21 41 3 PB
21 41 3 PB
Hari : Rabu
Jam : 08.00-10.00
Asisten : 1. Fitri Herawaty
2. Maysita Hamzah
Oleh :
FAKHRURRAZI
1105105010026
A. Latar Belakang
Dalam proses pengukuran tentu terjadi banyak kesalahan salah satunya
kesalahan yang disebabkan oleh alat ukur karena pada dasarnya pengukuran itu
bersifat tidak pasti. Jadi dalam proses pengukuran juga di butuhkan kalibrasi alat
ukur. Sumber-sumber yang mempengaruhi hasil kalibrasi adalah Prosedur
kalibrasi harus dilakukan sesuai dengan prosedur standar yang telah diakui,
kalibrator harus mampu telusur ke standar Nasional dan atau Internasional, tenaga
pengkalibrasi harus memiliki keahlian dan ketrampilan yang memadai, periode
kalibrasi atau selang waktu antara satu kalibrasi suatu alat ukur dengan kalibrasi
berikutnya, lingkungan dapat menyebabkan pengaruh yang sangat besar terhadap
kalibrasi terutama untuk mengkalibrasi kalibrator dan alat yang dikalibrasi harus
dalam keadaan maksimal, artinya dalam kondisi jalan dengan baik, stabil dan
tidak terdapat kerusakan yang menggangu.
Setiap pengukuran yang dilakukan, tidak selalu memberikan hasil yang tepat
dan akurat. Berbagai kesalahan mungkin terjadi dalam kegiatan pengukuran yang
di akibatkan oleh factor akuransi pengukuran, kalibrasi alat ukur, ketelitian
pengukuran, atau sentivitas alat ukur yang digunakan (Pauliza, 2008).
Setiap peralatan yang digunakan untuk menguji dan kalibrasi, termasuk
peralatan untuk pengukuran sinder seperti kondisi lingkungan yang mempunyai
pengaruh signifikan pada akurasi atau keabsahan hasil pengujian, kalibrasi, atau
pengambilan sampel harus di kalibrasi sebelum digunakan untuk memastikan
bahwa semua peralatan tersebut sesuai dengan tujuan dan memberikan hasil yang
dapat di percaya ( Hadi, 2007).
Kalibrasi atau penerapan adalah mencocokkan harga-harga yang tercantum
pada skala alat ukur dengan harga-harga yang standar (atau yang dianggap benar).
Kalibrasi dilakukan bukan hanya untuk alat yang sudah lama di pakai, kalibrasi
harus dilakukan secara berkala. Hal tersebut perlu dilakukan untuk menghindari
kesalahan dari alat yang digunakan karena adanya keausan atau hal lainnya
(Kamajaya, 2007).
III. PROSEDUR PERCOBAAN
Tabel 4.1 hasil perhitungan kalibrasi antara thermometer biasa dengan hybrid
recorder
90
80
70
60
50
hybrid recorder
40
30 termometer biasa
20
10
0
ulangan 1 ulangan 2 ulangan 3 ulangan 4 ulangan 5
∑ ∑ ∑ ∑ ∑
b = ∑ ∑
a = =
= = =
=14,84
=
=0,70
Ulangan 1 Ulangan 2
y1=a+bx1 y2=a+bx2
y1=14,84 + 0,70 (40) y2=14,84 + 0,70 (58)
y1=14,84 + 28 y2=14,84 + 40,6
y1=42,84 y2=55,44
Ulangan 3 Ulangan 4
y3=a+bx3 y4=a+bx4
y3=14,84 + 0,70 (64) y4=14,84 + 0,70 (68)
y3=14,84 + 44,8 y4=14,84 + 47,6
y3=59,64 y4=62,44
Ulangan 5
y5=a+bx5
y5=14,84 + 0,70 (78)
y5=14,84 + 54,6
y5=69,44
C. Pembahasan
Kalibrasi adalah memastikan kebenaran nilai-nilai yang ditunjukan oleh
instrumen ukur atau sistem pengukuran atau nilai-nilai yang diabadikan pada
suatu bahan ukur dengan cara membandingkan dengan nilai konvensional yang
diwakili oleh standar ukur yang memiliki kemampuan telusur ke standar Nasional
atau Internasional. Dengan kata lain kalibrasi adalah suatu kegiatan untuk
menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukan alat inspeksi, alat
pengukuran dan alat pengujian. Pada praktikum kali ini kita melakukan kalibrasi
terhadap thermometer dan hybrid recorder yaitu membandingkan hasil yang
didapatkan dari pengukuran menggunakan thermometer dengan hasil pengukuran
yang didapatkan menggunakan hybrid recorder.
Pengukuran dengan menggunakan thermometer memiliki suhu yang
berbeda dengan menggunakan hybrid recorder ini di sebabkan karena hydrid
recorder memiliki ketelitian lebih tinggi sehingga hasil yang didapatpun akan
lebih akuran dan meyakinkan. Dan pada praktikum kali ini sudah membuktikan
kalau hasil yang di dapatkan dari pengukuran ini berbeda yaitu hasil yang
didapatkan dari pengukuran dengan menggunakan hybrid recorder adalah 38, 1oc
sedangkan hasil yang didapatkan dengan menggunakan thermometer adalah 40oc
padahal itu kedua-duanya hasil yang di dapatkan dari ulangan pertama. Jadi dari
sini sudah membuktikan kalua hybrid recorder memiliki ketelitien yang lebih
tinggi.
Faktor-faktor yang menyebabkan berbeda hasil yang didapat dari
pengukuran menggunakan thermometer dengan hybrid recorder salah satunya
adalah faktor kecanggihan alat itu sendiri. Hybrid recorder dirancang sedemikian
canggih sehingga dapat membaca data dengan akurat sedangkan thermometer
dibuat dari bahan yang jauh lebih simple dan tidak memiliki kelebihan-kelebihan
yang begitu berpengaruh terhadap pengukuran. Cara baca hybrid recorder pun
dalam bentuk digital sedangkan thermometer dalam bentuk manual, jadi hasil
yang kita dapatkan dari hybrid recorder lebih tepat dari pada thermometer.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulam
diantaranya;
1. Kalibrasi adalah suatu kegiatan untuk menentukan kebenaran
konvensional nilai penunjukan alat inspeksi, alat pengukuran dan alat
pengujian.
2. Pengukuran dengan menggunakan thermometer berbeda dengan
menggunakan hybrid recorder ini di sebabkan karena hydrid recorder
memiliki ketelitian lebih tinggi .
3. Hal yang menyebabkan berbedanya hasil yang didapat dari pengukuran
menggunakan thermometer dengan hybrid recorder adalah hybrid
recorder terbuat lebih canggih di bandingkan dengan thermometer.
4. Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat kita harus melakukan
kalibrasi alat ukur.
B. Saran
Diharapakan praktikum kedepan tidak terjadi lagi kekurangan-kekurangan
yang terjadi pada praktikum tadi, seperti tidak tersedianya alat praktikum tepat
waktu sehingga sedikit mengganggu praktikan dalam melakukan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA