Hipertensi
Hipertensi
DISUSUN OLEH :
HENDRIYANTO
703. 6. 3. 0065
2014
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA IBU “S” DI DUSUN
SUMBER BENTONG DESA KARANG CEMPAKA DENGAN DIAGNOSA
MEDIS HIPERTENSI
Mahasiswa
HENDRIYANTO
703. 6. 3. 0065
Mengetahui
Pembimbing Institusi
2
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
DENGAN MASALAH HIPERTENSI
A. KELUARGA
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang hidup
bersama melalui ikatan perkawinan dan kedekatan emosi yang masingmasing
mengidentifikasi diri sebagai bagian dari keluarga (Ekasari, 2000).
Menurut Duval, 1997 (dalam Supartini, 2004) mengemukakan
bahwa keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional dan sosial setiap anggota.
Bailon, 1978 (dalam Achjar, 2010) berpendapat bahwa keluarga
sebagai dua atau lebih individu yang berhubungan karena hubungan darah,
ikatan perkawinan atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain dalam peranannya dan menciptakan serta
mempertahankan budaya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sekumpulan dua
orang atau lebih yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi,
hubungan darah, hidup dalam satu rumah tangga, memiliki kedekatan
emosional, dan berinteraksi satu sama lain yang saling ketergantungan
untuk
menciptakan
atau
mempertahankan
budaya,
meningkatkan
1
yang saling memuaskan, menghubungkan jaringan persaudaraan
secara harmonis, merencanakan keluarga berencana.
b. Tahap II : Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi sampai
umur 30 bulan)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap II, yaitu membentuk
keluarga muda sebagai sebuah unit, mempertahankan hubungan
perkawinan yang memuaskan, memperluas persahabatan dengan
keluarga besar dengan menambahkan peran orang tua kakek dan nenek
dan mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga besar masingmasing pasangan.
c. Tahap III : Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berumur
2-6 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap III, yaitu memenuhi
kebutuhan
anggota
keluarga,
mensosialisasikan
anak,
dengan
teman
sebaya,
mempertahankan
hubungan
2
secara terbuka antara orang tua dan anak-anak, memberikan perhatian,
memberikan
kebebasan
dalam
batasan
tanggung
jawab,
keluarga
pertengahan
dimulai
ketika
anak
terakhir
hubungan yang memuaskan dan penuh arah dengan lansia dan anakanak, memperoleh
hubungna perkawinan yang kokoh.
h. Tahap VIII : Keluarga dalam tahap pensiunan dan lansia
Dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa
pensiun terutama berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal
dan berakhir dengan pasangan lain meninggal. Tugas perkembangan
keluarga adalah mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan,
menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun, mempertahankan
hubungan perkawinan, menyesuaikan diri terhadap kehilangan
pasangan dan mempertahankan ikatan keluarga antara generasi.
3. Tipe Keluarga
Menurut Maclin, 1988 (dalam Achjar, 2010) pembagian tipe
keluarga, yaitu :
3
a. Keluarga Tradisional
1) Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri dan
anak-anak yang hidup dalam rumah tangga yang sama.
2) Keluarga dengan orang tua tunggal yaitu keluarga yang hanya
dengan satu orang yang mengepalai akibat dari perceraian, pisah,
atau ditinggalkan.
3) Pasangan inti hanya terdiri dari suami dan istri saja, tanpa anak
atau tidak ada anak yang tinggal bersama mereka.
4) Bujang dewasa yang tinggal sendiri
5) Pasangan usia pertengahan atau lansia, suami sebagai pencari
nafkah, istri tinggal di rumah dengan anak sudah kawin atau
bekerja.
6) Jaringan keluarga besar, terdiri dari dua keluarga inti atau lebih
atau anggota yang tidak menikah hidup berdekatan dalam daerah
geografis.
b. Keluarga non tradisional
1. Keluarga dengan orang tua yang mempunyai anak tetapi tidak
menikah (biasanya terdiri dari ibu dan anaknya).
2. Pasangan suami istri yang tidak menikah dan telah mempunyai
anak
3. Keluarga gay/ lesbian adalah pasangan yang berjenis kelamin sama
hidup bersama sebagai pasangan yang menikah
4. Keluarga kemuni adalah rumah tangga yang terdiri dari lebih satu
pasangan
monogamy
dengan
anak-anak,
secara
bersama
Keluarga tradisional
1) Keluarga Inti (Nuclear Family) yaitu keluarga yang terdiri dari
suami, istri, dan anak kandung atau anak angkat
4
2) Keluarga besar (extended family) yaitu keluarga inti ditambah
dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya
kakek, nenek, paman, dan bibi
3) Keluarga dyad yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri
tanpa anak
4) Single parent yaitu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua
dengan anak kandung atau anak angkat, yang disebabkan karena
perceraian atau kematian.
5) Single adult yaitu rumah tangga yang hanya terdiri dariseorang
dewasa saja
6) Keluarga usia lanjut yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami
istri yang berusia lanjut.
b.
Darmawan (2005)
a. Keluarga berantai (sereal family) yaitu keluarga yang terdiri dari
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu
keluarga inti.
b. Keluarga
berkomposisi
yaitu
keluarga
yang
perkawinannya
4. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur
keluarga atau sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh keluarganya :
5
Fungsi keluarga menurut Friedman (1998) dalam Setiawati dan
Darmawan (2005), yaitu:
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan
pemeliharaan kepribadian anggota keluarga.
b. Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi bercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi
pada anak, membentuk nilai dan norma yang diyakini anak,
memberikan batasan perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak,
meneruskan nilai-nilai budaya anak.
c. Fungsi perawatan kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan keluarga merupakan fungsi keluarga
dalam melindungi keamanan dan kesehatan seluruh anggota keluarga
serta menjamin pemenuhan kebutuhan perkembangan fisik, mental,
dan spiritual, dengan cara memelihara dan merawat anggota keluarga
serta mengenali kondisi sakit tiap anggota keluarga.
d. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang,
pangan, dan papan, dan kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber
daya keluarga.
e. Fungsi biologis
Fungsi biologis bukan hanya ditujukan untuk meneruskn keturunan
tetapi untuk memelihara dan membesarkan anak untuk kelanjutan
generasi selanjutnya.
f. Fungsi psikologis
Fungsi psikologis terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih
saying dan rasa aman/ memberikan perhatian diantara anggota
keluarga, membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga dan
memberikan identitas keluarga.
6
g. Fungsi pendidikan
Fungsi pendidikan diberikan keluarga dalam rangka memberikan
pengetahuan, keterampilan membentuk perilaku anak, mempersiapkan
anak untuk kehidupan dewasa mendidik anak sesuai dengan tingkatan
perkembangannya.
5. Tugas Keluarga
Tugas keluarga merupakan pengumpulan data yang berkaitan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan. Asuhan
keperawatan keluarga mencantumkan lima tugas keluarga sebagai paparan
etiologi/ penyebab masalah dan biasanya dikaji pada saat penjajagan tahap
II bila ditemui data malaadapti pada keluarga. Lima tugas keluarga yang
diaksud adalah:
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah, termasuk bagaimana
persepsi keluarga terhadap tingkat keparahan penyakit, pengertian,
tanda dan gejala, factor penyebab dan persepsi keluarga terhadap
masalah yang dialami keluarga.
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, termasuk sejauh
mana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah,
bagaimana
masalah
dirasakan
keluarga,
bagaimana
keluarga
keluarga
memodifikasi
lingkungan
seperti
7
lingkungan dalam dan lingkungan luar rumah yang berdampak
terhadap kesehatan keluarga.
e. Ketidakmampuan
keluarga
memanfaatkan
fasilitas
pelayanan
B. Hipertensi
1. Pengertian
Hipertensi berasal dari dua kata yaitu hiper yang berarti tinggi dan tensi
yang artinya tekanan darah. Menurut American Society of Hypertension
(ASH), pengertian hipertensi adalah suatu sindrom atau kumpulan gejala
kardiovaskuler yang progresif, sebagai akibat dari kondisi lain yang kompleks
dan saling berhubungan (Sani, 2008).
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik sama dengan atau lebih dari
140mmHg dan tekanan diastolik sama dengan atau lebih dari 90mmHg
(WHO, 1999). Pada populasi manula hipertensi didefinisikan sebagai tekanan
sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. (Mansjoer Arief, 1999).
2. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:
hipertensi esensial atau hipertensi primer dan hipertensi sekunder.
a. Hipertensi essensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya
disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95 % kasus. Banyak faktor
yang mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan, hiperaktifitas susunan
saraf simpatis, sistem renin angiotensin, defek dalam ekskresi Na,
peningkatan Na dan Ca interseluler, dan faktor-faktor yang risiko seperti
obesitas, alkohol, merokok.
b. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal, penyebab spesifiknya diketahui
seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskuler renal,
8
hipertensi aldosteronisme primer, dan sindrom chusing, feokromositoma,
koarkfasio aorta, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan dan lainlain.
(Mansjoer, Arif dkk, 2001)
3. Penyebab
Tekanan sistolik dan diastolik dapat bervariasi pada tingkat individu.
Namun disepakati bahwa hasil pengukuran tekanan darah yang lebih besar
dari 140/90 mmHg adalah hipertensi (WHO, 1999 dan JNC, 2007). Tabel
pengklasifikasian hipertensi dapat dilihat dibawah ini :
Tabel 1 Klasifikasi Hipertensi menurut WHO
Kategori
Sistol (mmHg)
Diastol (mmHg)
Optimal
< 120
< 80
Normal
< 130
< 85
140-159
90-99
140-149
90-94
160-179
100-109
≥ 180
≥ 110
≥ 140
< 90
140-149
< 90
Sub grup : perbatasan
Kategori
Sistol (mmHg)
Dan/atau
Diastole (mmHg)
<120
Dan
<80
Pre hipertensi
120-139
Atau
80-89
Hipertensi tahap 1
140-159
Atau
90-99
Hipertensi tahap 2
≥ 160
Atau
≥ 100
Normal
9
e. Sakit Kepala
f. Lemah dan Lelah
g. Rasa Pegal di bahu
h. Jantung berdebar-debar
i. Pandangan menjadi kabur
j. Mata berkunang-kunang
6. Bahaya Hipertensi
Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, naik secara
langsung maupun secara tidak langsung. Kerusakan organ target yang umum
ditemui pada pasien hipertensi adalah:
a. Penyakit ginjal kronis
b. Jantung
-
Gagal jantung
c. Otak
-
Strok
10
d. Penyakit arteri perifer
e. Retinopati
Beberapa penelitian menemukan bahwa penyebab kerusakan organorgan tersebut dapat
melalui akibat langsung dari kenaikan tekanan darah
pada organ, atau karena efek tidak langsung, antara lain adanya autoantibodi
terhadap reseptor ATI angiotensin II, stress oksidatif, down regulation dari
ekspresi nitric oxide synthase, dan lain-lain. Penelitian lain juga
membuktikan bahwa diet tinggi garam dan sensitivitas terhadap garam
berperan besar dalam timbulnya kerusakan organ target, misalnya kerusakan
pembuluh darah akibat meningkatnya ekspresi transforming growth factor-β
(TGF-β) (Yogiantoro, 2006).
Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, naik secara
langsung maupun secara tidak langsung. Kerusakan organ target yang
umum ditemui pada pasien hipertensi adalah:
f. Penyakit ginjal kronis
g. Jantung
-
Gagal jantung
h. Otak
-
Strok
11
kerusakan pembuluh darah akibat meningkatnya ekspresi transforming
growth factor-β (TGF-β) (Yogiantoro, 2006).
7. Cara Pencegahan
Pencegahan Hipertensi dapat dilakukan sendiri dengan :
a.
Hindari Obesitas
b.
Hindari merokok
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
C. ASUHAN KEPERAWATAN
Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistimatis
untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan keperawatan
keluarga,melaksanakan asuhan keperawatan ,serta implementasi keperawatan
terhadap keluarga sesuai rencana yang telah direncanakan /dibuat serta
mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan .
1. Pengkajian
a.
Penjajakan pertama
Tujuan penjajakan tahap pertama adalah untuk mengetahui masalah
yang dihadapi oleh keluarga.
1) Pengumpulan data
Merupakan informasi yang diperlukan untuk mengukur masalah
kesehatan
,status
kesehatan,
kesanggupan
keluarga
dalam
12
(2) Data demografi
keluarga.
(3) Tempat tinggal masing-masing anggota keluarga,
(4) Macam struktur anggota keluarga apakah matrikat,patrikat
berkumpul atau menyebar.
(5) Anggota keluarga yang menonjol dalam pengambilan
keputusan.
(6) Hubungan dengan anggota keluarga termasuk dalam
perselisihan yang nyata ataupun tidak nyata.
(7) Kegiatan dalam hidup sehari-hari,kebiasaan tidur,kebiasaan
makan dan penggunaan waktu senggang
b) Faktor sosial budaya dan ekonomi
(1) Pekerjaan
(2) Penghasilan
(3) Kesanggupan untuk memenuhi kebutuhan primer
(4) Jam kerja ayah dan ibu
(5) Siapa yng menentukan keuangan dan penggunaannya
c) Faktor lingkungan
(1) Perumahan
(a) Luas rumah
(b) Pengaturan dalam rumah
(c) Persediaan sumber air
(d) Adanya bahan kecelakaan
(e) Pembuangan sampah
(2) Macam lingkungan / daerah rumah
(3) Fasilitas social dan lingkungan
(4) Fasilitas transportasi dan kesehatan
d) Riwayat kesehatan
(1) Riwayat kesehatan dari tiap anggota keluarga
(2) Upaya pencegahan terhadap penyakit
(3) Sumber pelayanan kesehatan
(4) Perasepsi keluarga terhadap peran pelayanan dari petugas
13
kesehatan.
(5) Pengalaman yang lalu dari petugas kesehatan.
e) Cara pengumpulan data
i.
Oservasi langsung
secara
langsung.
1. Keadaan fisik dari tiap anggota keluarga.
2. Komunikasi dari tiap anggota keluarga
3. Peran dari tiap anggota keluarga
4. Keadaan rumah dan lingkungan
ii.
Wawancara
Dapat mengetahui hal-hal :
1. Aspek fisik
2. Aspek mental
3. Sosial budaya
4. Ekonomi
5. Kebiasaan
6. Lingkungan
iii.
iv.
Dilakukan
14
kesehatan.
Contoh :
(1) Riwayat penyakit keturunan dari keluarga seperti hipertensi
(2) Masalah nutrisi terutama dalam pengaturan diet
b) Kurang atau tidak sehat adalah : kegagalan dalam memantapkan
kesehatan.
Contoh:
(1) Adakah didalam keluarga yang menderita penyakit hipertensi
(2) Siapakah yang menderita penyakit hipertensi
c) Krisis adalah : saat- saat keadaan menuntut terlampau banyak dari
indivdu atau keluarga dalam hal penyesuaian maupun sumber daya
mereka.
Contoh :
Adakah anggota keluarga yang meninggal akibat hipertensi.
3.
menentukan
prioritas
masalah
kesehatan
keluarga
Kemungkinan
Masalah dapat diubah
- Mudah
- Sebagian
- Tidak dapat
Potensial
Masalah
untuk dicegah
- Tinggi
- Cukup
- Rendah
Menonjolnya Masalah
- Segera
Skala
Bobot
1
Skoring
Rasional
3
2
1
2
2
1
0
1
3
2
1
1
2
15
- Tidak perlu segera
- Tidak dirasakan
1
0
Total
Skoring :
1. Tentukan skor untuk tiap criteria
2. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan bobot
3. Jumlahkanlah skor
sama
keluarga
dapat
ini
menggambarkan
sampai
dimana
sanggupan
keluarga
mengenal
masalah
penyakit
gejala
hipertensi
2) Ketidaksanggupan keluarga dalam mengambil keputusan dalam
melaksanakan tindakan yang tepat untuk segera berobat kesarana
kesehatan bila terkena hipertensi berhubungan dengan kurang
pengetahuan klien/keluarga tentang manfaat berobat kesarana
kesehatan
3) Ketidak mampuan merawat anggota keluarga yang sakit
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit
16
hipertensi ,cara perawatan dan sifat penykit hipertensi .
4) Keitdaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat
mempengaruhi kesehatan keluarga berhubungan dengan tadak
dapat melihat keuntungan dan manfaat pemeliharaan lingkungan
serta kitidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit hipertensi.
5) Ketidakmampuan menggunakan sumber yang ada di masyarakat
guna memelihara kesehatan berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan klien dan keluarga tersedianya fasilitas kesehatan
seperti JPS.,dana sehat dan tidak memahami manfaatnya.
Adapun diagnosa keperawatan yang berhubungan pengaturan diet
pada klien hipertensi adalah :
1) Ketidaktahuan mengenal masalah nutrisi sebagai salah satu
penyebab terjadinya hipertensi adalah berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan cara pengaturaan diet yang benar.
2) Ketidak sanggupan keluarga memilih tindakan yang tepat dalam
pengaturan diet bagi penderita hipertensi berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan tentang cara pengaturan diet yang benar.
3) Ketidakmampuan untuk penyediaan diet khusus bagi klien
hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga
tentang cara pengolahan makanan dalam jumlah yang tepat.
4) Ketidakmampuan meenyediakan makanan rendah garam bagi
penderita hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
dan kebiasaan sehari-hari yang mengkonsumsi makanan yang
banyak mengandung garam
5) Ketidaktahuan menggunakan manfaat tanaman obat keluarga
berhubungan dengan kurangnya pengetahan tentang manfaat
tanaman obat tersebut.
4. Perencanaan
Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan keperawatan
yang ditentukan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam memecahkan
masalah kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi (Nasrul
Effendi,1998 : 54 )
17
Rencana tindakan dari masing –masing diagnosa keperawatan khusus diet
pada klien hipertensi adalah :
a.
kurangnya
Rasional
a) Dengan
diberikan
penjelasan
diharapkan
keluarga
18
Keluarga dapat memahami tentang manfaat pengaturan diet untuk
klien hipertensi
2) Kriteria hasil
a) Keluarga mampu menjelaskan tentang manfaat pengaturan diet
bagi klien hiperetensi
b) Keluarga dapat menyediakan makanan khusus untuk klien
hipertensi
3) Rencana tindakan
a. Beri penjelasan kepada keluarga tentang manfaat pengaturan
diet untuk klien hipertensi.
b. Beri penjelasan kepada keluarga jenis untuk klien hipertensi.
4) Rasionalisasi
a) Dengan
diberi
penjelasan diharapkan
keluarga
mampu
diharapkan
mengetahui jenis
makanan untuk
penderita hipertensi.
c. Ketidakmampuan keluarga untuk menyediakan diet khusus bagi
penderita hipertensi berhubungan kurangnya pengetahuan tentang cara
pengolahan makanan dalam jumlah yang benar .
1) Tujuan
Keluarga mampu menyediakan diet khusus untuk penderita
hipertensi.
2) Kriteria hasil
a) Kilen dan keluarga mampu menyediakan diet khusus untuk
penderita hipertensi.
b) Keluarga mampu menyajikan makanan dalam jumlah yang tepat
bagi klien hipertensi.
3) Rencana tindakan
a) Berikan penjelasan kepada klien dan keluarga cara pengolahan
makanan untuki klien hipertensi.
b) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga jumlah makanan
yang dikonsumsi oleh klien hipertensi.
19
c) Beri contoh sederhana kepada klien dan keluarga untuk
memnbuat makanan dengan jumlah yang tepat.
4) Rasionalisasi.
a) Dengan diberikan penjelasan diharapkanklien dan keluarga
dapat cara pengolahan makanan untuk klien hipertensi.
b) Diharapkan klien dapat mengkonsumsi makanan sesuai
yang dianjurkan.
c) Dengan diberikan contoh sederhana caara membuat
makanan dalam jumlah yang tepat kilen dan keluarga
mampu menjalankan /melaksanakaannya sendiri.
d. Ketidakmampuan menyediakan makanan rendah garam bagi penderita
hipertensi berhubungan dengan kurang pengetahuan dan kebiasaan
sehari-hari yang mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung
garam.
1) Tujuan
Seluruh
anggota
keluarga
membiasakan
diri
setiap
hari
20
4) Rasional
a) Diharapkan klien dan keluarga memahami dan mengerti
tentang pengaruh garam terhadap klien hipertensi
b) Diharapkan klien dan keluarga dapat menghindari makanan
yang banyak mengandung garam.
c) Dengan diberi motivasi diharapkan klien dan kelarga mau
merubah sikapnya dari yang tidak sehat menjadi sehat
e. Ketidakmampuan menggunakan sumber pemanfaatan tanaman obat
keluarga berhubungan dengan kurang pengetahuan guna dari tanaman
obat keluarga.
1) Tujuan
Diharapkan klien dan keluarga mampu memanfaatkan sumber
tanaman obat keluarga.
2) Kriteria hasil
Klien dan keluarga dapat menyebutkan tanaman obat yang dapat
membantu untuk pengobatan hipertensi
3) Rencana tindakan
a) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga manfaat Toga.
b) Beri penjelasan kepada klien keluarga macam dan jenis
tumbuhan /tanaman yang dapat membantu menurunkan
tekanan darah
c) Anjurkan kepada kepada klien dan keluarga agar berusaha
memiliki tanaman obat keluarga .
4) Rasional
a) Agar klien dan keluarga dapat memahami manfaat Toga.
b) Klien dan keluarga dapat mengetahui jenis tanaman yang dapat
menurunkan tekanan darah.
c) Dengan memiliki Toga sendiri klien dapat mengkonsumsi
tanaman obat tersebut kapan saja diperlukan.
5) Pelaksanaan
Pelaksanaan asuhan keperawatan pada anggota keluarga
yang menderita hipertensi sesuai rencana yang telah disusun.
21
Pada peleksanaan asuhan keperawatan keluarga dapat dilaksanakan
antara lain :
a) Deteksi dini kasus baru.
b) Kerja sama lintas program dan lontas sektoral
c) Melakukan rujukan
d) Bimbingan dan penyuluhan.
( Pedoman Kerja Puskesmas, 1992 :6)
5. Evaluasi
Penilaian adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai (out
put ) dan penilaian selalu berkaitan dengan tujuan.Evaluasi juga dapat
meliputi penilaian input dan porses.
Evaluasi sebagai suatu proses yang dipusatkan pada beberapa dimensi
;
a) Bila evaluasi dipusatkan pada tujuan kita memperhatikan hasil dari
tindakan keperawatan.
b) Bila evaluasi digunakan pada ketepatgunaan (effisiensi ),maka
dimensinya dapat dikaitkaan dengan biaya.,waktu,tenaga dan
bahan.
c) Kecocokan (Apprioriatenes ) dari tindakan keperawatan adalah
kesanggupan dari tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah.
d) Kecukupan (Adecuacy) dari tindakan keperawatan (Family Healt
22
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2,
Jakarta, EGC,
Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta,
Penerbit Buku Kedokteran, EGC,
Goonasekera CDA, Dillon MJ, 2003. The child with hypertension. In: Webb NJA,
Postlethwaite RJ, editors. Clinical Paediatric Nephrology. 3rd edition.
Oxford: Oxford University Press
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second
Edition. New Jersey: Upper Saddle River
Imam, S Dkk.2005. Asuhan Keperawatan Keluarga.Buntara Media:malang
Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second
Edition. New Jersey: Upper Saddle River
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006.
Jakarta: Prima Medika
Smet, Bart.1994. Psikologi Kesehatan. Pt Grasindo:Jakarta
Soeparman dkk,2007 Ilmu Penyakit Dalam , Ed 2, Penerbit FKUI, Jakarta
Smeljer,s.c Bare, B.G ,2002 Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah,
23