Anda di halaman 1dari 10

Volume 7, Nomor 2, Oktober 2019

ISSN: 2338-039X (print) | ISSN: 2477-538X (online) pp. 59-67

Bentuk Sonata Konserto Ritornello Klasik pada


Gerakan Pertama Concerto in G for Flute
karya W.A. Mozart (1756-1791)

Andre Indrawan
Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Jl. Parangtritis Km 6,5 Panggungharjo, Bantul, Yogyakarta
indrawan_andre@isi.ac.id

Abstract
This study analyzes the musical structure of classical ritornello of Mozart’s Concerto in G for Flute, K.131. Problem that is
discussed here is where the changing spots of sonata form’s main sections happened in this Mozart work? The purpose is to
gain an understanding of the application of sonata form in early ritornello classical concerto. To achieve the goal this study
utilizes the theoretic-analytical method. Analitically, subject is reconstructed into parts to understand their relationship that
leads into its formal unity as a compositional work. Theoretically, analysis findings are confirmed to theories of musical forms.
Through this theoretic-analytical method this study concludes that even though composed in ritornello style this work applies
the standard sonata Allegro form.

Keywords: Mozart, concerto, ritornello, theoretic- analytical method.

Abstrak
Kajian ini menganalisis bentuk musik konserto ritornello klasik dari Concerto in G for Flute, K.131, karya W.A.
Mozart. Permasalahan yang dibahas ialah di manakah titik-titik perubahan seksi-seksi utama bentuk sonata yang
terjadi pada karya Mozart ini? Tujuan kajian ini ialah untuk memperoleh pengetahuan mengenai penerapan bentuk
sonata pada konserto klasik awal yang bergaya ritornello. Guna mencapai tujuan tersebut kajian ini menerapkan
metode analitikal-teoretis. Secara analitikal, karya ini didekonstruksi ke dalam bagian-bagian guna memahami
keterkaitan bagian-bagian tersebut yang membawa pada suatu kesatuan bentuk sebagai sebuah karya. Secara
teoretik temuan dari analisis ini dikonfirmasikan pada teori-teori bentuk musik yang relevan. Melalui metode
analitikal-teoretis tersebut kajian ini menyimpulkan bahwa walaupun terbingkai oleh gaya ritornello, karya ini
menggunakan bentuk sonata Allegro standar.

Kata kunci: Mozart, Konserto, ritornello, metode analitikal-teoretis

INTRODUKSI ditetapkan sebagai sumber utama. Edisi yang


dipilih sebagai sumber adalah versi orkestra.
Studi ini mengkaji penerapan bentuk sonata (Indrawan & Kustap, 2014 & 2015)
pada gerakan pertama Ritornello in G for Selama ini Konserto K. 131 ini dikenal
Flute, K.131, karya Wolfgang Amadeus sebagai salah satu komposisi flute yang
Mozart (1756-1791). Karya ini telah dipilih sering dipilih sebagai materi utama program
sebagai bahan utama penelitian penulis, resital Tugas Akhir minat utama Musik
walaupun spesialisasi instrumen pokok Pertunjukan pada Program Studi Sarjana (S1)
penulis bukan flute melainkan gitar klasik. Musik, di Jurusan Musik, Fakultas Seni
Sesuai dengan tujuan dari penelitian yang Pertunjukan (FSP) ISI Yogyakarta. Walaupun
saat itu sedang dilaksanakan, yaitu penulisan asli komposisi tersebut adalah
tersusunnya rancangan repertoar ensambel dalam formasi orkestra kamar (chamber
gitar klasik sebagai model pengembangan orchestra) klasik namun dalam pelaksanaan
bahan ajar yang inovatif, komposisi ini telah ujian-ujian kelas (ujian tertutup) maupun
: Jurnal Pengkajian, Penyajian dan Penciptaan Musik Vol. 7, No. 2, Oktober 2019 [ 59

resital terbuka umumnya peserta ujian hanya merupakan perkembangan dari musik
menggunakan versi reduksi piano sebagai Santiswaran yang berasal dari masa
alternatif. Penyajian karya ini dengan versi Pakubuwono X (1893-1930) di Kasunanan
aslinya, yaitu orkes kamar, belum pernah Surakarta. Sementara itu Narselina (2019)
dilakukan di lingkungan sivitas akademika juga melakukan analisis bentuk musik
Jurusan Musik, baik untuk program ujian namun bukan pada musik klasik melainkan
maupun konser. lagu Tanah Airku karya Ibu Soed aransemen
Dalam konteks penelitian ini Joko Suprayitno untuk Orkestra dan Duet
pengetahuan tentang susunan struktur Vokal. Sementara itu studi analisis yang
komposisi konserto K. 131 ini perlu langsung terhadap musik klasik adalah oleh
dipahami, baik oleh dosen sebagai perancang Edward C. Van Ness, dosen Akademi Musik
bahan ajar dan instruktur uji coba hasil Indonesia (pendahulu Jurusan Musik ISI
perancangan maupun mahasiswa sebagai Yogyakarta). Ia melakukan kajian terhadap
pelaksananya akan yang membawakan hasil penyajian musik Barok berdasarkan
perancangan ini. Pada umumnya bagian pengalaman konsernya (C. Van Ness, 2017).
pertama konserto Klasik dan Romantik Contoh terakhir ialah Aulia & Indrawan
menggunakan bentuk yang dikembangkan (2019) yang melakukan analisis penerapan
dari bentuk sonata-allegro. Dalam mata kuliah teori serialisme dalam komposisi musik
Teori Bentuk Musik para mahasiswa terhadap musik kontemporer untuk gitar
program Sarjana tentunya telah mempelajari klasik karya komposer Reginald Smith
teori-teori tentang bentuk sonata tersebut. Brindle (1917-2003).
Namun jika dihadapkan pada karya ini Kajian-kajian para sarjana musik
sebagian dari mereka boleh jadi akan pribumi tersebut, kecuali salah satunya dari
mendapatkan kesulitan dalam melakukan Amerika, dilakukan di kampus Jurusan
identifikasi penerapan bentuk sonata. Hal Musik FSP ISI Yogakarta. Walaupun
tersebut diakibatkan oleh rancang bangun semuanya adalah tidak terlepas dari studi
komposisi konserto ini yang menggunakan analisis bentuk musik namun sebagian besar
pola Ritornello, suatu gaya komposisi yang subjeknya terkait dengan musik non klasik,
berasal dari tradisi Barok. atau musik klasik dalam konteks Indonesia.
Kajian analisis mengenai karya musik Oleh karena itu tidak perlu diragukan bahwa
klasik, khususnya repertoar konserto yang kajian yang dipaparkan dalam artikel ini,
menggunakan gaya ritornello, masih sangat yaitu mengenai karakteristik bentuk musik
jarang. Walaupun demikian studi analisis konserto Klasik, khususnya yang mengkaji
bentuk musik di Jurusan Musik FSP ISI tipe ritornello sebagai pengaruh Barok, sangat
Yogyakarta bukannya tidak ada sama sekali. jarang dilakukan di Indonesia, jika tidak bisa
Sebagai contoh ialah Wahyudi & Prasetiyo dikatakan belum pernah sama sekali.
(2015) yang melakukan analisis terhadap Sehubungan dengan itu permasalahan yang
penyajian musik klasik. Namun demikian dibahas dalam kajian ini ialah:
yang dikaji bukan antara orkestra dengan Bagaimanakah penerapan bentuk sonata
solis seperti sebagaimana lazimnya dalam pada gerakan pertama konserto K. 131 karya
konserto melainkan dengan perangkat alat W.A. Mozart tersebut? Dengan demikian
musik tradisional angklung sebagai bentuk tujuan analisis ini ialah untuk mengetahui di
inoivasi perancangan musik. Kajian analisis mana saja kah titik-titik perubahan seksi-
musik bahkan dilakukan terhadap vocal seksi utama bentuk sonata yang terjadi pada
grup trdisional di Jawa juga oleh Sagaf, karya W.A. Mozart ini.
(2018). Ia mengkaji musik Laras Madya yang
60 ] Andre Indrawan: Bentuk Sonata Konserto Ritornello Klasik

METODE Bentuk sonata diterapkan pada


gerakan pertama komposisi Sonatine dan
Kajian ini menggunakan metode analitikal- Sonata. Namun demikian bentuk ini sering
teoretis, yaitu dengan memilah-milah karya juga terdapat pada gerakan kedua kedua
ini ke dalam bagian-bagian, berdasarkan bentuk tersebut. Jika tidak dalam bentuk
tanda-tanda di titik-titik tertentu yang sonata, gerakan kedua biasanya
tercetak pada skor, dalam rangka memahami menggunakan bentuk lagu dua bagian (two-
sistem yang menghubungkan di antara part song form). Sedangkan gerakan ketiga
bagian-bagian tersebut. Untuk selanjutnya pada umumnya dengan bentuk Rondo.
subjek kemudian dikonfirmasikan pada Secara teoretis struktur bagian pertama
teori-teori tentang bentuk musik yang konserto tersusun dari tiga bagian utama,
relevan, dalam hal ini ialah bentuk sonata yang dikenal dengan eksposisi, developmen,
allegro (Watanabe, 1967: 5). dan rekapitulasi. Bagian pertama, eksposisi,
Pengkajian ini bertujuan untuk menampilkan sebuah tema pokok dalam
memperoleh pengetahuan terkait bentuk posisi tonika dan satu atau beberapa tema
sonata-Allegro yang menggunakan pola sub ordinat dalam posisi dominan atau
ritornello sebagaimana diterapkan pada kunci-kunci relatif. Bagian eksposisi diakhiri
karya ini. Pengetahuan ini diharapkan akan oleh sebuah kadens yang membentuk
memberikan kontribusi terhadap para solis, kodeta. Bagian developmen pada umumnya
para penyaji ensambel, dan pendengar, mengembangkan beberapa motif yang
dalam mengenali tiap-tiap permulaan merupakan serpihan material tematik yang
bagian-bagian utama utama bentuk sonata berasal dari tema pokok, atau tema-tema sub
pada karya ini. ordinat. Motif-motif tersebut diolah dengan
berbagai teknik komposisi dan dengan
HASIL DAN DISKUSI perpindahan kunci secara bertahap yang
bergerak melalui berbagai pengolahan
Secara umum konserto adalah komposisi modulasi dari posisi dominan ke tonika.
orkestra yang berkembang dari ensambel Bagian rekapitulasi mengulang tema pokok
instrumental yang telah mengalami evolusi dalam posisi tonika, namun untuk
sejak era Renaisans dan Barok. Bersamaan selanjutnya kehadiran tema-tema sub
dengan bentuk sonata, bentuk konserto ordinat tidak lagi dalam posisi dominan atau
mencapai kristalisasinya pada periode yang lain, melainkan juga dalam tonika.
Klasik. Pada periode ini konserto Bagian rekapitulasi kemudian ditutup oleh
berkembang kepada formasi permainan sebuah koda. Kehadiran tema-tema pada
yang menonjolkan virtuositas seorang solis rekapitulasi tentunya disertai dengan
instrumental. beberapa perubahan dalam orkestrasi dan
Struktur konserto pada periode Klasik juga pengolahan seksi-seksi penghubung.
merupakan pengembangan bentuk sonata Perbedaan di antara bentuk konserto
gerakan pertama yang saat itu dikenal dan bentuk sonata di antaranya terletak pada
sebagai solo instrumental. Seperti bentuk pembagian peran di antara orkestra dan
sonata, struktur umum konserto lazimnya solois dan kehadiran permainan solo
terdiri dari tiga hingga empat gerakan. improvisasi tanpa iringan atau Cadenza. Sesi
Namun dalam perkembangannya konserto ini hadir menjelang berakhirnya gerakan
dengan tiga gerakan menjadi yang paling pertama. Semenara itu dalam sonata tidak
lazim bahkan hingga saat ini. Ketiga gerakan terdapat Cadenza. Seandainya ada maka akan
konserto pada dasaranya merepresentasikan sangat jarang sekali.
pola penyajian: Cepat-Lambat-Cepat.
: Jurnal Pengkajian, Penyajian dan Penciptaan Musik Vol. 7, No. 2, Oktober 2019 [ 61

Kajian Teoretis yang memiliki Tutti keempat yang singkat.


Pengembalian material hampir selalu dibagi
Di antara berbagai komposer konserto pada
di antara solois dan orkestra. Namun
pertengahan abad ke-18, Wolfgang Amadeus
demikian khususnya pada Konserto K.467,
Mozart adalah di antaranya yang sangat
tidak terdapat perpanjangan. Sehubungan
berpengaruh dan produktif. Konserto-
dengan itu bagian-bagian orkestralnya
konserto yang paling penting dari Mozart
sebanding dengan pola permulaan,
pada akhir abad ke-18 di antaranya adalah
pertengahan, atau Tutti akhir. Fungsi
lima konserto biola (K207, 211, 216, 218 dan
ekspresif pada percampuran fungsi Tutti dan
219, 1773-5), beberapa karya yang masing-
solo, sebagaimana terdapat pada bagian
masing untuk bassoon dan oboe (K191,1774,
rekapitulasi, bertujuan untuk mewakili
dan K314, 1777) dan 23 konserto untuk
persesuaian pada semua partisipan, dan
keyboard (piano), yaitu dari K175 hingga
bukannya kontras.
K595, 1773-91, termasuk K242 untuk dua
Menurut Feldman (1996) musik vokal
atau tiga keyboard dan K365 untuk dua
Mozart adalah yang pertama kalinya telah
keyboard (lihat Keefe, 2005).
berhasil dalam menampilkan prinsip-prinsip
Gerakan pertama pada konserto
konstruksi, yang karakter dan pengurutan
Mozart yang didasarkan atas struktur
materialnya merefleksikan perhatian yang
ritornello yang berasal dari konserto pre-
khusus pada aspek struktural. Walaupun
Klasik, mewarisi tradisi Barok yang
demikian, tipe aria yang bervariasi biasanya
diadaptasi ke gaya paling baru saat itu,
disamakan dengan konserto yang
termasuk penempatan empat Tutti dan tiga
dideskripsikan secara tradisional sebagai aria
solo di dalamnya. Dengan demikian Mozart
ternair bi-tematik ataupun ‘bentuk sonata’.
mempelopori konsep baru pengembangan
Sehubungan dengan itu, ide dasar dibalik
bentuk konserto dengan mengadopsi model
setiap tipe konserto adalah sonata.
operatik aria, yang kemudian menjadi tradisi
Umumnya prinsip sonata, pada awal
konserto yang didasarkan pada penulisan-
aria dan konserto, tetap berlaku untuk karya-
penulisan musik abad ke-18.
karya Viennese, sementara itu, bentuk
Tovey (1936) menjelaskan bahwa
dramatik pada Aria telah berpindah secara
konserto Mozart merupakan perwujudan
tegas dari model awalnya (Webster, 1996).
prinsip-prinsip bentuk sonata. Tutti, atau
Secara umum gerakan pertama pada
permainan bersama antara solis dan orkestra,
konserto Mozart mengikuti pola yang
tidak berfungsi secara khusus, atau bahkan
konsisten. Bagian-bagian pada gerakan
sebagai hal yang utama, dan juga sebagai
pertama dapat dibagi ke dalam sejumlah unit
pilar-pilar struktural terbangunnya gerakan-
struktural (Leeson & Levin, 1977).
gerakan pada konserto, namun sebagai
Unit pertama ialah ritornello
kontras yang memproyeksikan titik
pembukaan, termasuk tema pertama,
keberangkatan dan kedatangan tonal.
diperpanjang dengan kadens dalam tonik,
Tiga Tutti menyajikan material tematik
kadens setengah yang aktif dalam dominan,
yang penting, dan berfungsi sebagai
kelompok bagian liris dan kelompok
pengantar pada akhir jalan masuknya bagian
penutup. Perlu dicatat bahwa hingga sekitar
solo piano. Ketiganya berawal dari saat
1778, bagian liris tersebut cenderung muncul
kedatangan dan konsolidasi dalam dominan,
lagi pada bagian solo pertama, sebagai tema
kemudian penegasan yang kuat dalam tonik
utama pada kelompok kedua. Setelah itu
dan penutupan pada akhir gerakan. Namun
biasanya ada tema kedua dengan solo yang
demikian penjelasan tersebut tidak secara
berbeda.
tepat mendeskripsikan konserto Mozart
62 ] Andre Indrawan: Bentuk Sonata Konserto Ritornello Klasik

Unit yang kedua ialah bagian solo dominan untuk solois walaupun material
pertama, yang mengulangi tema pertama, baru yang ditampilkan, pertama oleh
diikuti oleh perkembangan seksi orkestral orkestra, dan kemudian oleh solois di
yang menegaskan posisi tonalitas. Penegasan ritornello medial (Hutchings, 2002).
tersebut terjadi melalui modulasi ke
dominan dengan material baru dari solois. Analisis Gerakan Pertama
Pada saat ini terdapat permainan dengan Gerakan pertama Ritornello in G for Flute, K.
posisi kunci yang stabil yang diikuti oleh 131, ciptaan Wolfgang Amadeus Mozart,
kelompok sekunder dan perpanjangan memiliki durasi 219 birama, dalam tempo
bagian ini menuju ke kadens sempurna Allegro maestoso. Allegro masuk dalam
dalam dominan dan koda. kategori cepat, sedangkan maestoso
Unit ketiga ialah bagian ritornello bermakna anggun. Standar kecepatan Allegro
pertengahan, atau medial. Biasanya adalah 120 beat per minute (bpm), atau
didasarkan atas salah satu dari bagian- ketukan per menit.
bagian forte pada ritornello pembukaan. Dalam penyajian musik umumnya
Unit keempat ialah sebuah bagian yang ukuran tempo tersebut tidak diterapkan
menyerupai bagian developmen pada secara akurat melainkan sedikit lebih lambat
sonata, yang mewakili bagian pertama pada namun masih di atas 100 bpm. Khususnya
solo kedua. Bagian ini biasanya termasuk ke pada karya ini, karena terdapat label maestoso
dalam dua bagian, pertama adalah suatu maka dalam rangka menampilkan kesan
yang mengarah ke kunci yang seringkali anggun umumnya tempo dibawakan kurang
pada kunci relatif minor; kedua, puncaknya dari 120 bpm.
terjadi pada bagian re-transisi dalam kunci Prinsip pokok yang berkembang sejak
tonik. masa Renaisans pada rangkaian dua lagu
Unit kelima merupakan suatu bentuk atau tarian berpasangan, di antaranya adalah
rekapitulasi yang menggabungkan bagian perbedaan tempo cepat dan lambat. Pada
kedua dengan solo kedua. Sebagian besar komposisi tiga gerakan seperti sonata atau
dari proses ini mengikuti solo pertama konserto, pada prinsipnya adalah
namun mengabaikan modulasi. menampilkan suatu efek kontras cepat-
Unit keenam ialah ritornello penutup lambat-cepat.
yang menggunakan material dari seksi Dalam penerapannya penyajian karya
ritornello pertengahan yang diselingi oleh ini diperkirakan akan menggunakan
Cadenza, atau permainan improisasi bebas kecepatan 100 bpm. Komposisi ini tersusun
oleh solis. dalam irama quadruple, atau tepatnya irama
Detail-detail spesifik tematik dan 4/4, yaitu setiap biramanya memiliki empat
pengaturan unit-unit tersebut bervariasi dari ketukan dasar yang masing-masing bernilai
karya satu ke karya lain. Bahakan beberapa nada seperempat. Total birama pada lagu ini
prinsip dasar konstruksi merupakan subjek ialah 219. Dengan masing-masing 4 beat
untuk perubahan berkala. Sebagai contoh maka total ketukannya ialah 876 beat. Berarti
ialah ritornello pembukaan pada Konserto durasi gerakan ini ialah 876 beat dibagi 100
K.449 yang memiliki modulasi, pertama ke bpm berarti sama dengan 8,76 menit.
relatif minor dan kemudian ke dominan Gerakan pertama adalah bentuk sonata
dengan perbedaan material sekunder yang dengan susunan tema ritornello dan dengan
disajikan secara unik. Pada Konserto K. 488 pergantian peran Tutti dan solo. Bentuk
solo pertama secara tematis identik dengan sonata dikembangkan dari bentuk lagu tiga
pola ritornello pembukaan dan tidak bagian (ternary form) dengan bagian
termasuk ke dalam tema baru dalam ketiganya sebagai pengulangan bagian
: Jurnal Pengkajian, Penyajian dan Penciptaan Musik Vol. 7, No. 2, Oktober 2019 [ 63

pertama, atau dengan pola A-BA’. Pada Karya ini dibuka langsung oleh sebuah
bentuk sonata, ketiga bagian tersebut tema pokok yang dibawakan oleh kelompok
dikembangkan menjadi: (1) Eksposisi, (2) biola pertama sepanjang satu periode yang
Developmen, dan (3) Rekapitulasi. terdiri dari dua frase. Semi frase pertama
Ritornello adalah istilah Italia yang pada konsekuen dibawakan satu oktaf lebih
dalam Bahasa Inggris berarti: little return rendah dari antiseden.
(kepulangan ringan), yang lazim diterapkan
sebagai suatu pola kalimat (dalam
pengertian passage) yang selalu kembali
dalam orkestra Barok. Ritornello juga dapat
diartikan dalam Bahasa Inggris sebagai
Notasi 1: Tema pokok sebagai ritornello pembuka
chorus. Sebagaimana orkestra Barok yang
dikenal dengan istilah Konserto, Konserto Tema pokok kemudian disusul oleh
Klasik K. 131 Mozart yang menggunakan kelompok tema transisi yang tersusun dari
ritornello ini juga menerapkan tradisi tiga motif. Motif pertama terdiri dari lima
pergantian tutti dan solo. Bagian tutti adalah nada seperenambelasan pada biola pertama
suatu pola (passage) yang dimainkan oleh yang kemudian diulang oleh biola kedua
seluruh alur suara atau instrumen secara pada satu oktaf lebih rendah dengan dilapis
bersama-sama. Solo ialah permainan sebuah oleh terts atas pada biola pertama. Motif
instrumen secara tunggal, yang pada musik kedua tersusun dari tigabelas nada, dan
Barok biasanya hanya diiringi oleh bass motif ketiga terdiri dari 14 nada.
berjalan (basso continuo) yang selalu tampil
dari awal hingga akhir.
Pada musik Barok, saat solo dan
continuo memasuki bagiannya, semua
instrumen selain keduanya tidak bermain,
atau lazim diistilahkan dengan tacet. Pada
komposisi K. 313 ini pergantian solo dan
Tutti tersusun dari delapan bagian yang
Notasi 2: Pengembangan motif pada transisi
ditandai dengan urutan abjad huruf kapital
dari A hingga G yangtercetak pada skor. Ketiga motif di atas (lihat Notasi 2)
Bagian pertama dimainkan secara Tutti. berasal dari motif dasar yang dikembangkan
Sebagai introduksi maka bagian ini tidak dari pola sederhana menjadi motif yang
diberi symbol abjad. mengantarkan pada tema kedua atau tema
sub ordinat. Tema kedua kemudian diolah
Eksposisi
dalam kunci D mayor. Kunci tersebut berada
Pada bagian eksposisi (bir. 1-90), peranan pada posisi dominan dari kunci tema
dibagi di antara orkes dan solis, yaitu pertama, yaitu G mayor. Pada ilustrasi
putaran pertama oleh orkestra sepanjang 30 tersebut tampak bahwa karakteristik motif-
birama kemudian oleh solis pada putaran motif tersebut ditandai oleh pengelompokan
kedua pada 30 birama berikutnya. Putaran nada.
kedua mengarah pada kunci jauh, yaitu A Motif pertama terdiri dari empat nada
mayor, pada birama 60. Untuk selanjutnya seperenambelas dan satu not seperdelapan
ialah terdapat elaborasi yang menonjolkan pada biola. Motif ini diulang pada oktaf
keseimbangan solis dan Tutti yang akhirnya rendah oleh biola kedua yang dilapis oleh
mengantarkan pada dominan D mayor. interval 10 di atasnya pada biola pertama.
64 ] Andre Indrawan: Bentuk Sonata Konserto Ritornello Klasik

Motif kedua tersusun dari 12 nada


seperenambelas dan kemudian diakhiri
sebuah nada seperempat. Sedangkan motif
keempat tersusun dari 14 nada
seperenambelas.

Notasi 4: Material penutup

Kontribusi cello dan contra bass pada


material penutup di atas di samping
Notasi 3: Periode tema sub ordinat berfungsi untuk mempertegas penyelesaian
material ini, juga sebagai pengantar pada
Tema kedua di atas terdiri dari satu bagian Kodeta. Material berikutnya adalah
periode reguler sepanjang delapan birama. Koda kecil (codetta) yang diisi dengan
Frase konsekuen dari tema tersebut permainan rangkaian kadens sempurna
menggiring kembali melodi ke posisi kunci pada posisi dominan (birama 27-28). Durasi
menuju kunci asal dalam G mayor. Begitu pengolahan kadens tersebut setelah itu
tema kedua berakhir langsung disusul oleh dipersempit, atau secara horizontal, dari satu
sebuah frase material penutup sepanjang birama menjadi setengah birama (bir. 29-30),
delapan birama yang merupakan kombinasi guna mempertegas kadens sempurna: V-I,
dua frase yang identik yang tampil dalam bentuk arpeggio (akor
Penyajian material yang pertama pecah):
dibawakan secara trio dengan melodi pokok
pada biola pertama dalam nada seperempat.
Melodi tersebut diiringi oleh isian motif-
motif hiasan nada seperenambelas pada
biola kedua, dan perjalanan motif alur
ostinato pada biola alto. Pada frase
konsekuen, melodi pada biola diiringi oleh
penerapan jenis kontrapung satu lawan
empat pada biola kedua yang dilengkapi
oleh kehadiran alur bass pada cello dan
kontra bass.

Notasi 5: Kodeta yang terdiri dari pengulangan

Rangkaian unit-unit tersebut di atas,


mulai dari pameran tema pertama hingga
: Jurnal Pengkajian, Penyajian dan Penciptaan Musik Vol. 7, No. 2, Oktober 2019 [ 65

material penutup, di ulang dan peran


berpindah ke solis flute. Untuk selanjutnya
ulangan Eksposisi ditandai dengan giliran
awal pengelompokkan distribusi solo dan
Tutti yang ditandai kode huruf Kapital
pertama, A, dimulai dengan solo oleh flute.

Notasi 7: Ritornello medial pada permulaan


Developmen
Notasi 6: Pengulangan tema pokok sebagai
ritornello pembuka pada eksposisi kedua oleh Model developmen pada karya ini
solis Flute. mengandalkan perubahan kunci. Secara
tematik memiliki indikasi yang sama dengan
Mulainya pengabjadan Tutti dan solo tema pertama sehingga bagi pendengar yang
pada solis flute menunjukkan bahwa terbiasa dengan bentuk sonata klasik
eksposisi pertama yang dibawakan secara mungkin akan terhambat mengidentifikasi
Tutti adalah sebagai tipologi introduksi posisi development, baik secara auditif
konserto klasik. Pada skor orkes yang maupun visual. Pada komposisi konserto
diperoleh dari situs domain publik IMPSLP, dengan gaya ritornello, pendengar ataupun
dari edisi Ernst Rudorff (1840-1916) yang analis tidak perlu mencari perubahan yang
berasal dari WAMP Serie XII terbitan ekstrim sebagaimana terdapat pada
Breitkopf & Hartel di Leipzig, pada tahun umumnya development bentuk sonata.
1881, pembagian alfabetis tersebut tidak ada Sebaliknya mereka perlu memperhatikan
(Rudorff, 1881). Namun demikian pada edisi karakteristik melodi tema utama dan juga
Salinan ulang oleh Pabloeljirafa (28 Agustus memperhatikan perubahan kunci, atau nada
2014) pembagian tersebut tercantum. dasar, pada kemunculan tema tersebut
(Pabloeljirafa, 2014). setelah tema pokok.

Developmen Rekapitulasi
Bagian developmen (bir. 91-149) pada Bagian rekapitulasi (bir. 149-219)
konserto Mozart awal, seperti pada karya ini, mengulang tema ritornello, atau tema utama,
disebut sebagai Ritornello Medial. Bagian dalam nada dasar G mayor, namun setelah
Development berlangsung singkat yaitu motif transisi langsung disusul oleh tema
selama 58 birama, mulai dari birama ke-91, subordinat. Ekstrak berikut ini ialah
atau mulai dari huruf D, yaitu merupakan permulaan bagian Rekapitulasi pada birama
bagian Tutti. Developmen Mulai dari 149 berikut ini.
penyajian tema dalam dominan, yang
kemudian kemudian disusul dua putaran
kwint, yang nmengantarkan pada kunci G
mayor, saat memasuki rekapitulasi.
Developmen berakhir pada birama 149, saat
memasuki rekapitulasi pada huruf F. Notasi 8: Frase antiseden tema pokok oleh
kelompok biola secara Tutti pada rekapitulasi
66 ] Andre Indrawan: Bentuk Sonata Konserto Ritornello Klasik

Perbedaannya dengan bagian eksposisi


ialah, jika pada eksposisi tema dimainkan
oleh kelompok instrumen, atau melulu oleh
solis, maka pada bagian rekapitulasi
Diagram 10: Garis besar bentuk sonata pada
penyajian periode dibagi dua, frase pertama
karya Mozart Ritornello in G untuk Flute
oleh orkes (lihat frase 149-52) dan frase kedua
berpindah, atau dimainkan, oleh solis (lihat Penandaan awal dengan huruf A tidak
bir. 153-152) . dari eksposisi yang pertama melainkan pada
Tidak sama dengan eksposisi, bagian eksposisi yang kedua, saat flute mulai
rekapitulasi hanya berlangsung secara berperan sebagai solo. Dari diagram bentuk
normatif selama 30 birama. Namun demikian di atas tampak bahwa ketiga bagian utama
durasi tersebut sudah termasuk satu birama dari gerakan yang pertama ini mewakili
Cadenza yang diserahkan sepenuhnya keberadaan ketiga sesi ritornello. Tema
kepada solis. Pada Cadenza solis pertama (A) pada eksposisi berfungsi sebagai
mengembangkan tema pokok secara bebas ritornello pembuka, kehadiran kembali tema
dengan durasi yang tidak ditetapkan. dalam dominan pada bagian Developmen
Cadenza diakhiri oleh permainan triller, atau (huruf D) sebagai ritornello medial, dan
repetisi dua nada bertetangga yang kembalinya tema dalam tonika pada
mengantarkan pada masuknya seksi Rekapitulasi (huruf F) sebagai ritornello
penutup, atau Coda, pada kunci asal, yaitu G penutup.
mayor.
PENUTUP
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa
gerakan pertama dari Ritornello in G major
for Flute, yaitu Allegro maestoso tersusun dari
bentuk sonata. Pada bentuk ini bagian
eksposisinya terdiri dari dua kelompok tema,
atau disebut “eskposisi ganda.” Pada bagian
development tema ini bertransformasi dari G
mayor ke D mayor. Kedua kelompok tema
tersebut kemudian kembali dalam G mayor
Notasi 9: Perpindahan frase konsekuen tema pada bagian rekapitulasi. Tema pokok dan
pokok rekapitulasi pada flute sebagai solo.
transposisinya, baik pada developmen
maupun rekaiptulasi, terrangkai dari pola-
Hasil Pengamatan
pola ritornello. Eksplorasi elaborasi motif-
Sesuai dengan tinjauan teoretis
motif pada keseluruhan karya ini seluruhnya
gerakan pembuka konserto ritornello Mozart,
dikembangkan dari motif-motif bagian
karya K. 131 ini memiliki 8 seksi yang
eksposisi.
menunjukkan pergantian peran Tutti dan
solo. Pergantian tersebut ditandai dengan
REFERENSI
abjad huruf capital, yaitu A, B, C, D, E, F, G,
Aulia, M. H., & Indrawan, A. (2019).
dan H. Gerakan pertama ini memiliki dua
Penerapan Sistem Komposisi Serial
eksposisi, yang pertama dibawakan secara
Pada “El Polifemo de Oro” untuk Gitar
Tutti oleh orkes, sebagai introduksi panjang,
Karya Reginald Smith Brindle (1917-
yang kedua dibawakan oleh solis flute.
2003). Promusika: Jurnal Penmgkajian,
Penyajian, dan Penciptaan Musik, 7(1), 48–
: Jurnal Pengkajian, Penyajian dan Penciptaan Musik Vol. 7, No. 2, Oktober 2019 [ 67

58. Penyajian, Dan Penciptaan Musik, 6(1),


https://doi.org/10.24821/promusika.v7i1 31–40.
.3168 https://doi.org/10.24821/promusika.v6i1
C. Van Ness, E. (2017). Performance as a .1825
Research Instrument: An Example from Pabloeljirafa. (2014). Flute Concerto in G
the Western European Baroque. major, K.313/285c (Mozart, Wolfgang
Promusika: Jurnal Penmgkajian, Penyajian, Amadeus) (Pabloeljirafa, Ed.). Retrieved
dan Penciptaan Musik, 5(2), 68–76. from
https://doi.org/10.24821/promusika.v5i2 https://imslp.org/wiki/Flute_Concerto_i
.2288 n_G_major,_K.313/285c_(Mozart,_Wolf
Feldman, M. (1996). Staging the Virtuoso: gang_Amadeus)
Ritornello Procedure in Mozart, from Rudorff, E. (1881). Concerte für ein
Aria to Concerto. In N. Zaslaw (Ed.), Blasinstrument mit Orchester, Bd.2,
Mozart’s Piano Concertos: Text, Context, No.13. In E. Rudorff (Ed.), Wolfgang
and Interpretation (pp. 149–186). USA: Amadeus Mozarts Werke, Serie XII (pp.
The University of Michigan Press. 73–103). Leipzig: Breitkopf & Härtel.
Hutchings, A. (2002). Concerto. In Stanley Sagaf, F. A. (2018). Analisis Bentuk Musik
Sadie (Ed.), The New Grove Dictionary of atas Kesenian Laras Madya dan
Music and Musicians Vol. 6 (p. 240). Resistensinya dalam Budaya Jawa.
London: Grove’s Dictionaries. Promusika: Jurnal Penmgkajian, Penyajian,
Indrawan, A., & Kustap. (2014). Perancangan dan Penciptaan Musik, 4(1), 1–12.
Adaptasi Repertoar Konserto Untuk https://doi.org/10.24821/promusika.v4i1
Ensambel Gitar Klasik Sebagai Upaya .2267
Pengembangan Proses Pembelajaran Tovey, D. F. (1936). Normality and Freedom in
Matakuliah Ensambel Pada Program Music. Oxford: Vladerson Press.
Sarjana Seni. (laporan penelitian) Wahyudi, W., & Prasetiyo, A. (2015). Proses
Yogyakartra: Lembaga Penelitian ISI Penyajian Kolaborasi Angklung dan
Yogyakarta Orkestra pada Aransemen Lagu
Indrawan, A., & Kustap. (2015). Adaptasi Radetzky March Di SD Budi Mulia Dua
Konserto pada Ensambel Gitar sebagai Yogyakarta. Promusika: Jurnal
Upaya Pengayaan Bahan Ajar Penmgkajian, Penyajian, dan Penciptaan
Matakuliah Ensambel. Reital: Jurnal Seni Musik, 3(2), 129–136.
Pertunjukan, 16(2), 95–103. https://doi.org/10.24821/promusika.v3i2
Keefe, S. P. (2005). The Cambridge Companion .1699
to the Concerto. UK: Cambridge Watanabe, R. T. (1967). Introduction to music
University Press. research. London: Prentice-Hall.
Leeson, D. N., & Levin, R. D. (1977). On the Webster, J. (1996). Are Mozart’s Concertos
Authenticity od K. Anh. C14.01 (297b): a Dramatic?: Concerto Ritornello versus
Symphonia Concertante for Four Winds Aria Introduction in the 1780. In N.
and Orchestra. Mozart Jahrbuch (MJb) Zaslaw (Ed.), Mozart’s Piano Concertos:
1976-1977, 70–96. Text, Context, and Interpretation. Ann
Narselina, P. M. (2019). Analisis Bentuk Abror: University of Michigan Press.
Musikal dan Struktur Lagu Tanah Airku
Karya Ibu Soed Aransemen Joko
Suprayitno untuk Duet Vokal dan
Orkestra. Promusika: Jurnal Pengkajian,

Anda mungkin juga menyukai