Anda di halaman 1dari 12

1.

LIKUIDASI BERTAHAP

Likuidasi Pembayaran Bertahap pendistribusian kas kepada sekutu pada saat kas
tersedia selama periode likuidasi dan sebelum seluruh keuntungan dan kerugian likuidasi
direalisasikan alternatifnya adalah likuidasi sederhana yakni tidak ada kas yang
didistribusiakan kepada para sekutu sampai seluruh keuntungan dan kerugian likuidasi
direalisasikan dan direfleksikan dalam saldo modal para sekutu.

Prinsip – Prinsip Umum Likuidasi Pembayaran Bertahap

Likuidasi yang terencana baik atas persekutuan yang likuid dilakukan dengan
mendistribusikan kas yang tersedia dengan cara yang biasa sampai seluruh aktiva non kas
dikonversi menjadi kas. Kewajiban selain pada sekutu harus dibayar sebelum
pendistribusian kepada para sekutu. Setelah kas tersedia sehingga dapat didistribusikan
kepada para sekutu, jumlah yang didistribusikan kepada masing – masing sekutu bisa
ditentukan dengan menyiapkan skedul pembayaran yang aman untuk tiap distribusi yang
pembayarannya dilakukan secara bertahap. Skedul pembayaran yang aman tidak
diperlukan jika perkiraan modal pada awal proses likuidasi relatif sama dengan rasio
pembagian laba rugi sekutu, dan saldo pemberian pinjaman atau pembayaran dimuka
kepada sekutu. dalam kasus tersebut, seluruh distribusi kepada sekutu dilakukan
menurut rasio pembagian laba rugi.

Ketika pembayaran bertahap pada sekutu ditentukan dengan mengacu ke skedul


pembayaran yang aman, atauran pendistribusian akan seperti pada saldo modal sisa
setelah distribusi disesuaikan dengan rasio laba rugi sekutu. Ketika seluruh sekutu
tercakup dalam distribusi bertahap, sisa modal akan disesuaikan dan pembayaran
bertahap selanjutnya menurut rasio pembagian laba.

Ilustrasi Likuidasi Pembayaran Bertahap

Persekutuan Duro, Kemp, Roth akan dilikuidasi sesegera mungkin setelah 31


Desember 2011, dan seluruh kas yang ada ditangan, kecuali Rp. 20.000 saldo kontijensi,
akan didistribusikan pada akhir bulan sampai likuidasi selesai dilakukan. Laba dan rugi
dibagi berdasarkan 50%, 30% dan 20% untuk Duro, Kemp, dan Roth. Neraca Persekutuan
pada 31 Desember 2011 berisikan akun dan saldo berikut ini :
DURO, KEMP DAN ROTH NERACA

Wesel Bayar

Pinjaman

Total Total

Ringkasan peristiwa Likuidasi adalah sebagai berikut :

Januari 2012 , Piutang pinjaman kepada Roth dioffsetkan terhadap saldo modalnya,
goodwill dihapuskan, Rp. 200.000 Piutang berhasil ditagih, persediaan senilai Rp. 160.000
dijual seharga Rp. 200.000,dan kas didistribusikan.

Peristiwa Likuidasi Januari 2012 dalam likuidasi persekutuan Duro, Kemp dan Roth dicatat
sebagai berikut :

Modal Roth Rp. 40.000


Pinjaman kpd Roth Rp. 40.000
(Mengoffset pemberian pinjaman terhadap modal)

Modal Duro Rp.


20.000
Modal Kemp Rp.
12.000
Modal Roth Rp. 8.000
Goodwill Rp.
40.000
(Menghapuskan Goodwill)

Kas Rp. 200.000


Piutang Dagang Rp. 200.000
(Mencatat Penagihan Piutang)

Kas Rp. 200.000


Persedian Rp. 160.000
Modal Duro Rp. 20.000
Modal Kemp Rp. 12.000
Modal Roth Rp. 8.000
(Mencatat item penjualan dengan keuntungan)

Hutang Dagang Rp. 300.000


Wesel Bayar Rp. 200.000
Kas Rp. 500.000
( mencatat pembayaran kewajiban kepada bukan sekutu)

Pinjaman dari Kemp Rp. 20.000


Modal Kemp R. 100.000
Kas Rp. 120.000
(Mencatat distribusi kas kepada Kemp)
DURO, KEMP DAN ROTH
LAPORAN LIKUIDASI PERSEKUTUAN
UNTUK PERIODE 1 JANUARI 2012 SAMPAI DENGAN 1 FEBRUARI 2012

Laporan Likuidasi adalah catatan yang berkesinambungan yang meringkas seluruh


transaksi dan peristiwa selama periode likuidasi, dan laporan itu tidak akan lengkap
sampai likuidasi selesai.
DURO, KEMP DAN ROTH

SKEDUL PEMBAYARAN YANG AMAN

2. RENCANA DISTRIBUSI KAS

Untuk mengatasi kelemahan pendekatan skedul pembayaran aman, dilakukan


dengan menyiapkan rencana distribusi kas pada awal pada proses likuidasi. Penyusunan
rencana distribusi kas untuk likuidasi persekutuan menyangkut penyusunan urutan para
sekutu berdasarkan keretanannya terhadap kemungkinan kerugian, penggunaan urutan
kerentanan untuk membuat skedul penyerapan kerugian yang harus ditanggung, dan
penyusunan rencana distribusi kas dari skedul penyerapan kerugian yang harus ditanggung.

Urutan Kerentanan

Ekuitas Rasio Potensi Urutan


Sekutu Pembagian Penyerapan Kerentanan (1
Laba Kerugian Paling Rentan)
Duro Rp.340.000 : 0.5 = Rp. 680.000 1

Kemp 360.000 : 0.3 = 1.200.000 3

Roth 160.000 : 0.2 = 800.000 2


Urutan kerentanan tersebut menunjukan bahwa Duro adalah yang paling rentan
terhadap kerugian karena ekuitasnya akan berkurang sampai nol akibat total rugi likuidasi
persekutuan Rp. 680.000. Sebaliknya, Kemp paling kecil kerentanannya karena
ekuitasnya cukup untuk menyerap bagian kerugiannya akibat likuidasi sampai Rp.
1.200.000. interpretasi itu membantu menjelaskan mengapa Kemp mendapatkan
seluruh kas yang didistribusikan kepada sekutu pada distribusi pembayaran bertahap
yang pertama.

Penyerapan Kerugian yang Ditanggung

Skedul penyerapan kerugian yang ditanggung dibuat sebagai langkah kedua dalam
penyusunan membentuk rencana distribus kas. Skedul penyerapan kerugian yang
ditanggung untuk Duro, Kemp dan Roth adalah sebagai berikut :
Total

(340.000) (204.000) (136.000) (680.000)


ditanggung yang

ekuitas Duro

ekuitas Roth

Kerugian persekutuan yang benar-benar menghilangkan ekuitas Duro ialah Rp. 680.000,
jumlah yang didapat dari perhitungan urutan kerentanan. Setelah ekuitas Duro menurun
sampai 0 pada tahap pertama, keugian dibagi 60% kepada Kemp dan 40% kepada Roth
sampai ekuitas Roth berkurang menjadi nol. Tambahan kerugian persekutuan yang
menurunkan ekuitas Roth menjadi nol adalah Rp. 60.000 – ekuitas Roth Rp. 24.000 dibagi
dengan 40% rasio pembagian laba setelah Duro dikeluarkan dari perhitungan ( dengan
kata lain, diasumsikan pribadi Duro tidak mampu membayar atau insolven). Setelah
ekuitas Roth dikurangkan menjadi nol, ekuitas Roth tinggal Rp.120.000.
Rencana Distribusi Kas

Kemp harus menerima Rp. 120.000 yang didistribusikan pertama kali kepada para
sekutu. Dalam membuat rencana distribusi kas, kas yang tersedia pertama untuk
distribusi akan diberikan kepada Kreditur bukan sekutu. Kas pertama itu terdiri dari Rp.
300.000 hutang dagang dan Rp. 200.000 wesel bayar persekutuan Duro, Kemp dan Roth
tgl 31 Desember 2011. Rp. 20.000 berikutnya dibayarkan kepada Kemp sebagai
penyelesaian atas pinjaman yang diberikan kepada persekutuan, karena pinjaman sekutu
lebih tinggi prioritasnya daripada saldo modal sekutu. Rp. 100.000 berikutnya yang
tersedia didistribusikan kepada Kemp dengan mempertimbangkan saldo modalnya.
Distribusi itu menyamakan sepenuhnya penyesuaian seluruh saldo modal dan rasio
pembagian laba. Sisa distribusi dilakukan berdasarkan rasio pembagian laba.

SKEDUL DISTRIBUSI KAS DURO, KEMP DAN ROTH


Kas sebesar Rp. 550.000 yang didistribusikan pada tahap pertama dialokasikan Rp.
500.000 ke kewajiban bukan sekutu dan Rp. 20.000 untuk membayar kembali pinjaman
dari Kemp. Sisa Rp. 30.000 dibayarkan kepada Kemp untuk mengurangi saldo akun
modalnya. Pada distribusi pembayaran bertahap kedua, seperti tampak pada skedul
distribusi kas, Kemp mendapat Rp. 70.000 pertama untuk menyamakan akun
berdasarkan rasio pembagian laaba rugi 60:40, dan terakhir Rp. 120.000 dialokasikan
kepada Duro, Kemp dan Roth berdasarkn rasio pembagian laba dan rugi 50:30:20.

Pembuatan rencana distribusi kas lebih banyak memakan waktu dibandingkan


pembuatan skedul pembayaran yang aman. Akan tetapi, seperti yang diperlihatkan disini,
rencana distribusi kas memberikan arti yang fleksibel dan efisien untuk menentukan
pembayaran yang aman kepada sekutu.

3. SEKUTU DAN PERSEKUTUAN YANG TIDAK LIKUID (INSOLVEN)

Untuk sekutu yang insolven mengklaim properti terpisah sekutu yang bangkrut adalah
sebagai berikut :

I. Jumlah yang terhutang kepada kreditur terpisah

II. Jumlah yang terhutang kepada kreditur persekutuan

III. Jumlah yang terhutang kepada para sekutu melalui kontribusi

Urutan Prioritas itu memberikan implikasi yang penting untuk likuidasi persekutuan
yang insolven (aktiva persekutuan < kewajiban persekutuan), dan untuk likuidasi persekutuan
yang solven (aktiva persekutuan > Kewajiban Persekutuan), tetapi satu atau lebih sekutu
individunya insolven (aktiva pribadi < kewajiban pribadi). Para kreditur persekutuan pertama
kali harus berusaha memulihkan klaim mereka dengan menerima pembayaran dari properti
persekutuan, dan kreditur dari sekutu individu harus mencari pemulihan klaim dari properti
individu.

Persekutuan Solven-Satu atau Lebih Sekutu Secara Pribadi Tidak Solven

Meskipun persekutuan solven, mungkin saja sejumlah sekutu individu memiliki


saldo debit dalam akun modalnya pada saat disolusi, atau mungkin juga mereka terpaksa
mengalami saldo modal debit sebagai akibat rugi dan beban yang terjadi selama proses
likuidasi. Sekutu ini memilik kewajiban terhadap sekutu yang memiliki ekuitas dalam
persekutuan sejumlah salo debitnya. Akan tetapi, bila sekutu yang mempunyai saldo
modal debit secara pribadi juga insolven (aktiva pribadi <kewajiban pribadi), seluruh
jumlah dari aktiva pribadi sekutu itu akan diberikan kepad kreditur pribadinya, dan jumah
yang terutang kepada sekutu dari kontribusinya tidak akan dibagi dalam distribusi aktiva
pribadi sekutu.

Persekutuan Insolven

Jika sekutu persekutuan insolven, kas yang tersedia setelah seluruh aktiva non kas
dikonversi menjadi kas tidak akan cukup untuk membayar kreditur persekutuan. Kreditur
persekutuan akan mendapatkan pemulihan sebagian pembagian dari aktiva persekutuan
dan mendesak sekutu untuk menggunakan properti pribadi untuk menutupi sisa klaim.
Walaupun kreditur pribadi mempunyai klaim prioritas atas properti pribadi, kreditur
persekutuan dapat mencari pemulihan atas klaim mereka dari aktiva pribadi sekutu yang
secara pribadii solven. Menurut The Act, para sekutu harus memberikan sejumlah
kontribusi wajib untuk menutupi kewajiban persekutuan. The Act secara spesifik
menyatakan bahwa seorang sekutu haru mengkontribusikan bagian pembayarannya
untuk memenuhi kewajiban tersebut, dengan juga bagian relatifnya atas kewjiban para
sekutu yang insolven atau yang tidak dapat atau tdak mau berkontribusi atas bagian
kewajiban mereka.

4. Usaha Patungan

Menurut PSAK No. 12 usaha patungan adalah perjanjian kontraktual antar dua atau
lebih pihak untuk melaksanakan kegiatan keonomi yang dikendalikan bersama.

Jenis Usaha Patungan

PSAK No. 12 hanya mengatur dua jenis umum usaha patungan, yaitu
pengendalian bersama operasi dan pengendalian bersama aset. Ciri – ciri umum dari
suatu usaha patungan adalah sebagai berikut:

a. Dua atau lebih venturer diikat oleh suatu perjanjian kontraktual

b. Perjanjian kontraktual tersebut menciptakan pengendalian bersama.


Akuntansi Untuk Joint Venture

Berdasarkan bentuknya, pengendalian bersama operasi dana pengendalian


bersama aset setiap venturer membukukan dan menyajikan dalam laporan keuangannya
masing – masing sesuai dengan bentuk joint venture yang dilkukan.

Untuk bagian partisipasi venturer dalam pengendalian bersama operasi, tiap


venturer membukukan dan menyajikan dalam laporan keuangannya masing – masing:

a. Aktiva yang dikendalikan sendiri dan kewajiban ynag timbul atas aktivitasnya
sendiri

b. Beban yang terjadi atas aktivitasnya sendiri dan bagiannya atas pendapatan
bersama dari penjualan barang dan jasa oleh joint venture tersebut.

Sehubungan dengan bagian partisipasi venturer dalam pengendalian bersama aset,


tiap venturer membukukan dan menyajikan dalam laporan keuangan masing – masing:

a. Bagian atas aset yang dikendalikan bersama, diklasifikasikan menurut sifat dari
aset tersebut, bukan sebagai investasi.

b. Setiap kewajiban yang menjadi tanggungannya sendiri

c. Bagiannya atas setiap kewajiban bersama yang ditanggung bersama oleh para
venturer sehubungan dengan usaha patungan

d. Bagiannya atas output usaha patungan, dan bagiannya atas beban bersama yang
terjadi pada usaha patungan tersebut.

e. Beban yang menjadi tanggungannya sendiri sehubungan dengan partisipasinya


dalam usaha patungan.

Laporan keuangan tersendiri wajib disusun untuk usaha patungan tersebut apabila
jumlahnya material dan proyek kerjasama diselesaikan dalam jangka panjang. Jenis,
bentuk dan isi laporan keuangan disesuaikan dengan kebutuhan venturer dan perjanjian
kontraktual.
Transaksi antara Venturer dan Usaha Patungan

Apabila venturer menyerhkan atau menjual suatu aset kepada usaha patungan,
pengauan keuntungna atau kerugian harus merefleksikan subtansi dari transaksi
tersebut. Apabila aset tersebut masih dalam penguasaan usaha patungan, dan venturer
telah mentransfer resiko dan manfaat yang signifikan atas aset tersebut, maka venturer
tersebut hanya mengakui keuntungan penjualan sebagian partisipasi venturer lainnya.
Venturer harus mengakui seluruh kerugian apabila akibat penyerahan atau penjualan
aset tersebut terdapat bukti terjadinya penurunan nilai realisasi bersih aktiva lancar atau
penurunan yang tidak bersifat sementara nilai tercatat aset jangka panjang.

Apabila venturer membeli aset dari suatu usaha patungan, venturer tidak boleh
mengakui bagiannya baik atas keuntungan maupun kerugian usaha patungan dari
transaksi tersebut sampai saat aset tersebut dijual oleh venturer pada pihak lain yang
independen. Apabila akibat pembelian aset tersebut terdapat bukti bahwa terjadi
penurunan nilai realisasi bersih aktiva lancar atau penurunan yang tidak bersifat
sementara nilai tercatat aset jangka panjang, maka venturer harus mengakui segera
bagiannya atas kerugian tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Beams, Floyd A.Brozovsky, John A.Shoulders, Craig D.2005.Akuntansi Lanjutan.Edisi


Ketujuh.Jilid 2.Jakarta:Indeks

Beams, Floyd A.Jusuf, Amir Abadi.2000.Akuntansi Keuangan Lanjutan di Indonesia.Buku


Dua.Jakarta.Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai