Praktikum Fisika Dasar Osiloskop
Praktikum Fisika Dasar Osiloskop
SEMESTER II
2012
Disusun Oleh :
FAMANIL YULYENTRI
11/313279/PA/13666
GEOFISIKA
MEI 2012
YOGYAKARTA
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II
OSILOSKOP II
I. PENDAHULUAN
Osiloskop adalah serangkaian alat elektronik untuk melihat bentuk sinyal
tegangan, mengukur harga tegangan, dan mengukur durasi atau frekuensi bila
sinyal tegangannya berulang secara periodic. Alat elektronik ini digunakan
dimana-mana dalam berbagai macam bidang. Keunggulannya yaitu osiloskop
dapat menunjukkan perilaku atau gerak mekanis dari suatu gelombang.
Saat ini macam osiloskop yang beredar banyak sekali. Mulai dari yang
paling sederhana hingga yang paling rumit. Pabrik-pabrik yang mengeluarkan
dan memproduksi osiloskop pun tidak banyak. Tapi bagaimanapun beraneka-
ragamnya osiloskop yang diproduksi mempunyai satu sifat dasar yang sama,
yaitu semua osiloskop mampu menuliskan kelakuan tegangan listrik.
Dalam melakukan suatu percobaan lain yaitu berkaitan dengan
elektronika biasanya praktikan menggunakan alat ini sehingga pengetahuan
penggunaan osiloskop ini sangat penting bagi para praktikan. Pada praktikum
pertama ini, praktikan menggunakan osiloskop yang majemuk, yaitu hanya
melukiskan satu peristiwa, namun pada saat yang sama dua peristiwa
sekaligus.
Semua alat ukur elektronik bekerja berdasarkan sempel data. Semakin
tinggi sempel data, semakin akurat peralatan elektronik tersebut. Osiloskop
pada umumnya juga mempunyai sempel data yang sangat tinggi, oleh karena
itu osiloskop merupakan alat ukur elektronik yang mahal.jika sebuah osiloskop
mempunyai sampai rate 10 sk/s (10 kilosample/second = 10.000 data per
detik), maka alat ini akan melakukan pembacaan sebanyak 10.000 kali dalam
sedetik.
II. TUJUAN
1) Mengoperasikan osiloskop berkas dua.
2) Mengukur dua tegangan.
3) Mengukur dua tegangan yang identik.
4) Mengukur dua tegangan yang berbeda.
5) Mengukur frekuensi.
6) Mengamati beda fase.
8
1 2 3 4 5 6 7
10 9
Keterangan:
1. Pemanas atau filament
2. Katoda
3. Kisi pengatur
4. Anoda pemusat
5. Anoda pemercepat
6. Pelat untuk simpanan horizontal
7. Anoda untuk simpangan vertical
8. Lapisan logam
9. Berkas sinar katoda
10. Layar fluorgensi
A. Peralatan
B. Skema Percobaan
GND OUT
CH1
CH2 GND
GND OUT
CH1
CH2 GND
GND OUT
CH1
CH2 GND
Cara 1
GND OUT
CH1
CH2 GND
R1 R2
Gambar.5. Rangkaian percobaan pengukuran dua tegangan yang berbeda
menggunakan cara 1
Cara 2
GND OUT
CH1
GND
CH2
R1 R2
GND OUT
CH1
CH2 GND
R1 R2
CH1
CH2 GND
CH1
GND OUT GND
CH2
C. Tata Laksana
1) Pengukuran osiloskop berkas dua
a. Rangkaian dirangkai sesuai dengan skema Gambar.2
b. GND disambungkan pada osilator ke GND osiloskop
c. Output disambungkan pada osilator ke CH2 (sinyal B)
d. Output disambungkan pada CH1 osiloskop (sinyal A)
e. F diatur hingga 50 Hz
f. Dipasang sebesar 5 volt/DIV
g. Saklar dikasar pada AC
h. Trigger time diatur dengan cara diubah-ubah
Cara 1:
a. Rangkaian dirangkai sesuai dengan skema Gambar.5
b. Output pada asilator disambungkan ke R1 (1 k
c. GND pada osilator dihubungkan ke R2 (1,5 K
d. GND pada osilator dihubungkan ke GND osiloskop
e. Output pada osilator dihubungkan ke CH2 (sinyal B)
f. Resistor dihubungkan ke CH1
g. Rangkaian diamati apakah sudah terpasang dengan benar
atau tidak
h. Gelombang pada layar diamati dan digambar
Cara 2:
a. Rangkaian dirangkai sesuai dengan skema Gambar.6
b. GND pada osilator dihubungkan ke R2 (1,5 k
c. Output pada osilator dihubungkan ke R1 (1 k
d. R2 dihubungkan ke CH2 (sinyal B)
e. R1 dihubungkan ke GND pada osiloskop
f. Resistor dihubungkan ke CH1
g. Rangkaian diperhatikan apakah sudah terbasang dengan
benar atau belum
h. Gelombang pada layar diamati dan digambar
Cara 3:
a. Rangkaian dirangkai sesuai dengan skema Gambar.7
b. Output pada asilator disambungkan ke R1 (1 k
c. R1 dihubungkan dengan CH1 (sinyal A)
d. GND dihubungkan pada osilator ke R2 (1,5 k
e. R2 dihubungkan ke CH2 (sinyal B)
f. GND dihubungkan ke osiloskop
g. Rangkaian diamati apakah sudah terpasang dengan benar
h. Gelombang pada layar diamati dan digambar
5) Pengukuran frekuensi
a. Rangkaian dirangkai sesuai dengan skema Gambar.8
b. Output pada osilator 1 dihubungkan ke CH2
c. GND pada osilator 1 dihubungkan pada osiloskop
d. Output pada osilator 2 dihubungkan pada CH1 (sinyal A)
e. GND pada osilator 2 dihubungkan ke GND pada osiloskop
f. Pada pengukuran ini yang diubah adalah frekuensinya
g. Frekuensi diatur dengan perbandingan yang sudah
ditentukan
h. Diatur 5 volt/div pada sinyal A
i. Diatur 5 volt/div pada sinyal B
j. Rangkain diperhatikan dan diamati apakah sudah
terpasang dengan benar
k. Gelombang pada layar diamati dan digambar
Volts/div :1V
Sweep time/div : 5 mS
Frekuensi : 50 x 1 Hz
Volts/div :1V
Sweep time/div : 5 mS
Frekuensi : 20 x 10 Hz
Volts/div :1V
Sweep time/div : 5 mS
Frekuensi : 20 x 10 Hz
Volts/div :1V
Sweep time/div : 5 mS
Frekuensi : 50 x 1
Hz
Grafik 2.1 Pengukuran Dua Tegangan
Volts/div : CH1 : 1 V
CH 2: 0.5 V
Sweep time/div : 5 mS
Frekuensi : 50 x 1 Hz
Volts/div :1V
Sweep time/div : 5 mS
Frekuensi : 50 x 1 Hz
Cara 1
Volts/div :1V
Sweep time/div : 0.5 mS
Frekuensi : 50 x 1 Hz
Cara 2
Volts/div :1V
Sweep time/div : 0.5 mS
Frekuensi : 50 x 1 Hz
Grafik 4.2 Pengukuran Dua Tegangan yang Berbeda mengguakan
cara 2
Cara 3
Volts/div :1V
Sweep time/div : 0.5 mS
Frekuensi : 50 x 1 Hz
Δλ : 2 div
λ2 : 4 div
Cara Kapasitor
Volts/div : CH1 : 1 V
CH2 : 2 V
Sweep time/div : 5 mS
Frekuensi : 50 x 1 Hz
Δλ : 1 div
5. Pengukuran Frekuensi
Perbandingan 1:1
Volts/div :1 V
Sweep time/div : 0.5 mS
Frekuensi : O1: 30 Hz
O2: 30 Hz
T1 : 6 x 0.5 = 3
T2 : 6 x 0.5 = 3
Perbandingan 1:2
Volts/div :1V
Sweep time/div : 0.5 mS
Frekuensi : O1 : 30 Hz
O2 : 60 Hz
T1 : 6 x 0.5 = 3
T2 : 3 x 0.5 = 1.5
Perbandingan 1:3
Volts/div :1V
Sweep time/div : 0.5 mS
Frekuensi : O1 : 30 Hz
O2 : 90 Hz
T1 : 6 x 0.5 = 3
T2 : 2 x 0.5 = 1
Perbandingan 2:3
Volts/div :1V
Sweep time/div : 0.5 mS
Frekuensi : O1 : 20 Hz
O2 :30 Hz
T1 : 9 x 0.5 = 4.5
T2 : 6 x 0.5 = 3
A. Pembahasan
Keterangan:
Ya = Amplitudo Gelombang Atas = 2
Yb = Amplitudo Gelombang Bawah = 4
5. Pengukuran frekuensi
Pada eksperimen pengukuran frekuensi ini, digunakan dua
buah osilator dimana yang dihubungkan ke scope agar dapat terlihat
perbedaan masukan antara osilator pertama dan kedua yang akan
ditampilkan pada layar. Pada eksperimen ini digunakan empat
perbandingan masukkan frekuensi, yaitu 1:1, 1:2. 1:3, dan 2:3,
sehingga input yang dimasukkan adalah 30 Hz:30 Hz, 30 Hz:60 Hz, 30
Hz:90 Hz, dan 20 Hz:30 Hz. Dengan begitu dapat dilihat perbedaan
yang sangat jelas sehingga pengukuran frekuensi pun dapat dilihat
dan diukur dengan jelas. Pada berkas yang dihasilkan di layar,
dihitung jarak antara puncak gelombang, yang disebut T1 (jarak antar
puncak pada gelombang pertama CH1 ) dan T2 (jarak antar puncak
pada gelombang kedua CH2). T1 dan T2 dihitung dengan rumus:
Maka, didapatkan:
1:1
T1 = 1/30 = 0.033
T2 = 1/30 = 0.033
1:2
T1 = 1/30 = 0.033
T2 = 1/60 = 0.016
1:3
T1 = 1/30 = 0.033
T2 = 1/90 = 0.011
2:3
T1 = 1/20 = 0.050
T2 = 1/30 = 0.033
VI. KESIMPULAN
A. Pada praktikum osilokop, perlu diperhatikan lebih mendalam terutama
mengenai kalibrasi alat serta cara menggunakan scope. Karena beberapa
peralatan elektronika terkadang cukup sensitive saat digunakan sehingga
dapat memberikan hasil yang kurang objektif.
B. Manfaat utama osiloskop yang memiliki dua electron dan dua lubang
input yaitu mampu menampilkan secara tepat berkas-berkas yang
mewakili tegangan dari dua sumber berbeda baik yang identic maupun
yang berbeda.
C. Semakin kecil setelah volts/div, maka berkas yang dihasilkan akan
semakin besaramplitudonya, begitu juga sebaliknya.
D. Osiloskop dapat digunakan untuk mengetahui suatu frekuensi sumber
yang belum diketahui dengan menetapkan frekuensi standard dari
sumber lain.
E. Pada Pengukuran Beda Fase terjadi distorsi yang dikarenakan kesalahan
pada alat, baik pada osiloskop, generator, resistor, kapasitor, ataupun
trafo yang digunakan.
VIII. PENGESAHAN
11/313279/PA/13666