berarti item dalam

pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini layak atau valid digunakan

sebagai pengumpul data.

B. Hasil Uji Reliabilitas

Teknik pengujian reliabilitas dengan menggunakan nilai koefisien

reliabilitas alpha. Kriteria pengambilan keputusannya adalah apabila nilai dari

koefisien reliabilitas alpha > atau = 0,6 maka variabel tersebut sudah reliabel

(handal). Hasil dari uji reliabilitas dapat dilihat tabel 4.2 dan 4.3 berikut ini.

Tabel 4.4 : Kinerja Pegawai


Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.830 .840 17

Tabel 4.5 : Kualitas Pelayanan Publik


Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.836 .830 11

Instrumen dikatakan reliabel, jika nilai alpha crobach sama dengan

atau di atas 0,6. Berdasarkan Tabel 4.2 dan 4.3 diketahui bahwa nilai

alpha crobach pada variabel kinerja pegawai (X) yaitu 0,840 dan kualitas

pelayanan publik (Y) yaitu 0,830 nilai tersebut berada di atas 0,6 sehingga
47

dapat disimpulkan bahwa kedua variabel tersebut telah reliable dan dapat

digunakan untuk penelitian selanjutnya.

4.3 Hasil Analisi Data

Pada penelitian ini, proses analisis data menggunakan program

computer SPSS (Statiscal Product And Services Solution) versi 16 for

windows. Pada penginputan data dan interpretasi hasil analisis regresi linier

sederhana, peneliti membuat satuan yang dimiliki oleh variabel independen

yaitu melakukan perubahan dalam bentuk persen. Hasil analisis data sebagai

berikut:

A. Analisis Regresi Linier Sederhana

Pengaruh variabel (X) kinerja pegawai terhadap variabel (Y)

kualitas pelayanan public pada kantor camat Telutih Kabupaten Maluku

Tengah dianalisis dengan menggunakan model regresi linier sederhana.

Proses pengolahan data dilakukan menggunakan program (Statiscal

Product And Services Solution) versi 16 for windows. (SPSS) versi 16.

Adapun hasil analisis linier sederhana tersebut disajikan pada Tabel 4.4

berikut ini:

Tabel 4.6 : Analisis Regresi Linier Sederhana


Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant)
15.048 4.658 3.231 .002

Kinerja Pegawai
.445 .059 .703 7.533 .000
48

Tabel 4.6 : Analisis Regresi Linier Sederhana


Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant)
15.048 4.658 3.231 .002

Kinerja Pegawai
.445 .059 .703 7.533 .000

a. Dependent Variable: Kualitas Pelayanan Publik

Berdasarkan Tabel 4.4, dapat dibuat persamaan regresi linier sederhana

seperti berikut:

Y = a + bX

Y = 15,048 + 0,445X

Berdasarkan hasil persamaan regresi linier sederhana, maka dapat

dianalisis sebagai berikut:

1) Nilai konstanta (α) yang diperoleh sebesar 15.048 menunjukan bahwa jika

variabel independen yaitu kinerja pegawai (X) dalam keadaan konstan

atau tidak mengalami perubahan (sama dengan nol) maka kualitas

pelayanan public (Y) adalah sebesar 15,048.

2) Nilai koefisien regresi kinerja pegawai (X) sebesar 0,445 menunjukan

apabila kinerja pegawai mengalami kenaikan sebesar 100 persen maka

akan mengakibatkan peningkatan pada kualitas pelayanan publik sebesar

44,5%
49

B. Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa

besar pengaruh atau kontribusi variabel bebas yaitu kinerja pegawai (X)

terhadap variabel terikat yaitu kualitas pelayanan publik (Y).

Tabel 4.7 : Hasil Koefisien Determinasi


Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .703a .495 .486 2.69593
a. Predictors: (Constant), Kinerja Pegawai

Berdasarkan Tabel 4.5 hasil uji koefisien determinasi (R2) dapat

diperoleh nilai koefisien determinan (R Square) sebesar 0,495 atau 49,5%.

Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 49,5% variabel kualitas pelayanan

publik dapat dijelaskan oleh variasi dari variabel independen yaitu kinerja

pegawai. Sedangkan sebesar 50,5% dipengaruhi oleh variabel lain diluar

model dalam penelitian.

4.4 Hasil Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis bertujuan untuk melihat pengaruh variabel

independen yaitu kinerja pegawai (X) terhadap variabel dependen yaitu

kualitas pelayanan publik (Y).

A. Uji T (Uji Parsial)

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dari variabel

bebas secara parsial atau individu terhadap variabel terikat. Pengujian ini

dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel.


50

Apabila –t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel dengan signifikansi

dibawah 0,05 (5%), maka secara parsial atau individual variabel bebas

berhubungan signifikan terhadap variabel terikat dan begitu juga

sebaliknya.

Tabel 4.8 : Hasil Uji T (Uji Parsial)

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 15.048 4.658 3.231 .002

Kinerja Pegawai .445 .059 .703 7.533 .000


a. Dependent Variable: Kualitas Pelayanan Publik

Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa standar koefisien β kinerja

pegawai bernilai 0,703 dan nilai t hitung sebesar 7,533 dengan t tabel (level α

= 0,05 ; df = 58) sebesar 2,0017 maka dapat dilihat bahwa nilai t hitung > t

tabel yaitu 7,533 dan tingkat signifikasnsinya sebesar 0,000 < 0,05 maka

dapat disimpulkan bahwa kinerja pegawai berpengaruh signifikan terhadap

kualitas pelayanan publik. Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis dapat

diterima yaitu kinerja pegawai berpengaruh signifikan terhadap kualitas

pelayanan publik pada Kantor Camat Telutih Kabupaten Maluku Tengah.

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian

A. Kinerja Pegawai Kantor Camat Telutih

Kantor Camat Telutih sebagai salah satu Instansi Pemerintah

Daerah sesuai dengan bidang tugasnya melaksanakan urusan

pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan, berkewajiban juga


51

menyusun rencana strategis. Dengan demikian diharapkan agar dapat

menentukkan arah perkembangan dalam meningkatkan kinerjanya, yang

mampu menjawab tuntutan perkembangan lingkungan strategis baik local,

nasional, maupun global. Yang dimaksud dengan kinerja kantor camat

telutih adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran ataupun

tujuan kantor camat sebagai pejabaran visi misi dan rencana strategi kantor

camat yang mengidentifikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan

pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakkan

yang ditetapkan oleh kantor camat telutih.

1) Keteraturan dan Ketepatan Waktu Kerja

Keteraturan dan ketepatan waktu mengandung arti bahwa

pelaksanaan pelayanan umum dapat diselesaikan dalam kurun waktu

yang telah ditentukan sesuai dengan prosedur yang berlaku pada kantor

camat telutih. Pada penerapan prinsip keteraturan dan ketepatan waktu

kerja ini ada hal- hal yang perlu diperhatikan yaitu dalam memberikan

pelayanan perlu menjaga konsistensi pelaksanaan jadwal waktu

pelaksanaan pelayanan. Untuk itu dalam menyusun jadwal waktu

pelaksanaan pelayanan publik, hendaknya memperhitungkan beban

kerjanya secara realistis. Selain itu mengefektifkan pelaksanaan dan

pengendalian perbuatan-perbuatan yang menyimpang oleh pimpinan /

atasan langsung.
52

Tabel 4.9 : Indikator Keteraturan dan Ketepatan Waktu


Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean


PX1 60 4 5 4.63
PX2 60 4 5 4.50
PX3 60 4 5 4.37
PX4 60 3 5 4.48
Valid N (listwise) 60

Berdasarkan hasil penelitian total rata – rata kinerja pegawai

mengenai keteraturan dan ketepatan waktu yaitu 17,98% dan dari hasil

penelitian penulis menemukan bahwa, pengurusan yang semestinya

hanya membutuhkan waktu yang singkat tetapi dibuat menjadi lama.

Hal ini dikarenakan masih ada pegawai yang masih menunda

penyelesaikan pekerjaannya. Makin banyak masyarakat yang

mengajukkan permohonan pelayanan, maka semakin banyak pula

pekerjaan yang harus ditangani yang mengakibatkan proses pelayanan

menjadi lambat.

Pada prinsipnya setiap pelayanan umum ini senantisa harus

selalu di tingkatkan kinerjanya sesuai dengaan keinginan maasyarakat

penguasa jasa. Untuk itu dalam menjalankan tugasnya sebagai pegawai

kantor camat telutih maka hendaknya memperhatikan dan melayani

masyarakat dengan baik sesuai dengan kebutuhan, sehingga tercipta

suatu kinerja pegawai yang dapat mengatur pemerintahan seperti yang

diharapkan oleh semua masyarakat kecamatan telutih. Sehubungan

dengan keteraturan dan ketepatan waktu maka hendaknya pegawai

kantor camat telutih melayani tepat waktu sesuai dengan waktu yang
53

telah ditentukan sehingga masyarakat pun akan merasa sangat puas

dengan pelayanan yang diberikan.

2) Kepatuhan Terhadap Aturan dan Sistem Kerja

Kepatuhan/disiplin kerja yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah sikap pegawai kantor camat telutih dalam melaksanakan tugas-

tugas pelayanan secara maksimal sesuai dengan standar pelayanan

yang telah ditetapkan sebelumya, sehingga dapat memberikan

kepuasan kepada setiap masyarakat telutih yang menerima pelayanan

dan kedisiplinan terhadap kehadiran pegawai kantor camat telutih.

Tabel 4.10 : Kepatuhan Terhadap Aturan dan Sistem Kerja


Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean


PX5 60 3 5 3.97
PX6 60 3 5 4.18
PX7 60 3 5 4.37
Valid N (listwise) 60

Berdasarkan pada tabel diatas total rata-rata untuk indicator

kepatuhan terhadap aturan dan sistem kerja yaitu 12,52% dan dari hasil

pengamatan pada saat penelitian berlangsung penulis menemukan

bahwa tingkat kesiplinan para pegawai kecamatan masih sangat kurang

dikarenakan ada yang relatif datang jam 09.00 bahkan ada pula yang

datang lebih lama dari pada itu sehingga pelayanan yang harus

dilaksanakan sebagaimana menjadi terlambat karena kurang disiplin

pegawai kantor camat telutih.


54

Berdasarkan pada pernyataan diatas maka dapat digambarkan

bahwa para pegawai kantor camat telutih dalam hal kehadiran

tergolong kurang tepat waktu, dengan kondisi tersebut dapat

mempengaruhi pelayanan yang diberikan tergolong kurang baik

sehingga dapat dikatakan pegawai kantor camat telutih kurang disiplin.

3) Kuantitas dan Kualitas Kerja

Kinerja juga merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil

kerja (output) baik itu dari individu maupun kelompok dalam suatu

aktivitas tertentu. Kuantitas kerja merupakan jumlah banyaknya

pekerjaannya yang bias diselesaikan dalam waktu tertentu. Jadi,

kuantitas membahas atau berbicara mengenai hasil kerja.

Tabel 4.11 : Dimensi Kuantitas dan Kualitas Kerja


Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean


PX8 60 3 5 4.25
PX9 60 3 5 3.88
Valid N (listwise) 60

Berdasarkan pada tabel diatas total rata-rata indicator kuantitas

dan kualitas kerja yaitu 8,13% dan dari hasil penelitian dalam

menyelesaikan tugas dari segi jumlah pekerjaan yang dapat

diselesaikan oleh pegawai kantor camat telutih dapat dikatakan masih

kurang baik karena masih ada kesalahan-kesalahan kecil dalam

melaksanakan tugas contohnya dalam pengetikan surat yang hanya

copy paste yang mengakibatkan kesalahan dalam penulisannya


55

walaupun pada akhirnya para pegawai dapat melaksanakan tugas

dengan baik sesuai dengan kemampuan pegawai kantor camat telutih.

Kualitas yaitu menyangkut mutu yang harus dihasilkan

(baik tidaknya). Ini menggambarkan atau mencerminkan pengukuran

mengenai tingkat kepuasan. Yang dimaksud dalam hal ini menegnai

mutu (kualitas) dari pegawai kantor camat telutih ketika berhadpan

dengan warga masyarakat dalam rangka pelaksanaan fungsi pelayanan

masyarakat, dimana perilaku para pegawai merupakan salah satu faktor

yang menunjang bahkan mempengaruhi peningkatan pelayanan adalah

masyarakat telutih.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penulis

menemukan bahwa masyarakat kerap kali mendapatkan pelayanan dari

pegawai yang kurang menyenangkan karena kurangnya mutu yang

diberikan bahkan dari segi manajemen sumber daya manusianya pun

perlu ditingkatkan agar dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi

masyarakat.

Maka penulis dapat mengambil kesimpulaan mengenai kualitas

(mutu) pelayanan yang diberikan oleh para pegawai kantor camat

telutih belum memperlihatkaan mutu pelayanan yang seharusnya

diberikan kepada masyarakat sehingga penulis dapat mengambil suatu

kesimpulan mengenai hasil pekerjaan yang dilakukan oleh aparat

pemerintah belum berjalan dengan baik sebagaimana yang diharapkan

oleh masyarakat/publik.
56

4) Penyelesaian pekerjaan dan Semangat Kerja

Kinerja pegawai tidak hanya menyangkut ketaatan seorang

pegawai kepada organisasi, tetapi juga menyangkut semangat dan

kegairahan kerja. Setiap pegawai idealnya harus dapat bekerja dengan

penuh tanggung jawab, ikhlas, bukan keterpaksaan atau takut

dikenakan sanksi.

Tabel 4.12 : Penyelesaian Pekerjaan dan Semangat Kerja


Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean


PX10 60 3 5 4.62
PX11 60 3 5 4.67
Valid N (listwise) 60

Berdasarkan pada tabel diatas total rata-rata indicator

penyelesaian pekerjaan dan semangat kerja adalah 9,29% dan dari

hasil penelitian menunjukan bahwa penyelesaian pekerjaan dan

semangat kerja pegawai kantor camat telutih dapat dikatakan baik,

dimana pegawai kantor camat dalam merespon dan tanggap dengan

para masyarakat yang ingin mendapatkan pelayanan, hal ini dibuktikan

ketika masyarakat yang sudah selesai mendapatkan pelayanan,

pegawai langsung memanggil antrian selanjutnya dan bertanya apa

keperluan yang diperlukan kemudian pegawai langsung memberikan

pelayanan dengan cepat.

Hal ini akan membuat masyarakat senang jika pegawai di

kantor camat telutih merespon atau tanggap terhadap keperluan


57

masyarakat dan akan menjadi penilaian yang baik bagi para pegawai

kantor camat telutih.

5) Hubungan dan Komunikasi yang Efektif

Kinerja yang baik tidak akan muncul tanpa ada hubungan dan

komunikasi yang efektif antara pimpinan dan staf. Mampu memberi

kontribusi dan nilai tambah. Kinerja yang baik akan menjadi motivasi

dalam bekerja dan dihargai sebagai suatu nilai tambah bagi seorang

pegawai.

Tabel 4.13 : Hubungan dan Komunikasi


Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean


PX12 60 4 5 4.48
PX13 60 3 5 4.37
Valid N (listwise) 60

Berdasarkan pada tabel diatas total rata-rata indicator hubungan

dan komunikasi yaitu 8,85% dan dari hasil penelitian menunjukan

bahwa adanya hubungan serta komunikasi yang baik antar pegawai

dengan pegawai yang lain maupun pegawai dengan pemimpinnya (pak

camat). Dilihat dari ketika adanya pekerjaan atau aturan yang belum

dimengerti pegawai pun menanyakan secara langsung kepada

pimpinannya dan ditanggapi dengan baik oleh pemimpinnya yang

kemudian memberikan solusi atau tanggapan terhadap permasalahan

yang ada.

Selain itu semua keluhan direspon oleh pegawai dengan

sungguh-sungguh dan pegawai berusaha menyelesaikan


58

permasalahannya sebisa mungkin sesuai dengan apa yang diharapkan

oleh masyarakat.

6) Tanggung Jawab terhadap Aset Organisasi

Aset organisasi sebagai sarana dan prasarana pendukung kerja

haruslah dirawat dan dimanfaatkan dengan sebaik mungkin. Pegawai

yang memiliki kinerja yang baik akan selalu bertanggung jawab

dengan baik pada setiap penggunaan atau memanfaatkan asset

organisasi.

Tabel 4.14 : Tanggung Jawab Terhadap Aset Organisasi


Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean


PX14 60 3 5 4.13
PX15 60 3 5 4.27
PX16 60 2 5 4.18
PX17 60 4 5 4.52
Valid N (listwise) 60

Berdasarkan pada tabel diatas rata-rata indicator tanggung jawab

terhadap asset organisasi adalah 17,10% dan dari hasil penelitian

menunjukan bahwa tanggung jawab terhadap sarana dan prasarana

tergolong cukup baik, hal ini tidak terlepas dari kesadaran pegawai kantor

camat telutih untuk merawat barang-barang tersebut walaupun sudah lama

dan untuk kelancaran pelayanan kepada masyarakat.


59

B. Kualitas Pelayanan Publik Pada Kantor Camat Telutih

Kualitas pelayanan publik adalah kegiatan pelayanan dalam suatu

organisasi yang mempunyai peran strategis, terutama suatu organisasi

yang aktivitas pokoknya adalah pemberi jasa, wujud konkrit dari pada

pelayanan adalah pelayanan yang didalamnya melibatkan tenaga kerja

yaitu seluruh pegawai kantor camat telutih sebagai orang yang

mengabdikan diri dalam bidang pelayanan untuk memulihkan kondisi

penataan kecamatan telutih. Menentukkan pelayanan tidaklah oleh

kecamatan sendiri tetapi juga melibatkan kelompok-kelompok para aparat

dalam lembaga masyarakat sebagai indikator yang terpenting dalam

pelayanan.

1) Berwujud

Berwujud memiliki arti fasilitas yang diberikan memadai

berupa fasilitas fisik, perlengkapan pegawai maupun sarana dan

prasarana. Sarana pelayanan sangat penting disamping peran unsur

manusianya sendiri. Salah satu yang juga sangat berpengaruh terhadap

peningkatan kualitas pelayanan public adalah faktor sarana pelayanan

karena dengan adanya sarana pelayanan beraneka ragam jenis dan

fungsinya bisa membuat pelayanan pada masyarakat dapat lebih

efisien dan efektif. Sarana pelayanan yang memadai ditandai dengan

jumlahnya yang mencukupi dan kondisinya yang memadai. Sedangkan

prasarana pelayanan yang buruk ditandai dengan jumlahnya yang tidak

mencukupi dan kondisinya yang tidak memadai.


60

Tabel 4.15 : Berwujud


Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean


PY1 60 3 5 4.42
PY2 60 4 5 4.70
PY3 60 3 5 4.67
Valid N (listwise) 60

Berdasarkan pada tabel diatas total rata-rata indicator dimensi

berwujud adalah 13,79% dan dari hasil pengamatan menunjukkan

bahwa pemanfaatan sarana dan prasarana di kantor camat telutih

adalah tergolong cukup baik. Pemanfaatan sarana dan prasarana yang

ada di kantor camat telutih digunakan dengan baik walaupun umur

barang-barang tersebut sudah lama dan juga komputer yang ada belum

sepenuhnya bisa dioperasikan oleh pegawai kantor camat.

Dari uraian diatas dapat digambarkan pelayanan dalam aspek

pemanfaatan sarana dan prasarana tergolong cukup baik, hal ini tidak

terlepas dari kesadaran pegawai untuk merawat barang-barang tersebut

untuk kelancaran pelayanan kepada masyarakat akan tetapi sebagian

sebagian belum dapat memanfaatkan komputer yang ada sebab mereka

belum tahu cara mengoperasikannya.

2) Kehandalan

Pegawai yang handal adalah pegawai yang dapat

menyelesaikan sejumlah pekerjaan atau pelayanan dalam batas waktu

yang telah ditentukan..


61

Tabel 4.16 : Kehandalan


Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean


PY4 60 3 5 4.42
PY5 60 4 5 4.45
Valid N (listwise) 60

Berdasarkan pada tabel diatas total rata-rata indicator

kehandalan yaitu 8,87% dan dari hasil pengamatan penulis tugas

pegawai kantor camat telutih lebih banyak merupakan pelayanan

terhadap masyarakat atau tugas-tugas administrasi. Dalam

menyelesaikan pekerjaan sehari-hari pegawai yang ada pada kantor

camat telutih sering dapat diselesaikan tepat waktu walaupun ada

beberapa hal/pekerjaan yang tidak diselesaikan tepat waktu.

Dalam hal ini waktu penyelesaian pekerjaan, perlu dijelaskan

bahwa pada kantor camat telutih, sistem kerja yang dilaksanakan tidak

diukur atau dihitung perhasil dalam menyelesaikan pekerajan karena

pekerjaan yang dilakukan adalah pekerjaan administrasi secara rutin

sesuai prosedur kerja sehingga mempengaruhi kualitas dan kelancaran

pelayanan yang diberikan kepada masyarakat, serta fasilitas atau

peralatan.

3) Daya Tanggap

Daya tanggap merupakan kesediaan para pegawai untuk

membantu masyarakat dan memberikan pelayanan dengan tanggap.

Para pegawai dapat memberikan informasi yang mudah dipahami dan


62

didengarkan oleh masyarakat sehingga kebutuhan masyarakat yang

berbeda-beda dapat terpenuhi sesuai dengan yang diharapkannya. Para

pegawai sadar akan tugas dan tanggung jawab dalam memberikan

informasi pelayanan kepada masyarakat.

Tabel 4.17 : Daya Tanggap


Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean


PY6 60 3 5 4.72
PY7 60 4 5 4.35
Valid N (listwise) 60

Berdasarkan pada tabel diatas total rata-rata indikator daya

tanggap adalah 9,07% dan dari hasil pengamatan menunjukan bahwa

pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dapat dikatakan cukup

baik karena tersedianya pelayanan yang dibutuhkan dan adanya

penempatan jam pelayanan kepada masyarakat dalam menunjang

aktivitas dan mempunyai aturan yang merupakan arah kebijakan untuk

melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan.

Selain itu dalam melaksanakan fungsinya, pemberian

pelayanan kepada masyarakat pada kantor camat telutih khususnya,

untuk aturan jam kerja dan jam pelayanan pada kantor camat telutih

menjadi hal penting untuk ditingkatkan pemanfaatannya sehingga

kinerja pegawai kantor camat dapat optimal pada masa yang akan

datang. Selain itu, aktivitas pelayanan dipengaruhi juga sikap dan

perilaku para pegawai kantor camat telutih.


63

4) Jaminan

Jaminan merupakan kemampuan dan keramahan serta sopan

santun pegawai dalam meyakinkan kepercayaan pemakai jasa. Tenaga

pegawai yang diperlukan untuk melayani masyarakat yang makin hari

semakin meningkat. Pemerintah berupaya menjamin tersedianya

tenaga-tenaga yang mampu untuk menjamin pelaksanaan pemberian

pelayanan yang prima kepada massyarakat. Para tenaga kerja yang

direkrut kemudian ditempatkan di daerah yang membutuhkan tenaga

pegawai/aparat.

Tabel 4.18 : Jaminan


Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean


PY8 60 3 5 4.48
PY9 60 4 5 4.50
Valid N (listwise) 60

Berdasarkan pada tabel diatas total rata-rata dimensi jaminan

yaitu 8,98% dan dari hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat

kemampuan pegawai dalam melayani masyarakat pada kantor camat

telutih masih kurang baik. Pegawai ditempatkan pada bidang dan

keahlian masing-masing. Pegawai yang melaksnakan tugas dan

tanggung jawab pada bidang masing-masing secara umum kurang

mampu, karena sebagaian pegawai kurang mengikuti pendidikan dan

pelatihan sehingga dalam menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan

oleh pimpinan tidak konsisten.


64

Selain itu dalam kualitas pelayanan masih banyak hal-hal yang

harus dibenahi satu per satu tentang fasilitas pegawai yang akan

diperbaharui sesuai dengan kebutuhan pelayanan secara bertahap demi

terciptanya pelayanan yang baik. Maka dapat disimpulkan bahwa tugas

dan tanggung jawab dapat dilihat profesionalisme pegawai dengan

nyata jika didukung dengan persediaan jasa, keahlian pegawai, dan

memilki pengetahuan dan keteranpilan yang dibutuhkan untuk

memecahkan masalah secara profesional.

5) Empaty

Empati yaitu sikap tegas tetapi penuh perhatian dari pegawai

kepada masyarakat dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik.

Pegawai dalam memberikan pelayanan hendaknya menunjukkan sikap

dan perilaku yang murah senyum dengan menunjukkan perilaku yang

bersahabat. Perilaku ini diharapkan terwujud dalam setiap langkah

kegiatan dalam proses pelayanan mulai pengurusan hingga

pengambilan atau selesai pekerjaan yang dilakukan. Prinsip ini dalam

pelayanan hanya dapat dipahami secara jelas tentang tugas dan

tanggung jawab yang dimilkiki yaitu komitmen, bekerja dengan

sungguh-sungguh untuk kepentingan masyarakat. Komitmen moral

dalam menjalankan tugas dengan baik dan tidak membeda-bedakan

status dan golongn masyarakat.


65

Tabel 4.19 : Empati


Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean


PY10 60 4 5 4.62
PY11 60 4 5 4.72
Valid N (listwise) 60

Berdasarkan pada tabel diatas total rata-rata indikator empati

yaitu 9,34% dan dari hasil pengamatan bahwa pelayanan yang

diberikan kepada masyarakat telutih senantiasa dilakukan dengan

sungguh-sungguh dan penuh rasa tanggung jawab walaupun kadang-

kadang ada hambatan. Pelayanan sekecil apapun yang diberikan

dilakukan dengan ikhlas dan penuh rasa tanggung jawab. Pegawai

kantor camat telutih selalu berusaha memberikan pelayanan yang

sesuai keluhan masyarakat dengan sungguh-sungguh dan penuh rasa

tanggung jawab.

Anda mungkin juga menyukai