LANDASAN PENCIPTAAN
1. Tinjauan pustaka
Dalam penciptaan karya ini ada beberapa buku tinjauan sumber yang
digunakan sebagai acuan. Buku-buku ini meliputi tinjauan yang mengacu pada
kata kunci dalam rumusan masalah yaitu tentang aspek dan prinsip dasar harmoni,
komposisi musik. Dari beberapa buku yang digunakan inilah akan membantu
Fractals. Oxford University Press. Buku ini berisi tentang kaitan musik dengan
matematika dan perkembangannya sejak jaman Phytagoras sampai era saat ini.
Dalam buku ini dijelaskan bahwa musik merupakan science, musik pada dasarnya
merupakan fenomena yang bersifat objektif. Musik sebagai sains menjadi musik
sebagai seni, dan sains berubah dari teori menjadi ilmu praktik, dalam hal ini
perkembangan musik dapat dilihat secara objektif, mulai dari ketika Pythagoras
sebagai acuan dari sisi sejarah untuk mengetahui lebih lanjut tentang
13
14
yang dikembangkan dari sisi matematis oleh para pendahulu di bidang musik.
Music. New Jersey: Pearson Prentice Hall. Buku ini secara keseluruhan berisi
tentang materi musik abad 20, dari konsep tonal, polytonal, atonal. Buku ini
ketegangan pada wilayah tertentu. Dalam buku ini juga dijelaskan penggunaan
dalam kasus modus yang berlainan digunakan bersamaan dan membentuk akord
Harmony, Creative Aspects and Practice secara spesifik sebagai buku panduan
tambahan nada dalam akord (addet-note chords), koneksi antar akord, polychords,
konsep penciptaan karya Reflection yang digunakan dalam buku ini yaitu tentang
15
dan Politonal. Dalam buku ini dijelaskan secara mendalam tentang karakter yang
mencakup tentang teknik, penerapan, dari penggunaan setiap unsur musikal. Dari
hal tersebut buku ini dijadikan sebagai salah satu tinjauan sumber penciptaan
antar gerakan satu nada dengan nada lain melalui penggunaan susunan ritme
secara bebas. Fungsi dari penggunaan ini yaitu sebagai perwujudan konsep tonal.
College of Music. Buku seri Harmoni yang dikerluarkan Universitas Berklee ini
berisikan tentang material dan system harmoni tonal. Pada buku Harmoni 1
terdapat system yang digunakan dalam konteks music chordal, seperti konsep
dasar tangga nada, interval dan akord yang digunakan. Pada buku Harmony 2,
16
dan 13th, juga tentang pilihan tention yang dapat digunakan dalam akord tertentu.
Pada buku Harmoni 3 dijelaskan tentang subtitusi akord dan pilihan nada tension
yang dapat digunakan dalam akord subtitusi, juga menerangkan avoid note dalam
setiap akord dan tangga nada dalam konteks chordal. Dalam bab yang
menerangkan avoid note buku ini berisi tentang bagaimana cara mengolah avoid
note menjadi akord yang konsonal (dengan penambahan #11 dalam akor mayor
dan dominan lalu interval M7 dalam akord minor). Dalam buku Harmoni 4 yang
ditulis oleh Alex Ulanowsky dijelaskan tentang harmoni yang dibentuk dari
halaman 46. Buku ini dijadikan sumber tinjauan karya Reflection dari segi
pengolahan harmoni, sedang harmoni yang diolah bersumber dari modus dan
Tubingen-Germany: Advance Music. Buku ini berisi tentang material modus yang
dapat dikembangkan serta cara penggunaanya dalam komposisi Jazz. Dalam bab
pertama buku ini diuraikan tentang system harmoni dalam music Jazz, dalam hal
Bab Three Part Upper Structure Chord, akord yang dibentuk melalui
tension yang didapat dari alterasi pada modus tersebut. Penjelasan tentang
Polychord dapat dilihat pada bab Slash Harmony. Pada bab ini dijelaskan
penggabungan akord yang berbeda secara vertical namun masih memiliki relasi.
Contohnya pada tangga nada C Mayor, akor C dapat digabungkan dengan akord E
secara vertical, struktur ini membentuk akor CM7 add #5. Stuktur ini bahkan bisa
sebagai bentuk kreativitas, dalam hal ini “baik” atau “buruk” dalam musik bukan
lagi hal yang diutamakan, Xenakis berpendapat bahwa originalitas dalam musik
dapat dicapai melalui kesadaran dan konsep yang terukur. Xenakis menggunakan
metode ini merupakan susunan algoritma yang dibentuk dan diprogram untuk
membuat musik secara acak, dalam metode ini Xenakis menggunakan 28 kolom
dan 7 baris, setiap baris mewakili instrumen dan tiap kolom mewakili periode
algoritma sintetis.
Alphonse Leduc. Oliver Messiaen dalam buku ini, mengupas beragam teknik
18
yang digunakan dalam karyanya. Dalam buku ini dijelaskan teknik komposisi
Rhythm. Jenis ritme utama yang digunakan adalah bilangan ganjil yang tidak
New York: Amsco Publication. Buku ini berisi tentang metode dan konsep
pengembangan modus melalui modifikasi dari interval. Dalam buku ini konsep
Infrapolasi. Pada aplikasinya ketiga metode tersebut dapat digabungkan satu sama
melalui ketiga cara tersebut pada aplikasinya membentuk pattern melodi yang
menghasilkan material kemungkinan yang sangat banyak. Metode ini juga bersifat
open source, bahkan Slonimsky sendiri mengatakan bahwa materi 12 nada yang
Pattern.
yakni sebagai acuan untuk menuntun dalam proses penjabaran landasan maupun
2. Tinjauan karya
system tuning dengan rasio 3 : 2 1, rasio ini disebut juga dengan rasio dengan
menggunakan kwint murni sebagai acuan dasar system tuning. Interval kwint
interval pertama dalam urutan overtone series, dan interval yang paling kuat dari
system baru, mengacu pada fenomena alam yakni overtone series yang
Gambar 1.
Susunan overtone series
(Sumber:http//overtone.built.phytagorean)
1
Tess Knighton and Dave Fallows, Companion to Medieval and Renaissace Music (Los
Angeles, Berkeley: University of California Press, 1992), 325.
2
George Russel, Lydian Chromatic Concept Of Tonal Organization (Brokline,
Massachusetts: Concept Publishing Company, 2001),3.
3
Ibid., 2
20
struktur yang lebih luas, dalam buku Lydian Chromatic of Tonal Organization,
George Russel membuat system tonalitas berdasarkan interval kwint, yang secara
dalam konteks harmoni tangga nada Lydian merupakan tangga nada yang tidak
terdapat avoid note4, dikarenakan interval kwart (C –F) menjadi interval aug4 (C –
F#).
kontrapung yang digunakan oleh J.S Bach, dalam buku Bach and Mathematic.
dibentuk oleh interval kwart murni, kwint murni, mayor 3, minor 3, mayor 6 dan
minor 6. 5
Gambar 2.
Interval yang digunakan dalam Kontrapung
untuk membentuk struktur konsonan
(Gambar: Adi Wijaya, 2017)
4
Barrie Netless, Berklee College of Music Harmony 3 (Boston: Berklee College of
Music, 1987), 15.
5
William Russo, Composing a New Approach (Chicago and London : The University of
Chicago Press, 1983), 102.
21
Gambar 3.
Contoh penerapan kontrapung dengan menggunakan interval konsonan
(Gambar: Adi Wijaya, 2017)
Gambar 4.
Interval yang digunakan dalam Kontrapung untuk membentuk struktur disonan
(Gambar: Adi Wijaya, 2017)
gerakan, yaitu similar motion, contrary motion, oblique motion, dan pararrel
motion.
Gambar 5.
Gerakan yang digunakan untuk membentuk komposisi dengan menggunakan kontrapung
(Gambar: Adi Wijaya, 2017)
22
teknik ini disebut linear counterpoint. Ciri khasnya adalah mengorbankan struktur
dibentuk secara otomatis dengan mengacu pada pergerakan melodi yang dibentuk
dengan teknik linear counterpoint, contoh dari bentuk tersebut adalah karya Igor
Stravinsky (Octet).
Gambar 6.
Tema yang digunakan dalam Octet karya Igor Stravinsky
(Sumber:https://en.wikipedia.org/wiki/Counterpoint#/media/File:Linear_counterpoint_fro
m_Stravinsky's_Octet).
Pada contoh karya Octet tersebut, dapat diketahui struktur tangga nada C
mayor yang dimainkan secara ostinato terdapat beberapa notasi disonan (F# dan G
urutan deret angka juga dilakukan Bach dalam karyanya Fugue No 6 In D minor,
sebagai 0, lalu berturut-turut naik satu semitone C# (1), D (2), Eb (3), E (4), F
(5), F# (6), G (7), G# (8), A (9), Bb (10), B (11), maka akan diperoleh susunan
Gambar 7.
Sistem transposisi yang berhubungan secara matematis
dari karya J.S Bach Fugue in D minor
(Gambar: Adi Wijaya, 2017).
menggunakan deret angka, terdapat kesamaan pola yang sama dari susunan angka
Keterangan :
T = Transpose
n = Jumlah interval
x = Nada tertentu yang diubah menjadi deret angka
Dari contoh fuga tersebut maka diperoleh persamaan angka seperti pada
6
Thomas Fiore, Music and Mathematics, fioreth@umich.edu. Diunduh tanggal 12 April
2017.
24
Gambar 8.
Transposisi menggunakan susunan deret angka
yang berhubungan secara langsung.
(Gambar: Adi Wijaya, 2017)
secara manual. Pada birama pertama contoh itu berurutan susunan angka 2-9, 4-
11, 5-0, 7-2, 4-11, 5-0, 2-9, 1-8, 2-9, 10-5, 7-2. Susunan angka 2-9 berasal dari
urutan yang dibentuk susunan angka tersebut. Berdasarkan persamaan rumus itu,
sejumlah 7 semitone.
dikenal dengan system 12 nada atau biasa disebut dodecaphone. Ide dasar dari
konsep 12 nada ini adalah setiap nada kromatis sejajar satu sama lain, tidak
mengembangkan system deret dengan membentuk teknik yang disebut Tone Row,
ketentuan yang digunakan dalam teknik tone row adalah seperti berikut.
25
Contoh susunan deret 12 nada, urutan deret pada notasi di bawah ini, dapat
angka ini bersifat acak dengan ketentuan tidak ada pengulangan dalam 1 deret.
Gambar 9.
Notasi berdasarkan deret angka
dengan menggunakan 12 nada tanpa ada pengulangan
(Gambar: Adi Wijaya, 2017).
Gambar 10.
Transformasi retrograde dalam susunan deret 12 nada
(Gambar: Adi Wijaya, 2017).
26
Inversi adalah bentuk deret awal dengan perubahan jarak interval, contoh
pada deret awal 2 nada pertama adalah B – Bb bergerak turun dengan interval ½,
maka dalam transformasi inversi dalam system deret nada B berubah naik dengan
interval ½ menjadi C.
Gambar 11.
Transformasi inversi dalam susunan deret 12 nada
(Gambar: Adi Wijaya, 2017).
Gambar 12.
Transformasi retrograde inversi dalam susunan deret 12 nada
(Gambar: Adi Wijaya, 2017).
kemungkinan variasi deret inversi, retrograde, dan retrograde inversi yang dapat
Gambar 13.
Kemungkinan yang dapat disusun dengan menggunakan system deret
(Sumber:http://1.bp.blogspot.com/_Zhz8NEf3_04/TCd22VxuiOI/AAAAAAAAAHc/Yqo
-JiBCCoo/s1600/Matrix.jpeg).
Bagan tersebut adalah susunan nada yang dibentuk dari deret angka (6 –
(retrograde) dan RI (Retrograde Inversi). Dari bagan ini dapat diketahui terdapat
nada.
dan deret angka untuk mengolah susunan nada. Dalam karya Metastaseis, Xenakis
terinspirasi oleh kombinasi dari pandangan Einstein tentang waktu dan sturktur
matematika. Musik pada dasarnya terdiri atas susunan suara dengan satuan waktu
28
dan ritme, Xenakis ingin mengubah persepsi musik linier dengan pandangan
Gambar 14.
Salah satu bagian dalam karya Metastaseis
(Sumber: http://processingmatter.tumblr.com/post/23250732384/metastaseis-by-iannis-
xenakis)
pemain tanpa 2 pemain yang memainkan bagian yang sama. Karya ini ditulis
29
menggunakan teknik massa suara yang setiap pemain memainkan nada dengan
teknik glissando pada frekuensi dan waktu yang berbeda. Ketika musik pada
umumnya bergantung dengan waktu yang bergerak maju secara linier dengan
kepadatan dari sebuah karya sebagai analogi dari hubungan massa dan energy.
Pada bagian pertama dan ketiga melodi tema dan motif tidak digunakan, namun
Xenakis lebih menitikberatkan pada kekuatan konsep waktu. Kseluruhan karya ini
mencakup elemen yang dimainkan secara glissando dengan susunan deret angka.
B. Landasan Teori
unsur teknis musikal yang digunakan sebagai tujuan untuk membantu sebuah
meliputi konsep harmoni, instrumentasi, dan ritme dengan penjelasan secara rinci
sebagai berikut.
30
Dalam sistem koordinat bidang refleksi terdiri atas beberapa jenis yaitu:
a’ = a → a’ = 1 . a + 0 . b, b = - b → b’ = 0 . a + 1 . b
1 0
Matrik transformasi untuk pencerminan ini adalah sehingga
0 1
a' 1 0 a
B
b ' 0 1 b
31
Sumbu Y
A (a, b) C (-a, b)
a’ = -a → a’ = -1 . a + 0 . b,
b’ = - b → b’ = 0 . a + 1 . b
1 0
Matrik transformasi untuk pencerminan ini adalah sehingga
0 1
a' 1 0 a
C
b' 0 1 b
O (0,0)
A (a, b) F (-a, -b)
Titik asal
a’ = -a → a’ = -1 . a + 0 . b,
b’ = - b → b’ = 0 . a + -1 . b
32
1 0
Matrik transformasi untuk pencerminan ini adalah sehingga
0 1
a' 1 0 a
F
b' 0 1 b
2. Konsep harmoni
a. Harmoni polytonal
menambahkan dimensi baru sebagai poros akor, dan setiap akor trisuara dapat
Gambar 15.
Contoh susunan harmoni polytonal
(Sumber: Stefan Kostka, Material and Techiques of Twentieth
Century Music, hal. 47)
Gambar 16.
Contoh superimpose pada akor dominan
(Sumber: Stefan Kostka, Material and Techiques of Twentieth Century Music, hal. 47).
33
b. Harmoni kwartal
Gambar 17.
Contoh harmoni kwartal
(Sumber: Vincent Persicheti, Twentieth Century Harmony, hal. 94).
Gambar 18.
Harmoni kwartal pada karya Piano Fantasy (Aaron Copland)
(Sumber: http://www.jianpuw.com/htm/im/322809.htm).
Harmoni kuartal dan kuintal dalam penggarapan karya ini dijadikan sebagai
7
Vincen Persichetti, Twentieth Century Harmony (New York: W.W Norton Company,
1961), 93.
34
Kostka pada umumnya para komponis abad 20 tidak harus membatasi dirinya
secara vertikal. Harmoni kuartal dan kuintal dapat berperan sebagai tiga
suara yang lebih terbuka dan lebih menempati ruang pola vertikal. Contoh di
bawah ini sebagai sebuah aplikasi dari penggunaan kedua harmoni tersebut.
Terdapat interval kuartal yang bersifat secara integral dari ruang birama (a) dan
(b), ataupun penggabungan antara interval kuartal dan kuintal pada ruang
Gambar 19.
Harmoni yang dibentuk dengan interval kwartal dan kuintal
(Sumber: Stefan Kostka, Material and Techiques of Twentieth Century Music, hal. 56).
35
c. Polychordal
akord yang berbeda bahkan juga lebih dari perbedaan area harmoni. Segmen-
mulanya merupakan suatu kemungkinan yang berasal dari double dan triple pedal
point dimana merupakan suatu petunjuk yang disebabkan oleh suatu hubungan
Polytonal/Chordal.
Gambar 20.
Contoh bentuk harmoni Polychord
(Sumber: Vincent Persichetti, Twentieth Century Harmony, hal. 137).
suatu struktur yang menempel pada kunci yang terpisah”. Yang dimaksud adalah
saat kedua akord yang berbeda dalam membuat suatu kesatuan, kemungkinan
telah terjadi adanya suatu imitasi secara monofon (Persichetti, 1961: 135) dan
kedua wilayah tangga nada yang berbeda. Pada kunci G dalam tangga nada D
mayor, sedangkan kunci F dalam tangga nada F mayor (Persichetti, 1961: 136).
Gambar 21.
Contoh bentuk polytonal
(Sumber: Vincent Persichetti, Twentieth Century Harmony, hal. 136).
chordal secara langsung, yang sebuah relasi antara akord konsonan maupun
disonan terbentuk dalam keintiman pada setiap wilayah. Yang perlu diketahui
Gambar 22.
Contoh aplikasi polychord
(Sumber: Vincent Persichetti, Twentieth Century Harmony, hal. 13).
37
Tangga nada diatonic adalah kelompok tangga nada heptatonic yang terdiri atas
7 nada secara berurutan, yaitu 5 nada berjarak penuh, dan 2 nada berjarak
setengah. Tangga nada diatonic dapat dijelaskan dengan 2 Tetra Chord yang
Gambar 23.
Susunan tangga nada mayor yang disusun menggunakan dua tetrachord
(Gambar: Adi Wijaya, 2017)
b. Modus sintetis
modus tertentu, dalam hal pembentukan modus sintetis penulis mengacu pada
Gambar 24.
Modus sintetis yang dibentuk dengan Thesaurus
(Sumber: Thesaurus of Scales and Melodic Pattern hal 248)
38
c. Pentatonik
Tangga nada pentatotnik merupakan susunan nada yang terdiri atas 5 nada,
menyesuaikan dari harmoni yang terdapat pada karya tersebut. Tangga nada
Gambar 26.
Contoh tangga nada pentatonis
(Sumber: Vincent Persichetti, Twentieth Century Harmony, hal. 51).