Anda di halaman 1dari 19

RESUME

AKUNTANSI SUKUK, MESJID, DAN ASURANSI

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Syariah

Dosen Pengampu : Dr. Muammar Khaddafi, S.E, M.Si, Ak

Disusun oleh :

1. Amalia Lusiyana ( 7101420024 )


2. Ana Rofiqoh ( 7101042332 )

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MAILKUSSALEH LHOKSEUMAWE

TAHUN 2021
A. Akuntansi Sukuk
1. Definisi Akuntansi Sukuk (Obligasi Syariah)
Sukuk adalah surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang
dikeluarkan oleh emiten kepada pemegang obligasi syariah (sukuk), yang mewajibkan
emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi
hasil, margin atau fee , serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.
Sedangkan definisi sukuk menurut PSAK 110 adalah efek syariah berupa
sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian yang tidak
tertentu (tidak terpisahkan atau tidak terbagi) atas:
a) Aset berwujud
b) Manfaat atas aset berwujud tertentu baik yang sudah ada maupun yang akan ada;
c) Jasa yang sudah ada maupun yang akan ada;
d) Aset proyek tertentu;atau
e) Kegiatan investasi yangtelah ditentukan.

Jika kita lihat dari sisi akad , jenis akad yang paling sering digunakan adalah akad
murabahah. Secara global, sukuk telah mengalami perkembangan pesat. Asia
merupakan kawasan yang paling banyak menerbitkan sukuk (77%), Cayman Island
(5%), dan Afrika (1%).

Dari pengertian diatas dapat saya simpulkan bahwa sukuk adalah salah satu
instrument fiskal Ekonomi Syariah berupa obligasi syariah / efek syariah yang
bernilai sama dan mewakili bagian penyertaan yang tidak terpisahkan atau tidak
terabgi atas kepemilikan aset berwujud tertentu, nilai manfaat dan jasa atas aset
proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu.
2. Perbedaan mendasar Sukuk dan Obligasi

Keterangan Sukuk Obligasi

Instrumen Instrumen Kepemilikan Instrumen utaang


Aset

Prinsip Kepatuhan terhadap Tidak ada keharusan


prinsip syariah pada prinsip syariah.
Ketentuan Adanya underlyng asset Tidak ada underlying
asset

Penghasilan Penghasilan berupa Penghasilan berupa


imbalan, margin bunga

3. Akuntansi Sukuk
a) Pengakuan Transaksi Sukuk
Sukuk ijarah diakui pada saat entitas menjadi pihak yang terikat dengan
ketentuan penerbitan sukuk ijarah. Sukuk Ijarah diakui sebesar nilai nominal
yang disesuikan dengan premium atau diskonto dan biaya transaksi terkait
dengan penerbitannya. Sukuk mudharabah diakui saat entitas menjadi pihak
yang terikat dengan ketentuan penerbitan sukuk mudharabah.

b) Pengukuran
Setelah pengakuan awal jika jumlah sukuk tercatat berbeda dengan nilai
nominal maka perbedaan tersebut harus diamortisasi secara garis lurus selama
jangka waktu sukuk ijarah. Beban ijarah diakui pada saat terutang. Sukuk
mudharabah diakui sebesar nilai nominal.

c) Penyajian dan Pengungkapan


Bagi hasil menjadi hak investor sukuk sebagai pengurang pendapatan.

4. Metode Penerbitan Sukuk


1) Bookbuilding. 
Ini merupakan salah satu metoda penerbitan surat berharga, dimana investor
akan menyampaikan penawaran pembelian atas suatu surat berharga, biasanya berupa
jumlah dan harga (yield) penawaran pembelian, dan dicatat dalam book
order oleh investment bank yang bertindak sebagai book runner. Dalam rangka
penerbitan SBSN di pasar perdana melalui bookbuilding, pemerintah membentuk
Panitia Pengadaan untuk menyeleksi calon Agen Penjual. Yang dapat menjadi Agen
Penjual adalah bank atau perusahaan efek. Contoh penggunaan metoda penerbitan
Sukuk Negara melalui bookbuilding ini dilakukan pada penerbitan Sukuk Negara
Ritel.
2) Private Placement. 

Ini merupakan salah satu Metoda penerbitan surat berharga, dimana kegiatan
penerbitan dan penjualan surat berharga dilakukan oleh pihak penerbit kepada pihak
tertentu dengan ketentuan dan persyaratan (terms of condition) yang disepakati
bersama. Berdasarkan PMK Nomor 239/PMK.08/2012 tentang Penerbitan dan
Penjualan SBSN dengan Cara Penempatan Langsung (Private Placement), yang
dimaksud dengan private placement adalah kegiatan penerbitan dan penjualan SBSN
yang dilakukan Pemerintah kepada pihak (perseorangan WNI/WNA, perusahaan,
usaha bersama, asosiasi, Bank Indonesia, atau Lembaga Penjamin Simpanan) dengan
ketentuan dan persyaratan SBSN sesuai kesepakatan.

3) Lelang. 

Lelang surat berharga adalah suatu metoda penerbitan penjualan surat


berharga yang diikuti oleh peserta lelang dengan cara mengajukan penawaran
pembelian kompetitif dan/atau penawaran pembelian non kompetitif dalam suatu
periode waktu penawaran yang telah ditentukan sebelumnya. Berdasarkan PMK
Nomor 05/KMK.08/2012, terdapat 2 definisi lelang terkait SBSN, yaitu lelang SBSN,
dan lelang SBSN tambahan.

Lelang SBSN adalah penjualan SBSN yang diikuti peserta Lelang SBSN,
Bank Indonesia, dan/atau Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) untuk lelang SBSN
jangka pendek, atau Peserta Lelang SBSN dan/atau LPS untuk lelang SBSN jangka
panjang, dengan cara mengajukan penawaran pembelian kompetitif dan/atau
penawaran pembelian non kompetitif dalam suatu periode waktu penawaran
pembelian yang telah ditentukan dan diumumkan sebelumnya melalui sistem yang
disediakan agen yang melaksanakan lelang SBSN. Sedangkan lelang SBSN tambahan
(green shoe option) adalah penjualan SBSN di pasar perdana dengan cara lelang yang
dilaksanakan pada 1 (satu) hari kerja setelah tanggal pelaksanaan lelang SBSN.

5. Contoh Transaksi Akuntansi Sukuk

Contoh 1 Sukuk Ijarah :


PT Barokah menerbitkan sukuk ijarah sebesar Rp 100 miliar dengan kupon 7% per
tahun selama 5 tahun dan jatuh tempo pada 6 Juli 2025.

PT Barokah melakukan jurnal untuk pengakuan dan penghentian pengakuan sukuk


ijarah sebagai berikut :

Tanggal Nama Akun Debit (miliar) Kredit (miliar)

1 Jul 2020 Kas dan setara kas Rp 100 -

Sukuk ijarah - Rp 100

30 Jun 2025 Sukuk ijarah Rp 100 -

Kas dan setara kas - Rp 100

Penerbit mengukur sukuk ijarah pada biaya perolehan yang meliputi nilai nominal,
biaya penerbitan, premium, dan diskonto. Biaya perolehan tersebut diamortisasi
secara garis lurus selama umur sukuk ijarah diakui sebagai beban penerbitan sukuk
ijarah. Imbal hasil (kupon) atas sukuk ijarah diakui sebagai beban ijarah.

Contoh 2 Sukuk Mudharabah :

Pada 1 Januari 2018 PT Barokah menerbitkan sukuk mudharabah atas suatu proyek
sebesar Rp 100 miliar dengan imbal hasil bagi penerbit : investor adalah 45% : 55%
dalam jangka waktu selama 5 tahun. Bagi hasil dibayarkan setiap tanggal 1 Januari.
Biaya penerbitan sukuk adalah Rp 1 miliar. Bagi realisasi hasil usaha dari proyek
yang menjadi dasar penerbitan sukuk mudharabah selama 2018 sampai 2022 adalah
Rp 10 miliar, Rp 12 miliar, Rp 11 miliar, Rp 9 miliar, dan Rp 8 miliar.

PT Barokah membuat jurnal sebagai berikut (Rp miliar)

Tanggal Nama Akun Debit (miliar) Kredit (miliar)

1 Jan 2018 Kas dan setara kas Rp 99 -

Biaya ditangguhkan Rp 1 -

Sukuk mudharabah - Rp 100

31 Des Beban penerbitan ijarah (1:5) Rp 0,20 -


2018

Biaya ditangguhkan - Rp 0,20

Kas dan setara kas Rp 10 -

Pendapatan (45% x 10) - Rp 4,50

Liabilitas (55% x 10) - Rp 5,50

1 Jan 2019 Liabilitas Rp 5,50 -

Kas dan setara kas - Rp 5,50

31 Des Beban penerbitan ijarah Rp 0,20 -


2019

Biaya ditangguhkan - Rp 0,20

Kas dan setara kas Rp 12 -

Pendapatan (45% x 12) - Rp 5,40

Liabilitas (55% x 12) - Rp 6,60

1 Jan 2020 Liabilitas Rp 6,60 -

Kas dan setara kas - Rp 6,60

31 Des Beban penerbitan ijarah Rp 0,20 -


2020

Beban ditangguhkan - Rp 0,20

Kas dan setara kas Rp 11 -

Pendapatan (45% x 11) - Rp 4,95

Liabilitas (55% x 11) - Rp 6,05

Tanggal Nama Akun Debit (miliar) Kredit (miliar)

1 Jan 2021 Liabilitas Rp 6,05 -

Kas dan setara kas - Rp 6,05

31 Des Beban penerbitan ijarah Rp 0,20 -


2021

Beban ditangguhkan - Rp 0,20


Kas dan setara kas Rp 9,00 -

Pendapatan (45% x 9) - Rp 4,05

Liabilitas (55% x 9) - Rp 4,95

1 Jan 2022 Liabilitas Rp 4,95 -

Kas dan setara kas - Rp 4,95

31 Jan 2022 Beban penerbitan ijarah Rp 0,20 -

Beban ditangguhkan - Rp 0,20

Kas dan setara kas Rp 8,00 -

Pendapatan (45% x 8) - Rp 3,60

Liabilitas (55% x 8) - Rp 4,40

B. AKUNTANSI MESJID

1. Definisi Akuntansi Masjid

Akuntansi Masjid adalah akuntansi yang bertujuan menyediakan informasi


untuk pengambilan keputusan dalam menentukan pengalokasian dana organisasi
nirlaba seperti masjid. Perkembangan ilmu akuntansi dalam pembuatan laporan
keuangan entitas nirlaba menunjukan reaksi positif seiring dengan meningkatnya
peranan organisasi nirlaba dalam bidang pendidikan, keagamaan, dan advokasi
(Yunita, 2009). Organisasi nirlaba didefinisikan sebagai organisasi yang melakukan
kegiatan operasionalnya dengan tidak bertujuan untuk memperoleh laba (profit),
adapun surplus yang diperoleh dari kegiatan tersebut kembali digunakan untuk tujuan
pencapaian misi organisasi (Connolly dan Kelly, 2011). Surplus yang diperoleh
lembaga masjid berpotensi tinggi dalam menyelesaikan permasalahn sosial (Adnan,
2012).

Al-Qur’an sendiri mengatur proses akuntansi secara tersirat pada surah QS. An-
Nisa ayat 58 yaitu menjelaskan tentang pencatatan transaksi pada posisi yang sesuai.
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia
supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran
yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi
Maha Melihat.” Selain pada Al_Qur’an, terdapat juga hadist yang memerintahkan
untuk jujur dalam bertransaksi. “Sesungguhnya para pedagang akan dibangkitkan
pada hari kiamat nanti sebagai orang-orang fajir (jahat) kecuali pedagang yang
bertakwa pada Allah, berbuat baik, dan berlaku jujur.” (HR. Tirmidzi no. 1210 dan
Ibnu Majah no. 2146) Potongan surah dan hadist diatas menjelaskan bahwa Allah
memerintahkan setiap manusia untuk berlaku adil dan jujur.

Priyono menyebutkan salah satu entitas nirlaba yang berkembang pesat saat
ini adalah organisasi keagamaan seperti masjid. Masjid memiliki fungsi
diantaranya sebagai tempat ibadah, tempat melakukan kegiatan pendidikan agama,
bermusyawarah, konsultasi muslimin, kegiatan remaja masjid, penyelenggara
pernikahan, serta tempat pengelolaan sedekah, infak dan zakat (ICMI Orsat Cempaka
Putih, 2004).

Masjid menggunakan akuntansi dana atau fund accounting untuk tujuan khusus.


Banyak Masjid menggunakan akuntansi basis kas (Cash Basis) untuk memenuhi
kebutuhan pembukuan. Akuntansi dalam organisasi nirlaba (Masjid) bertujuan
menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan dalam menentukan
pengalokasian dana. Akuntansi masjid diatur dalam PSAK 45 tentang Pelaporan
Keuangan Entitas Nirlaba telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan
pada tanggal 8 April 2011. PSAK 45 ini merevisi PSAK 45 tentang Pelaporan
Keuangan Organisasi Nirlaba yang telah dikeluarkan pada tanggal 23 Desember 1997.

Karakteristik Organisasi Nirlaba

Kriteria Keterangan

Sumber Dana Sumber daya utamanya berasal dari para penyumbang yang tidak
mengharapkan keuntungan.

Tujuan Menghasilkan barang ataupun jasa tanpa bertujuan untuk


mengumpulkan laba, maka jumlah dari laba tersebut tidak akan
dibagikan kepada para pemilik entitas nirlaba ataupun para pendiri.
Kepemilikan Tidak adanya kepemilikan, berarti suatu entitas nirlaba tidak dapat
dijual , dialihkan maupun ditebus kembali.

2. Tujuan Akuntansi Masjid

Pada organisasi nirlaba seperti masjid, laporan keuangannya dapat digunakan untuk:

a. Pengurus masjid memutuskan apakah akan merancang program baru tau


menggeser program – program yang kurang efektif
b. Pembuatan anggaran oleh manajer
c. Penanggung jawab organisasi memutuskan apakah akan merekomendasikan
penggantian pengurus atau tidak
d. Bagi stakeholder mengetahui apakah kinerja organisasi memadai atau tidak
memadai.

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 45 tahun 2011 tentang


Organisasi nirlaba Laporan keuangan masjid/entitas nirlaba terdiri atas:

a. Laporan posisi keuangan Tujuan laporan posisi keuangan adalah untuk menyediakan
informasi mengenai aktiva,kewajiban dan aktiva bersih serta informasi mengenai hubungan
antara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu.

b. Laporan aktivitas Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi


mengenai pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aset neto;
hubungan antar transaksi dan peristiwa lain, dan bagaimana penggunaan sumber daya dalam
pelaksanaan berbagai program atau jasa.

c. Laporan arus kas Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi
penerimaan dan pengeluaran kas dalam satu periode.

d. Catatan atas laporan keuangan.

3. Pentingnya Akuntansi Masjid

Ilmu akuntansi sebagai perwujudan dari proses mencatat dan membukukan


selanjutnya melaporkan harus diterapkan dalam setiap kehidupan bermuamalah.
Cepat atau lambat bermuamalah pada akhirnya menimbulkan transaksi keuangan
yang mempengaruhi penghasilan, biaya, harta maupun kewajiban. Pencatatan dan
syariah merupakan kewajiban sebagaimana difirmankan dalam Alqur'an. Akuntansi
merupakan alat untuk melakukan pengamanan harta kekayaan, meningkatkan
pengendalian dan pengawasan serta alat untuk mewujudkan tatakelola yang baik,
sehingga tercipta akuntabilitas dan transparansi. Organisasi mesjid merupakan bagian
dari sektor publik yang dikenal dengan entitas tanpa akuntabilitas publik (ETAP),
perlu membuat pertanggungjawaban keuangan sebagaimana di perintahkan oleh Allah
SWT dalam surat Albaqarah ayat 282 wajib melaksanakan akuntansi. Organisasi
mesjid sebagai bagian dari kehidupan umat muslim, tidak terlepas dari transaksi
keuangan.

TRANSAKSI AKUNTANSI MASJID

Pembagian Akun Keuangan Masjid


Akun Neraca
(1…) Akun Asset (11) Asset Lancar
(111) Kas
(112) Bank.
(113) Persediaan.
(11…) … sesuai kebutuhan masjid.
(13) Asset Tetap
(131) Tanah
(132) Peralatan dan Mesin
(133) Gedung dan Bangunan.
(137) Akumulasi Penyusutan

(13…) …sesuai kebutuhan masjid.


(2…) Kewajiban (21) Kewajiban Jangka Pendek
(211) Utang Beban
(21…) …sesuai kebutuhan masjid
(3…) Asset Netto (311) Asset Netto Tidak Terikat
(312) Asset Netto Terikat Permanen
(313) Asset Netto Terikat
Temporer (31…) …sesuai
kebutuhan masjid.

Akun Laporan
Aktivitas
(4…) Pendapatan (41) Pendapatan Usaha
(411) Pendapatan Zakat
(412) Pendapatan Infaq
(413) Pendapatan Shadaqah
(414) Pendapatan Wakaf.
(41…) …sesuai kebutuhan masjid.
(5…) Beban (51) Beban Operasi
(511) Beban Gaji
(512) Beban Barang.
(513) Beban Jasa
(514) Beban Pemeliharaan
(517) Beban Penyusutan
(51…) …sesuai kebutuhan masjid.

Persamaan dasar akuntansi keuangan nirlaba lembaga masjid dapat digambarkan


sebagai berikut:
Tabel 2.4
Persamaan Dasar Akuntansi Nirlaba
Aktiva = Kewajiban + Aktiva Bersih

Akun Normal Keuangan Nirlaba


Aku Debe Kred
n t it
Aktiva + -
Kewajiban - +
Aktiva Bersih - +
Pendapatan - +
Beban/Belanja + -

Siklus Akuntansi Masjid

Dokumen/Laporan
Data Keuangan: Jurnal Buku Besar
1. Laporan Posisi Keuangan/Neraca
2. Laporan Aktivitas
3. Laporan Arus Kas
4. Catatan Atas Laporan Keuangan Neraca Saldo

C. AKUNTANSI ASURANSI SYARIAH


1. Definisi dan Ketentuan Akuntansi Asuransi Syariah

Asuransi syariah merupakan asuransi yang memiliki prinsip sesuai syariat


Islam, yaitu dengan tolong menolong antar peserta. Prinsip ini meminta seluruh dari
peserta asuransi untuk berkontribusi ke Dana Tabarru. Dana tabarru ini diberikan
kepada salah satu nasabah yang terkena risiko. Sementara asuransi konvensional
merupakan produk asuransi dengan prinsip jual-beli risiko.

Asuransi syariah diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan 108: Akuntansi


Transaksi Asuransi Syariah (PSAK 108) pertama kali dikeluarkan oleh Dewan
Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) pada 28 April
2009. Berdasarkan surat Dewan Pengurus Nasional (DPN) IAI No. 0823-
B/DPN/IAI/XI/2013 maka seluruh produk akuntansi syariah yang sebelumnya
dikeluarkan oleh DSAK IAI dialihkan kewenangannya kepada Dewan Standar
Akuntansi Syariah (DSAS) IAI. Setelah pertama kali disahkan di tahun 2009, PSAK
108 mengalami revisi pada 25 Mei 2016 terkait kontribusi peserta, dana investasi
wakalah, dan penyisihan teknis.

PSAK 108 mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan transaksi


asuransi syariah. Transaksi asuransi syariah yang dimaksud dalam Pernyataan ini
adalah transaksi yang terkait dengan kontribusi peserta, surplus dan defisit
underwriting, penyisihan teknis, dan saldo dana tabarru’.

Dari uraian diatas dapat saya simpulkan bahwa asuransi syariah adalah usaha saling
melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang atau pihak melalui investasi
dalam bentuk aset atau tabarru yang mmeberikan pola pengembalian untuk
menghadapi resiko tertentu melalui akad (perikatan) yangsesuai dengan syariah islam.

Berbeda dengan PSAK 108 yang disahkan di tahun 2009, PSAK 108 (revisi 2016)
memberikan definisi asuransi jangka pendek dan jangka panjang. Klasifikasi tersebut
mengacu ke PSAK 28: Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian dan PSAK
36: Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa.

Akad asuransi syariah jangka pendek adalah akad asuransi syariah yang
memberi proteksi untuk periode sampai dengan dua belas bulan, atau memberi
proteksi untuk periode lebih dari dua belas bulan dan memungkinkan penyesuaian
persyaratan akad pada ulang tahun polis. Akad asuransi syariah jangka panjang adalah
akad asuransi syariah selain akad asuransi syariah jangka pendek.

Dalam hal pengakuan awal, kontribusi peserta diakui sebagai pendapatan dari dana
tabarru’ dengan ketentuan sebagai berikut :

a)    untuk akad asuransi syariah jangka pendek, kontribusi peserta diakui


sebagai pendapatan dari dana tabarru’ sesuai periode akad asuransi;

b)    untuk akad asuransi syariah jangka panjang, kontribusi peserta diakui


sebagai pendapatan dari dana tabarru’ pada saat jatuh tempo pembayaran dari
peserta.

Penyisihan Teknis

Penyisihan teknis diukur sebagai berikut :

a)    Kontribusi yang belum menjadi hak dihitung secara individual dari setiap
pertanggungan dan besarnya penyisihan ditetapkan secara proporsional dengan
jumlah proteksi yang diberikan.

b)    Manfaat polis masa depan dihitung dengan mencerminkan estimasi pembayaran


seluruh manfaat yang diperjanjikan dan penerimaan kontribusi peserta di masa
mendatang, dengan mempertimbangkan estimasi tingkat imbal hasil investasi dana
tabbaru’.

c)    Klaim yang masih dalam proses diukur sebesar estimasi jumlah klaim yang masih
dalam proses oleh entitas pengelola. Jumlah perkiraan tersebut harus mencukupi
untuk mampu memenuhi klaim yang terjadi dan dilaporkan sampai dengan akhir
periode pelaporan.

d)    Klaim yang terjadi tetapi belum dilaporkan diukur sebesar estimasi jumlah klaim
yang akan dibayarkan pada tanggal pelaporan berdasarkan pada pengalaman masa
lalu yang terkait dengan klaim paling kini yang dilaporkan.

e)    Perhitungan penyisihan teknis tersebut memasukan bagian reasuransi atas klaim.

Dari sisi pengungkapan, revisi PSAK 108 menambah persyaratan pengungkapan yang
mengacu ke PSAK 36.

2. Prosedur Asuransi Syariah


a. Peserta membayar premi kepada dana tabarru dengan menggunakan akad
hibah.
b. Dana tabarru dikelola oleh perusahaan asuransi syariah dengan menggunakan
akad makalah bil ujrah.
c. Perusahaan asuransi syariah menginvestasikan dana tabarru keberagam
instrument dengan menggunakan akad wakalah, mudharabah, dan mudharabah
musyarakah.
d. Hasil investasi dana tabarru menambah jumlah dana tabarru.
e. Pembayaran klaim kepada peserta yang sumbernya dari dana tabarru.

3. Prinsip Dasar Asuransi Syariah :


a. Asuransi syariah harus dibangun atas dasar taawun (kerja sama), tolong menolong,
saling menjamin, tidak berorientasi bisnis atau keuntungan materi semata.
b. Asuransi syariat tidak bersifat mu’awadhoh tetapi tabarru atau mudharabah
c. Sumbangan (tabarru) sama dengen hibah (pemberian ), oleh karena itu haram
hukumnya ditarik kembali.
d. Setiap anggota yang menyetor uangnya menurut jumlah yang telah ditentukan harus
disertai dengan niat membantu demi menegakan prinsip ukhuwah .
e. Tidak dibenarkan seseorang menyetorkan sejumlah kecil uangnya dengan tujuan
supaya ia mendapat imbalan yang berlipat dila terkena suatu musibah. Akan tetapi ia
diberi uang jamaah sebagai ganti atas kerugian itu menurut izin jamaah.
f. Apabila uang itu akan dikembangkan maka harus dijalankan menurut aturan syar’i

4. Perbedaan Asuransi Syariah dengan konvesional.

Keterangan Asuransi Syariah Asuransi Konvesional

DPS(Dewan Pengawas Mengawasi produk Tidak ada dewan


Syariah) asuransi syariah dan pengawas.
investasi dana.

Akad Tolong menolong Jual beli

Kepemilikan dana Dana yang terkumpul Dana yang terkumpul


merupakan milik (premi) milik perusahaan
peserta, perusahaan sehingga perusahaan
hanya mengelola. bebas menetukan
investasinya.

Pembiayaan klaim Dari rekening tabrru Dari rekening


(dana kebajikan) dana perusahaan
peserta yang sejak awal
sudah di ikhlaskan oleh
peserta untuk keperluan
tolong menolong bila
terjadi musibah.

5. Kelebihan Akuntansi Asuransi Syariah


a. Pengelolaan transparan
Pengelolaan dana peserta yang transparan , asuransi yang sesuai hukum islam,
memberlakukan sistem dana tabarru’ yang duatur secara professional dan
berlandaskan prinsip syariah.
b. Anti Riba dan Maisir
Asuransi yang sesuai hukum islam menaggalkan riba (bunga), maisir(judi),
gharar(ketidakjelasan), dalam sistem perlindungannya.
c. Sesuai dengan fikih islam
Sesuai Fikih islam sehingga tidak ada keraguan untuk berasuransi syariah.
d. Pembagian surplus underwriting yang adil.

Jika terjadi kondisi seperti surplus underwriting, maka peserta sepakat untuk mengalokasikan
surplus underwriting sebagai berikut :

 50 % untuk Kumpulan Dana Tabarru’;


 20 % untuk Peserta yang memenuhi kriteria;
 30 % untuk Perusahaan sebagai operator.
 Semua dana yang masuk ke dalam surplus underwriting akan didistribusikan kepada
Peserta paling lambat 90 hari kalender setelah perhitungan selesai dilakukan.

Produk Takaful

1) Takaful Keluarga (Asuransi Jiwa)


a. Takaful Individu
b. Takaful kelompok
2) Takaful umum

6. Contoh Transaksi

Pada tanggal 10 Maret 2008 PT ASURANSI RAHMA SYARIAH menerima akad


pertanggungan jiwa (polis) dari Tn. Zaki (pihak tertanggung) untuk masa 10 tahun. Premi
yang harus dibayar nasabah Rp. 100.000,00.- tiap bulan dan sudah termasuk dana tabaru
2% dengan skema mudharabah dan nisbah 70 : 30. Biaya administrasi 20.000.-

Jurnal untuk PT ASURANSI RAHMA SYARIAH

Jurnal pada saat penandatanganan akad

Tgl Nama Akun Re Debit Kredit


f

10/ Kas 20.000 -


3

Pendapatan administrasi - 20.000

10/ Kas 100.000 -


3

Dana Syirkah Temporer- - 98.000


Tab mudharaba Tn.Zaki

Dana tabaru - 2000

Setiap tanggal 10 akan dibuat jurnal

Tgl Nama Akun Ref Debit Kredit

10/4 Kas 100.000 -

Dana Syirkah Temporer- - 98.000


Tn. zaki

Dana tabaru - 2000


Misal pada tanggal 10 Juni 2014 Tn. Zaki mengundurkan diri sebagai nasabah PT.
ASURANSI RAHMA SYARIAH dan Tn. Zaki diberikan nisbah 350.000, maka jurnalnya.

Tgl Nama Akun Ref Debit Kredit

10/6 Dana Syirkah Temporer- 7.350.000 -


Tab.mudharabahTn. Zaki

Bagi Hasil mudharabah 350.000 -

Klaim(Beban Klaim) - 7.700.000

Perhitungan :

Premi maret-desember
2008 = 98.000 x 10.000 =
980.000

Premi tahun 2009-2013=


5.880.000

Premi bulan januari 2014-


Mei 2014 = 490.000

Total = 7.350.000

Misal pada 15 Juni 2014 PT ASURANSI RAHMA SYARIAH memenuhi klaim Tn. Zaki

Tgl Nama Akun Re Debit Kredit


f

15/6 Beban klaim 7.700.000 -

Kas - 7.700.000
Apabila akad pertanggungan sampai 10 tahun berakhir dan tidak ada klaim dari nasabah
selama amsa pertanggungan maka pada akad 10 tgl 10 maret 2018 akan dicatat

Tgl Nama Akun Ref Debit Kredit

10/3 Dana syirkah temporer- 11.760.000 -


tab. Mudharabah Tn. Zaki

Bagi hasil mudharabah 860.000 -

Kewajiban segera - 12.620.000

Tabungan : 98.000 X 12 bulan X 10 thn = 11.760.000

Perusahaan mmeberikan bagi hasil = 860.000

Misal 15 maret 018 perusahaan mengembalikan iuran pertanggungan maka akan dicatat
dijurnal

Tgl Nama Akun Ref Debit Kredit

15/ Kewajiban segera 16.260.000 -


3

Kas - 16.260.000
DAFTAR PUSTAKA

AGUNG, I. T. (n.d.). BAB II. KONSEP AKUNTANSI MASJID, 2-10.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2021). PSAK 110 : AKUNTNASI SUKUK. SAK SYARIAH, 6.

IKATAN AKUNTANSI INDONESIA. (2021). SAK SYARIAH. Retrieved from PSAK 108 :
AKUNTANSI TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH:
http://iaiglobal.or.id/v03/standar-akuntansi-keuangan/pernyataan-sas-71-psak-108-
akuntansi-transaksi-asuransi-syariah

KEMENTRIAN KEUANGAN. (2019, 1 28). KEMENKEU LEARNING CENTER. Retrieved


from AKUNTANSI SUKUK: https://klc.kemenkeu.go.id/pusku-akuntansi-sukuk/

lifepal technologies Indonesia. (2020). Lifepal. Retrieved from Asuransi Syariah:


https://lifepal.co.id/media/asuransi-syariah/

MY SHARING. (2016). MY SHARIG EKONOMI POLITIK ISLAM. Retrieved from


kEUANGAN SYARIAH: http://keuangansyariah.mysharing.co/ini-3-cara-negara-
menerbitkan-sukuk/

Anda mungkin juga menyukai