Anda di halaman 1dari 4

Nama : Priyo Ari Pamungkas

NIM : 044187038

Yth. Dosen Manajemen Kualitas


Mohon izin untuk menjawab.

1. Menurut Elliot tahun 1993, penjaminan kualitas ( quality assurance) adalah seluruh rencana dan
tindakan sistematis yang penting untuk menyediakan kepercayaan yang digunakan untuk
memuaskan kebutuhan tertentu dari kualitas. Kebutuhan tersebut merupakan refleksi dari
kebutuhan pelanggan. Penjaminan kualitas biasanya membutuhkan evaluasi secara terus-menerus
dan biasanya digunakan sebagai alat bagi manajemen. Sedangkan tujuan penjaminan kualitas
menurut Yorke (1997), antara lain :
a) Membantu perbaikan dan peningkatan secara terus-menerus dan berkesinambungan
melalui praktik yang terbaik dan mau mengadakan inovasi.
b) Memudahkan mendapatkan bantuan baik pinjaman uang atau fasilitas, atau bantuan lain
dari lembaga yang kuat dan dapat dipercaya.
c) Menyediakan informasi pada masyarakat sesuai sasaran dan waktu secara konsisten, dan
bila mungkin, membandingkan standar yang telah dicapai dengan standar pesaing.
d) Menjamin tidak akan adanya hal-hal yang tidak dikehendaki.

Sumber : BMP EKMA4265 MODUL 3, Hal. 3.3-3.4

2. Menurut Patel (1994) elemen penting yang berkaitan dalam penjaminan kualitas, adalah :
a) Kebijakan
Meliputi tujuan, filosofi, dan nilai dari produk atau jasa, misalnya tanggapan, mudah
diakses, sesuai dengan kebutuhan, kesamaan atau keadilan, efesiensi, efektivitas, dapat
diterima oleh masyarakat, dan tepat waktu.
b) Komitmen yang jelas terhadap kualitas pada seluruh produk atau jasa yang ada baik
langsung maupun tidak langsung yang harus dimengerti dan dianut oleh seluruh staf.
c) Metode yang efektif dan disepakati mengenai keterlibatan pelanggan dalam perencanaan
dan pandangan terhadap produk dan pelayanan.
d) Standar kesesuaian atau pencapaian yang bersifat khusus.
e) Tindakan perbaikan bila standar pencapaian tidak terpenuhi.
f) Prosedur pelatihan dan pengembangan staf yang berkaitan dengan penjaminan kualitas
dan pengendalian kualitas.
g) Adanya kesepakatan kontrak antara produsen atau pemberi jasa dan pelanggan.

Sumber : BMP EKMA4265 MODUL 3, Hal. 3.7-3.8

3. ISO 9000 merupakan salah satu jalan merebut pelanggan, terutama bila ingin merebut pelanggan
yang mensyaratkan penjaminan kualitas. Istilah ISO 9000 biasanya menunjuk pada seperangkat
standar yang meliputi ISO 9000, ISO 9001, ISO 9002, ISO 9003, dan ISO 9004. Standar ini
mencakup perancangan kualitas, manajemen kualitas, dan penjaminan kualitas untuk berbagai
macam perusahaan yang berbeda-beda. Standar ISO 9000 mencakup pembicaraan mengenai
resiko, biaya, manfaat, tanggung jawab manjemen, prinsip-prinsip sistem kualitas, dan blok-blok
lain yang membantu memasyarakatkan standar kualitas yang sesuai dengan situasi nyata. Standar
ISO 9000 mempunyai lima bagian, yaitu :
a) ISO 9000 – Standar manajemen kualitas dan penjaminan kualitas
Pemandu untuk pemilihan dan penggunaan standar. Standar ISO 9000 berisi pedoman yang
digunakan bersamaan dengan keempat standar lainnya.
b) ISO 9001 – Sistem kualitas
Model untuk penjaminan kualitas dalam perancangan/pengembangan, produksi, instalasi,
dan pelayanan jasa. ISO 9001 menjamin ketaatan terhadap kualitas dalam tahap
perancangan dan pengembangan, produksi, instalasi, dan pelayanan jasa.
c) ISO 9002 – Sistem kualitas
Model untuk penjaminan kualitas untuk produksi dan instalasi.
d) ISO 9003 - Sistem kualitas
Model untuk penjaminan kualitas dalam inspeksi akhir dan pengujian. Standar ini sesuai
untuk organisasi yang ingin membuktikan inspeksi dan pengujian prosedur dan
kebijakannya. Model ini sangat terbatas dan sedikit digunakan.
e) ISO 9004 – Elemen-elemen manajemen kualitas dan sistem kualitas
Pemandu/pedoman. Model ini memberikan pengertian atau wawasan mengenai berbagai
elemen yang termasuk dalam sistem kualitas dan juga struktur yang diharapkan dalam
sistem tersebut.

Sumber : BMP EKMA4265 MODUL 3, Hal. 3.29-3.32

4. Manfaat penerapan ISO 9000 di tinjau dari aspek perkembangan dan pertumbuhan perusahaan :
1. Sebagai sarana pemasaran
2. Dapat meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan melalui sistematika dan
pendekatan yang terorganisir pada pemastian kualitas
3. Dapat meningkatkan citra dan daya saing perusahaan
4. Dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas produk atau jasa dengan memenuhi
persyaratan pembeli malalui kerja sama dan komunikasi yang lebih baik, penguatan
pengendalian bisnis dan proses teknis, penurunan pemborosan karena kualitas kerja yang
buruk
5. Dapat memberikan pelatihan yang sistematis kepada staf melalui prosedur dan instruksi
yang baik
6. Mengantisipasi tuntutan konsumen atas produk dan tingkat persaingan usaha yang telah
mengalami evolusi sehingga produsen menanggapinya melalui pendekatan kualitas,
pengendalian kualitas, pemastian kualitas, manajemen kualitas, dan manajemen kualitas
terpadu (TQM)
7. Sebagai fondasi yang mantap untuk pengembangan kualitas selanjutnya menuju
manajemen kualitas terpadu

Sumber : BMP EKMA4265 MODUL 3, Hal. 3.47


5. Lima hal yang harus diketahui pimpinan dalam melaksanakan manajemen kualitas khususnya
Total Quality Management (TQM), yaitu :
1) Mengenal para pelanggannya dan menemukan kebutuhan mereka
2) Menyusun standar yang konsisten dengan kebutuhan dan harapan pelanggan
3) Melaksanakan pengendalian proses dan sistem dan memperbaiki kemampuannya
4) Tanggung jawab pimpinan dalam menyusun filosofi, kebijakan kualitas, dan menyediakan
motivasi melalui kepemimpinan dan menyiapkan personil yang mampu mencapai sasaran
kualitas
5) Pemberdayaan personil pada seluruh level dalam organisasi untuk melaksanakan perbaikan
kualitas

Sumber : BMP EKMA4265 MODUL 4, Hal. 4.3

6. Kepemimpinan dalam kulitas secara total atau biasa disingkat TQL adalah sistem manajemen
strategi yang terintegrasi, untuk mencapai kepuasan pelanggan yang melibatkan seluruh pemimpin
dan seluruh pengikut atau karyawan dan penggunaan metode kuantitatif untuk mengadakan
perbaikan secara terus menerus dan berkesinambungan dalam proses organisasi.
TQL meliputi tiga prinsip, yaitu :
a) Mencapai kepuasan pelanggan
b) Membuat perbaikan secara terus-menerus dan berkesinambungan
c) Membangun tanggung jawab setiap orang terhadap kualitas.
Sumber : BMP EKMA4265 MODUL 4, Hal. 4.9 – 4.10

7. Strategic Quality Management (SQM) merupakan kerangka kerja yang komprehensif dan bersifat
strategic strategic yang menghubungkan profitabilitas, sasaran usaha, dan persaingan untuk
perbaikan kualitas dengan tujuan pengaturan sumber daya manusia, material, dan informasi dalam
organisasi atau perusahaan memperbaiki produk dan jasa secara terus-menerus dan
berkesinambungan yang akan disampaikan kepada pelanggan.
Sumber : BMP EKMA4265 MODUL 4, Hal. 4.29

8. Konsep inti dalam SQM menurut Tummala dan Tang (1996), meliputi :
a. Fokus pada pelanggan (customer focus).
Fokus pada pelanggan merupakan sasaran kualitas dan strategi dalam penerapan SQM
b. Kepimpinan (leadership)
Kepemimpinan yang dimaksud adalah kepemimpinan pada seluruh level manajemen
dalam organisasi, mengkomunikasikan sasaran kualitas, pendidikan dan pelatihan
karyawan mengenai bagaimana membuat kualitas sebagai prioritas utama, dan
menyebarkan konsep continuous improvement ke seluruh bagian dalam organisasi atau
perusahaan.
c. Perbaikan terus-menerus dan berkesinambungan (continuous improvement)
Continuous improvement meliputi memberikan yang terbaru dalam produk dan jasa,
menghasilkan produk yang seragam dengan mengadakan benchmarking, mengurangi
variasi, mengurangi atau menghilangkan kesalahan, memperbaiki kemampuan
memberikan respon, meningkatkan produktivitas dan efektif dalam penggunaan seluruh
sumber daya untuk mencapai sasaran organisasi atau perusahaan.
d. Perencanaan kualitas strategic (strategic quality planning)
Untuk dapat mencapai kesempurnaan dalam kualitas dan menjadi market leader,
membutuhkan orientasi ke masa mendatang dan kemauan membuat komitmen dalam
jangka panjang dengan pelanggan, karyawan, pemegang saham, pemasok, dan masyarakat.
e. Kualitas desain, kecepatan, dan pencegahan (desaign quality, speed, and prevention).
Organisasi atau perusahaan dituntut untuk menjadi inovatif dalam menerapkan teknologi,
menggunakan sistem pemrosesan yang terencana dengan baik dan terintegrasi dengan
sempurna, dan mempunyai perencanaan dalam produk maupun jasa berdasar perancangan
terbaru dengan konsep kreatif dan peralatan yang paling kompleks.
f. Partisipasi dan kerjas sama seluruh personil (people participation and partnership)
Strategi inovatif banyak melibatkan karyawan, dengan program karyawan multi fungsi,
program manajemen tim yang mandiri oleh karyawan, program manajemen partisipatif,
dam gugus kualitas, yang harus didukung untuk memperbaiki keahlian dan pengetahuan,
kinerja dan fleksibilitas untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kualitas,
g. Manajemen berdasar fakta (fact-based management)
Untuk dapat mencapai sasaran kinerja dan kualitas diperlukan manajemen proses yang
berdasarkan informasi, data, dan analisis yang dapat dipercaya.

Sumber : BMP EKMA4265 MODUL 4, Hal. 4.29 – 4.31

Anda mungkin juga menyukai