Proses Kehamilan Dan Tumbuh Kembang Janin
Proses Kehamilan Dan Tumbuh Kembang Janin
DOSEN PEMBIMBING:
Hj.Syafrida Safar,M.Biomed
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas rahmat dan ridha-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul ”proses kehamilan dan tumbuh kembang janin” dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini merupakan upaya pengembangan wawasan, kreatifitas, penambahan ilmu serta
pengalaman bagi penulis.
Semoga bantuan dan kerjasama yang telah diberikan mendapat balasan yang setimpal
dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan yang disebabkan oleh
kemampuan penulis, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif
sehingga dapat menyempurnakan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan………………………………………………………….….
2. Saran……………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 latar belakang
1.3 Tujuan
1. Memenuhi tugas mata kuliah Biologi Dasar dan Perkembangan, dimana Penulis
membahas proses kehamilan dan tumbuh kembang bayi dari bulan ke bulan
2. Penulis mampu menjelaskan tentang membahas proses kehamilan dan tumbuh kembang
bayi dari bulan ke bulan.
3. Agar dapat lebih memahami membahas proses kehamilan dan tumbuh kembang janin
dari bulan ke bulan
PROSES KEHAMILAN DAN TUMBUH KEMBANG JANIN
A. PROSES KEHAMILAN
Setiap kehamilan harus ada spermatozooa, ovum, pembuahan ovum (konsepsi), dan
nidasi hasil konsepsi.
3. konsepsi
Ovum dilingkari oleh zona pellusida. Di luar zona pellusida ini ditemukan sel-sel
korona radiata, dan di dalamnya terdapat ruang perivitellina, tempat benda-benda kutub.
Bahan-bahan darl sel-sel korona radiata dapat disalurkan ke ovum melalul saluran-saluran
halus di zona pellusida. Jumlah sel-sel korona radiata di dalam Ovum yang dilepas oleh
ovarium disapu o1eh mikrofilamen-mikrofilamen fimbria infundibulum ke arah ostium
tuba abdominale, dan disalurkan terus ke arah medial. Ovum sesudah dilepas oleh ovarium
mempunyai diameter 100″ (0,1 mm).
Ditengah-tengahnya dijumpai nukleus yang berada dalam metafase pada pembelahan
pernatangan kedua, terapung-apung dalam sitoplasma yang kekuning-kuningan yakni
vitellus. Vitellus ini mengandung banyak zat hidrat arang dan asam amino.
Perjalanan ovum di ampulla tuba makin berkurang, hingga ovum hanya dilingkari
oleh zona pellusida pada waktu berada dekat pada perbatasan ampulla dan ismus tuba,
tempat pembuahan umumnya terjadi. Hanya satu spermatozoa yang telah mengalami
proses kapasitasi, dapat melintasi zona pellusida masuk ke vitellus. Sesudah itu zona
pellusida segera mengalami perubahan dan mempunyai sifat tidak dapat dilintasi lagi oleh
spermatozoa lain. Spermatozoa yang telah masuk ke vitellus kehilangan membran
nukleusnya yang tinggal hanya pronukleusnya. Masuknya spermatozoa ke dalam vitellus
membangkitkan nukleus ovum yang masih dalam. metafase untuk
pembelahan-pembelahannya. Sesudah anafase kemudian, timbul telofase, dan benda kutub
(polar body) kedua menuju ke ruang perivitellina. Ovum sekarang hanya mempunyai
pronukleus yang haploid. Pronukleus spermatozoon telah mengandung juga jumlah
kromosom yang haploid.
Kedua pronukleus dekat mendekati dan bersatu membentuk zigot yang terdiri atas
bahan genetik dari wanita dan pria. Pada manusia terdapat 46 kromosom, ialah 44
kromosom otosom dan 2 kromosom kelamin; pada seorang pria satu X dan satu Y.
Sesudah pembelahan kematangan maka ovum matang mempunyai 22 koromosom otosom
serta I kromosom X, dan suatu spermatozoon 22 kromosom otosom serta I kromosom X
atau 22 kromosom otosom serta I kromosom Y. Zigot sebagai hasil pembuahan yang
memiliki 44 kromosom otosom serta 2 kromosom X akan tumbuh sebagai seorang janin
wanita, sedang 44 kromosom otosom serta I kromosom X dan I kromosom Y akan tumbuh
sebagai seorang janin pria.
Dalam beberapa jam setelah pembuahan terjadi, mulailah pembelahan zigot. Hal ini
dapat berlangsung oleh karena sitoplasma ovum mengandung banyak zat asam amino dan
enzim. Segera setelah pembelahan im terjadi, maka pembelahan-pembelahan selanjutnya
berjalan dengan lancar, dan dalam 3 hari terbentuk suatu kelompok sel-sel yang sama
besarnya. Hasil konsepsi berada dalam stadium morula. Energi untuk pembelahan ini
diperoleh dari vitellus, hingga volume vitellus makin berkurang dan terisi seluruhnya oleh
morula. Dengan demikian, zona pellusida tetap utuh, atau dengan perkataan lain, besarnya
hasil konsepsi tetap sama. Dalarn ukuran yang sama ini hasil konsepsi disalurkan terus ke
pars ismika dan pars interstisialis tuba (bagian-bagian tuba yang sempit) dan terus ke arah
kavum uteri oleh arus serta getaran silia pada permukaan sel-sel tuba dan kontraksi tuba.
4. blastulasi nidasi
5. Gastrulasi
Menurut Tenzer (2000:212) Setelah tahap blastula selesai dilanjutkan dengan tahap
gastrulasi. Gastrula berlangsung pada hari ke 15. Tahap gastrula ini merupakan tahap atau
stadium paling kritis bagi embryo. Pada gastrulasi terjadi perkembangan embryo yang
dinamis karena terjadi perpindahan sel, perubahan bentuk sel dan pengorganisasian embryo
dalam suatu sistem sumbu. Kumpulan sel yang semula terletak berjauhan, sekarang terletak
cukup dekat untuk melakukan interkasi yang bersifat merangsang dalam
pembentukansistem organ-organ tbuh. Gastrulasi ini menghasilkan 3 lapisan lembaga yaitu
laisan endoderm di sebelah dalam, mesoderm disebelah tengah dan ectoderm di sebelah
luar.
Dalam proses gastrulasi disamping terus menerus terjadi pembelahan dan
perbanyakan sel, terjadi pula berbagai macam gerakan sel di dalam usaha mengatur dan
menyusun sesuai dengan bentuk dan susunan tubuh individu dari spesies yang
bersangkutan.
6. Tubulasi
Tubulasi adalah pertumbuhan yang mengiringi pembentukan gastrula atau disebut
juga dengan pembumbungan. Daerah-daerah bakal pembentuk alat atau ketiga lapis benih
ectoderm, mesoderm dan endoderm, menyusun diri sehingga berupa bumbung, berongga.
Yang tidak mengalami pembumbungan yaitu notochord, tetapi masif. Mengiringi proses
tubulasi terjadi proses differensiasi setempat pada tiap bumbung ketiga lapis benih, yang
pada pertumbuhan berikutnya akan menumbuhkan alat (organ) bentuk definitif. Ketika
tubulasi ectoderm saraf berlangsung, terjadi pula differensiasi awal pada daerah-daerah
bumbung itu, bagian depan tubuh menjadi encephalon (otak) dan bagian belakang menjadi
medulla spinalis bagi bumbung neural (saraf). Pada bumbung endoderm terjadi
differensiasi awal saluran atas bagian depan, tengah dan belakang. Pada bumbung
mesoderm terjadi differensiasi awal untuk menumbuhkan otot rangka, bagian dermis kulit
dan jaringan pengikat lain, otot visera, rangka dan alat urogenitalia.
7. Organogenesis
Organogenesis atau morfogenesis adalah embryo bentuk primitive yang berubah
menjadi bentuk yang lebih definitive dan memmiliki bentuk dan rupa yang spesifik dalam
suatu spesies. Organogensisi dimulai akhir minggu ke 3 dan berakhir pada akhir minggu ke
8. Dengan berakhirnya organogenesis maka cirri-ciri eksternal dan system organ utama
sudah terbentuk yang selanjutnya embryo disebut fetus (Amy Tenzer,dkk, 2000).
8. Plasentasi
Pada ± minggu ke 16 seluruh kantong rahim telah ditutupi oleh vili korialis. Setelah
kantung membesar, vili diseberang janin (daerah desidua capsularis) terjepit, mengalami
degenerasi, sehingga menjadi halus (korion halus). Vili di desidua basalis berkembang
dengan cepat membentuk plasenta (Plasenta Pars Fetalis).
Fungsi plasenta:
1. nutritive, alat yang menyalurkan makanan dari ibu ke janin
2. ekskresi, alat yang menyalurkan hasil metabolisme dari janin ke ibu.
3. respirasi, menyalurkan O2 dari ibu ke janin
4. alat pembentuk hormone (Endokrin)
5. alat penyalur antibody dari ibu ke janin (Imunologi)
6. Farmakologi, menyalurkan obat yang dibutuhkan janin, dari sang ibu.
Plasenta dihubungkan dengan umbilikulus janin melalui tali pusar (Umbilical Cord)
yang mengandung dua arteri umbilikalis dan satu vena umbilikalis. Mesoblast antara ruang
amnion danm embrio menjadi padat disebut body stalk, menghubungkan embrio dengan
dinding trofoblast yang kelak menjadi tali pusat.
3.1. kesimpulan
Setiap kehamilan harus ada spermatozooa, ovum, pembuahan ovum (konsepsi), dan
nidasi hasil konsepsi.
Proses kehamilan diawali dengan pertemuan antara sel telur denga sperma. Setelah terjadi
pertemuan antara sperma dengan sel telur maka akan terjadi konsepsi dimana Ovum dilingkari
oleh zona pellusida. Di luar zona pellusida ini ditemukan sel-sel korona radiata, dan di dalamnya
terdapat ruang perivitellina, tempat benda-benda kutub. Bahan-bahan darl sel-sel korona radiata
dapat disalurkan ke ovum melalul saluran-saluran halus di zona pellusida. Jumlah sel-sel korona
radiata di dalam Ovum yang dilepas oleh ovarium disapu o1eh mikrofilamen-mikrofilamen
fimbria infundibulum ke arah ostium tuba abdominale, dan disalurkan terus ke arah medial.
Ovum sesudah dilepas oleh ovarium mempunyai diameter 100″ (0,1 mm).setelah ini akan terjadi
proses pembentukan blastula disebut blastulasi, gastrulasi,tubulasi,organogenesis dan dan akan
terbentuk plasenta.
Tumbuh kembang janin berlangsung secara teratur, saling berkaitan dan berkesinambungan
dimulai sejak konsepsi sampai pada kelahiran.
3.2 saran
Sebaiknya, para mahasiswa dapat mengetahui dan memahami proses kehamilan dan tumbuh
kembang fetus dan tumbuh dengan seoptimal mungkin untuk menambah pengetahuan dan
meniningkatkan kualitas diri.
DAFTAR PUSTAKA
fik.unissula.ac.id/download/.../ASKEB%20I%20(KEHAMILAN).doc
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/gynecology/1986340-tumbuh-kembang-janin-
fetus/#ixzz27mNDLE00