Anda di halaman 1dari 4

Merak Hijau (Pavo muticus)

Deskripsi
Merak hijau (Pavo muticus) adalah salah satu burung dari tiga spesies merak. Seperti
burung-burung lainnya yang ditemukan di suku Phasianidae, merak hijau mempunyai bulu
yang indah. Bulu-bulunya berwarna hijau keemasan. Burung jantan dewasa berukuran
sangat besar, panjangnya dapat mencapai 300 cm, dengan penutup ekor yang sangat
panjang. Di atas kepalanya terdapat jambul tegak. Burung betina berukuran lebih kecil dari
burung jantan. Bulu-bulunya kurang mengkilap, berwarna hijau keabu-abuan dan tanpa
dihiasi bulu penutup ekor.

Habitat
Menurut Takandjandji dan Sawitri (2010), habitat burung merak hijau (Pavo muticus
Linnaeus, 1766) umumnya pada dataran rendah dengan ketinggian sekitar 60-150 m dpl,
terdiri dari kawasan terbuka (savana atau lahan pertanian di pinggir hutan) sebagai habitat
makan dan kawasan hutan (tanaman atau alam), sebagai habitat tidur dengan ketinggian
tempat bertengger 4-25 m.

Penyebaran
Secara global, populasi merak hijau tersebar di Tiongkok bagian barat daya, Vietnam,
Myanmar dan Jawa, Indonesia. Di Indonesia, merak hijau hanya terdapat di pulau Jawa,
itupun terbatas di taman-taman nasional, seperti di Taman Nasional Alas Purwo, Jawa Timur.
Selain itu diperkirakan juga masih terdapat di Taman Nasional Ujung Kulon, dan hutan
savana di Taman Nasional Baluran, Jawa Timur.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Galliformes
Famili : Phasianidae
Genus : Pavo
Spesies : P. muticus

Dilindungi Berdasarkan
Status IUCN : Endangered (genting atau terancam punah)
Status CITES : Appendix II
Status Nasional : Keputusan Menteri Pertanian No.66/KPTS/Um/2/1973, Keputusan
Menteri Kehutanan No.301/ Kpts-II/1991, PP No. 7 tahun
1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa yang
kemudian digantikan dengan Peraturan Menteri LHK
Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang Penetapan
Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.

Populasi burung merak hijau di alam semakin menurun dengan semakin banyaknya
kawasan hutan yang dijadikan sebagai lahan pertanian, perladangan, dan pemukiman
penduduk; disamping itu, perburuan terhadap jenis burung ini semakin tinggi, sehingga
akhirnya populasinya semakin menurun (Takandjandji dan Sawitri, 2010). Burung langka
yang indah ini diburu untuk diambil bulunya ataupun diperdagangkan sebagai satwa
peliharaan. Menurut Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang bernaung di
bawah Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Kementerian
Kehutanan, populasi merak saat ini terbatas. Di Pulau Jawa, jumlahnya diperkirakan tidak
lebih dari 800 ekor, meskipun jumlah pastinya akan sulit diketahui dan perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut.

Daftar Pustaka
Kontributor Wikipedia. Merak hijau. Wikipedia, Ensiklopedia Bebas,
https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Merak_hijau&oldid=13443871m (diakses
pada Desember 15, 2018).
Takandjandji, M dan Sawitri, R. 2010. Populasi burung merak hijau (pavo muticus linnaeus,
1766) di ekosistem savana, taman nasional baluran, jawa timur. Jurnal Penelitian
Hutan dan Konservasi Alam. 8(1) : 13-24.
Junai Emas (Caloenas nicobarica)

Deskripsi
Junai emas atau dalam nama ilmiahnya Caloenas nicobarica adalah sejenis
merpati berukuran sedang, dengan panjang sekitar 34cm, dari salah satu genus burung
merpati Caloenas. Burung Junai emas memiliki bulu berwarna hitam keabuan dilapisi
dengan hijau keemasan mengilap di bagian leher, mantel, punggung dan sayapnya. Bulu
leher dan sayap memanjang. Paruhnya berwarna hitam dengan sedikit benjolan
dipangkalnya. Jantan dan betina serupa. Burung dewasa memiliki ekor pendek berwarna
putih, kaki abu-abu dengan cakar kuning. Burung muda berwarna kehitaman dengan bulu
leher pendek dan kaki kecoklatan.

Habitat
Habitat burung ini adalah hutan hujan tropis, hutan dekat pantai, hutan bakau dan hutan-
hutan dataran rendah (ketinggian di bawah 500 meter dpl) yang terdapat di pulau-pulau
yang tidak dihuni oleh manusia.

Penyebaran
Andaman, Nicobar, pulau-pulau kecil di Indonesia, Filipina, sampai Papua dan Melanesia
utara. Secara global memiliki 2 sub-spesies dengan daerah persebaran:
 Nicobarica (Linnaeus, 1758) – Kep. Andaman & Nicobar, Kep. Mergui & Con Son Is
(selatan Vietnam), Indonesia & Filipina, juga di Kep. Papua & Kep. Solomon.
 Pelewensis (Finsch, 1875) – Kep. Palau.Junai Emas anakan, TN Karimun Jawa, Jawa
Tengah.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Columbiformes
Famili : Columbidae
Genus : Caloenas
Spesies : C. nicobarica

Dilindungi Berdasarkan
Status IUCN : Near Threatened (hampir terancam)
Status CITES : Appendix I
Status Nasional : PP No. 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan
Satwa yang kemudian digantikan dengan Peraturan Menteri LHK
Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang Penetapan
Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.

Burung Junai emas bersarang di atas pohon atau semak, dengan ketinggian antara dua
sampai duabelas meter dari permukaan tanah. Sarangnya terbuat dari ranting-ranting yang
di tata tidak beraturan. Burung betina biasanya menetaskan sebutir telur berwarna putih,
yang dierami oleh kedua induknya.
Junai emas adalah terestrial spesies. Burung ini banyak menghabiskan waktunya di
permukaan tanah, mencari makanan. Pakan burung Junai emas terdiri dari aneka biji-bijian,
buah-buahan yang jatuh di tanah dan berbagai jenis hewan kecil.
Burung Junai emas memiliki daerah sebaran yang luas, namun hilangnya habitat hutan,
penangkapan liar untuk perdagangan serta pengenalan hewan-hewan asing di habitatnya
seperti anjing, kucing dan tikus mengancam keberadaan spesies ini.

Daftar Pustaka
Kontributor Wikipedia. Junai emas. Wikipedia, Ensiklopedia Bebas,
https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Junai_emas&oldid=13141830 (diakses pada
Desember 16, 2018).

Anda mungkin juga menyukai