297 600 1 SM PDF
297 600 1 SM PDF
ABSTRAK
HASIL
Korban kecelakaan sepeda motor yang masuk ke IGD RSUP Fatmawati selama kurun
waktu 1 bulan sebanyak 138 orang. Karakteristik korban adalah mayoritas laki-laki
73,9%, berumur sekitar 21-30 tahun 43,5%, pendidikan setingkat SMU 59,4% dan
bekerja sebagai pegawai swasta 55,8%. Kondisi korban yang mengalami cedera ringan
sekitar 52,2%, cedera parah 47,8%. Daerah cedera meliputi kepala 55,1% dengan
commotio cerebri 6,5%, kaki 12,3% dan lutut/tungkai bawah 9,4%. Jenis luka meliputi
luka terbuka 42,0%, patah tulang 18,0% dan luka lecet 14,5%. Faktor-faktor yang
berbeda bermakna dengan keparahan cedera adalah waktu terjadinya kecelakaan
(malam hari) dan kecepatan kendaraan ≥ 60 km/jam (p<0,05).
KESIMPULAN
Korban kecelakaan sepeda motor yang masuk ke IGD RSUP Fatmawati kebanyakan
mengalami cedera di bagian kepala dengan luka terbuka, dan kondisi korban yang
parah cukup besar yaitu 47,8%.
64
Universa Medicina Vol.26 No.2
ABSTRACT
CONCLUSION
The majority victims of motorcycle accident who admitted to emergency department of
Fatmawati hospital have head injuries with excoriasi and severe condition was 47.8%.
65
Riyadina, Subik Cedera kecelakaan sepeda motor
66
Universa Medicina Vol.26 No.2
(pelvis), (11) komosio cerebri, (12) kontusio, Tabel 1. Karakteristik korban kecelakaan
laserasi dan perdarahan otak, (13) perdarahan sepeda motor
epidural, (14) perdarahan subdural, (15)
remuk, (16) amputasi, dan (17) lainnya.
Keparahan cedera akibat kecelakaan sepeda
motor disini dikatagorikan menjadi dua
kelompok yaitu cedera parah dan tidak parah.
Pengelompokan tersebut dilakukan atas dasar
pertimbangan beberapa hal yaitu skor Glasgow
Coma Scale (GCS), skor trauma, sifat dan
daerah cedera menurut ICD-10 serta tindakan
medis utama yang dilakukan terhadap korban
kecelakaan sepeda motor
Analisis statistik
Analisis persen digunakan untuk
menggambarkan distribusi dari masing-masing
v a r i a b e l d a n u j i C h i - s q u a re u n t u k
membandingkan proporsi masing-masing faktor
terhadap keparahan cedera.
HASIL
67
Riyadina, Subik Cedera kecelakaan sepeda motor
kawin dan yang sudah kawin yaitu masing- Tabel 3. Distribusi jenis cedera akibat kecelakaan
masing 69 orang (50%). Hal tersebut sesuai jika sepeda motor menurut klasifikasi ICD-10
dibandingkan dengan kelompok umurnya karena
kebanyakan korban berada di rentang umur 21-
30 tahun.
Tingkat pendidikan sebagian besar
setingkat SMU atau tingkat pendidikan sedang
yaitu 59,4%, dan selanjutnya diikuti oleh tingkat
pendidikan rendah (setingkat SD dan SMP) yaitu
sekitar 25,4%. Status pekerjaan korban
kecelakaan sepeda motor lebih dari separuhnya
adalah pegawai swasta yaitu sebanyak 77 orang
(55,8%). Adapun sumber biaya untuk
pengobatan dan tindakan medis selama di rumah
sakit bak yang langsung bisa pulang atau
dirawat inap hampir 90% ditanggung sendiri
oleh korban kecelakaan. Pemanfaatan biaya dari
asuransi Jasa Raharja masih sangat rendah yaitu
hanya sekitar 0,7%. Korban kecelakaan sepeda
motor yang masuk di IGD Fatmawati paling Korban minimal mempunyai satu macam atau jenis cedera dan
kebanyakan merupakan multiple injury (cedera lebih dari satu
banyak mendapatkan tindakan medis diobati dan jenis dan satu daerah)
langsung bisa pulang sebanyak 52,5%, diikuti
oleh diobati dan dirawat inap sekitar 27,5% dan
yang pulang paksa sebanyak 14%. Adapun Daerah dan jenis cedera
korban yang mengalami tindakan intervensi Daerah dan jenis cedera yang dialami oleh
bedah sebanyak 4 orang (2,9%). Tindakan bedah korban kecelakaan sepeda motor akan
terdiri dari bedah syaraf (otak) sebanyak 75% menentukan tingkat keparahan cederanya.
dan bedah tulang sekitar 25%. Distribusi prosentase daerah cedera tercantum
dalam Tabel 2.
Daerah atau bagian tubuh yang dominan
mengalami cedera pada korban kecelakaan
Tabel 2. Distribusi daerah cedera korban sepeda motor adalah kepala yaitu sebanyak
kecelakaan sepeda motor berdasarkan 55,1%, selanjutnya adalah bagian pergelangan
klasifikasi ICD-10 kaki yaitu sekitar 12,3% dan bagian lutut dan
tungkai bawah yaitu sekitar 9,4%. Cedera kepala
selalu menempati urutan teratas dari cedera yang
dialami oleh pengendara sepeda motor. Hal
tersebut berhubungan dengan pemakaian helm
sebagai alat pelindung kepala, baik dari jenis
helm maupun dari cara pemakaiannya.
Sedangkan untuk cedera di kaki dan lutut
menunjukkan perlunya dirancang pelindung bagi
bagian tubuh tersebut untuk bisa mengurangi
68
Universa Medicina Vol.26 No.2
risiko cedera yang lebih parah. Adapun jenis fisik disajikan pada Tabel 4. Lingkungan fisik
cedera akibat kecelakaan sepeda motor disajikan disini adalah sarana fisik yang meliputi kondisi
dalam Tabel 3. jalan tempat lalu lintas kendaraan, cuaca dan
Urutan jenis cedera yang paling banyak waktu pada saat terjadi kecelakaan.
dialami oleh korban kecelakaan sepeda motor Tabel 4 menunjukkan bahwa perbedaan
adalah luka terbuka (42,0%), patah tulang proporsi keparahan cedera yang berbeda
(18,1) dan superfisial/lecet (14,5%). Adapun bermakna (p<0,05) hanya terhadap faktor
untuk cedera kepala yang dominan adalah waktu kejadian kecelakaan. Kecelakaan yang
komosio cerebri yaitu sekitar 6,5% dan terjadi di malam hari mempunyai proporsi yang
kontusio, laserasi dan perdarahan dalam otak lebih tinggi keparahan cederanya (59%)
sebanyak 3,6%. Korban kecelakaan sepeda dibandingkan kejadian kecelakaan di siang hari
motor minimal mempunyai satu jenis luka dan (41,6%). Sedangkan korban kecelakaan sepeda
pada umumnya mengalami cedera yang motor yang mengalami cedera tidak parah
komplek (multiple injury) baik dari jenis proporsinya lebih tinggi apabila waktu kejadian
maupun daerah cedera. kecelakaan pada siang hari. Proporsi korban
yang mengalami cedera parah di jalan dua arah
Keparahan cedera tampak lebih tinggi (49,4%) dibandingkan
Keparahan cedera dapat dipengaruhi oleh dengan di jalan satu arah (39,6%) tetapi
beberapa faktor diantaranya meliputi faktor perbedaannya tidak bermakna (p>0,05). Arah
eksternal (faktor lingkungan) dan faktor arus kendaraan dua arah berisiko lebih tinggi
internal seperti manusia. Faktor lingkungan mengakibatkan kecelakaan yang lebih parah
fisik meliputi jenis dan kondisi jalan, cuaca dan dibandingkan dengan jalan dengan arus satu
waktu kejadian. Adapun faktor internal antara arah. Cuaca hujan saat terjadi kecelakaan
lain yakni perilaku pengendara seperti mempunyai proporsi cedera parah yang lebih
pemakaian helm, kecepatan mengendarai dan tinggi (64,7%) dibandingkan dengan cuaca
konsumsi alkohol. Perbedaan proporsi cerah atau tidak hujan (46,9%) meskipun
keparahan cedera terhadap faktor lingkungan perbedaannya tidak bermakna (p>0,05).
69
Riyadina, Subik Cedera kecelakaan sepeda motor
Pengendara sepeda motor adalah terjadi pada kelompok umur dewasa muda umur
pengemudi dan penumpang (pembonceng). antara 15-44 tahun. (9) Dari sudut pandang beban
Perbedaaan proporsi keparahan cedera dengan ekonomis hal tersebut merupakan faktor yang
faktor perilaku manusia dapat dilihat pada berpengaruh terhadap produktifitas dan kualitas
Tabel 5. Tabel 5 menunjukkan bahwa dari hidup korban kecelakaan pasca kejadian. Korban
beberapa faktor perilaku pengendara yang kecelakaan yang mengalami cedera parah dan
mempunyai perbedaan proporsi keparahan mengakibatkan cacat yang permanen akan
cedera berbeda bermakna (p<0,05) adalah menurunkan kualitas hidup untuk menyongsong
kecepatan kendaraan ≥ 60 km/jam. Sepeda masa depan. Hal tersebut menyebabkan beban
motor yang melaju dengan kecepatan tinggi (≥ fisik, psikologis dan ekonomi yang tidak sedikit.
60 km/jam) mempunyai proporsi mengalami Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa
cedera parah lebih tinggi (77,8%) dibandingkan korban kecelakaan sepeda motor mayoritas
dengan kecepatan rendah/lambat (< 60 km/jam) berjenis kelamin laki-laki dibandingkan dengan
yaitu 40,5%. perempuan, demikian juga dengan hasil
penelitian ini. Jumlah korban laki-laki (73,9%)
PEMBAHASAN kira-kira 3 kali lebih banyak dari jumlah korban
perempuan (26,1%). Hasil ini sesuai dengan
Mayoritas korban kecelakaan sepeda motor studi WHO yang menunjukkan bahwa 73% dari
menimpa kelompok umur usia muda (21-30 korban kecelakaan lalu lintas yang fatal adalah
tahun) yang merupakan umur produktif. Hasil laki-laki. (9) Hal tersebut dapat dijelaskan karena
ini sesuai dengan hasil penelitian terdahulu yaitu adanya faktor mobilitas yang lebih tinggi serta
kelompok yang berisiko terjadi kecelakaan sepeda motor merupakan kendaraan yang
adalah usia 15-25 tahun (8) dan kematian akibat paling banyak dipilih sebagai sarana
kecelakaan lalu lintas lebih dari separohnya transportasi .
70
Universa Medicina Vol.26 No.2
Tingkat pendidikan yang pernah diraih oleh Zealand bahwa ada tiga faktor yang
korban kecelakaan sepeda motor kebanyakan meningkatkan risiko cedera lebih parah yaitu
setingkat SMU atau tingkat pendidikan sedang kondisi mengantuk, tidur kurang dari 5 jam
yaitu 59,4%, dan selanjutnya diikuti oleh tingkat dalam sehari dan mengendara antara jam 02. 00
pendidikan rendah (setingkat SD dan SMP) yaitu – 05. 00 . (11) Waktu malam hari suasananya lebih
sekitar 25,4%. Hasil ini sesuai dengan hasil gelap dan lalu lintas biasanya sudah mulai sepi.
penelitian dari Suwandono pada tahun 2001 Kondisi tersebut menyebabkan pengendara
bahwa mayoritas korban kecelakaan sepeda sepeda motor mengemudikan kendaraannya
motor adalah berpendidikan setingkat SMU.(5) dengan kecepatan tinggi (≥ 60 km/jam), kurang
Tingginya proporsi korban yang mengalami waspada dan kurang hati-hati. Faktor tersebut
pulang paksa karena kemauan sendiri beralasan berisiko terjadinya kecelakaan yang
keberatan atas biaya perawatan. Keadaan menyebabkan cedera yang lebih parah. Risiko
tersebut menggambarkan bahwa korban cedera untuk terjadinya kematian dan cedera
parah yang tidak mendapatkan penanganan meningkat seiring dengan kenaikan kecepatan
medis yang tepat dampaknya akan dapat mengemudi. (12) Kecepatan kendaraan 20 meter
menyebabkan kecacatan pada anggota tubuh per jam mempunyai risiko 5% menyebabkan
secara permanen. Hal tersebut dapat kematian sedangkan untuk kecepatan 85 meter
menurunkan kualitas hidupnya. Sedangkan per jam meningkatkan risiko kematian menjadi
tingginya proporsi korban kecelakaan sepeda 85%. (13) Kecelakaan sepeda motor akibat
motor yang mengalami jenis luka terbuka dan kecepatan tinggi saat mengemudikan
patah tulang menunjukkan tingkat keparahan kendaraannya pada umumnya mengalami
cedera yang membutuhkan tindakan medis, cedera parah dikarenakan mengalami benturan
perawatan yang lama di rumah sakit dan waktu hebat dan kuat yang memungkinkan korban
rehabilitasi pasca pengobatan. Hal tersebut akan terlempar jauh dari titik kejadian. Hasil yang
menyebabkan beban bagi korban kecelakaan tidak berbeda didapatkan di Kathmandu, Nepal,
baik finansial dan waktu yang tidak sedikit dan menunjukkan selama tahun 1981-2003
dampak dari kejadian biasanya berakibat pada kematian akibat kecelakaan lalulintas setiap
kecacatan yang permanen (menetap). Sedangkan tahunnya meningkat sebesar 3,88. (14)
dampak dari cedera kepala (komosio dan Kondisi fisik jalan yang rusak maupun
kontusio) kebanyakan menimbulkan kelainan di yang mulus tidak berbeda bermakna terhadap
bagian syaraf yang mengakibatkan adanya proporsi keparahan cedera. Kondisi jalan yang
gangguan mental. Keadaan tersebut secara mulus mendorong pengendara sepeda motor
otomatis akan menurunkan tingkat kualitas untuk memacu kecepatan sedangkan untuk
hidup untuk masa depannya. Penelitian pada kondisi jalan yang rusak pengendara sepeda
1534 penderita berusia 17-69 yang masuk di RS motor biasanya kurang berhati-hati dalam
di Oxford menunjukkan sebanyak 1,5% mengemudikan kendaraannya meskipun dengan
menderita cedera berat dan 21% cedera ringan. kecepatan yang rendah. Faktor perilaku
Ternyata setelah 3 bulan ditemukan post- berkendara berperan penting terhadap
traumatic stress disorder (PSTD) dan ansietas keparahan cedera. Faktor manusia mempunyai
serta depresi. (10) proporsi tertinggi (90%) sebagai faktor
Keparahan korban kebanyakan akibat penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas. (7)
kecelakaan yang terjadi pada malam hari.Hal Hal ini terkait dengan perilaku manusia
ini senada dengan hasil penelitian di New (pengendara) saat mengemudikan kendaraan.
71
Riyadina, Subik Cedera kecelakaan sepeda motor
72