Teobel Pemrosesan Informsasi 1
Teobel Pemrosesan Informsasi 1
Telah dikemukakan terdahulu para penganut bahwa penganut teori belajar kognitif
berpendapat bahwa perilaku yang tidak dapat diamati pun dapat dipelajari secara ilmiah.
Sebagian besar dari mereka ini terutama tertarik pada teori yang disebut pemrrosesan informasi.
Bagaimana
informasi ini diproses dalam pikiran dan bagaimana informasi disajikan sehingga dapat diproses
dalam memori kerja.
Para ahli psikologi kognitif mengemukakan suatu kerangka teoritis yang dikenal dengan
model pemrosesan informasi. Dalam model ini peristiwa mental diuraikan sebagai transformasi-
transformasi informasi dari input (stimulus) ke output (respon).
Teori belajar pemrosesan informasi merupakan teori belajar yang relatif baru
dibandingkan dengan teori-teori belajar lainnya.Teori ini berkembang sejalan dengan
perkembangan teknologi dan ilmu informasi. Menurut teori ini belajar adalah mengolah
informasi. Sekilas teori ini mirip dengan teori kognitif yaitu lebih mementingkan proses
belajar dari pada hasil. Dalam teori pemrosesan informasi, proses memang penting,
namun yang lebih penting adalah sistem informasi yang diproses itu yang akan dipelajari
siswa. Informasi inilah yang akan menentukan proses. Bagaimana proses belajar siswa
akan berlangsung, sangat ditentukan oleh informasi yang dipelajari. Dalam teori
pemrosesan informasi tidak ada satu proses belajarpun yang ideal untuk segala situasi dan
cocok untuk semua siswa.
Pendekatan proses informasi menganalisis cara anak memipulasi informasi, monitornya,
dan menciptakan strategi menanganinya (Munkata, 2006; Siegler, 2001, 2006; Siegler dan
Alibali, 2005). Proses informasi yang efektif meliputi perhatian, memori, dan proses berfikir.
Sebuah kiasan komputer dapat mengilustrasikan bagaimana pendekatan proses-informasi
dapat diterapkan dalam perkembangan. Proses informasi komputer dibatasi oleh perangkat keras
dan perangkat lunaknya. Proses informasi pada anak juga dibatasi oleh kapasitas dan
kecepatannya serta kemampuannya memanipulasi informasi dengan kata lain, menerapkan
strategi-strategi yang teapt untuk mendapatkan dan menggunakan pengetahuan. Dalam
pendekatan proses-informasi, perkembangan kognitif anak merupakan hasil dari kemampuan
mereka untuk menyelesaikan batasan-batasan proses dengan terus-menerus meningkatkan
pelaksanaan operasi-operasi dasar, memperluas kapasitas proses informasi, dan meraih
pengetahuan dan strategi-strategi lain.
Gambar tersebut menunjukkan menunjukkan informasi diproses dan disimpan dalam tiga
tahap.Menunjukkan titik awal dan akhir dari peristiwa pengolahan informasi. Garis putus-putus
menunjukkan batas antara kognitif internal dan dunia eksternal.Dalam model tersebut tampak
bahwa stimulus fisik seperti cahaya, panas, tekanan udara, ataupun suara ditangkap oleh
seseorang dan disimpan secara cepat di dalam sistem penampungan penginderaan jangka
pendek.Apabila informasi itu diperhatikan, maka informasi itu disampaikan ke memori jangka
pendek dan sistem penampungan memori kerja.Apabila informasi di dalam kedua penampungan
tersebut diulang-ulang atau disandikan, maka dapat dimasukkan ke dalam memori jangka
panjang.
Kebanyakan, peristiwa lupa terjadi karena informasi di dalam memori jangka pendek
tidak pernah ditransfer ke memori jangka panjang. Tapi bisa juga terjadi karena seseorang
kehilangan kemampuannya dalam mengingat informasi yang telah ada di dalam memori jangka
panjang. Bisa juga karena interferensi, yaitu terjadi apabila informasi bercampur dengan atau
tergeser oleh informasi lain.Ada dua bentuk pelancaran dalam membangkitkan ingatan, yaitu:
Pelancaran Proaktif : Seseorang mengingat informasi sebelumnya apabila informasi yang baru
dipelajari memiliki karakter yang sama.
Pelancaran Retroaktif : Seseorang mempelajari informasi baru akan memantapkan ingatan
informasi yang telah dipelajari
a. Membuat Catatan
Strategi studi umum yang digunakan dalam membaca maupun dalam belajar dari
pengajaran dikelas ialah membuat catatan. Pembuatan catatan dapat efektif untuk jenis bahan
tertentu, karena hal itu dapat meminta pengolahan gagasan-gagasan utama dalam pikiran, karena
seseorang mengambil keputusan tentang apa yang harus ditulis. Namun efek pembuatan catatan
ditemukan tidak selalu konsisten. Efek positif paling mungkin diperoleh apabila pembuatan
catatan digunakan untuk bahan konseptual yang rumit dimana tugas yang sangat penting ialah
mengindentifikasi gagasan-gagasan utama. Juga, pembuatan catatan yang memerlukan
pengolahan mental akan lebih efektif dari pada sekedar menuliskan apa yang dibaca.
Misalnya Bretzing danKhulhavy menemukan bahwa membuat catatan paraphrase (menyebutkan
gagasan utama dengan kata-kata yang berbeda) dan membuat catatan sebagai persiapan untuk
mengajarkan bahan tersebut kepada orang lain adalah strategi pembuatan catatan yang efektif,
karena hal itu meminta tingkat pengolahan mental yang tinggi tentang informasi tersebut.
Salah satu sarana yang kelihatannya efektif untuk meningkatkan nilai pembuatan catatan
siswa ialah agar guru menyediakan catatan sebagian sebelum pengajaran atau membaca, dengan
memberi siswa kategori-kategori untuk mengarahkan pembuatan catatan mereka sendiri.
Beberapa studi telah menemukan bahwa praktik ini meningkatkan pembelajaran siswa.
b. MenggarisBawahi
Barangkali strategi studi yang paling umum ialah menggarisbawahi atau memberi stabilo.
Namun, riset tentang penggarisbawahan pada umumnya menemukan sedikit manfaat.
Persoalannya ialah bahwa kebanyakan siswa tidak berhasil mengambil keputusan tentang bahan
mana yang dianggap penting dan benar-benar menggarisbawahi terlalu banyak. Ketika siswa
diminta menggarisbawahi satu kalimat dalam masing-masing paragraph yang merupakan yang
terpenting, mereka malah mengingat lebih banyak, barangkali karena untuk memutuskan mana
kalimat yang penting diperlukan tingkat pengolahan yang lebih tinggi.
c. Meringkas
Dalam meringkas diperlukan penulisan kalimat-kalimat singkat yang menggambarkan
gagasan utama informasi yang sedang dibaca. Keefektifan strategi ini bergantung pada
bagaimana hal itu digunakan. Salah satu cara yang efektif ialah meminta siswa menuliskan
ringkasan satu kalimat setelah membaca masing-masing alenia. Cara lainnya ialah meminta
siswa menyiapkan ringkasan yang dimaksudkan untuk membantu orang-orang lain mempelajari
bahan tersebut-sebagian karena kegiatan ini memaksa orang yang meringkas untuk singkat dan
mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh apa yang penting dan apa yang tidak. Namun,
penting dicatat bahwa beberapa studi tidak menemukan efek ringkasan, dan dalam kondisi apa
strategi ini meningkatkan pemahaman atau daya ingat tentang bahan yang ditulis tidak dipahami
dengan baik.