Anda di halaman 1dari 9

UNIVERSA MEDICINA

April-Juni 2007 Vol.26 - No.2

Profil keparahan cedera pada korban kecelakaan sepeda


motor di Instalasi Gawat Darurat RSUP Fatmawati
Woro Riyadina*a dan Ita Puspitasari Subik**

ABSTRAK

*Puslitbang Biomedis dan LATAR BELAKANG


Farmasi Balitbangkes Dep.Kes. Proporsi disabilitas dan case fatality rate cedera akibat kecelakaan lalu lintas masih
RI.
tinggi (25%). Cedera akibat kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab utama
**IGD RSUP Fatmawati disabilitas dan mortalitas di negara berkembang. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menggambarkan profil keparahan cedera yang dialami oleh korban kecelakaan lalu
Korespondensi
a
Woro Riyadina, M.Kes. lintas sepeda motor yang masuk ke bagian Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit
Puslitbang Biomedis dan Umum Pusat (IGD RSUP) Fatmawati.
Farmasi Balitbangkes Depkes.
R.I. METODE
Jl. Percetakan Negara No.23A
Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian “Pengembangan Surveilans Cedera
Jakarta Pusat
Telp. 021-4244693 Akibat Kecelakaan Lalu Lintas pada Pengendara Sepeda Motor.” Pengumpulan data
Email: dilakukan selama 1 bulan yaitu selama bulan Oktober 2005. Responden adalah
w_riyadina@litbang.depkes.go.id pengendara sepeda motor baik sebagai pengemudi maupun penumpang yang
mengalami kecelakaan lalu lintas dan masuk ke IGD rumah sakit. Pengumpulan
Universa Medicina 2007; 26: 64-72. data dilakukan dengan metode wawancara terhadap korban kecelakaan maupun
pengantar dengan menggunakan formulir register cedera.

HASIL
Korban kecelakaan sepeda motor yang masuk ke IGD RSUP Fatmawati selama kurun
waktu 1 bulan sebanyak 138 orang. Karakteristik korban adalah mayoritas laki-laki
73,9%, berumur sekitar 21-30 tahun 43,5%, pendidikan setingkat SMU 59,4% dan
bekerja sebagai pegawai swasta 55,8%. Kondisi korban yang mengalami cedera ringan
sekitar 52,2%, cedera parah 47,8%. Daerah cedera meliputi kepala 55,1% dengan
commotio cerebri 6,5%, kaki 12,3% dan lutut/tungkai bawah 9,4%. Jenis luka meliputi
luka terbuka 42,0%, patah tulang 18,0% dan luka lecet 14,5%. Faktor-faktor yang
berbeda bermakna dengan keparahan cedera adalah waktu terjadinya kecelakaan
(malam hari) dan kecepatan kendaraan ≥ 60 km/jam (p<0,05).

KESIMPULAN
Korban kecelakaan sepeda motor yang masuk ke IGD RSUP Fatmawati kebanyakan
mengalami cedera di bagian kepala dengan luka terbuka, dan kondisi korban yang
parah cukup besar yaitu 47,8%.

Kata kunci: Keparahan, cedera, kecelakaan, sepeda motor, RSUP Fatmawati

64
Universa Medicina Vol.26 No.2

Profile of the severity of motorcycle injury that admitted to


Emergency Department of Fatmawati Hospital

Woro Riyadina*a and Ita Puspitasari Subik**

ABSTRACT

BANKGROUND * Center of Biomedical


Research & Development and
Proportion of disabilities and case fatality rates related road traffic accident injury are
Pharmacy, Indonesia Remising
still high in the development countries. The objective of the study was to describe profile of Health
of fatality of motorcycle injury that entered to emergency department of Fatmawati **Admitted to emergency
hospital. Department of Fatmawati
Hospital
METHODS
Correspondence
The study was part of the research “Development of road traffic accident surveillance a
Woro Riyadina, M.Kes.
on motorcyclist“. Data were analyzed from victims of motorcycle accident who entered Center of Biomedical Research
to emergency department of Fatmawati hospital in South of Jakarta during the month & Development and Pharmacy,
of Oktober 2005. Data collected by interview using injury registry form with victims, or Indonesia Remising of Health
Jl. Percetakan Negara No.23A
witnesses.
Jakarta Pusat
Telp. 021-4244693
RESULTS Email:
Victims of motorcycle accident who admitted to emergency department of Fatmawati w_riyadina@litbang.depkes.go.id
hospital during one month were 138 cases. The majority of victims were males (73.9%),
Universa Medicina 2007; 26: 64-72.
aged between 21-30 years (43.5%), high school graduates (59.4%) and workers (55.8%).
Victims who suffered mild injuries were 52.2%, severe 47.8%. Parts of the body injured
were head (55.1%) with commotio cerebri 6.5%, legs (12.3%) and knee-lower leg 9.4%.
Type of injuries were excoriasi (42.0%), fracture (18.0%) and superficial (14.5%).
Accident in the night and speed ≥ 60 km/hour had significant differenced with the
severity of motorcycle injury (p<0.05).

CONCLUSION
The majority victims of motorcycle accident who admitted to emergency department of
Fatmawati hospital have head injuries with excoriasi and severe condition was 47.8%.

Keywords: Severity, injury, accident, motorcycle, Fatmawati hospital

PENDAHULUAN berkembang menempati urutan ke-2. (2) Pada


tahun 2002, kecelakaan lalulintas merupakan
Kecelakaan lalu lintas merupakan masalah penyebab kematian urutan kesebelas di seluruh
kesehatan masyarakat di seluruh negara di dunia, dunia. Rate dari road traffic fatality penduduk
khususnya di negara berkembang.(1) Kecelakaan paling rendah di negara maju di Eropa (11,0 per
lalu lintas menempati urutan ke-9 pada 100.000), dan paling tinggi di negara
disability adjusted life year (DALY) dan berpenghasilan rendah dan menengah di Eastern
diperkirakan akan meningkat menjadi peringkat Mediterrean (26,4 per 100.000) dan Afrika
ke 3 di tahun 2020 (1) sedangkan di negara (28,3 per 100.000). (3) Cedera akibat kecelakaan

65
Riyadina, Subik Cedera kecelakaan sepeda motor

lalu lintas adalah penyebab utama kematian dan Subyek penelitian


disabilitas (ketidakmampuan) secara umum Sampel atau subyek penelitian adalah
terutama di negara berkembang. (4) Proporsi semua pengendara sepeda motor (pengemudi
disabilitas dan case fatality rate (CFR) cedera atau penumpang/pembonceng) baik yang masih
akibat kecelakaan lalu lintas masih tinggi. CFR hidup maupun yang sudah meninggal akibat
tertinggi dijumpai di beberapa negara Amerika korban kecelakaan lalu lintas yang datang atau
Latin (41,7 per 100.000 penduduk), Asia (21,9 dibawa ke IGD RSUP Fatmawati.
dan 21,0 per 100.000 penduduk di Korea
S e l a t a n s e r t a T h a i l a n d ) . (3) D i I n d o n e s i a Pengumpulan data
sebagian besar (70%) korban kecelakaan lalu Pengumpulan data dilakukan dengan cara
lintas adalah pengendara sepeda motor. (5) wawancara terhadap subyek atau pengantar
Kontribusi sepeda motor terhadap kecelakaan menggunakan formulir registri cedera oleh
di Indonesia adalah 80,3% (14.223 kasus dari perawat IGD dan dilengkapi oleh petugas
17.732) dan di Jakarta ialah 59,2% (2403 kasus rekam medis yang sudah dilatih. Kegiatan
dari 4065). (6) pengumpulan data dilakukan selama kurun
Kecelakaan lalu lintas disebabkan oleh waktu 1 bulan yaitu dari tanggal 1 sampai
faktor manusia (host), faktor kendaraan (agent) dengan 31 Oktober 2005. Variabel yang
dan faktor lingkungan (enviroment) yang saling dikumpulkan terdiri atas faktor manusia
berkaitan antara satu faktor dengan faktor yang (karakteristik responden, pemakaian helm,
lain. Faktor-faktor tersebut berpengaruh konsumsi alkohol), faktor kendaraan
terhadap tingkat keparahan cedera yang dialami (kecepatan kendaraan), faktor lingkungan
oleh korban kecelakaan disamping beberapa (kondisi jalan dan cuaca) dan faktor pelayanan
faktor yang lain seperti faktor penanganan kesehatan (penanganan pra dan di rumah sakit).
cedera baik di pra rumah sakit dan di rumah
sakit. Penelitian ini bertujuan untuk Klasifikasi cedera
menggambarkan profil keparahan cedera Berdasarkan International Code of
korban kecelakaan sepeda motor dan faktor Diseases (ICD)-10 (7) klasifikasi cedera daerah
risikonya. atau bagian tubuh yang mengalami cedera
terbagi dalam 10 katagori, yaitu bagian (1)
METODE kepala, (2) leher, (3) dada, (4) perut, pungung,
pinggang dan panggul, (5) bahu dan lengan
Rancangan penelitian atas, (6) Siku dan lengan bawah, (7)
Rancangan penelitian yang digunakan Pergelangan tangan, (8) Sendi,pinggul, tungkai
adalah potong lintang (cross sectional). atas, (9) Lutut dan tungkai bawah dan (10)
pergelangan kaki. Sedangkan katagori jenis
Lokasi penelitian cedera menurut klasifikasi ICD-10 (6) terbagi
Penelitian dilakukan di bagian Instalasi dalam 17 tipe yaitu (1) superfisial (luka lecet),
Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum (2) luka terbuka, (3) patah tulang (termasuk
Pusat ( RSUP) Fatmawati yang merupakan gigi), (4) dislokasi, sprain dan strain, (5) cedera
salah satu rumah sakit besar di wilayah DKI syaraf (sumsum tulang belakang), (6) cedera
Jakarta yang berlokasi di Jakarta Selatan. pembuluh darah, (7) cedera otot dan tendo, (8)
RSUP Fatmawati termasuk ke dalam katagori cedera mata, (9) cedera jantung (organ intra
rumah sakit tipe A. abdomen), (10) cedera organ thoraks lainnya

66
Universa Medicina Vol.26 No.2

(pelvis), (11) komosio cerebri, (12) kontusio, Tabel 1. Karakteristik korban kecelakaan
laserasi dan perdarahan otak, (13) perdarahan sepeda motor
epidural, (14) perdarahan subdural, (15)
remuk, (16) amputasi, dan (17) lainnya.
Keparahan cedera akibat kecelakaan sepeda
motor disini dikatagorikan menjadi dua
kelompok yaitu cedera parah dan tidak parah.
Pengelompokan tersebut dilakukan atas dasar
pertimbangan beberapa hal yaitu skor Glasgow
Coma Scale (GCS), skor trauma, sifat dan
daerah cedera menurut ICD-10 serta tindakan
medis utama yang dilakukan terhadap korban
kecelakaan sepeda motor

Analisis statistik
Analisis persen digunakan untuk
menggambarkan distribusi dari masing-masing
v a r i a b e l d a n u j i C h i - s q u a re u n t u k
membandingkan proporsi masing-masing faktor
terhadap keparahan cedera.

HASIL

Selama kurun waktu 1 bulan di IGD RSUP


Fatmawati didapatkan korban kecelakaan
sepeda motor sebanyak 138 orang. Dari jumlah
tersebut yang menempati posisi sebagai
pengemudi sebanyak 97 orang (70,3%) dan
sebagai penumpang/pembonceng sebanyak 41
orang (29,7%). Adapun korban kecelakaan
yang mengalami cedera ringan (tidak parah) 72
orang (52,2%), dan cedera parah sebanyak 66
orang (47,8%). Di antara 138 kasus sebanyak
2 (1,4%) orang meninggal.

Karakteristik korban kecelakaan sepeda motor


Karakteristik korban kecelakaan sepeda
motor yang masuk ke IGD RSUP Fatmawati
digambarkan pada Tabel 1. Korban kecelakaan
sepeda motor sebagian besar umurnya berkisar
antara 21-30 tahun (43,5%), diikuti kelompok Korban kecelakaan sepeda motor yang
umur 31-40 tahun (25,4%) dan umur antara 11- masuk ke IGD RSUP Fatmawati proporsinya
20 tahun sebanyak 16,7%. seimbang antara korban yang berstatus belum

67
Riyadina, Subik Cedera kecelakaan sepeda motor

kawin dan yang sudah kawin yaitu masing- Tabel 3. Distribusi jenis cedera akibat kecelakaan
masing 69 orang (50%). Hal tersebut sesuai jika sepeda motor menurut klasifikasi ICD-10
dibandingkan dengan kelompok umurnya karena
kebanyakan korban berada di rentang umur 21-
30 tahun.
Tingkat pendidikan sebagian besar
setingkat SMU atau tingkat pendidikan sedang
yaitu 59,4%, dan selanjutnya diikuti oleh tingkat
pendidikan rendah (setingkat SD dan SMP) yaitu
sekitar 25,4%. Status pekerjaan korban
kecelakaan sepeda motor lebih dari separuhnya
adalah pegawai swasta yaitu sebanyak 77 orang
(55,8%). Adapun sumber biaya untuk
pengobatan dan tindakan medis selama di rumah
sakit bak yang langsung bisa pulang atau
dirawat inap hampir 90% ditanggung sendiri
oleh korban kecelakaan. Pemanfaatan biaya dari
asuransi Jasa Raharja masih sangat rendah yaitu
hanya sekitar 0,7%. Korban kecelakaan sepeda
motor yang masuk di IGD Fatmawati paling Korban minimal mempunyai satu macam atau jenis cedera dan
kebanyakan merupakan multiple injury (cedera lebih dari satu
banyak mendapatkan tindakan medis diobati dan jenis dan satu daerah)
langsung bisa pulang sebanyak 52,5%, diikuti
oleh diobati dan dirawat inap sekitar 27,5% dan
yang pulang paksa sebanyak 14%. Adapun Daerah dan jenis cedera
korban yang mengalami tindakan intervensi Daerah dan jenis cedera yang dialami oleh
bedah sebanyak 4 orang (2,9%). Tindakan bedah korban kecelakaan sepeda motor akan
terdiri dari bedah syaraf (otak) sebanyak 75% menentukan tingkat keparahan cederanya.
dan bedah tulang sekitar 25%. Distribusi prosentase daerah cedera tercantum
dalam Tabel 2.
Daerah atau bagian tubuh yang dominan
mengalami cedera pada korban kecelakaan
Tabel 2. Distribusi daerah cedera korban sepeda motor adalah kepala yaitu sebanyak
kecelakaan sepeda motor berdasarkan 55,1%, selanjutnya adalah bagian pergelangan
klasifikasi ICD-10 kaki yaitu sekitar 12,3% dan bagian lutut dan
tungkai bawah yaitu sekitar 9,4%. Cedera kepala
selalu menempati urutan teratas dari cedera yang
dialami oleh pengendara sepeda motor. Hal
tersebut berhubungan dengan pemakaian helm
sebagai alat pelindung kepala, baik dari jenis
helm maupun dari cara pemakaiannya.
Sedangkan untuk cedera di kaki dan lutut
menunjukkan perlunya dirancang pelindung bagi
bagian tubuh tersebut untuk bisa mengurangi

68
Universa Medicina Vol.26 No.2

risiko cedera yang lebih parah. Adapun jenis fisik disajikan pada Tabel 4. Lingkungan fisik
cedera akibat kecelakaan sepeda motor disajikan disini adalah sarana fisik yang meliputi kondisi
dalam Tabel 3. jalan tempat lalu lintas kendaraan, cuaca dan
Urutan jenis cedera yang paling banyak waktu pada saat terjadi kecelakaan.
dialami oleh korban kecelakaan sepeda motor Tabel 4 menunjukkan bahwa perbedaan
adalah luka terbuka (42,0%), patah tulang proporsi keparahan cedera yang berbeda
(18,1) dan superfisial/lecet (14,5%). Adapun bermakna (p<0,05) hanya terhadap faktor
untuk cedera kepala yang dominan adalah waktu kejadian kecelakaan. Kecelakaan yang
komosio cerebri yaitu sekitar 6,5% dan terjadi di malam hari mempunyai proporsi yang
kontusio, laserasi dan perdarahan dalam otak lebih tinggi keparahan cederanya (59%)
sebanyak 3,6%. Korban kecelakaan sepeda dibandingkan kejadian kecelakaan di siang hari
motor minimal mempunyai satu jenis luka dan (41,6%). Sedangkan korban kecelakaan sepeda
pada umumnya mengalami cedera yang motor yang mengalami cedera tidak parah
komplek (multiple injury) baik dari jenis proporsinya lebih tinggi apabila waktu kejadian
maupun daerah cedera. kecelakaan pada siang hari. Proporsi korban
yang mengalami cedera parah di jalan dua arah
Keparahan cedera tampak lebih tinggi (49,4%) dibandingkan
Keparahan cedera dapat dipengaruhi oleh dengan di jalan satu arah (39,6%) tetapi
beberapa faktor diantaranya meliputi faktor perbedaannya tidak bermakna (p>0,05). Arah
eksternal (faktor lingkungan) dan faktor arus kendaraan dua arah berisiko lebih tinggi
internal seperti manusia. Faktor lingkungan mengakibatkan kecelakaan yang lebih parah
fisik meliputi jenis dan kondisi jalan, cuaca dan dibandingkan dengan jalan dengan arus satu
waktu kejadian. Adapun faktor internal antara arah. Cuaca hujan saat terjadi kecelakaan
lain yakni perilaku pengendara seperti mempunyai proporsi cedera parah yang lebih
pemakaian helm, kecepatan mengendarai dan tinggi (64,7%) dibandingkan dengan cuaca
konsumsi alkohol. Perbedaan proporsi cerah atau tidak hujan (46,9%) meskipun
keparahan cedera terhadap faktor lingkungan perbedaannya tidak bermakna (p>0,05).

Tabel 4. Perbedaan proporsi keparahan cedera berdasarkan faktor lingkungan fisik

69
Riyadina, Subik Cedera kecelakaan sepeda motor

Tabel 5. Perbedaan proporsi keparahan cedera berdasarkan perilaku manusia

Pengendara sepeda motor adalah terjadi pada kelompok umur dewasa muda umur
pengemudi dan penumpang (pembonceng). antara 15-44 tahun. (9) Dari sudut pandang beban
Perbedaaan proporsi keparahan cedera dengan ekonomis hal tersebut merupakan faktor yang
faktor perilaku manusia dapat dilihat pada berpengaruh terhadap produktifitas dan kualitas
Tabel 5. Tabel 5 menunjukkan bahwa dari hidup korban kecelakaan pasca kejadian. Korban
beberapa faktor perilaku pengendara yang kecelakaan yang mengalami cedera parah dan
mempunyai perbedaan proporsi keparahan mengakibatkan cacat yang permanen akan
cedera berbeda bermakna (p<0,05) adalah menurunkan kualitas hidup untuk menyongsong
kecepatan kendaraan ≥ 60 km/jam. Sepeda masa depan. Hal tersebut menyebabkan beban
motor yang melaju dengan kecepatan tinggi (≥ fisik, psikologis dan ekonomi yang tidak sedikit.
60 km/jam) mempunyai proporsi mengalami Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa
cedera parah lebih tinggi (77,8%) dibandingkan korban kecelakaan sepeda motor mayoritas
dengan kecepatan rendah/lambat (< 60 km/jam) berjenis kelamin laki-laki dibandingkan dengan
yaitu 40,5%. perempuan, demikian juga dengan hasil
penelitian ini. Jumlah korban laki-laki (73,9%)
PEMBAHASAN kira-kira 3 kali lebih banyak dari jumlah korban
perempuan (26,1%). Hasil ini sesuai dengan
Mayoritas korban kecelakaan sepeda motor studi WHO yang menunjukkan bahwa 73% dari
menimpa kelompok umur usia muda (21-30 korban kecelakaan lalu lintas yang fatal adalah
tahun) yang merupakan umur produktif. Hasil laki-laki. (9) Hal tersebut dapat dijelaskan karena
ini sesuai dengan hasil penelitian terdahulu yaitu adanya faktor mobilitas yang lebih tinggi serta
kelompok yang berisiko terjadi kecelakaan sepeda motor merupakan kendaraan yang
adalah usia 15-25 tahun (8) dan kematian akibat paling banyak dipilih sebagai sarana
kecelakaan lalu lintas lebih dari separohnya transportasi .

70
Universa Medicina Vol.26 No.2

Tingkat pendidikan yang pernah diraih oleh Zealand bahwa ada tiga faktor yang
korban kecelakaan sepeda motor kebanyakan meningkatkan risiko cedera lebih parah yaitu
setingkat SMU atau tingkat pendidikan sedang kondisi mengantuk, tidur kurang dari 5 jam
yaitu 59,4%, dan selanjutnya diikuti oleh tingkat dalam sehari dan mengendara antara jam 02. 00
pendidikan rendah (setingkat SD dan SMP) yaitu – 05. 00 . (11) Waktu malam hari suasananya lebih
sekitar 25,4%. Hasil ini sesuai dengan hasil gelap dan lalu lintas biasanya sudah mulai sepi.
penelitian dari Suwandono pada tahun 2001 Kondisi tersebut menyebabkan pengendara
bahwa mayoritas korban kecelakaan sepeda sepeda motor mengemudikan kendaraannya
motor adalah berpendidikan setingkat SMU.(5) dengan kecepatan tinggi (≥ 60 km/jam), kurang
Tingginya proporsi korban yang mengalami waspada dan kurang hati-hati. Faktor tersebut
pulang paksa karena kemauan sendiri beralasan berisiko terjadinya kecelakaan yang
keberatan atas biaya perawatan. Keadaan menyebabkan cedera yang lebih parah. Risiko
tersebut menggambarkan bahwa korban cedera untuk terjadinya kematian dan cedera
parah yang tidak mendapatkan penanganan meningkat seiring dengan kenaikan kecepatan
medis yang tepat dampaknya akan dapat mengemudi. (12) Kecepatan kendaraan 20 meter
menyebabkan kecacatan pada anggota tubuh per jam mempunyai risiko 5% menyebabkan
secara permanen. Hal tersebut dapat kematian sedangkan untuk kecepatan 85 meter
menurunkan kualitas hidupnya. Sedangkan per jam meningkatkan risiko kematian menjadi
tingginya proporsi korban kecelakaan sepeda 85%. (13) Kecelakaan sepeda motor akibat
motor yang mengalami jenis luka terbuka dan kecepatan tinggi saat mengemudikan
patah tulang menunjukkan tingkat keparahan kendaraannya pada umumnya mengalami
cedera yang membutuhkan tindakan medis, cedera parah dikarenakan mengalami benturan
perawatan yang lama di rumah sakit dan waktu hebat dan kuat yang memungkinkan korban
rehabilitasi pasca pengobatan. Hal tersebut akan terlempar jauh dari titik kejadian. Hasil yang
menyebabkan beban bagi korban kecelakaan tidak berbeda didapatkan di Kathmandu, Nepal,
baik finansial dan waktu yang tidak sedikit dan menunjukkan selama tahun 1981-2003
dampak dari kejadian biasanya berakibat pada kematian akibat kecelakaan lalulintas setiap
kecacatan yang permanen (menetap). Sedangkan tahunnya meningkat sebesar 3,88. (14)
dampak dari cedera kepala (komosio dan Kondisi fisik jalan yang rusak maupun
kontusio) kebanyakan menimbulkan kelainan di yang mulus tidak berbeda bermakna terhadap
bagian syaraf yang mengakibatkan adanya proporsi keparahan cedera. Kondisi jalan yang
gangguan mental. Keadaan tersebut secara mulus mendorong pengendara sepeda motor
otomatis akan menurunkan tingkat kualitas untuk memacu kecepatan sedangkan untuk
hidup untuk masa depannya. Penelitian pada kondisi jalan yang rusak pengendara sepeda
1534 penderita berusia 17-69 yang masuk di RS motor biasanya kurang berhati-hati dalam
di Oxford menunjukkan sebanyak 1,5% mengemudikan kendaraannya meskipun dengan
menderita cedera berat dan 21% cedera ringan. kecepatan yang rendah. Faktor perilaku
Ternyata setelah 3 bulan ditemukan post- berkendara berperan penting terhadap
traumatic stress disorder (PSTD) dan ansietas keparahan cedera. Faktor manusia mempunyai
serta depresi. (10) proporsi tertinggi (90%) sebagai faktor
Keparahan korban kebanyakan akibat penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas. (7)
kecelakaan yang terjadi pada malam hari.Hal Hal ini terkait dengan perilaku manusia
ini senada dengan hasil penelitian di New (pengendara) saat mengemudikan kendaraan.

71
Riyadina, Subik Cedera kecelakaan sepeda motor

KESIMPULAN Sistem Surveilans Cedera Akibat Kecelakaan Lalu


Lintas pada Pengendara Sepeda Motor, Cisarua,
15 Agustus 2005.
Korban kecelakaan sepeda motor yang
7. World Health Organization. International
masuk ke IGD RSUP Fatmawati kebanyakan classification of diseases 10th revision (ICD-10).
mengalami cedera di bagian kepala dengan luka Geneva: World Health Organization; 2006.
terbuka, dan kondisi korban yang parah cukup 8. Ayuthya RSN. Bohning D. Risk factors for traffic
besar yaitu 47,8%. Untuk itu perlu ditingkatkan accident in Bangkok metropolis: a case-reference
study. Southeast Asian J Trop Med Public Health
manajemen kegawatdaruratan dan sarana di IGD
1997; 28: 881-5.
untuk penanganan cedera tersebut. 9. World Health Organization. World report on road
traffic injury prevention. WHO; 2004. Available
Daftar Pustaka at http://www.who.int/violence-injury-prevention.
Accessed December 2, 2006.
1. Nantulya VM, Reich MR. The neglected epidemic: 10. Mayou RA, Black J, Bryant B. Unconsciousness,
road traffic injuries in developing countries. BMJ amnesia and psychiatric symptoms following road
2002; 324: 1139-41. traffic accident injury. Br J Psy 2000; 177: 540-5.
2. Coats TJ, Davies G. Prehospital care for road traffic 11. Connor J, Norton R, Ameratunga S, Robinson E,
casualties. BMJ 2002; 324: 1135-8. Civil I, Dunn R, et al. Driver sleepiness and risk
3. Peden M, Scurfiled R. Sleet D. Worlds report on of serious injury to car occupant: population-based
road traffic injury prevention. Geneva: World control study. BMJ 2002; 324: 1125.
Health Organization; 2004. 12. Baker SP, O’Neill B, Ginsburg MJ, Li G. The injury
4. World Health Organization. Statistics of road traffic fact book. 2nd ed. New York: Oxford University
accident. Geneva: UN Publications; 2000. Press; 1992.
5. Suwandono A. Road traffic collision in urban 13. Charlton R, Smith G. How to reduce the toll of
Indonesia, epidemiology and policy opportunities. road traffic accidents. J R Soc Med 2003; 96: 475-
Jakarta Badan penelitian dan Pengembangan 6.
Kesehatan, Departemen Kesehatan RI; 2002. 14. Poudel KT, Nakahar S, Poudel KS, Ichikawa M,
6. Polri. Prevensi dan reduksi kecelakaan sepeda Wakai S. Traffic fatalities in Nepal. JAMA 2004;
motor di jalan raya. Seminar Diskusi Penyusunan 291: 2542.

72

Anda mungkin juga menyukai