Anda di halaman 1dari 45

Fakultas Kedokteran

Universitas Sriwijaya
2018-2019

POLIMORFISME rs628031 GEN SLC22A1


PADA SUKU MELAYU PENDERITA DIABETES MELITUS
YANG MENGONSUMSI METFORMIN
DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA

Muhammad Syahar Ramadhan


(04011181520016)
PENGUJI PEMBIMBING
dr. Rachmat Hidayat, M.Sc dr. Ayeshah Augusta Rasdah, M.BiomedSc
Fatmawati, S.Si, M.Si Drs. Sadakata Sinulingga, Apt., M.Kes
1 PENDAHULUAN

2 TINJAUAN PUSTAKA

3 METODE PENELITIAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 KESIMPULAN DAN SARAN


1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Polimorfisme ( variasi genetik) terkait dengan DMT2

Diabetes melitus tipe 2 (DMT2) merupakan suatu


penyakit yang terjadi akibat gangguan heterogen
yang kompleks

Diabetes melitus tipe 1 (DMT1)


hanya 5%-10%

World Health Organization, 2016


Diabetes melitus tipe 2 (DMT2) Di seluruh dunia diabetes melitus
sekitar 90%-95% diderita oleh sekitar 422 juta orang
dewasa
LATAR BELAKANG

Polimorfisme rs628031 pada gen SLC22A1

Variasi genetik pada gen SLC22A1

OCT1 disandi oleh gen SLC22A1

OCT1
OCT1 dengan obat metformin OCT1 memiliki kejadian polimorfisme
yang lebih tinggi di populasi etnis
beragam
LATAR BELAKANG
Penelitian Ahli
Kejadian polimorfisme dapat dipengaruhi oleh ras

Takane dkk (2008), persentase Umamaheswaran dkk (2011),


kejadian polimorfisme rs628031 persentase kejadian polimorfisme
pada gen SLC22A1 rs628031 pada gen SLC22A1

JEPANG EROPA-AMERIKA INDIA AFRIKA-AMERIKA

81% 59,8% 81% 73,5%

AFRIKA-AMERIKA KAUKASIA

73,5% 60%
LATAR BELAKANG

Diperlukan Penelitian mengenai polimorfisme gen


SLC22A1 yang berperan dalam farmakokinetik
metformin

Penderita diabetes melitus sebanyak


49.318 jiwa

Masyarakat di Provinsi Sumatera Selatan


terdiri dari ras Melayu dengan jumlah
populasi sebesar 602.741 jiwa

Masih Kurangnya penelitian


tentang polimorfisme
rs628031 pada gen SLC22A1
pada Ras Melayu
RUMUSAN MASALAH

Berapakah proporsi polimorfisme


rs628031 gen SLC22A1 penderita diabetes
melitus pada suku Melayu yang mengonsumsi
metformin di Rumah Sakit Bhayangkara
Oktober-November 2018?
TUJUAN PENELITIAN

TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS


Mengidentifikasi polmorfisme rs628031 gen 1. Mengidentifikasi karesteristik
SLC22A1 pada suku melayu di Rumah Sakit sosiodemografi penderita diabetes melitus
Bhayangkara yang mengonsumsi metformin di
Rumah Sakit Bhayangkara
2. Mengidentifikasi distribusi genotip
polimorfisme gen SLC22A1 pada penderita
diabetes yang mengonsumsi metformin di
Rumah Sakit Bhayangkara
3. Mengidentifikasi distribusi alel polimorfisme
gen SLC22A1 pada penderita diabetes
yang mengonsumsi metformin di
Rumah Sakit Bhayangkara
MANFAAT PENELITIAN

MANFAAT TEORITIS MANFAAT PRAKTIS


1. Sebagai landasan teori pengetahuan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
tentang identifikasi polimorfisme bahan evaluasi dalam pemberian obat yang
rs628031 gen SLC22A1 pada penderita tepat pada penderita diabetes melitus di
diabetes melitus di Rumah Sakit Rumah Sakit Bhayangkara Palembang.
Bhayangkara
2. Memberikan Informasi pengaruh
farmokinetik metformin dengan
polimorfisme rs628031 gen SLC22A1.
2
TINJAUAN PUSTAKA
METFORMIN
FARMAKODINAMIK

Sumber: Gonga, L. et al. (2012) “Metformin pathways: pharmacokinetics and pharmacodynamics,” 22, hal. 820–827
FARMAKOKINETIK

Sumber: Gonga, L. et al. (2012) “Metformin pathways: pharmacokinetics and pharmacodynamics,” 22, hal. 820–827
METABOLISME, EKSKRESI
GEN “OCT1”
DAN EFEK SAMPING

Metformin tidak dimetabolisme OCT1 memiliki kode SLC22A1 yang berada di


kromosom 6 (6q) terdiri dari 11 ekson dan
membentang sepanjang 37 kb
Diekskresikan oleh ginjal dalam
senyawa aktif OCT1 menerima kation organik monovalen dengan
berat molekul >400 Da
Efek Samping
1. Gangguan saluran pencernaan ( Anoreksia, OCT1 diekspresikan terutama di Hati dan juga
mual, muntah dan diare) diekspresikan di Jantung, Usus dan Otot Rangka
2. Berkurangnya penyerapan
vitamin B12 Mekanisme
Dengan cara adanya pertukaran proton
elektronetral dengan kation organik
Hubungan Antara Polimorfisme
Gen SLC22A1 dengan Metformin

• Menurut penelitian Christeen dkk (2011), penelitian ini membuktikan bahwa


terjadinya polimorfisme pada OCT1 akan berdampak terhadap penurunan
ambilan metformin di hepar sehingga terjadi peningkatan metformin di dalam
plasma dibandingkan di dalam sel hepatosit menyebabkan efektivitas obat
metformin terganggu.

• Polimorfisme rs 628031 Gen SLC22A1 terjadi akibat yang megalami mutasi


diakson 7 yang mengalami perubahan nukleotida adenin (A) berubah
menjadi guanin (G) pada urutan basa nomor 1222 (1222A>G), sehingga
mengakibatkan subtitusi protein metionin menjadi valin posisi 480.

• Kejadian Polimorfisme rs 628031 gen SLC22A1 dapat dipengaruhi oleh ras.


KERANGKA TEORI
KERANGKA KONSEP
3
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian

Penelitian Deskriptif
TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Waktu penelitian dilakukan pada :


Bulan Oktober sampai November 2018.

Penelitian dilakukan di :
Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Bhanyangkara
Palembang, provinsi Sumatra Selatan
POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

Populasi penelitian merupakan penduduk melayu penyandang diabetes melitus yang


mengkonsumsi metformin dan yang berobat di RS Bhayangkara Palembang.
Sampel dari penelitian ini adalah penderita diabetes melitus yang mengonsumsi obat
metformin yang datang ke poliklinik penyakit dalam RS Bhayangkara Palembang.
Besar Sampel

N = 48 Orang
Cara Pengambilan Sampel
“Consecutive sampling”
POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

KRITERIA INKLUSI KRITERIA EKSLUSI


• Pasien diabetes melitus yang • Gagal ginjal
mengonsumsi metformin • Mengonsumsi alkohol
• Bersedia ikut dalam penelitian
• Usia >18 tahun
• Ras Melayu 3 generasi

VARIABEL
• Pasien diabetes melitus yang mengonsumsi metformin
• Polimorfisme gen penyandi OCT1
• Usia
• Jenis Kelamin
DEFINISI OPERASIONAL
ISOLASI DNA

• Ambil 200 μL darah dengan menggunakan mikropipet, kemudian dimasukkan ke dalam


tabung eppendorf 1,5 mL
• Kemudian darah tersebut dicuci dengan PBS pH 7,4 sebanyak 1 mL dan disentrifugasi
dengan kecepatan 5.000 rpm selama 5 menit
• Buang supernatan. Ulangi pencucian sebanyak 3 kali
• Tambahkan saponin (0,5% saponin dalam PBS) yang dicampur dengan baik mengguna
ka vorteks
• Inkubasi campuran tersebut pada suhu -200C selama semalam
• Setelah diinkubasi, lakukan sentrifugasi dengan kecepatan 12.000 rpm selama 10 menit
• Supernatan dibuang, ditambahkan 50 μL Chelex 20% dalam ddH20 pH 10,5 dan
ditambahkan lagi dengan 100 μL ddH20
• Kemudian inkubasi dalam air mendidih selama 10 menit. Selanjutnya, campuran
disentrifugasi dengan kecepatan 12.000 rpm selama 10 menit.
• DNA akan berada pada bagian supernatan (DNA containing water) lalu bagian ini
dipindahkan ke dalam tabung steril dan disimpan pada suhu -200C
PCR-RFLP

Tahap Denaturasi Awal 95°C (5 menit)


Siklus PCR 32 siklus
a. Tahap Denaturasi 94°C (30 detik)
b. Tahap Annealing 63°C (45 detik)
c. Tahap Ekstensi 72°C (1 menit)
Tahap Ekstensi Tambahan 72°C (5 menit)
PCR-RFLP

Sumber: Berg, H. (2012) “Restriction Fragment Length Polymorphism Analysis of PCR-Amplified Fragments (PCR-RFLP) and
Gel Electrophoresis - Valuable Tool for Genotyping and Genetic Fingerprinting,” Gel Electrophoresis - Principles and Basics. doi: 10.5
772/37724.
CARA PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
dummy table

distribusi frekuensi distribusi frekuensi distribusi genotip


polimorfisme gen penyandi polimorfisme gen penyandi dan alel polimorfisme gen
OCT1 (SLC22A1) yang OCT1 (SLC22A1) menurut penyandi OCT1 (SLC22A1)
ditemui di RS Bhayangkara jenis kelamin dan umur
Palembang
KERANGKA OPERASIONAL
RENCANA KEGIATAN
ANGGARAN
4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
GAMBARAN ELEKTROFORESIS GEN SLC22A1 rs628031

Penelitian menggunakan 32 sampel darah penderita


diabetes melitus tipe 2 pada suku Melayu yang men
gonsumsi metformin di RS Bhayangkara

Mengidentifikasi adanya polimorfisme rs628031 pada


gen SLC22A1, melakukan metode PCR-RFLP.

Polimorfisme gen SLC22A1 rs628031 dapat


dilihat dari adanya variasi gambaran genotip
yang merupakan hasil pemotongan fragmen
hasil isolasi DNA dengan menggunakan enzim Mscl

Terdapat 3 variasi genotip, yaitu:


AA (wild type; 210 bp), AG (varian homozigot;
367 bp dan 210 bp), GG (varian homozigot; 367 bp).
GAMBARAN ELEKTROFORESIS GEN SLC22A1 rs628031

Hasil PCR-RFLP yang dielektroforesis dengan medium gel agrosa 2%,


kemudian divisualisasi di bawah sinar ultraviolet.

Hasil elektroforesis gen SLC22A1 rs628031 L:marker DNA 50bp


Genotip GG pada jalur A1O,A2O, C9O, C11O, C15O
Genotip AG pada jalur C2O, C3O, C10O, C12O, C16O
Genotip AA pada jalur C2O, C6O, C7O, C8O
GAMBARAN ELEKTROFORESIS GEN SLC22A1 rs628031

Hasil elektroforesis gen SLC22A1 rs628031. L: marker 50bp


Genotip GG pada jalur D1O,D2O, D5O,D60, E5O dan H2O.
Genotip AG pada jalur F2O, F3O, G1O, H1O dan H3O.
Genotip AA pada jalur F1O dan H4O.
DISTRIBUSI FREKUENSI KEJADIAN POLIMORFISME GEN SLC22A1 rs628031

Variabel Jumlah Persentase (%)


Polimorfisme (+) 25 78,1
Polimorfisme (-) 7 21,9
Total 32 (100%) 100

DISTRIBUSI FREKUENSI POLIMORFISME GEN SLC22A1 rs628031


MENURUT JENIS KELAMIN DAN UMUR

Polimorfisme (+) Polimorfisme (-) Total


Jenis Kelamin
N (%) N (%) N (%)
Laki-Laki 12 (37,5%) 1 (3,1%) 13 (40,6%)
Perempuan 13 (40,6%) 6 (18,8%) 19 (59,4%)
Total Subjek 32 (100%)
Usia
40-50 2 (6,3%) 0 (0%) 2 (6,3%)

>50 23 (71,9%) 7 (21,9%) 30 (93,7%)

Total Subjek 32 (100%)


DISTRIBUSI GENOTIP DAN ALEL rs628031 POLIMORFISME GEN SLC22A1

Genotip Jumlah Persentase (%)


GG 11 34,4%

AG 14 43,8%

AA 7 21,9 %

Alel
G 36 56,3%

A 28 43,8%
Pembahasan
Gen SLC22A1 merupakan suatu gen yang berada pada kromosom 6.
Gen SLC22A1 mengekspresikan protein OCT1 di membran sel. Gen SLC22A1 bersifat sangat polimorfik
karena gen SLC22A1 memiliki lebih dari 1000 jenis SNP(Read, 2016).
Salah satu bentuk varian gen SLC22A1 adalah SNP rs628031

Menurut penelitian Umamaheswaran dkk., (2011) yang menyatakan bahwa angka kejadian SNP
rs628031 lebih banyak ditemukan di populasi Asia, Afrika-amerika dan Caucasia dibandingkan dengan
angka kejadian SNP rs2282143 yang lebih sedikit.

DALAM PENELITIAN INI


Angka kejadian polimorfisme rs628031pada populasi Melayu sebesar 78,1%. Hal ini sesuai dengan angka kejadian
polimorfisme rs628031 pada populasi Asia (76,2-81%), lebih tinggi dibandingkan Afrika-Amerika (73,5%) dan
Caucasia (57,4-60%) (Shu dkk., 2003; Takane dkk., 2008).

Penyebab angka kejadian polimorfisme rs628031 pada populasi Asia lebih tinggi sampai sekarang belum diketahui.
Akan tetapi, kemungkinan perbedaan angka kejadian polimorfisme rs628031 gen SLC22A1 berkaitan terhadap
etnis dan faktor lingkungan, seperti asupan nutrisi gaya hidup, pajanan kimia dan radiasi.
DALAM PENELITIAN INI
Pada penelitian ini dari 32 angka kejadian polimorfisme rs628031 lebih banyak pada perempuan (40,6%) dari
pada laki-laki (37,5%), selain itu angka kejadian polimorfisme rs628031 lebih banyak berada pada kelompok usia
lebih dari 50 tahun. Namun, kejadian melalui perbedaan jenis kelamin dan umur tidak ada hubungan antar
kejadian polimorfisme rs628031. (Im dkk., 2012; Zhou dkk., 2015).

Meski demikian, kemungkinan bahwa gen SLC22A1 merupakan gen autosom yang berada pada kromosom 6,
sehingga tidak terkait dengan kromosom seks (Takane dkk., 2008).

Polimorfisme gen SLC22A1 sering dikaitkan terhadap kerja obat metformin karena mengakibatkan penurunan
fungsi OCT1
KETERBATASAN PENELITIAN

Dalam penelitian ini terdapat keterbatasan penelitian


yang mungkin mempengaruhi hasil dari penelitian,
yaitu jumlah sampel penelitian yang masih kecil dan
kurangnya representatif pada suku Melayu di Palembang
5
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN

• Distribusi genotip varian homozigot (GG) sebanyak 11(34,4%) subjek,


sedangkan genotip varian hetorizigot (AG) sebanyak 14 (43,8%) subjek dan
genotip wild type (AA) sebanyak 7(21,9%) subjek.
• Distribusi alel G sebanyak 36(56,3%) dan alel A sebanyak 28(43,8%). Subjek
perempuan (40,6%) lebih banyak mengalami polimorfisme rs628031 pada
gen SLC22A1 dibandingkan subjek laki-laki (37,5%).
• Kelompok usia lebih dari 50 tahun (71,9%) lebih banyak mengalami
polimorfisme rs628031 pada gen SLC22A1 dibandingkan pada usia 40-50 tahun
(6,3%)
• Nilai angka kejadian polimorfisme rs628031 gen SLC22A1 pada suku Melayu
(71,8%) memiliki kejadian yang sama di populasi Asia lainnya (76,2-81%)
dibandingkan dengan populasi Caucasia (59,8%).
SARAN

• Perlu dilakukan penelitian polimorfisme rs628031 gen SLC22A1 dengan jumlah


subjek yang lebih banyak

• Perlu dilakukan propotional samplingdalam pemilihan suku Melayu di


Palembang

• Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan polimorfisme


rs628031 gen SLC22A1 pada suku Melayu terhadap kerja obat metformin.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai