Andre Indrawan
Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Jl. Parangtritis Km 6,5 Panggungharjo, Bantul, Yogyakarta
indrawan_andre@isi.ac.id
Abstract
This study analyzes the musical structure of classical ritornello of Mozart’s Concerto in G for Flute, K.131. Problem that is
discussed here is where the changing spots of sonata form’s main sections happened in this Mozart work? The purpose is to
gain an understanding of the application of sonata form in early ritornello classical concerto. To achieve the goal this study
utilizes the theoretic-analytical method. Analitically, subject is reconstructed into parts to understand their relationship that
leads into its formal unity as a compositional work. Theoretically, analysis findings are confirmed to theories of musical forms.
Through this theoretic-analytical method this study concludes that even though composed in ritornello style this work applies
the standard sonata Allegro form.
Abstrak
Kajian ini menganalisis bentuk musik konserto ritornello klasik dari Concerto in G for Flute, K.131, karya W.A.
Mozart. Permasalahan yang dibahas ialah di manakah titik-titik perubahan seksi-seksi utama bentuk sonata yang
terjadi pada karya Mozart ini? Tujuan kajian ini ialah untuk memperoleh pengetahuan mengenai penerapan bentuk
sonata pada konserto klasik awal yang bergaya ritornello. Guna mencapai tujuan tersebut kajian ini menerapkan
metode analitikal-teoretis. Secara analitikal, karya ini didekonstruksi ke dalam bagian-bagian guna memahami
keterkaitan bagian-bagian tersebut yang membawa pada suatu kesatuan bentuk sebagai sebuah karya. Secara
teoretik temuan dari analisis ini dikonfirmasikan pada teori-teori bentuk musik yang relevan. Melalui metode
analitikal-teoretis tersebut kajian ini menyimpulkan bahwa walaupun terbingkai oleh gaya ritornello, karya ini
menggunakan bentuk sonata Allegro standar.
resital terbuka umumnya peserta ujian hanya merupakan perkembangan dari musik
menggunakan versi reduksi piano sebagai Santiswaran yang berasal dari masa
alternatif. Penyajian karya ini dengan versi Pakubuwono X (1893-1930) di Kasunanan
aslinya, yaitu orkes kamar, belum pernah Surakarta. Sementara itu Narselina (2019)
dilakukan di lingkungan sivitas akademika juga melakukan analisis bentuk musik
Jurusan Musik, baik untuk program ujian namun bukan pada musik klasik melainkan
maupun konser. lagu Tanah Airku karya Ibu Soed aransemen
Dalam konteks penelitian ini Joko Suprayitno untuk Orkestra dan Duet
pengetahuan tentang susunan struktur Vokal. Sementara itu studi analisis yang
komposisi konserto K. 131 ini perlu langsung terhadap musik klasik adalah oleh
dipahami, baik oleh dosen sebagai perancang Edward C. Van Ness, dosen Akademi Musik
bahan ajar dan instruktur uji coba hasil Indonesia (pendahulu Jurusan Musik ISI
perancangan maupun mahasiswa sebagai Yogyakarta). Ia melakukan kajian terhadap
pelaksananya akan yang membawakan hasil penyajian musik Barok berdasarkan
perancangan ini. Pada umumnya bagian pengalaman konsernya (C. Van Ness, 2017).
pertama konserto Klasik dan Romantik Contoh terakhir ialah Aulia & Indrawan
menggunakan bentuk yang dikembangkan (2019) yang melakukan analisis penerapan
dari bentuk sonata-allegro. Dalam mata kuliah teori serialisme dalam komposisi musik
Teori Bentuk Musik para mahasiswa terhadap musik kontemporer untuk gitar
program Sarjana tentunya telah mempelajari klasik karya komposer Reginald Smith
teori-teori tentang bentuk sonata tersebut. Brindle (1917-2003).
Namun jika dihadapkan pada karya ini Kajian-kajian para sarjana musik
sebagian dari mereka boleh jadi akan pribumi tersebut, kecuali salah satunya dari
mendapatkan kesulitan dalam melakukan Amerika, dilakukan di kampus Jurusan
identifikasi penerapan bentuk sonata. Hal Musik FSP ISI Yogakarta. Walaupun
tersebut diakibatkan oleh rancang bangun semuanya adalah tidak terlepas dari studi
komposisi konserto ini yang menggunakan analisis bentuk musik namun sebagian besar
pola Ritornello, suatu gaya komposisi yang subjeknya terkait dengan musik non klasik,
berasal dari tradisi Barok. atau musik klasik dalam konteks Indonesia.
Kajian analisis mengenai karya musik Oleh karena itu tidak perlu diragukan bahwa
klasik, khususnya repertoar konserto yang kajian yang dipaparkan dalam artikel ini,
menggunakan gaya ritornello, masih sangat yaitu mengenai karakteristik bentuk musik
jarang. Walaupun demikian studi analisis konserto Klasik, khususnya yang mengkaji
bentuk musik di Jurusan Musik FSP ISI tipe ritornello sebagai pengaruh Barok, sangat
Yogyakarta bukannya tidak ada sama sekali. jarang dilakukan di Indonesia, jika tidak bisa
Sebagai contoh ialah Wahyudi & Prasetiyo dikatakan belum pernah sama sekali.
(2015) yang melakukan analisis terhadap Sehubungan dengan itu permasalahan yang
penyajian musik klasik. Namun demikian dibahas dalam kajian ini ialah:
yang dikaji bukan antara orkestra dengan Bagaimanakah penerapan bentuk sonata
solis seperti sebagaimana lazimnya dalam pada gerakan pertama konserto K. 131 karya
konserto melainkan dengan perangkat alat W.A. Mozart tersebut? Dengan demikian
musik tradisional angklung sebagai bentuk tujuan analisis ini ialah untuk mengetahui di
inoivasi perancangan musik. Kajian analisis mana saja kah titik-titik perubahan seksi-
musik bahkan dilakukan terhadap vocal seksi utama bentuk sonata yang terjadi pada
grup trdisional di Jawa juga oleh Sagaf, karya W.A. Mozart ini.
(2018). Ia mengkaji musik Laras Madya yang
60 ] Andre Indrawan: Bentuk Sonata Konserto Ritornello Klasik
Unit yang kedua ialah bagian solo dominan untuk solois walaupun material
pertama, yang mengulangi tema pertama, baru yang ditampilkan, pertama oleh
diikuti oleh perkembangan seksi orkestral orkestra, dan kemudian oleh solois di
yang menegaskan posisi tonalitas. Penegasan ritornello medial (Hutchings, 2002).
tersebut terjadi melalui modulasi ke
dominan dengan material baru dari solois. Analisis Gerakan Pertama
Pada saat ini terdapat permainan dengan Gerakan pertama Ritornello in G for Flute, K.
posisi kunci yang stabil yang diikuti oleh 131, ciptaan Wolfgang Amadeus Mozart,
kelompok sekunder dan perpanjangan memiliki durasi 219 birama, dalam tempo
bagian ini menuju ke kadens sempurna Allegro maestoso. Allegro masuk dalam
dalam dominan dan koda. kategori cepat, sedangkan maestoso
Unit ketiga ialah bagian ritornello bermakna anggun. Standar kecepatan Allegro
pertengahan, atau medial. Biasanya adalah 120 beat per minute (bpm), atau
didasarkan atas salah satu dari bagian- ketukan per menit.
bagian forte pada ritornello pembukaan. Dalam penyajian musik umumnya
Unit keempat ialah sebuah bagian yang ukuran tempo tersebut tidak diterapkan
menyerupai bagian developmen pada secara akurat melainkan sedikit lebih lambat
sonata, yang mewakili bagian pertama pada namun masih di atas 100 bpm. Khususnya
solo kedua. Bagian ini biasanya termasuk ke pada karya ini, karena terdapat label maestoso
dalam dua bagian, pertama adalah suatu maka dalam rangka menampilkan kesan
yang mengarah ke kunci yang seringkali anggun umumnya tempo dibawakan kurang
pada kunci relatif minor; kedua, puncaknya dari 120 bpm.
terjadi pada bagian re-transisi dalam kunci Prinsip pokok yang berkembang sejak
tonik. masa Renaisans pada rangkaian dua lagu
Unit kelima merupakan suatu bentuk atau tarian berpasangan, di antaranya adalah
rekapitulasi yang menggabungkan bagian perbedaan tempo cepat dan lambat. Pada
kedua dengan solo kedua. Sebagian besar komposisi tiga gerakan seperti sonata atau
dari proses ini mengikuti solo pertama konserto, pada prinsipnya adalah
namun mengabaikan modulasi. menampilkan suatu efek kontras cepat-
Unit keenam ialah ritornello penutup lambat-cepat.
yang menggunakan material dari seksi Dalam penerapannya penyajian karya
ritornello pertengahan yang diselingi oleh ini diperkirakan akan menggunakan
Cadenza, atau permainan improisasi bebas kecepatan 100 bpm. Komposisi ini tersusun
oleh solis. dalam irama quadruple, atau tepatnya irama
Detail-detail spesifik tematik dan 4/4, yaitu setiap biramanya memiliki empat
pengaturan unit-unit tersebut bervariasi dari ketukan dasar yang masing-masing bernilai
karya satu ke karya lain. Bahakan beberapa nada seperempat. Total birama pada lagu ini
prinsip dasar konstruksi merupakan subjek ialah 219. Dengan masing-masing 4 beat
untuk perubahan berkala. Sebagai contoh maka total ketukannya ialah 876 beat. Berarti
ialah ritornello pembukaan pada Konserto durasi gerakan ini ialah 876 beat dibagi 100
K.449 yang memiliki modulasi, pertama ke bpm berarti sama dengan 8,76 menit.
relatif minor dan kemudian ke dominan Gerakan pertama adalah bentuk sonata
dengan perbedaan material sekunder yang dengan susunan tema ritornello dan dengan
disajikan secara unik. Pada Konserto K. 488 pergantian peran Tutti dan solo. Bentuk
solo pertama secara tematis identik dengan sonata dikembangkan dari bentuk lagu tiga
pola ritornello pembukaan dan tidak bagian (ternary form) dengan bagian
termasuk ke dalam tema baru dalam ketiganya sebagai pengulangan bagian
: Jurnal Pengkajian, Penyajian dan Penciptaan Musik Vol. 7, No. 2, Oktober 2019 [ 63
pertama, atau dengan pola A-BA’. Pada Karya ini dibuka langsung oleh sebuah
bentuk sonata, ketiga bagian tersebut tema pokok yang dibawakan oleh kelompok
dikembangkan menjadi: (1) Eksposisi, (2) biola pertama sepanjang satu periode yang
Developmen, dan (3) Rekapitulasi. terdiri dari dua frase. Semi frase pertama
Ritornello adalah istilah Italia yang pada konsekuen dibawakan satu oktaf lebih
dalam Bahasa Inggris berarti: little return rendah dari antiseden.
(kepulangan ringan), yang lazim diterapkan
sebagai suatu pola kalimat (dalam
pengertian passage) yang selalu kembali
dalam orkestra Barok. Ritornello juga dapat
diartikan dalam Bahasa Inggris sebagai
Notasi 1: Tema pokok sebagai ritornello pembuka
chorus. Sebagaimana orkestra Barok yang
dikenal dengan istilah Konserto, Konserto Tema pokok kemudian disusul oleh
Klasik K. 131 Mozart yang menggunakan kelompok tema transisi yang tersusun dari
ritornello ini juga menerapkan tradisi tiga motif. Motif pertama terdiri dari lima
pergantian tutti dan solo. Bagian tutti adalah nada seperenambelasan pada biola pertama
suatu pola (passage) yang dimainkan oleh yang kemudian diulang oleh biola kedua
seluruh alur suara atau instrumen secara pada satu oktaf lebih rendah dengan dilapis
bersama-sama. Solo ialah permainan sebuah oleh terts atas pada biola pertama. Motif
instrumen secara tunggal, yang pada musik kedua tersusun dari tigabelas nada, dan
Barok biasanya hanya diiringi oleh bass motif ketiga terdiri dari 14 nada.
berjalan (basso continuo) yang selalu tampil
dari awal hingga akhir.
Pada musik Barok, saat solo dan
continuo memasuki bagiannya, semua
instrumen selain keduanya tidak bermain,
atau lazim diistilahkan dengan tacet. Pada
komposisi K. 313 ini pergantian solo dan
Tutti tersusun dari delapan bagian yang
Notasi 2: Pengembangan motif pada transisi
ditandai dengan urutan abjad huruf kapital
dari A hingga G yangtercetak pada skor. Ketiga motif di atas (lihat Notasi 2)
Bagian pertama dimainkan secara Tutti. berasal dari motif dasar yang dikembangkan
Sebagai introduksi maka bagian ini tidak dari pola sederhana menjadi motif yang
diberi symbol abjad. mengantarkan pada tema kedua atau tema
sub ordinat. Tema kedua kemudian diolah
Eksposisi
dalam kunci D mayor. Kunci tersebut berada
Pada bagian eksposisi (bir. 1-90), peranan pada posisi dominan dari kunci tema
dibagi di antara orkes dan solis, yaitu pertama, yaitu G mayor. Pada ilustrasi
putaran pertama oleh orkestra sepanjang 30 tersebut tampak bahwa karakteristik motif-
birama kemudian oleh solis pada putaran motif tersebut ditandai oleh pengelompokan
kedua pada 30 birama berikutnya. Putaran nada.
kedua mengarah pada kunci jauh, yaitu A Motif pertama terdiri dari empat nada
mayor, pada birama 60. Untuk selanjutnya seperenambelas dan satu not seperdelapan
ialah terdapat elaborasi yang menonjolkan pada biola. Motif ini diulang pada oktaf
keseimbangan solis dan Tutti yang akhirnya rendah oleh biola kedua yang dilapis oleh
mengantarkan pada dominan D mayor. interval 10 di atasnya pada biola pertama.
64 ] Andre Indrawan: Bentuk Sonata Konserto Ritornello Klasik
Developmen Rekapitulasi
Bagian developmen (bir. 91-149) pada Bagian rekapitulasi (bir. 149-219)
konserto Mozart awal, seperti pada karya ini, mengulang tema ritornello, atau tema utama,
disebut sebagai Ritornello Medial. Bagian dalam nada dasar G mayor, namun setelah
Development berlangsung singkat yaitu motif transisi langsung disusul oleh tema
selama 58 birama, mulai dari birama ke-91, subordinat. Ekstrak berikut ini ialah
atau mulai dari huruf D, yaitu merupakan permulaan bagian Rekapitulasi pada birama
bagian Tutti. Developmen Mulai dari 149 berikut ini.
penyajian tema dalam dominan, yang
kemudian kemudian disusul dua putaran
kwint, yang nmengantarkan pada kunci G
mayor, saat memasuki rekapitulasi.
Developmen berakhir pada birama 149, saat
memasuki rekapitulasi pada huruf F. Notasi 8: Frase antiseden tema pokok oleh
kelompok biola secara Tutti pada rekapitulasi
66 ] Andre Indrawan: Bentuk Sonata Konserto Ritornello Klasik