Anda di halaman 1dari 21

KARYA TULIS ILMIAH

JUDUL
ALTERNATIVE ENERGY CONVERTER WITH DOUBLE SOURCE POWER
BERBASIS PANEL SURYA DAN PIEZOELECTRIC SEBAGAI SUMBER
ENERGI DI SEGALA CUACA

Oleh :
Mochammad Rizki Samputro 21060116083032 2016

UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul Karya ALTERNATIVE
: ENERGY CONVERTER
WITH DOUBLE SOURCE POWER
BERBASIS PANEL SURYA DAN
PIEZOELECTRIC SEBAGAI SUMBER
ENERGI DI SEGALA CUACA

2. Topik : Industri, Inovasi, dan Infrastruktur


3. Profil Penulis
a. Nama Lengkap : Mochammad Rizki Samputro
b. NIM : 21060116083032
c. Jurusan : Teknik Elektro
d. Fakultas : Sekolah Vokasi
e. Universitas : Universitas Diponegoro
Jl. Meranti Barat Dalam IV/150 Semarang
f. Alamat dan No. Telp (+6285726924125)
:

g. Alamat email : mochammadrizkisamputro@gmail.com

Semarang, 5 Maret 2018


Menyetujui,
Dosen Pembimbing Penulis

(Dr. Drs. Iman Setiono, Msi) (Mochammad Rizki Samputro)


NIP. 195411301985031004 NIM. 21060116083032
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Mochammad Rizki Samputro
Tempat/ Tanggal Lahir : Semarang/ 10 Maret 1998
Program Studi : Teknik Elektro
Fakultas : Sekolah Vokasi
Perguruan Tinggi : Universitas Diponegoro
Judul Karya Tulis ALTERNATIVE
: ENERGY CONVERTER WITH
DOUBLE SOURCE POWER BERBASIS PANEL
SURYA DAN PIEZOELECTRIC SEBAGAI
SUMBER ENERGI DI SEGALA CUACA

Dengan ini menyatakan bahwa karya tulis yang saya sampaikan pada kegiatan
Pilmapres ini adalah benar karya saya sendiri tanpa tindakan plagiarism dan
belum pernah diikutsertakan dalam lomba karya tulis.
Apabila dikemudian hari ternyata pernyataan saya tersebut tidak benar, saya
bersedia menerima sanksi dalam bentuk pembatalan predikat mahasiswa
berprestasi.

Semarang, 5 Maret 2018


Menngetahui, Yang menyatakan
Dosen Pendamping Penulis

(Dr. Drs. Iman Setiono, Msi) (Mochammad Rizki Samputro)


NIP. 195411301985031004 NIM. 21060116083032
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan karya tulis ini tepat pada waktunya.

Karya tulis ini telah saya susun dengan maksimal dengan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan karya tulis ini. Untuk itu
saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan karya tulis ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya
dapat memperbaiki karya tulis ilmiah ini.

Akhir kata saya berharap semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat
serta dapat diimplementasikan di kehidupan nyata nantinya.

Semarang, 1 Maret 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KARYA TULIS ILMIAH...............................................................................................i


JUDUL...........................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................................ii
SURAT PERNYATAAN..............................................................................................iii
KATA PENGANTAR...................................................................................................iv
DAFTAR ISI..................................................................................................................v
ABSTRAK...................................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1. Latar Belakang..............................................................................................1
1.2. Identifikasi Masalah.....................................................................................2
1.3. Tujuan............................................................................................................2
1.4. Manfaat..........................................................................................................3
BAB II TELAAH PUSTAKA.......................................................................................4
2.1. Energi Alternatif...........................................................................................4
2.2. Panel Surya....................................................................................................5
2.3. Piezoelectric...................................................................................................7
2.4. Baterai Kering (Accumulator).....................................................................8
BAB III DESKRIPSI PRODUK...................................................................................9
3.1. Peralatan yang Diperlukan Untuk Membuat Prototype...........................9
3.2. Metode yang Digunakan...............................................................................9
3.3. Tahap-tahap Pelaksanaan Kegiatan............................................................9
BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN...........................................................12
BAB V PENUTUP......................................................................................................14
5.1. Kesimpulan.................................................................................................14
5.2. Rekomendasi..............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kebutuhan akan energi di Indonesia terus mengalami peningkatan seiring
dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan bertambahnya jumlah penduduk.
Namun, meningkatnya kebutuhan energi ini belum dapat diimbangi dari sisi
penyediaannya. Meskipun Pemerintah telah berusaha secara optimal dalam
menyediakan energi untuk memenuhi permintaannya, tidak jarang terjadi peristiwa
kelangkaan pasokan energi pada suatu daerah yang disebabkan antara lain gangguan
distribusi maupun peningkatan kebutuhan energi yang melonjak drastis. Tingginya
pertumbuhan permintaan energi di beberapa wilayah inilah semakin memperlebar
kesenjangan antara sisi permintaan dengan penyediaan energi yang berpotensi pada
terjadinya krisis energi apabila tidak mendapat perhatian khusus dari pemerintah.

Salah satu permasalahan yang dihadapi bangsa ini adalah penyediaan energi
untuk bahan bakar pembangkit listrik, yang hingga saat ini masih didominasi oleh
energi fosil. Selain batubara, ketergantungan pembangkit pada bahan bakar minyak
(BBM) masih tinggi, padahal dari sisi penyediaannya BBM sangat terbatas dan
digunakan untuk memenuhi kebutuhan sektor lainnya. Industri kelistrikan nasional
juga tengah menghadapi permasalahan krusial dikarenakan tidak seimbangnya
penyediaan dengan pemanfaatannya, terutama pada daerah-daerah yang minim akses
(Kementrian ESDM, 2016).

Indonesia merupakan negara tropis, sehingga membuat Indonesia memiliki dua


musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Pemanfaatan alam sebagai energi
listrik pada musim kemarau dimanfaatkan dengan cara memanfaatkan panas matahari
sebagai energi yang disimpan pada siang hari dan dimanfaatkan atau digunakan
sebagai listrik pada malam hari. Namun, pada musim hujan belum ada pemanfaatan
energi yang dapat dimanfaatkan atau digunakan sebagai energi listrik. Sehingga
dalam hal ini peneliti bermaksud memanfaatkan energi yang dihasilkan dari tekanan
air hujan yang turun dari langit sebagai energi tekan pada piezoelektrik. Dengan
bantuan tekanan air hujan pada piezoelektrik, maka piezoelektrik dapat menghasilkan
energi listrik yang dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari, seperti penerangan
(Widodo, dkk, 2015).

Selain itu energi matahari dapat dimanfaatkan dengan bantuan peralatan lain,
yaitu dengan merubah radiasi matahari kebentuk lain. Ada dua macam cara merubah
radiasi matahari ke dalam energi lain, yaitu melalui solar cell dan collector. Tidak
diragukan lagi bahwa energi surya adalah salah satu sumber energi yang ramah
lingkungan dan sangat menjanjikan pada masa yang akan datang, karena tidak ada
polusi yang dihasilkan selama proses konversi energi, dan juga sumber energinya
banyak tersedia di alam. (Almanda, dkk, 2016).

Sehingga pada makalah ini, penulis akan membahas tentang pengembangan


serta penerapan teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang digabung
dengan teknologi konversi tekanan air hujan (Piezoelectrik). Penulis berharap
makalah ini dapat menjadi acuan teoretis bagi pengembangan energi alternatif dengan
pengoptimalan keadaan alam yang ada di Indonesia.

1.2. Identifikasi Masalah


1.2.1. Bagaimana rancangan penggabungan panel surya dan piezoelektrik?

1.2.2. Bagaimana cara kerja kerja teknologi ini?


1.2.3. Bagaimana dampak teknologi ini dalam semua aspek kehidupan di
Indonesia?

1.3. Tujuan
1.3.1. Untuk rancangan penggabungan panel surya dan piezoelektrik.
1.3.2. Bagaimana cara kerja kerja teknologi ini.
1.3.3. Untuk mengetahui dampak teknologi ini dalam semua aspek kehidupan
di Indonesia.

1.4. Manfaat
1.4.1. Manfaat bagi Masyarakat
Karya tulis ini diharapkan dapat diimplementasikan oleh masyarakat
Indonesia sebagai energi alternatif pengganti energi listrik dari PT.
PLN, sehingga dapat mengurangi biaya listrik tiap bulannya.
1.4.2. Manfaat bagi Pemerintah
Karya tulis ini dapat menjadi masukan kepada pemerintah untuk lebih
memperhatikan penggunaan Sumber Daya Alam (SDA) di Indonesia
yang semakin menipis serta dapat menjadi gambaran untuk pemerintah
untuk memaksimalkan energi alternatif sebagai solusi krisis energi di
Indonesia.
1.4.3. Manfaat bagi Pengetahuan
Karya tulis ini dapat menjadi masukan untuk referensi penelitian-
penelitian pengembangan dan pengoptimalan energi alternatif di
Indonesia.
1.4.4. Manfaat bagi Penulis
Karya tulis ini dapat menambah wawasan bagi penulis khususnya
tentang konversi energi alternatif.

BAB II

TELAAH PUSTAKA

2.1. Energi Alternatif


2.1.1. Pengertian Energi Alternatif
Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja. Dalam segala aspek
kehidupan energi merupakan fasilitas meningkatkan kemampuan manusia untuk
melakukan kerja dan manusia menggunakannya untuk tujuan konstruktif secara
ekonomi dalam menjalankan kegiatan yang tidak mungkin dihadapi oleh manusia
sebelum adanya teknologi energi. Sedangkan energi alternatif mengacu pada sumber
energi yang tidak didasarkan pada pembakaran bahan bakar fosil. Ketertarikan dalam
bidang studi energi pada awalnya berasal dari efek yang tidak diinginkan dari polusi
(seperti yang berlangsung saat ini) baik dari pembakaran bahan bakar fosil dan dari
produk sampingan limbah nuklir. Ada beberapa alternatif untuk dimanfaatkan sebagai
sumber energi yang diharapkan tidak terlalu besar dampak lingkungannya.
Energi baru sering diasosiasikan dengan energi alternatif. Segmen energi
alternatif dalam industri energi mencakup berbagai sumber dari sejumlah teknologi
yang dinyatakan cukup potensial, seperti energi nuklir dan pembangkit listrik tenaga
air, energi angin, energi surya dan bio fuel.
2.1.2. Potensi Besar Energi Alternatif di Indonesia
Mengubah tingkat ketergantungan terhadap bahan bakar minyak (BBM)
bukan
hal mudah. Tapi, mau tak mau itu harus dilakukan. BBM masih menjadi bahan bakar
utama di negeri ini, mencapai lebih dari 50% total pasokan energi nasional.
Sementara itu, peran sumber energi lainnya masih sangat kecil. Padahal, potensi
energi alternatif di tanah air terbilang besar.
Berdasarkan Perpes No.5 Tahun 2006, pemerintah sudah mencanangkan target
untuk memperbesar kontribusi sumber energi terbarukan dalam bauran energi sampai
dengan 17%. Sejatinya, tidak sulit mencari energi alternatif di Indonesia.
Hal yang perlu dilakukan segera adalah tekad bulat para stakeholders untuk
mengembangkannya. Berikut adalah sejumlah energi alternatif yang bisa
dikembangkan di tanah air.
Sebagai negara tropis, Indonesia dianugerahi siraman sinar matahari yang
banyak. Energi matahari dapat diubah menjadi energi listrik dengan menggunakan sel
surya atau dikenal dengan sebutan sel fotovoltaik. Contohnya saja, seperti
pemanfaatan energi matahari untuk menghidupkan kalkulator, pemanas air, mobil,
kompor dan sebagainya. Potensi energi panas matahari di Indonesia sekitar 4,8 Kilo
Watt hour/meter persegi (KWh/m²) atau setara dengan 112 ribu Giga Watt peak
(GWp). Namun, saat ini energi matahari yang sudah dimanfaatkan hanya sekitar 10
Mega Watt peak (MWp). Ini berarti, potensi energi matahari yang sudah
dimanfaatkan bahkan masih jauh dari angka 1%.
2.2. Panel Surya
2.2.1. Pengertian Sel Surya
Sel surya atau yang disebut juga (Fotovoltaik ) adalah piranti semiconductor
yang dapat mengubah energi matahari secara langsung menjadi energi listrik DC
(arus searah) dengan menggunakan kristal Si (silicon ) yang tipis. Sebuah kristal
silindris Si diperoleh dengan cara memanaskan Si itu dengan tekanan yang diatur
sehingga Si itu berubah menjadi penghantar. Bila kristal silindris itu dipotong stebal
0,3 mm, akan terbentuklah sel-sel silikon yang tipis atau yang disebut juga dengan sel
surya (fotovoltaik ). Sel-sel silikon itu dipasang dengan posisi sejajar/seri dalam
sebuah panel yang terbuat dari alumunium atau baja anti karat dan dilindungi oleh
kaca atau plastik. Kemudian pada tiap-tiap sambungan sel itu diberi sambungan yang
berbeda potensial yang menyatu disebut dengan daerah deplesi ( depletion region ).
Bila sel-sel itu terkena sinar matahari maka pada sambungan itu akan mengalir arus
listrik. Besarnya arus/tenaga listrik itu tergantung pada jumlah energi cahaya yang
mencapai silikon itu dan luas permukaan sel itu.
2.2.2. Teori Dasar Sel Surya
Sigalingging (1994:1) menyatakan bahwa pada umumnya sel surya memiliki
ketebalan minimum 0.3 mm, yang terbuat dari irisan bahan semikonduktor dengan
kutub Positip dan Negatif. Wasito (1995:164) menyatakan bahwa dioda listrik surya /
sel surya merupakan suatu dioda yang dapat mengubah energi surya / matahari secara
langsung menjadi energi listrik (berdasarkan sifat foto elektrik yang ada pada
setengah penghantar). Sel surya ini biasanya berbentuk dioda pertemuan P – N yang
memiliki luas penampang tertentu. Semakin luas permukaan atau penampang sel,
semakin besar arus yang akan diperoleh. Satu sel surya dapat menghasilkan beda
potensial sebesar 0.5V DC (dalam keadaan cahaya penuh). Beberapa sel dapat
dideretkan guna memperoleh tegangan 6, 9, 12, 24V, dan seterusnya. Sel surya dapat
pula dijajarkan guna memperoleh arus keluaran lebih besar. Bahan dasar dari sel
surya adalah Silikon, dimana Fosfor digunakan untuk menghasilkan Silikon tipe – N
dan Boron digunakan sebagai pencemar untuk memperoleh bahan tipe – P. Untuk
struktur dari sel surya dapat dilihat pada Gambar 2.2.2.

Gambar 2.2. Stuktur Sel Surya.


2.2.3. Rancangan Reflektor Parabola pada Panel Surya
Kolektor surya merupakan sebuah alat yang digunakan untuk memanaskan
fluida kerja yang mengalir kedalamnya dengan mengkonversikan energi radiasi
matahari menjadi panas. Fluida yang dipanaskan berupa cairan minyak, oli dan udara.
Kolektor surya plat datar mempunyai temperatur keluaran dibawah 95°C. Dalam
aplikasinya kolektor plat datar digunakan untuk memanaskan udara dan air.
(Goswami, 1999), keuntungan utama dari sebuah kolektor surya plat datar yaitu
memanfaatkan kedua komponen radiasi matahari yaitu melalui sorotan langsung dan
sebaran, tidak memerlukan tracking matahari dan juga karena desainnya yang
sederhana, hanya sedikit memerlukan perawatan dan biaya pembuatan yang murah.
Tipe kolektor surya yang digunakan dalam penelitian ini yaitu concentrating
collectors dengan jenis point focus. Tipe ini menggunakan kolektor surya berbentuk
parabola dengan reflektor menggunakan alumunium foil. Perancangan fungsional
untuk menentukan fungsi komponen dari reflektor sedangkan perancangan struktural
untuk menentukan cara setting disc parabola serta bentuk dan tata letak desain
alumunium foil pada reflektor parabola.
Dalam perancangan fungsional ini menggunakan satu set parabola venus yang
berukuran 5 ft yang terdiri dari 6 disc yang masih belum di set menjadi satu. Masing-
masing lembaran berukuran 25,40cm. Pada adasarnya bagian reflektro terdiri dari dua
jenis yang memiliki fungsi berbeda yaitu parabola sebagai reflektor atau sebagai
tempat refleksi radiasi cahaya matahari.
Pada perancangan struktural ini bentuk dan tata letak desain alumunium foil
mengikuti bentuk parabola. Pemasangan alumunium foil pada parabola dilakukan
secara per disc dengan pertimbangan pemasangan lebih mudah untuk dilakukan
mengingat kertas alumunium foil rentan rusak jika mengenai tekanan.
2.3. Piezoelectric
Piezoelektrisitas menurut kamus besar bahasa indonesia digital merupakan arus
listrik yang diperoleh dari efek piezoelektrik. Sedangkan efek piezoelektrik terjadi
apabila kristal diberi tekanan mekasis akan menimbulkan arus listrik dan apabila
kristal tersebut dilalui arus bolak-balik maka kristal tersebut akan bergetar.

Gambar 2.3. Cara Kerja Piezoelektrik

Bahan piezoelektrik adalah material yang memproduksi medan listrik ketika


dikenai regangan atau tekanan mekanis. Sebaliknya, jika medan listrik diterapkan,
maka material tersebut akan mengalami regangan atau tekanan mekanis. Bahan
piezoelektrik alami diantaranya: Kuarsa (Quartz, SiO2), Berlinite, Turmalin, Garam
Rossel Berlinite (AlPO4), gula tebu dan enamel. (Chayri Iby, 2012). Bahan
piezoelektrik buatan diantaranya: Barium titanate (BaTiO3), Lead Zirconium Titanate
(PZT), Lead Titanate (PbTiO3), Polyvinilidene Diflouride (PVDF), Gallium
Ortofosfat (GaPO4) dan Langasite (La3Ga5SiO14) dan lainnya (Rahayu, 2013).
2.4. Baterai Kering (Accumulator)
Baterai adalah alat elektro kimia yang dibuat untuk mensuplai listrik ke sistem
starter mesin, sistem pengapian, lampu-lampu dan komponen kelistrikan lainnya. Alat
ini menyimpan listrik dalam bentuk energi kimia, yang dikeluarkannya bila
diperlukan dan mensuplainya ke masing-masing sistem kelistrikan atau alat yang
memerlukannya. Karena di dalam proses baterai kehilangan energi kimia, maka
alternator mensuplainya kembali ke dalam baterai (yang disebut pengisian). Baterai
menyimpan listrik dalam bentuk energi kimia. Siklus pengisian dan pengeluaran ini
terjadi berulang kali dan terus menerus.
ACCU(mulator) atau sering disebut aki, adalah salah satu komponen utama
dalam kendaraan bermotor, baik mobil atau motor, semua memerlukan aki untuk
dapat menghidupkan mesin mobil (mencatu arus pada dinamo stater kendaraan). Aki
mampu mengubah tenaga kimia menjadi tenaga listrik. Di pasaran saat ini sangat
beragam jumlah dan jenis aki yang dapat ditemui. Aki untuk mobil biasanya
mempunyai tegangan sebesar 12 Volt, sedangkan untuk motor ada tiga jenis yaitu,
dengan tegangan 12 Volt, 9 volt dan ada juga yang bertegangan 6 Volt. Selain itu juga
dapat ditemukan pula aki yang khusus untuk menyalakan tape atau radio dengan
tegangan juga yang dapat diatur dengan rentang 3, 6, 9, dan 12 Volt. Tentu saja aki
jenis ini dapat dimuati kembali (recharge) apabila muatannya telah berkurang atau
habis.

BAB III

DESKRIPSI PRODUK
3.1. Peralatan yang Diperlukan Untuk Membuat Prototype
a. Panel Surya 20WP

b. Piezoelectric

c. Baterai Kering (Accumulator) 12 V

d. Parabola

e. Kabel

f. Solar Charge Controller

3.2. Metode yang Digunakan


Penelitian ini dilaksanakan 5 tahap:
1. Pengumpulan literature yang sesuai dengan teknologi terkait.
2. Perencanaan alat dan komponen :
a) Persiapan Bahan
b) Persiapan Alat
c) Perancangan desain
3. Pelaksanaan :
a) Perakitan alat
b) Evaluasi
4. Evaluasi
3.3. Tahap-tahap Pelaksanaan Kegiatan
Perancangan Alat :
1. Tahap pertama yang dilakukan adalah tahap pengumpulan dasar dasar teori
yang berkaitan dengan alat yang akan dibuat.
2. Tahap kedua adalah perancangan desain Alternatif Energy Converter with
Double Source Power.
3. Memasang panel surya di atas parabola dengan posisi saling berhadapan.
4. Membuat modul piezoelektrik dengan rangkaian seri parallel pada sebuah
wadah.

5. Memasang modul piezoelectric di sisi belakang panel surya.

6. Menyambungkan panel surya dengan kabel yang kemudian dihubungkan


pada input Solar Charge Controller.
7. Pada output Solar Charge Controller dipasang kabel yang terhubung ke
baterai kering 12 V.
8. Untuk modul piezoelectric sendiri langsung dihubungkan ke baterai kering
12 V dengan menggunakan kabel.
9. Setelah itu kita dapat menggabungkan kedua kabel yang terhubung ke input
baterai kering 12V.
10. Alat pun siap untuk ditempatkan di tempat yang intensitas cahaya
tinggi, seperti atap rumah atau lapangan terbuka.

BAB IV

PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN


Pada percobaan sebelumnya, saya telah mendapatkan data energi yang
dihasilkan panel surya tanpa menggunakan reflektor parabola. Hal ini saya lakukan
sebagai perbandingan antara panel surya dengan reflektor parabola dengan panel
surya tanpa menggunakan reflektor parabola. Dengan tujuan lain untuk mengetahui
apakah terdapat kendala dengan rancang desain yang saya buat. Berikut data yang
didapat:
1. Data panel surya tanpa reflektor parabola (dimuali jam 11.00 WIB)
Waktu V I Daya Durasi Energi
(pengambilan data) (Volt) (Ampere) (watt) (s) (Wh)
12.00 WIB 12,63 1 12,63 60 12,63
13.00 WIB 12,77 1,3 16,60 120 33,20

2. Data panel surya dengan reflektor parabola (dimuali jam 09.30 WIB)
Waktu V I Daya Durasi Energi
(pengambilan data) (Volt) (Ampere) (watt) (s) (Wh)
10.30 WIB 12,70 1 12,70 60 12,70
11.30 WIB 13,31 1 13,31 120 26,62
12.30 WIB 13,48 1 13,48 180 40,44

Berdasarkan data yang diperoleh pada table di atas, dapat dipastikan bahwa
rancangan desain panel surya dengan menggunakan reflektor parabola dapat
beroperasi. Adapun terdapat kelebihan dengan rancangan desain ini yaitu besar
tegangan yang diperoleh lebih tinggi daripada tanpa reflektor parabola.

Kemudian saya juga telah melakukan percobaan dengan air hujan buatan
dengan menggunakan botol yang dilubangi untuk menetesi modul piezoelektrik.
Berikut data yang diperoleh:

V I Daya
(Volt) (Ampere) (Watt)
0,4 0,01 0,004

Dari kedua percobaan tersebut dapat dilihat bahwa alat ini nantinya dapat
bekerja dalam dua cuaca yang berbeda, baik saat cuaca panas ataupun cuaca hujan.
Dan energi yang diperoleh nantinya akan mengisi baterai kering 12 V secara
bergantian.

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Kebutuhan energi di Indonesia tiap tahun akan terus bertambah seiiring
dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk. Apabila
Indonesia sangat bergantung akan pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA) yang tidak
dapat diperbaharui, dapat dipastikan Indonesia akan mengalami krisis energi
beberapa puluh tahun kedepan. Maka dari itu perlu adanya pemanfaatan sumber
energi alternatif sebagai pengganti SDA yang tidak dapat diperbaharui.
Dengan menggunakan Alternative Energi Converter with Double Source
Power, kita dapat memanfaatkan energi alternatif sinar matahari sekaligus energi
tekanan air hujan. Tentu saja teknologi ini sangat tepat apabila diterapkan di
Indonesia yang memiliki musim panas dan musim hujan.
5.2. Rekomendasi
Rekomendasi dari karya tulis ini adalah agar pemerintah mengganti
penggunaan energi dari Sumber Daya Alam yang tidak dapat diperbaharui dengan
energi alternatif. Kemudian diharapkan Indonesia dapat menerapkan dan
mengembangkan teknologi ini, sehingga teknologi ini dapat dirasakan di setiap
rumah-rumah warga Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Almanda, Deni, dkk. 2016. Pengujian Desain Model Piezoelektrik PVDF Berdasarkan
Variasi Tekanan. Jurusan Teknik Elektro dan Teknik Mesin, Fakultas Teknik :
Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Dewi, Arfita Yuana, dan Antonov. 2013. Pemanfaatan Energi Surya Sebagai Suplai
Cadagnan Pada Laboratorium Elektro Dasar di Institut Teknologi Padang.
Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri : Institut Teknologi Padang.
Diniardi, Ery, dkk. 2017. Analysis Desain Pickup Piezoelektrik Elemen
dari Model Hybrid Solar Cell-Piezoelectric untuk Daya Rendah.
Jurusan Teknik Mesin dan Teknik Elektro, Fakultas Teknik :
Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Kementrian ESDM. 2012. ESDM MAG. Jakarta : Media Komunikasi Kementrian
Energi dan Sumber Daya Mineral. Edisi 4.
Kementrian ESDM. 2016. Manajemen Rantai Penyediaan dan
Pemanfaatan Energi Nasional. Jakarta : Pusat Data dan
Teknologi Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Liun, Edwaren. 2011. Potensi Energi Alternatif dalam Sistem Kelistrikan
Indonesia. Pusat Pengembangan Energi Nuklir : BATAN.
Sudibyo, C. 2014. Makalah Baterai/ Accu. Jurusan Pendidikan Teknik Mesin,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan : Universitas Sebelas Maret.
Syarifudin, dkk. 2013. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Matahari Berbasis Mesin
Striling untuk Skala Rumah Tangga. Jurusan Teknik Elektro dan Teknik
Mesin : IST AKPRIND Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai