Anda di halaman 1dari 34

Nama Rumpun Ilmu : Kebidanan

USULAN PENELITIAN
HIBAH KOMPETISI PENELITIAN ( HKP ) ADI BUANA 2019

MENGENALI SIKLUS MENSTRUASI SEBAGAI LANGKAH


PREVENTIF GANGGUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA
REMAJA DI KELURAHAN GUNUNG ANYAR TAMBAK SURABAYA

Oleh:
Tetty Rihardini, SST., M.Keb.

UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA


MARET 2019
HALAMAN PENGESAHAN
HIBAH KOMPETENSI PENELITIAN ADI BUANA 2019

Judul Penelitian : Mengenali Siklus Menstruasi Sebagai Langkah Preventif


Gangguan Kesehatan Reproduksi pada Remaja di
Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya
Nama Rumpun Ilmu : Kebidanan

Peneliti Utama
a. Nama Lengkap : Tetty Rihardini, SST., M.Keb.
b. NIDN : 070107198101
c. Jabatan Fungsional : Tenaga Pendidik
d. Program Studi : Kebidanan
e. Nomer HP : 08563466981
f. Alamat Surat (email) : tettyrihardini@gmail.com

Biaya Penelitian : Dana Internal PT Rp. 4.000.000,-

Surabaya, 16 Maret 2019


Mengetahui
Dekan Peneliti

Setiawandari, SST.,M.Kes. Tetty Rihardini, SST., M.Keb.

Menyetujui
Ketua LP2M

Dr. Sukarjati, M.Kes.


NIP. 196204081987011001
PRAKATA

Syukur Alhamdulillah peneliti munajatkan kehadirat Allah SWT yang


telah melimpahkan berkah, rahmat dan hidayah-Nya serta shalawat dan salam
kepada Nabi Muhammad SAW sehingga dapat menyusun proposal penelitian
yang berjudul “ Mengenali Siklus Menstruasi Sebagai Langkah Preventif
Gangguan Kesehatan Reproduksi Pada Remaja di Kelurahan Gunung
Anyar Tambak Surabaya”.
Pada kesempatan ini tak lupa peneliti ucapkan terima kasih, kepada :
1. Drs. Djoko Adi Walujo, ST,. MM,. DBA. Rektor Universitas PGRI Adi
Buana Surabaya atas kesempatan yang telah diberikan.
2. Dr. Dra. Sukarjati, M.Kes. Kepala LPPM Universitas PGRI Adi Buana
Surabaya atas semua bimbingannya.
3. Setiawandari, SST., M.Kes, Dekan FIKes UNIPA atas kesempatan yang telah
diberikan.
4. Semua pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan laporan penelitian
ini.
Peneliti mengharapkan adanya kritik dan saran untuk perbaikan dari berbagai
pihak demi kesempurnaan penelitian ini.

Surabaya, 16 Maret 2019

Peneliti
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM

1. Judul Penelitian : Mengenali Siklus Menstruasi Sebagai Langkah


Preventif Gangguan Kesehatan Reproduksi Pada
Remaja di Kelurahan Gunung Anyar Tambak
Surabaya
2. Tim Peneliti : Tetty Rihardini, SST., M.Keb.
N Nama Jabatan Bidang InstitusiAlokasi
o. Keahlian Asal Waktu (Jam/
Minggu)
1. Tetty Rihardini, SST., M.Keb. Ketua Kebidanan Universitas 8
PGRI Adi
Buana
Surabaya

3. Obyek Penelitian (Jenis material yang akan diteliti dan segi penelitian)

adalah Remaja di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya

4. Masa Pelaksanaan: Mulai bulan Maret 2019 berakhir April 2018

5. Usulan Biaya Hibah Adi Buana Surabaya Tahun ke-1 : Rp. 3.000.000,-

6. Lokasi Penelitian (Lab/Studio/Lapangan) : Posyandu Remaja Kelurahan

Gunung Anyar Tambak Surabaya

7. Instansi lain yang terlibat (jika ada, dan uraikan apa kontribusinya):

Posyandu Remaja Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya

8. Temuan yang ditargetkan (penjelasan gejala atau kaidah, metode, teori atau

antisipasi yang di kontribusikan pada bidang ilmu): Penelitian ini

menargetkan temuan tentang pengenalan siklus menstruasi pada remaja

untuk mendeteksi gangguan kesehatan reproduksi.

9. Kontribusi mendasar pada suatu bidang ilmu (uraikan tidak lebih dari 50

kata, tekankan pada gagasan fundamental dan orisinal yang akan


mendukung pengembangan IPTEK): hasil penelitian diharapkan dapat

digunakan dan dikembangkan untuk dunia kesehatan sehingga remaja dapat

mengenali siklus menstruasi sebagai langkah preventif adanya gangguan

kesehatan reproduksi[.

10. Jurnal Ilmiah yang menjadi sasaran: Jurnal nasional tidak terakreditasi

(Jurnal ber-ISSN) Embrio tahun 2019.

11. Rencana luaran HKI, Buku, Purwarupa atau luaran lainnya yang

ditargetkan, tahun rencana perolehan atau penyelesaiannya : Tidak ada


RINGKASAN

Wanita mengalami siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari


(Tina, 2009). Siklus menstruasi idealanya teratur setiap bulan dengan rentang
waktu antara 21-35 hari setiap kali periode menstruasi. Siklus menstruasi tidak
selalu normal, banyak wanita yang mengalami gangguan (Ganong, 2012). Siklus
menstruasi yang dialami oleh banyak wanita, yaitu siklus memanjang atau lebih
dari 35 hari (oligomenore), siklus menstruasi yang pendek kurang dari 21 hari
(polimenore) bahkan tidak menstruasi selam 3 bulan (amenore) berturut-turut
(Wikjosastro, 2005). Masa remaja merupakan suatu masa peralihan dari pubertas
ke dewasa atau suatu proses tumbuh ke arah kematangan yang mencakup
kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah salah satu
tahap perkembangan yang ditandai dengan kematangan organ seksual dan
tercapainya kemampuan untuk bereproduksi, dimana salah satu ciri dari tanda
pubertas seorang perempuan yaitu dengan terjadinya menstruasi pertama
(menars). Beberapa penelitian menunjukan bahwa remaja memiliki pengetahuan
yang sedikit sehingga tidak memiliki pengetahuan yang baik tentang menstruasi.
Informasi tentang menstruasi hampir sebanyak 82.9% mereka dapatkan dari ibu,
yang mana belum diketahui apakah informasi yang disampaikan benar atau tidak.
Kondisi ini akan menimbulkan kecemasan pada remaja, bahkan sering tumbuh
keyakinan bahwa menstruasi adalah sesuatu yang tidak menyenangkan atau
serius. Akibatnya, remaja mengembangkan sikap negatif terhadap menstruasi dan
melihatnya sebagai penyakit.
Tujuan dari penelitian ini untuk meningkatkan kapasitas remaja dalam
mengenali siklus menstruasi sebagai langkah preventif gangguan kesehatan
reproduksi di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi observasi
melaluai angket yang diberikan kepada remaja untuk dianalisa. Jenis penelitian ini
adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan cohort study yang
dilakukan pada remaja di Gunung Anyar Tambak Surabaya. Data dianalisa dengan
uji Wilcoxon Signed Rank Test.

Kata Kunci:Mengenali Siklus Menstruasi, Gangguan Kesehatan Reproduksi.


DAFTAR ISI

Halaman Sampul i
Halaman Pengesahan ii
Prakata iii
Identitas dan Uraian Umum iv
Ringkasan vi
Daftar Isi vii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Hipotesis Penelitian 2
1.4 Manfaat Penelitian 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 3
2.1 Menstruasi 3
2.2 Gangguan Kesehatan Reproduksi 10
2.3 Kerangka Konseptual 18
BAB 3 METODE PENELITIAN 19
3.1 Desain Penelitian 19
3.2 Tempat dan WaktuPenelitian 19
3.3 Variabel Penelitian 20
3.4 Populasi dan Sampel 21
3.5 Definisi Operasional 22
3.6 Prosedur dan Tahapan Pengumpulan Data Penelitian 23
3.7 Analisis Data 24
BAB 4 TUJUAN PENELITIAN DAN TARGET LUARAN 25
4.1 Tujuan Penelitian 25
4.2 Target Luaran 25
BAB 5 RENCANA ANGGARAN BIAYA 26
BAB 6 JADWAL PENELITIAN 27
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa remaja adalah masa dimana terjadi proses ke arah kematangan, baik

kematangan fisik, sosial atau psikologisnya. Setelah berakhirnya masa remaja,

seorang undividu akan memasuki masa dewasa awal. Kesehatan prakonsepsi

berguna untuk mengurangi risiko dan mempromosikan gaya hidup sehat untuk

mempersiapkan kehamilan sehat. Perawatan kesehatan prakonsepsi mengacu pada

intervensi biomedis, perilaku, dan preventif sosial yang dapat meningkatkan

kemungkinan memiliki bayi yang sehat.(WHO 2013)

Sustainable Development Goals (SDG) menetapkan Kesehatan adik dan Anak,

termasuk di dalamnya kesehatan reproduksi, agar mampu diakses secara universal

pada tahun 2030. Kesehatan reproduksi menjadi titik awal perkembangan

kesehatan adik dan anak yang dapat dipersiapkan sejak dini, bahkan sebelum

seorang perempuan hamil dan menjadi ibu.

Kesehatan merupakan kebutuhan dan hak setiap insan agar dapat kemampuan

yang melekat dalam diri setiap insan.hal ini hanya dapat dicapai bila masyarakat,

baik secara individu maupun kelompok berperan serta untuk meningkatkan

kemampuan hidup sehatnya.

Kemandirian masyarakat diperlukan untuk mengatasi masalah kesehatannya dan

menjalankan upaya pemecahannya sendiri adalah kelangsungan

pembangunan.pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran

,kemauan,kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang optimal. Oleh karena itu perlu diselengarakan upaya

kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan ,promosi kesehatan (promotif)


,pencegahan penyakit ( preventif ) ,penyembuhan penyakit ( kuratif) dan

pemulihan kesehatan (rehabilitative) yang diselenggarakan secara menyeluruh

,terpadu dan kesinambungan .dalam rangka memajukan kesehatan masyarakat

serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat maka diperlukan strategi

promosi kesehatan baik kepada pemerintah, tokoh masyarakat dan khususnya

kepada masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah kapasitas remaja dalam mengenali siklus menstruasi

sebagai langkah preventif gangguan kesehatan reproduksi di Kelurahan Gunung

Anyar Tambak Surabaya

1.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis pada penelitian ini adalah “Peningkatan kapasitas remaja dalam

mengenali siklus menstruasi sebagai langkah preventif gangguan kesehatan

reproduksi di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya”.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi institusi pelayanan kesehatan penelitian ini dapat digunakan sebagai

pertimbangan dalam meningkatkan cakupan keberhasilan program Kesehatan

Reproduksi melalui Posyandu Remaja.

2. Bagi tenaga kesehatan penelitian ini dapat menambah pengetahuan/wawasan

dan keterampilan bagi bidan terutama dalam peran sebagai educator

(pendidik) untuk memberikan pendidikan kesehatan dalam meningkatkan

program preventif kesehatan reproduksi.

3. Penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi penelitian berikutnya.


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Menstruasi

2.1.1. Definisi Menstruasi

Menstruasi adalah meluruhnya dinding rahim (endometrium) yang mengandung

pembuluh darah karena sel telur (ovum) tidak dibuahi (Pudjiastuti, 2012). Menstruasi

adalah masa perdarahan yang terjadi pada perempuan secara rutin setiap bulan selama

masa suburnya (Laila, 2011). Sementara menurut Prawirohardjo (2011) pendarahan haid

merupakan hasil interaksi kompleks yang melibatkan sistem hormon dengan organ tubuh,

yaitu hipotalamus, hipofise, ovarium, dan uterus serta faktor lain di luar organ reproduksi.

Menurut istilah haid ialah darah yang keluar dari rahim (wanita dewasa) pada waktu-

waktu tertentu sebagai tanda kematangan pembuahan (reproduksi) pada wanita (Nur,

2016). Menstruasi adalah pengeluaran darah, mukus, dan debrissel dari mukosa uterus

disertai pelepasan endometrium secara periodik dan siklik.

2.1.2. Fisiologi Siklus Menstruasi

Siklus menstruasi diregulasi oleh hormon Luteinizing Hormone (LH) dan

Follicle-Stimulating Hormone (FSH), yang diproduksi oleh kelenjar hipofisis,

mencetuskan ovulasi dan menstimulus ovarium untuk memproduksi estrogen dan

progesteron. Estrogen dan progesteron akan menstimulus uterus dan kelenjar

payudara agar kompeten untuk memungkinkan terjadinya pembuahan

(Rosenblatt, 2007). Siklus menstruasi terdiri atas tiga fase yaitu: fase folikular

(sebelum telur dilepaskan), fase ovulasi (pelepasan telur) dan fase luteal (setelah

sel telur dilepaskan) (Rosenblatt, 2007). Menurut Wikjosastro (2006), siklus

menstruasi terdiri atas tiga fase, yaitu fase menstruasi, proliferasi dan sekresi.

Menstruasi sangat berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi


ovulasi, jika proses ovulasi teratur maka siklus teratur. Fase folikular dimulai

pada hari pertama menstruasi. Pada fase ini, endometrium tebal dan kaya akan

cairan serta nutrisi yang didesain untuk nutrisi bagi embrio. Jika tidak ada sel

telur yang dibuahi, level estrogen dan progesteron rendah. Sehingga lapisan atas

uterus yaitu endometrium luruh dan terjadilah perdarahan menstruasi

(Rosenblatt, 2007). Menurut American Congress of Obsetricians and

Gynecologists (2009), lama siklus menstruasi normal 21-35 hari, biasanya 28

hari. Siklus menetap dan teratur pada usia 18-40 tahun. Rata-rata kehilangan

darah 40-50ml, dimana 70% hilang pada 48 jam pertama dan kontraksi terkuat

di 24-48 jam pertama. Pada saat yang sama, kelenjar hipofisis meningkatkan

sedikit produksi FSH. Hormon ini kemudian menstimulasi pertumbuhan 3-30

folikel, tiap folikel berisi sebuah telur. Akhir fase, biasanya hanya satu folikel

yang berkembang, disebut folikel de Graaf. Folikel ini kemudian segera

memproduksi estrogen dan progesteron yang menekan produksi FSH. Sehingga

lobus anterior hipofisis mengeluarkan hormon gonadotropin yang kedua yakni

LH (Rosenblatt, 2007). Folikel de Graaf yang metang banyak mengandung

estrogen dan menyebabkan endometrium tumbuh dan berproliferasi. Pada

beberapa referensi ini disebut fase proliferasi. Fase folikular sampai fase

proliferasi berlangsung selama 13-14 hari dan merupakan fase terlama. Fase ini

menjadi pendek saat mendekati menopause. Fase ini berakhir tepat saat LH

meningkat tiba-tiba (Rosenblatt, 2007).

Fase ovulasi dimulai ketika folikel de Graaf menjadi lebih matang,

mendekati ovarium bawah pengaruh LH. Setelah itu folikel berkembang dan sel

telur (ovum) dilepaskan dari ovarium (ovulasi). Pada ovulasi kadang-kadang


terdapat perdarahan sedikit yang merangsang peritoneum di pelvis, sehingga

timbul rasa sakit yang disebut intermenstrual pain (Mitteoxhmerz). Disini,

endometrium terus berproliferasi membentuk lekukan-lekukan (Wiknjosastro,

2006). Fase ovulasi biasanya berlangsung selama 16-32 jam, berakhir setelah

pelepasan ovum. Sekitar 12-14 jam sesudahnya, terjadi lonjakan produksi LH

yang dapat diukur dari urin. Pengukuran ini sekaligus dapat menentukan apakah

seorang wanita sedang masa subur. Telur dapat dibuahi hanya sampai 12 jam

setelah pelepasan. Pembuahan lebih jika sperma ada di saluran reproduksi

sebelum ovum (Wiknjosastro, 2006).

Fase yang terakhir adalah fase luteal. Fase ini berlangsung selama kurang

lebih 7-14 hari (setelah masa ovulasi) dan berakhir sesaat sebelum menstruasi

terjadi. Sesudah folikel pecah, terbentuklah korpus luteum yang menghasilkan

peningkatan produksi progesteron. Progesteron menyebabkan penebalan dan

pengisian endometrium dengan cairan dan nutrisi untuk fetus. Begitu juga pada

serviks, mucus menebal agar sperma atau bakteri masuk ke uterus. Selain itu

terjadi peningkatan suhu selama fase ini dan menetap sampai periode menstruasi

dimulai. Kadar estrogen pada fase ini, menjadi tinggi untuk menstimulasi

endometrium agar menebal. Peningkatan kadar hormon tersebut mendilatasikan

duktus-duktus kelenjar susu. Sehingga payudara menjadi bengkak dan nyeri

tekan (Rosenblatt, 2007).

2.1.3 Regulasi Neuroendokrin saat Menstruasi

Aktivitas saraf menyebabkan pelepasan GnRH (gonadotropin releasing

hormone) dengan cara pulsatil terutama terjadi didalam mediobasal hipotalamus

khususnya di nucleus arkuatus. Banyak pusat saraf dalam sitem limbic otak
menghantarkan sinyal ke nucleus arkuatus untuk modifikasi intensitas GnRH

dan frekuensi pulsatil. Hipotalamus menyeksresikan GnRH secara pulsatil

selama beberapa menit yang terjadi setiap satu saapai tiga jam. Pelepasan GnRH

secara pulsatil menyebabkan pengeluaran LH dan FSH secara pulsatil juga

(Guyton, 2011).

Rangkaian peristiwa akan diawali oleh sekresi FSH dan LH yang

menyebabkan produksi estrogen dan progesteron dari ovarium dengan akibat

perubahan fisiologis uterus. Estrogen dan progesteron juga mempengaruhi

produksi GnRH spesifik sebagai mekanisme umpan balik yang mengatur kadar

hormon gonadotorpik (Rosenblatt, 2007). Estrogen meghambat hipotalamus dan

hipofisis anterior melalui umpan balik negatif. Terhadap hipotalamus, estrogen

bekerja secara langsung menghambat sekresi GnRH akibatnya pengeluaran FSH

dan LH yang dipicu oleh GnRH menjadi tertekan, tetapi efek primernya terhadap

hipofisis anterior yakni menurunkan kepekaan sel penghasil gonadotropin,

terutama penghasil FSH. Estrogen memiliki efek yang sangat kuat dalam proses

umpan balik negatif ini, bila terdapat progesteron maka efek penghambatan akan

berlipat ganda (Guyton, 2011).

Melalui umpan balik positif, kadar estrogen yang rendah dan meningkat

pada fase awal folikel menghambat sekresi LH, tetapi kadar estrogen yang tinggi

pada saat puncak sekresi LH dan menimbulkan lonjakan LH. Konsentrasi

estrogen plasma yang tinggi bekerja langsung pada hipotalamus untuk

meningkatkan frekuensi denyut sekresi GnRH, sehingga meningkatkan sekresi

LH dan FSH. Kadar tersebut juga bekerja langsung pada hipofisis anterior untuk

secara spesifik meningkatkan kepekaan sel penghasil LH terhadap GnRH. Efek


yang terakhir merupakan penyebab lonjakan sekresi LH yang jauh lebih besar

daripada sekresi FSH pada pertengahan siklus (Sherwood dalam Saadiah, 2014).

LH berfungsi memicu perkembangan korpus leteum dan merangsang korpus

luteum untuk mengeluarkan hormon steroid, terutama progesteron.

Estrogen konsentrasi tinggi merangsang sekresi LH, progesteron yang

mendominasi fase luteal, dengan kuat menghambat sekresi FSH dan LH. Proses

inhibisi progesteron ini bertujuan untuk menghambat pertumbuhan folikel baru

sehingga sistem reproduksi dapat dipersiapkan untuk menunjang ovum yang

baru dilepaskan. Jika tidak terjadi pembuahan maka korpus luteum akan

mengalami regresi yang akhirnya akan menyebabkan penurunan hormon steroid

secara tajam, mengakibatkan lenyapnya efek inhibisi dari hormon FSH dan LH

sehingga sekresinkedua hormon ini meningkat. Dibawah pengaruh kedua

hormon ini, sekelompok folikel baru kembali mengalami proses pematangan

(Sherwood dalam Saadiah, 2014; Guyton, 2011).

2.1.4 Siklus Menstruasi

Pada umumnya, siklus menstruasi normal rata-rata terjadi setiap 28 hari.

Ada pula yang memiliki siklus haid sekitar 25 sampai 35 hari. Ini masih terhitung

normal. dianggap memiliki haid yang teratur jika menstruasi datang setiap 23 hari

atau setiap 35 hari, atau di mana saja di antara rentang waktu ini. Menstruasi yang

normal berlangsung antara tiga sampai tujuh hari (Imron, 2014).

Waktu ovulasi (saat indung telur melepaskan sel telurnya) pada siklus haid

yang normal akan selalu datang di hari ke-14, tepat di pertengahan siklus. Masa

ovulasi juga sering disebut sebagai masa subur, ketika sel telur siap untuk dibuahi
oleh sperma. Jika tidak, hari pertama menstruasi akan tiba dalam empat belas hari

kemudian.

Misalnya begini: Hari pertama menstruasi tepat jatuh setiap tanggal 5,

yang berarti menstruasi selesai di sekitar tanggal 12. Dengan demikian, masa

ovulasi yang sebelumnya jatuh sekitar tanggal 20-21 di bulan lalu. Sementara

masa ovulasi selanjutnya akan datang dalam empat belas hari setelah hari terakhir

menstruasi (tanggal 12), yaitu di tanggal 26-27 masih di bulan yang sama.

Wanita yang memiliki siklus menstruasi normal akan mengalami

menstruasi sebulan sekali, dengan total 11-13 kali menstruasi dalam satu tahun

kalender. Siklus haid ini akan terus berulang sampai masuk ke usia menopause,

ketika tubuh sudah tidak memproduksi sel telur lagi sehingga tidak akan

menstruasi (Imron, 2014).

Selain dilihat dari pola siklusnya, menstruasi yang normal juga bisa dilihat

dari:

1. Warna darahnya

Darah haid yang normal umumnya berwarna merah terang seperti buah ceri

ranum. Meski begitu, seberapa merahnya akan bervariasi juga antar satu wanita

dan yang lainnya — tergantung pada tingkat kekentalan atau volume darah.Warna

merah terang biasanya paling terlihat pada hari menstruasi pertama dan kedua,

karena darah yang keluar di awal biasanya masih segar dan alirannya cukup deras.

Di hari-hari terakhir menstruasi, darah yang keluar akan berubah kecokelatan

karena “usia”nya sudah tua. Mungkin juga darah ini adalah sisa dari siklus

menstruasi bulan lalu yang belum luruh sepenuhnya.


2. Lamanya waktu haid

Normalnya, wanita menstruasi selama 3 sampai 7 hari. Namun, ada beberapa

orang yang mengalami haid selama 2 hari saja. Variasi lamanya waktu haid juga

bergantung banyak atau tidaknya darah yang dikeluarkan. Bila terjadi selama 2

hari, biasanya darah yang dikeluarkan lebih banyak. Menstruasi yang tidak

kunjung usai bisa disebabkan oleh banyak hal, mulai dari penggunaan pil KB,

adenomiosis, PCOS, penyakit tiroid, hingga berat badan berlebih.

3. Keputihan

Biasanya akan mengalami keputihan beberapa hari menjelang menstruasi.

Keputihan diproduksi oleh leher rahim dan terjadi pada masa subur. Cairan

keputihan yang keluar menjelang haid normalnya berwarna putih jernih/ bening,

tekstur kental dan lengket (lebih cair mendekati masa subur), dan tidak berbau.

4. Gejala haid yang terjadi

Gejala dari menstruasi yang normal, meliputi:

a) Perut kembung

b) Kram pada perut bagian bawah dan punggung

c) Kesulitan untuk tidur

d) Payudara sensitif

e) Muncul jerawat

f) Ngidam makanan

g) Perubahan mood

Gejala PMS biasa muncul beberapa hari menjelang haid dan berhenti di hari-hari

pertama menstruasi. Serangkaian gejala di atas masih termasuk normal, namun


jika terjadi lebih parah dan cenderung menghambat aktivitas harian (atau bahkan

kecenderungan depresi) mungkin menandakan memiliki PMDD.

Bila mengalami perdarahan vagina diluar siklus menstruasi, perubahan

warna darah haid, keputihan tidak normal, rasa sakit yang amat sangat, serta siklus

menstruasi tidak teratur di luar penggunaan KB, segera periksa ke dokter.

Kemungkinan perubahan siklus tersebut dipengaruhi oleh kondisi medis tertentu

(Imron, 2014).

2.2 Gangguan Kesehatan Reproduksi

2.2.1 Gangguan Menstruasi

Kusmiran (2011) mengatakan gangguan pada siklus menstruasi dibagi

menjadi:

1. Polimenorea

Polimenorea adalah panjang siklus menstruasi yang memendek dari

panjang siklus menstruasi klasik, yaitu kurang dari 21 hari per siklusnya,

sementara volume perdarahannya kurang lebih sama atau lebih banyak dari

volume perdarahan menstruasi biasanya.

2. Oligomenorea

Oligomenorea adalah panjang siklus menstruasi yang memanjang dari

siklus menstruasi klasik, yaitu lebih dari 35 hari per siklusnya. Volume

perdarahannya umumnya lebih sedikit dari volume perdarahan menstruasi

biasanya. Siklus menstruasi biasanya juga bersifat ovulatoar dengan fase

profilerasi yang lebih panjang dibanding fase proliferasi siklus menstruasi klasik.
3. Amenorea

Amenorea adalah panjang siklus menstruasi yang memanjang dari panjang

siklus menstruasi klasik (oligomenorea) atau tidak terjadinya perdarahan

menstruasi, minimal 3 bulan berturut-turut. Amenorea dibedakan menjadi dua

jenis:

a. Amenorea primer

Amenorea primer yaitu tidak terjadinya menstruasi pada perempuan yang

mengalami amenorea.

b. Amenorea sekunder

Amenorea sekunder yaitu tidak terjadinya menstruasi yang diselingi dengan

perdarahan menstruasi sesekali pada perempuan yang mengalami amenorea.

c. Hipermenorea

Hipermenorea adalah terjadinya perdarahan menstruasi yang terlalu banyak

dari normalnya dan lebih lama dari normalnya (lebih dari 8 hari).

d. Hipomenorea

Hipomenorea adalah perdarahan menstruasi yang lebih sedikit dari

biasanya tetapi tidak mengganggu fertilitasnya.

4. Gangguan lain yang berhubungan dengan menstruasi

Gangguan lain yang berhubungan dengan mendtruasi diantaranya yaitu:

a. Dismenorhea

Dismenorhea adalah gangguan aliran darah menstruasi atau nyeri menstruasi

(Proverawati dan Maisaroh, 2009).

b. Mastadinia

Nyeri pada payudara dan pembesaran payudara sebelum menstruasi.


c. Pramenstrual tension

Gangguan ini berupa ketegangan emosional sebelum haid, seperti gangguan

tidur, mudah tersinggung, gelisah, sakit kepala.

d. Mittelschmerz

Rasa nyeri saat ovulasi, akibat pecahnya folikel de Graff dapat juga disertai
dengan perdarahan/bercak (Prawirohardjo, 2016).

2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Siklus Menstruasi

Banyak penyebab kenapa siklus menstruasi menjadi panjang atau

sebaliknya pendek menurut (Kusmiran, 2011; Proverawati dan Misaroh, 2009)

yaitu:

1. Fungsi hormon terganggu yaitu menstruasi terkait erat dengan sistem hormon

yang diatur di otak, tepatnya di kelenjar hipofisa. Sistem hormonal ini akan

mengirim sinyal ke indung telur untuk memproduksi sel telur.

2. Kelainan sistemik yaitu ada wanita yang tubuhnya sangat gemuk dan kurus.

Hal ini mempengaruhi siklus menstruasinya karena sistem metabolisme di

dalam tubuhnya tidak bekerja dengan baik atau wanita menderita penyakit

diabetes, juga akan mempengaruhi sistem metabolisme wanita sehingga

siklus menstruasinya pun tidak teratur.

3. Stres yaitu jangan dianggap enteng sebab akan menggangu sistem

metabolisme didalam tubuh. Bisa saja karena stres, wanita jadi mudah lelah,

sehingga metabolismenya terganggu. Bila metabolisme terganggu, siklus

menstruasi pun ikut terganggu.

4. Hormon prolaktin berlebihan pada adik menyusui, produksi hormon

prolaktinnya cukup tinggi. Hormon prolaktin ini sering kali membuat adik
tidak kunjung menstruasi karena memang hormon ini menekan tingkat

kesuburan ibu. Pada kasus ini tidak masalah, justru sangat baik untuk

memberikan kesempatan pada adik guna memelihara organ reproduksinya.

Sebaliknya, jika tidak sedang menyusui, hormon prolaktin juga bisa tinggi,

biasanya disebabkan kelainan pada kelenjar hipofisis yang terletak di dalam

kepala.

5. Berat badan dan perubahan berat badan memengaruhi fungsi menstruasi.

Penurunan berat badan akut dan sedang menyebabkan gangguan pada

ovarium, tergantung derajat tekanan pada ovarium dan lamanya penurunan

berat badan. Kondisi patologis seperti berat badan yang kurus dan anorexia

nervosa yang menyebabkan penurunan berat badan yang berat dapat

menimbulkan amenorea.

6. Tingkat aktivitas fisik yang sedang dan berat dapat membatasi fungsi

menstruasi. Wanita yang berpartisipasi dalam olahraga kompetitif memiliki

resiko yang tinggi terjadinya atau berkembangnya gangguan makan,

iregularitas siklus menstruasi dan osteoporosis. Olahraga berlebih dapat

menyebabkan terjadinya gangguan disfungsi hipotalamus yang menyebabkan

gangguan sekresi GnRH. Hal tersebut menyebabkan terjadinya menarche

yang tertunda dan gangguan siklus menstruasi.

7. Diet dapat memengaruhi fungsi menstruasi. Vegetarian berhubungan dengan

anovulasi, penurunan respons hormone pituitary, fase folikel yang pendek,

tidak normalnya siklus menstruasi (kurang dari 10 kali/tahun). Diet rendah

lemak berhubungan dengan panjangnya siklus menstruasi dan periode


perdarahan. Diet rendah kalori seperti daging merah dan rendah lemak

berhubungan dengan amenorea.

8. Adanya penyakit-penyakit endokrin seperti diabetes, hipertiroid, serta

hipertiroid yang berhubungan dengan gangguan menstruasi. Prevalensi

amenorea dan oligomenorea lebih tinggi pada pasien diabetes. Penyakit

polystic ovarium berhubungan dengan obesitas, resistensi insulin, dan

oligomenorea. Amenorea dan oligomenorea pada perempuan dengan

penyakit polystic ovarium berhubungan dengan insensitivitas hormone

insulin dan menjadikan perempuan tersebut obesitas. Hipertiroid

berhubungan dengan oligomenorea dan lebih lanjut menjadi amenorea.

Hipotiroid berhubungan dengan polimenorea dan menoraghia.

2.3 Kerangka Konseptual

Teratur
Siklus Menstruasi

Tidak Teratur Gangguan Kesehatan


Reproduksi
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Desain penelitian adalah analitik observasional yaitu penelitian yang
mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu bisa terjadi
kemudian melakukan analisis dengan pendekatan longitudinal menggunakan
cohort study dengan mem-follow up partisipan penelitian yang pernah disurvey
sebelumnya secara periodik minimal sekali. Rentang waktu follow-up ditentukan
sejak awal penelitian.

3.2 Kerangka penelitian

Populasi Penelitian adalah Remaja


Sampling
( Simple Purposive
Sampling)

Sample adalah Remaja usia 10


s/d 18 tahun

Pengumpulan Data

Pengolahan dan Analisis


Data

Hasil Pre Test Hasil Post Test

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Gunung Anyar Tambak RW 7 dengan
melibatkan Posyandu Remaja pada bulan Mei dan di evalusai pada bulan
September 2019.
3.4 Populasi, Sample dan Teknik Sampling
3.4.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh remaja usia 10 s/d 18 tahun
di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya
3.4.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari keseluruhan obyek yang diteliti yang
dianggap mewakili seluruh populasi. (Notoatmodjo, 2002). Pada
penelitian sampel adalah remaja usia 10 s/d 18 tahun di Kelurahan
Gunung Anyar Tambak Surabaya
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari
suatu populasdi target yang terjangkau yang akan diteliti.
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah
1. Remaja usia 10 s/d 18 tahun
2. Bersedia menjadi responden

3.3.3 Teknik Sampling


Penelitian ini menggunakan tehnik Simple Purposive Sampling yaitu
dimana setiap individu dalam populasi mempunyai kesempatan yang
sama untuk menjadi sampel.

3.5 Variabel penelitian


3.5.1 Variabel Independen : Gangguan Kesehatan Reproduksi
3.5.2 Variabel Dependen : Keteraturan Siklus Menstruasi

3.6 Definisi Operasional

Definisi operasional menjelaskan semua variabel dan istilah yang digunakan


dalam penelitian secara operasional

Cara Pengukuran/
No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Skala Data
Hasil Pengukuran
1 Gangguan Kesehatan Gangguan pada sistem Kuesioner 1. Ya Rasio
Reproduksi reproduksi wanita yang 2. tidak
berupa gangguan
menstruasi, kelainan yang
terjadi pada siklus
menstruasi berupa
perdarahan menstruasi yang
Cara Pengukuran/
No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Skala Data
Hasil Pengukuran
terlalu banyak ataupun
terlalu sedikit, atau siklus
menstruasi yang tidak
beraturan, atau bahkan
tidak haid sama sekali.
2 Keteraturan Siklus Jumlah hari, terhitung sejak Kuesioner 1. Teratur Nominal
Menstruasi hari pertama menstruasi 2. Tidak Teratur
hingga hari pertama
menstruasi berikutnya. Rata-
rata memiliki siklus
menstruasi 28 hari; yang
berarti setiap 28 hari, ia akan
mengalami menstruasi. Tapi
siklus menstruasi setiap
wanita berbeda. Ada yang
mengalaminya setiap 24 hari,
ada juga yang mengalaminya
setiap 34 hari.

3.7 Pengumpulan Data


3.7.1 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan adalah berupa kuesioner.
3.7.2 Pengumpulan data
Data Primer adalah data yang diperlukan dari hasil observasi dengan
responden dengan menggunakan kuesioner.

3.8 Analisa data

Analisis data menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test yaitu mengukur
signifikansi perbedaan kapasitas remaja sebelum dan sesudah diberikan
penyuluhan tentang gangguan kesehatan reproduksi.

3.9 Prosedur dan Tahapan Pengumpulan Data Penelitian


Pengumpulan data melalui kuisioner siklus mentruasi pada remaja di
Gunung Anyar Tambak Surabaya.
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara
menyebarkan kuesioner pada pasien yang didiagnosa kanker serviks di
poli kandungan RSUD Sidoarjo yang memenuhi kriteria inklusi dan
menandatangani persetujuan menjadi responden.
Kuesioner adalah sebagai daftar pertanyaan yang telah disusun
oleh peneliti, yang perlu dijawab oleh responden sesuai dengan pilihan
jawaban yang tersedia. Setelah data terkumpul, selanjutnya dilakukan
pengolahan data dengan cara.
2. Mengoreksi / Editing
Kegiatan editing ini bertujuan untuk meneliti kembali apakah isian
pada kuesioner sudah cukup baik sebagai upaya untuk menjaga kualitas
data agar dapat diproses lebih lanjut, yang harus diperhatikan dalam proses
editing adalah kelengkapan jawaban, kejelasan tulisan, konsistensi
jawaban dan keseragaman satuan ukuran.
3. Memberi kode / Coding
Coding adalah suatu usaha mengklasifikasikan jawaban menurut
kriteria tertentu. Klasifikasi ini ditandai dengan memindahkan data dari
daftar pertanyaan ke daftar yang akan memberikan informasi, data yang
akan diubah menjadi bentuk angka untuk mempermudah perhitungan
selanjutnya. Dalam penelitian ini kegiatan Coding adalah memberikan
kode pada data yang diklasifikasi.
4. Tabulasi
Tabulasi adalah pekerjaan penyusunan tabel utama yang berarti
seluruh data / informasi yang berhasil dikumpulkan dengan daftar
pertanyaan sampai tabel khusus yang telah ada benar-benar ditentukan
bentuk dan isinya sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini
seluruh data yang telah didapatkan / dikumpulkan ditulis dalam bentuk
tabel.
5. Analisis Data
Setelah data terkumpul selanjutnya data diolah dengan cara editing,
coding, kemudian data yang sudah diubah menjadi bentuk angka disusun
dalam tabel-tabel bentuk presentase.
BAB 4
TUJUAN PENELITIAN DAN TARGET LUARAN

4.1 Tujuan Penelitian


1. Mengidentifikasi keteraturan siklus menstruasi pada remaja di Kelurahan
Gunung Anyar Tambak Surabaya.
2. Mengedukasi berbagai macam gangguan kesehatan reproduksi yang

berkaitan dengan siklus menstruasi.

4.2 Target Luaran

Target luaran pada penelitian ini adalah publikasi ilmiah pada jurnal

lokal yang memiliki ISSN, Jurnal Kebidanan - Embrio.


BAB 5
RENCANA ANGGARAN BIAYA

5.1 Anggaran Biaya

No Jenis Pengeluaran Biaya yang diusulkan

1. Gaji dan Upah Tim Peneliti (30%) Rp. 1.200.000,-

2. ATK dan Foto Copy ( 50% ) Rp. 2.000.000,-

3. Transportasi ( 5%) Rp. 200.000,-

4. Souvenir dan lain-lain (15%) Rp. 600.000,-

Total Rp. 4.000.000,-


BAB 6
JADWAL PENELITIAN

6.1 Jadwal Penelitian


Sesuai waktu yang ditentukan, jadwal penelitian yang disusun sebagai
berikut :
Bulan
Kegiatan
4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Studi Kepustakaan
2. Pengajuan proposal
3. Pengambilan data 1
4. Evaluasi
Pengambilan data 2
5. Analisis dan
Pembahasan
6. Penulisan Laporan
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2017. Survei demografi dan kesehatan Indonesia tahun
2017. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Kusmiran, E. 2012. Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Wanita. Jakarta: Salemba
Medika.
Notoatmodjo S. 2015. Promosi kesehatan teori dan aplikasi. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, S, 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.
Proverawati, Atikah dan Maisaroh, S. 2009. Menarche Menstruasi Pertama Penuh
Makna. Yogyakarta: Nuha Medika. Purwoastuti, Endang. 2015. Ilmu
Obstetri dan Ginekologi Sosial Untuk Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka
Baru Press.
Romauli, dkk. 2015. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika.
Santrock, JW. 2015. Perkembangan anak edisi 7 Vol.2 Jakarta: Erlangga .
Sarwono WS. 2012. Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sianipar, O. 2009. Pravelensi Gangguan Menstruasi dan Faktor-faktor yang.
Berhubungan pada Siswi SMU di Kecamatan Pulo Gadung Jaktim.
Wirajosastro, H. 2013. Ilmu Kebidanan Edisi 4. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono.
World Health Organization (WHO). 2010. Physical Activity. In Guide to
Community Preventive Services Web site, 2008
World Health Organization. 2002. Report of the expert consultation on the optimal
duration of exclusive breastfeeding. Geneva: World Health
Organization.
Yusuf LN, Syamsu. 2006. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Lampiran 1

LEMBAR PERSETUJUAN
(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan bahwa setelah mendapatkan
penjelasan dari peneliti, maka saya bersedia berpartisipasi menjadi responden
dalam penelitian yang akan dilaksanakan oleh Nyna Puspita Ningrum, dengan judul
“Mengenali Siklus Menstruasi Sebagai Langkah Preventif Gangguan
Kesehatan Reproduksi pada Remaja”.
Demikian pernyataan persetujuan yang telah saya tanda tangani untuk dapat
dipergunakan seperlunya.
Surabaya, 2019
Responden

(....................................................)
Lampiran 2
*Diisi peneliti

KUESIONER RESPONDEN

Petunjuk Pengisian : Isilah data sesuai dengan item pertanyaan yang diminta
dibawah ini.
1. Nama (Inisial) :
2. Usia : tahun
:
3. Menstruasi pertama saat usia : tahun
4. Siklus : hari
5. Tanggal Hari Pertama Haid Terakhir :
6. Riwayat silkus menstruasi 3 bulan terakhir : Teratur/ Tidak (coret salah
satu)

GANGGUAN MENSTRUASI

GANGUAN SIKLUS

No Daftar Pertanyaan ya Tidak

1 Apakah adik mengalami gangguan siklus menstruasi?

2 Apakah adik menggalami siklus menstruasi < 21 hari?

3 Apakah adik menggalami siklus menstruasi > 35 hari?

4 Apakah siklus menstruasi tersebut berlangsung setiap bulan?

5 Apakah adik pernah mengalami menstruasi 2 kali dalam 1 bulan?

6 Apakah adik pernah mengalami terlambat menstruasi?

7 Apakah adik mengalami tidak haid selama lebih dari 1 bulan?

8 Apakah adik merasa ada perubahan siklus menstruasi yang terjadi


pada 3 bulan sampai dengan saat ini?
JUMLAH DARAH MENSTRUASI

No Daftar Pertanyaan Ya Tidak

1 Apakah ada masalah dengan jumlah pengeluaran darah mentruasi?

2 Apakah darah yang keluar lebih banyak dari biasanya?

3 Saat menstruasi, berapa jumlah pembalut yang digunkan dalam


sehari?
a. 1 pembalut
b. 2 pembalut
c. 3 pembalut
d. > 3 pembalut, sebutkan...
4 Apakah banyak perdarahan dalam siklus menstruasi tersebut terus
berlangsung setiap bulan?
5 Apakah adik merasa ada perubahan banyak perdarahan haid yang
terjadi pada 3 bulan sampai dengan saat ini?
6 Apakah banyak perdarahan dalam siklus menstruasi tersebut terus
berlangsung setiap bulan?
7 Apakah darah menstruasi disertai dengan gumpalan darah?

8 Apakah darah menstruasi sangat sedikit?

9 Apakah adik pernah menstruasi hanya berupa bercak kecoklatan


saja tanpa diikuti darah yang keluar lancar?
10 Apakah adik pernah mengalami haid diluar siklus biasanya?

LAMA MENSTRUASI

No Daftar Pertanyaan Ya Tidak

1 Apakah adik mengalami gangguan lama menstruasi?

2 Lama menstruasi :
a. 1 hari e. 5 hari
b. 2 hari f. 6 hari
c. 3 hari g. 7 hari
d. 4 hari h. > 7 hari, sebutkan....
3 Apakah setiap bulan adik selalu mengalami lama haid seperti itu?

4 Apakah adik merasa ada perubahan lama perdarahan haid yang


terjadi pada 3 bulan sampai dengan saat ini?

NYERI MENSTRUASI DAN PMS

No Daftar Pertanyaan Ya Tidak

1 Apakah adik merasa nyeri/ kram saat menstruasi?

2 Apakah nyeri yang dirasakan hanya dibagian perut bagian bawah


saja?
3 Apakah nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk?

4 Ketika nyeri haid, apakah adik merasa bernafas lebih cepat dari
biasanya?
5 Apakah nyeri juga disertai rasa pusing dan mual?

6 Ketika nyeri haid, apakah adik masih tetap dapat melakukan


kegiatan sehari-hari?
7 Apakah nyeri haid dapat berkurang/ hilang saat istirahat?

8 Apakah nyeri/ kram tersebut berlangsung selama haid?

9 Apakah nyeri haid selalu muncul setiap adik menstruasi (tiap


bulan)?
10 Apakah adik pernah mengalami pre menstrual sindrom selama 3
bulan ini?

Anda mungkin juga menyukai