Anda di halaman 1dari 14

JURNAL ILMIAH

HUBUNGAN GAYA HIDUP DENGAN GULA DARAH PADA LANSIA PENDERITA


DIABETES MELLITUS DI DESA REJOAGUNG KECAMATAN SEMBORO
KABUPATEN JEMBER

Oleh :
Atik Sriningsih
1911012036

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2021
JURNAL ILMIAH

HUBUNGAN GAYA HIDUP DENGAN GULA DARAH PADA LANSIA PENDERITA


DIABETES MELLITUS DI DESA REJOAGUNG KECAMATAN SEMBORO
KABUPATEN JEMBER

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh


Gelar Sarjana Keperawatan

Oleh :
Atik Sriningsih
1911012036

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2021
PERNYATAAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN GAYA HIDUP DENGAN GULA DARAH PADA LANSIA PENDERITA


DIABETES MELLITUS DI DESA REJOAGUNG KECAMATAN SEMBORO
KABUPATEN JEMBER

Oleh :
Atik Sriningsih
1911012036

Jurnal Ilmiah ini telah diperiksa oleh pembimbing dan telah disetujui untuk dipublikasikan pada
Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember

Jember, 22 Februari 2021

Pembimbing I

Ns. Sasmiyanto,S.Kep.,M.Kes NPK. 19790416 1 0305358

Pembimbing II

Ns. Yeni Suryaningsih, S.Kep.,M.Kep NPK. 1979030111203734


HUBUNGAN GAYA HIDUP DENGAN GULA DARAH PADA LANSIA PENDERITA
DIABETES MELLITUS DI DESA REJOAGUNG KECAMATAN SEMBORO
KABUPATEN JEMBER

Atik Sriningsih1, Sasmiyanto2, Yeni Suryaningsih3


Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jember

1. Mahasiswa Program S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jember


2. Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember
3. Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember

Abstrak

Lansia yang merupakan vulnerable population karena proses penuaan yang terjadi berpeluang
untuk menderita Diabetes Mellitus. Pasien dengan Diabetes Mellitus berpeluang untuk terjadinya
ketidakstabilan kadar gula darah baik pada kondisi hipoglikemia maupun hiperglikemia yang
mempengaruhi keadaan mikrovaskuler maupun makrovaskuler. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi hubungan gaya hidup dengan gula darah pada lansia penderita Diabetes
Mellitus. Metode penelitian menggunaka metode korelasional dengan pendekatan cross sectional.
Sample penelitian ini adalah lansia penderita Diabetes Mellitus yang berada di Desa Rejoagung
Kecamatan Semboro sebanyak 56 responden menggunakan metode Simple Random Sampling
dengan teknik analisis data menggunakan uji spearman rho. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
gaya hidup pada lansia mayoritas berada pada tingkatan gaya hidup kurang (78,6%) dan gula
darah pada lansia penderita Diabetes Mellitus mayoritas memiliki kadar gula darah tidak normal
(69,6%). Hasil analisis statistik diketahui bahwa Gaya hidup berhubungan dengan gula darah pada
lansia penderita Diabetes Mellitus di Desa Rejoagung Kecamatan Semboro Kabupaten Jember (p
value = 0,000). Diperlukan program pendampingan guna merubah gaya hidup lansia dengan
dibetes mellitus dengan melibatkan kolaborasi professional kesehatan khususnya pada tingkatan
komunitas

Kata kunci : Gaya Hidup, Kadar Gula Darah, Lansia, Diabetes Mellitus

Abstract
The elderly who are the vulnerable population due to the aging process have the opportunity to
suffer from Diabetes Mellitus. Patients with Diabetes Mellitus have the opportunity for instability
of blood sugar levels both in hypoglycemia and hyperglycemia conditions that affect both
microvascular and macrovascular conditions. This study aims to identify the relationship between
lifestyle and blood sugar in elderly people with Diabetes Mellitus. The research method uses
correlational method with cross sectional approach. The sample of this study was 56 elderly
people with Diabetes Mellitus residing in Rejoagung Village, Semboro District, as many as 56
respondents using the Simple Random Sampling method with data analysis techniques using the
Spearman rho test. The results showed that the majority of the lifestyle of the elderly was at a low
lifestyle level (78.6%) and the majority of the elderly with Diabetes Mellitus had abnormal blood
sugar levels (69.6%). The results of statistical analysis show that lifestyle is related to blood sugar
in elderly people with Diabetes Mellitus in Rejoagung Village, Semboro District, Jember Regency
(p value = 0.000). A mentoring program is needed to change the lifestyle of the elderly with
Diabetes Mellitus by involving the collaboration of health professionals, especially at the
community level

Key Words : Lifestyle, Blood Sugar Levels, Elderly, Diabetes Mellitus


tinggi mengganggu keseimbangan air di
PENDAHULUAN jaringan, menimbulkan glukosuria.
Indonesia termasuk negara Sebaliknya kadar yang terlalu rendah
berpenduduk struktur tua, karena persentase menyebabkan disfungsi otak, koma dan
penduduk lanjut usia yang telah mencapai di kematian. Pada individu normal yang sehat,
atas 7% dari total penduduk. Keadaan ini hipoglikemia yang sampai menimbulkan
berkaitan dengan adanya perbaikan kualitas gangguan kognitif yang bermakna tidak
kesehatan dan kondisi sosial ekonomi terjadi karena mekanisme homeostasis
masyarakat. Struktur penduduk yang menua glukosa endogen berfungsi dengan efektif.
tersebut, selain merupakan salah satu Secara klinis masalah kadar glukosa darah
indikator keberhasilan pencapaian timbul pada Diabetes Mellitus akibat
pembangunan manusia secara nasional mekanisme homeostasis endogen terganggu
sekaligus juga merupakan tantangan dalam (Setiati, 2016).
pembangunan (Kementerian Kesehatan, Secara global International Diabetes
2016). Secara sederhana lanjut usia dapat Federation dalam IDF Diabetes Atlas (2019)
diartikan sebagai seseorang yang telah diseluruh dunia secara total terdapat 463 juta
mencapai usia 60 tahun keatas. Komposisi penderita dengan kenaikan mencapai 51%.
penduduk tua bertambah dengan pesat baik di Regio Amerika utara dan Carribbean
negara maju maupun negara berkembang, hal mencapai 48 Juta penderita. Regio Amerika
ini disebabkan oleh penurunan angka Tengah dan Selatan mencapai 32 Juta
kelahiran (fertilitas) dan angka kematian Penderita. Regio Afrika mencapai 19 Juta
(mortalitas), serta peningkatan angka harapan penderita. Regio Eropa mencapai 59 Juta
hidup (life expectancy) yang mengubah Penderita. Regio Afrika Utara dan Timur
struktur penduduk secara keseluruhan mencapai 55 Juta penderita. Regio Pasific
(Ekasari et al., 2018). Salah satu Barat mencapai 163 Juta penderita dan Asia
permasalahan yang dihadapai oleh lanjut usia Tenggara mencapai 88 Juta Penderita
adalah masalah kesehatan akibat proses (International Diabetes Federation, 2019).
penuaan, terjadinya kemunduran fungsi sel- International Diabetes Federation (2019)
sel tubuh (degeneratif), dan menurunnya juga melaporkan bahwa Indonesia menempati
fungsi sistem imun tubuh sehingga mucul urutan ke 7 dengan prevalensi penyandang
penyakit degeneratif, dimana salah satunya Diabetes Mellitus sebanyak 10,7 Juta
yaitu Diabetes Mellitus (Kementerian Penderita dimana 73,7% merupakan Diabetes
Kesehatan, 2015). Mellitus usia dewasa hingga lansia.
Diabetes Mellitus merupakan Sedangkan toleransi glokosa terganggu
penyakit metabolisme yang diakibatkan oleh menempati urutan ke 3 dengan prevalensi
adanya peningkatan kadar gula darah diatas mencapai 29,1 Juta penderita (International
nilai normal (Kementerian Kesehatan, 2013). Diabetes Federation, 2019). Kementerian
Dalam keadaan puasa dan makan, istirahat Kesehatan RI (2018) dalam hasil utama
dan aktivitas jasmani masuknya glukosa ke Riskesdas 2018 Provinsi Jawa Timur
sirkulasi serta ambilan dari sirkulasi sangat melaporkan bahwa prevalensi kejadian
bervariasi. Untuk mempertahankan kadar diabates mellitus yang terdiagnosa sebanyak
glukosa plasma dalam rentang batas yang 2,02% dari total prevalensi nasional serta
sempit terdapat mekanisme yang sangat peka dilaporkan pula bahwa Kabupaten Jember
dan terelaborasi. Kadar glukosa plasma yang prevalensi Diabetes Mellitus mencapai 1,5%.
Penyakit Diabetes Mellitus sangat maupun pemerintah, seharusnya ikut serta secara aktif
berpengaruh terhadap kualitas sumber daya dalam usaha penanggulangan Diabetes Mellitus,
manusia dan berdampak pada peningkatan khususnya dalam upaya pencegahan Diabetes Mellitus
biaya kesehatan yang cukup besar. Oleh merupakan penyakit menahun yang akan disandang
karenanya semua pihak, baik masyarakat seumur hidup (Sulistijo, 2015).
Diabetes Mellitus sering Gaya hidup yang tidak sehat
menyebabkan komplikasi makrovaskular dan merupakan salah satu faktor risiko utama
mikrovaskular. Komplikasi makrovaskular untuk peningkatan kecacatan serta telah
terutama didasari oleh karena adanya menjadi komponen penting untuk menilai
resistensi insulin, sedangkan komplikasi hasil kesehatan. Perilaku gaya hidup tidak
mikrovaskular lebih disebabkan oleh sehat sebagaimana ditentukan oleh deklarasi
hiperglikemia kronik. Kerusakan vaskular ini PBB tentang kesehatan diantaranya yaitu
diawali dengan terjadinya disfungsi endotel penggunaan tembakau, pola makan tidak
akibat proses glikosilasi dan stres oksidatif sehat, aktivitas fisik, dan penggunaan alkohol
pada sel endotel. Disfungsi endotel memiliki yang berbahaya.
peranan penting dalam mempertahankan Ponzo et al (2018 dalam Hariawan et
homeostasis pembuluh darah. Untuk al., 2019) mengungkapkan bahwa Gaya hidup
memfasilitasi hambatan fisik antara dinding diketahui memberikan pengaruh yang
pembuluh darah dengan lumen, endotel signifikan terhadap terjadinya Diabetes
menyekresikan sejumlah mediator yang Mellitus. Kurangnya aktivitas fisik membuat
mengatur agregasi trombosit, koagulasi, sistem sekresi tubuh berjalan lambat.
fibrinolisis, dan tonus vaskular. Istilah Akibatnya terjadilah penumpukan lemak di
disfungsi endotel mengacu pada kondisi dalam tubuh yang lambat laun berat badan
dimana endotel kehilangan fungsi menjadi berlebih dan mengarah ke timbulnya
fisiologisnya seperti kecenderungan untuk Diabetes Mellitus. Selain pola makan yang
meningkatkan vasodilatasi, fibrinolisis, dan tidak sehat, aktivitas fisik yang kurang juga
antiagregasi (Decroli, 2015). menjadi faktor predisposisi terjadinya
Perawatan Diabetes Mellitus Diabetes Mellitus. Otot normal yang dalam
merupakan hal yang rumit, membutuhkan keadaan istirahat yang dapat diakibatkan oleh
perawatan yang lama dan butuh dukungan. kurangnya aktivitas fisik hampir tidak
Klien Diabetes Mellitus menghadapi permeabel terhadap glukosa kecuali bila serat
permasalahan dalam mengelola dirinya otot dirangsang oleh insulin. Peningkatan
dengan membuat keputusan yang tepat setiap risiko Diabetes Mellitus pada aktivitas fisik
harinya. Tujuan pengelolaan gaya hidup rendah terjadi karena penurunan kontraksi
mandiri adalah mempersiapkan klien Diabetes otot yang menyebabkan berkurangnya
Mellitus untuk merubah perilaku untuk permeabilitas membran sel terhadap glukosa.
mendukung hasil yang lebih baik. Beberapa Akibatnya terjadi gangguan transfer glukosa
acuan klien Diabetes Mellitus dalam ke dalam sel dan berkurangnya respon
melakukan pengelolaan Diabetes Mellitus terhadap insulin yang mengarah pada keadaan
mandiri, diantaranya yaitu; pengelolaan resisten dan dapat menimbulkan Diabetes
glukosa darah, kontrol diet, aktivitas fisik dan Mellitus.
pemanfaatan layanan kesehatan (Schmitt, Gaya hidup individu merupakan
2013). salah satu faktor kesehatan dari lima faktor
kesehatan sebagaimana didefinisikan oleh
Healthy People (2020). Empat faktor penentu
lainnya adalah lingkungan, sosial, kesehatan,
dan genetika dan biologi. Pada kenyataannya
kejadian atau pengurangan faktor risiko
individu sangat erat kaitannya dengan faktor
penentu utama lainnya. Misalnya, apakah
seseorang mengonsumsi makanan yang tidak
sehat atau tidak aktif secara fisik akan
bergantung pada atribut sosial, demografis,
lingkungan, ekonomi, dan geografis dari
lingkungan tempat orang tersebut. Penilaian
klinis gaya hidup terhadap kesehatan dapat Sebagian besar penilaian melibatkan pertanyaan
dilakukan oleh profesional perawatan langsung tentang riwayat pasien dan faktor perilaku
kesehatan dan dengan sejumlah metode. saat ini yang berkontribusi pada perkembangan
kesehatan. Domain spesifik, seperti perilaku
makan, aktivitas fisik, dan status psikososial, HASIL PENELITIAN
juga dapat dinilai dengan ukuran hasil yang Data Umum
dilaporkan pasien. 1. Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Usia
Studi pendahuluan yang Lansia Penderita Diabetes Mellitus di
dilaksanakan pada September 2020 pada Desa Rejoagung Kecamatan Semboro
komunitas lanjut usia di Desa Rejoagung Tahun 2021 (n = 56
menunjukkan bahwa terdapat 54 penyandang Tendency Hasil 95%CI
Diabetes Mellitus yang terdiri dari 15 lansia Central
laki- laki, dan 49 lansia perempuan. Mean 67,7 62,2 – 72,4
Median 67
Berdasarkan hasil wawancara terhadap 5 Modus 64
orang lansia diketahui bahwa selama Standar Deviasi 4,7
menderita Diabetes Mellitus ia mengeluhkan Min- Maks 60-76
lemas, mual meskipun demikian ia
mengungkapkan juga nafsu makan 2. Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Jenis
meningkat, bahkan satu diantaranya Kelamin Lansia Penderita Diabetes
mengatakan meskipun menderita Diabetes Mellitus di Desa Rejoagung Kecamatan
Mellitus ia tetap mengkonsumsi makanan Semboro Tahun 2021 (n = 56)
seperti biasanya. Selain hal tersebut juga Jenis Frekuensi Persentase
ditemui gaya hidup yang kurang sehat yaitu kelamin (%)
masih merkok, serta jarang melakukan Laki – laki 16 28,6
Perempuan 40 71,4
aktifitas fisik. Total 56 100
Berdasarkan hal tersebut maka
diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai 3. Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Riwayat
hubungan gaya hidup dengan gula darah pada Pendidikan Lansia Penderita Diabetes
lansia penderita Diabetes Mellitus di Desa Mellitus di Desa Rejoagung Kecamatan
Rejoagung Kecamatan Semboro Kabupaten Semboro Tahun 2021 (n = 56)
Jember. Tingkat Frekuensi Persentase
Pendidikan (%)
METODE PENELITIAN SD 21 37,5
Penelitian ini menggunakan desain SMP 13 23,2
SMA 16 28,6
korelasi dengan pendekatan cross sectional
Sarjana/ 6 10,7
yang bertujuan mengetahui hubungan Diploma
hubungan gaya hidup dengan gula darah pada Total 56 100
lansia penderita Diabetes Mellitus. Sampel
pada penelitian sebanyak 56 responden. 4. Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Riwayat
Teknik sampling yang digunakan adalah Pekerjaan Lansia Penderita Diabetes
Simple Random Sampling Mellitus di Desa Rejoagung Kecamatan
Pengumpulan data dilakukan Semboro Tahun 2021 (n = 56)
menggunakan observasi dan kuesioner.
Teknnik analisis data terdiri dari dua analisis
yaitu analisis multivariat menggunakan
distribusi frekuensi dan analisis bivariat
menggunakan uji spearman rho
Jenis Frekuensi Persentase
Pekerjaan (%)
ASN 6 10,7
Swasta 1 1,8
Pedagang 2 3,6
Petani 11 19,2
Ibu Rumah 36 64,3
Tangga
Total 56 100
5. Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Lama 3. Tabel 5.9 Tabulasi Silang Hubungan
Menderita Diabetes Mellitus pada Lansia Gaya Hidup Dengan Gula Darah Pada
Penderita Diabetes Mellitus di Desa Lansia Penderita Diabetes Mellitus di
Rejoagung Kecamatan Semboro Tahun Desa Rejoagung Kecamatan Semboro
2021 (n = 56) Kabupaten Jember Tahun 2021 (n = 56)
Lama menderita Frekuensi Persentase Gula Darah
DM (%) Gaya
Tidak Normal Total p r
Hidup
Kurang dari 1 1 1,8 Normal value
tahun f % f % f %
Lebih dari 1 tahun 55 98,2 Kurang 39 88,6 5 11,4 44 100
Total 56 100 Cukup 0 0 7 100 7 100 0,000 0,785
Baik 0 0 5 100 5 100

6. Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Jenis Anti Jumlah 39 100 17 100 56 100

Diabetes Mellitus pada Lansia Penderita


Diabetes Mellitus di Desa Rejoagung
Kecamatan Semboro Tahun 2021 (n = PEMBAHASAN
56) 1. Gaya hidup pada lansia penderita
Jenis Frekuensi Persentase Diabetes Mellitus di Desa Rejoagung
OAD (%) Kecamatan Semboro Kabupaten
Oral 56 100 Jember
Suntik 0 0 Hasil penelitian menunjukkan
(insulin)
bahwa gaya hidup pada Lansia Penderita
Total 56 100
Diabetes Mallitus di Desa Rejoagung
Kecamatan Semboro mayoritas berada
Data Khusus
pada tingkatan gaya hidup kurang
1. Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Gaya
(78,6%).
Hidup pada Lansia Penderita Diabetes
Khairunnisa (2015) menjelaskan
Mallitus di Desa Rejoagung Kecamatan
bahwa Gaya hidup secara luas
Semboro Tahun 2021 (n = 56)
didefinisikan sebagai cara hidup yang
Gaya Frekuensi Persentase
Hidup (%) diidentifikasi oleh bagaimana orang lain
menghabiskan waktu mereka (aktivitas)
Kurang 44 78,6
Cukup 7 12,5 dilihat dari pekerjaan, hobi, belanja,
Baik 5 8,9 olahraga, dan kegiatan sosial serta
interest (minat) terdiri dari makanan,
Total 56 100
mode, keluarga, rekreasi dan juga opinion
2. Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Gula (pendapat) terdiri dari mengenai diri
Darah pada Lansia Penderita Diabetes mereka sendiri, masalah-masalah sosial,
Mallitus di Desa Rejoagung Kecamatan bisnis, dan produk. Gaya hidup
Semboro Tahun 2021 (n = 56) mencakup sesuatu yang lebih dari
Gula Frekuensi Persentase sekedar kelas sosial ataupun kepribadian
Darah (%)
seseorang
Tidak 39 69,6 Hasil penelitian menunjukkan
Normal bahwa sebagian besar lansia memiliki
Normal 17 30,4
tingkat pendidikan sekolah dasar.
Total 56 100 Hariawan et al., (2019) mengungkapan
bahwa adanya hubungan antara tingkat
pendidikam dengan gaya hidup lansia
penyandang Diabetes Mellitus pendidikan tidak secara langsung
yang diukur berdasarkan pola mempengaruhi timbulnya
aktifitas dan pola makan. Tingkat
Diabetes Mellitus. Namun, diduga 2. Gula darah pada lansia penderita
mempengaruhi pola makan melalui Diabetes Mellitus di Desa Rejoagung
pemilihan jenis bahan pangan yang Kecamatan Semboro Kabupaten
dikonsumsi sehari-hari. Tingkat Jember
pendidikan akan mempengaruhi tingkat Hasil penelitian menunjukkan
konsumsi pangan seseorang dalam bahwa gula darah pada Lansia Penderita
memilih bahan pangan demi memenuhi Diabetes Mellitus di Desa Rejoagung
kebutuhan hidupnya. Secara tidak Kecamatan Semboro mayoritas memiliki
langsung tingkat pendidikan akan kadar gula darah tidak normal (69,6%)
memengaruhi pengetahuan seseorang. Sulistijo.,et al (2015) menjelaskan
Hal ini diungkapkan oleh Hasanah & bahwa diagnosis Diabetes Mellitus
Purwanti, (2018)yang menyebutkan ditegakkan melalui beberapa langkah.
bahwa adanya hubungan antara Jika terdapat keluhan khas dan
pengetahuan dengan gaya hidup pemeriksaan glukosa darah sewaktu ≥
penyandang Diabetes Mellitus. Tingkat 200 mg/dl sudah bisa ditegakkan
pendidikan seseorang berhubungan diagnosis Diabetes Mellitus atau hasil
dengan kemampuan orang tersebut dalam pemeriksaan kadar glukosa darah puasa ≥
memahami suatu informasi yang 126 mg/dl. Untuk kelompok tanpa
selanjutnya diolahnya menjadi suatu keluhan khas Diabetes Mellitus, hasil
pengetahuan. Semakin tinggi tingkat pemeriksaan glukosa darah yang baru
pendidikan seseorang, maka satu kali saja abnormal, belum cukup
kemampuannya dalam menyerap suatu kuat untuk menegakkan diagnosis
informasi menjadi pengetahuan semakin Diabetes Mellitus
baik. Penelitian ini sejalan dengan studi
Bagi pasien DM, pengetahuan dan oleh Rachmawati (2015) lansia memiliki
pemahaman tentang Diabetes Mellitus kecenderungan kadar gula yang buruk.
serta pengobatannya penting guna Hasl penelitian ini menunjukkan bahwa
terkendalinya kadar gula darah agar tetap rerata usia lansia adalah 67 tahun yang
stabil dalam batas normal. Bagi pasien tergolong dalam usia manula.
yang memiliki tingkat pengetahuan yang Rachmawati (2015) menemukan lansia
kurang, sulit untuk mengikuti lebih tua memiliki karakteristik glukosa
pengendalian kadar gula darah pada darah yang lebih buruk dibandingkan
Diabetes Mellitus. Pengetahuan juga akan dengan usia yang lebih muda. Decroli
berpengaruh pada perilaku pasien (2015) menyatakan bahwa usia
Diabetes Mellitus yang khusunya dalam merupakan salah satu faktor risiko
melakukan pengendalian kadar gula seseorang dapat mengalami DM, karena
darah. Pengetahuan pasien DM juga semakin bertambahnya usia maka
berhubungan dengan kepatuhan pasien individu tersebut akan semakin
DM terhadap penatalaksanaan perawatan mengalami penurunan fungsi tubuh
DM di rumah. Kepatuhan adalah (degeneratif) terutama gangguan organ
berkenaan dengan kemauan dan pankreas dalam menghasilkan hormon
kemampuan dari individu untuk insuli. Lebih lanjut dikatakan oleh
mengikuti cara sehat yang berkaitan Kekenusa et al., (2018) bahwa DM akan
dengan nasihat, aturan yang ditetapkan, meningkat kasusnya sejalan dengan
mengikuti jadwal. pertambahan usia
Studi oleh Kurniawan (2010)
menyatakan bahwa dengan kontrol gula
darah yang baik, risiko komplikasi
makrovaskular dapat dikurangi. Kontrol
gula darah ini tidakperlu terlalu ketat
pada lansia mengingat risiko (100%). Pada lansia penderita Diabetes
hipoglikemia pada lansia penderita DM. Mellitus dengan gaya hidup baik
Target kontrol gula darahditentukan oleh menunjukkan bahwa seluruhnya memiliki
status kesehatan serta kemampuan fisik kadar gula darah normal (100%).
dan mental Berdasarkan uji statistik diketahui bahwa
Penelitian ini menemukan bahwa ada hubungan gaya hidup dengan gula
seluruh lansia telah menderita Diabetes darah pada lansia penderita Diabetes
Mellitus lebih dari 1 tahun. Simanjuntak Mellitus di Desa Rejoagung Kecamatan
& Simamora (2020) pada penelitianya Semboro Kabupaten Jember (p value =
menmukan bahwa adanya hubungan lama 0,000)
menderita Diabetes Mellitus dengan gula Lingkup gaya hidup kesehatan
darah. Semakin lamanya seseorang lansia mencakup aktifitas fisik, kebiasaan
menderita DM, semakin besar resiko makan, pola tidur. Aktifitas fisik adalah
terkena neuropati, dimanalamanya setiap gerakan tubuh yang dapat
menderita DM dengan kadar glukosa meningkatkan pengeluaran tenaga atau
darah yang tinggidapatmelemahkan dan energi. Contoh aktivitas fisik meliputi
merusak dinding pembuluh darah kapiler olahraga, membersihkan rumah, mencuci,
yang memvaskularisasi saraf sehingga berkebun, memasak, menyeterika,
terjadi kerusakan saraf yaitu neuropati mencuci kendaraan, dan sebagainya.
Berdasarkan jenis kelamin Olahraga adalah salah satu bentuk
diketahui bahwa lansia penderita aktivitas fisik yang dilakukan secara
Diabetes Mellitus sebagia besar adalah terstruktur, terencana, dan
perempuan. Penelitian oleh Tigauw & berkesinambungan dengan mengikuti
Kapantaow (2019) mengungkapkan aturan-aturan tertentu dan bertujuan
adanya hubungan jenis kelamin dengan untuk meningkatkan kebugaran jasmani
Diabetes Mellitus pada lansia. Hal serupa dan prestasi (Kementerian Kesehatan,
diungkapkan oleh Mildawati et al., 2015). Makanan dan pola makan yang
(2019) bahwasanya perempuan memiliki sehat dapat menjamin lansia untuk hidup
kecenderungan kadar gula yang buruk lebih sehat, tetap aktif dalam waktu yang
dibandingkan laki- laki. Sejalan dengan lama, membantu melindungi diri dari
itu Internasional Association for the penyakit, dan mempercepat
Study of Pain (2015) menyebutkan hal penyembuhan bila terkena sakit.
serupa bahwa perempuan memiliki risiko Peningkatan usia menyebabkan orang
lebih tinggi menderita komplikasi dan menjadi rentan terhadap serangan
meningkatkan faktor risiko terjadinya penyakit sehingga menyebabkan keadaan
penyakit Diabetes Mellitus gizi yang buruk. Kemauan makan dan
3. Menganalisis hubungan gaya hidup nafsu makan sangat dipengaruhi oleh
dengan gula darah pada lansia faktor sosial. Dukungan sosial berkaitan
penderita Diabetes Mellitus di Desa dengan kesendirian yang mempunyai
Rejoagung Kecamatan Semboro efek negatif pada semangat kerja,
Kabupaten Jember kesejahteraan, dan selera makan.
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan rasa pada makanan selama 3
bahwa bahwa pada lansia penderita minggu dengan menyempurnakan rasa
Diabetes Mellitus dengan gaya hidup makanan menghasilkan asupan lebih
kurang menunjukkan 88,6% memiliki besar dari beberapa makanan (Amran et
gula darah tidak normal dan 11,4% al., 2012). Orang tua secara rata-rata,
memiliki gula darah normal. Pada lansia lebih mengantuk daripada rekan-rekan
penderita Diabetes Mellitus dengan gaya mereka yang lebih muda selama siang
hidup cukup menunjukkan bahwa hari ketika diuji secara obyektif,
seluruhnya memiliki gula darah normal menunjukkan bahwa mereka cenderung
tidak melakukannya mendapatkan jumlah Brunner & Sudhart, (2013) menjelaskan
tidur restoratif yang memadai di malam bahwa kadar glukosa darah yang tinggi dan
hari (Sadock et al., 2017) berlangsung lama pada penderita Diabetes
Mellitus dapat menyebabkan komplikasi glukosa darah. Sebagaimana diungkapkan
pada seluruh organ tubuh. Secara umum oleh Gustimogo (2015) adanya hubungan
komplikasi kronis Diabetes Mellitus kualitas tidur dengan kadar gula darah
dibagi dua kelompok, yaitu komplikasi pada lansia. Adanya penurunan kualitas
yang mengenai pembuluh darah kecil tidur akan berdampak pada gangguan
(komplikasi mikrovaskular) seperti pada metabolisme glukosa pada lansia. Bila
ginjal dan retina mata dan komplikasi gula tidak dikontrol atau tidak diobati,
yang mengenai pembuluh darah besar gejala kronis ini akan timbul dan ini akan
(komplikasi makrovaskular) seperti pada menyebabkan penderita merasa tidak
jantung, pembuluh darah otak dan nyaman dan susah untuk tidur. Keluhan
pembuluh darah tungkai bagian bawah nyeri pada ekstremitas merupakan
Penelitian ini sejalan dengan studi keluhan umum pada penderita Diabetes
oleh Hasanah & Purwanti (2018) yang Mellitus, terutama pada penderita
mengungkapkan adanya hubungan gaya menahun apalagi dengan kendali glukosa
hidup dengan kadar gula darah penderita yang tidak baik. Sensasi yang dirasakan
Diabetes Mellitus. Kebiasaan-kebiasaan dapat bermacam-macam seperti rasa
tidak sehat seperti pola makan yang tidak terbakar, tertusuk. Hal ini ini
seimbang dengan kadar kolesterol yang menyebabkan penderita susah untuk
tinggi, rokok dan alkohol, asupan gula tidur. Ketidaknyamanan fisik merupakan
yang berlebihan, minimnya olah raga dan penyebab utama kesulitan untuk tidur
porsi istirahat sampai stres dapat atau sering terbangun pada malam hari
berpengaruh terhadap Diabetes Mellitus. Gaya hidup yang
Perubahan gaya hidup yang lebih baik terimplementasikan dalam pola makan
sangat di butuhkan oleh manusia agar akan meningkatkan asupan karbohidrat
terhindar dari segala penyakit dan kompleks yang pada akhirnya akan
mengurangi resiko penyakit yang lebih membentuk peningkatan gula darah pada
kronik. Terbukti bahwa perubahan gaya penderita Diabetes Mellitus. Sumangkut,
hidup menjadikan seseorang akan lebih (2013) menyebutkan bahwa pola makan
baik dari kondisi yang sebelumnya yang salah akan menyebabkan kerusakan
Penelitian ini juga didukung oleh pada sistem metabolisme didalam tubuh,
studi yang dilakukan Petrus & Choeron termasuk rusaknya kinerja pankreas yang
(2018) menemukan hubungan gaya hidup mengubah pasokan gula menjadi insulin.
dengan kadar gula darah lansia penderita Akibatnya, gula tersebut akan ikut larut
Diabetes Mellitus. Hal serupa didalam yang memicu terjadinya DM
diungkapkan oleh Lenggong & Gaya hidup yang
Vestabilitvy (2019) bahwa gaya hidup terimplementasikan dengan aktifitas
mempengaruhi kadar gula darah dimana berpotensi meningkat kadar insulin.
gaya hidup buruk pada lansia berpotensi Aktivitas fisik mengakibatkan insulin
14 kali berisiko memiliki gula darah yang semakin meningkat sehingga kadar gula
tidak stabil. darahdalam darah akan berkurang pada
Gaya hidup yang orang yang jarang berolahraga, zat
terimplementasikan dalam pola tidur akan makanan yang masuk kedalam tubuh
berdampak pada kesimbangan kadar tidak dibakar melainkan akan tertimbun
dalam tubuh sebagai lemak dan gula. Jika
insulin tidak mencukupi untuk mengubah
glukosa menjadi energi maka akan timbul
DM.
KESIMPULAN & SARAN hidup kurang
Simpulan 2. Gula darah pada lansia penderita Diabetes
1. Gaya hidup pada lansia penderita Mellitus di Desa Rejoagung Kecamatan Semboro
Diabetes Mellitus di Desa Rejoagung Kabupaten Jember mayoritas memiliki kadar gula
Kecamatan Semboro Kabupaten Jember darah tidak normal
mayoritas berada pada tingkatan gaya 3. Gaya hidup berhubungan dengan gula darah pada
lansia penderita Diabetes Mellitus di DM. Dinas Kesehatan dapat
Desa Rejoagung Kecamatan Semboro memberdayakan SDM dengan pelatihan
Kabupaten Jember ketrampilan monitoring dan evaluasi
secara berkala untuk kegiatan supervisi dan
Saran evaluasi kinerja pemegang progam serta
1. Institusi Pendidikan Keperawatan kinerja kader dalam kegiatan Posbindu
Hasil penelitian ini dapat sebagai sumber pada lansia maupun menempatkan perawat
rujukan dalam mengembangkan konsep spesialis komunitas untuk mengembangkan
model asuhan keparawatan gerontik program inovasi dan program kerja
khususnya pada lansia dengan penyakit- pelayanan kesehatan, untuk membina dan
penyakit kronis untuk melakukan pelaksanaan diet DM,
2. Bagi Keluarga 5. Penelitian selanjutnya
Diharapkan keluarga terlibat aktif pada Diharapkan melakukan uji validitas dan
pengendalian lansia berisiko dan lansia reliabilitas serta melakukan uji regresi
dengan DM dapat melkukan pengelolaan guna mengetahui besar pengaruh variabel
kesehatan lansia secara mandiri guna
membantu lansia untuk tetap DAFTAR PUSTAKA
mempertahankan kualitas hidupnya yang Amran, Y., Kusumawardani, R., &
sehat dan produktif Supriyatiningsih, N. (2012). Food
3. Bagi Petugas Kesehatan Intake Determinant Factor among
Meningkatkan kemampuan melakukan Elderly. Jurnal Kesehatan
pengembangan upaya pengelolaan masalah Masyarakat Nasional, 6(6), 255–
kesehatan DM pada lansia dengan program 260.
pendampingan dengan memaksimalkan Decroli, E. (2015). Diabetes Melitus Tipe 2.
kemampuan kader yang telah dilatih, Pusat Penerbitan Bagian Ilmu
perangkat wilayah dan sumber daya Penyakit Dalam Fakultas
lingkungan yang ada dalam asuhan Kedokteran Universitas Andalas.
keperawatan komunitas dan keluarga http://repositorio.unan.edu.ni/298
4. Bagi dinas Kesehatan dan Institusi 6/1/5624.pdf
Pelayanan Ekasari, M. F., Riasmini, N. M., & Hartini, T.
Dinas kesehatan dapat meningkatkan (2018). Meningkatkan Kualitas
program pelayanan PTM dengan Hidup Lansia Konsep dan
mengintegrasikan penatalaksanaan Berbagai Intervensi. Wineka
pemantauan kesehatan lansia dengan kadar Media.
gula darah menggunakan KPM untuk Gustimogo. (2015). The Sleep Quality Of
meningkatkan pengetahuan, keterampilan Patient With Diabetes Mellitus.
dan sikap untuk mencegah komplikasi Majority, 4(8).
Hariawan, Fathoni, & Purnamasari. (2019).
The Correlation Between
Lifestyles (Dietaryhabit And
Physical Activity) And The
Incidence Of Diabetes Mellitus
Ingeneral Hospital Of Ntb
Province. Jurnal Keperawatan
Terpadu (Integrated Nursing
Journal), 1(1).
Hariawan, H., Fathoni, A., & Purnamawati,
D. (2019). Hubungan Gaya Hidup
(Pola Makan dan Aktivitas Fisik)
Dengan Kejadian Diabetes
Melitus di Rumah Sakit Umum Keperawatan Terpadu (Integrated Nursing
Provinsi NTB. Journal), 1(1), 1.
Jurnal https://doi.org/10.32807/jkt.v1i1.1 6
Hasanah, & Purwanti. (2018). Hubungan Mildawati, Dian, & Wahid. (2019).
Tingkat Pengetahuan Dengan Relationship BetweenAge,
Gaya Hidup Penyandang Diabetes Gender and Duration Of Diabetes
Mellitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja Patients With The Incidence Of
Puskesmas Purwosari Kota Diabetic Peripheral Neuropath.
Surakarta. Electronic These and Carring Nursing Journal, 3(2).
Dissertations UMS, 1(1). Petrus, & Choeron. (2018). Hubungan Gaya
Internasional Association for the Study of Hidup Dengan Kadar Gula Darah
Pain. (2015). Epidemiology of Pada Lansia Penderita Diabetes
neuropathic pain : how common is Mellitus Di Puskesmas Kendalsari
neuropathic pain, and what is its Kecamatan Lowokwaru Malang.
impact ? neuropathic pain. Rinjani, 1(1).
Pain Journal, 1(1). Rachmawati. (2015). Gambaran Kontrol dan
International Diabetes Federation. (2019). Kadar Gula Darah Pada Pasien
IDF Diabetes Atlas Ninth Edition Diabetes Melitus Di Poliklinik
2019. International Diabetes Penyakit Dalam Poliklinik RSJ
Federation. Prof. Dr. Soerojo Magelang.
Kekenusa, Ratag, & Wuwungan. (2018). Jurusan Keperawatan Universitas
Analisis hubungan antara umur Diponegoro, 1(1).
dan riwayat keluarga menderita Sadock, B. J., Sadock, V. A., & Ruiz, P.
dmdengan kejadian penyakit dm (2017). Kaplan & Sadock’s
tipe 2 pada pasien rawat jalandi Comprehensive Textbook
poliklinik penyakit dalam blu Of Psychiatry Tenth
rsupprof. Dr. R.d kandou manado. Edition. Wolters Kluwer.
Media Neliti, 1(1). https://doi.org/10.16309/j.cnki.iss
Kementerian Kesehatan RI. (2018). Hasil n.1007-1776.2003.03.004
Utama Riskesdas 2018 Provinsi Schmitt, A. (2013). The Diabetes Self-
Jawa Timur. Badan Penelitian dan Management Questionnaire (
Pengembangan Kesehatan DSMQ ) Development and
Kemenkes RI. Evaluation of an Instrument To
Khairunnisa. (2015). Hubungan Gaya Hidup Asses diabetes self care activities
dengan Prestasi Akademik associated with glicaemic control.
Mahasiswa Keperawatan Journal Health and Quality of
Universitas Riau. JOM, 2(2). Life Outcomes, 11(1), 1.
Kurniawan. (2010). Diabetes Melitus Tipe 2 https://doi.org/10.1186/1477-
Pada Usia Lanjut. Majalah 7525-11-138
Kedokteran Indonesia, 60(12). Setiati. (2016). Buku Ajar Ilmu Penyakit
Lenggong, & Vestabilitvy. (2019). Dalam Jilid 3 Edisi VI. Interna
Relationship Between Lifestyle Publishing.
And Blood Sugar Levels in Simanjuntak, & Simamora. (2020). Lama
Diabetes Mellitus Patients At menderita diabetes mellitus tipe 2
Djatinegara Sub-District Public sebagaifaktor risiko neuropati
Health Centre, East Jakarta. perifer diabetik. Holistik Jurnal
Garuda Rsitek Dikti, 23(1). Kesehatan, 14(1).
Sulistijo, et all. (2015). Konsensus
Pengelolaan dan Pencegahan
Diabetes Melitus Tipe 2 di
Indonesia 2015. Pengurus Besar
Perkumpulan Endokrinologi
Indonesia.
Sumangkut. (2013). Hubungan Pola Makan
dengan kejadian Penyakit
Diabetes Melitus di poli Interna
BLU. RSUP. Prof. DR. R.d
KANDOU. Jurnal Keperawatan,
1(1).
Tigauw, & Kapantaow. (2019). Hubungan
Antara Jenis Kelamin Dengan
Kadar Adiponektin Pada
Penderita Diabetes Melitus Tipe 2
Di Kota Manado. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Sam
Ratulangi, 1(1).

Anda mungkin juga menyukai