Anda di halaman 1dari 18

KEBIJAKAN PEMASANGAN TAPPING BOX DALAM PENINGKATAN

PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA TANJUNGPINANG

CALVIN WICKY WINATA, S.H.

NPM : 1852012
PROGRAM PASCASARJANA ILMU HUKUM

UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM

BATAM

2019

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negara berkembang yang kaya akan budaya dan suku adat.

terdapat 1340 suku adat yang tersebar dibelahan nusantara dari sabang sampai

merauke1, Saat ini negara sangat gencar melakukan pembangunan infrastruktur di

berbagai bidang guna memajukan dan mensejahterakan masyarakat. Dalam hal

pembangunan nasional, Negara sangat bergantung pada dana dalam Negeri

maupun luar Negeri, Dana dalam negeri yang dimaksud berupa pendapatan negara

yang salah satunya berupa penghasilan pajak dan dana dari luar negeri merupakan

sumbangan atau dana bantuan dari negara tetangga, Pada dasarnya tidak ada

satupun negara yang berhasil melakukan pembangunan infrastruktur tanpa disertai

1
Netralnews.com, “Di Indonesia Terdapat 1340 Suku”,
2017,//http://www.netralnews.com/news/rsn/read/71459/di.indonesia.ada.1340.suku.bang
sa.dan.300.kelompok.etnik, Diunduh pada 27 Januari 2019.
adanya dana bahkan negara terkadang melakukan peminjaman dengan

International Monetery Fund (IMF) atau sering disebut Bank Dunia.

Namun tentu saja Indonesia akan berusaha mendapatkan dana yang lebih

besar yang bersumber dari dalam Negeri daripada luar Negeri, agar dapat

mengurangi utang luar Negeri. Dalam rangka untuk mendapatkan dana yang

berasal dari dalam Negeri, pemerintah Indonesia melakukan berbagai upaya untuk

meningkatkan penerimaan Negara yang nantinya menjadi sumber dana untuk

melakukan Pembangunan Nasional. Dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun

2018 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun

Anggaran 2019 yang dibuat oleh pemerintah dan DPR, terdapat 3 sumber

penerimaan Negara yaitu :

1. Penerimaan dari sektor Pajak;

2. Penerimaan dari sektor Non Pajak ;dan

3. Penerimaan Hibah.

Penerimaan Pajak merupakan suatu sumber utama penerimaan negara yang

digunakan untuk membiayai pengeluaran Negara, baik pengeluaran rutin maupun

pengeluaran untuk pembangunan. Menurut Purnamawati, dkk (2015), pajak

merupakan hal yang sangat mendasar dalam pemungutannya harus berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Menurut (Jatmiko, 2006:1), pajak

memberikan peranan yang sangat dominan karena pajak merupakan sumber yang

pasti dalam memberikan kontribusi dana kepada Negara sebagai cerminan dari

partisipasi masyarakat dalam pembiayaan Negara yang diatur oleh Perundang-


undangan. Pajak memiliki kontribusi yang besar tidak hanya bagi Negara tapi juga

bagi suatu daerah.2

Kota Tanjungpinang adalah Ibu Kota Propinsi Kepulauan Riau yang

merupakan salah satu daerah otonom di wilayah negara kesatuan Republik

Indonesia. Salah satu wewenang daerah otonom adalah mengatur, mengurus, dan

mengelola sumber keuangannya sendiri. Dengan demikian daerah harus memiliki

sumber keuangannya sendiri untuk membiayai penyelenggaraan pembangunan

dan pemerintahannya sendiri. Dalam rangka membiayai aktifitas pembangunan

dan pemerintahan daerah, maka pemerintah daerah berusaha meningkatkan

penerimaan dan pendapatan daerahnya agar tidak selalu bergantung pada

pemerintah pusat, untuk itu pemerintah daerah harus melakukan upaya-upaya

dalam meningkatkan pendapatan daerah dengan cara mengoptimalkan potensi-

potensi daerah yang dimiliki. Peneliti mengambil Badan Pendapatan Daerah

(Bapenda) Kota Tanjungpinang sebagai objek penelitian. Badan Pendapatan

Daerah Kota Tanjungpinang memegang peran penting dalam hal pemungut,

pengumpul, dan pemasukan penerimaan daerah lainnya kedalam kas daerah. Oleh

karena itu, pemerintah daerah berusaha meningkatkan perekonomian dan sosial

rakyatnya semua akan terwujud jika diimbangi dengan dukungan dari segi

keuangan daerah.

Salah satu jenis pajak daerah di Kota Tanjungpinang yang memiliki potensi

yang terus meningkat seiring dengan perkembangan pembangunan kota di

2
Yani, Ahmad.2008. Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah. PT. Raja Grafindo Persada:Jakarta,
hlm 4
Tanjungpinang yang terkenal akan wisata kuliner adalah Pajak Hotel dan Pajak

Restoran. Kota Tanjungpinang merupakan salah satu Ibu Kota Propinsi

Kepulauan Riau yang secara geografis letaknya dihapit oleh kedua negara

tetangga Singapura (dengan jarak tempuh dengan kapal 2 jam) dan Malaysia

bagian Johor Bahru (dengan jarak tempuh dengan kapal 2.30 jam). Kondisi seperti

inilah yang menjadikan Kota Tanjungpinang terkenal dengan pariwisata dan

wisata kuliner khusus khas melayu sehingga menjadi salah satu tujuan wisata bagi

wisatawan mancanegara maupun domestik. Keunggulan tersebut juga

berimplikasi pada tingginya minat investor untuk mendirikan hotel di kawasan

tersebut.

Untuk memaksimalkan pendapatan asli daerah tersebut maka Pemerintah

Kota Tanjungpinang mengupayakan memasang Tapping Box untuk mengawasi

pemasukan daerah di setiap Hotel, Restoran dan Tempat Hiburan serta lainnya.

Dasar diberlakukan pemasangan Tapping Box tersebut adalah melaksanakan

kebijakan e-goverment Intruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan

dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government, mewujudkan efektifitas,

efisiensi, transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah serta

modernisasi administrasi perpajakan.

Dari berbagai uraian diatas terlihat dimana kebijakan peningkatan

penghasilan daerah melalui program pemasangan Tapping Box di setiap Hotel,

Restoran dan Tempat Hiburan di Kota Tanjungpinang. Adapun permasalahan

yang dikemukakan diatas juga terjadi di kota Tanjungpinang–Provinsi Kepulauan


Riau, Berdasarkan Latar Belakang Masalah tersebut peneliti mencoba mengangkat

masalah tersebut dengan Judul:

“KEBIJAKAN PEMASANGAN TAPPING BOX DALAM

PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA

TANJUNGPINANG”

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana efektifitas penggunaan Tapping Box di setiap Hotel, Restoran

dan Tempat Hiburan kota Tanjungpinang?

2. Bagaimana pelaksanaannya dan kendala yang dihadapi Pemerintah Kota

Tanjungpinang dalam mensosialisasikan penggunaan Tapping Box?

3. Bagaimana solusi peningkatan penerimaan pajak daerah di Kota

Tanjungpinang?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis bagaimana efektifitas penggunaan Tapping Box di

setiap Hotel, Restoran dan Tempat Hiburan kota Tanjungpinang?

2. Untuk menganalisis bagaimana pelaksanaannya dan kendala yang

dihadapi Pemerintah Kota Tanjungpinang dalam mensosialisasikan

penggunaan Tapping Box ?

3. Untuk menganalisis mencari solusi peningkatan penerimaan pajak

daerah di Kota Tanjungpinang?


1.4 Manfaat Penelitian

1. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi

Pemerintah tentang pemasukan pajak daerah di Kota Tanjungpinang.

2. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

pengetahuan hukum tentang penerimaan pajak daerah khususnya

tentang Tapping Box bagi masyarakat kota Tanjungpinang.

3. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat mencari solusi peningkatan

penerimaan pajak daerah di Kota Tanjungpinang.

1.5 Kerangka Teori

1. Pengertian Pajak, Pendapatan Daerah, Tapping Box aturan yang

mengaturnya

2. Teori efektifitas hokum

3. Pengertian masyarakat

4. Kota Tanjungpinang.

1.6 Metode Penelitian

1. Tipe penelitian menggunakan metode penelitian Yuridis Empiris

2. Pendekatan yang digunakan :

a. Statuta Approach;

b. Case Approach;
c. Conseptual Approach
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Efektifitas Penggunaan Tapping Box di setiap Hotel, Restoran dan

Tempat Hiburan kota Tanjungpinang

Efektifitas Penggunaan Tapping Box di setiap Hotel, Restoran dan Tempat

Hiburan di Kota Tanjungpinang pada intinya memiliki tujuan untuk meningkatkan

Pendapatan Asli Daerah, definisi dari Pendapatan Asli Daerah itu sendiri Menurut

Ahmad Yani (2008:51)3 Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan yang

diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan

peraturan perundang-undangan. Sedangkan bentuk dari pendapatan asli daerah itu

sendiri salah satunya terbesar dari Pajak daerah yaitu Pajak Hotel, Pajak Restoran

dan Pajak Tempat Hiburan.

Adapun definisi dari Pajak Daerah Menurut Andriani dalam Sukrisno

(2009:4), pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang

oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak

mendapat prestasi kembali, langsung dapat ditunjuk dan berguna untuk

membiayai pengeluaran umum terkait dengan tugas negara untuk

menyelenggarakan pemerintahan. Menurut Smeeth dalam Sukrisno (2009:4)4

pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma-norma

3
Ibid, hlm 4
4
Agus, Sukrisno.2009. Akuntansi Perpajakan. Salemba Empat:Jakarta,hlm 25-26
umum dapat dipaksakan tanpa adanya kontraprestasi yang dapat ditunjukkan

secara individual maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintahan.

Untuk memaksimalkan pendapatan asli daerah maka pemerintah kota

Tanjungpinang menerapkan penggunaan Tapping Box di seluruh Hotel, Restoran

dan Tempat Hiburan yang ada di Tanjungpinang mengingat sistem pemungutan

pajak di negara ini menggunakan Penerapan self assessment system dalam

pemungutan pajak memberikan beberapa risiko salah satunya adalah sering

dilakukan kecurangan yang dilakukan oleh Wajib Pajak dalam menghitung dan

melaporkan pajaknya.

Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan monitoring atau pengawasan

kepada Wajib Pajak untuk menjamin kejujuran dalam pelaporan pajaknya. Dalam

rangka pelaksanaan pembayaran pajak yang dibayar sendiri oleh Wajib Pajak (self

assessment) sebagaimana diatur dalam Pasal 4 Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 91 Tahun 2010 Tentang Jenis Pajak Daerah yang Dipungut

Berdasarkan Penetapan Kepala Daerah atau Dibayar Sendiri oleh Wajib Pajak,

perlu dilakukan pengawasan atas pelaporan data transaksi usaha wajib pajak

melalui online system untuk optimalisasi penerimaan pajak daerah. Pertimbangan

diatas melatarbelakangi pembentukan Peraturan yang mengatur pelaksanaan

monitoring ini, yakni Tata Cara Pelaksanaan Online System Atas Data Transaksi
Usaha Wajib Pajak Dalam Rangka Pengawasan Pembayaran Pajak Hotel, Pajak

Restoran dan Pajak Hiburan. Tujuan dibentuknya adalah untuk :5

1. Meningkatkan pengawasan atas pelaporan Wajib Pajak

2. Mempercepat pelaporan data penerimaan pembayaran subjek pajak

3. Meningkatkan akurasi data penerimaan pembayaran subjek pajak

4. Mempermudah Wajib Pajak dalam menghitung besar pajak yang

disetorkan

5. Meningkatkan efisiensi dalam pemungutan pajak Latar belakang

pelaksanaan monitoring pajak

Untuk mendukung perkembangan pembangunan dan pertumbuhan Kota

Tanjungpinang tentu membutuhkan pendapatan asli daerah yang besar sehingga

dapat disalurkan kesegala bidang seperti pembangunan infrastruktur, pendidikan,

kesehatan dan lainya, maka penggunaan Tapping Box di setiap Hotel Restoran dan

Tempat Hiburan dinilai efektif diberlakukan.

2.2 Pelaksanaannya dan kendala yang dihadapi Pemerintah Kota

Tanjungpinang dalam mensosialisasikan pemasangan Tapping Box

Pelaksanaan dan kendala yang dihadapi oleh Pemerintah Kota

Tanjungpinang dalam peenggunaan Tapping Box terutama adalah perlunya

dilakukan sosialisasi kepada seluruh pelaku usaha atau wajib pajak khususnya

pemilik Hotel, Restoran dan Tempat Hiburan serta pembekalan bagaimana cara

5
Ni Luh Putu Riska Suardani, Dkk, “Jurnal Efektifitas Pelaksanaan Monitoring Pajak Daerah
Berbasis Sistem Online”, e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017),
hlm. 3.
kerja Tapping Box tersebut, seperti diketahui bahwa cara kerja alat Tapping Box

tersebut yaitu:

Sistem dipasang langsung terkoneksi dengan server yang telah dipasang

oleh pemerintah di BPPRD. Jadi, wajib pajak tidak bisa lagi menghindar tidak

membayar pajak, atau tidak transparan. Meskipun alat Tapping Box dimatikan

pegawai pajak akan tau. Jangan mencoba mematikan atau tidak transparan.
Dengan proses kerja alat Tapping Box tersebut dapat dipastikan bahwa

wajib pajak atau para pelaku usaha tidak dapat memanipulasi pajak kepada

pemerintah kota Tanjungpinang, namun kendala terutama yang dihadapi adalah

penggunaan Tapping Box tersebut belum memiliki payung hukum serta sanksi

yang tegas di Kota Tanjungpinang, oleh karena itu dibutuhkan sebuah payung

hukum berupa Peraturan Daerah yang mengatur secara tegas tentang penggunaan

Tapping Box di setiap Hotel, Restoran dan Tempat Hiburan yang tersebar di Kota

Tanjungpinang, namun meski belum memiliki payung hukum yang mengaturnya

Pemerintah Kota Tanjungpinang sudah memberlakukan penggunaan Tapping Box

demi meningkatkan pendapatan asli daerah.

Adapun rencana Pemerintah Kota (Pemko) Tanjungpinang mulai memasang

alat Tapping Box melalui Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah

(BPPRD) Kota Tanjungpinang di sejumlah tempat wajib pajak seperti Hotel dan

Restoran. Pemko Tanjungpinang sendiri akan menargetkan 300 alat terpasang.

Penerapan Tapping Box adalah sebuah alat perekam transaksi di sejumlah

Wajib Pajak (WP) guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor

pajak Hotel dan Restoran di Kota Tanjungpinang yang nantinya akan bekerja

sama dengan Bank Riau Kepri (BRK). Tapping box pertama akan dipasang di

Hotel CK Tanjungpinang penerapan sistem pajak online tersebut merupakan

bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota

Tanjungpinang menjadi smart city. Pemasangan difokuskan kepada seluruh wajib

pajak dan bersifat wajib.


Oleh sebab itu wajib pajak tidak bisa menolak jika sudah ditetapkan

pemerintah.6 Sanksinya bisa pencabutan izin apabila tidak mengikuti aturan

tersebut. Wajib pajak atau pelaku usaha dihimbau melakukan self assessment

dengan sebaik-baiknya, Sehingga dapat optimalkan pajak daerah untuk

pembangunan Kota Tanjungpinang. Tujuannya adalah untuk meningkatkan

pendapatan asli daerah, hal tersebut tidak mengambil untung dari pengusaha

namun ini sudah menjadi hak pemerintah.

Serta tentunya guna mensejahterakan masyarakat Kota Tanjungpinang.

Sebagai contoh orang yang menginap di hotel akan otomotais terkena pajak saat

melakukan pembayaran, pihak hotel tidak akan ada kerugian, begitu juga dengan

restoran. Sistem Tapping Box tersebut juga terkoneksi dengan tim yang ada di

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Transparansi langsung diawasi oleh KPK.

Kendala selanjutnya yang menurut penulis terhadap pemasangan Tapping

Box tersebut adalah pengadaan alat Tapping Box tersebut memakan biaya yang

besar sehingga perlu dilakukan dengan baik dan serentak di seluruh Hotel,

Restoran dan Tempat Hiburan di Kota Tanjungpinang, namun terkesan hanyalah

menjangkau pelaku usaha besar sahaja.

2.3 Solusi peningkatan penerimaan pajak daerah di Kota Tanjungpinang

dengan adanya Tapping Box

Adapun solusi peningkatan penerimaan pendapatan asli daerah di Kota

Tanjungpinang dengan diberlakukannya pemasangan Tapping Box menurut

6
Diskominfo Provinsi Kepri, “300 Tapping Box di Tanjungpinang Mulai Terpasang”,
http://kominfo.kepriprov.go.id/index.php?page=detail&rowid=1948
penulis, sudahlah sangat baik hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan

Pendapatan Asli Daerah yang imbasnya dana tersebut akan berdampak pada

pembangunan Kota Tanjungpinang menjadi lebih baik, namun perlu ditekankan

kembali bahwa pemberlakuan aturan tersebut wajib berlaku adil bagi seluruh

wajib pajak atau pelaku usaha Hotel, Restoran dan Tempat Hiburan yang ada di

Kota Tanjungpinang dan tidak bersifat tebang pilih serta adanya peningkatan

sumber daya manusia dalam pengawasan alat Tapping Box yang terpasang

tersebut agar tidak salah digunakan.


BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan

Bahwa pada umumnya penerapan penggunaan Tapping Box dalam

peningkatan pendapatan asli daerah di kota Tanjungpinang dinilai sangat efektif

sehingga dapat menghindari kecurangan para wajib pajak atau pelaku usaha dalam

melaporkan pajak penghasilan kepada pemerintah yang selama ini sudah

seringkali terjadi praktek kecurangan tersebut, bahkan terkadang oknum ASN

juga membantu membuat laporan pajak fiktif sehingga merugikan pendapatan

daerah.

Dengan adanya Tapping Box tersebut dapat meningkatkan Pendapatan Asli

Daerah Kota Tanjungpinang, terlebih letak geografis Kota Tanjungpinang itu

sendiri berdekatan dengan negara tetangga Singapura dan Malaysia tentu dengan

bertambahnya masuk wisatawan asing ke Kota Tanjungpinang maka dengan

adanya Tapping Box ini, ketika wisatawan menginap di Hotel membayar pajak

dapat dipastikan penerimaan retribusi pajak tempat ia menginap dapar masuk ke

kas daerah.

3.2 Saran
Saran dari penulis atas penelitian ini adalah besar harapan kepada

pemerintah, dengan adanya program penggunaan Tapping Box tersebut sangat

baik dan diharapkan program tersebut dapat direleasasikan segera di pasang di

setiap Hotel, Restoran dan Tempat Hiburan di seluruh Kota Tanjungpinang tanpa

tebang pilih. Kemudian segera diterbitkan payung hukum yang menangungi

secara jelas terperinci atas penggunaan Tapping Box tersebut bbeserta sanksi yang

tegas apabila pelaku usaha yang mengabaikan peraturan tersebut.


DAFTAR PUSTAKA

Netralnews.com, “Di Indonesia Terdapat 1340 Suku”,

2017,//http://www.netralnews.com/news/rsn/read/71459/di.indonesia.ada.1340.su

ku.bang sa.dan.300.kelompok.etnik, Diunduh pada 27 Januari 2019.

Yani, A. (2008). Hubungan Keuangan Pusat dari Daerah. Jakarta: PT.Raja

Grafindo Persada.

Sukrisno, A. (2009). Akuntansi Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat.

Suardani, Dkk. (2017). Jurnal Efektifitas Pelaksanaan Monitoring Pajak Daerah

Berbasis Sistem Online.

Diskominfo Provinsi Kepri, “300 Tapping Box di Tanjungpinang Mulai

Terpasang”, http://kominfo.kepriprov.go.id/index.php?page=detail&rowid=1948

Anda mungkin juga menyukai