Anda di halaman 1dari 20

TUGAS INDIVIDU

“RELASI REKURSIF 2.1 – 2.6”

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan


MATEMATIKA DISKRIT

Dosen Pengampu Mata Kuliah: Dr. Armiati, M.Pd

Nama : LISA LAILA RAFIDA


NIM : 17205019
Semeser :2
Kelas :C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
LISA LAILA RAFIDA_17205019_KELASC |

1. Misal an menyatakan banyaknya cara untuk menempatkan n obyek berbeda di


dalam 5 kotak. Tulis dan selesaikan relasi rekursif untuk an.
Penyelesaian:
Misalkan an menyatakan banyaknya cara menyusun n objek yang berbeda, maka
ada n cara meletakkan n objek pada urutan pertama di barisan. Dengan cara yang
sama untuk 𝑎𝑛−1 , maka ada n – 1 cara. Oleh karena itu formula relasi rekursi
dapat dinyatakan sebagai 𝑎𝑛= 𝑛𝑎𝑛−1an.
𝑎𝑛 = 𝑛𝑎𝑛−1 = 𝑛[(𝑛 − 1)𝑎𝑛−2 ]
= 𝑛[(𝑛 − 1)(𝑛 − 2)𝑎𝑛−3 ]
= 𝑛(𝑛 − 1)(𝑛 − 2)(𝑛 − 3) … .× 3 × 2 × 1
= 𝑛!
Sehingga, untuk menempatkan obyek yang berbeda di dalam 5 kotak adalah :
𝑎𝑛 = 𝑛!
𝑎5 = 5!
𝑎5 = 5 × 4 × 3 × 2 × 1
𝑎5 = 120 cara

2. Sebuah tangga memiliki n buah anak tangga. Saudara diminta untuk menaiki
tangga tersebut dengan aturan sebagai berikut:

“Setiap kali melangkah, saudara diperbolehkan melangkah satu atau dua anak
tangga sekaligus”.

a. Jika bn menyatakan banyaknya cara yang berbeda saudara dapat menaiki


tangga dengan n buah anak tangga tersebut, tulis relasi rekursif untuk bn.
b. Selesaikan relasi rekursif pada soal a.

Penyelesaian:

a. Misalkan banyak anak tangga (𝑛) = 1,2,3,4, …

LISA LAILA RAFIDA_17205019_KELASC Page 2


LISA LAILA RAFIDA_17205019_KELASC |

Cara yang dimaksud dengan mencoba-coba sehingga diperoleh:


1) Cara menaiki 1 anak tangga yaitu (1) maka ada 1 cara
2) Cara menaiki 2 anak tangga yaitu (1,1), (2) maka ada 2 cara
3) Cara menaiki 3 anak tangga yaitu (1,1,1), (1,2), (2,1) maka ada 3 cara
4) Cara menaiki 4 anak tangga yaitu(1,1,1,1), (2,1,1), (1,2,1), (1,1,2), (2,2)
maka ada 5 cara.
Dari percobaan 4 anak tangga, kita melihat suatu pada bilangan yaitu:
1,2,3,5, …
Dari pola terlihat bahwa:
1) Banyak cara menaiki 3 anak tangga sama dengan banyak cara menaiki
1 𝑎𝑛𝑎𝑘 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎 + 2 𝑎𝑛𝑎𝑘 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎
2) Banyak cara menaiki 5 anak tangga sama dengan
2 𝑎𝑛𝑎𝑘 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎 + 3 𝑎𝑛𝑎𝑘 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎
Jika cara menaiki 𝑛 𝑎𝑛𝑎𝑘 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎 dimisalkan dengan 𝑎𝑛 maka diperoleh:
𝑎1 = 1 𝑎2 = 2 𝑑𝑎𝑛 𝑎𝑛 = 𝑎𝑛−1 + 𝑎𝑛−2 ; 𝑛 ≥ 3
b. Selesaikan relasi rekursif pada soal (a)
Penyelesaian :
𝑎1 = 1 𝑎2 = 2 𝑑𝑎𝑛 𝑎𝑛 = 𝑎𝑛−1 + 𝑎𝑛−2 ; 𝑛 ≥ 3
𝑎𝑛 − 𝑎𝑛−1 − 𝑎𝑛−2 = 0
Misalkan 𝑎𝑛 = 𝑥 𝑛 diperoleh:
𝑎𝑛 − 𝑎𝑛−1 − 𝑎𝑛−2 = 0
𝑥 𝑛 − 𝑥 𝑛−1 − 𝑥 𝑛−2 = 0
Setiap suku dibagi dengan pangkat terendah yaitu 𝑥 𝑛−2 maka diperoleh
persamaan karakteristiknya yaitu:
𝑥 2 − 𝑥 − 1 = 0 … (∗)
𝑥2 − 𝑥 − 1 = 0
Maka akar-akar karakteristiknya diperoleh:
𝑎 + √𝑏 2 − 4𝑎𝑐 1 + √(−1)2 − 4(1)(−1) 1 + √5
𝑥1 = = =
2 2 2

LISA LAILA RAFIDA_17205019_KELASC Page 3


LISA LAILA RAFIDA_17205019_KELASC |

𝑎 − √𝑏 2 − 4𝑎𝑐 1 − √(−1)2 − 4(1)(−1) 1 − √5


𝑥2 = = =
2 2 2
Sehinga solusi umum diperoleh:
𝑛 𝑛
𝑛 𝑛
1 + √5 1 − √5
𝑎𝑛 = 𝑝1 𝑥1 + 𝑝2 𝑥2 = 𝑝1 ( ) + 𝑝2 ( )
2 2
Dengan mensubtitusikan kondisi awal 𝑎1 = 1, 𝑎2 = 2 ke solusi umum
diperoleh:
1 1
1 + √5 1 − √5 1 + √5 1 − √5
𝑎1 = 𝑝1 ( ) + 𝑝2 ( ) →( ) 𝑝1 + ( ) 𝑝2 = 1 … (∗)
2 2 2 2
2 2 2 2
1 + √5 1 − √5 1 + √5 1 − √5
𝑎2 = 𝑝1 ( ) + 𝑝2 ( ) →( ) 𝑝1 + ( ) 𝑝2 = 2 … (∗∗)
2 2 2 2

Sehingga dari persamaan (*) dan (**) diperoleh:


5 + √5 5 − √5
𝑝1 = 𝑑𝑎𝑛 𝑝2 =
10 10
Subtitusikan 𝑝1 dan 𝑝2 ke dalam solusi umum sehingga diperoleh solusi
homogen relasi rekursif sebagai berikut:
𝑛 𝑛
1 + √5 1 − √5
𝑎𝑛 = 𝑝1 ( ) + 𝑝2 ( )
2 2
𝑛 𝑛
5 + √5 1 + √5 5 − √5 1 − √5
= ( ) + ( )
10 2 10 2

3. berapa banyak daerah yang terbentuk jika terdapaat n-garis digambar pada
bidang datar dengan syarat:
a. setiap dua garis harus berpotongan di satu titik.
b. Tidak boleh ada 3 garis yang melalui 1 titik
Penyelesaian:
Misalkan: 𝑎𝑛 = banyak daerah yang terbentuk, jika terdapat n-garis digambar
pada bidang datar dengan syarat yang diberikan.
Jelas bahwa 𝑎𝑛 = 1
Untuk 𝑛 ≥ 1, rr untuk 𝑎𝑛 dapat diperoleh dengan cara berikut:

LISA LAILA RAFIDA_17205019_KELASC Page 4


LISA LAILA RAFIDA_17205019_KELASC |

kn

k1 kn-1
k2...

Misalkan telah tergambar (n-1) garis pada bidang datar dengan syarat tersebut,
maka terbentuk 𝑎𝑛−1 daerah. Jika garis ke-n dibuat dengan dua syarat yang
sama, maka garis ke-n akan memotong (n-1) garis sebelumnya di (n-1) titik
potong yang berbeda, sehingga (n-1) titik potong tersebut mempartisi garis ke-n
menjadi n bagian. Setiap bagian garis membagi 1 daerah sebelumnya menjadi 2
daerah, sehingga setiap bagian garis ke-n menambah satu daerah dari daerah
sebelumnya. Akibatnya terjadi penambahan n daerah.
Dengan demikian daerah yang terbentuk ditunjukkan dengan RR:
𝑎 = 𝑎𝑛−1 + 𝑛, 𝑛 ≥ 1
{ 𝑛
𝑎0 = 0, 𝑎1 = 1
Menyelesaikan RR tersebut:
Misalkan
∞ ∞

𝑃(𝑥) = ∑ 𝑎𝑛 𝑥 = ∑ 𝑎𝑛−1 𝑥 𝑛−1𝑛

𝑛=0 𝑛=1

Kalikan kedua bagian rekursif dengan 𝑥 𝑛 , kemudian ‘disigma’ untuk 𝑛 ≥ 1,


diperoleh:
∞ ∞ ∞

∑ 𝑎𝑛 𝑥 = ∑ 𝑎𝑛−1 𝑥 + ∑ 𝑛𝑥 𝑛
𝑛 𝑛

𝑛=1 𝑛=1 𝑛=1


∞ ∞ ∞

∑ 𝑎𝑛 𝑥 𝑛 − 𝑎0 𝑥 0 = 𝑥 ∑ 𝑎𝑛−1 𝑥 𝑛−1 + ∑ 𝑛𝑥 𝑛
𝑛=0 𝑛=1 𝑛=0
1
Dari F2: 1−𝑥 = ∑∞
𝑛=0 𝑥
𝑛

1
Dideferensial: (1−𝑥)2 = ∑∞
𝑛=0 𝑛𝑥
𝑛−1

LISA LAILA RAFIDA_17205019_KELASC Page 5


LISA LAILA RAFIDA_17205019_KELASC |

𝑥
Kalikan dengan x: (1−𝑥)2 ∑∞
𝑛=0 𝑛𝑥
𝑛

𝑥
𝑃(𝑥) − 1 = 𝑥. 𝑃(𝑥) +
(1 − 𝑥)2
𝑥
(1 − 𝑥)𝑃(𝑥) = 1 +
(1 − 𝑥)2
1 𝑥
𝑃(𝑥) = +
1 − 𝑥 (1 − 𝑥)3
∞ ∞ ∞ ∞
3+𝑛−1 𝑛+2
= ∑ 𝑥𝑛 + ∑ ( ) 𝑥𝑛 = ∑ 𝑥𝑛 + ∑ ( ) 𝑥 𝑛+1
𝑛=0 𝑛=0 𝑛 𝑛=0 𝑛=0 𝑛
∞ ∞
𝑛+1
= ∑ 𝑥𝑛 + ∑ ( ) 𝑥𝑛
𝑛=0 𝑛=0 𝑛−1
Jadi solusi untuk RR adalah:
1 ,𝑛 = 0
𝑎𝑛 = { 𝑛+1
1+( ),𝑛 ≥ 1
𝑛−1
1 ,𝑛 = 0
𝑎𝑛 = { (𝑛 + 1)𝑛
1+( ),𝑛 ≥ 1
2
1 ,𝑛 = 0
2
𝑎𝑛 = { 𝑛 +𝑛
1+( ),𝑛 ≥ 1
2
1 ,𝑛 = 0
2
𝑎𝑛 = { 𝑛 + 𝑛 + 2
,𝑛 ≥ 1
2
𝑛2 + 𝑛 + 2
𝑎𝑛 = ,𝑛 ≥ 0
2

4. Misalkan 𝑥1 adalah sebuah akar karakteristik dari relasi rekursif (3.2.1)


a. Bila 𝑥1 adalah akar karakteristik rangkap dua, tunjukkan bahwa 𝑥1 𝑛 dan
𝑛𝑥1 𝑛 adalah solusi-solusi dari (3.2.1)
Penyelesaian :
𝑎𝑛 + 𝑐1 𝑎𝑛−1 + ⋯ + 𝑐𝑘 𝑎𝑛−𝑘 = 0

LISA LAILA RAFIDA_17205019_KELASC Page 6


LISA LAILA RAFIDA_17205019_KELASC |

Misalkan 𝑎𝑛 = 𝑥 𝑛 diperoleh:
𝑎𝑛 + 𝑐1 𝑎𝑛−1 + ⋯ + 𝑐𝑘 𝑎𝑛−𝑘 = 0
𝑥 𝑛 + 𝑐1 𝑥 𝑛−1 + ⋯ + 𝑐𝑘 𝑥 𝑛−𝑘 = 0
Setiap suku dibagi dengan pangkat terendah yaitu 𝑥 𝑛−𝑘 maka diperoleh
persamaan karakteristiknya yaitu:
𝑥 𝑘 + 𝑐1 𝑥 𝑘−1 + ⋯ + 𝑐𝑘 = 0 … (∗)
Maka akar-akar karakteristiknya diperoleh:
𝑥1,2 = 𝑥1 (𝑟𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑝 2)
Sehinga solusi umum diperoleh:
𝑎𝑛 = 𝑝1 (𝑛1−1 )𝑥1 𝑛 + 𝑝2 (𝑛2−1 )𝑥2 𝑛
= 𝑝1 (𝑥1 )𝑛 + 𝑝2 𝑛(𝑥1 )𝑛
Subtitusikan 𝑝1 dan 𝑝2 adalah sembarang konstanta ke dalam solusi umum
sehingga diperoleh solusi homogen relasi rekursif sebagai berikut:
𝑎𝑛 = (𝑥1 )𝑛 + 𝑛(𝑥1 )𝑛
b. Bila 𝑥1 adalah akar karakteristik rangkap tiga, tunjukkan bahwa 𝑥1 𝑛 , 𝑛𝑥1 𝑛
𝑛
dan 𝑛2 𝑥1 adalah solusi-solusi dari (3.2.1)
Penyelesaian:
𝑎𝑛 + 𝑐1 𝑎𝑛−1 + ⋯ + 𝑐𝑘 𝑎𝑛−𝑘 = 0
Misalkan 𝑎𝑛 = 𝑥 𝑛 diperoleh:
𝑎𝑛 + 𝑐1 𝑎𝑛−1 + ⋯ + 𝑐𝑘 𝑎𝑛−𝑘 = 0
𝑥 𝑛 + 𝑐1 𝑥 𝑛−1 + ⋯ + 𝑐𝑘 𝑥 𝑛−𝑘 = 0
Setiap suku dibagi dengan pangkat terendah yaitu 𝑥 𝑛−𝑘 maka diperoleh
persamaan karakteristiknya yaitu:
𝑥 𝑘 + 𝑐1 𝑥 𝑘−1 + ⋯ + 𝑐𝑘 = 0 … (∗)
Maka akar-akar karakteristiknya diperoleh: 𝑥1,2 = 𝑥1 (𝑟𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑝 3)
Sehinga solusi umum diperoleh:
𝑎𝑛 = 𝑝1 (𝑛1−1 )𝑥1 𝑛 + 𝑝2 (𝑛2−1 )𝑥2 𝑛 + 𝑝3 (𝑛3−1 )𝑥3 𝑛
= 𝑝1 (𝑥1 )𝑛 + 𝑝2 𝑛(𝑥1 )𝑛 + 𝑝3 𝑛2 (𝑥1 )𝑛

LISA LAILA RAFIDA_17205019_KELASC Page 7


LISA LAILA RAFIDA_17205019_KELASC |

Subtitusikan 𝑝1 dan 𝑝2 adalah sembarang konstanta ke dalam solusi umum


sehingga diperoleh solusi homogen relasi rekursif sebagai berikut:
𝑎𝑛 = (𝑥1 )𝑛 + 𝑛(𝑥1 )𝑛 + 𝑛2 (𝑥1 )𝑛
c. Perumum, untuk 𝑥1 adalah akar karakteristik rangkap 𝑚.
Penyelesaian:
𝑎𝑛 + 𝑐1 𝑎𝑛−1 + ⋯ + 𝑐𝑘 𝑎𝑛−𝑘 = 0
Misalkan 𝑎𝑛 = 𝑥 𝑛 diperoleh:
𝑎𝑛 + 𝑐1 𝑎𝑛−1 + ⋯ + 𝑐𝑘 𝑎𝑛−𝑘 = 0
𝑥 𝑛 + 𝑐1 𝑥 𝑛−1 + ⋯ + 𝑐𝑘 𝑥 𝑛−𝑘 = 0
Setiap suku dibagi dengan pangkat terendah yaitu 𝑥 𝑛−𝑘 maka diperoleh
persamaan karakteristiknya yaitu:
𝑥 𝑘 + 𝑐1 𝑥 𝑘−1 + ⋯ + 𝑐𝑘 = 0 … (∗)
Maka akar-akar karakteristiknya diperoleh:
𝑥1,2,…,𝑚 = 𝑥1 (𝑟𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑝 𝑚)
Sehinga solusi umum diperoleh:
𝑎𝑛 = 𝑝1 (𝑛1−1 )𝑥1 𝑛 + 𝑝2 (𝑛2−1 )𝑥2 𝑛 + 𝑝3 (𝑛3−1 )𝑥3 𝑛 + ⋯ + 𝑝𝑘 (𝑛𝑚−1 )𝑥𝑚 𝑛
= 𝑝1 (𝑥1 )𝑛 + 𝑝2 𝑛(𝑥1 )𝑛 + 𝑝3 𝑛2 (𝑥1 )𝑛 + ⋯ + 𝑝𝑚 (𝑛𝑚−1 )𝑥1 𝑛
Subtitusikan 𝑝1 dan 𝑝2 adalah sembarang konstanta ke dalam solusi umum
sehingga diperoleh solusi homogen relasi rekursif sebagai berikut:
𝑎𝑛 = (𝑥1 )𝑛 + 𝑛(𝑥1 )𝑛 + 𝑛2 (𝑥1 )𝑛 + ⋯ + (𝑛𝑚−1 )𝑥1 𝑛
5. Berapa banyak daerah yang terbentuk, jika terdapat n-lingkaran digambar pada

bidang datar dengan syarat:

a. Setiap dua lingkaran harus berpotongan di dua titik

b. Tidak boleh ada 3 lingkaran yang melalui 1 titik

Penyelesaian:

Misalkan: 𝑎𝑛 = banyak daerah yang terbentuk, jika terdapat n-lingkaran

digambar pada bidang datar dengan syarat yang diberikan. Jelas bahwa 𝑎0 = 2

LISA LAILA RAFIDA_17205019_KELASC Page 8


LISA LAILA RAFIDA_17205019_KELASC |

(daerah dalam dan daerah luar lingkaran). Untuk 𝑛 ≥ 1, rr untuk 𝑎𝑛 dapat

diperoleh dengan cara berikut:

L1 L2 . . . L. n-1 Ln

Misalkan telah tergambar (n-1) lingkaran pada bidang datar dengan syarat

tersebut, maka terbentuk 𝑎𝑛−1 daerah. Jika garis ke-n dibuat dengan dua syarat

yang sama, maka lingkaran ke-n akan memotong (n-1) lingkaran sebelumnya di

(n-1) titik potong yang berbeda, sehingga (2n-2) titik potong tersebut mempartisi

garis ke-n menjadi (2n-2) bagian. Setiap bagian busur lingkaran membagi 1

daerah sebelumnya menjadi 2 daerah, sehingga setiap bagian busur lingkaran ke-

n menambah satu daerah dari daerah sebelumnya. Akibatnya terjadi penambahan

(2n-2) daerah.

Dengan demikian daerah yang terbentuk ditunjukkan dengan RR:

𝑎 = 𝑎𝑛−1 + 2𝑛 − 2, 𝑛 ≥ 1
{ 𝑛
𝑎0 = 0, 𝑎1 = 1

Menyelesaikan RR tersebut:

Misalkan
∞ ∞

𝑃(𝑥) = ∑ 𝑎𝑛 𝑥 = ∑ 𝑎𝑛−1 𝑥 𝑛−1


𝑛

𝑛=0 𝑛=1

LISA LAILA RAFIDA_17205019_KELASC Page 9


LISA LAILA RAFIDA_17205019_KELASC |

Kalikan kedua bagian rekursif dengan 𝑥 𝑛 , kemudian ‘disigma’ untuk 𝑛 ≥ 1,

diperoleh:
∞ ∞ ∞ ∞

∑ 𝑎𝑛 𝑥 𝑛 = ∑ 𝑎𝑛−1 𝑥 𝑛 + 2 ∑ 𝑛𝑥 𝑛 − 2 ∑ 𝑥 𝑛
𝑛=1 𝑛=1 𝑛=1 𝑛=1

∞ ∞ ∞ ∞
𝑛 0 𝑛−1
∑ 𝑎𝑛 𝑥 − 𝑎0 𝑥 = 𝑥 ∑ 𝑎𝑛−1 𝑥 + 2 ∑ 𝑛𝑥 − 2 ∑ 𝑥 𝑛 + 2𝑥 0
𝑛

𝑛=0 𝑛=1 𝑛=0 𝑛=0

1
Dari F2: 1−𝑥 = ∑∞
𝑛=0 𝑥
𝑛

1
Dideferensial: = ∑∞
𝑛=0 𝑛𝑥
𝑛−1
(1−𝑥)2

𝑥
Kalikan dengan x: (1−𝑥)2 ∑∞
𝑛=0 𝑛𝑥
𝑛

𝑥 1
𝑃(𝑥) − 2 = 𝑥. 𝑃(𝑥) + 2 − 2 +2
(1 − 𝑥)2 1−𝑥

2𝑥 2
(1 − 𝑥)𝑃(𝑥) = 2
− +4
(1 − 𝑥) 1−𝑥

2𝑥 2 4
𝑃(𝑥) = 3
− 2
+
(1 − 𝑥) (1 − 𝑥) 1−𝑥
∞ ∞ ∞
3+𝑛−1 2+𝑛−1
𝑛
= 2𝑥 ∑ ( )𝑥 − 2∑( ) 𝑥 + 4 ∑ 𝑥𝑛
𝑛

𝑛=0 𝑛 𝑛=0 𝑛 𝑛=0

∞ ∞ ∞
𝑛+2 𝑛+1
𝑛
= 2𝑥 ∑ ( )𝑥 − 2∑( ) 𝑥 + 4 ∑ 𝑥𝑛
𝑛

𝑛=0 𝑛 𝑛=0 𝑛 𝑛=0

∞ ∞ ∞
𝑛+1 𝑛+1
= 2𝑥 ∑ ( ) 𝑥𝑛 − 2 ∑ ( ) 𝑥𝑛 + 4 ∑ 𝑥𝑛
𝑛=1 𝑛 − 1 𝑛=0 𝑛 𝑛=0

Jadi solusi untuk RR adalah:

LISA LAILA RAFIDA_17205019_KELASC Page 10


LISA LAILA RAFIDA_17205019_KELASC |

𝑛+1
−2 ( )+4 ,𝑛 = 0
𝑎𝑛 = { 𝑛
𝑛+1 𝑛+1
2( ) − 2( ) + 4, 𝑛 ≥ 1
𝑛−1 𝑛

−2(𝑛 + 1) + 4 ,𝑛 = 0
𝑎𝑛 = { (𝑛 + 1)𝑛
2( ) − 2(𝑛 + 1) + 4 , 𝑛 ≥ 1
2

−2𝑛 + 2 ,𝑛 = 0
𝑎𝑛 = { 2
𝑛 + 𝑛 − 2𝑛 − 2 + 4, 𝑛 ≥ 1

−2𝑛 + 2 ,𝑛 = 0
𝑎𝑛 = {
𝑛2 − 𝑛 + 2 ,𝑛 ≥ 1

𝑎𝑛 = 𝑛2 − 𝑛 + 2, 𝑛 ≥ 0

6. Selesaikan relasi rekursif berikut dengan fungsi pembangkit!


g. 𝑎0 = 2 ; 𝑎𝑛 = 𝑎𝑛−1 +n (n-1), n≥1
penyelesaian:
misalkan p (x) adalah fungsi pembangkit biasa dari barisan (𝑎𝑛 ) . maka
p(x) = ∑~
𝑛=1 𝑎𝑛 𝑥
𝑛

kalikan persamaan dengan 𝑥 𝑛 , sehingga :


𝑎𝑛 𝑥 𝑛 = 𝑎𝑛−1𝑥 𝑛 +n (n-1) 𝑥 𝑛
Karena n≥ 1
∑~ 𝑛 ~ 𝑛 𝑛
𝑛=1 𝑎𝑛 𝑥 = ∑𝑛=1(𝑎𝑛−1 𝑥 + n (n-1) 𝑥 )

Ruas kiri
∑~ 𝑛 1 2 3
𝑛=1 𝑎𝑛 𝑥 = 𝑎1 𝑥 + 𝑎2 𝑥 + 𝑎3 𝑥 + ⋯

= (𝑎0 + 𝑎1 𝑥1 + 𝑎2 𝑥 2 + 𝑎3 𝑥 3 + ⋯) - 𝑎0
= p(x) – 2
Ruas kanan 1
∑~ 1 2 3
𝑛=1 𝑎𝑛−1 = 𝑎0 𝑥 + 𝑎1 𝑥 + 𝑎2 𝑥 + ⋯

= 𝑥(𝑎0 + 𝑎1 𝑥1 + 𝑎2 𝑥 2 + 𝑎3 𝑥 3 + ⋯)

LISA LAILA RAFIDA_17205019_KELASC Page 11


LISA LAILA RAFIDA_17205019_KELASC |

= x p(x)
Ruas kanan 2
~

∑ 𝑛(𝑛 − 1) 𝑥 𝑛 = 2𝑥 2 + 6𝑥 3 + 12𝑥 4 + ⋯
𝑛=1

= 2𝑥 2 (1 + 3𝑥 + 6𝑥 2 + ⋯ )

7. Selesaikan relasi rekursif berikut dengan metode akar karakteristik


g. a 0  a1  a 2  0 a3  5 ; a n  10 a n  1  37 a n  2  60 a n  3  36 a n  4 , n  4
penyelesaian:
Misalkan a n  x n
a n  10 a n 1  37 a n  2  60 a n  3  36 a n  4
x n  10 x n 1  37 x n  2  60 x n  3  36 x n  4  xn4
x 4  10 x 3  37 x 2  60 x  36
x 4  10 x 3  37 x 2  60 x  36  0
x  2 x  2 x  3 x  3  0
x1, 2  2 , x3, 4  3

Sehingga solusi umum dari relasi rekursif adalah


a n  C0 2  C1 n 2  C2 3  C3 n 3
n n n n

Substitusi nilai a0 , a1 , a2 , dan a3 ke persamaan umum relasi rekursif di


atas
a0  0  0  C0  C2  C2   C0 ............. (1)
a1  0  0  2 C 0  2 C1  3 C 2  3 C 3 .............. (2)
a 2  0  0  4 C 0  8 C1  9 C 2  18 C 3 ............. (3)
a 3  5  5  8 C 0  24 C1  27 C 2  81 C 3 ............. (4)

Substitusikan (1) ke (2), (3), dan (4). Sehingga diperoleh


 1 C 0  2 C1  3 C 3  0 .............. (5)
 5C 0  8 C1  18 C 3  0 .............. (6)
 19 C 0  19 C1  81 C 3  5 ............. (7)

Eliminasi (5) dan (6) serta (5) dan (7), sehingga diperoleh
2C1  3 C3  0 .............. (8)
 14 C1  24 C3  5 .............. (9)

LISA LAILA RAFIDA_17205019_KELASC Page 12


LISA LAILA RAFIDA_17205019_KELASC |

Substitusikan (8) ke (9), diperoleh C 3  5


3

Subtitusikan nilai C1 ke (8), diperoleh C1  5


2

Subtitusikan nilai C1 dan C3 ke (5), diperoleh C 0  10


Subtitusikan nilai C0 ke per 1, diperoleh C 2 = 10
Subtitusi nilai C0, C1, C2dan 34 ke dalam persamaan umum dari relasi
rekursif sehingga diperoleh penyelesaian

a n   10 2  n 2  10 3  n 3


n 5 n n 5 n

2 3

8. Ilustrasi, misalkan:
 𝑎𝑛 menyatakan banyaknya barisan binair n-angka yang memuat “0” sebanyak
bilangan genap dan “1” sebanyak bilangan genap
 𝑏𝑛 menyatakan banyaknya barisan binair n-angka yang memuat “0” sebanyak
genap dan memuat “1”sebanyak ganjil
 𝑐𝑛 menyatakan banyaknya barisan binair n-angka yang memuat “0” sebanyak
ganjil dan “1” sebanyak genap
Relasi rekursif untuk 𝑎𝑛 , 𝑏𝑛 , 𝑐, dan 𝑑𝑛 diberikan oleh sistem rekursif berikut:
𝑎𝑛 = 𝑏𝑛−1 + 𝑐𝑛−1
𝑏𝑛 = 𝑎𝑛−1 + 𝑏𝑛−1
𝑐𝑛 = 𝑎𝑛−1 + 𝑐𝑛−1

Dengan kondisi awal 𝑎0 = 1, 𝑏0 = 𝑐0 = 0


Fungsi pembangkit system rekursif diatas yakni :Misal𝐴(𝑥), 𝐵(𝑥), 𝑑𝑎𝑛 𝐶(𝑥)
berturut-turut adalah fungsi pembangkit biasa dari 𝑎𝑛 , 𝑏𝑛 , 𝑑𝑎𝑛 𝑐𝑛 .
Maka:
𝐴(𝑥) = 𝑎0 + 𝑎1 𝑥 + 𝑎2 𝑥 2 + ⋯
= 𝑎0 + (𝑏0 + 𝑐0 )𝑥 + (𝑏1 + 𝑐1 )𝑥 2 + ⋯

LISA LAILA RAFIDA_17205019_KELASC Page 13


LISA LAILA RAFIDA_17205019_KELASC |

= 𝑎0 + 𝑥(𝑏0 + 𝑏1 𝑥 + 𝑏2 𝑥 2 + ⋯ ) + 𝑥(𝑐0 + 𝑐1 𝑥 + 𝑐2 𝑥 2 + ⋯ )
= 1 + 𝑥 𝐵(𝑥) + 𝑥 𝐶(𝑥)

𝐵(𝑥) = 𝑏0 + 𝑏1 𝑥 + 𝑏2 𝑥 2 + ⋯
= 𝑏0 + (𝑎0 + 𝑏0 )𝑥 + (𝑎1 + 𝑏1 )𝑥 2 + ⋯
= 0 + 𝑥(𝑎0 + 𝑎1 𝑥 + 𝑎2 𝑥 2 + ⋯ ) + 𝑥(𝑏0 + 𝑏1 𝑥 + 𝑏2 𝑥 2 + ⋯ )
= 𝑥 𝐴(𝑥) + 𝑥 𝐵(𝑥)
𝐵(𝑥) − 𝑥𝐵(𝑥) = 𝑥𝐴(𝑥)
𝐵(𝑥)(1 − 𝑥) = 𝑥𝐴(𝑥)
𝑥 𝐴(𝑥)
𝐵(𝑥) =
1−𝑥

𝑥 𝐴(𝑥)
=
1−𝑥
(1 − 𝑥)𝐵(𝑥)
𝑚𝑎𝑘𝑎 𝐴(𝑥) =
𝑥

𝐶(𝑥) = 𝑐0 + 𝑐1 𝑥 + 𝑐2 𝑥 2 + …
= 𝑐0 + (𝑎0 + 𝑐0 )𝑥 + (𝑎1 + 𝑐1 )𝑥 2 + …
= 0 + 𝑥 ( 𝑎0 + 𝑎1 𝑥 + 𝑎2 𝑥 2 + … ) + 𝑥 ( 𝑐0 + 𝑐1 𝑥 + 𝑐2 𝑥 2 + … )
= 𝑥𝐴(𝑥) + 𝑥𝐶(𝑥)
𝐶(𝑥) − 𝑥𝐶(𝑥) = 𝑥𝐴(𝑥)
𝐶(𝑥)(1 − 𝑥) = 𝑥𝐴(𝑥)
𝑥 𝐴(𝑥)
𝐶(𝑥) =
1−𝑥
Dengan demikian kita punya system persamaan :
𝐴 (𝑥) = 1 + 𝑥 𝐵 (𝑥) + 𝑥 𝐶 (𝑥)
𝐵 (𝑥) = 𝑥 𝐴(𝑥) + 𝑥 𝐵(𝑥)
𝐶 (𝑥) = 𝑥𝐴(𝑥) + 𝑥𝐶(𝑥)
Maka:

LISA LAILA RAFIDA_17205019_KELASC Page 14


LISA LAILA RAFIDA_17205019_KELASC |

𝐴 (𝑥) = 1 + 𝑥 𝐵 (𝑥) + 𝑥 𝐶 (𝑥)


Karena 𝐵 (𝑥) = 𝐶 (𝑥), maka:
𝐴 (𝑥) = 1 + 𝑥 𝐵 (𝑥) + 𝑥 𝐵 (𝑥)
𝐴 (𝑥) = 1 + 2𝑥 𝐵 (𝑥)
(1 − 𝑥)𝐵(𝑥)
= 1 + 2𝑥 𝐵 (𝑥)
𝑥
(1 − 𝑥)𝐵(𝑥) = 𝑥 + 2𝑥 2 𝐵(𝑥)
𝐵(𝑥) − 𝑥𝐵(𝑥) = 𝑥 + 2𝑥 2 𝐵(𝑥)
𝐵(𝑥) − 𝑥𝐵(𝑥) − 2𝑥 2 𝐵(𝑥) = 𝑥
𝑥 −𝑥
𝐵(𝑥) = 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐵(𝑥) =
1 − 𝑥 − 2𝑥 2 2𝑥 2 + 𝑥 − 1
−𝑥
𝐵(𝑥) = 2
2𝑥 + 𝑥 − 1
−𝑥
= 2
2𝑥 − 𝑥 + 2𝑥 − 1
−𝑥
=
𝑥(2𝑥 − 1) + 1(2𝑥 − 1)
−𝑥
=
(2𝑥 − 1)(𝑥 + 1)
−𝑥 1
= .
(2𝑥 − 1) (𝑥 + 1)
𝑥 1
= .
(1 − 2𝑥) (𝑥 + 1)

Karena 𝐵 (𝑥) = 𝐶 (𝑥) maka:


𝑥 1
𝐶 (𝑥) = .
(1 − 2𝑥) (𝑥 + 1)
Dari persamaan 𝐴 (𝑥) = 1 + 2𝑥 𝐵 (𝑥) diperoleh:
𝑥 1
𝐴 (𝑥) = 1 + 2𝑥( . )
(1 − 2𝑥) (𝑥 + 1)
1 1
𝐴 (𝑥) = 1 + 2𝑥 2 ( . )
(1 − 2𝑥) (𝑥 + 1)
sehinggadiperoleh :

LISA LAILA RAFIDA_17205019_KELASC Page 15


LISA LAILA RAFIDA_17205019_KELASC |

1 1
𝐴 (𝑥) = 1 + 2𝑥 2 ( . )
(1 − 2𝑥) (𝑥 + 1)
1 1
𝐵(𝑥) = 𝑥( . )
(1 − 2𝑥) (𝑥 + 1)
1 1
𝐶(𝑥) = 𝑥( . )
(1 − 2𝑥) (𝑥 + 1)
Selanjutnya kita cari koefisien𝑥 𝑛 dalam A (x), B (x), dan C (x)
Karena,
1 1
𝐴 (𝑥) = 1 + 2𝑥 2 ( . )
(1 − 2𝑥) (𝑥 + 1)
∞ ∞
𝑘 𝑘+1
𝐴 (𝑥) = 1 + 2 ∑(2) ( 𝑥 ) ∑(−1)𝑘 ( 𝑥 )𝑘+1
𝑘=0 𝑘=0

Maka,
𝑎𝑛 = 1 + 2. (2 )𝑛−1 (−1)𝑛−1
atau,
1 , 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑛 = 0
𝑎𝑛 = {1 − 2𝑛 , 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑛 𝑔𝑒𝑛𝑎𝑝 𝑑𝑎𝑛 𝑛 ≥ 2}
1 + 2𝑛 , 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑛 𝑔𝑎𝑛𝑗𝑖𝑙

Karena,
1 1
𝐵 (𝑥) = 𝑥( . )
(1 − 2𝑥) (𝑥 + 1)
∞ ∞

= 𝑥 ∑(2) ( 𝑥 ) ∑(−1)𝑘 ( 𝑥 )𝑘
𝑘 𝑘

𝑘=0 𝑘=0
∞ ∞

= ∑(2)𝑘 ( 𝑥 )𝑘+1 ∑(−1)𝑘 ( 𝑥 )𝑘


𝑘=0 𝑘=0

Maka
𝑏𝑛 = (2 )𝑛−1 (−1)𝑛
atau,

LISA LAILA RAFIDA_17205019_KELASC Page 16


LISA LAILA RAFIDA_17205019_KELASC |

0 , 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑛 = 0
𝑏𝑛 = { 2𝑛−1 , 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑛 𝑔𝑒𝑛𝑎𝑝 𝑑𝑎𝑛 𝑛 ≥ 2 }
−(2𝑛−1 ) , 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑛 𝑔𝑎𝑛𝑗𝑖𝑙

Karena C (x) = B (x), maka𝑐𝑛 = 𝑏𝑛

9. Selesaikan sistem rekursif berikut.

b. a0  1 , b0  c0  0

a n  2a n1  bn 1  cn 1 , n  1
bn  bn 1  c n 1  4 n 1 , n 1
cn  cn 1  bn 1  4 n 1 , n 1

Misalkan A(x), B(x) dan C(x) berturut-turut adalah fungsi pembangkit biasa dari
an, bn dan cn. maka

A( x)  a 0 x  a1 x 2  a 2 x 3  
 a 0 x  (2a 0  b0  c0  ) x 2  (2a1  b1  c1  ) x 3  
 x  2 x (a 0 x  a1 x 2  )  x (a 0 x  a1 x 2  )  x (a 0 x  a1 x 2  )
 x  2 x A( x)  x B( x)  x C ( x)

B( x)  b0 x  b1 x 2  b2 x 3  
 b0 x  (b0  c0  4 0 ) x 2  (b1  c1  41 ) x 3  
 0  x (b0 x  b1 x 2  )  x (c0 x  c1 x 2  )  x (4 0 x  41 x 2  )

 x B( x)  x C ( x)  x  (4 x) n
n 0

 1 
 x B ( x )  x C ( x )  x 
 1  4x 

LISA LAILA RAFIDA_17205019_KELASC Page 17


LISA LAILA RAFIDA_17205019_KELASC |

C ( x)  c0 x  c1 x 2  c 2 x 3  
 c0 x  (c0  b0  4 0 ) x 2  (c1  b1  41 ) x 3  
 0  x (c0 x  c1 x 2  )  x (b0 x  b1 x 2  )  x (4 0 x  41 x 2  )

 x C ( x)  x B( x)  x  (4 x) n
n 0

 1 
 x C ( x )  x B ( x )  x 
 1  4x 

Sehingga diperoleh

A( x)  x  2 x A( x)  B( x)  x C ( x)
 1 
B ( x )  x B ( x )  x C ( x )  x 
 1  4x 
 1 
C ( x )  x C ( x )  x B ( x )  x 
 1  4x 

Dengan penyelesaian

x
A( x) 
1  2x
1
B( x) 
2  5x
1
C ( x)  
2  5x

Cari koefisien xn dalam A(x), B(x) dan C(x).

Karena

LISA LAILA RAFIDA_17205019_KELASC Page 18


LISA LAILA RAFIDA_17205019_KELASC |

x
A( x) 
1  2x
 1 
 x 
 1  2x 

 x 2 n x n
n 0

  2 n x n 1
n 0

  2 n 1 x n
n 1

Maka a n  2 n 1

Atau

1 , n 1
a n   n 1
2 , n2

Karena

1
B( x) 
2  5x
 
1  1 

2 5 
1 x 
 2 
n
1  5
   xn
2 n 0  2 

n
15
Maka bn   
22

Atau

LISA LAILA RAFIDA_17205019_KELASC Page 19


LISA LAILA RAFIDA_17205019_KELASC |

1
 2 , n0
bn   n
 1  5  , n  1
 2  2 

Karena

n
15
C ( x)   B( x) maka c n    
22

Atau

 1
  2 , n0
cn   n
1  5 
   , n  1
 2  2 

LISA LAILA RAFIDA_17205019_KELASC Page 20

Anda mungkin juga menyukai