SISTEM
MANAJEMEN MUTU
KONSTRUKSI
02
Teknik Sipil dan Teknik Sipil P111700016 Lily Kholida, S.T, M.T
Perencanaan
Abstract Kompetensi
Pendalaman mengenai Standarisasi Memahami Standarisasi Sistem Mutu
Sistem Mutu
Standarisasi Sistem Mutu
PENGANTAR
Pada saat kita membeli suatu produk atau jasa layanan, kita tentu berharap akan
mendapatkan produk atau layanan dengan kualitas atau mutu yang sesuai dengan yang
dijanjikan. Jaminan bahwa kita akan mendapatkan kualitas barang atau layanan yang sesuai
dengan harapan kita tersebut hanya dapat diberikan oleh perusahaan yang telah memiliki
sertifikasi suatu standar sistem mutu. Hal ini merupakan konsep lama dari pemahaman
standar sistem mutu. Saat ini telah dikembangkan konsep baru, yaitu standar yang
didasarkan pada tingkat kepuasan dan pemenuhan harapan pelanggan.
Untuk itulah terdapat suatu standar sistem mutu seperti ISO 9000, Six Sigma dan
Malcolm Baldrige dalam membantu kesuksesan perusahaan agar dapat bekerja lebih
terorganisir serta membantu pengelolaan dan pengontrolan proses bisnis yang berjalan
diperusahaan dengan berpegang pada standar mutu yang telah ditetapkan. Sistem standar
tersebut telah teruji dan terbukti luas di dunia.
Salah satu keuntungan dari penerapan standar sistem mutu tersebut adalah kita
tidak perlu lagi membuat standar sistem mutu yang baru, yang perlu kita lakukan adalah
mengadaptasi sistem tersebut untuk disesuaikan dengan model bisnis dan kondisi
perusahaan. Pemilihan suatu sistem mutu yang akan kita adopsi sangat ditentukan dari
beberapa faktor, yaitu regulasi perusahaan, sasaran bisnis, konsumen dan target pasar,
bidang usaha serta skala bisnis perusahaan.
Dengan penerapan suatu sistem mutu tertentu, akan membawa dampak positif bagi
bisnis kita, yaitu meningkatkan dan menjamin mutu dari produk atau layanan yang
dihasilkan sehingga pada akhirnya akan meningkatkan tingkat kepuasan konsumen
terhadap produk dan layanan yang diberikan.
Mutu suatu produk/layanan dapat dijamin karena sistem secara otomatis akan
berusaha mengontrol dan mencegah setiap potensi timbulnya ketidaksesuaian atau
penyimpangan pada seluruh tahapan supply chain. Hal ini juga akan berpengaruh positif
terhadap kinerja perusahaan, seperti terhindarnya pemborosan anggaran, meminimalisasi
biaya-biaya, dan pada akhirnya akan meningkatkan keuntungan perusahaan secara
signifikan.
2016 Nama Mata Kuliah dari Modul Sistem Manajemen Mutu Knstruksi
2 Dosen Pengampu Lily Kholida, S.T, M.T
BEBERAPA KEUNTUNGAN DARI PENERAPAN STANDARISASI
1. Orientasi Pelanggan
2. Keuntungan Pasar
Perusahaan yang telah mempunyai sertifikat dapat diterima diterima oleh semua
pelanggan di pasar domestik domestik dan internasional.
3. Pengakuan
4. Kepercayaan
5. Konsistensi Mutu
6. Aspek Legal
7. Peningkatan Produktivitas
9. Terdokumentasi
Sistem dokumentasi untuk produk, bahan kegiatan kegiatan dan operasi membantu
dalam identifikasi, kaji ulang dan peningkatan produk atau jasa.
2016 Nama Mata Kuliah dari Modul Sistem Manajemen Mutu Knstruksi
3 Dosen Pengampu Lily Kholida, S.T, M.T
12. Pemantauan
2016 Nama Mata Kuliah dari Modul Sistem Manajemen Mutu Knstruksi
4 Dosen Pengampu Lily Kholida, S.T, M.T
3. Menciptakan keistimewaan produk yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan
4. Menciptakan proses yang mampu menghasilkan keistimewaan produk di bawah
kondisi operasi
5. Mentransfer/mengalihkan proses ke operasi.
2016 Nama Mata Kuliah dari Modul Sistem Manajemen Mutu Knstruksi
5 Dosen Pengampu Lily Kholida, S.T, M.T
dan memahami tanggung jawabnya serta melakukan kepemimpinan untuk
perubahan.
3. Hentikan ketergantungan pada inspeksi massal untuk memperoleh mutu.
4. Akhiri praktek bisnis dengan hanya bergantung pada harga. Sebaliknya,
meminimumkan biaya total. Bergeraklah menuju pemasok (supplier) tunggal untuk
setiap barang dengan membina hubungan jangka panjang yang berdasarkan
kesetiaan (loyalty) dan kepercayaan (trust).
5. Tingkatkan perbaikan secara terus menerus pada sistem produksi dan pelayanan
serta meningkatkan mutu dan produktivitas dan dengan demikian secara terus
menerus akan mengurangi biaya.
6. Lembagakan pelatihan kerja.
7. Lembagakan kepemimpinan.
8. Hilangkan ketakutan, sehingga setiap orang dapat bekerja secara efektif untuk
perusahaan.
9. Hilangkan hambatan-hambatan diantara departemen. Orang-orang yang berada
dalam bagian riset, desain, penjualan, dan produksi harus bekerjasama sebagai satu
tim untuk mengantisipasi masalah-masalah dalam produksi dan penggunaan dari
barang dan atau jasa itu.
10. Hilangkan slogan-slogan, desakan-desakan, dan target-target kepada pekerja untuk
mencapai kerusakan nol (zero defect) dan tingkat produktifitas baru yang lebih tinggi.
11. Hilangkan kuota produksi kerja ke lantai pabrik, hilangkan sasaran manajemen
(management by objective), hilangkan manajemen berdasarkan angka produksi.
Substitusikan dengan kepemimpinan.
12. Hilangkan penghalang yang merampok para pekerja dari hak kebanggaan kerja
mereka. Tanggung jawab para pengawas (supervisor) harus diganti dari angka-
angka produksi ke mutu produk, hilangkan penghalang yang merampok orang-orang
yang berada dalam posisi manajemen dan rekayasa dari hak kebanggaan kerja
mereka. Ini berarti menghentikan praktek sistem penilaian tahunan dan manajemen
serba sasaran serta manajemen berdasarkan pada angka produksi.
13. Lembagakan program pendidikan dan pengembangan diri secara serius.
14. Gerakkan setiap orang dalam perusahaan untuk mencapai transformasi di atas.
Transformasi menjadi tugas dan tanggung jawab setiap orang dalam perusahaan.
2016 Nama Mata Kuliah dari Modul Sistem Manajemen Mutu Knstruksi
6 Dosen Pengampu Lily Kholida, S.T, M.T
Baldrige National Quality Award (MBNQA), sebagai penghormatan kepada Malcolm
Baldrige, Commerce Department Secretary, yang meninggal pada tahun 1987. MBNQA
berada dibawah tanggung jawab The National Institute of Standards and Technology (NIST).
Penghargaan ini diberikan setiap tahun dan diserahkan langsung oleh Presiden Amerika
Serikat.
Tujuan dari MBNQA adalah :
1. Mempromosikan kesadaran mutu.
2. Memberikan penghargaan atas pencapaian mutu dari
perusahaan bisnis Amerika Serikat.
3. Mempublikasikan keberhasilan strategi penerapan sistem manajemen mutu.
Kriteria MBNQA dibangun berdasarkan landasan dari 11 nilai inti dan konsep, yang
diringkaskan sebagai berikut :
1. Mutu yang dikendalikan pelanggan (custom-driven quality).
2. Kepemimpinan (leadership).
3. Peningkatan terus menerus dan pembelajaran (continuous-improvement and learning).
4. Memberi nilai pada pekerja (valueing employees).
5. Tanggapan cepat (fast response).
6. Mutu desain dan pencegahan (design quality and prevention).
7. Pandangan jangka pandang ke masa depan (long-range view of the future)
8. Manajemen berdasarkan fakta (management by fact).
9. Pengembangan kemitraan (partnership development).
10. Tanggung jawab perusahaan dan masyarakat(company and people responsible)
11. Fokus hasil-hasil (result focus).
4. Six Sigma
Saat ini, metode penjagaan kualitas yang sedang berkembang adalah six sigma (6-sigma).
Six sigma adalah sebuah metode perbaikan kualitas berbasis statistik yang memerlukan
disiplin tinggi dan dilakukan secara komprehensif yang mengeleminasi sumber masalah
utama dengan pendekatan DMAIC (DefineMeasure-Analyze-Improve-Control). Six sigma
adalah sebuah metodologi terstruktur untuk memperbaiki proses yang difokuskan pada
usaha mengurangi variasi proses (process variances) sekaligus mengurangi cacat
(produk/jasa yang tidak memenuhi spesifikasi) dengan menggunakan statistik dan problem
solving tools secara intensif. Metode ini lebih dikenal sebagai sebuah metode peningkatan
kualitas dan strategi bisnis yang tidak menghasilkan cacat (defect) melebihi 3,4 per 1 juta
kesempatan. Perusahaan yang banyak menerapkan metode ini diantaranya adalah
perusahaan yang bergerak dalam industri manufaktur, diantaranya GE (General Electrics),
2016 Nama Mata Kuliah dari Modul Sistem Manajemen Mutu Knstruksi
7 Dosen Pengampu Lily Kholida, S.T, M.T
Motorolla, dan Johnson and Johnson’s. Penerapan metode ini, diharapkan proyek konstruksi
yang saat ini sedang berkembang di Indonesia dapat bersaing di dunia.
b. MEASURE
Measurement adalah Tahapan Pengukuran terhadap Permasalahan yang telah didefinisikan
untuk diselesaikan. Dalam tahap ini terdapat Pengambilan data yang kemudian Mengukur
Karakteristiknya serta kapabilitas dari proses pada saat ini untuk menentukan langkah apa
yang harus diambil untuk melakukan perbaikan dan peningkatan selanjutnya.
Alat-alat (Tools) yang digunakan dalam tahapan Measurement adalah :
1. Cause and Effect Analysis (Fishbone Chart dan Cause and Effect Matrix)
2. Probability Distributions (Distribusi Probabiliti)
3. Basic Statistic seperti Mean, Median dan Modus
4. Gage Reproducibility and Repeatability (GR&R)
5. Process Capability
c. ANALYSIS
Tahapan Analysis adalah tahapan untuk menemukan solusi untuk memecahkan masalah
berdasarkan Root Cause (Akar Penyebab) yang telah di-identikasikan. Di dalam Tahapan
ini, kita harus dapat menganalisis dan melakukan validasi terhadap Akar Permasalahan
(Root Causes) atau Solusi melalui pernyataan-pernyataan Hypothesis.
Alat-alat (Tools) yang digunakan dalam tahapan Analysis adalah :
2016 Nama Mata Kuliah dari Modul Sistem Manajemen Mutu Knstruksi
8 Dosen Pengampu Lily Kholida, S.T, M.T
1. Uji Hipotesis (Hypothesis Testing)
2. Regression
3. Correlation Analysis
4. ANOVA (Analysis of Variance)
5. Multi-Vari Analysis
6. Contingency Table
d. IMPROVE
Setelah mendapat Akar Permasalahan dan Solusi serta men-validasi-nya, tahap selanjutnya
adalah melakukan tindakan perbaikan terhadap permasalahan tersebut dengan melakukan
pengujian dan percobaan untuk dapat meng-optimasi-kan solusi tersebut sehingga benar-
benar bermanfaat untuk menyelesaikan permasalahan yang kita alami.
Di Tahap Improvement, alat yang digunakan adalah DOE atau Design of Experiment yang
terdiri dari :
1. Factorial Design
2. General Full Factorial Design
3. Fractional Factorial Design
e. CONTROL
Tujuan dari tahapan Control adalah untuk menetapkan Standarisasi serta mengontrol dan
mempertahankan Proses yang telah diperbaiki dan ditingkatkan tersebut dalam jangka
panjang dan mencegah potensi permasalahan yang akan terjadi di kemudian hari ataupun
ketika ada pergantian proses, tenaga kerja maupun pergantian manajemen.
Alat-alat (Tools) yang digunakan dalam tahapan Control adalah :
1. Poke Yoke (Mistake Proofing)
2. Process Control Plan
3. Process Control Chart
5. ISO
Lembaga standar internasional yang telah membuat sertifikasi standar sistem manajemen
mutu seperti ISO (The International Organization for Standardization) yang bermaskas di
Geneva, Switzerland. Lembaga ini didirikan pada tahun 1947 bergerak dalam
pengembangan standarisasi. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 ditinjau secara periodik,
setiap 5 tahun. Saat ini sedang dilakukan peralihan dari standar ISO 9001 : 2000 menjadi
ISO 9001 : 2008. Pada dasarnya perubahan atau revisi yang dilakukan terhadap ISO 9000
baik dari versi 1994 sampai 2008 tetap berfokus kepada delapan (8) prinsip manajemen
mutu, yaitu :
2016 Nama Mata Kuliah dari Modul Sistem Manajemen Mutu Knstruksi
9 Dosen Pengampu Lily Kholida, S.T, M.T
1. Fokus Pelanggan.
2. Kepemimpinan.
3. Pelibatan Karyawan.
4. Pendekatan Proses.
5. Pendekatan Sistem Pada Manajemen.
6. Perbaikan Berkelanjutan.
7. Pendekatan Fakta Untuk Membuat Keputusan.
8. Hubungan Pemasok Yang Saling Menguntungkan
Johnson (1993) menyatakan bahwa penerapan sistem manajemen mutu ISO 9000 di
perusahaan didorong oleh salah satu atau seluruh faktor, seperti tekanan pelanggan,
pesaing berhasil mendapatkan sertifikasi oleh register yang diakui, meningkatkan image
mutu perusahaan atau organisasi, menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9000 untuk
menjamin continuous quality improvement,mengurangi risiko tuntutan yang dapat
dipertanggungjawabkan dari produk dan jasa. Sementara menurut Gagliardi (1995)
pentingnya pelaksanaan registrasi ISO secara nyata untuk perusahaan adalah :
1. Pemrosesan produk atau jasa dikendalikan untuk secara konsisten menghasilkan produk
yang bermutu
2. Memungkinkan perubahan personil tanpa gangguan dalam mutu produk atau ketepatan
waktu penyampaian
3. Manajemen melakukannya untuk mempertahankan kepuasan pelanggan dan akan
menanggapi keluhannya dengan tindakan korektif
4. Memenuhi pesanan pelanggan yang dapat diketahui sebelum memulai pekerjaan
sehingga dapat mengurangi konflik selama proses produksi
5. Calon pembeli, tanpa pengalaman atau pengetahuan utama tentang perusahaan yang
dituju telah mendapatkan jaminan akan memperoleh produk yang bermutu
6. Pelanggan tidak lagi melaksanakan pemeriksaan atau pengujian untuk mengetahui
apakah perusahaan pemasok memenuhi syarat untuk penyediaan sumber daya
7. Parameter data yang dilaporkan telah memenuhi standar nasional
2016 Nama Mata Kuliah dari Modul Sistem Manajemen Mutu Knstruksi
10 Dosen Pengampu Lily Kholida, S.T, M.T
(1993) mengutip Caffee dan Sherr menyatakan bahwa Total Quality Management adalah
suatu filosofi komprehensif tentang kehidupan dan kegiatan organisasi yang menekankan
perbaikan berkelanjutan sebagai tujuan fundamental untuk meningkatkan mutu,
produktivitas, dan mengurangi pembiayaan. Adapun istilah yang bersamaan maknanya
dengan TQM adalah continous quality improvement (CQI) atau perbaikan mutu
berkelanjutan. Sallis (1993) mengemukakan bahwa TQM atau Manajemen Mutu Terpadu
merupakan suatu filsafat dan metodologi yang membantu berbagai institusi, terutama
industri, dalam mengelola perubahan dan menyusun agenda masing-masing untuk
menanggapi tekanan-tekanan faktor eksternal.
Tujuannya : untuk dapat memberikan jaminan mutu yang lebih baik terhadap produk
atau jasa Indonesia.
1. SNI 19 -9000, Manajemen Mutu dan Jaminan Mutu – Pedoman untuk pemilihan
dan penggunaan. Pedoman ini membantu untuk memilih dan menggunakan
dengan benar.
3. SNI 19 -9002, Sistem Mutu – Model Jaminan Mutu dalam Produksi, Pemasangan
dan Pelayanan.
4. SNI 19 -9003, Sistem Mutu – Model Jaminan Jaminan Mutu dalam Inspeksi dan
Uji Akhir.
5. SNI 19 -9004, Unsur -unsur Manajemen dan Sistem Mutu Pedoman. Standar ini
menyediakan atau sebagai sebagai pedoman mengenai unsur -unsur dasar yang
membuat suatu sistem mutu dan membahas cara untuk meyakinkan
keefektifannya.
2016 Nama Mata Kuliah dari Modul Sistem Manajemen Mutu Knstruksi
11 Dosen Pengampu Lily Kholida, S.T, M.T
Daftar Pustaka
1. Project Management Institute, A Guide to Project Management Body of Knowledge, 2008 edition.
2. Arminto, Yudi Ir. Quality Management System Requirement. 2012
3. Asa, M. Fanshurullah. Faktor-faktor Kritis Dalam Sistem Manajemen Mutu untuk Meningkatkan Daya Saing
Jasa Konstruksi. Disertasi FTUI. 2009
4. Soeharto, Iman. Manajemen Proyek dari Konseptual Sampai Operasional. 1995
5. Berawi, M.Ali Dr. Quality Concept in Organisation. 2001
6. Mulyoto, Dana Persada. Super Project Manager. 2013
7. Yamit, Zulian. Manajemen Kualitas Produk dan Jasa. 2013
8. Utami, Retyaning Puji. Penerapan Pendekatan Metode Six Sigma dalamPenjagaan Kualitas Pada proyek
Konstruksi. 2009
2016 Nama Mata Kuliah dari Modul Sistem Manajemen Mutu Knstruksi
12 Dosen Pengampu Lily Kholida, S.T, M.T