Anda di halaman 1dari 58

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAERAH GORONTALO
RESOR GORONTALO

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


( SOP )
SAT INTELKAM POLRES GORONTALO

BAB I
PENDAHULUAN
1.

Umum
a.

Polri sebagai alat penegak hukum dan penyelenggara keamanan dalam negeri yang
memiliki tugas dan fungsi memelihara keamanan, menegakkan hukum serta
memberi perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat
sebagaimana rumusan tugas pokok Polri sesuai dengan Undang – Undang Nomor. 2
Tahun 2002 tentang Polri, dituntut untuk mampu mengantisipasi dan menanggulangi
berbagai bentuk ancaman Kamtibmas.

b.

Intelijen merupakan bagian yang sangat menentukan bagi keberhasilan tugas-tugas


Kepolisian, sebab organ Intelijen berfungsi menyediakan bahan-bahan keterangan
yang diperlukan satuannya untuk ”early warning” dan ”early detection”. Kondisi ini
akan bisa terwujud apabila organisasi Intelijen cukup solid, sistem serta metodenya
berkembang sesuai dengan hakekat ancaman yang dihadapi dan yang lebih penting
adalah bahwa pelaksana-pelaksana tugas Intelijen mempunyai kemampuan yang
dibutuhkan.

c.

Fungsi Intelijen di tingkat kewilayahan/Polres adalah Sat Intelkam yang bertugas


menyelenggarakan/membina fungsi Intelijen bidang keamanan serta pemberian
pelayanan dalam bentuk surat ijin/keterangan yang menyangkut orang asing, senjata
api dan bahan peledak, kegiatan sosial/politik masyarakat dan menerbitkan Surat
Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) kepada masyarakat yang membutuhkan
serta melakukan pengawasan/pengamanan atas pelaksanaannya.

d.

Dalam rangka memenuhi tuntutan reformasi birokrasi, diperlukan tata kelola kinerja
yang baik, sehingga tercipta ketertiban penyelenggaraan operasional dan admistrasi,
meningkatkan kualitas pelayanan serta kelancaran kegiatan operasional Satuan
Intelkam Polres Gorontalo, maka diperlukan Standar Operasional dan Prosedur
(SOP).

e.

Perwujudan transparansi dan standarisasi pelayanan dapat dilakukan antara lain


melalui penyusunan strandar pelayanan, untuk menghasilkan pelayanan yang sesuai
dengan standar yang telah ditentukan maka diperlukan rangkaian Standar
Operasional Prosedur (SOP) yang dijadikan sebagai pedoman yang menunjukan
apa yang harus dilakukan, kapan dilakukan, siapa yang melakukan dan berapa lama
harus diselesaikan.

f.
Penyusunan Standar Operasional Prosedure (SOP) ini sebagai bentuk pertanggung
jawaban pelaksanaan kegiatan Satuan Intelkam Polres Gorontalo.
/2. Dasar . . . . . . . . .
- 2 2.

Dasar
a.
b.

c.
d.
e.

f.
g.
h.
i.
j.
k.

l.

m.

n.
o.
p.
q.
3.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara RI


Keputusan Presiden RI No. 97 tahun 2001 tanggal 2 Agustus 2001 tentang
Perubahan atas Keputusan Presiden RI No. 54 tahun 2001 tentang Organisasi dan
Tata cara kerja Satuan-satuan Organisasi Kepolisian Negara RI
Kepetusan Kapolri No. Pol. : Kep/53/X/2002 tanggal 17 Oktober 2002 perihal
Organisasi dan Tata Kerja Baintelkam
Keputusan Kapolri No. Pol. : Kep/54/X/2002 tanggal 17 Oktober 2002 perihal
Organisasi dan Tata Kerja Kepolisian Daerah
Keputusan Kapolri No. Pol : KEP/7/I/2005 tanggal 31 Januari 2005 tentang
Perubahan atas Keputusan Kapolri No. Pol : KEP/54/X/2002 tanggal 17 Oktober
2005 tentang Organisasi dan tata kerja satuan-satuan organisasi pada tingkat
Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah (POLDA) lampiran “A” Polda Umum,
“B” Polda Metro Jaya dan “C” Polres.
Keputusan Kapolri Nomor : KEP/366/VI/2010 tanggal 14 Juni 2010 tentang
Organisasi dan Tata kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia Resor (Polres).
Undang –Undang RI No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
Undang-Undang RI No. 24 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.
Pasal 9, Pasal 10 dan Pasal 19 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31
Tahun 1994 tentang Pengawasan Orang Asing dan Tindakan Keimigrasian.
Peraturan Pemerintah RI No. 50 Tahun 2010 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Polri.
Surat Keputusan Kapolri No. Pol. : Skep/816/IX/2003 tanggal 17 Oktober 2003
tentang Naskah Sementara Buku Petunjuk Lapangan tentang Penerbitan Surat
Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK).
Surat Keputusan Kapolri No.Pol.: Skep/82/II/2004 tanggal 16 Pebruari 2004 tentang
buku petunjuk pelaksanaan pengawasan dan pengendalian senjata api non organik
TNI/Polri.
Naskah Sementara Peraturan Kapolri Nomor 544 Tahun 2008 tanggal 20 Nopember
2008 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Pengawasan dan Pengamanan Orang
Asing.
Petunjuk Lapangan Kapolri No. Pol. : JUKLAP/ 02 /XII/1995 tanggal 29 Desember
1995 tentang Perizinan dan Pemberitahuan Kegiatan Masyarakat.
Grand Strategi Polri 2005-2025.
Renstra Polri tahun 2010-2014.
Reformasi Birokrasi Polri.

Maksud dan Tujuan


a.

Maksud
Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Sat Intelkam Polres Gorontalo ini
dimaksudkan untuk dijadikan pedoman bagi seluruh Pejabat / Anggota di lingkungan
Sat Intelkam Polres Gorontalo dalam melaksanakan tugasnya.

b.

Tujuan
Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Sat Intelkam Polres Gorontalo
dapat digunakan sebagai pedoman langkah-langkah dan prosedur bagi setiap
personil Sat Intelkam Polres Gorontalo dalam melaksanan tugas pokok dan
fungsinya.

4.

Ruang Lingkup
Ruang lingkup Standar Operasional Prosedure (SOP) Sat Intelkam Polres Gorontalo
merupakan uraian pokok-pokok tugas dan fungsi yang ada pada Sat Intelkam Polres
Gorontalo baik operasional maupun administrasi
/5. Tata Urut . . . . . . . .
- 3 5.

Tata Urut
BAB I PENDAHULUAN
1.
Umum
2.
Dasar
3.
Maksud dan Tujuan
4.
Ruang Lingkup
5.
Tata Urut
BAB II TUGAS DAN FUNGSI
6.
Satuan Intelkam
7.
Ur Bin Ops Sat Intelkam
8.
Ur Mintu Sat Intelkam
9.
Unit I Sat Intelkam (Bidang Sosial Politik)
10. Unit II Sat Intelkam (Bidang Sosial Ekonomi)
11. Unit III Sat Intelkam (Bidang Sosial Budaya)
12. Unit IV Sat Intelkam (Bidang Wasendak)
13. Unit V Sat Intelkam (Bidang Was OA)
14. Unit VI Sat Intelkam (Bidang Keamanan)
15. Subnit Intelkam
16. Banit Intelkam
BAB III TATACARA PELAYANAN INTELKAM
17.
18.
19.
20.

Surat Izin Kegiatan Masyarakat


Administrasi Orang Asing
Ketentuan Tambahan
Realisasi Peningkatan Pelayanan

BAB IV PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN


BAB V PENUTUP

BAB II
TUGAS DAN FUNGSI
6.

Satuan Intelkam
a.
b.

c.

d.
e.

Satuan Intelkam Polres Gorontalo selaku unsur pembantu Pimpinan dan unsur
pelaksanan utama Polres yang berada dibawah Kapolres Gorontalo.
Satuan Intelkam Polres Gorontalo menyelenggarakan dan membina bidang
keamanan, termasuk perkiraan Intelijen, persandian, pemberian pelayanan dalam
bentuk surat ijin / rekomendasi, surat keterangan yang menyangkut orang asing,
senjata api dan bahan peledak, kegiatan sosial politik masyarakat dan menerbitkan
Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) kepada masyarakat yang
membutuhkan serta melakukan pengamanan pengawasan dan pelaksanaannya.
Sat Intelkam Polres Gorontalo dipimpin oleh Kepala Satuan Intelkam yang disingkat
Kasat Intelkam yang bertanggung jawab kepada Kapolres Gorontalo dan dalam
pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali Waka Polres Gorontalo
Kasat Intelkam Polres Gorontalo dalam melaksanakan tugas kewajibannya dibantu
oleh Wakil Kepala Satuan Intelkam disingkat Wakasat Intelkam.
Tugas pokok Kasat Intelkam, meliputi :
1)

Menetapkan rencana dan kegiatan Sat Intelkam serta mengarahkan,


mengawasi dan mengendalikan pelaksanaannya, guna menjamin tercapainya
sasaran.
/ 2) Menentukan . . . . . . .
- 4 2)

3)

4)
5)
6)

7.

Menentukan kebijaksanaan dan pengambilan keputusan dalam rangka


memimpin Staf Intelkam serta mengarahkan fungsi tehnis, guna menjamin
terselenggaranya fungsi secara menyeluruh.
Memelihara disiplin, tata tertib dan kesadaran hukum serta meningkatkan
kemampuan personil dan materiil, guna mempertinggi kemampuan
berorganisasi.
Mengadakan koordinasi dan supervisi staf terhadap segala kegiatan bidang
pembinaan dilingkungannya.
Menyelenggarakan administrasi berpedoman pada administrasi Intelijen.
Menyampaikan laporan tentang pelaksanaan tugas dan kewajiban kepada
Kapolres.

Ur Bin Ops (Urusan Pembinaan Operasi)


a.
b.

c.

d.

Urusan Pembinaan Operasional Sat Intelkam selaku unsur pembantu Pimpinan /


pelaksana Staf Intelkam dibawah Kasat Intelkam.
Urusan Pembinaan Operasi Sat Intelkam selaku unsur pelaksana staf dan
operasional Intelijen membantu Kasat Intelkam dalam rangka mendukung
administrasi operasional Intelkam serta mencatat, mengolah dan menyajikan data
informasi/bahan keterangan dalam bentuk produkproduk Intelijen yang bersifat
periodik dan insidentil kepada Pimpinan serta menyelenggarakan administrasi dan
dokumentasi Intelijen.
Urusan Pembinaan Operasional dipimpin oleh Kepala Urusan Pembinaan Operasi,
disingkat Kaur Bin Ops yang bertanggungjawab kepada Kasat Intelkam, dalam
melaksanakan tugas kewajibannya dibantu oleh Bamin dan Banum.
Tugas pokok Kaur Bin Ops, meliputi :
1)

2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
e.

Merumuskan dan mengembangkan prosedur dan tata cara kerja tetap bagi
pelaksanaan tugas Intelkam serta mengawasi, mengarahkan dan mengevaluasi
pelaksanaannya.
Menyiapkan rencana dan program kegiatan termasuk pelaksanaan operasi
khusus fungsi Intelkam.
Mengatur penyelenggaraan dukungan administrasi operasional Intelkam.
Menyelenggarakan administrasi operasional Intelkam.
Mengumpulkan, mencatat, mengolah dan menyajikan data informasi / bahan
keterangan yang berhubungan dengan Kamtibmas.
Menyusun, merumuskan dan menyampaikan produk-produk Intelijen yang
bersifat periodik dan insidentil yang berkaitan dengan bidang tugasnya.
Menyelenggarakan dokumentasi Intelijen.
Mengadakan koordinasi dibidang kegiatan produk dan dokumentasi baik
dilingkungan Sat Intelkam maupun dengan fungsi tehnis Kepolisian lainnya.
Melaporkan dan bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan kewajiban
kepada Kasat Intelkam.

Tugas pokok Bamin dan Banum, meliputi :


Bamin selaku unsur pembantu Pimpinan dan pelaksana Staf pada Sat Intelkam yang
berada dibawah Kaur Bin Ops dalam rangka mendukung administrasi Intelijen
khususnya tentang pengendalian kegiatan administrasi, dengan tugas pokok,
meliputi :
1).
2).

Registrasi buku-buku administrasi Intelijen.


Mencatat, mengolah dan menyajikan data.

Banum selaku unsur pembantu Pimpinan dan pelaksana Staf pada Sat Intelkam
yang berada dibawah Kaur Bin Ops dalam rangka mendukung administrasi Intelijen
dengan tugas pokok meliputi mengumpulkan, mencatat, menyusun, menyimpan,
memelihara dan memusnahkan data.
/8. Urmintu . . . . . . . .
- 5 8.

Ur Mintu (Urusan Administrasi dan Ketatausahaan)


a.
b.

c.

d.

Urusan Administrasi dan Tata Usaha Sat Intelkam selaku unsur pembantu Pimpinan
/ Pelaksana Staf Intelkam dibawah Kasat Intelkam.
Urusan Administrasi dan Ketatausahaan Sat Intelkam selaku unsur pelaksana staf
membantu Kasat Intelkam dalam rangka mendukung administrasi Intelijen dan
ketatatausahaan serta pelayanan kepada masyarakat di bidang pengawasan
kegiatan masyarakat melalui pemberian ijin / rekomendasi dan surat keterangan
termasuk pengawasan orang asing, senjata api / bahan peledak serta Surat
Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK).
Ur Mintu dipimpin oleh Kepala Urusan Administrasi dan Ketatausahaan, disingkat
Kaur Mintu yang bertanggungjawab kepada Kasat Intelkam, dalam melaksanakan
tugas kewajibannya dibantu oleh Bamin dan Banum.
Tugas pokok Kaur Mintu, meliputi :
1)
2)

3)
4)

e.

Menyelenggarakan administrasi personil, kearsipan / dokumentasi Intelijen dan


administrasi umum lainnya.
Menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat di bidang pengawasan
kegiatan masyarakat melalui pemberian ijin / rekomendasi dan surat
keterangan termasuk pengawasan orang asing, senjata api / bahan peledak /
senapan angin kaliber 4,5 mm serta Surat Keterangan Catatan Kepolisian
(SKCK).
Mengadakan koordinasi dibidang kegiatan administrasi dan ketatausahaan baik
di lingkungan Sat Intelkam maupun dengan fungsi tehnis Kepolisian lainnya.
Melaporkan dan bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan kewajiban
kepada Kasat Intelkam.

Tugas pokok Bamin dan Banum, meliputi : Bamin selaku unsur pelaksana pelayanan
administrasi pada Sat Intelkam yang berada dibawah Kaur Mintu Sat Intelkam
dengan tugas pokok meliputi

:
1)
2)
3)
4)

9.

Melakukan proses penertiban ijin / surat keterangan / rekomendasikegiatan


masyarakat.
Melakukan proses penerbitan SKCK.
Melakukan proses administrasi pengamanan dan pengawasan Orang
Asing/proses penerbitan STM.
Melakukan proses administrasi pengamanan dan pengawasan senjata api dan
bahan peledak.

Unit I Sat Intelkam (Bidang Sosial Politik)


a.
b.

c.

d.

Unit I Sat Intelkam adalah Unsur Pelaksana Utama Operasional Sat Intelkam yang
berada dibawah Kasat Intelkam.
Selaku Agen Utama dan Agen Pelaksanan operasional Intelijen membantu Kasat
Intelkam dalam rangka mendukung operasional Intelkam khususnya dibidang Sosial
Politik dan tugas-tugas pokok Intelijen lainnya (Penyelidikan, Pengamanan,
Penggalangan).
Unit I Sat Intelkam dipimpin oleh Kepala Unit, disingkat Kanit yang
bertanggungjawab kepada Kasat Intelkam, dalam melaksanakan tugas kewajibannya
dibantu oleh 2 (dua) Kasubnit dan masing-masing dibantu oleh Bintara Unit (Banit).
Tugas pokok Kanit I Sat Intelkam, meliputi :
1) Mengajukan pertimbangan dan saran kepada Kasat Intelkam khususnya
mengenai ha-hal yang berhubungan dengan bidang tugasnya khususnya
bidang Sosial Politik.
2) Menyelenggarakan komunikasi baik dengan anggota maupun dengan Pimpinan
(Kasat Intelkam).
/3). Mengkoordinasikan . . . . . . .
- 6 3)
4)

5)
6)

7)
8)
9)

Mengkoordinasikan, membimbing dan mengarahkan penyusunan, penjabaran


tugas untuk menjamin tercapainya sasaran.
Memimpin, mengarahkan, mengawasi dan mengendalikan Unit Opsnal dalam
rangka operasi penyelidikan, pengamanan dan penggalangan terhadap
sasaran tugasnya.
Memimpin Unit melaksanakan pemberian beck up operasional Polres dan
Jajarannya berdasarkan perintah Pimpinan.
Mengadakan koordinasi dan kerjasama dengan Badan/Instansi didalam dan
diluar Polres dalam pelaksanaan tugas Unit Opsnal Sat Intelkam sesuai dengan
prosedur yang berlaku.
Melaksanakan tugas sesuai perintah Pimpinan.
Melaksanakan brifing dan debrifing terhadap Anggota Unit.
Melaporkan dan bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Kasat
Intelkam.

10. Unit II Sat Intelkam (Bidang Sosial Ekonomi)


a.
b.

c.

d.

Unit II Sat Intelkam adalah Unsur Pelaksana Utama Operasional Sat Intelkam yang
berada dibawah Kasat Intelkam.
Selaku Agen Utama dan Agen Pelaksanan operasional Intelijen membantu Kasat
Intelkam dalam rangka mendukung operasional Intelkam khususnya dibidang Sosial
Ekonomi dan tugas-tugas pokok Intelijen lainnya (Penyelidikan, Pengamanan,
Penggalangan).
Unit II Sat Intelkam dipimpin oleh Kepala Unit, disingkat Kanit yang
bertanggungjawab kepada Kasat Intelkam, dalam melaksanakan tugas kewajibannya
dibantu oleh 2 (dua) Kasubnit dan masing-masing dibantu oleh Bintara Unit (Banit).
Tugas pokok Kanit II Sat Intelkam, meliputi :
1)

2)
3)
4)

5)
6)

7)
8)
9)

Mengajukan pertimbangan dan saran kepada Kasat Intelkam khususnya


mengenai ha-hal yang berhubungan dengan bidang tugasnya khususnya
bidang Sosial Ekonomi.
Menyelenggarakan komunikasi baik dengan anggota maupun dengan Pimpinan
(Kasat Intelkam).
Mengkoordinasikan, membimbing dan mengarahkan penyusunan, penjabaran
tugas untuk menjamin tercapainya sasaran.
Memimpin, mengarahkan, mengawasi dan mengendalikan Unit Opsnal dalam
rangka operasi penyelidikan, pengamanan dan penggalangan terhadap
sasaran tugasnya.
Memimpin Unit melaksanakan pemberian beck up operasional Polres dan
Jajarannya berdasarkan perintah Pimpinan.
Mengadakan koordinasi dan kerjasama dengan Badan/Instansi didalam dan
diluar Polres dalam pelaksanaan tugas Unit Opsnal Sat Intelkam sesuai dengan
prosedur yang berlaku.
Melaksanakan tugas sesuai perintah Pimpinan.
Melaksanakan brifing dan debrifing terhadap Anggota Unit.
Melaporkan dan bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Kasat
Intelkam.

11. Unit III Sat Intelkam (Bidang Sosial Budaya)


a.
b.

Unit III Sat Intelkam adalah Unsur Pelaksana Utama Operasional Sat Intelkam yang
berada dibawah Kasat Intelkam.
Selaku Agen Utama dan Agen Pelaksanan operasional Intelijen membantu Kasat
Intelkam dalam rangka mendukung operasional Intelkam khususnya dibidang Sosial
Budaya dan tugas-tugas pokok Intelijen lainnya (Penyelidikan, Pengamanan,
Penggalangan).
/c. Unit III . . . . . . . .
- 7 c.

d.

Unit III Sat Intelkam dipimpin oleh Kepala Unit, disingkat Kanit yang
bertanggungjawab kepada Kasat Intelkam, dalam melaksanakan tugas kewajibannya
dibantu oleh 2 (dua) Kasubnit dan masing-masing dibantu oleh Bintara Unit (Banit).
Tugas pokok Kanit III Sat Intelkam, meliputi :
1)

2)
3)
4)

5)
6)

7)
8)
9)

Mengajukan pertimbangan dan saran kepada Kasat Intelkam khususnya


mengenai ha-hal yang berhubungan dengan bidang tugasnya khususnya
bidang Sosial Budaya.
Menyelenggarakan komunikasi baik dengan anggota maupun dengan Pimpinan
(Kasat Intelkam).
Mengkoordinasikan, membimbing dan mengarahkan penyusunan, penjabaran
tugas untuk menjamin tercapainya sasaran.
Memimpin, mengarahkan, mengawasi dan mengendalikan Unit Opsnal dalam
rangka operasi penyelidikan, pengamanan dan penggalangan terhadap
sasaran tugasnya.
Memimpin Unit melaksanakan pemberian beck up operasional Polres dan
Jajarannya berdasarkan perintah Pimpinan.
Mengadakan koordinasi dan kerjasama dengan Badan/Instansi didalam dan
diluar Polres dalam pelaksanaan tugas Unit Opsnal Sat Intelkam sesuai dengan
prosedur yang berlaku.
Melaksanakan tugas sesuai perintah Pimpinan.
Melaksanakan brifing dan debrifing terhadap Anggota Unit.
Melaporkan dan bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Kasat
Intelkam.

12. Unit IV Sat Intelkam (Bidang Keamanan)


a.
b.

c.

d.

Unit IV Sat Intelkam adalah Unsur Pelaksana Utama Operasional Sat Intelkam yang
berada dibawah Kasat Intelkam.
Selaku Agen Utama dan Agen Pelaksanan operasional Intelijen membantu Kasat
Intelkam dalam rangka mendukung operasional Intelkam khususnya dibidang
Keamanan dan tugas-tugas pokok Intelijen lainnya (Penyelidikan, Pengamanan,
Penggalangan).
Unit IV Sat Intelkam dipimpin oleh Kepala Unit, disingkat Kanit yang
bertanggungjawab kepada Kasat Intelkam, dalam melaksanakan tugas kewajibannya
dibantu oleh 2 (dua) Kasubnit dan masing-masing dibantu oleh Bintara Unit (Banit).
Tugas pokok Kanit IV Sat Intelkam, meliputi :
1)

2)
3)
4)

5)
6)

7)
8)
9)

Mengajukan pertimbangan dan saran kepada Kasat Intelkam khususnya


mengenai ha-hal yang berhubungan dengan bidang tugasnya khususnya
bidang Keamanan.
Menyelenggarakan komunikasi baik dengan anggota maupun dengan Pimpinan
(Kasat Intelkam).
Mengkoordinasikan, membimbing dan mengarahkan penyusunan, penjabaran
tugas untuk menjamin tercapainya sasaran.
Memimpin, mengarahkan, mengawasi dan mengendalikan Unit Opsnal dalam
rangka operasi penyelidikan, pengamanan dan penggalangan terhadap
sasaran tugasnya.
Memimpin Unit melaksanakan pemberian beck up operasional Polres dan
Jajarannya berdasarkan perintah Pimpinan.
Mengadakan koordinasi dan kerjasama dengan Badan/Instansi didalam dan
diluar Polres dalam pelaksanaan tugas Unit Opsnal Sat Intelkam sesuai dengan
prosedur yang berlaku.
Melaksanakan tugas sesuai perintah Pimpinan.
Melaksanakan brifing dan debrifing terhadap Anggota Unit.
Melaporkan dan bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Kasat
Intelkam.
/13. Unit V . . . . . . . . .
- 8 13. Unit V Sat Intelkam (Bidang Pengawasan Orang Asing)
a.
b.

c.

d.

Unit V Sat Intelkam adalah Unsur Pelaksana Utama Operasional Sat Intelkam yang
berada dibawah Kasat Intelkam.
Selaku Agen Utama dan Agen Pelaksanan operasional Intelijen membantu Kasat
Intelkam dalam rangka mendukung operasional Intelkam khususnya dibidang
Pengawasan Orang Asing (POA) dan tugas-tugas pokok Intelijen lainnya
(Penyelidikan, Pengamanan, Penggalangan).
Unit V Sat Intelkam dipimpin oleh Kepala Unit, disingkat Kanit yang
bertanggungjawab kepada Kasat Intelkam, dalam melaksanakan tugas kewajibannya
dibantu oleh 2 (dua) Kasubnit dan masing-masing dibantu oleh Bintara Unit (Banit).
Tugas pokok Kanit V Sat Intelkam, meliputi :
1)

2)
3)
4)

5)
6)

7)
8)
9)

Mengajukan pertimbangan dan saran kepada Kasat Intelkam khususnya


mengenai ha-hal yang berhubungan dengan bidang tugasnya khususnya
bidang Pengawasan Orang Asing.
Menyelenggarakan komunikasi baik dengan anggota maupun dengan Pimpinan
(Kasat Intelkam).
Mengkoordinasikan, membimbing dan mengarahkan penyusunan, penjabaran
tugas untuk menjamin tercapainya sasaran.
Memimpin, mengarahkan, mengawasi dan mengendalikan Unit Opsnal dalam
rangka operasi penyelidikan, pengamanan dan penggalangan terhadap
sasaran tugasnya.
Memimpin Unit melaksanakan pemberian beck up operasional Polres dan
Jajarannya berdasarkan perintah Pimpinan.
Mengadakan koordinasi dan kerjasama dengan Badan/Instansi didalam dan
diluar Polres dalam pelaksanaan tugas Unit Opsnal Sat Intelkam sesuai dengan
prosedur yang berlaku.
Melaksanakan tugas sesuai perintah Pimpinan.
Melaksanakan brifing dan debrifing terhadap Anggota Unit.
Melaporkan dan bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Kasat
Intelkam.

14. Unit IVI Sat Intelkam (Bidang Pengawasan Senjata Api dan Bahan Peledak)
a.
b.

c.

d.
Unit VI Sat Intelkam adalah Unsur Pelaksana Utama Operasional Sat Intelkam yang
berada dibawah Kasat Intelkam.
Selaku Agen Utama dan Agen Pelaksanan operasional Intelijen membantu Kasat
Intelkam dalam rangka mendukung operasional Intelkam khususnya dibidang
Pengawasan Bahan Peledak (Wasendak) dan tugas-tugas pokok Intelijen lainnya
(Penyelidikan, Pengamanan, Penggalangan).
Unit IV Sat Intelkam dipimpin oleh Kepala Unit, disingkat Kanit yang
bertanggungjawab kepada Kasat Intelkam, dalam melaksanakan tugas kewajibannya
dibantu oleh 2 (dua) Kasubnit dan masing-masing dibantu oleh Bintara Unit (Banit).
Tugas pokok Kanit IV Sat Intelkam, meliputi :
1)

2)
3)
4)

5)

Mengajukan pertimbangan dan saran kepada Kasat Intelkam khususnya


mengenai ha-hal yang berhubungan dengan bidang tugasnya khususnya
bidang Pengawasan Bahan Peledak.
Menyelenggarakan komunikasi baik dengan anggota maupun dengan Pimpinan
(Kasat Intelkam).
Mengkoordinasikan, membimbing dan mengarahkan penyusunan, penjabaran
tugas untuk menjamin tercapainya sasaran.
Memimpin, mengarahkan, mengawasi dan mengendalikan Unit Opsnal dalam
rangka operasi penyelidikan, pengamanan dan penggalangan terhadap
sasaran tugasnya.
Memimpin Unit melaksanakan pemberian beck up operasional Polres dan
Jajarannya berdasarkan perintah Pimpinan.
/6). Mengadakan . . . . . . . .
- 9 6)

7)
8)
9)

Mengadakan koordinasi dan kerjasama dengan Badan/Instansi didalam dan


diluar Polres dalam pelaksanaan tugas Unit Opsnal Sat Intelkam sesuai dengan
prosedur yang berlaku.
Melaksanakan tugas sesuai perintah Pimpinan.
Melaksanakan brifing dan debrifing terhadap Anggota Unit.
Melaporkan dan bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Kasat
Intelkam.

15. Sub Unit Intelkam


a.
Sub Unit Intelkam adalah Selaku Agen Utama dan Agen Pelaksanan Operasional
Intelijen yang berada dibawah Kanit Intelkam bertugas mendukung operasional
Intelkam dibidang IPOLEKSOSBUDKAM, Wasendak dan Pengawasan Orang Asing
serta tugas-tugas pokok Intelijen lainnya (Penyelidikan, Pengamanan, Penggalangan
serta pembentukan dan pembinaan jaringan Intelijen).
b.
Sub Unit Intelkam dipimpinan oleh Kasubnit yang bertanggungjawab kepada Kanit
Intelkam, dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh 6 (enam) Bintara Unit
c.
Tugas Pokok Kasubnit Intelkam meliputi :
1)

2)
3)
4)

5)
6)
7)
8)

Mengajukan pertimbangan dan saran kepada Kanit Intelkam khususnya


mengenai ha-hal yang berhubungan dengan bidang tugasnya bidang
IPOLEKSOSBUDKAM, PengawasanOrang Asing dan Wasenndak.
Menyelenggarakan komunikasi baik dengan anggota maupun dengan Pimpinan
(Kanit Intelkam).
Mengkoordinasikan, membimbing dan mengarahkan penyusunan, penjabaran
tugas untuk menjamin tercapainya sasaran.
Memimpin, mengarahkan, mengawasi dan mengendalikan Sub Unit Opsnal
dalam rangka operasi penyelidikan, pengamanan dan penggalangan terhadap
sasaran tugasnya.
Memimpin Sub Unit melaksanakan pemberian beck up operasional Polres dan
Jajarannya berdasarkan perintah Pimpinan.
Melaksanakan tugas sesuai perintah Pimpinan.
Melaksanakan brifing dan debrifing terhadap Anggota Sub Unit.
Melaporkan dan bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Kanit
Intelkam.

16. Banit Intelkam


Banit Intelkam selaku Agen Pelaksanan dan Agen Pembantu Operasional Intelijen
bertanggung jawab kepada Kanit / Kasubnit Intelkam, dengan tugas pokok :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Mengajukan saran-saran kepada Kanit / Kasubnit dalam melaksanakan penalaran


UUK/TO dari Pimpinan.
Membuat/menyusun penjabaran tugas sesuai dengan tugas yang dibebankan Ka
Unit.
Melaksanakan kegiatan fungsi tehnis Intelkam Polri, khususnya fungsi penyelidikan
untuk pulbaket yang dibutuhkan.
Melaksanakan perintah/instruksi Kanit / Kasubnit yang berkaitan dengan penugasan.
Melakukan koordinasi, konsolidasi dan konsultasi dengan anggota-anggota lainnya
maupun Kanit/Kasubnit dalam rangka penugasan.
Melaksanakan pengamanan materiil, kegiatan maupun Baket serta membuat
Laporan Kegiatan Harian dan Laporan Informasi.
Melaksanakan tugas Siaga Intelkam.
Menyelenggarakan kegiatan administrasi Intelijen meliputi :
1) Pencatatan Buku Harian Informasi (BHI)
2) Pembuatan Laporan Informasi
3) Pembuatan Laporan Intelijen
4) Pembuatan Telaahan Harian Intelijen
5) Pelaporan Intelijen Aktual
6) Dokumentasi Laporan dengan melampirkan photo, audio video dan rekaman.
/ BAB III . . . . . . . . . .
- 10 BAB III
TATA CARA PELAYANAN

17. Surat Izin Kegiatan Masyarakat :


a.

Penggolongan Perizinan
digolongkan menjadi :
1)

c)

Masyarakat

dapat

Pesta berupa pekan raya, festival, bazar dan lain sejenisnya.


Keramaian berupa pasar malam, pameran, pekan raya, festival, bazar,
pertunjukan ketangkasan / atraksi dan lain sejenisnya.
Pawai berupa pawai alegoris, karnaval, pertunjukan ketangkasan atau
atraksi dan lain sejenisnya

Rapat.
Sidang.
Musyarawah.
Muktamar.
Kongres.
Sarasehan.
Temu kader.
dan lain sejenisnya.

Pertemuan yang tidak memerlukan Izin atau Pemberitahuan.


a)
b)
c)

b.

Kegiatan

Pertemuan yang memerlukan Pemberitahuan, antara lain :


a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)

3)

Pemberitahuan

Pertemuan yang memerlukan Izin, yang berbentuk antara lain :


a)
b)

2)
dan

Pesta berupa pesta ulang tahun, pertunangan, perkawinan, khitanan,


syukuran, arisan dan bentuk lain sejenisnya.
Peringatan hari besar nasional berupa upacara, kenduri, pentas seni,
panjat pinang dan bentuk lain sejenisnya.
Pertemuan politik berupa rapat, sarasehan, musyawarah, diskusi dan
bentuk lain sejenisnya

Penerbitan Surat Izin Kegiatan Masyarakat :


1)

Menerima surat permohonan izin yang dialamatkan kepada Kapolres Gorontalo


atau kepada Kapolres up. Kasat Intelkam

2)

Meneliti berkas permohonan yang dialamatkan kepada Kapolres dan up. Kasat
Intelkam, apabila telah memenuhi persyaratan maka kepada pemohon
diberikan tanda Bukti Pengajuan Surat Permohonan Izin.

3)

Bila dari hasil penelitian ternyata berkas permohonan dimaksud belum


memenuhi persyaratan, maka kepada pemohon diberikan penjelasan untuk
melengkapi kekurangan persyaratan permohonan dikembalikan kepada
pemohon tanpa memberikan Tanda Bukti Pengajuan Surat Permohonan Izin.

4)

Dalam memproses perizinan berkoordinasi dengan instansi terkait.

5)

Surat izin diberikan kepada pemohon paling lambat 3 (tiga) hari sebelum
pelaksanaan kegiatan, tembusannya dikirim kepada Instansi terkait.

6)

Surat Izin ditanda tangani oleh Kasat Intelkam atas nama Kapolres.
/18. Administrasi . . . . . . .
- 11 18. Administrasi Orang Asing :
a.

Fungsi STM
1)
2)

b.

Persyaratan Administrasi STM.


1)

2)

c.

Sebagai surat keterangan bahwa orang asing yang menginap disuatu wilayah
telah diketahui dan diregistrasi oleh Pejabat Polri setempat.
Sebagai perlindungan dan pengamanan terhadap orang asing yang berada di
suatu wilayah Indonesia.

Pemohon mengajukan surat permohonan kepada Kasat Intelkam dengan


melampiri foto copy : KTP Penanggung jawab penginapan, pasport lengkap
orang asing yang menginap, stempel kedatangan orang asing di Bandara /
pelabuhan di Indonesia.
Khusus bagi artis asing yang akan mengadakan pertunjukan di Indonesia,
selain persyaratan tersebut pada angka 2 huruf a di atas, melampirkan surat
rekomendasi Kementerian Pariwisata dan Budaya.

Mekanisme Proses Penerbitan STM.


1)

pemohon dan / atau sponsor yang mewakili datang langsung ke ruang


pelayanan administrasi orang asing pada Bid Yanman Sat Intelkam dengan
membawa kelengkapan administrasi.
2) menyerahkan berkas administrasi permohonan STM beserta formulir yang telah
diisi dan ditandatangani kepada petugas loket penerimaan berkas.
3) petugas loket memeriksa kelengkapan berkas pemohon;
4) apabila telah lengkap pemohon diberikan surat tanda terima yang berisi tanggal
pengambilan STM.
5) Apabila berkas pemohon belum lengkap, petugas pelaksana mengembalikan
untuk dilengkapi.
6) petugas loket menyerahkan berkas permohonan STM kepada petugas STM
untuk diteliti, dicatat dalam buku agenda.
7) Setelah diagenda berkas STM dilaporkan kepada Kaur Mintu untuk verifikasi
kelengkapan seluruh berkas kemudian diparaf.
8) Penandatanganan STM oleh Kasat Intelkam atas nama Kapolres Gorontalo.
9) STM yang sudah ditandatangani dinomori dan disyahkan dengan stempel oleh
Baurmin Yan Oras.
10) Petugas loket menyerahkan STM yang sudah distempel kepada pemohon
melalui loket pengambilan.

d.

Jangka Waktu Penyelesaian STM. Penyelesaian STM yang memenuhi persyaratan,


sejak penyerahan berkas di loket sampai diterima kembali oleh pemohon paling
lambat 1 (satu) hari kerja.

19. Ketentuan Tambahan


a.

Setiap penyelenggara kegiatan mengajukan permohonan izin kepada Pejabat


Kepolisian yang berwenang yang daerah hukumnya meliputi tempat kegiatan
dilaksanakan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan untuk kegiatan.

b.

Apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) hari sebelum pertemuan diselenggarakan


pejabat Polri yang berwenang menerima pemberitahuan tidak memberikan jawaban
atas pemberitahuan yang telah diajukan secara syah, maka dianggap Polri telah
mengetahui akan adanya penyelenggaraan pertemuan.
/C. Biaya . . . . . . . . . .
- 12 c.

Biaya atas Jasa pelayanan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK)


berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2010 tentang Jenis
Penerimaan dan Tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Polri, biaya penerbitan
SKCK ditetapkan sebesar Rp. 10.000,-(sepuluh ribu rupiah) yang berlaku sejak
tanggal 26 Juni 2010.

d.

Guna mengukur kepuasan pelayanan yang telah diberikan kepada masyarakat,


disiapkan kotak saran / mekanisme komplen baik melalui SMS ataupun website yang
telah tersedia.

e.

Permohonan STM diajukan kepada Kepala Polres atau Kepala Poslek setempat /
tempat domisili orang asingnya.

f.

Permohonan dapat juga diajukan langsung ke Ruang Pelayanan Masyarakat Sat


Intelkam Polres Gorontalo apabila sponsornya berkantor pusat di Jakarta dan atau
dalam hal tertentu yang bersifat mendesak.

g.

Permohonan STM diajukan kepada Kepala Polsek dan atau Kepala Polres setempat
di daerah lokasi orang asing tersebut menginap.

h.

Permohonan STM diajukan kepada Kabaintelkam Polri melalui Ruang Pelayanan


Masyarakat Baintelkam Polri apabila orang asing tersebut berprofesi sebagai artis.

i.

Permohonan SKJ diajukan kepada Direktur Intelkam Polda setempat bagi orang
asing yang hanya bepergian dalam satu wilayah Polda tersebut.

j.

Permohonan SKJ diajukan kepada Kabaintelkam Polri bagi orang asing yang
bepergian melintasi beberapa Propinsi.

k.

Biaya atas jasa pelayanan perijinan senjata api, bahan peledak dan kembang api
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2010 tentang Jenis
Penerimaan dan Tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Polri yang berlaku
sejak tanggal 26 Juni 2010.

l.

Pemohon dapat memberi masukan/ saran/ kritikan/ komplain kepada pelaksana


perizinan lewat kotak saran yang tersedia di loket pelayanan ataupun melalui sarana
informasi baik melalui SMS ataupun Website yang telah disiapkan oleh Polri.

20. Realisasi Peningkatan Pelayanan


NO

BENTUK PELAYANAN

WAKTU
SEBELUM
SAAT INI
3
4
3 hari
1 hari / bisa
ditunggu

1
1

2
Ijin keramaian dan kegiatan Masyarakat

SKCK

1 hari

Bisa ditunggu

STTP
a) Kemerdekaan menyampaikan
pendapat di muka umum (Unras)

1 hari

Bisa Ditunggu

b) Giat organisasi (Pertemuan,


seminar, musyawarah, dll )

2 hari

1 hari

STM

3 hari

1 hari /
ditunggu

KET
5

bisa
/BAB IV . . . . . . . . . . .
- 13 BAB IV
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
1.

2.
3.

4.

5.

Fungsi pengawasan dan pengendalian dimaksudkan agar suatu tujuan yang telah
ditentukandapat berjalan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, guna
memperoleh hasil yang maksimal.
Pengawasan dan pengendalian dilingkungan Sat Intelkam Polres Gorontalo dilaksanakan
oleh Kasat Intelkam dibantu oleh Kaur Bin Ops, Kaur Mintu dan para Kanit Intelkam.
Dalam melaksanakan tugas pengawasan dan pengendalian setiap Pimpinan berkewajiban
:
a. Mengawasi bawahannya masing-masing dan apabila terjadi penyimpangan agar
mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundangundangan
yang berlaku.
b. Merencanakan, mengelola dan mempertanggung jawabkan sumber daya yang
tersedia secara efektif dan efesien serta meningkatkan kemampuan dan daya
gunanya.
c. Mengawasi dan mengendalikan terhadap ketertiban administrasi keuangan, materiil,
fasilitas dan jasa yang harus dipertanggung jawabkan dengan menggunakan
seoptimal dan sefesien mungkin bagi keberhasilan pelaksanaan tugas.
d. Menjabarkan dan menindaklanjuti setiap kebijakan Pimpinan serta dapat
dipertanggung jawabkan.
Para pejabat di lingkungan Sat Intelkam melakukan tindakan korektif terhadap
bawahannya yang dalam melaksanakan tugasnya tidak sesuai dengan SOP yang telah
ditetapkan.
Pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi yang ada pada
Sat Intelkam Polres Gorontalo baik operasional maupun administrasi dilaksanakan
para
pejabat dilingkungan Sat Intelkam Polres Gorontalo.

BAB IV
PENUTUP
Demikian penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Sat Intelkam Polres
Gorontalo ini
dibuat untuk dijadikan pedoman, langkah – langkah dan prosedur dalam kegiatan
operasional
dan adaministrasi di lingkungan Sat Intelkam Polres Gorontalo.

Gorontalo, Januari 2016


KEPALA KEPOLISIAN RESOR GORONTALO

HERRI RIO PRASETYO, SIK


AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 73060604
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH GORONTALO
RESOR GORONTALO

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP )


SATUAN INTELKAM POLRES GORONTALO
TENTANG
PELAYANAN PENERBITAN SURAT KETERANGAN CATATAN KRIMINAL ( SKCK )

BAB I
PENDAHULUAN
A.

B.

LATAR BELAKANG
1.

Pelayanan kepada masyarakat yang di emban Satuan Fungsi Intelijen salah satunya
adalah
penerbitan surat keterangan catatan kepolisian ( SKCK ), dimana dalam
pelaksanaannya
telah diberlakukan pungutan kepada masyarakat setiap diterbitkannya surat
keterangan
catatan kepolisian ( SKCK ) untuk dimasukan ke dalam Penerimaan Negara Bukan Pajak
(
PNBP ), maka sebagai bidang administrasi khususnya di bagian pelayanan harus mampu
memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan cepat dan dapat di pertanggung
jawabkan.

2.

Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, Satuan fungsi Intelkam berupaya dengan cara
membentuk suatu standar operasional prosedur ( SOP ) guna terciptanya kelancaran
dalam
pelaksanaan tugas operasional kepolisian khususnya dalam bidang pelayanan
penerbitan
surat keterangan catatan kepolisian ( SKCK ).

DASAR
1
2.
3.
4.

C.

Undang – undang nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Undang – undang Republik Indonesia no 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No mor 50 tahun 2010, tanggal 25 Mei 2010
tentang jenis dan tarif atas penerimaan negara bukan pajak ( PNBP ) yang berlaku
pada Polri.
Peraturan Kapolri Tahun 2010 tentang tata cara penerbitan Surat Keterangan Catatan
Kriminal.

MAKSUD DAN TUJUAN


1.

Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Satuan Fungsi Intelkam Polres


Gorontalo
ini, dimaksudkan untuk dapat dijadikan sebagai pedoman kerja dan akan dijadikan
sebagai
alat penilaian kerja sehingga di harapkan pelaksanaan tugas dapat dilaksanakan
secara
efektif dan efesien serta memperoleh hasil sesuai dengan target yang telah
dirumuskan.

2.

Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Satuan Fungsi Intelkam Polres


Gorontalo
ini, bertujuan agar tercipta keseragaman dan persamaan persepsi serta komitmen
mengenai
apa yang harus dikerjakan oleh unit opsnal / seluruh anggota yang ada pada Satuan
Fungsi
Intelkam Polres Gorontalo sehingga diharapkan dapat terwujudnya good governance.
- 2 D.

RUANG LINGKUP
SOP ini hanya mengatur tentang prosedur pelaksanaan pelayanan penerbitan SKCK
terhadap
masyarakat pemohon untuk keperluan tertentu pada tingkat Polres Gorontalo beserta
Polsek
Jajaran.

E.

SISTIMATIKA
Sistimatika penyusunan pedoman Standar Operasional Prosedur ( SOP ) adalah sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.

LATAR BELAKANG
DASAR
MAKSUD DAN TUJUAN
RUANG LINGKUP
SISTIMATIKA

BAB II TUGAS POKOK DAN PELAKSANAAN


A.
B.
C.
D.
E.

TUGAS POKOK
PERSONIL YANG DILIBATKAN
URUTAN TINDAKAN
SARANA PRASARANA YANG DIGUNAKAN
KETENTUAN LARANGAN DAN KEWAJIBAN

BAB III ADMINISTRASI, ANGGARAN DAN PELAPORAN


BAB IV PENUTUP

BAB II
TUGAS POKOK DAN PELAKSANAAN
A.

TUGAS POKOK
Tugas pokok adalah memberikan pelayanan prima kepada masyarakat pemohon dan memberi
penjelasan tentang bagaimana mekanisme penerbitkan Surat Keterangan Catatan
Kriminal ( SKCK
).

B.

PERSONIL YANG DILIBATKAN


Dalam penerbitan SKCK melibatkan personil sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.

Kasat Intelkam sebagai penanggung jawab


Kaur Mintu sebagai pelayanan penerbitan SKCK
Banum sebagai pelaksana penerbitan SKCK
Bamin sebagai pembantu bendahara penerimaan penerbitan SKCK
-3 C.

URUTAN TINDAKAN
1.

Persyaratan
Pemohon merupakan masyarakat yang berdomisili atau yang bertempat tinggal di
Wilayah
Hukum Polres Gorontalo, kemudian pemohon datang dengan membawa persyaratan
sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

2.

Tata Cara Penerbitan


a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

D.

Pemohon memasukan berkas ke loket pelayanan


Berkas pemohon di teliti oleh petugas pelayanan
Jika berkas lengkap maka petugas pelayanan memberikan blangko Clearing Test dan
kartu tik untuk diisi oleh pemohon, dan jika berkas belum lengkap maka petugas
dengan santun mengarahakan kepada pemohon untuk segera dilengkapi.
Petugas pelayanan memproses penerbitan SKCK dengan teliti dan benar selanjutnya
SKCK di aukan ke pejabat berwenang untuk di tanda tangani.
Registrasi dan Penyerahan SKCK kepada pemohon
Benma menerima PNBP dari pemohon
Benma menyetor PNBP SKCK kepada putor
Benma mencatat penerimaan dan penyetoran PNBP SKCK kedalam buku kas.
Penerbitan SKCK selesai dalam waktu 30 menit.

SARANA DAN PRASARANA YANG DIGUNAKAN


1.
2.
3.
4.
5.

E.

Rekomendasi Catatan Kriminal dari Polsek setempat mengetahui Kapolsek


Foto Copy KTP
Foto copy akta lahir
Foto copy Kartu keluarga
Foto copy kartu rumus sidik jari
Pas foto berwarna dengan latar belakang warna merah sebanyak 4 ( empat ) lembar
Membayar biaya PNBP sebesar Rp. 10.000,- ( sepuluh ribu rupiah )

Ruang Pelayanan
ATK
Perangkat Komputer
Alat tulis dan Cap stempel
Material SKCK

KETENTUAN LARANGAN DAN KEWAJIBAN


1.

Larangan
a.
b.
c.

Dalam penyusunan laporan bulanan dengan penyetoran PNBP ke Benma harus sesuai
dengan jumlah yang ada di laporan bulanan.
Tidak boleh memungut biaya lebih sesuai dengan ketentuan PP 50 Tahun 2010 tentang
tarif atas jenis PNBP.
Tidak diperbolehkan melalui joki atau calo / orang kedua pada waktu pembuatan dan
pengambilan SKCK.
- 4 2.

Kewajiban
a.

Petugas bersikap sopan, senyum, sapa dan salam terhadap pemohon SKCK.

b.

Membuat laporan bulanan dan melaporkan hasilnya ke Dir Intelkam Polda Gorontalo

c.

Menyetorkan PNBP ke Benma Polres tepat waktu.

d.

Pengawasan dan pengendalian

e.

Memberikan penjelesan tentang tata cara pengisian blangko atau cek lis dan
melakukan pengecekan terhadap latar belakang para pemohon SKCK yang berasal dari
luar daerah.

f.

Petugas dalam menerbitkan SKCK tidak melebihi waktu yang telah di tentukan
menit ).

( 30

BAB III
ADMINISTRASI, ANGGARAN DAN PELAPORAN
A.

ADMINISTRASI
Dalam rangka ketertiban administrasi pelayanan masyarakat pada Satuan Fungsi
Intelijen Polres
Gorontalo, maka dalam penerbitan SKCK disiapkan perangkat administrasi pendukung
seperti:
a.
b.
c.
d.
e.

B.

C.

Surat Perintah
Buku-buku petunjuk ( Juklak dan Jukmin )
Register
Slip setoran PNBP
Buku Kas

ANGGARAN
1.
Untuk mendukung penerbitan SKCK menggunakan biaya yang telah disediakan dalam
anggaran dinas.

2.

Menggunakan anggaran sebagaimana tercantum dalam PP 50 Tahun 2010 tentang tarif


atas
jenis PNBP.

PELAPORAN
Pelaksanaan proses penerbitan SKCK dilaporkan setiap bulan secara berjenjang kepada
satuan
atas.
- 5 BAB IV
PENUTUP
A.

Demikian Standar Operasional Prosedur ( SOP ) tentang Pelayanan penerbitan Surat


Keterangan
Catatan Kriminal ini di susun berdasarkan peraturan dan petunjuk pelaksanaan
pelayanan
masyarakat, selanjutnya untuk dapat dijadikan sebagai petunjuk dan pedoman bagi
pengemban
fungsi Intelijen dalam penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan
ketentuan
dan kewenangan yang berlaku di Lingkungan Polri.

B.

Ketentuan – ketentuan lain berkaitan dengan pelayanan dan belum diatur dalam
Standar
Operasional Prosedur ini, sepanjang tidak bertentangan dan tidak merugikan
masyarakat dapat
digunakan sebagai rujukan guna menghasilkan pelaksanaan tugas yang optimal.

Limboto, Januari 2016


KEPALA SATUAN INTELKAM
TTD
FEBRI NURZAN, SIK
AJUN KOMISARIS POLISI NRP 84021491
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH GORONTALO
RESOR GORONTALO

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP )


SATUAN INTELKAM POLRES GORONTALO
TENTANG
PELAYANAN PENERBITAN SURAT IZIN
DAN PEMBERITAHUAN KEGIATAN MASYARAKAT

BAB I
PENDAHULUAN
A.

B.

C.

LATAR BELAKANG
1.

Perizinan dan pemberitahuan masyarakat / organisasi terkait kegiatan yang dilakukan


baik
itu dalam bentuk kegiatan yang bersifat Formal maupun Non Formal, adalah merupakan
salah satu hal yang harus mendapatkan Izin / STTP (Surat Tanda Terima
Pemberitahuan)
yang dikeluarkan oleh Institusi Kepolisian. Pemberian Izin / STTP ini terkait
dengan situasi
yang akan terjadi pada saat berlangsungnya kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat,
dalam hal ini dikarenakan kegiatan / acara yang dilaksanakan oleh masyarakat /
organisasi
secara otomatis akan mengundang mendatangkan warga masyarakat untuk menghadiri
acara / kegiatan dimaksud.

2.

Pemberian Izin / STTP juga bertujuan untuk sebagai bahan masukan dan pengambilan
kebijakan bagi pimpinan dalam rangka untuk memberikan pelayanan pengamanan demi
kelancaran kegiatan tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk meminimalisir terjadinya
tindakan /
aksi yang dapat mengganggu jalannya kegiatan yang pada akhirnya dapat berakibat
terhadap stabilitas keamanan daerah secara keseluruhan.

DASAR
1.
2.
3.

Undang – undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia
Juklak Kapolri No Pol : Juklak / 28 / VII / 1991 tentang penyelenggaraan Perizinan.
Juklak Kapolri No Pol : Juklak / 02 / XII / 1995 tentang Perizinan dan
Pemberitahuan
Kegiatan Masyarakat

4.

Perkap Nomor 16 Tahun 2010 tentang Tata cara Pelayanan informasi publik di
Lingkungan
Polri.
MAKSUD DAN TUJUAN
1.

Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Satuan Fungsi Intelkam Polres


Gorontalo
ini, dimaksudkan untuk dapat dijadikan sebagai pedoman kerja dan akan dijadikan
sebagai
alat penilaian kerja sehingga di harapkan pelaksanaan tugas dapat dilaksanakan
secara
efektif dan efesien serta memperoleh hasil sesuai dengan target yang telah
dirumuskan.
- 2 2.

D.

Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Satuan Fungsi Intelkam Polres


Gorontalo
ini, bertujuan agar tercipta keseragaman dan persamaan persepsi serta komitmen
mengenai
apa yang harus dikerjakan oleh unit opsnal / seluruh anggota yang ada pada Satuan
Fungsi
Intelkam Polres Gorontalo sehingga diharapkan dapat terwujudnya good governance.

RUANG LINGKUP
SOP ini hanya mengatur tentang tata cara prosedur pelaksanaan pelayanan penerbitan
surat Izin
keramaian masyarakat, menerbitkan Surat Tanda Terima Pemberitahuan Kegiatan
Masyarakat
yang melakukan kegiatan tertentu pada tingkat Polres Gorontalo beserta Polsek
Jajaran.

E.

SISTIMATIKA
Sistimatika penyusunan pedoman Standar Operasional Prosedur ( SOP ) adalah sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.

LATAR BELAKANG
DASAR
MAKSUD DAN TUJUAN
RUANG LINGKUP
SISTIMATIKA

BAB II TUGAS POKOK DAN PELAKSANAAN


A.
B.
C.
D.
E.

TUGAS POKOK
PERSONIL YANG DILIBATKAN
URUTAN TINDAKAN
SARANA PRASARANA YANG DIGUNAKAN
KETENTUAN LARANGAN DAN KEWAJIBAN

BAB III ADMINISTRASI, ANGGARAN DAN PELAPORAN


BAB IV PENUTUP
BAB II
TUGAS POKOK DAN PELAKSANAAN
A.

TUGAS POKOK
Membina dan menyelenggarakan fungsi Intelijen dalam bidang pengawasan kegiatan
sosial /
politik masyarakat guna mendukung pelaksanaan tugas pemerintah mewujudkan keamanan
dalam negeri, memberikan pelayanan prima kepada masyarakat dengan mengeluarkan
surat Izin
dan STTP dengan indikator pelayanan dapat dilakukan dengan cepat namun tetap sesuai
dengan
prosedur yang berlaku, masyarakat dapat terlayani dengan baik dan tidak ada
pengaduan /
komplain terhadap pelayanan yang di berikan petugas.
- 3 B.

PERSONIL YANG DILIBATKAN


Personil yang dilibatkan dalam pelaksanaan pelayanan prima terhadap kegiatan
masyarakat
adalah anggota Urmintu di bawah pengawasan Kaur Mintu yang menjadi tanggung jawab
adalah
Kasat Intelkam Polres Gorontalo

C.

URUTAN TINDAKAN
1.

Penggolongan terhadap berkas persyaratan penerbitan Surat Izin / STTP


a.

Pertemuan yang memerlukan Izin


1).
2).
3).

b.

Peertemuan yang memerlukan pemberitahuan


1).
2).
3).

c.

Rapat, sidang, musyawarah, muktamar, konggres, sarasehan, temu kader dan


lain sejenisnya.
Penyampaian pendapat dimuka umum : Unjuk rasa / demonstrasi, pawai, rapat
umum, mimbar bebas, mogok makan, mogok kerja dan lain sejenisnya
Kampanye : Rapat umum/terbuka pertemuan terbatas, tatap muka penyebaran
bahan kampanye, pemasangan alat peraga, debat publik/terbuka kegiatan lain
yang tidak melanggar larangan kampanye dan peraturan perundang-undangan.

Pertemuan yang tidak memerlukan Izin dan Pemberitahuan


1).
2).
3).
4).

2.

Pesta: pekan raya, Festifal, Bazar dan lain sebagainya


Keramaian: Pasar malam, Pekan raya, Festival, Bazar, pertunjukan ketangkasan,
atraksi dan lain sejenisnya.
Pawai : Pawai Alegoris, Karnaval, pertunjukan ketangkasan, atraksi dan lain
sejenisnya.

Pesta syukuran, ulang tahun, arisan dan sejenisnya yang bersifat tertutup hanya
pribadi/keluarga.
Peringatan hari besar nasional.
Pertemuan sosial berupa kerja bakti, gotong royong dan sejenisnya.
Pertemuan Keagamaan.
Proses penerbitan Izin
a.

Pemohon membawa berkas administrasi antara lain :


1).
2).

Surat permohonan yang memuat secara jelas mengenai tujuan, sifat, tempat,
waktu, penanggung jawab dan jumlah pengunjung dari undangan.
Apabila pemohon dari suatu organisasi maka surat permohonan yang ada harus
dilampiri dengan :
a). Jadwal acara
b). Daftar susunan panitia penyelenggara
c). Daftar susunan pengurus organisasi
d). Jumlah / nama peserta / undangan
e). AD /ART Organisasi
f). Proposal
g). Surat izin dari pemilik tempat kegiatan
- 4 b.
c.
d.
e.
f.
3.

Surat permohonan tersebut diterima petugas Polri selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari


sebelum penyelenggaraan dimulai.
Petugas melakukan pemeriksaan berkas permohonan izin apabila sudah memenuhi
syarat maka langsung di ajukan kepada KA.
Berkas permohonan setelah mendapat persetujuan KA, kemudian dilakukan proses
penerbitan.
Proses penerbitan surat izin dilaksanakan berkoordinasi dengan instansi terkait dan
satuan tingkat bawah.
Surat izin diberikan kepada pemohon paling lambat 3 (tiga) hari sebelum kegiatan
dimulai.

Proses penerbitan pemberitahuan


a.

Persyaratan surat pemberitahuan :


1).
2).
3).
4).

b.

Surat pemberitahuan dilampiri dengan


1).
2).
3).
4).
5).
6).
7).
8).
9).

c.

Surat permohonan
Jadwal acara
Daftar susunan panitia penyelenggara
Daftar susunan pengurus organisasi
AD/ART organisasi/badan hukum
Akte pendirian organisasi/badan hukum
Proposal
Nama-nama pembicara dan judul makalahnya
Surat izin dari pemilik tempat kegiatan

Tata cara pengajuan surat permohonan


1).
2).
3).

D.
Tertulis
Memuat secara jelas mengenai tujuan, sifat, tempat, waktu pertemuan,
penanggung jawab, pembicara dan perkiraan jumlah peserta/undangan yang
hadir dalam pertemuan
Di tanda tangani oleh pucuk pimpinan organisasi / badan hukum yang berhak
sesuai AD/ART organisasi yang bersangkutan
Bila pemberitahuan dari suatu organisasi ditanda tangani oleh ketua kepanitiaan
maka harus dilampiri dengan surat keputusan pembentukan panitia yang ditanda
tangani oleh pucuk pimpinan organisasi yang dimaksud

Di ajukan secara langsung oleh penyelenggara atau kuasanya yang sah


Memenuhi persyaratan surat pemberitahuan
Diterima oleh petugas Polri selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum
penyelenggaraan dimulai

SARANA DAN PRASARANA YANG DIGUNAKAN


Sarana dan prasarana yang digunakan berasal dari dinas dan di bebankan kepada
Negara (Polres
Gorontalo) antara lain memuat blangko yang berkaitan dengan pelayanan giat
masyarakat.
- 5 E.

KETENTUAN LARANGAN DAN KEWAJIBAN


1.

Larangan
Dalam memberikan pelayanan pada masyarakat, dalam hal penerbitan Surat Izin / STTP
syarat lengkap satu jam selesai dan tidak di perkenankan menerima gratifikasi yang
berkaitan dengan penerbitan surat Izin / STTP yang diajukan .

2.

Kewajiban
Petugas bersikap sopan, senyum, sapa dan salam kepada pemohon Izin / STTP serta
melakukan registrasi pada buku register yang tersedia.

BAB III
ADMINISTRASI, ANGGARAN DAN PELAPORAN
A.

ADMINISTRASI
Dalam rangka ketertiban administrasi pelayanan masyarakat pada Satuan Fungsi
Intelijen Polres
Gorontalo, maka dalam penerbitan Izin / STTP disiapkan perangkat administrasi
pendukung
seperti:
a.
b.
c.
d.
e.

B.

Formulir tanda terima berkas permohonan


Buku register surat permohonan Izin dan Pemberitahuan
Buku register penerbitan Surat Izin dan STTP
Buku Ekspedisi
Formulir lampiran Surat Izin dan STTP

ANGGARAN
Untuk mendukung penerbitan Izin / STTP menggunakan biaya yang telah disediakan
dalam
anggaran dinas.

C.

PELAPORAN
Pelaksanaan proses penerbitan Izin / STTP dilaporkan setiap bulan secara berjenjang
kepada
satuan atas.
- 6 BAB IV
PENUTUP
A.

Demikian Standar Operasional Prosedur ( SOP ) tentang Pelayanan penerbitan Surat


Izin / STTP ini
di susun berdasarkan peraturan dan petunjuk pelaksanaan pelayanan masyarakat,
selanjutnya
untuk dapat dijadikan sebagai petunjuk dan pedoman bagi pengemban fungsi Intelijen
dalam
penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan dan kewenangan
yang
berlaku di Lingkungan Polri.

B.

Ketentuan – ketentuan lain berkaitan dengan pelayanan dan belum diatur dalam
Standar
Operasional Prosedur ini, sepanjang tidak bertentangan dan tidak merugikan
masyarakat dapat
digunakan sebagai rujukan guna menghasilkan pelaksanaan tugas yang optimal.

Limboto, Januari 2016


KEPALA SATUAN INTELKAM
TTD
FEBRI NURZAN, SIK
AJUN KOMISARIS POLISI NRP 84021491
KEPOLISIAN NEGARA REPUKLIK INDONNESIA
DAERAH GORONTALO
RESOR GORONTALO

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP )


SATUAN INTELKAM POLRESGORONTALO
TENTANG
PEMBENTUKAN DAN PEMBINAAN JARINGAN IINTELEJEN

I.

PENDAHULUAN.
1.

Umum
a. Pembentukan dan pembinaan jaringan merupakan sub sisitim dari penyelidikan
yang berperan untuk mengeumpulkan bahan keterangan secara tertutup,
dibentuk dengan sasaran tertentu berdasarkan skala prioritas dari satuan
tingkat polsek sebagai basis deteksi, sampai dengan tingkat Mabes Polri
sebagai perumus.
b. Upaya pembentukan dan pembinaan jaringan dalam rangka pegumpulan
bahan keterangan secara tertutup yang dilakukan selama ini, belum memenuhi
harapan sesuai dengan kualitas dan kuantitas suatu produk yang disajikan
untuk kebutuhan pimpinan.
c. Tututan tugas intelejen keamanan dalam pengumpulan bahan keterangan
secara tertutup memerlukan jaringan yang kuat, terbentuk dan dibina pada
setiap wilayah,strata dan sektor sesuai dengan skala prioritas sehingga
diperlukan suatu pedoman yaitu langkah – langkah pembentukan dan
pembinaan jaringan intelejen yang tepat dan terarah untuk mecapai sasaran.

2.

Dasar
a. Undang - uundang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
b. Surat Keputusan Kapolri No.Pol : Skep / 8 / I / 2008 tanggal 23 januari 2008
tentang pedoman pelaksanaan pembentukan dan pembinaan jaringan
Intelejen.

3.

Maksud dan Tujuan


a. Maksud
Pembuatan Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk memberikan
gambaran tentang pembentukan dan pembinaan jaringan Intelejen, sebagai
pedoman atau langkah – langkah dalam pembentukan dan pembinaan jaringan
intelejen yang tepat dan terarah untuk memcapai sasaran.
- 2 b. Tujuan
Sebagai pedoman dan langkah – langkah bagi setiap personil Intelejen Polri
dalam rangka membentuk dan membina jaringan intelejen.

4.

Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Standar Operasional Prosedur (SOP) pembentukan dan
pembinaan jaringan intelejen meliputi proses perekrutan sampai dengan
pemutusan hubungan jaringan.

5.

Tata Urut
I.
II.
III.
IV.
V.

II.

PENDAHULUAN.
PEMBENTUKAN DAN PEMBINAAN JARINGAN
PENGGUNAAN / PEMANFAATAN JARINGAN
PENGAKHIRAN JARINGAN
PENUTUP.

PEMBENTUKAN DAN PEMBINAAN JARINGAN

1. PEMBENTUKAN JARINGAN.
a. Sasaran.
Sasaran pembentukan dan pembinaan jaringan Intelejen dapat dilihat dari :
1).
Stratifikasi Sosialnya
a).
b).
c).
2).

Masyarakat golongan atas ;


Masyarakat golongan menengah;
Masyarakat golongann bawah ;

Berdasarkan sifatnya
a).

Teritorial / Zona
(Pusat,Propinsi,Kabupaten / kota, Kecamatan, Kelurahan / Desa, RT
/ RW ).

b).

Sektoral
(1)
(2)
(3)

Golongan (Bangsa/Warga Negara, Agama / Aliran


Kepercayaan);
Kelompok (orpol,ormas dan perkumpulan sosial);
Profesi
(Ulama
/tokoh
masyrakat,
pengusaha,cendekiawa,pemuda/ mahasiswa,TNI-Polri-PNS,
buruh, petani,nelayan,residivist);
- 3 b. Persyaratan.
1).

Akses.
Seorang calon jaringan dapat mempunyai akses langsung ke bahan
keterangan atau dapat membantu untuk memperoleh bahan keterangan.

2).

Intelektualitas.
Adalah batas pendidikan dan pengetahuan profesional calon di bidang
lapangan tugas.

3).

Kualitas karakter.
Terdapat batas kemampuan manusia yang dapat membatasi keefektivan
calon atau menjadikan calon tidak cocok untuk diberi tugas sebagai
jaringan.

c. Taktik
1)

Desepsi.
Taktik untuk dapat melakukan pendekatan terhadap sasaran yang sudah
ditetapkan dengan cara mengalihkan perhatian.

2).

Samaran.
a).

Penggunaan nama samaran (cover name) oleh anggota intelejen


yang akan melakukan perekrutan.

b).

Menggunakan pekerjaan samaran (cover job) sesuai dengan


lingkungan sasaran.

c).

Menggunakan cerita samaran (cover story) sementara sebelum


dilakukan perekrutan terhadap calon jaringan.

d. Langkah –langkah pembentukan jaringan


1).

Persiapan
Mengadakan pengamatan, analisis serta menentukan sasaran
pembentukan jaringan yang kemudian akan dapat menentukan kuantitas
dan kualitas sasaran pembentukan dan pembinaan jaringan.

2).

Pemilihan (spotting).
Melakukan penelitian secara umum terhadap akses, intelektualitas,
kwalitas, karakter, latar belakang dan motif-motif calon jaringan disesuaikan
dengan jenis dan kebutuhan bahan keterangan.
Dalam pencarian dan penelitian perlu diperhatikan dan dicatat tentang
biodata terutama mengenai :
- 4 a).
b).
c).
d).
e).
f)
g)
h)
i)
j)
k)
l)
3)

Nama lengkap
Alamat lengkap
Titik kekuatan/keahlian
Titik kelemahan / perbuatan yang tercelah
Hubungan
kekeluargaan
sifat
pribadinya/karakter
(hobbi,temperamen / watak.)
pandangan hidup,keadaan ekonomi status sosialnya
Kontak –kontak personil (kerabat kerja/handai tulan)
Pekerjaan alamat serta untuk kepentingan apa yang bersangkutan
dapat di manfaatkan
Pendidikan /pengetahuan
Latar belakang kehidupan yang dapat membahayakan tugas-tugas
rahasia
Kehidupan dimasa lampau,kedudukan dimana calon kerja (track
record)
Motif-motif calon jaringan.

Investigasi.
Melakukan pengusutan dan hasil
(spoting) dari beberapa sumber.

4)

penyelidikan pendalam terhadap

Penilaian.
Melakukan penilaian terhadap semua data yang ada untuk menentuhkan
apakah calon tersebut dapat dijadikan jaringan atau tidak, apakah calon
jaringan memiliki kemampuan dan persyaratan serta motif-motif seperti
yang di tunjukan pada saat spotting.

5)

Perekrutan.
Merupakan proses puncak dalam pembentukan jaringan, yang
dilaksanakan memperhitungan resiko yang mungkin dapat terjadi karena
kurangnya ketajaman analisa dan penilain pada tahap sebelumnya.

6)

Pelatihan.
Pelatihan Agen meliputi tehnik mencari dan mendapatkan bahan
keterangan, taktik-taktik yang
digunakan, sistem komunikasi, sistem
pengamanan baket, resiko-resiko yang di hadapi dan cara-cara
menghindari resiko dan alternatif dalam menghadapi permasalahan.

7)

Uji coba.
Kegiatan uji coba calon jaringan untuk mengetahui kemampuan calon
jaringan dan menyusupkannya (penetrasi)ke sasaran, uji coba dilakukan
beberapa kali untuk menentuhkan calon jaringan dapat melanjutkan
kerjasama atau tidak.
- 5 8)

Tindakan.
Penggunaan jaringan untuk mendapakan bahan keterangan yang di
butuhkan sebagai pembuatan produk dan kemudian di serahkan kepada
pimpinan.kegiatan ini tidak terlepas dari pengawasan dan pengendalian
anggota intelijin yakni Principal Agent ( PA).

e.

B.

Hal-hal yang perlu diperhatikan.


1).

Setipa p[ersonil yang membentuk jaringan harus melakukan persiapan –


persiapan menguasi tahnik dan taktik.

2).

Hal yang sangat prinsip adalah antara jaringan yang satu dengan lainya
tidak saling mengenal (sistim cut out).

3).

Surat jaringan tidak dapat diketahui kecuali kecuali oleh agen intelejen.

4).

Mengetahui benar apa motif – motif calon jaringan mau bekerja sama

5).

Pemanfaatan / penggunaan jaringan harus tepat waktu, tepat sasaran


sesuai dengan kemampuan jaringan.

PEMBINAAN JARINGAN
a.

Sasaran.
1).

Aspek fisik yang diberikan kepada jaringan adalah :


a).
b).
c).
d).

2).

Aspek non fisik


a).
b).

b.

Menyiapkan bantuan sarana


Bantuan alat tulis sesuai dengan kebutuhan
Memberikan nomor telefon /HP guna kelancaran pengiriman
informasi.
Imbalan yang wajar (materil / kesejahteraan).

Menanamkan kesadaran dan tanggung jawab


Memberikan petunjuk-petunjuk taktis /teknis terbatas tentang cara
melaksanakan tugas

pembinaan.
Pembinaan terhadap jaringan
1).

Mengharuskan jaringan intelejen membuat laporan lisan maupun tulisan


tiap kegiatan.

2).

Mengadakan pertemuan –pertemuan yang diprogramkan maupun insidentil

3).

Melakukan pengawasan tingkah laku dilingkungan


lingkunagn pekerjaan dan pergaulan dimasyarakat.

tempat

tinggal,
- 6 c.

pengawasan
1).
2).
3).
4).
5).

d.

hal-hal yang perlu diperhatikan


1).
2).
3).
4).
5).

III.

Melalui sumber lain


Membandingkan dengan sumber lain
Melalui debriefing
Pemeriksaan sekuritas
Penjajakan fisik

Data identitas jaringan hanya dipegang oleh agen


Dalam memberikan materiil / kesejahteraan tidak diketahui siapa pun
Hindari pemberian / peminjaman pakaian, barang inventaris / fasilitas dinas
Pengarahan secara lisan hindari melalui telepon
Janji harus dipenuhi oleh kedua belah pihak

PENGGUNAAN / PEMANFAATAN JARINGAN.


Jaringan yang sudah dibentuk dan dibina dapat digunakan untuk pengumpulan
bahan keterangan yang berkaitan dengan bidang ideologi, Politik, ekonomi, sosial
budaya dan bidang keamanan.

IV.

PENGAKHIRAN JARINGAN
1).

Syarat-syarat pengakhiran :
a.
b.
c.
d.

2).

jaringan membelot kepada pihak lain (lawan) tidak setia dan sangat
membahayakan.
Jaringan bermuka dua (doble face) yakni bekerja pada pihak sendiri dan
pihak lain (lawan).
Apabila jaringan menolak / menarik diri dan tidak mau bekerja sama lagi.
Sasaran sudah tidak ada lagi atau bahan keterangan berkurang.

Cara melaksanakan pengakhiran


a.
terhadap jaringan yang membelot ke pihak lain (lawan) yang bermuka dua.
1) Mengidentifikasi kesalahan – kesalahan penyimpangan yang dilakukan
oleh jaringan.
2) Dilakukan interogasi
3) Membuat berita acara interogasi sebagai bahan penindakan
4) Perbuatan jaringan dengan kasus berat dan mengancam keselamatan
negara harus dilakukan tindakan pengamanan sesuai petunjuk
pempinan.
- 7 b.

terhadap jaringan yang menolak / menarik diri cara pemisahannya :


1).
2).
3).

c.

V.

Memanggil jaringan kemudian diberikan penjelasan


Memberikan penghargaan materiil maupun ucapan terima kasih
Menghimbau untuk bersedia menjadi jaringan bila diperlukan.

hal –hal yang perlu diperhatikan


1).

Saat berhadapan dengan jaringan yang membelot atau bermuka dua


mengamati secara terus menurus prilaku dilapangan / masyarakat
keungkinan sakit hati / balas dendam

2).

Penghargaan tidak dengan surat pengahargaan dimungkinkan


disalah gunakan.

3).

Persiapan pengakhiran dengan baik untuk men ghindari


jaringan
bekerja sama dengan pihak lawan dan pelihara hubungan
persahabatan.

PENUTUP.
Demikian Standar Operasional Prosedur (SOP) pembentukan dan pembinaan
jaringan, dibuat sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan tugas

Limboto, Januari 2016


KEPALA SATUAN INTELKAM
TTD

FEBRI NURZAN, SIK


AJUN KOMISARIS POLISI NRP 84021491

Anda mungkin juga menyukai