Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Etnopedagogi

(Untuk memenuhi tugas mata kuliah Inovasi pembelajaran Pendidikan Biologi)

Disusun oleh :

Ilmi Riyani Fauziyah 165040025

Ghina Nur Alifah 1650400

Iis marisha 1650400

Siti Fatimah 1650400

Indah Saeputri 1650400

Rizwan suandi 1650400

Suci Mustikasari 1650400

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN BIOLOGI

UNIVERSITAS PASUNDAN

TAHUN 2018-2019
KATA PENGANTAR

i
DAFTAR ISI

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Latar belakang dibuat makalah ini adalah, karena banyak sekali model pembelajaran yang dapat
digunakan dalam pembelajaran biologi akan tetapi, jarang Digunakan dari budaya setempat
daerah tersebut, sebenarnya banyak sekali budaya budaya diberbagai daerah yang dapat
dijadikan media pembelajaran khususnya untuk materi biologi

Sehingga, kelompok kami mengambil kebudayaan wayang untuk dijadikan model pembelajaran
untuk biologi, mengambil media ajar wayang ini, supaya dapat melestaeikan wayang ini sebagai
aset bangsa Indonesia dan supaya lebih banyak lagi media untuk mengajarkan hal hal mengenai
materi biologi yang bukan mengenai abstraksi seperti pada materi sel, materi DNA dan hal
lainnya

Menggunakan wayang juga sebagau melestarikan kebudayaan Jawa Barat, kenapa tidak
menggunakan media belajar yang lain? Karena kita harus terfokus terlebih dahulu satu
kebudayaan sehingga nantinya akan mengembangkan budaya lainnya yang dapat dijadikan
media ajar maupun metode ajar.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu etnopedagogik?


2. Bagaimana wayang bisa dijadikan model dalam etnopedagogik ?
3. Materi apa yang pas untuk wayang sebagai media ajar?

C. Tujuan

1. Mengenalkan Budaya Wayang dikalangan siswa Sekolah Menengah Atas


2. Memadukan budaya wayang dengan materi biologi dikalangan siswa sekolah menengah
atas
3. Supaya mahasiswa dan siswa dapat mengetahui lebih lanjut mengenai budaya wayang
sehingga dapat melestarikan
4. Dapat menggunakan media kebudayaan khususnya wayang sebagai media ajar di biologi

1
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Etnopedagogi

menurut Chaidar Alwasilah lahir pendidikan bermakna deliberatif, yaitu “setiap masyarakat
berusaha mentransmisikan gagasan fundamental yang berkenaan dengan hakikat dunia,
pengetahuan, dan nilai-nilai yang dianutnya.”7 Hal inilah yang kemudian melahirkan istilah
Etnopedagogi, yaitu praktek pendidikan berbasis kearifan lokal.

Kearifan lokal yang terdapat pada beberapa kelompok/ masyarakat minoritas di Indonesia
banyak mengandung nilai luhur budaya bangsa, yang masih kuat menjadi identitas karakter
warga masyarakatnya. Namun di sisi lain, nilai kearifan lokal sering kali dinegasikan atau
diabaikan, karena dianggap tidak sesuai dengan perkembangan zamannya. Padahal dari
kearifan lokal tersebut dapat dipromosikan nilai-nilai luhur yang bisa dijadikan model dalam
pengembangan budaya bangsa Indonesia.

Etnopedagogi memandang pengetahuan atau kearifan lokal (local knowledge, local wisdom)
sebagai sumber inovasi dan keterampilan yang dapat diberdayakan untuk kesejahteraan
masyarakat. Etnopedagogi adalah praktek pendidikan berbasis kearifan lokal dalam berbagai
ranah seperti pengobatan, seni bela diri, lingkungan hidup, pertanian, ekonomi, pemerintahan,
sistem penanggalan dan lain-lain.Kearifan lokal layak menjadi basis pendidikan dan
pembudayaan. Pengenalan terhadap budaya lokal khususnya di Jawabarat kepada siswa
sangat diperlukan sehingga siswa dapat menghayati, melestarikan budayanya dan dirinya
sendiri. Pengembangan model pembelajaran biologi yang berorientasi pada etnopedagogi
diharapkan dapat memberikan pengayaan yang berarti dalam menunjang tujuan pendidikan
nasional yang akan membentuk karakter bangsa. Oleh karena itu, etnopedagogi menjadi
landasan dalam pengembangan model pembelajaran biologi yang berbasis kearifan lokal,
karena pembelajaran tersebut dapat mendekatkan guru dan siswa dengan situasi konkret yang
mereka hadapi untuk dapat lebih memahami budayanya sendiri, sehingga menumbuhkan dan
memberikan perhatianterhadap pemeliharaan dan pemanfaatan lingkungan alam sekitar

2
3

Dalam perspektif hakikat pendidikan, baik Alwasilah ef a/. (2009) maupun Kartac (2010)
memandang bahwa pendidikan tidak terlepas dari aspek sosial dan kultural bersifat
deliberatif dalam arti masyarakat mentransmisikan dan mengabadikan kehidupan yang baik
yang berasal dari kepercayaan masyarakat yang fundamental hakikat dunia, pengetahuan dan
tata nilai (Alwasilah et al',2009: 16)

OIeh karena itu reorientasi landasan ilmiah mengenai pendidikan yang hirau terhadap nilai-
nilai kemanusiaan sesuatu yang selama ini luput dari perhatian dikarenakan kurangnya studi
tentang landasan budaya pendidikan. Keutamaan pendidikan hendaknya jangan sampai
tereduksi halyang superficial, sebagaimana terjadi kini pada rezim standarisasi, sehingga
mengatur tujuan luhur dari pendidikan itu sendiri, yaitu pendidikan yang membudayakan
(suratno)

B. Wayang sebagai metode pembelajaran

Wayang adalah seni pertunjukkan asli Indonesia yang berkembang pesat di Pulau Jawa dan Bali.
Pertunjukan ini juga populer di beberapa daerah seperti Sumatera dan Semenanjung Malaya juga
memiliki beberapa budaya wayang yang terpengaruh oleh kebudayaan Jawa dan Hindu.

UNESCO, lembaga yang membawahi kebudayaan dari PBB, pada 7


November 2003 menetapkan wayang sebagai pertunjukkan bayangan boneka tersohor
dari Indonesia, sebuah warisan mahakarya dunia yang tak ternilai dalam seni bertutur
(Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity).

Wayang dapat digunakan sebagai media pembelajaran biologi.telah mengembangkan media


gayanghetum (gambar wayang hewan dan tumbuhan) wayang sebagai media pembelajaran.
Hewan dan tumbuhan merupakan lakon dengan alur cerita dikemas sesuai dengan kebutuhan.
Media. gayanghetum merupakan pengembangan media pembelajaran berbentuk media gambar.
Media ini menggabungkan antara permainan warna dengan teknik kolase, serta media
gayanghetum berbentuk hewan dan tumbuhan.
4

Wayang merupakan media informasi, karena dari segi penampilannya, komunikatif di dalam
masyarakat. Penggunaan wayang sebagai media pembelajaran dimaksudkan dalam kegiatan
pembelajaran wayang digunakan untuk menyampaikan materi dalam bentuk cerita. Diharapkan
dengan adanya media wayang, siswa lebih tertarik memperhatikan materi yang disampaikan
oleh guru.

Media wayang merupakan media yang menarik untuk digunakan dalam proses pembelajaran.
Selain untuk mengajarkan tentang kebudayaan Indonesia media wayang dapat dikembangkan
menjadi media pembelajaran yang disesuaikan dengan materi pembelajaran yang akan dipelajari.
Pada dasarnya masyarakat mengenal wayang hanya dalam cerita atau legenda dari Jawa. Namun
dengan perkembangan zaman wayang dapat digunakan sebagai media yang edukatif dan efektif
dalam pembelajaran dengan kemasan yang berbeda dan menarik minat belajar siswa. Media
wayang dapat diciptakan dengan bahan-bahan yang mudah Oktavianti (2014). Guru dapat
membuat kemasan cerita yang menarik perhatian siswa pada materi pelajaran. Dengan
memadukan materi pelajaran sebagai isi dalam cerita pertunjukan wayang.

C. Materi yang cocok dengan metode pembelajaean wayang

Sebenarnya wayang ini bisa sebagai metode pembelajaran dimateri keragaman hayati dan sistem
gerak , menurut kelompok kami menggunakan wayang sebagai salah satu budaya yang memang
terdapat di pulau jawa ini, diharapkan bukan hanya generasi tua yang melestarikan wayang tapi
generasi generasi muda yang dapat melestarikannya, sehingga dimungkinkan materi materi
biologi seperti halnya keragaman hayati, sistem gerak dapat menggunakan wayang sebagai
media pembelajarannya.

Wayang tidak hanya ada wayang tradisional saja yang dianggap oleh anak anak muda jaman
sekarang, tapi tadi telah disebutkan bahwa ada gayang hetum, gayang hetum ini adalah salah satu
contoh wayang yang berbentuk hewan dan tumbuhan, bisa berupa gambar, materi ini cocok
diberikan kepada anak smp.
5

Dimateei sistem gerak san keragaman hayati, dengan dalangnya sendiri gurunya, sehingga bukan
hanya siswanya saja yang melestarikan kebudayaan ini akan tetapi, gurunyapun memiliki peran
sebagai melestarikan budaya juga. Media pembelajaran ini disesuaikan dengan tingkatan
Kognitif anak tersebut. Sebagai guru nantinya mengajar harus benar benar menguasai materi
karena dengan media pembelajaran ini, sedikit saja guru tidak menguasai materi akan terlihat
oleh peserra didik.

Wayang, alternatif media pembelajaran yang sebagai budaya daerah yang memang harus
dilestarikan keberadaannya. Nantinya kelompok kami akan mencoba menggunakan media
wayang di materi biologi lebih khususnya keanekaragaman hayati dan gerak.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Sintaks
Sintaks Pembelajaran pementasan wayang ini di aplikasikan pada RPP Sistem Gerak.
Berikut adalah sintaks dari metode pembelajaran wayang :
Sintaks metode pembelajaran
Sesi
Sintaks Guru
Pembelajaran Siswa
1. Masuk dan 1. Ketua Kelas
membuka pelajaran, memimpin doa
kemudian
mengintruksikan satu
orang untuk
memimpin berdoa
2. Memberikan 2. Menyimak
Pendahuluan
Apersepsi pengantar
pembelajaran dan
menjelaskan materi
pendahuluan dan
tujuan diadakannya
pembelajaran sistem
gerak

6
7

1. Membagi siswa ke 1. Terbagi ke


dalam beberapa baris dalam beberapa
supaya semua siswa baris
dapat melihat dengan
baik
2. guru 2. ada beberapa
menginstruksikan siswa yang
siswa untuk membantu guru
membantu sebagai
wayang di 3. setiap siswa
pewayangan sistem melakukan
gerak dan rangka perannya masing-
3. guru mengatur masing
Guru peram-peran siswa dipewayangan
menyiapkan dipewayangan sistem gerak
Bagian Inti ruangan kelas (pewayangan
dengan modern) 4. ada siswa
nyaman sebagai peran alat
4. jalan cerita gerak yang
pewayangan berlawanan dan
disesuaikan dengan sinergis, setiap
indikator yang ada siswa harus
dan sesuai dengan bergantian
materi dengan
menjalankan
cerita yang
berbeda
8

Guru menanyakan Siswa maju ke


simpulan materi hari depan kelas
ini kepada siswa, untuk
menunjuk salah satu menyimpulkan.
siswa untuk Ketua kelas
Simpulan,
menyimpulkan lalu memimpin doa
Penutup Motivasi dan
Memotivasi siswa penutup di
berdoa
kemudian menunjuk tempat duduknya
ketua kelas untuk
memimpin doa
kemudian menutup
pembelajaran.

1. Pembagian peran :
a) Gerak bisep dan trisep 4 orang
b) Gerak sinergis : 2 orang
c) Gerak berlawanan : 2 orang
B. RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMA (Sekolah Menengah Atas)

Materi Pembelajaran : Sistem Gerak Pada Manusia

Kelas/Semester : XI/1 (satu)

Alokasi Waktu : 2× 45 menit

Jumlah Pertemuan : 2 Pertemuan

A. KOMPETENSI INTI
9

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerja sama, toleransi, damai), santun, responsif, dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan


metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan
kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. KOMPETENSI DASAR (KD)

3.5 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem gerak dalam kaitannya
dengan bioproses dan gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem gerak manusia

4.5 Menyajikan karya tentang pemanfaatan teknologi dalam mengatasi gangguan sistem gerak melalui
studi literatur

C. INDIKATOR

3.5.1 Menyebutkan sistem gerak pada manusia.


3.5.2 Menjelaskan pengertian sistem gerak pada manusia
3.5.3 Menyebutkan fungsi rangka pada manusia.
3.5.4 Menjelaskan fungsi rangka pada manusia.
3.5.5 Menyebutkan nama-nama tulang penyusun rangka manusia.
3.5.6 Menyebutkan macam-macam tulang penyusun rangka tubuh manusia.
3.5.7 Menjelaskan bentuk-bentuk tulang penyusun rangka manusia.
3.5.8 Menggolongkan bentuk-bentuk tulang penyusun rangka manusia.
10

3.5.9 Menjelaskan pengertian tulang rawan dan tulang keras.


3.5.10 Menunjukan bagian- bagian sendi gerak menggunakan gambar atau torso.
3.5.11 Menjelaskan macam – macam persendian.
3.5.12 Menjelaskan pengertian otot manusia.
3.5.13 Menyebutkan macam- macam otot manusia.
3.5.14 Menjelaskan mekanisme kerja otot.
3.5.15 Menyebutkan gangguan dan kelainan pada sistem gerak manusia
3.5.16 Menyebutkan gangguan pada persendian.
3.5.17 Menyebutkan gangguan dan kelainan pada otot
4.5.1 Membandingkan struktur tulang rawan dengan tulang keras.
4.5.2 Mendemonstrasikan berbagai gerakan persendian
4.5.3 Mengaitkan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tulang dengan fakta-fakta dalam
kehidupan.
4.5.4 Menganalisis jenis gerakan yang berfungsi dalam kegiatan sehari-hari.
4.5.5 Menggunakan media presentasi untuk menyajikan data hasil analisis gangguan sistem gerak.

D. MATERI PEMBELAJARAN

1. Pengertian Sistem gerak pada manusia

2. Fungi rangka

3. Susunan tulang dalam tubuh

4. Macam- macam bentuk tulang

5. Macam- macam tulang berdasarkan zat penyusunnya

6. Persendian atau Artikulasi

7. Pengertian otot manusia

8. Macam-macam otot

9. Makanisme kontraksi otot

10. Sifat gerak otot dan jenis – jenis gerak

11. Gangguan dan kelainan pada sistem gerak

E. METODE PEMBELAJARAN

1. Metode ceramah
2. Problem based learning (berbasis masalah)
3. Presentasi siswa
4. Diskusi kelas
5. Praktikum
11

6. Kuis

F. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

1. Pertemuan ke-1

No Kegiatan Belajar Waktu


(menit)
1 Pendahuluan

 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai


implementasi nilai religius).
 Guru mengabsen, mengkondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Guru bertanya “apa yang kamu lakukan setelah
bangun tidur?” hal itu bertujuan untuk menggali
pengetahuan siswa tentang rangka tubuh manusia,misalnya
fungsi rangka.
 Memotivasi: Guru menyampaikan bahwa gerakan dapat 5 Menit
terjadi karena adanya sistem rangka, sistem otot, dan sistem
syaraf.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2 Kegiatan inti

 Guru menyajikan informasi atau menjelaskan kepada siswa


mengenai pengertian sistem gerak pada manusia

 Guru mengemukakan komponen yang berperan dalam


sistem gerak pada manusia yang meliputi rangka dan otot,
dimana gerak tubuh manusia dihasilkan karena adanya kerja
sama antara rangka dan otot.
 Guru mempersiapkan bahan peraga berupa wayang sebagai
hal pewayangan yang akan di gunakan dalam penyampaian
materi sistem gerak.

 Guru menyebutkan nama- nama tulang rangka penyusun


tubuh manusia dengan melihat gambar mulai dari tengkorak,
kemudian siswa mengikutinya untuk menyebutkan kembali
nama- nama tulang penyusun tubuh manusia 75 Menit

 Kemudian guru menjelaskan pengelompokan rangka


12

manusia

 Di lanjut guru masuk ke pokok bahasan selanjutnya untuk


memberikan penjelasan mengenai jenis tulang dan proses
pembentukan tulang (osifikasi)

 Siswa memperhatikan gambar pada power point (ppt) dan


penjelasan guru tentang proses pembentukan tulang

 Guru menjelaskan komponen penunjang sendi yang


berfungsi untuk memperkuat sendi dan memudahkan
pergerakan sendi.
 Guru memberikan contoh gerakan yang terjadi karena
adanya persendian dan memungkinkan timbulnya gerakan
yang bervariasi.
 Guru membagi siswa kedalam 5 kelompok besar untuk
melakukan pengamatan pada gambar manusia.
 Guru meminta siswa mengamati gambar kerangka manusia,
dan mengelompokan bagian-bagian mana saja yang
termasuk kedalam rangka aksial dan rangka apendikuler.
3 Penutup

 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang


rangka tubuh manusia dan persendian.
 Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan rangka
tubuh manusia dan persendian.
 Menutup pembelajaran dan mengucapkan salam.
10 Menit

2. Pertemuan ke-2

No Kegiatan Belajar Waktu


(menit)
1 Pendahuluan 5 Menit

 Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai


13

implementasi nilai religius).


 Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
 Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang gangguan
sistem gerak yang pernah dialami siswa atau keluarganya.
 Memotivasi:
Guru menanyakan bagaimana mengatasi gangguan sistem
gerak, misalnya kaki kram.

2 Kegiatan inti 75 Menit

Guru memberikan penjelasan mengenai gangguan yang


terjadi pada sistem gerak manusia.
 Guru mengajak murid untuk mengamati gambar melalui
pewayangan
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanyakan berkaitan dengan gambar bermacam-macam
gangguan sistem gerak, misalnya: Mengapa bisa terjadi
osteoporosis? Apakah tulang yang patah bisa menyambung
kembali?
 Siswa yang lainnya dapat mencoba memberikan
jawaban/hasil analisa sementara.
 Setiap kelompok dipanggil untuk mempresentasikan
tentang macam-macam gangguan pada sistem gerak yang
telah ditugaskan melalui dengan cara pewayangan yang
telah mereka buat
 Diskusi kelas, masing-masing kelompok membahas
gangguan sistem gerak .
 Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat
tentang gangguan sistem gerak .
3 Penutup 10 Menit

 Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang


gangguan sistem gerak pada manusia
 Refleksi: Guru memberikan soal-soal kuis tentang sistem
gerak untuk seluruh siswa .
 Menutup pembelajaran dan mengucapkan salam

G. MEDIA ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN


a. Media belajar
 Power Point
b. Alat
 Laptop
 Lcd/proyektor
c. Sumber belajar
 Buku Biologi Untuk SMA/MA kelas XI
 Browsing Internet
14

 Dan sumber belajar lainnya.


KESIMPULAN

Kesimpulan

Bahwa wayang salah satu budaya yang haruskan dilestarikan oleh kalangan murid bukan hanya
kalangan yang sudah tua saja, dan wayang bisa sebagai metode ajar didalam materi biologi lebih
spesifik dalam materi gerak. Bahwasanya semoga dengan media ajar ini membangkitkan
mahasiswa yang ingin meneliti lebih lanjut hubungan antara kebudayaan (wayang) dengan media
ajar.

Saran

Diharapkan dengan pengunaan media ajar wayang ini, menimbulkan kekreatifan untuk
memberikan media ajar yang lebih menarik dalam mengajarkan materi biologi supaya peserta
didik dapat tertarik akan materi biologi dikarenakan media ajarnya yang menarik

15
DAFTAR PUSTAKA

 (Sarbaini)(2015) pendidikan berbasis etnopedagogi baiman bauntung eksplorasi


konsepsi dan konten pendidikan urang banjar , diakses dari :
https://www.researchgate.net/publication/312921476_Pendidikan_Berbasis_Etnopedagog
i_Baiman_Bauntung_Batuah_Eksplorasi_Konsepsi_dan_Konten_Pendidikan_Urang_Ba
njar/download (diakses tanggal 22 Maret 2019)
 Hasanah Aan, Universitas Islam Negeri, Analisis, Volume XII, Nomor 1, Juni 2012
 Kurniawan Setia Iwan.& Survani Rifki.2018, Integrasi Etnopedagogi dalam
mengembangkan model pembelajaran biologi. Jurnal konseling dan Pendidikan.
6(1).Hal.16
 Hadi Sutarto. 2016. ETHNOPEDAGOGY. FKIP UNLAM press.
 (NN)(2018), Wayang. Diakses dari : https://id.m.wikipedia.org/wiki/Wayang ( diakses
tanggal 23 Maret 2019)

Anda mungkin juga menyukai