Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

Disusun Oleh :

Nama : Annesia Cindy Kinanti


NPM : E1G016099
Prodi : Teknologi Industri Pertanian
Kelompok : 1 (Satu)
Hari / Jam : Jumat / 14.00 – 16.00 Wib.
Tanggal :20 Oktober 2017
Ko-Ass : 1. Monica Simanjuntak
2. Rima Sianburi
Dosen :1. Dra. Devi Silsia, M. Si
2. Hasan B Daulay, Drs., Ms
3. Syafnil,Drs.,M.Si
Objek Praktikum :UJI KELARUTAN DAN
PENGENDAPAN PROTEIN

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2017
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Protein adalah sekelompok senyawa organik yang nyaris
keseluruhannya terdiri atas karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen.Protein
biasanya suatu polimer yang tersusun atas banyak subunit (monomer) yang
dikenal sebagai asam amino. Hampir setiap fungsi dinamik dalam makhluk
hidup bergantung pada protein. Beberapa protein mempercepat reaksi kimia,
sedangkan yang lain berperan dalam penyokongan struktural, penyimpanan,
transpor, komunikasi selular, pergerakan, serta pertahanan melawan zat asing.
Di sampingitu, hemoglobin dalam butir-butir darah merah atau eritrosit yang
berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru keseluruh bagian tubuh,
adalah salah satu jenis protein. Demikian pula zat-zat yang berperan untuk
melawan bakteri penyakit atau yang disebut antigen, juga suatu protein.
Dalam sebuah molekul protein rantai polipeptida memiliki satu
konformasi yang sudah tertentu pada suhu dan pH normal. Konformasi ini
disebut konformasi asli, sangat stabil sehingga memungkinkan protein biasa
diisolasi dalam konformasi aslinya itu. Dalam struktur protein, tulang rangka
dari rantai peptida terdiri dari sebuah seri bidang datar kaku yang dipisahkan
oleh gugus -CHR-. Struktur dari sebuah protein dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu ikatan peptida yang terletak pada satu bidang datar, rotasi sumbu
Cα-N dan rotasi Cα-C dan gugus –R yang berupa bagian dari asam amino
polar, polar tanpa muatan dan bermuatan negatif atau positif.

1.2 Tujuan Percobaan


1. Mengetahui daya larut protein terhadap pelarut tertentu.
2. Mengetahui pengaruh larutan garam konsentrasi tinggi terhadap sifat
kelarutan protein.
3. Mengetahui pengaruh logam berat dan asam organik terhadap sifat
kelarutan potein.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Protein merupakan makromolekul yang paling melimpah di dalam sel dan


menyusun lebih dari setengah berat kering pada semua organisme. Sebagai makro
molekul, protein merupakan senyawa organik yang mempunyai berat molekul
tinggi dan berkisar antara beberapa ribu sampai jutaan dan tersusun dari C, H, O
dan N serta unsur lainnya seperti S yang membentuk asam-asam amino. Semua
protein pada semua makhluk, dibangun oleh oleh susunan dasar yang sama, yaitu
20 macam asam amino baku yang molekulnya sendiri tidak mempunyai aktivitas
biologis sedang protein sebagai enzim dan hormon mempunyai fungsi khusus.
Disamping itu protein dapat berfungsi sebagai pembangun struktur, sumber
energi, penyangga racun, pengatur pH dan bahkan sebagai pembawa sifat turunan
dari generasi ke generasi (Patong, dkk., 2012).
Kata protein sebenarnya berasal dari kata Yunani yang berarti pertama yang
paling penting, asal dari kata protos. Protein terdiri dari bermacam-macam
golongan makromolekul heterogen. Walaupun demikian semuanya merupakan
turunan dari polipeptida dengan berat molekul yang tinggi, secara kimia dapat
dibedakan antara protein sederhana yang terdiri dari polipeptida dengan berat
molekkul yang tinggi (Sumardjo. 2006).
Dalam kehidupan protein memegang peranan yang penting pula. Proses kimia
dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu protein
berfungsi sebagai biokatalis .Disamping itu hemoglobin dalam butir-butir darah
merah atau eritrosit yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru
keseluruh bagian tubuh, adalah salah satu jenis protein.Demikian pula zat-zat
yang berperan untuk melawan bakteri penyakit atau yang disebut antigen, juga
suatu protein (Kuchel dan Ralston 2006).
Dalam ilmu Kimia, pencampuran atau penambahan suatu senyawa dengan
senyawa yang lain dikatakan bereaksi bila menunjukkan adanya tanda terjadinya
reaksi, yaitu: adanya perubahan warna, timbul gas, bau, perubahan suhu, dan
adanya endapan. Pencampuran yang tidak disertai dengan tanda demikian,
dikatakan tidak terjadi reaksi kimia. Ada beberapa reaksi khas dari protein yang
menunjukkan efek/tanda terjadinya reaksi kimia, yang berbeda-beda antara
pereaksi yang satu dengan pereaksi yang lainnya. Semisal reaksi uji protein
(albumin) dengan Biuret test yang menunjukkan perubahan warna, belum tentu
sama dengan pereaksi uji lainnya (Ariwulan, 2011).
Melalui reaksi hidrolisis protein telah didapatkan 20 macam asam amino yang
dibagi berdasarkan gugus R-nya, berikut dijabarkan penggolongan tersebut : asam
amino non-polar dengan gugus R yang hidrofobik, antara lain Alanin, Valin,
Leusin, Isoleusin, Prolin, Fenilalanin, Triptofan dan Metionin. Golongan kedua
yaitu asam amino polar tanpa muatan pada gugus R yang beranggotakan Lisin,
Serin, Treonin, Sistein, Tirosin, Asparagin dan Glutamin. Golongan ketiga yaitu
asam amino yang bermuatan positif pada gugus R dan golongan keempat yaitu
asam amino yang bermuatan negatif pada gugus R. Dari ke-20 asam amino yang
ada, dijumpai delapan macam asam amino esensial yaitu valin, leusin, Isoleusin,
metionin, Fenilalanin, Triptofan, Treonin, dan Lisin. Asam amino essensial ini
tidak bisa disintesis sendiri oleh tubuh manusia sehingga harus didapatkan dari
luar seperti makanan dan zat nutrisi lainnya (Pearce. 2009).
BAB III

METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


Alat Bahan
Tabung reaksi Larutan NaOH 40% Larutan Pb-asetat 5%
Rak tabung reaksi Larutan HCL 10 % Asam trikolroasetat
Pipet ukur Aquades 10%
Pipet tetes Larutan ( NH4)2SO4 Asam sulsosalisilat
jenuh 5%
Larutan HgCL2 5% Larutan MgSO4 5%
Larutan CuSO4 5% Larutan NaCL 5%
Larutan CaCL2 5 % Larutan BaCL2 5%
Albumin telur

3.2 Cara Kerja


A. Uji Kelarutan Protein
1. Menyediakan 5 tabung reaksi, masing-masing di isi dengan: aquades,
HCL 10 %, NaOH 40%, alkohol 96%, dan kloroform sebanyak 1 ml.
2. Menambahkan 2 ml albumin telur pada setiap tabung reaksi.
3. Mengocoklah dengan kuat, kemudian mengamati sifat kelarutannya.
B. Uji Pengendapan Protein Dengan Garam
1. Menyediakan 5 tabung reaksi masing-masing di isi dengan 2 ml
albumin telur.
2. Pada tabung 1, 2, 3, 4 dan 5 berturut turut tambahkan larutan NaCL.
5%, BaCL2 5%, CaCL2 5%, dan (NH4)2SO4 jenuh setetes demi stetes
sampai timbul endapan.
3. Selanjutnya tambahkan kembali larutan garam secara berlebihan.
4. Mengocoklah tabung reaksi tersebut, kemudian amati perubahan yang
terjadi.
C. Uji Endapan Protein Dengan Logam Dan Asam Organik
1. Menyediakan tabung reaksi masing masing di isi dengan 2 ml albumin
telur.
2. Pada tabung 1,2,3,4 dan 5 berturut turut tambahkan 10 tetes larutan
asam trikloroasetat 10%,asam sulsosilat 5%, CuSO4 5%, HgCL2 5%,
dan Pb-asetat 5%.
3. Mengocoklah tiap tabung dan amati perubahan yang terjadi.
D. Denaturasi
1. Menuangkan 3 ml albumin telur kedalam tabung reaksi.
2. Panaskan sampai mendidih selama beberapa menit dengan api kecil.
3. Mengamati apa yang terjadi.
BAB IV

HASIL PENGAMATAN

A. Uji Kelarutan Protein


Bahan Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3 Tabung 4 Tabung
5
Albumin telur 2 ml 2 ml 2 ml 2 ml 2 ml
Aquades 1 ml
HCL 10% 1 ml
NaOH 40% 1 ml
Alkohol 96% 1 ml
Klorofrom 1 ml
Kocok tabung reaksi dengan kuat
Hasil : Larut Larut Larut Larut
Larut / tidak
larut

B. Uji Pengendapan Protein Dengan Garam


Bahan Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3 Tabung 4 Tabung
5
Albumin telur 2 ml 2 ml 2 ml 2 ml 2 ml
NaCL 5% Berlebih
BaCL2 5% Berlebih
CaCL2 5% Berlebih
MgSO4 5% Berlebih
(NH4)2SO4 jnh Berlebih
Kocok tabung reaksi dengan kuat
Hasil: Endapan Ada Ada Ada Ada -
Banyak/sedikit sedikit sedikit endapan endapan
endapan endapan tetapi banyak
pada tetes tetapi sedikit pada tetes
ke-10 sedikit ke-30
C. Uji Pengendapan Protein dengan Logam dan Asam Organik
Bahan Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3 Tabung 4 Tabung 5

Albumin telur 2 ml 2 ml 2 ml 2 ml 2 ml
TCA 10% 10 tetes
As.Sulfosalisilat 10 tetes
CuCl4 5% 10 tetes
MgCl2 5% 10 tetes
Pb-asetat 5% 10 tetes
Kocok tabung reaksi dengan kuat
Hasil: Endapan - Ada Tidak ada Tidak ada Ada
Ada / Tidak endapan endapan endapan endapan

D. Denuturasi Protein
Bahan Uji dan Perlakuan Pengamatan
Albumin telur dipanaskan Albumin yang awalnya berwarna putih
bening setelah dipanaskan diatas api
kecil setelah beberapa menit terbentuk
endapan.
BAB V

PEMBAHASAN

Protein adalah sekelompok senyawa organik yang nyaris keseluruhannya


terdiri atas karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen. Pada percobaan pratikum kali
ini kami bukan hanya membahas protein tetapi juga menguji kelarutan dan
pengendapan protein yang bertujuan untuk mengetahui daya larut protein terhadap
pelarut tertentu, mengetahui pengaruh larutan garam konsentrasi tinggi terhadap
sifat kelarutan protein dan mengetahui pengaruh logam berat dan asam organik
terhadap sifat kelarutan protein.

Pada percobaan pratikum yang kami lakukan pada kelarutan protein yaitu
albumin telur dan ditambahkan aquades yaitu mengahasilkan larutan, sedangkan
albumin telur ditambah dengan HCL 10% menghasilkan larutan . Dan albumin
ditambahkan dengan NaOH 40% juga menghasilkan larutan. Tetapi albumin
ditambahkan dengan alkohol 96% tidak menghasilkan larutan.

Pada percobaan pratikum yang ke dua yaitu kami menguji pengendapan


protein dengan garam, yaitu albumin telur ditambah dengan lartan NaCl 5%,
BaCl2 5% CaCl2 5% MgSO4 5% dan (NH4)2SO4 jenuh sampai terbentuk endapan
dan selanjutnya larutan ditambah dengan larutan garam secara berlebih kemudian
di kocok dan hasilnya adalah albumin ditambah dengan NaCl 5% yaitu ada sedikit
endapan pada tetes ke-10 dan albumin ditambah dengan BaCl2 5% yaitu terdapat
sedikit endapan tetapi sedikit CaCl2 5% yaitu ada endapan tetapi sedikit dan
albumin telur di tambah dengan MgSO4 5% yaitu menghasilkan endapan yang
banyak pada tetes ke-30. Dan untuk albumin telur ditambah dengan (NH4)2SO4
jenuh kami tidak melakukan pengujian dikarnakan tidak adanya larutan.

Pada percobaan pratikum yang ke tiga kami menguji pengendapan protein


dengan logam dan asam organik yaitu dengan cara albumin telur ditambahkan
dengan 10 tetes larutan asam trikloroasetatl 10%, asam sulfosalisilat 5%, CuSO4
5%, HgCl2 5% dan Pb-asetat 5%. Dan menghasilkan pada albumin telur di
tambah dengan CuSO4 5% dan HgCl2 5% itu tidak ada endapan, dan pada
albumin telur ditambah dengan Pb-asetat 5% menghasilkan endapan dan pada
albumin telur ditambah dengan As.Sulfosalisilat menghasilkan adanya endapan.
Sedangkan untuk TCA 10% kami tidak mengujinya karena tidak adanya bahan.

Protein sangat peka terhadap pengaruh fisik dan kimia sehingga mudah
mengalami perubahan bentuk inilah yang disebut denaturasi. Pada percobaan
pratikum denaturasi protein pada telur yang di panaskan yaitu albumin telur yang
dipanaskan menghasilkan perubahan dari cair menjadi padat (menggumpal) dan
terbentuk endapan. Penyebab dari perubahan ini adalah suhu panas yang
dihasilkan oleh kompor penangas air.
BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

1. Daya larut protein di setiap larutan berbeda-beda tergantung dengan jernih


larutan dan konsentrasi larutan itu sendiri. Dan dikeranakan suatu protein
yang mempunyai kemampuan untuk mengikat dengan zat – zat asam.
2. Ketika konsentrasi garam pelarut semakin tinggi maka garam tersebut
semakin efektif dalam mengendapkan protein. Sifat ini dipengaruhi oleh
gugus yang mengikat protein tersebut yaitu gugus aldehid (-COOH) yang
bersifat asam dan gugus amina (-NH3) yang bersifat basa untuk
mengetahui pengaruh tersebut diketahui bahwa pengaruh penambahan
garam terhadap kelarutan protein tergantung pada konsentrasi dan jumlah
muatan ionnya.
3. Protein pada umunya tidak larut tehadap Asam Organik dan juga logam.
Dan juga megalami denaturasi
6.2 Saran

Sebaiknya pratikan bisa lebih tertib dalam melakukan pratikum agar


pada saat ko-ass menjelaskan apa yang akan dilakukan pada saat pratikum
dan seharusnya pratikan harus menggunakan waktu yang telah di siapkan itu
dengan sebaik-baiknya.
DAFTAR PUSTAKA

Ariwulan, R.R. Dyah Roro, 2011, Uji Reaksi Protein . Penerbit Erlangga : Jakarta

Kuchel, P. dan Ralston G. B., 2006, Biokimia Schaum’s Easy Outlines, Penerbit
Erlangga, Jakarta.

Patong, A.R., dkk., 2012, Biokimia Dasar, Lembah Harapan Press, Makassar.

Pearce Evelyn. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Yuliani Sri,
penerjemah. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Sumardjo Damin. 2006. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa


Kedokteran. Jakarta : Penerbit Buku Kedoktern EGC
JAWABAN PERTANYAAN

1. Jelaskan mengapa dengan penambahan garam berkonsentrasi tinggi dapat


mengurangi kelarutan protein sehingga protein mengendap?
Jawab :
Karena dengan semakin tinggi konsentrasi garam maka protein
akan semakin sukar larut hal ini diakibatkan larutan agaram semakin pekat
dan juga semakin lemah mengikat protein sehingga protein mengendap.
2. Pada percobaan manakah garamnya paling efektif dalam mengendapkan
proein? Mengapa.
Jawab :
Garam yang paling efektif adalah garam BaCl 5%. Karena jumlah
muatan ion di dalam garam ini lebih banyak.
3. jelaskan mengapa susu dan putih telur dapan menjadi antidotun pada
keracuna logam-logam berat.
Jawab :
Karena logam yang ditambahkan protein albumin akan
menyebabkan logam dan albumin itu mengendap sehingga racun dari
logam berat tadi akan mudah untuk keluar dari tubuh

Anda mungkin juga menyukai