Likuidasi Persekutuan
Likuidasi Persekutuan
LIKUIDASI BERTAHAP
Likuidasi Pembayaran Bertahap pendistribusian kas kepada sekutu pada saat kas
tersedia selama periode likuidasi dan sebelum seluruh keuntungan dan kerugian likuidasi
direalisasikan alternatifnya adalah likuidasi sederhana yakni tidak ada kas yang
didistribusiakan kepada para sekutu sampai seluruh keuntungan dan kerugian likuidasi
direalisasikan dan direfleksikan dalam saldo modal para sekutu.
Likuidasi yang terencana baik atas persekutuan yang likuid dilakukan dengan
mendistribusikan kas yang tersedia dengan cara yang biasa sampai seluruh aktiva non kas
dikonversi menjadi kas. Kewajiban selain pada sekutu harus dibayar sebelum
pendistribusian kepada para sekutu. Setelah kas tersedia sehingga dapat didistribusikan
kepada para sekutu, jumlah yang didistribusikan kepada masing – masing sekutu bisa
ditentukan dengan menyiapkan skedul pembayaran yang aman untuk tiap distribusi yang
pembayarannya dilakukan secara bertahap. Skedul pembayaran yang aman tidak
diperlukan jika perkiraan modal pada awal proses likuidasi relatif sama dengan rasio
pembagian laba rugi sekutu, dan saldo pemberian pinjaman atau pembayaran dimuka
kepada sekutu. dalam kasus tersebut, seluruh distribusi kepada sekutu dilakukan
menurut rasio pembagian laba rugi.
Wesel Bayar
Pinjaman
Total Total
Januari 2012 , Piutang pinjaman kepada Roth dioffsetkan terhadap saldo modalnya,
goodwill dihapuskan, Rp. 200.000 Piutang berhasil ditagih, persediaan senilai Rp. 160.000
dijual seharga Rp. 200.000,dan kas didistribusikan.
Peristiwa Likuidasi Januari 2012 dalam likuidasi persekutuan Duro, Kemp dan Roth dicatat
sebagai berikut :
Urutan Kerentanan
Skedul penyerapan kerugian yang ditanggung dibuat sebagai langkah kedua dalam
penyusunan membentuk rencana distribus kas. Skedul penyerapan kerugian yang
ditanggung untuk Duro, Kemp dan Roth adalah sebagai berikut :
Total
ekuitas Duro
ekuitas Roth
Kerugian persekutuan yang benar-benar menghilangkan ekuitas Duro ialah Rp. 680.000,
jumlah yang didapat dari perhitungan urutan kerentanan. Setelah ekuitas Duro menurun
sampai 0 pada tahap pertama, keugian dibagi 60% kepada Kemp dan 40% kepada Roth
sampai ekuitas Roth berkurang menjadi nol. Tambahan kerugian persekutuan yang
menurunkan ekuitas Roth menjadi nol adalah Rp. 60.000 – ekuitas Roth Rp. 24.000 dibagi
dengan 40% rasio pembagian laba setelah Duro dikeluarkan dari perhitungan ( dengan
kata lain, diasumsikan pribadi Duro tidak mampu membayar atau insolven). Setelah
ekuitas Roth dikurangkan menjadi nol, ekuitas Roth tinggal Rp.120.000.
Rencana Distribusi Kas
Kemp harus menerima Rp. 120.000 yang didistribusikan pertama kali kepada para
sekutu. Dalam membuat rencana distribusi kas, kas yang tersedia pertama untuk
distribusi akan diberikan kepada Kreditur bukan sekutu. Kas pertama itu terdiri dari Rp.
300.000 hutang dagang dan Rp. 200.000 wesel bayar persekutuan Duro, Kemp dan Roth
tgl 31 Desember 2011. Rp. 20.000 berikutnya dibayarkan kepada Kemp sebagai
penyelesaian atas pinjaman yang diberikan kepada persekutuan, karena pinjaman sekutu
lebih tinggi prioritasnya daripada saldo modal sekutu. Rp. 100.000 berikutnya yang
tersedia didistribusikan kepada Kemp dengan mempertimbangkan saldo modalnya.
Distribusi itu menyamakan sepenuhnya penyesuaian seluruh saldo modal dan rasio
pembagian laba. Sisa distribusi dilakukan berdasarkan rasio pembagian laba.
Untuk sekutu yang insolven mengklaim properti terpisah sekutu yang bangkrut adalah
sebagai berikut :
Urutan Prioritas itu memberikan implikasi yang penting untuk likuidasi persekutuan
yang insolven (aktiva persekutuan < kewajiban persekutuan), dan untuk likuidasi persekutuan
yang solven (aktiva persekutuan > Kewajiban Persekutuan), tetapi satu atau lebih sekutu
individunya insolven (aktiva pribadi < kewajiban pribadi). Para kreditur persekutuan pertama
kali harus berusaha memulihkan klaim mereka dengan menerima pembayaran dari properti
persekutuan, dan kreditur dari sekutu individu harus mencari pemulihan klaim dari properti
individu.
Persekutuan Insolven
Jika sekutu persekutuan insolven, kas yang tersedia setelah seluruh aktiva non kas
dikonversi menjadi kas tidak akan cukup untuk membayar kreditur persekutuan. Kreditur
persekutuan akan mendapatkan pemulihan sebagian pembagian dari aktiva persekutuan
dan mendesak sekutu untuk menggunakan properti pribadi untuk menutupi sisa klaim.
Walaupun kreditur pribadi mempunyai klaim prioritas atas properti pribadi, kreditur
persekutuan dapat mencari pemulihan atas klaim mereka dari aktiva pribadi sekutu yang
secara pribadii solven. Menurut The Act, para sekutu harus memberikan sejumlah
kontribusi wajib untuk menutupi kewajiban persekutuan. The Act secara spesifik
menyatakan bahwa seorang sekutu haru mengkontribusikan bagian pembayarannya
untuk memenuhi kewajiban tersebut, dengan juga bagian relatifnya atas kewjiban para
sekutu yang insolven atau yang tidak dapat atau tdak mau berkontribusi atas bagian
kewajiban mereka.
4. Usaha Patungan
Menurut PSAK No. 12 usaha patungan adalah perjanjian kontraktual antar dua atau
lebih pihak untuk melaksanakan kegiatan keonomi yang dikendalikan bersama.
PSAK No. 12 hanya mengatur dua jenis umum usaha patungan, yaitu
pengendalian bersama operasi dan pengendalian bersama aset. Ciri – ciri umum dari
suatu usaha patungan adalah sebagai berikut:
a. Aktiva yang dikendalikan sendiri dan kewajiban ynag timbul atas aktivitasnya
sendiri
b. Beban yang terjadi atas aktivitasnya sendiri dan bagiannya atas pendapatan
bersama dari penjualan barang dan jasa oleh joint venture tersebut.
a. Bagian atas aset yang dikendalikan bersama, diklasifikasikan menurut sifat dari
aset tersebut, bukan sebagai investasi.
c. Bagiannya atas setiap kewajiban bersama yang ditanggung bersama oleh para
venturer sehubungan dengan usaha patungan
d. Bagiannya atas output usaha patungan, dan bagiannya atas beban bersama yang
terjadi pada usaha patungan tersebut.
Laporan keuangan tersendiri wajib disusun untuk usaha patungan tersebut apabila
jumlahnya material dan proyek kerjasama diselesaikan dalam jangka panjang. Jenis,
bentuk dan isi laporan keuangan disesuaikan dengan kebutuhan venturer dan perjanjian
kontraktual.
Transaksi antara Venturer dan Usaha Patungan
Apabila venturer menyerhkan atau menjual suatu aset kepada usaha patungan,
pengauan keuntungna atau kerugian harus merefleksikan subtansi dari transaksi
tersebut. Apabila aset tersebut masih dalam penguasaan usaha patungan, dan venturer
telah mentransfer resiko dan manfaat yang signifikan atas aset tersebut, maka venturer
tersebut hanya mengakui keuntungan penjualan sebagian partisipasi venturer lainnya.
Venturer harus mengakui seluruh kerugian apabila akibat penyerahan atau penjualan
aset tersebut terdapat bukti terjadinya penurunan nilai realisasi bersih aktiva lancar atau
penurunan yang tidak bersifat sementara nilai tercatat aset jangka panjang.
Apabila venturer membeli aset dari suatu usaha patungan, venturer tidak boleh
mengakui bagiannya baik atas keuntungan maupun kerugian usaha patungan dari
transaksi tersebut sampai saat aset tersebut dijual oleh venturer pada pihak lain yang
independen. Apabila akibat pembelian aset tersebut terdapat bukti bahwa terjadi
penurunan nilai realisasi bersih aktiva lancar atau penurunan yang tidak bersifat
sementara nilai tercatat aset jangka panjang, maka venturer harus mengakui segera
bagiannya atas kerugian tersebut.
DAFTAR PUSTAKA