1
Daftar Isi
Chapter 1 Pendahuluan
Chapter 3 Penutup
Saran …………………………………………………………………….. 16
Referensi …………………………………………………………………………. 17
2
Daftar Gambar
Gambar 1.4 Bagian pada Poros Transmisi Primer dan Sekunder ………………. 7
Gambar 1.5 Spesifikasi dari Buku Panduan Reparasi Honda Astrea Supra …….. 8
Gambar 2.4 Diagram Persebaran Gaya, Diagram Shear, dan Diagram Momen … 15
3
Chapter 1
Pendahuluan
Transmisi adalah sebuah sistem yang ada dalam mesin yang berfungsi
untuk konversi torsi dan kecepatan (putaran) dari mesin menjadi torsi dan
ini mengubah kecepatan putar yang tinggi menjadi lebih rendah tetapi lebih
satu bagian penting pada mesin yang dianalisa adalah pada bagian transmisi,
mulai dari kekuatan transmisi, putarannya, beban yang ditopang oleh transmisi
itu sendiri, atau lebih simplenya yang berkaitan dengan ilmu Elemen Mesin.
Elemen Mesin sendiri merupakan suatu ilmu yang harus dipahami oleh
mahasiswa yang mengambil Jurusan Teknik Mesin karena ilmu ini sangat
ilmu Elemen Mesin, contohnya dalam analisa poros pada suatu transmisi.
Dengan melihat kondisi Indonesia saat ini yang sedang darurat engineer tentu
4
1.2 Deskripsi perancangan
shaft atau sering disebut poros sekunder pada sistem transmisi motor Honda
konversi torsi dan kecepatan (putaran) dari mesin menjadi torsi dan kecepatan
mengubah kecepatan putar yang tinggi menjadi lebih rendah tetapi lebih
yaitu poros transmisi primer dan poros transmisi sekunder. Poros transmisi
Pada proyek kali ini yang akan dianalisa adalah poros transmisi
sekunder, yaitu ketika motor sedang melaju saat transmisi pada gear 3, sehingga
yang bekerja hanya gear 3 saja. Dengan data yang didapat melalui pengukuran
secara langsung menggunakan jangka sorong pada poros yang akan dianalisa,
didapat data diameter gear 1 sebesar 57,7 mm dan lebar 13,3 mm. Diameter
pada gear 2 sebesar 49,3 mm dan lebar 9 mm. Diameter gear 3 sebesar 42,5
mm. Diameter gear 4 sebesar 37,7 mm dan lebar 9 mm. Sedangkan anjang poros
5
Gambar 1.1 Transmisi Sekunder Honda Astrea Supra
121mm
Gambar 1.3 Sketsa Poros Sekunder Honda Astrea Supra
6
Berikut adalah gambar per part dari transmisi motor Honda Astrea
Didapat juga data spesifikasi mesin motor Honda Astrea Supra yang
didapatkan dari Buku Panduan Reparasi Astrea Supra didapatkan data sebagai
berikut; diameter bearing 1 sebesar 32 mm, lebar bearing 1 sebesar 11,6 mm,
diameter bearing 2 sebesar 40 mm, lebar bearing 2 sebesar 11,6 mm, reduksi
awal 4,058, reduksi gear 3 sebesar 1,238, power engine maksimal sebesar 7,5
hp saat 8000 rpm, dengan pressure angle both gears sebesar 20 derajat.
7
Gambar 1.5 Spesifikasi dari Buku Panduan Reparasi Honda Astrea Supra
dalam hal torsi yang dihasilkan, persebaran gaya dan momen pada
poros
8
1.4 Dasar teori dan perhitungan
Keterangan :
T = torsI
hp = Daya
𝑇
𝐹=
𝑟
Keterangan
T : Torsi
W=mxg
Keterangan
m = Masa benda
∑𝐹 = 0
∑M=0
9
Untuk melakukan analisa poros saya melakukan asumsi bahwa massa
gear 1 sebesar 1kg, massa gear 2 sebesar 0,75kg, massa gear 3 sebesar 0,5kg
dan massa gear 4 sebesar 0,25 kg. Massa poros dan bearing diabaikan, dimensi
derajat
Susunan dari laporan ini terdiri dari Bab I, bab II, dan Bab III.
Susunan Laporan.
2. Bab II Perhitungan dan analisa terdiri dari free body diagram dan
perhitungan.
3. Bab III Penutup, terdiri dari Kesimpulan perhitungan dan analisa, dan Saran.
10
Chapter 2
F3N B2V
F3T
B2H
B1H
W1
W2
W3
W4
B1V
12,5mm
17,35mm
32,5mm
17,65mm
13mm
11
Gambar 2.1 Perhitungan
12
Gambar 2.2 Perhitungan
13
Gambar 2.3 Perhitungan
14
2.2 Diagram Persebaran Gaya, Diagram Shear, dan Diagram
Momen
Gambar 2.4 Diagram Persebaran Gaya, Diagram Shear, dan Diagram Momen
15
Chapter 3
Penutup
Dari hasil perhitungan dan analisa pada poros transmisi sekunder Honda
Astrea Supra pada saat motor bergerak pada gear 3 didapatkan kesimpulan bahwa :
gaya aksi yang diakibatkan oleh persinggungan gear 3 transmisi primer dan
sekunder adalah gaya tangensial sebesar 1,577 kN dan gaya normal sebesar 0,5739 kN.
Didapatkan juga beban pada tiap gear, yaitu gear 1 sebesar 9,8 N, gear 2 sebesar 7,35
N, gear 3 sebesar 4,9 N, gear 4 sebesar 2,45 N. Didapat juga B1H sebesar 1,057 kN,
B2H sebesar 0,52 kN, B1V sebesar 0,583 kN, B2V sebesar 0,0154 kN.
3.2 Saran
2.
16
Referensi
Deutschman, Aaron D. 2003. Machine Design :Theory and Practice. New York.
17