Cover
Cover
DAERAH GORONTALO
RESOR GORONTALO
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Umum
a.
Polri sebagai alat penegak hukum dan penyelenggara keamanan dalam negeri yang
memiliki tugas dan fungsi memelihara keamanan, menegakkan hukum serta
memberi perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat
sebagaimana rumusan tugas pokok Polri sesuai dengan Undang – Undang Nomor. 2
Tahun 2002 tentang Polri, dituntut untuk mampu mengantisipasi dan menanggulangi
berbagai bentuk ancaman Kamtibmas.
b.
c.
d.
Dalam rangka memenuhi tuntutan reformasi birokrasi, diperlukan tata kelola kinerja
yang baik, sehingga tercipta ketertiban penyelenggaraan operasional dan admistrasi,
meningkatkan kualitas pelayanan serta kelancaran kegiatan operasional Satuan
Intelkam Polres Gorontalo, maka diperlukan Standar Operasional dan Prosedur
(SOP).
e.
f.
Penyusunan Standar Operasional Prosedure (SOP) ini sebagai bentuk pertanggung
jawaban pelaksanaan kegiatan Satuan Intelkam Polres Gorontalo.
/2. Dasar . . . . . . . . .
- 2 2.
Dasar
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
3.
Maksud
Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Sat Intelkam Polres Gorontalo ini
dimaksudkan untuk dijadikan pedoman bagi seluruh Pejabat / Anggota di lingkungan
Sat Intelkam Polres Gorontalo dalam melaksanakan tugasnya.
b.
Tujuan
Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Sat Intelkam Polres Gorontalo
dapat digunakan sebagai pedoman langkah-langkah dan prosedur bagi setiap
personil Sat Intelkam Polres Gorontalo dalam melaksanan tugas pokok dan
fungsinya.
4.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup Standar Operasional Prosedure (SOP) Sat Intelkam Polres Gorontalo
merupakan uraian pokok-pokok tugas dan fungsi yang ada pada Sat Intelkam Polres
Gorontalo baik operasional maupun administrasi
/5. Tata Urut . . . . . . . .
- 3 5.
Tata Urut
BAB I PENDAHULUAN
1.
Umum
2.
Dasar
3.
Maksud dan Tujuan
4.
Ruang Lingkup
5.
Tata Urut
BAB II TUGAS DAN FUNGSI
6.
Satuan Intelkam
7.
Ur Bin Ops Sat Intelkam
8.
Ur Mintu Sat Intelkam
9.
Unit I Sat Intelkam (Bidang Sosial Politik)
10. Unit II Sat Intelkam (Bidang Sosial Ekonomi)
11. Unit III Sat Intelkam (Bidang Sosial Budaya)
12. Unit IV Sat Intelkam (Bidang Wasendak)
13. Unit V Sat Intelkam (Bidang Was OA)
14. Unit VI Sat Intelkam (Bidang Keamanan)
15. Subnit Intelkam
16. Banit Intelkam
BAB III TATACARA PELAYANAN INTELKAM
17.
18.
19.
20.
BAB II
TUGAS DAN FUNGSI
6.
Satuan Intelkam
a.
b.
c.
d.
e.
Satuan Intelkam Polres Gorontalo selaku unsur pembantu Pimpinan dan unsur
pelaksanan utama Polres yang berada dibawah Kapolres Gorontalo.
Satuan Intelkam Polres Gorontalo menyelenggarakan dan membina bidang
keamanan, termasuk perkiraan Intelijen, persandian, pemberian pelayanan dalam
bentuk surat ijin / rekomendasi, surat keterangan yang menyangkut orang asing,
senjata api dan bahan peledak, kegiatan sosial politik masyarakat dan menerbitkan
Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) kepada masyarakat yang
membutuhkan serta melakukan pengamanan pengawasan dan pelaksanaannya.
Sat Intelkam Polres Gorontalo dipimpin oleh Kepala Satuan Intelkam yang disingkat
Kasat Intelkam yang bertanggung jawab kepada Kapolres Gorontalo dan dalam
pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali Waka Polres Gorontalo
Kasat Intelkam Polres Gorontalo dalam melaksanakan tugas kewajibannya dibantu
oleh Wakil Kepala Satuan Intelkam disingkat Wakasat Intelkam.
Tugas pokok Kasat Intelkam, meliputi :
1)
3)
4)
5)
6)
7.
c.
d.
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
e.
Merumuskan dan mengembangkan prosedur dan tata cara kerja tetap bagi
pelaksanaan tugas Intelkam serta mengawasi, mengarahkan dan mengevaluasi
pelaksanaannya.
Menyiapkan rencana dan program kegiatan termasuk pelaksanaan operasi
khusus fungsi Intelkam.
Mengatur penyelenggaraan dukungan administrasi operasional Intelkam.
Menyelenggarakan administrasi operasional Intelkam.
Mengumpulkan, mencatat, mengolah dan menyajikan data informasi / bahan
keterangan yang berhubungan dengan Kamtibmas.
Menyusun, merumuskan dan menyampaikan produk-produk Intelijen yang
bersifat periodik dan insidentil yang berkaitan dengan bidang tugasnya.
Menyelenggarakan dokumentasi Intelijen.
Mengadakan koordinasi dibidang kegiatan produk dan dokumentasi baik
dilingkungan Sat Intelkam maupun dengan fungsi tehnis Kepolisian lainnya.
Melaporkan dan bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan kewajiban
kepada Kasat Intelkam.
Banum selaku unsur pembantu Pimpinan dan pelaksana Staf pada Sat Intelkam
yang berada dibawah Kaur Bin Ops dalam rangka mendukung administrasi Intelijen
dengan tugas pokok meliputi mengumpulkan, mencatat, menyusun, menyimpan,
memelihara dan memusnahkan data.
/8. Urmintu . . . . . . . .
- 5 8.
c.
d.
Urusan Administrasi dan Tata Usaha Sat Intelkam selaku unsur pembantu Pimpinan
/ Pelaksana Staf Intelkam dibawah Kasat Intelkam.
Urusan Administrasi dan Ketatausahaan Sat Intelkam selaku unsur pelaksana staf
membantu Kasat Intelkam dalam rangka mendukung administrasi Intelijen dan
ketatatausahaan serta pelayanan kepada masyarakat di bidang pengawasan
kegiatan masyarakat melalui pemberian ijin / rekomendasi dan surat keterangan
termasuk pengawasan orang asing, senjata api / bahan peledak serta Surat
Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK).
Ur Mintu dipimpin oleh Kepala Urusan Administrasi dan Ketatausahaan, disingkat
Kaur Mintu yang bertanggungjawab kepada Kasat Intelkam, dalam melaksanakan
tugas kewajibannya dibantu oleh Bamin dan Banum.
Tugas pokok Kaur Mintu, meliputi :
1)
2)
3)
4)
e.
Tugas pokok Bamin dan Banum, meliputi : Bamin selaku unsur pelaksana pelayanan
administrasi pada Sat Intelkam yang berada dibawah Kaur Mintu Sat Intelkam
dengan tugas pokok meliputi
:
1)
2)
3)
4)
9.
c.
d.
Unit I Sat Intelkam adalah Unsur Pelaksana Utama Operasional Sat Intelkam yang
berada dibawah Kasat Intelkam.
Selaku Agen Utama dan Agen Pelaksanan operasional Intelijen membantu Kasat
Intelkam dalam rangka mendukung operasional Intelkam khususnya dibidang Sosial
Politik dan tugas-tugas pokok Intelijen lainnya (Penyelidikan, Pengamanan,
Penggalangan).
Unit I Sat Intelkam dipimpin oleh Kepala Unit, disingkat Kanit yang
bertanggungjawab kepada Kasat Intelkam, dalam melaksanakan tugas kewajibannya
dibantu oleh 2 (dua) Kasubnit dan masing-masing dibantu oleh Bintara Unit (Banit).
Tugas pokok Kanit I Sat Intelkam, meliputi :
1) Mengajukan pertimbangan dan saran kepada Kasat Intelkam khususnya
mengenai ha-hal yang berhubungan dengan bidang tugasnya khususnya
bidang Sosial Politik.
2) Menyelenggarakan komunikasi baik dengan anggota maupun dengan Pimpinan
(Kasat Intelkam).
/3). Mengkoordinasikan . . . . . . .
- 6 3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
c.
d.
Unit II Sat Intelkam adalah Unsur Pelaksana Utama Operasional Sat Intelkam yang
berada dibawah Kasat Intelkam.
Selaku Agen Utama dan Agen Pelaksanan operasional Intelijen membantu Kasat
Intelkam dalam rangka mendukung operasional Intelkam khususnya dibidang Sosial
Ekonomi dan tugas-tugas pokok Intelijen lainnya (Penyelidikan, Pengamanan,
Penggalangan).
Unit II Sat Intelkam dipimpin oleh Kepala Unit, disingkat Kanit yang
bertanggungjawab kepada Kasat Intelkam, dalam melaksanakan tugas kewajibannya
dibantu oleh 2 (dua) Kasubnit dan masing-masing dibantu oleh Bintara Unit (Banit).
Tugas pokok Kanit II Sat Intelkam, meliputi :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
Unit III Sat Intelkam adalah Unsur Pelaksana Utama Operasional Sat Intelkam yang
berada dibawah Kasat Intelkam.
Selaku Agen Utama dan Agen Pelaksanan operasional Intelijen membantu Kasat
Intelkam dalam rangka mendukung operasional Intelkam khususnya dibidang Sosial
Budaya dan tugas-tugas pokok Intelijen lainnya (Penyelidikan, Pengamanan,
Penggalangan).
/c. Unit III . . . . . . . .
- 7 c.
d.
Unit III Sat Intelkam dipimpin oleh Kepala Unit, disingkat Kanit yang
bertanggungjawab kepada Kasat Intelkam, dalam melaksanakan tugas kewajibannya
dibantu oleh 2 (dua) Kasubnit dan masing-masing dibantu oleh Bintara Unit (Banit).
Tugas pokok Kanit III Sat Intelkam, meliputi :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
c.
d.
Unit IV Sat Intelkam adalah Unsur Pelaksana Utama Operasional Sat Intelkam yang
berada dibawah Kasat Intelkam.
Selaku Agen Utama dan Agen Pelaksanan operasional Intelijen membantu Kasat
Intelkam dalam rangka mendukung operasional Intelkam khususnya dibidang
Keamanan dan tugas-tugas pokok Intelijen lainnya (Penyelidikan, Pengamanan,
Penggalangan).
Unit IV Sat Intelkam dipimpin oleh Kepala Unit, disingkat Kanit yang
bertanggungjawab kepada Kasat Intelkam, dalam melaksanakan tugas kewajibannya
dibantu oleh 2 (dua) Kasubnit dan masing-masing dibantu oleh Bintara Unit (Banit).
Tugas pokok Kanit IV Sat Intelkam, meliputi :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
c.
d.
Unit V Sat Intelkam adalah Unsur Pelaksana Utama Operasional Sat Intelkam yang
berada dibawah Kasat Intelkam.
Selaku Agen Utama dan Agen Pelaksanan operasional Intelijen membantu Kasat
Intelkam dalam rangka mendukung operasional Intelkam khususnya dibidang
Pengawasan Orang Asing (POA) dan tugas-tugas pokok Intelijen lainnya
(Penyelidikan, Pengamanan, Penggalangan).
Unit V Sat Intelkam dipimpin oleh Kepala Unit, disingkat Kanit yang
bertanggungjawab kepada Kasat Intelkam, dalam melaksanakan tugas kewajibannya
dibantu oleh 2 (dua) Kasubnit dan masing-masing dibantu oleh Bintara Unit (Banit).
Tugas pokok Kanit V Sat Intelkam, meliputi :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
14. Unit IVI Sat Intelkam (Bidang Pengawasan Senjata Api dan Bahan Peledak)
a.
b.
c.
d.
Unit VI Sat Intelkam adalah Unsur Pelaksana Utama Operasional Sat Intelkam yang
berada dibawah Kasat Intelkam.
Selaku Agen Utama dan Agen Pelaksanan operasional Intelijen membantu Kasat
Intelkam dalam rangka mendukung operasional Intelkam khususnya dibidang
Pengawasan Bahan Peledak (Wasendak) dan tugas-tugas pokok Intelijen lainnya
(Penyelidikan, Pengamanan, Penggalangan).
Unit IV Sat Intelkam dipimpin oleh Kepala Unit, disingkat Kanit yang
bertanggungjawab kepada Kasat Intelkam, dalam melaksanakan tugas kewajibannya
dibantu oleh 2 (dua) Kasubnit dan masing-masing dibantu oleh Bintara Unit (Banit).
Tugas pokok Kanit IV Sat Intelkam, meliputi :
1)
2)
3)
4)
5)
7)
8)
9)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
Penggolongan Perizinan
digolongkan menjadi :
1)
c)
Masyarakat
dapat
Rapat.
Sidang.
Musyarawah.
Muktamar.
Kongres.
Sarasehan.
Temu kader.
dan lain sejenisnya.
b.
Kegiatan
3)
Pemberitahuan
2)
dan
2)
Meneliti berkas permohonan yang dialamatkan kepada Kapolres dan up. Kasat
Intelkam, apabila telah memenuhi persyaratan maka kepada pemohon
diberikan tanda Bukti Pengajuan Surat Permohonan Izin.
3)
4)
5)
Surat izin diberikan kepada pemohon paling lambat 3 (tiga) hari sebelum
pelaksanaan kegiatan, tembusannya dikirim kepada Instansi terkait.
6)
Surat Izin ditanda tangani oleh Kasat Intelkam atas nama Kapolres.
/18. Administrasi . . . . . . .
- 11 18. Administrasi Orang Asing :
a.
Fungsi STM
1)
2)
b.
2)
c.
Sebagai surat keterangan bahwa orang asing yang menginap disuatu wilayah
telah diketahui dan diregistrasi oleh Pejabat Polri setempat.
Sebagai perlindungan dan pengamanan terhadap orang asing yang berada di
suatu wilayah Indonesia.
d.
b.
d.
e.
Permohonan STM diajukan kepada Kepala Polres atau Kepala Poslek setempat /
tempat domisili orang asingnya.
f.
g.
Permohonan STM diajukan kepada Kepala Polsek dan atau Kepala Polres setempat
di daerah lokasi orang asing tersebut menginap.
h.
i.
Permohonan SKJ diajukan kepada Direktur Intelkam Polda setempat bagi orang
asing yang hanya bepergian dalam satu wilayah Polda tersebut.
j.
Permohonan SKJ diajukan kepada Kabaintelkam Polri bagi orang asing yang
bepergian melintasi beberapa Propinsi.
k.
Biaya atas jasa pelayanan perijinan senjata api, bahan peledak dan kembang api
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2010 tentang Jenis
Penerimaan dan Tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Polri yang berlaku
sejak tanggal 26 Juni 2010.
l.
BENTUK PELAYANAN
WAKTU
SEBELUM
SAAT INI
3
4
3 hari
1 hari / bisa
ditunggu
1
1
2
Ijin keramaian dan kegiatan Masyarakat
SKCK
1 hari
Bisa ditunggu
STTP
a) Kemerdekaan menyampaikan
pendapat di muka umum (Unras)
1 hari
Bisa Ditunggu
2 hari
1 hari
STM
3 hari
1 hari /
ditunggu
KET
5
bisa
/BAB IV . . . . . . . . . . .
- 13 BAB IV
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
1.
2.
3.
4.
5.
Fungsi pengawasan dan pengendalian dimaksudkan agar suatu tujuan yang telah
ditentukandapat berjalan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, guna
memperoleh hasil yang maksimal.
Pengawasan dan pengendalian dilingkungan Sat Intelkam Polres Gorontalo dilaksanakan
oleh Kasat Intelkam dibantu oleh Kaur Bin Ops, Kaur Mintu dan para Kanit Intelkam.
Dalam melaksanakan tugas pengawasan dan pengendalian setiap Pimpinan berkewajiban
:
a. Mengawasi bawahannya masing-masing dan apabila terjadi penyimpangan agar
mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundangundangan
yang berlaku.
b. Merencanakan, mengelola dan mempertanggung jawabkan sumber daya yang
tersedia secara efektif dan efesien serta meningkatkan kemampuan dan daya
gunanya.
c. Mengawasi dan mengendalikan terhadap ketertiban administrasi keuangan, materiil,
fasilitas dan jasa yang harus dipertanggung jawabkan dengan menggunakan
seoptimal dan sefesien mungkin bagi keberhasilan pelaksanaan tugas.
d. Menjabarkan dan menindaklanjuti setiap kebijakan Pimpinan serta dapat
dipertanggung jawabkan.
Para pejabat di lingkungan Sat Intelkam melakukan tindakan korektif terhadap
bawahannya yang dalam melaksanakan tugasnya tidak sesuai dengan SOP yang telah
ditetapkan.
Pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi yang ada pada
Sat Intelkam Polres Gorontalo baik operasional maupun administrasi dilaksanakan
para
pejabat dilingkungan Sat Intelkam Polres Gorontalo.
BAB IV
PENUTUP
Demikian penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Sat Intelkam Polres
Gorontalo ini
dibuat untuk dijadikan pedoman, langkah – langkah dan prosedur dalam kegiatan
operasional
dan adaministrasi di lingkungan Sat Intelkam Polres Gorontalo.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
B.
LATAR BELAKANG
1.
Pelayanan kepada masyarakat yang di emban Satuan Fungsi Intelijen salah satunya
adalah
penerbitan surat keterangan catatan kepolisian ( SKCK ), dimana dalam
pelaksanaannya
telah diberlakukan pungutan kepada masyarakat setiap diterbitkannya surat
keterangan
catatan kepolisian ( SKCK ) untuk dimasukan ke dalam Penerimaan Negara Bukan Pajak
(
PNBP ), maka sebagai bidang administrasi khususnya di bagian pelayanan harus mampu
memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan cepat dan dapat di pertanggung
jawabkan.
2.
Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, Satuan fungsi Intelkam berupaya dengan cara
membentuk suatu standar operasional prosedur ( SOP ) guna terciptanya kelancaran
dalam
pelaksanaan tugas operasional kepolisian khususnya dalam bidang pelayanan
penerbitan
surat keterangan catatan kepolisian ( SKCK ).
DASAR
1
2.
3.
4.
C.
Undang – undang nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Undang – undang Republik Indonesia no 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No mor 50 tahun 2010, tanggal 25 Mei 2010
tentang jenis dan tarif atas penerimaan negara bukan pajak ( PNBP ) yang berlaku
pada Polri.
Peraturan Kapolri Tahun 2010 tentang tata cara penerbitan Surat Keterangan Catatan
Kriminal.
2.
RUANG LINGKUP
SOP ini hanya mengatur tentang prosedur pelaksanaan pelayanan penerbitan SKCK
terhadap
masyarakat pemohon untuk keperluan tertentu pada tingkat Polres Gorontalo beserta
Polsek
Jajaran.
E.
SISTIMATIKA
Sistimatika penyusunan pedoman Standar Operasional Prosedur ( SOP ) adalah sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.
LATAR BELAKANG
DASAR
MAKSUD DAN TUJUAN
RUANG LINGKUP
SISTIMATIKA
TUGAS POKOK
PERSONIL YANG DILIBATKAN
URUTAN TINDAKAN
SARANA PRASARANA YANG DIGUNAKAN
KETENTUAN LARANGAN DAN KEWAJIBAN
BAB II
TUGAS POKOK DAN PELAKSANAAN
A.
TUGAS POKOK
Tugas pokok adalah memberikan pelayanan prima kepada masyarakat pemohon dan memberi
penjelasan tentang bagaimana mekanisme penerbitkan Surat Keterangan Catatan
Kriminal ( SKCK
).
B.
URUTAN TINDAKAN
1.
Persyaratan
Pemohon merupakan masyarakat yang berdomisili atau yang bertempat tinggal di
Wilayah
Hukum Polres Gorontalo, kemudian pemohon datang dengan membawa persyaratan
sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
2.
D.
E.
Ruang Pelayanan
ATK
Perangkat Komputer
Alat tulis dan Cap stempel
Material SKCK
Larangan
a.
b.
c.
Dalam penyusunan laporan bulanan dengan penyetoran PNBP ke Benma harus sesuai
dengan jumlah yang ada di laporan bulanan.
Tidak boleh memungut biaya lebih sesuai dengan ketentuan PP 50 Tahun 2010 tentang
tarif atas jenis PNBP.
Tidak diperbolehkan melalui joki atau calo / orang kedua pada waktu pembuatan dan
pengambilan SKCK.
- 4 2.
Kewajiban
a.
Petugas bersikap sopan, senyum, sapa dan salam terhadap pemohon SKCK.
b.
Membuat laporan bulanan dan melaporkan hasilnya ke Dir Intelkam Polda Gorontalo
c.
d.
e.
Memberikan penjelesan tentang tata cara pengisian blangko atau cek lis dan
melakukan pengecekan terhadap latar belakang para pemohon SKCK yang berasal dari
luar daerah.
f.
Petugas dalam menerbitkan SKCK tidak melebihi waktu yang telah di tentukan
menit ).
( 30
BAB III
ADMINISTRASI, ANGGARAN DAN PELAPORAN
A.
ADMINISTRASI
Dalam rangka ketertiban administrasi pelayanan masyarakat pada Satuan Fungsi
Intelijen Polres
Gorontalo, maka dalam penerbitan SKCK disiapkan perangkat administrasi pendukung
seperti:
a.
b.
c.
d.
e.
B.
C.
Surat Perintah
Buku-buku petunjuk ( Juklak dan Jukmin )
Register
Slip setoran PNBP
Buku Kas
ANGGARAN
1.
Untuk mendukung penerbitan SKCK menggunakan biaya yang telah disediakan dalam
anggaran dinas.
2.
PELAPORAN
Pelaksanaan proses penerbitan SKCK dilaporkan setiap bulan secara berjenjang kepada
satuan
atas.
- 5 BAB IV
PENUTUP
A.
B.
Ketentuan – ketentuan lain berkaitan dengan pelayanan dan belum diatur dalam
Standar
Operasional Prosedur ini, sepanjang tidak bertentangan dan tidak merugikan
masyarakat dapat
digunakan sebagai rujukan guna menghasilkan pelaksanaan tugas yang optimal.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
B.
C.
LATAR BELAKANG
1.
2.
Pemberian Izin / STTP juga bertujuan untuk sebagai bahan masukan dan pengambilan
kebijakan bagi pimpinan dalam rangka untuk memberikan pelayanan pengamanan demi
kelancaran kegiatan tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk meminimalisir terjadinya
tindakan /
aksi yang dapat mengganggu jalannya kegiatan yang pada akhirnya dapat berakibat
terhadap stabilitas keamanan daerah secara keseluruhan.
DASAR
1.
2.
3.
Undang – undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia
Juklak Kapolri No Pol : Juklak / 28 / VII / 1991 tentang penyelenggaraan Perizinan.
Juklak Kapolri No Pol : Juklak / 02 / XII / 1995 tentang Perizinan dan
Pemberitahuan
Kegiatan Masyarakat
4.
Perkap Nomor 16 Tahun 2010 tentang Tata cara Pelayanan informasi publik di
Lingkungan
Polri.
MAKSUD DAN TUJUAN
1.
D.
RUANG LINGKUP
SOP ini hanya mengatur tentang tata cara prosedur pelaksanaan pelayanan penerbitan
surat Izin
keramaian masyarakat, menerbitkan Surat Tanda Terima Pemberitahuan Kegiatan
Masyarakat
yang melakukan kegiatan tertentu pada tingkat Polres Gorontalo beserta Polsek
Jajaran.
E.
SISTIMATIKA
Sistimatika penyusunan pedoman Standar Operasional Prosedur ( SOP ) adalah sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.
LATAR BELAKANG
DASAR
MAKSUD DAN TUJUAN
RUANG LINGKUP
SISTIMATIKA
TUGAS POKOK
PERSONIL YANG DILIBATKAN
URUTAN TINDAKAN
SARANA PRASARANA YANG DIGUNAKAN
KETENTUAN LARANGAN DAN KEWAJIBAN
TUGAS POKOK
Membina dan menyelenggarakan fungsi Intelijen dalam bidang pengawasan kegiatan
sosial /
politik masyarakat guna mendukung pelaksanaan tugas pemerintah mewujudkan keamanan
dalam negeri, memberikan pelayanan prima kepada masyarakat dengan mengeluarkan
surat Izin
dan STTP dengan indikator pelayanan dapat dilakukan dengan cepat namun tetap sesuai
dengan
prosedur yang berlaku, masyarakat dapat terlayani dengan baik dan tidak ada
pengaduan /
komplain terhadap pelayanan yang di berikan petugas.
- 3 B.
C.
URUTAN TINDAKAN
1.
b.
c.
2.
Pesta syukuran, ulang tahun, arisan dan sejenisnya yang bersifat tertutup hanya
pribadi/keluarga.
Peringatan hari besar nasional.
Pertemuan sosial berupa kerja bakti, gotong royong dan sejenisnya.
Pertemuan Keagamaan.
Proses penerbitan Izin
a.
Surat permohonan yang memuat secara jelas mengenai tujuan, sifat, tempat,
waktu, penanggung jawab dan jumlah pengunjung dari undangan.
Apabila pemohon dari suatu organisasi maka surat permohonan yang ada harus
dilampiri dengan :
a). Jadwal acara
b). Daftar susunan panitia penyelenggara
c). Daftar susunan pengurus organisasi
d). Jumlah / nama peserta / undangan
e). AD /ART Organisasi
f). Proposal
g). Surat izin dari pemilik tempat kegiatan
- 4 b.
c.
d.
e.
f.
3.
b.
c.
Surat permohonan
Jadwal acara
Daftar susunan panitia penyelenggara
Daftar susunan pengurus organisasi
AD/ART organisasi/badan hukum
Akte pendirian organisasi/badan hukum
Proposal
Nama-nama pembicara dan judul makalahnya
Surat izin dari pemilik tempat kegiatan
D.
Tertulis
Memuat secara jelas mengenai tujuan, sifat, tempat, waktu pertemuan,
penanggung jawab, pembicara dan perkiraan jumlah peserta/undangan yang
hadir dalam pertemuan
Di tanda tangani oleh pucuk pimpinan organisasi / badan hukum yang berhak
sesuai AD/ART organisasi yang bersangkutan
Bila pemberitahuan dari suatu organisasi ditanda tangani oleh ketua kepanitiaan
maka harus dilampiri dengan surat keputusan pembentukan panitia yang ditanda
tangani oleh pucuk pimpinan organisasi yang dimaksud
Larangan
Dalam memberikan pelayanan pada masyarakat, dalam hal penerbitan Surat Izin / STTP
syarat lengkap satu jam selesai dan tidak di perkenankan menerima gratifikasi yang
berkaitan dengan penerbitan surat Izin / STTP yang diajukan .
2.
Kewajiban
Petugas bersikap sopan, senyum, sapa dan salam kepada pemohon Izin / STTP serta
melakukan registrasi pada buku register yang tersedia.
BAB III
ADMINISTRASI, ANGGARAN DAN PELAPORAN
A.
ADMINISTRASI
Dalam rangka ketertiban administrasi pelayanan masyarakat pada Satuan Fungsi
Intelijen Polres
Gorontalo, maka dalam penerbitan Izin / STTP disiapkan perangkat administrasi
pendukung
seperti:
a.
b.
c.
d.
e.
B.
ANGGARAN
Untuk mendukung penerbitan Izin / STTP menggunakan biaya yang telah disediakan
dalam
anggaran dinas.
C.
PELAPORAN
Pelaksanaan proses penerbitan Izin / STTP dilaporkan setiap bulan secara berjenjang
kepada
satuan atas.
- 6 BAB IV
PENUTUP
A.
B.
Ketentuan – ketentuan lain berkaitan dengan pelayanan dan belum diatur dalam
Standar
Operasional Prosedur ini, sepanjang tidak bertentangan dan tidak merugikan
masyarakat dapat
digunakan sebagai rujukan guna menghasilkan pelaksanaan tugas yang optimal.
I.
PENDAHULUAN.
1.
Umum
a. Pembentukan dan pembinaan jaringan merupakan sub sisitim dari penyelidikan
yang berperan untuk mengeumpulkan bahan keterangan secara tertutup,
dibentuk dengan sasaran tertentu berdasarkan skala prioritas dari satuan
tingkat polsek sebagai basis deteksi, sampai dengan tingkat Mabes Polri
sebagai perumus.
b. Upaya pembentukan dan pembinaan jaringan dalam rangka pegumpulan
bahan keterangan secara tertutup yang dilakukan selama ini, belum memenuhi
harapan sesuai dengan kualitas dan kuantitas suatu produk yang disajikan
untuk kebutuhan pimpinan.
c. Tututan tugas intelejen keamanan dalam pengumpulan bahan keterangan
secara tertutup memerlukan jaringan yang kuat, terbentuk dan dibina pada
setiap wilayah,strata dan sektor sesuai dengan skala prioritas sehingga
diperlukan suatu pedoman yaitu langkah – langkah pembentukan dan
pembinaan jaringan intelejen yang tepat dan terarah untuk mecapai sasaran.
2.
Dasar
a. Undang - uundang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
b. Surat Keputusan Kapolri No.Pol : Skep / 8 / I / 2008 tanggal 23 januari 2008
tentang pedoman pelaksanaan pembentukan dan pembinaan jaringan
Intelejen.
3.
4.
Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Standar Operasional Prosedur (SOP) pembentukan dan
pembinaan jaringan intelejen meliputi proses perekrutan sampai dengan
pemutusan hubungan jaringan.
5.
Tata Urut
I.
II.
III.
IV.
V.
II.
PENDAHULUAN.
PEMBENTUKAN DAN PEMBINAAN JARINGAN
PENGGUNAAN / PEMANFAATAN JARINGAN
PENGAKHIRAN JARINGAN
PENUTUP.
1. PEMBENTUKAN JARINGAN.
a. Sasaran.
Sasaran pembentukan dan pembinaan jaringan Intelejen dapat dilihat dari :
1).
Stratifikasi Sosialnya
a).
b).
c).
2).
Berdasarkan sifatnya
a).
Teritorial / Zona
(Pusat,Propinsi,Kabupaten / kota, Kecamatan, Kelurahan / Desa, RT
/ RW ).
b).
Sektoral
(1)
(2)
(3)
Akses.
Seorang calon jaringan dapat mempunyai akses langsung ke bahan
keterangan atau dapat membantu untuk memperoleh bahan keterangan.
2).
Intelektualitas.
Adalah batas pendidikan dan pengetahuan profesional calon di bidang
lapangan tugas.
3).
Kualitas karakter.
Terdapat batas kemampuan manusia yang dapat membatasi keefektivan
calon atau menjadikan calon tidak cocok untuk diberi tugas sebagai
jaringan.
c. Taktik
1)
Desepsi.
Taktik untuk dapat melakukan pendekatan terhadap sasaran yang sudah
ditetapkan dengan cara mengalihkan perhatian.
2).
Samaran.
a).
b).
c).
Persiapan
Mengadakan pengamatan, analisis serta menentukan sasaran
pembentukan jaringan yang kemudian akan dapat menentukan kuantitas
dan kualitas sasaran pembentukan dan pembinaan jaringan.
2).
Pemilihan (spotting).
Melakukan penelitian secara umum terhadap akses, intelektualitas,
kwalitas, karakter, latar belakang dan motif-motif calon jaringan disesuaikan
dengan jenis dan kebutuhan bahan keterangan.
Dalam pencarian dan penelitian perlu diperhatikan dan dicatat tentang
biodata terutama mengenai :
- 4 a).
b).
c).
d).
e).
f)
g)
h)
i)
j)
k)
l)
3)
Nama lengkap
Alamat lengkap
Titik kekuatan/keahlian
Titik kelemahan / perbuatan yang tercelah
Hubungan
kekeluargaan
sifat
pribadinya/karakter
(hobbi,temperamen / watak.)
pandangan hidup,keadaan ekonomi status sosialnya
Kontak –kontak personil (kerabat kerja/handai tulan)
Pekerjaan alamat serta untuk kepentingan apa yang bersangkutan
dapat di manfaatkan
Pendidikan /pengetahuan
Latar belakang kehidupan yang dapat membahayakan tugas-tugas
rahasia
Kehidupan dimasa lampau,kedudukan dimana calon kerja (track
record)
Motif-motif calon jaringan.
Investigasi.
Melakukan pengusutan dan hasil
(spoting) dari beberapa sumber.
4)
Penilaian.
Melakukan penilaian terhadap semua data yang ada untuk menentuhkan
apakah calon tersebut dapat dijadikan jaringan atau tidak, apakah calon
jaringan memiliki kemampuan dan persyaratan serta motif-motif seperti
yang di tunjukan pada saat spotting.
5)
Perekrutan.
Merupakan proses puncak dalam pembentukan jaringan, yang
dilaksanakan memperhitungan resiko yang mungkin dapat terjadi karena
kurangnya ketajaman analisa dan penilain pada tahap sebelumnya.
6)
Pelatihan.
Pelatihan Agen meliputi tehnik mencari dan mendapatkan bahan
keterangan, taktik-taktik yang
digunakan, sistem komunikasi, sistem
pengamanan baket, resiko-resiko yang di hadapi dan cara-cara
menghindari resiko dan alternatif dalam menghadapi permasalahan.
7)
Uji coba.
Kegiatan uji coba calon jaringan untuk mengetahui kemampuan calon
jaringan dan menyusupkannya (penetrasi)ke sasaran, uji coba dilakukan
beberapa kali untuk menentuhkan calon jaringan dapat melanjutkan
kerjasama atau tidak.
- 5 8)
Tindakan.
Penggunaan jaringan untuk mendapakan bahan keterangan yang di
butuhkan sebagai pembuatan produk dan kemudian di serahkan kepada
pimpinan.kegiatan ini tidak terlepas dari pengawasan dan pengendalian
anggota intelijin yakni Principal Agent ( PA).
e.
B.
2).
Hal yang sangat prinsip adalah antara jaringan yang satu dengan lainya
tidak saling mengenal (sistim cut out).
3).
Surat jaringan tidak dapat diketahui kecuali kecuali oleh agen intelejen.
4).
Mengetahui benar apa motif – motif calon jaringan mau bekerja sama
5).
PEMBINAAN JARINGAN
a.
Sasaran.
1).
2).
b.
pembinaan.
Pembinaan terhadap jaringan
1).
2).
3).
tempat
tinggal,
- 6 c.
pengawasan
1).
2).
3).
4).
5).
d.
III.
IV.
PENGAKHIRAN JARINGAN
1).
Syarat-syarat pengakhiran :
a.
b.
c.
d.
2).
jaringan membelot kepada pihak lain (lawan) tidak setia dan sangat
membahayakan.
Jaringan bermuka dua (doble face) yakni bekerja pada pihak sendiri dan
pihak lain (lawan).
Apabila jaringan menolak / menarik diri dan tidak mau bekerja sama lagi.
Sasaran sudah tidak ada lagi atau bahan keterangan berkurang.
c.
V.
2).
3).
PENUTUP.
Demikian Standar Operasional Prosedur (SOP) pembentukan dan pembinaan
jaringan, dibuat sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan tugas