Anda di halaman 1dari 92

PERAN MAHASISWA TERHADAP KEBERSIHAN LINGKUNGAN

KAMPUS

(Studi Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

Disusun oleh
Muhammad Johan Muchlisin Nasution
090901073

DEPARTEMEN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Lingkungan kampus yang asri adalah idaman setiap mahasiswa/i. Demi berlangsungnya program
lingkungan sehat di kampus ini perlu adanya sinergi antara pimpinan kampus dan mahasiswa Mahasiswa
sebagai seorang yang berintelektual harus bisa menjadi contoh dan panutan dalam mendukung Indonesia
Sehat. Penerapan kampus sehat selama ini belum maksimal dikarenakan kurangnya kesadaran dan
kepedulian akan lingkungan sehat sehingga perilaku mahasiswa masih pasif terhadap gerakan lingkungan
sehat.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran mahasiswa terhadap kebersihan
lingkungan kampus. Untuk itu peneliti menggunakan metode penelitan deskriptif dengan pendekatan
kwalitatif untuk menghasilkan data yang di inginkan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan delapan
responden mewakili Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Hasil penelitian menunjukan peran serta mahasiswa dalam menjaga kebersihan masih belum
maksimal. Perlu adanya sinergisitas antara birokrasi kampus dengan mahasiwa dalam menjaga kebersihan
lingkungan kampus. Misalnya; dengan membuat regulasi dengan sanksi yang tegas terhadap pelanggar
kebersihan.

Kebersihan lingkungan sangat relevan dengan peran mahasiswa dalam menjaga kebersihannya.
Juga di tuntut kontrol oleh pihak kampus. Oleh karena itu seharusnya mahasiswa sadar akan pentingnya
kebersihan lingkungan dan menjadi pelopor dalam menjaga kebersihan lingkungan. Dan diharapkan
dukungan kampus dengan memberikan fasilitas-fasilitas kebersihan.

Kata Kunci: Peran, Kebersihan Lingkungan, Kampus

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

A beautiful campus environment is a dream every students. For the sake of the ongoing healthy
environment program on this campus need for synergy between the campus and student leaders as an
intelectual Students should be an example and a role model in supporting healthy Indonesia. Application
of a healthy campus during this time is not maximized due to the lack of awareness and concern for the
environment healthy so that the behavior of the students still passive to the movement of a healthy
environment.

The aim of this study is to investigate the role of environmental hygiene students to the campus.
To the researchers use descriptive research method with qualitative approach to produce the desired
data. In this study the authors used eight respondents representing the School of Public Health and the
Faculty of Social and Political Sciences.

The results showed the participation of students in maintaining the cleanliness was not
maximized. The need for synergy between the bureaucracy campus with students in maintaining the
cleanliness of the campus. For example; by making regulations with strict sanctions against violators of
cleanliness.

Environmental hygiene is very relevant to the student's role in keeping it clean. Also in demand
control by the campus. Therefore, students should be aware of the importance of environmental hygiene
and became a pioneer in keeping the environment clean. And be expected support the campus by
providing hygiene facilities

Keywords: Role, Environmental Hygiene, Campus

ii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

ABSTRAK………………………………………………………………………………………i

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………….iii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………...viii

DAFTAR DIAGRAM………………………………………………………………………….xii

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………………………...xi

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang………………………………………………………...1

1.2. Perumusan Masalah…………………………………………………...6

1.3. Tujuan Penelitian……………………………………………………...6

1.4. Manfaat Penelitian……………………………………………….......6

1.4.1. Manfaat Teoritis…………………………………………..........7

1.4.2 Manfaat Praktis…………………………………………………7

1.5. Defenisi Konsep……………………………………………………..8

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

2.1. Hakikat Perilaku Sosial……………………………………………...10

2.2. Bentuk dan Jenis Perilaku Sosial…………………………………...12

2.3. Paradigma Defenisi Sosial…………………………………….…....15

2.4. Kepedulian Lingkungan………………...…………………………..17

2.4.1. Perilaku Peduli…………………………………….……..18

iii

Universitas Sumatera Utara


2.4.2. Kepedulian Lingkungan………………………………….18

BAB III. METODE PENELITAIAN

3.1. Jenis Penelitian…………………………………………………...23

3.2.Lokasi Penelitian…………………………………………………….24

3.3.Unit Analisis dan Informan…………………………………………24

3.4.Teknik Pengumpulan Data………………………………………….25

3.5.Interpretasi Data…………………………………………………..26

3.6. Keterbatasan Data………………………………………………..27

BAB IV. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1. Sejarah dan Gambaran Umum Universitas Sumatera Utara…….28

4.2. Pimpinan Universitas……………………………………………..30

4.3.Sejarah dan Perkembangan Fakultas Kesehatan Masyarakat

dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara …………………………………………………….31

4.3.1. Sejarah Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara……………………………………………..31

4.3.2. Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara………………………………….40

4.4. Profil Informan………………………………………………………58

4.5. Interpretasi Data……………………………………………………..72

4.5.1. Keadaan Kebersihan Lingkungan Kampus Universitas

Sumatera Utara………………………………………………72

4.5.1.1. Keadaan Kebersihan Lingkungan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara…..73

iv

Universitas Sumatera Utara


4.5.1.2. Keadaan Kebersihan Lingkungan Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara…76

4.5.2. Hubungan Kebersihan Lingkungan Kampus

Dengan Kenyamanan Belajar Mahasiswa…………………78

4.5.3. Peran Mahasiswa Terhadap Kebersihan

Lingkungan di Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik…………………………………81

4.5.3.1. Kesadaran Mahasiswa dalam menjaga Kebersihan Lingkungan

Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik………………86

4.5.3.2. Bentuk-Bentuk Peran Mahasiswa Terhadap Kebersihan

Lingkungan Kampus………………………………..89

4.5.4. Pandangan Mahasiswa Terhadap Fasilitas Kebersihan

Yang Disediakan Pihak Universitas Sumatera Utara………..92

4.5.5. Komunitas Mahasiswa Pecinta Lingkungan

Di Kampus Universitas Sumatera Utara…………………….96

BAB V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan………………………………………………………….99

5.2. Saran………………………………………………………………100

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Lingkungan kampus yang asri adalah idaman setiap mahasiswa/i. Demi berlangsungnya program
lingkungan sehat di kampus ini perlu adanya sinergi antara pimpinan kampus dan mahasiswa Mahasiswa
sebagai seorang yang berintelektual harus bisa menjadi contoh dan panutan dalam mendukung Indonesia
Sehat. Penerapan kampus sehat selama ini belum maksimal dikarenakan kurangnya kesadaran dan
kepedulian akan lingkungan sehat sehingga perilaku mahasiswa masih pasif terhadap gerakan lingkungan
sehat.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran mahasiswa terhadap kebersihan
lingkungan kampus. Untuk itu peneliti menggunakan metode penelitan deskriptif dengan pendekatan
kwalitatif untuk menghasilkan data yang di inginkan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan delapan
responden mewakili Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Hasil penelitian menunjukan peran serta mahasiswa dalam menjaga kebersihan masih belum
maksimal. Perlu adanya sinergisitas antara birokrasi kampus dengan mahasiwa dalam menjaga kebersihan
lingkungan kampus. Misalnya; dengan membuat regulasi dengan sanksi yang tegas terhadap pelanggar
kebersihan.

Kebersihan lingkungan sangat relevan dengan peran mahasiswa dalam menjaga kebersihannya.
Juga di tuntut kontrol oleh pihak kampus. Oleh karena itu seharusnya mahasiswa sadar akan pentingnya
kebersihan lingkungan dan menjadi pelopor dalam menjaga kebersihan lingkungan. Dan diharapkan
dukungan kampus dengan memberikan fasilitas-fasilitas kebersihan.

Kata Kunci: Peran, Kebersihan Lingkungan, Kampus

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

A beautiful campus environment is a dream every students. For the sake of the ongoing healthy
environment program on this campus need for synergy between the campus and student leaders as an
intelectual Students should be an example and a role model in supporting healthy Indonesia. Application
of a healthy campus during this time is not maximized due to the lack of awareness and concern for the
environment healthy so that the behavior of the students still passive to the movement of a healthy
environment.

The aim of this study is to investigate the role of environmental hygiene students to the campus.
To the researchers use descriptive research method with qualitative approach to produce the desired
data. In this study the authors used eight respondents representing the School of Public Health and the
Faculty of Social and Political Sciences.

The results showed the participation of students in maintaining the cleanliness was not
maximized. The need for synergy between the bureaucracy campus with students in maintaining the
cleanliness of the campus. For example; by making regulations with strict sanctions against violators of
cleanliness.

Environmental hygiene is very relevant to the student's role in keeping it clean. Also in demand
control by the campus. Therefore, students should be aware of the importance of environmental hygiene
and became a pioneer in keeping the environment clean. And be expected support the campus by
providing hygiene facilities

Keywords: Role, Environmental Hygiene, Campus

ii

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kampus secara harfiah adalah lapangan atau tegal. Ini di ambil dari bahasa latin yaitu “Campus”

yang memilikai arti lapangan. Kemudian di terjemahkan menjadi daerah lingkungan bangunan

utama perguruan tinggi (universitas, akademi) tempat semua kegiatan belajar-mengajar dan

administrasi berlangsung. Biasanya kampus meliputi ruang kuliah, perpustakaan, penginapan

atau asrama bagi murid atau siswa, dan ada tempat untuk dijadikan taman yang digunakan

sebagai tempat berdiskusi dan bersosialisasi.

Di Indonesia Kata kampusbiasanya digunakan untuk menyebut sebuah lembaga perguruan

tinggi, Intitut perguruan tinggi, sekolah tinggi, Perguruan tinggi atau biasa disebut

Universitas. Kata “kampus” juga telah diterapkan pada universitas Eropa, meskipun lembaga

tersebut sebagian besar ditandai dengan kepemilikan bangunan individu di daerah perkotaan

daripada seperti tamanrumput di mana bangunan ditempatkan.

(http://infokampusonline.com/arti-kampus-dalam-istilah-dan-penerapannya.html)

Berbicara mengenai kampus tentu tidak terlepas dari kenyamanan para mahasiswa dalam

melakukan berbagai macam kegiatan seperti perkuliahan, aktifitas kemahasiswaan seperti

organisasi dan lain sebagainya. Hal tersebut tentu tidak terslepas dari peran berbagai pihak yang

terlibat dalam kampus tersebut termasuk mahasiswa.

Lingkungan belajar yang efektif adalah lingkungan belajar yang produktif, di mana sebuah

lingkungan belajar yang didesain atau dibangun untuk membantu pelajar untuk meningkatkan

Universitas Sumatera Utara


produktifitas belajar mereka sehingga proses belajar mengajar tercapai sesuai dengan yang

diinginkan. Hal ini dapat digambarkan dengan kemudahan para pelajar dalam berfikir, berkreasi

dan mampu secara aktif dikarenakan lingkungan belajar yang bersih sangat mendukung

timbulnya ketertiban dan kenyamanan pada saat proses pembelajaran berlangsung, berbeda

halnya dengan lingkungan belajar yang kotor, tentunya akan menimbulkan kesan malas dan

membosankan sehingga tidak muncul rasa semangat yang dengan sendirinya dapat

mempengaruhi minat belajar siswa. dengan kata lain lingkungan yang bersih merupakan salah

satu factor timbulnya minat bagi seorang pelajar untuk mengembangkan segala potensi yang ada

dalam dirinya.

Kelestarian lingkungan universitas sematera utara sangat tergantung pada kepedulian masyarakat

kampus USU itu sendiri, apakah dapat menjaga dan melestarikannya atau tidak untuk masa

depan calon pelajar atau justru hanya memanfaatkan segala fasilitas gedung dan yang lainnya

sebagai fasilitas belajar saja. Kenyataan di lapangan memperlihatkan kondisi lingkungan kampus

yang kurang tertata dengan baik. Hal itu terlihat dari kondisi beberapa fasilitas kampus yang

kurang layak untuk di pergunakan seperti toilet kampus dan taman kampus.

Kampus merupakan tempat bagi para mahasiswa meluangkan waktunya untuk menuntut ilmu

dan sudah menjadi rumah kedua bagi mahasiswa/i. Seperti yang kita ketahui kenyamanan dalam

menuntut ilmu tak lepas dari faktor lingkungan yang bersih dan sehat. Maka akan terasa lebih

baik bila dalam proses perkuliahan kenyamanan kita tidak terganggu oleh bau yang tidak sedap

yang berasal dari toilet karena toilet bersampingan dengan ruang belajar, selain itu indera

penglihatan kita akan terasa lebih nyaman bila di sekeliling kita tidak terdapat sampah yang

berserakan di lantai ( sampah = kertas, tissu ) Kenyamanan dalam belajar sangat menentukan

konsentrasi kita menerima pelajaran. Konsentrasi akan terganggu bila kita merasa tidak nyaman.

Universitas Sumatera Utara


Lingkungan kampus yang asri adalah idaman setiap mahasiswa/i, bukan hanya mahasiswa tapi

dosen juga menginginkan hal tersebut.Lingkungan yang sehat adalah hak setiap insan.Tidak

satupun makhluk hidup di dunia ini rela tempat hidupnya dikotori (dicemari). Namun apa yang

terjadi saat ini, apakah masih ada harapan untuk hidup sehat?, jika tidak diimbangi dengan

perilaku yang ramah lingkungan. Sampah kertas dan plastik yang merupakan jenis sampah

anorganik masih banyak berserakan di lingkungan kampus, dan akan mengganggu kenyamanan

kita bersama. Lingkungan kampus harus terus dan tetap dijaga kebersihan dan keteraturannya

guna menyadarkan manusia - manusia berpendidikan yang tidak ramah terhadap lingkungan

hidup sehingga lingkungan idaman kita dapat terwujud dan tercipta kenyamanan dalam proses

perkuliahan. Oleh sebab itu, sangat diperlukan langkah yang tepat untuk mengatasi pencemaran

yang terjadi di kampus kita.dimulai dari diri kita sendiri selaku mahasiswa/i yang peduli terhadap

lingkungan.

Lingkungan merupakan tempat di mana manusia hidup, yang mana merupakan salah satu elemen

kehidupan.Lingkungan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kehidupan

manusia. Lingkungan dapat mewarnai segala aktifitas kehidupan manusia, mulai dari gaya hidup,

cara berprilaku, pola pikir, bahkan kepribadian. Di dalam lingkungan di mana manusia hidup

terdiri dari berbagai elemen, yang merupakan faktor pembentuk lingkungan, diantaranya yaitu,

masyarakat.Masyarakat merupakan kumpulan dari berbagai individu manusia yang saling

berinteraksi dan mempunyai suatu tujuan tertentu.Interaksi antar individu tersebut

mengakibatkan suatu hubungan kekerabatan yang dapat dijadikan suatu sarana komunikasi

dalam rangka membentuk suatu himpunan kemasyarakatan.Lingkungan merupakan tempat hidup

manusia.Oleh karena itu sudah sepatutnya jika menjadikan lingkungan tempat tinggal menjadi

senyaman mungkin, sehingga dapat menimbulkan suatu keselarasan bagi individu yang

Universitas Sumatera Utara


mendiaminya. Salah satu cara untuk menjaga kenyamanan lingkungan yaitu dengan cara

mencanangkan dan memprioritaskan kebersihan, baik itu kebersihan individu, kebersihan

kampus maupun kebersihan lingkungan tempat tinggal.

Lingkungan yang sehat juga penting untuk tempat-tempat pendidikan seperti kampus.

Terciptanya lingkungan sehat di area kampus akan memberikan suasana nyaman dan

pembelajaran menjadi optimal bagi para mahasiswa. Dalam jangka panjang, lingkungan yang

sehat akan menghasilkan kinerja para staf meningkat dan prestasi mahasiswa juga demikian.

Demi berlangsungnya program lingkungan sehat di kampus ini perlu adanya sinergi antara

pimpinan kampus dan mahasiswa.Adanya gerakan sadar lingkungan harus dimulai dari masing-

masing mahasiswa. Kesadaran akan berperilaku sehat akan berdampak dalam perwujudan

program ini. Sehat yang dimaksudkan disini adalah sehat rohani, sehat jasmani, sehat intelektual,

sehat lingkungan, dan sehat sosial.

Mahasiswa sebagai seorang yang berintelektual harus bisa menjadi contoh dan panutan dalam

mendukung Indonesia Sehat. Penerapan kampus sehat selama ini belum maksimal dikarenakan

kurangnya kesadaran dan kepedulian akan lingkungan sehat sehingga perilaku mahasiswa masih

pasif terhadap gerakan lingkungan sehat.

Oleh sebab itu peneliti tertarik apakah mahasiswa berperan aktif dalam menjaga kebersihan

kampus demi kenyamanan bersama sehingga peneliti mengangkat judul : “Peran Mahasiswa

Terhadap Kerbersihan Lingkungan Kampus USU”.

1.2Perumusan Masalah

Universitas Sumatera Utara


Perumusan masalah merupakan hal yang sangat penting kerena langkah ini akan menentukan

kemana suatu penelitian diarahkan. Perumusan masalah pada hakikatnya merupakan perumusan

pertanyaan yang jawabannya akan di cari melalui penelitian (Soehartono, 2008: 23).Berdasarkan

latar belakang di atas maka peneliti mencoba menarik suatu permasalahan. Maka hal yang

menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Bagaimana peranan mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara dalam menjaga kebersihan lingkungan kampus.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dibuat untuk mengungkapkan keinginan peneliti dalam suatu penelitian

(Bungin, 2008:75). Maka tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui bagaimana peranan mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara dalam menjaga kebersihan lingkungan

kampus.

1.4 Manfaat Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan haruslah memiliki manfaat yang jelas, baik manfaat secara

teoritis maupun praktis. Adapun manfaat dilakukannya penelitian ini adalah:

Universitas Sumatera Utara


1.4.1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi, pemahaman, serta

sumbangan bagi mahasiswa hingga dapat menambah wawasan ilmiah. Selain itu juga dapat

memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang sosiologi

lingkungan.

1.4.2.Mafaat Praktis

a. Bagi penulis, penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan dan pengetahuan penulis

dalam membuat karya tulis ilmiah. selain itu penelitian ini juga dapat memperkaya

wawasan peneliti tentang lingkungan.

b. Bagi mahasiswa, penelitian ini juga dapat memberikan pengetahuan tentang pentingnya

menjaga dan melestarikan lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara untuk kenyamanan bersama dalam

melakukan berbagai aktifitas perkuliahan.

1.5 Defenisi Konsep

Untuk memperjelas maksud dan pengertian mengenai konsep yang digunakan dalam

penelitian ini maka peneliti membatasi konsep-konsep yang digunakan.pemberian batasan

konsep ini diperlukan untuk menuntun peneliti dalam menangani rangkaian proses penelitian

bersangkutan seerta dalam menginterpretasikan hasil penelitian (Sanafiah Faisal 1998: 107).

Adapun pendefenisian konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Universitas Sumatera Utara


a. Peranan dalam penelitian ini adalah bagaimana peran dan keikutsertaan mahasiswa dalam

menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat dan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

b. Kebersihan lingkungan kampus dalam penelitian ini adalah keindahan, kenyamanan, dan

kerapian lingkungan tempat mahasiswa belajar dan beraktifitas di Fakultas Kesehatan

Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

c. Prilaku mahasiswa dalam penelitian ini adalah perilaku mahasiswa yang berkaitan dengan

kebersihan lingkungan dalam penelitian ini khusunya kebersihan lingkungan kampus di

Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara.

d. Peduli lingkungan dalam penelitian ini adalah peduli lingkungan mahasiswa terhadap

kebersihan lingkungan kampus di Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu

Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Hakikat Perilaku Sosial

Perilaku sosial adalah suasana saling ketergantungan yang merupakan keharusan untuk

menjamin keberadaan manusia (Rusli Ibrahim, 2001). Sebagai bukti bahwa manusia dalam

kehidupan sehari-hari selalu berhubungan dengan orang lain yang akan selalu menghasilkan

hubungan timbal balik antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, manusia

dituntut mampu bekerja sama, saling menghormati, tidak mengganggu hak orang lain, toleran

dalam hidup bermasyarakat dan melaksanakan hak dan kewajiban yang harus ditunaikan.

Menurut Krech, Crutchfield dan Ballachey (1982) dalam Rusli Ibrahim (2001), perilaku sosial

seseorang tampak dalam pola respons antar orang yang dinyatakan dengan hubungan timbal

balik antar pribadi. Perilaku sosial juga identik dengan reaksi seseorang terhadap orang lain

(Baron & Byrne, 1991 dalam Rusli Ibrahim, 2001). Perilaku tersebut ditunjukkan dengan

perasaan, tindakan, sikap, keyakinan, kenangan, atau rasa hormat terhadap orang lain.Ruang

lingkup sosial tidak hanya berlaku kepada hubungan timbal balik manusia melainkan lingkungan

atau tempat tinggal manusia juga merupakan bagian dari kehidupan sosial, maka kepedulian

terhadap lingkungan juga merupakan prilaku sosial.

Perilaku sosial seseorang merupakan sifat relative untuk menanggapi orang lain dengan cara

yang berbeda-beda. Sebagai contoh, dalam melakukan kerjasama, ada orang yang melakukannya

diatas kepentingan pribadinya, ada orang yang bermalas-malasan, tidak sabar dan hanya ingin

mencari untung sendiri.

Universitas Sumatera Utara


Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk social (W.A. Gerungan, 1978:28). Sejak dilahirkan,

manusia membutuhkan pergaulan dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan biologisnya

termasuk didalamnya kenyamanan ketentraman dan ketertiban dalam kehidupan. Pada

perkembangan menjuju kedewasaan, interaksi social diantara manusia dapat merealisasikan

kehidupannya secara individual.Hal ini dikarenakan jika tidak ada timbal balik dari interaksi

social, maka manusia tidak dapat merealisasikan potensi-potensinya sebagai sosok individu yang

utuh sebagai hasil interaksi sosial.Potensi-potensi yang dimiliki seseorang dapat diketahui dari

perilaku kesehariannya.Pada saat bersosialisasi maka yang ditunjukkannya adalah perilaku

social.Pembentukan perilaku social seseorang dipengaruhi oleh berbagai factor, baik yang

bersifat internal maupun yang bersifat eksternal.

Pada aspek eksternal situasi social memegang pernanan yang cukup penting.Situasi sosial

diartikan sebagai setiap situasi dimana terdapat saling hubungan antara manusia yang satu

dengan yang lain (W.A. Gerungan, 1978:77). Dengan kata lain setiap situasi yang menyebabkan

terjadinya interaksi sosial bisa dikatakan sebagai situasi social. Contoh situasi sosial misalnya di

lingkungan pembelajaran seperti kampus, sekolah akademi ataupun pasar dankegiatan saat rapat.

2.2Bentuk dan Jenis Perilaku Sosial

Bentuk dan perilaku social seseorang dapat pula ditunjukkan oleh sikap sosialnya. Sikap menurut

Akyas Azhari (2004:161) adalah “suatu cara bereaksi terhadap suatu perangsang tertentu”.

Sedangkan sikap social dinyatakan oleh cara kegiatan yang sama dan berulang terhadap obyek

social yang menyebabkan terjadinya cara tingkah laku yang dinyatakan berulang terhadap salah

satu obyek social (W.A. Gerungan, 1978:151-152).

Berbagi bentuk dan jenis perilaku social seseorang pada dasarnya merupakan karakter atau cirri

kepribadian yang dapat teramati ketika seseorang berinteraksi dengan orang lain maupun dengan

Universitas Sumatera Utara


lingkungan. Seperti dalam kehidupan berkelompok, kecenderungan perilaku social seseorang

yang menjadi anggota kelompok akan terlihat jelas diantara anggota kelompok lainnya.

Perilaku social dapat dilihat melalui sifat-sifat dan pola respon antar pribadi, yaitu :

1. Kecenderungan Perilaku Peran

a) Sifat pemberani dan pengecut secara social. Orang yang memiliki sifat pemberani,

biasanya akan suka mempertahankan dan membela haknya, tidak malu-malu atau tidak

segan melakukan sesuatu perbuatan yang sesuai norma di masyarakat dalam

mengedepankan kepentingan diri sendiri sekuat tenaga. Sedangkan sifat pengecut

menunjukkan perilaku atau keadaan sebaliknya.

b) Sifat berkuasa dan sifat patuh, orang yang memiliki sifat berkuasa dalam perilaku social,

biasanya ditunjukkan oleh perilaku seperti bertindak tegas, berorientasi kepada kekuatan,

percaya diri, berkemauan keras, suka member perintah dan memimpin langsung.

Sedangkan sifat yang patuh atau penyerah menunjukkan perilaku social yang sebaliknya.

c) Sifat inisiatif secara social dan pasif. Orang yang memiliki sifat inisiatif biasanya suka

mengorganisasi kelompok, tidak suka mempersoalkan latar belakang, suka member

masukan atau saran dalam berbagai pertemuan, dan biasanya suka mengambil alih

kepemimpinan. Sedangkan sifat orang yang pasif secara social ditunjukkan oleh perilaku

yang bertentangan dengan sifat orang yang aktif.

d) Sifat mandiri dan tergantung. Orang yang memiliki sifat mandiri biasanya membuat

segala sesuatunya dilakukan oleh diri sendiri, seperti membuat rencana sendiri,

melakukan sesuatu dengan cara sendiri, tidak suka berusaha mencari nasihat atau

10

Universitas Sumatera Utara


dukungan dari orang lain, dan secara emosional cukup stabil. Sedangkan sifat orang yang

ketergantungan cenderung menunjukkan perilaku social sebaliknya.

2. Kecenderungan Perilaku dalam Hubungan Sosial

a) Dapat diterima atau ditolak oleh orang lain. Orang yang memiliki sifat dapat diterima

oleh orang lain biasanya tidak berprasangka buruk terhadap orang lain, loyal, dipercaya,

pemaaf dan tulus menghargai kelebihan orang lain. Sementara sifat orang yang ditolak

biasanya suka mencari kesalahan dan tidak mengakui kelebihan orang lain.

b) Suka bergaul dan tidak suka bergaul.Orang yang suka bergaul biasanya memiliki

hubungan social yang baik, senang bersama dengan yang lain dan senang bepergian.

Sedangkan orang yang tidak suka bergaul menunjukkan sifat dan perilaku sebaliknya.

c) Sifat ramah dan tidak ramah.Orang yang ramah biasanya periang, hangat, terbuka, mudah

didekati orang, dan suka bersosialisasi. Sedang orang yang tidak ramah cenderung

bersifat sebaliknya.

d) Simpatik dan tidak simpatik.Orang yang memiliki sifat simpatik biasanya peduli terhadap

perasaan dan keinginan orang lain, murah hati dan suka membela orang tertindas.

Sedangkan orang yang tidak simpatik menunjukkan sifat-sifat yang sebaliknya.

3. Kecenderungan Perilaku Ekspresif

a) Sifat suka bersaing (tidak kooperatif) dan tidak suka bersaing (suka bekerja sama).Orang

yang suka bersaing biasanya menganggap hubungan social sebagai perlombaan, lawan

adalah saingan yang harus dikalahkan, memperkaya diri sendiri. Sedangkan orang tidak

suka bersain menunjukkan sifat-sifat yang sebaliknya.

11

Universitas Sumatera Utara


b) Sifat agresif dan tidak agresif.Orang yang agresif biasanya suka menyerang orang lain

baik langsung ataupun tidak langsung, pendendam, menentang atau tidak patuh pada

penguasa, suka bertengkar dan suka menyangkal. Sifat orang yang tidak agresif

menunjukkan perilaku sebaliknya.

c) Sifat kalem atau tenang secara social.Orang yang kalem biasanya tidak nyaman jika

berbeda dengan orang lain, mengalami kegugupan, malu, ragu-ragu, dan merasa

terganggu jika ditonton orang.

d) Sifat suka pamer atau menonjolkan diri.Orang yang suka pamer biasanya berperilaku

berlebihan, suka mencari pengakuan, berperilaku aneh untuk mencari perhatian orang

lain.

2.3 Paradigma Defenisi Sisoal

Paradigma definisi sosial dalam sosiologi yang telah dipelopori oleh Max Weber

merupakan suatu pendekatan terhadap individu.Tanpa melepaskan dari pencarian untuk

penjelasan kausal Max Weber (1864-1920) menempatkan konsep tindakan individu yang

bermakna pada pusat teorinya tentang masyarakat.

Bagi Weber ciri yang mencolok dari hubungan-hubungan sosial adalah kenyataan bahwa

hubungan-hubungan tersebut bermakna bagi mereka yang mengambil bagian

didalamnya.Melalui analisis kenyataan tindakan manusialah kita memperoleh pengetahuan

mengenai ciri dan keanekaragaman masyarakat manusia.Perfektif kontruktifisme beranggapan

bahwa perilaku manusia secara fundamental berbeda dengan perilaku alam.Manusia selalu

bertindak sebagai agen dengan bertindak mengkonstruksi realitas sosial.

12

Universitas Sumatera Utara


Sosiologi bagi Weber adalah ilmu tentang perilaku sosial, perilaku sosial terjadi dikarenakan

pergeseran kearah kenyakinan, motivasi dan tujuan dari anggota masyarakat, yang semuanya

memberi isi dan bentuk kepada kelakuannya. Pada halaman pertama bukunya Wirtschaft und

Gesellschaft (Economy and society),ia menuliskan bahwa sosiologi; “eine wissenchaft, welche

soziales handeln deutend versthen und dadurch in seinen wirkungen ursachlich arklaren will”.

Artinya ilmu yang bertujuan untuk memahami perilaku sosial melalui penafsirannya, dan

dengan itu menerangkan jalan perkembangannya dan akibat-akibatnya menurut sebab-sebabnya.

Sedangkan tujuan interpretatif dari tindakan sosial adalah untuk sampai pada penjelasan kausal

mengenai berbagai peristiwa beserta akibatnya.

Menurut Weber bahwa tindakan sosial serta antar hubungan sosial merupakan yang dikaji oleh

sosiologi. Bahwa yang dimaksudkan tindakan sosial menurut Weber tindakan individu yang

sepanjang tindakannya itu memiliki makna atau arti subjektif bagi diri dan diarahkan bagi orang

lain. Sebaliknya jika tindakan tersebut diarahkan dengan objeknya benda mati, tanpa

dihubungkannya dengan tindakan orang lain maka, bukan termasuk tindakan sosial.

Pola perilaku khusus yang sama mungkin bisa sesuai dengan kategori-kategori tindakan sosial

yang berbeda dalam situasi yang berbeda, tergantung pada orientasi subjektif dari individu yang

terlibat. Jabatan tangan mungkin suatu ungkapan persahabatan yang spontan, mungkin

mencerminkan kebiasaan, atau menunjukan persetujuan usaha dagang antara orang yang tidak

memiliki hubungan sosial yang lain. Tindakan sosial hanya dapat dimengerti menurut arti subjek

dan pola-pola motivasional yang berkaitan dengan itu.

Weber menganjurkan melalui penafsiran dan pemahaman (interpretave understhanding) atau

dengan terminologi vestehen dan harus memahami motif tindakan aktor.Tekanan vestehen untuk

13

Universitas Sumatera Utara


memperoleh data yang valid tentang arti-arti subjektif tindakan sosial. Bagi Weber, istilah ini,

tidak sekedar introspeksi.

Introspeksi memberikan pemahaman atau motif sendiri atau arti subjektif, tidak cukup

memahami arti-arti subjek tindakan orang lain. Sebaliknya apa yang diminta adalah empati

kemampuan untuk menempatkan kerangka diri untuk berfikir kerangka orang lain yang

perilakunya mau dijelaskan dan situasi-situasi dan tujuannya mau dilihat dalam perfektif itu.

Sosiologi sebagai cara pandang dengan metode vestehen menjadikan sosiologi menjadi cara

pandang yang melakukan pembongkaran terhadap yang terkandung dari tindakan.

2.4 Kepedulian Lingkungan

2.4.1 Prilaku Peduli

Pembahasan mengenai perilaku peduli mengambil beberapadefinisi yang disadur dari beberapa

sumber, sehingga penggunaan kataperilaku peduli atau kepedulian sedikit berbeda satu sama

lainnya namuntetap memiliki arti yang sama. Gea, dkk (2002) menggunakan isitilahkepedulian

sosial, sedangkan Baswardono (2010) dan Schiller, dkk (2002)menggunakan istilah

kepedulian.Definisi pertama dari perilaku peduli atau kepedulian sosial adalahsuatu bentuk

keterlibatan antara satu pihak ke pihak lainnya dalammerasakan apa yang sedang dirasakan atau

dialami oleh orang lain, baiksuka maupun duka. Kepedulian sosial tidak hanya sebatas pada

hubungan timbal balik antar manusia melainkan juga kepada lingkungan sosial agar tercipta

kenyamanan dan ketentraman dalam lingkungan masyarakat.

2.4.2 Kepedulian Lingkungan

Lingkungan adalah keadaan sekitar yang mempengaruhiperkembangan dan tingkah laku

makhluk hidup (KBBI 2005:877).Segala sesuatuyang ada di sekitar manusia yang

14

Universitas Sumatera Utara


mempengaruhi perkembangankehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung

jugamerupakan pengertian lingkungan.Lingkungan hidup dapat didefinisikan sebagai: 1)

daerahtempat suatu makhluk hidup berada; 2) keadaan atau kondisiyang melingkupi suatu

makhluk hidup; 3) keseluruhan keadaanyang meliputi suatu makhluk hidup atau sekumpulan

makhlukhidup (Bahrudin, 2009:11). Menurut Undang Undang RI No. 4 tahun 1982,

tentangKententuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup danUndang-Undang RI No.

32 Tahun 2009, tentang PengelolaanLingkungan Hidup, dikatakan bahwa: Lingkungan hidup

adalahkesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, danmakhluk hidup, termasuk

manusia dan perilakunya, yangmempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan,

dankesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.

Otto Soemarno, seorang pakar lingkungan mendefinisikanlingkungan hidup sebagai berikut:

lingkungan adalah jumlahsemua benda dan kondisi yang ada dalam ruang yang kita tempatiyang

mempengaruhi kehidupan kita (Harum, 1993:6) .Pengertian lingkunganhidup menurut S. J.

McNaughton dan Larry L. Wolf adalahsemua faktor eksternal yang bersifat biologis dan fisika

yang langsung mempengaruhi kehidupan, pertumbuhan, perkembangan, dan reproduksi manusia.

Menurut Emil Salim (1985) dalam bukunya: LingkunganHidup dan Pembangunan, menyatakan

bahwa lingkungan hidupadalah segala benda, daya, kondisi, keadaan dan pengaruh yangterdapat

dalam ruang yang kita tempati dan mempunyai hal-halyang hidup termasuk kehidupan manusia

(Amos, 2008:27). Lingkungan hidupmenurut Mohamad Soerjani dan Surna T. Djajadiningrat

(1985)dikaji oleh ilmu lingkungan yang landasan pokoknya adalahekologi, serta dengan

mempertimbangkan disiplin lain, terutamaekonomi dan geografi.Berdasarkan pendapat tokoh-

tokoh diatas, maka harus adanya pemahaman yang seimbang tentangprinsip dan konsep dasar,

15

Universitas Sumatera Utara


serta saling keterkaitan antara ekologi,ekonomi dan geografiuntuk mewujudkan lingkungan

hidupyang selaras.

Sifat lingkungan hidup ditentukan oleh beberapa faktor.Pertama, jenis dan masing-

masing jenis unsur lingkungan hiduptersebut.Kedua, hubungan atau interaksi antar unsur

dalamlingkungan hidup itu.Ketiga, kelakuan atau kondisi unsurlingkungan hidup.Keempat,

faktor non-materiil suhu, cahaya dankebisingan (Otto, 1994:53). Faktor-faktor inilah yang

menentukan lingkunganhidup akan menjadi lebih baik atau akan menjadi lebih buruk.Untuk

menciptakan lingkungan yang harmonis, antara faktorlingkungan dan lingkungannya haruslah

seimbang. Dengan pekaatau sadar terhadap lingkungan, maka lingkungan akan menjadilebih

baik serta dapat memberikan sesuatu yang positif yangdapat kita manfaatkan dengan baik.

Dari berbagai pengertian lingkungan yang sama itu perludisadari bahwa pengelolaan oleh

manusia sampai saat ini tidaksesuai dengan etika lingkungan. Etika lingkungan sangatdibutuhkan

untuk menyeimbangkan alam semesta, sementara itumanusia beranggapan bahwa manusia bukan

bagian dari alamsemesta sehingga manusia secara bebas mengelolanya bahkansampai merusak

lingkungan hidup.

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, etika diartikanilmu pengetahuan tentang asas-asas

akhlak (moral). Etika adalahsebuah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan

normadalam menentukan perilaku manusia(Najmuddin, 2005:22). Etika lingkunganmerupakan

kebijakan moral manusia dalam berhubungan denganlingkungannya.Etika lingkungan sangat

diperlukan agar setiapkegiatan yang menyangkut lingkungan dipertimbangkan secaracermat

sehingga keseimbangan lingkungan tetap terjaga.Di dalam etika lingkungan terdapat prinsip-

16

Universitas Sumatera Utara


prinsip yangdigunakan. Adapun prinsip-prisip etika lingkungan menurut SonyKeraf antara

lain(Prabang, 2011:8) :

a. Sikap hormat terhadap alam

b. Prinsip tanggung jawab

c. Solidaritas kosmis

d. Kasih sayang dan kepedulian terhadap alam

e. Tidak merugikan

f. Hidup sederhana dan serasi dengan alam

g. Keadilan

h. Demokrasi

i. Integritas moral

Hakikat Kepedulian terhadap lingkungan adalah prilaku sangat peduli atau sikap

mengindahkan.Makadapat disimpulkan bahwa kepedulian lingkungan adalah peka danpeduli

terhadap hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan sekitardan senantiasa memperbaiki bila

terjadi pencemaran atauketidakseimbangan.Kepedulian terhadap lingkungan hidup dapat

ditinjaudengan dua tujuan utama: pertama, dalam hal tersedianyasumber daya alam, sampai

sejauhmana sumber-sumbertersebut secara ekonomik menguntungkan untuk digali dankemudian

dimanfaatkan sebagai sumber pendapatan gunamembiayai kegiatan pembagunan. Kedua, jika

kekayaanyang dimiliki memang terbatas dan secara ekonomik tidakmenguntungkan untuk digali

dan diolah, maka untukselanjutnya strategi apa yang perlu ditempuh untukmemenuhi kebutuhan

dan tuntutan pembagunan bangsayang bersangkutan (Najmuddin, 2005:28).

17

Universitas Sumatera Utara


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan

melakukan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif dapat diartikan sebagai pendekatan yang

menghasilkan data, tulisan, dan tingkah laku yang di dapat dari apa yang diamati. Pendekatan

kualitatif juga dimaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

penelitian secara holistik (utuh) misalnya tentang perilaku, tindakan motivasi dan lain-lain

(Moleong, 2006:6).

Menurut (Nawawi, 1995:2), ciri-ciri penelitian kualitatif adalah sebagai berikut:

1. Sumber data dalam kondisi sewajarnya

2. Data yang dikumpulkan bersifat deskriptif berupa uraian-uraian atau kalimat-kalimat

yang menginformasikan mengenai keadaan sebagaimana adanya sumber data dalam

hubungannya dengan masalah yang diteliti.

3. Dalam penelitian kualitatif baik proses maupun hasil sama pentingnya.

4. Analisis data dilakukan terus menerus sejak awal dan selama proses penelitian

berlangsung.

3.2 Lokasi Penelitian

Adapun yang menjadi lokasi lokasi penelitian adalah di Fakultas Kesehatan Masyarakat

dan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara . Alasan peneliti memilih

lokasi tersebut karena melihat kondisi lingkungan kampus khususnya di Fakultas Kesehatan

Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang mana

peneliti melihat kepedulian mahasiswa terhadap lingkungan kampus semakin berkurang.

18

Universitas Sumatera Utara


3.3. Unit analisis dan informan

Unit analisis adalah satuan yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian (Arikunto, 1999:132).

Adapun unit analisis dalam penelitian ini adalah para siswa dan guru yang dianggap

berkompeten untuk menjadi informan dalam penelitian ini.

Informan adalah subjek yang memahami informasi objek penelitian sebagai pelaku maupun

orang lain yang memahami objek penelitian (Bungin, 2007 : 76). Adapun informan dalam

penelitian ini adalah :

1) Mahasiswa stambuk 2014 Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu

Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2) Mahasiswa stambuk 2014 Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu

Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang aktif di organanisasi

Lingkungan.

3.4 Tekhnik pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini dapat di bedakan atas dua bagian yaitu data primer dan data sekunder :

1. Data primer

Teknik pengumpulan data primer adalah teknik pengumpulan data yang diperoleh melalui

kegiatan penelitian langsung ke lokasi penelitian untuk mencari data-data yang lengkap dan

berkaitan dengan masalah yang diteliti teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara :

a) Observasi, yaitu pengamatan langsung ke lapangan untuk mendapatkan hasil wawancara.

Observasi dalam penelitian peneliti hanya melihat setiap tindakan atau kegiatan dari setiap

19

Universitas Sumatera Utara


para infoman ketika melakukan wawancara di lokasi penelitian tanpa ikut terlibat langsung

didalam pekerjaan yang mereka laksanakan setiap harinya.

b) Wawancara mendalam, yaitu peneliti melakukan Tanya jawab secara langsung dengan para

informan. Agar wawancara terarah maka digunakan instrument guide atau pedoman

wawancara yang berupa urutan-urutan daftar pertanyaan sebagai acuan bagi peneliti untuk

memperoleh data yang diperlukan.

c) Dokumentasi, dilakukan dengan menggunakan kamera foto untuk mengabadikan hal-hal

yang tidak terobservasi serta aktivitas masyarakat atau perilaku para mahasiswa ketika

beraktivitas.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian.

Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini dilakukan dengan cara studi kepustakaan,

pencatatan dokumen yaitu dengan cara mengumpulkan data mengambil referensi, dokumen,

majalah, jurnal dan bahan dari situs internet yang dianggap relevan dengan masalah yang diteliti.

3.5 Interpretasi Data

Setelah data selesai dikumpulkan dengan lengkap dari lapangan tahap berikutnya yang harus

dilakukan adalah interpretasi data.Ini adalah tahap yang penting dan menentukan. Pada tahap

inilah data dikerjakan dan dimanfaatkan dengan sedemikian rupa sampai berhasil menyimpulkan

kebenaran yang berguna untuk menjawab persoalan yang diajukan dalam penelitian.

Analisa data ditandai dengan pengoalahan dan penafsiran data yang diperoleh dari setiap

informasi baik secara pengamatan, wawancara ataupun catatan-catatan lapangan, dipelajari dan

20

Universitas Sumatera Utara


ditelaah kemudian tahap selanjutnya adalah mereduksi data yaitu melalui pembuatan abstrtaksi

yang merupakan usaha membuat rangkuman inti.

3.6 Keterbatasan Penelitian

Adapun kendala-kendala yang dihadapi dalam proses pelaksaan penelitian ini adalah :

1. Faktor internal, merupakan kendala-kendala yang berasal dari dalam peneliti yang meliputi

keterbatasan waktu peneliti dan sedikitnya literatur. Dalam hal ini peneliti belum dapat

mendeskripsikan penelitian ini secara komprehensif dan mendalam sehingga penyajian data

dan analisis masih belum maksimal.

2. Faktor eksternal, merupakan kendala yang berasal dari luar selama proses penelitian, seperti

kurangnya pemaksimalan dalam memawancarai informan dan susahnya utuk mencari waktu

yang pas bagi para informan untuk bersedia diwawancarai.

21

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

DESKRIPSI LOKASI DAN INTERPRETASI DATA

4.1 Sejarah dan Gambaran Umum Universitas Sumatera utara

Sejarah Universitas Sumatera Utara (USU) dimulai dengan berdirinya Yayasan Universitet

Sumatera Utara pada tanggal 4 Juni 1952. Pendirian yayasan ini dipelopori oleh Gubernur

Sumatera Utara untuk memenuhi keinginan masyarakat Sumatera Utara khususnya dan

masyarakat Indonesia umumnya. Yayasan ini diurus oleh suatu Dewan Pimpinan yang diketuai

langsung oleh Gubernur Sumatera Utara, dengan susunan sebagai berikut: Abdul Hakim (Ketua);

Dr. T. Mansoer (Wakil Ketua); Dr. Soemarsono (Sekretaris/Bendahara); Ir. R. S. Danunagoro,

Drh. Sahar, Drg. Oh Tjie Lien, Anwar Abubakar, Madong Lubis, Dr. Maas, J. Pohan, Drg.

Barlan, dan Soetan Pane Paruhum (Anggota). Sebenarnya hasrat untuk mendirikan perguruan

tinggi di Medan telah mulai sejak sebelum Perang Dunia-II, tetapi tidak disetujui oleh

pemerintah Belanda pada waktu itu. Pada zaman pendudukan Jepang, beberapa orang terkemuka

di Medan termasuk Dr. Pirngadi dan Dr. T. Mansoer membuat rancangan perguruan tinggi

Kedokteran. Setelah kemerdekaan Indonesia, pemerintah mengangkat Dr. Mohd. Djamil di Bukit

Tinggi sebagai ketua panitia. Setelah pemulihan kedaulatan akibat clash pada tahun 1947,

Gubernur Abdul Hakim mengambil inisiatif menganjurkan kepada rakyat di seluruh Sumatera

Utara mengumpulkan uang untuk pendirian sebuah universitas di daerah ini.

Pada tanggal 31 Desember 1951 dibentuk panitia persiapan pendirian perguruan tinggi yang

diketuai oleh Dr. Soemarsono yang anggotanya terdiri dari Dr. Ahmad Sofian, Ir. Danunagoro,

dan sekretaris Mr. Djaidin Purba. Selain Dewan Pimpinan Yayasan, Organisasi USU pada awal

22

Universitas Sumatera Utara


berdirinya terdiri dari: Dewan Kurator, Presiden Universitas, Majelis Presiden dan Asesor, Senat

Universitas, dan Dewan Fakultet. Sebagai hasil kerja sama dan bantuan moril dan material dari

seluruh masyarakat Sumatera Utara yang pada waktu itu meliputi juga Daerah Istimewa Aceh,

pada tanggal 20 Agustus 1952 berhasil didirikan Fakultas Kedokteran di Jalan Seram dengan dua

puluh tujuh orang mahasiswa diantaranya dua orang wanita. Tanggal 20 Agustus 1952 telah

ditetapkan sebagai hari jadi atau Dies Natalis USU yang diperingati setiap tahun. Kemudian 2

tahun berikutnya fakultas yang ada kemudian bertambah dengan berdirinya Fakultas Hukum dan

Pengetahuan Masyarakat (1954), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (1956), dan Fakultas

Pertanian (1956).

Pada tanggal 20 November 1957, USU diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Dr. Ir.

Soekarno menjadi universitas negeri yang ketujuh di Indonesia. Dan seiring dengan berjalannya

Universitas Sumatera Utara terus melakukan penambahan fakultas seperti Fakultas Kedokteran

Gigi (1961), Fakultas Sastra (1965), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (1965),

Fakultas Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik (1982), Sekolah Pascasarjana (1992), Fakultas

Kesehatan Masyarakat (1993), Fakultas Farmasi (2007), Fakultas Psikologi (2008), dan Fakultas

Keperawatan (2009).

Pada tahun 2003, USU berubah status dari suatu perguruan tinggi negeri (PTN) menjadi suatu

perguruan tinggi Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Perubahan status USU dari PTN

menjadi BMHN merupakan yang kelima di Indonesia. Sebelumnya telah berubah status UI,

UGM, ITB dan IPB pada tahun 2000. Setelah USU disusul perubahan status UPI (2004) dan

UNAIR (2006). Dalam perkembangannya, beberapa fakultas di lingkungan USU telah menjadi

embrio berdirinya tiga perguruan tinggi negeri baru, yaitu Universitas Syiah Kuala di Banda

Aceh, yang embrionya adalah Fakultas Ekonomi dan Fakultas Kedokteran Hewan dan

23

Universitas Sumatera Utara


Peternakan USU di Banda Aceh. Kemudian disusul berdirinya Institut Keguruan dan Ilmu

Pendidikan (IKIP) Negeri Medan (1964), yang sekarang berubah menjadi Universitas Negeri

Medan (UNIMED) yang embrionya adalah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan USU.

Setelah itu, berdiri Politeknik Negeri Medan (1999), yang semula adalah Politeknik USU.

4.2 Pimpinan Universitas

Adapun pimpinan universitas dari tahun 1958 – sekarang adalah :

1957-1958 Prof. Dr. Ahmad Sofian, Presidium

1958-1962 Z. A. Soetan Koemala Pontas, Ketua Presidium

1962-1964 Prof. Mr. Mahadi, Ketua Presidium

1964-1965 Ulung Sitepu, Presidium

1965-1966 Drg. Nazir Alwi, Rektor

1966 (Mei-Nov) Prof. Dr. S. Hadibroto, M.A., Pejabat Rektor

1966-1970 Dr. S. Harnopidjati, Rektor

1970-1978 Harry Suwondo, SH, Rektor

1978 (Mei-Juli) O. K. Harmaini, SE, Ketua Rektorium

1978-1986 Dr. A. P. Parlindungan, SH, Rektor

1986-1994 Prof. M. Jusuf Hanafiah, Rektor

24

Universitas Sumatera Utara


1994-2010 Prof. Chairuddin P. Lubis, D.T.M.&H., Sp.A.(K),

Rektor

2010-2015 Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc.(CTM),

Sp.A.(K)

4.3 Sejarah dan Perkembangan Fakultas Kesehatan Masyrarakat Dan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

4.3.1 Sejarah Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Pada tahun 1982 di Indonesia baru didapati 2 (dua) buah Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM)

yaitu FKM UI di Jakarta (1965) dan FKM UNHAS di Ujung Pandang (1982). Pada saat itu

kedua FKM tersebut belum mampu menghasilkan Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

sejumlah yang dibutuhkan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan kesehatan di Indonesia.

Oleh sebab itu dirasa perlu untuk menambah FKM di Indonesia yang lokasinya tersebar yaitu

dengan mendirikan 3 (tiga) FKM lainnya yang menyebar di seluruh tanah air yaitu FKM UNAIR

di Surabaya, FKM UNDIP di Semarang dan FKM USU di Medan.

Pada 1 Juni 1983 tiba di Medan dr. Does Sampoerno, MPH sebagai tim “Consortium Health

Sciences (CHS)” untuk menjajaki kemungkinan dan perencanaan berdirinya FKM USU di

Medan. Tim tersebut bertemu dengan Rektor USU, Pimpinan Fakultas Kedokteran USU, Bagian

Ilmu Kesehatan Masyarakat FK USU, Kakanwil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, Ka

BKKBN Provinsi Sumatera Utara dan akhirnya diperoleh kesepakatan bahwa dengan dukungan

berbagai instansi, Universitas Sumatera Utara bersedia dan sanggup merencanakan pemkaan

25

Universitas Sumatera Utara


suatu Fakultas Kesehatan Masyarakat.Hal tersebut juga mengingat bahwa potensi di USU baik

staf pengajar tetap maupun tidak tetap sudah cukup. Juga sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI

No 27 tahun 1981 Bab III tentang Penataan Fakultas pada Universitas Negeri dimana dijelaskan

bahwa Fakultas Kedokteran dapat dikembangkan menjadi Fakultas Kesehatan Masyarakat.

Untuk merealisasikan proses berdirinya FKM ini maka oleh Rektor USU, Prof. Dr. A.P.

Parlindungan, SH dibentuk Panitia Pembentukan Fakultas Kesehatan Masyarakat yang diketuai

oleh dr. Bachtiar Fanani Lubis selaku Dekan Fakultas Kedokteran USU dengan SK No.

334/PT05/SK/C.83 tertanggal 22 September 1983. Berbagai rekomendasi yang menyokong

berdirinya FKM USU adalah dari Kakanwil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, Ka BKKBN

Propinsi Sumatera Utara, Ketua DPRD Kotamadya Medan dan Gubernur Provinsi Sumatera

Utara. Sejak saat itu dimulailah berbagai kegiatan baik yang bersifat regional maupun nasional.

Kegiatan yang dilakukan dalam menyongsong berdirinya FKM USU antara lain berupa

penyusunan Rencana Pembangunan Lima Tahun FKM USU, penyusunan kurikulum,

penambahan dan peningkatan mutu staf pengajar yang dilaksanakan baik di dalam maupun di

luar negeri, penyediaan fasilitas dan sarana, dan melaksanakan berbagai seminar dan lokakarya.

Pada tanggal 27 Agustus 1984 Rektor USU mengirimkan surat Nomor : 8523/PT05/C.84 kepada

Dirjen Dikti Depdikbud tentang permintaan izin pembukaan FKM USU di Medan.Pada tanggal

26 s/d 30 September 1984 diadakan Semiloka Nasional Kurikulum S1 Kesehatan Masyarakat di

Malino, Sulawesi Selatan dengan tujuan menyeragamkan kurikulum secara garis

besar.Selanjutnya tanggal 13-15 Desember 1984 di Bandungan Semarang dilaksanakan Semiloka

Nasional Pengelolaan FKM dan telah disepakati bersama bahwa untuk ketiga Program Studi

Kesehatan Masyarakat yang baru untuk sementara waktu sebelum dibukanya FKM USU, FKM

UNDIP, dan FKM UNAIR maka Fakultas Kedokteran masing-masing dipercayakan mengelola

26

Universitas Sumatera Utara


Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat (PSKM). Dasar pembukaan PSKM FK USU adalah SK

Dirjen Dikti Depdikbud No. 11/Dikti/Kep/1985 tanggal 20 Maret 1985 tentang Pembukaan

Program Studi Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Pada tanggal 9 April 1985 Rektor USU dengan SK No. 186/PT05/ SK/C.85 telah membentuk

tim Pengelola Program Studi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran USU dengan

susunan :

Penanggung jawab : dr. Bachtiar Fanani Lubis

Ketua : dr. Rozaini Nasution, SKM

Sekretaris Bidang Akademis : dr. Nasap Sembiring, SKM

Sekretaris Bidang Adm. & Keuangan : dr. Zainal Rasyid, SKM

Sekretaris Bidang Kemahasiswaan : dr. David H. Simanjuntak

Pada tanggal 31 Juli 1985 Rektor USU meresmikan Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran USU (PSKM FK-USU). Kurikulum Program Studi S1 Kesehatan

Masyarakat disesuaikan dengan kurikulum Program Pendidikan Sarjana Bidang Kesehatan

Masyarakat (SK Dirjen Dikti DepDikBud RI No.26/DJ/Kep/1983).Pada tahun akademik

1985/1986 Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran USU (PSKM FK-

USU) menerima mahasiswa sebanyak 18 orang dari lulusan Akademi (Perawat, Penilik

Kesehatan dan Gizi) dan mereka ini telah menyelesaikan studinya pada tanggal 1 Agustus 1987.

Pada tahun akademik berikutnya 1986/1987 diterima pula 17 orang mahasiswa lulusan akademi.

27

Universitas Sumatera Utara


Pada tahun akademik 1987/1988 mulai menerima mahasiswa lulusan SLTA melalui ujian

SIPENMARU. Jumlah mahasiswa yang diterima pada tahun akademik tersebut adalah 58 orang,

38 orang lulusan SLTA dan 20 orang lulusan Akademi.

Berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.

0376/O/1993 tanggal 21 Oktober 1993 tentang pembukaan Fakultas Kesehatan Masyarakat pada

Universitas Sumatera Utara berdirilah FKM USU sebagai fakultas ke-10 di Universitas Sumatera

Utara. Peresmian pembukaan dilakukan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal

25 Januari 1994.

Semula Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat menggunakan fasilitas gedung Fakultas

Kedokteran USU berupa ruang kuliah, ruang komputer, ruang baca, dan ruang diskusi. Pada

tahun 1988 secara keseluruhan Program Studi telah pindah ke gedung baru yang luasnya 2400

m2. Pada tahun 1996 FKM-USU mendapat tambahan gedung baru tiga lantai dengan luas 2400

m2, sehingga total luas gedung FKM-USU menjadi 4800 m2.Terhitung sejak 12 Januari 2009

ruang baca FKM USU dipindahkan dari lantai III ke lantai I gedung B dan berubah menjadi

Pustaka Pusat USU Cabang FKM USU, dengan demikian pengelolaan dan fungsinya sudah sama

dengan Pustaka Pusat USU. Disamping itu pada tanggal 17 Agustus 2009 telah diresmikan

sarana belajar terbuka yang disebut dengan ”Sanggar Akademik” dengan luas 200 m2.

Sejak tahun akademik 1985/1986 selama 10 tahun PSKM FK USU/FKM USU melaksanakan

kurikulum yang disusun pada Semiloka Nasional Kurikulum S1 Kesehatan Masyarakat di

Malino Sulawesi Selatan. Mulai tahun akademik 1996/1997 FKM USU melaksanakan kurikulum

yang disusun berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Nomor 0310/U/1994 tanggal 30 November 1984 tentang kurikulum yang berlaku secara nasional

bagi Program Sarjana Ilmu Kesehatan. Terhitung sejak tahun akademik 2006/2007 setelah

28

Universitas Sumatera Utara


pendapat persetujuan dalam rapat Dewan Pertimbangan Fakultas (DPF) tanggal 9 Mei 2006,

diikuti dengan keluarnya Keputusan Rektor USU Nomor : 888/JO5/SK/PP/ 2006 tanggal 20 Juni

2006 tentang Penetapan Kurikulum Pendidikan Sarjana (S1) Program Studi Kesehatan

Masyarakat Kelas Ekstensi pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara,

dan Keputusan Rektor USU Nomor : 889/JO5/SK/PP/2006 tanggal 20 Juni 2006 tentang

Penetapan Kurikulum Pendidikan Sarjana (S1) Program Studi Kesehatan Masyarakat Kelas

Reguler dan Reguler Mandiri pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

FKM USU mulai melaksanakan kurikulum baru yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK),

merujuk pada Pasal 37 ayat (2), Pasal 38 ayat (3) dan ayat (4) Undang-Undang Nomor 20 Tahun

2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 9 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional.

Dengan terbitnya SK Rektor USU Nomor. 929/H5.1.R/SK/PRS/2009 tanggal 11 Mei 2009

tentang Pembentukan Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Jenjang Program Doktor (S3)

Universitas Sumatera Utara yang dalam ketetapannya membentuk Program Studi Ilmu

Kesehatan Masyarakat jenjang Program Doktor (S3) pada Fakultas Kesehatan Masyarakat USU,

kemudian diikuti dengan SK Rektor USU Nomor 1465/H5.1.R/SK/SDM/2009 tanggal 12

Agustus 2009 tentang Pengangkatan Ketua dan Sekretaris Program Studi Magister (S2) dan

Doktor (S3) Ilmu Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara, SK Rektor USU Nomor. 1535/H5.1.R/SK/PRS/ 2009 tanggal 18 Agustus 2009

tentang Penetapan Program Studi Magister Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Manajemen

Kesehatan Lingkungan Industri, dan Ilmu Kesehatan Masyarakat menjadi Program Studi (S-2)

Ilmu Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara,

dengan demikian Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara saat ini mengelola

29

Universitas Sumatera Utara


Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Strata-1 (Kode PS : 13-201), Strata-2 (Kode PS : 13-

101) dan Strata-3 (Kode PS : 13-001).

Sebagai tidak lanjut Evaluasi Diri terkait dengan Akreditasi Program Studi Ilmu Kesehatan

Masyarakat Strara-1 yang telah disampaikan kepada BAN PT DepDikNas, juga telah dikunjungi

oleh tim asesor BAN PT pada bulan Juli 2009 telah dilaksanakan Lokakarya Evaluasi Kurikulum

dengan topik“Penyempurnaan Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi” pada tanggal 28-

29 Juli 2009 bertempat di Hotel Sibayak, Berastagi. Evaluasi kurikulum terus berlanjut di

kampus FKM USU sampai telaah dan kajian secara substansi dan komprehensif menghasilkan

kurikulum yang tepat dan bisa diterapkan sebagai instrumen Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

Hasil reakreditasi Program Studi (S1) Kesehatan Masyarakat telah diperoleh berdasarkan

Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Nomor : 027/BAN-PT/Ak-

XII/S1/IX/2009 tentang Status, Peringkat dan Hasil Akreditasi Program Sarjana di Perguruan

Tinggi, tanggal11 September 2009, dengan nilai B.

Selama masih berstatus Program Studi Kesehatan Masyarakat (PSKM) FK USU dipimpin oleh

Prof. dr. Rozaini Nasution, SKM sebagai Ketua Program Studi, dan pada tanggal 10 Februari

1994 beliau dilantik sebagai Dekan FKM-USU yang pertama untuk periode 1994-1997. Pada

tanggal 7 Juni 1997 dilantik dr. Achsan Harahap, MPH sebagai Dekan FKM-USU yang kedua

untuk periode 1997-2000 (periode pertama), dan pada tanggal 10 Juni 2000 dr. Achsan Harahap,

MPH kembali dilantik untuk periode 2000-2004 (periode kedua), selanjutnya periode Dekan dr.

Achsan Harahap, MPH diperpanjang sesuai dengan SK Rektor USU Nomor

630/JO5/SK/KP/2004, tanggal 19 Mei 2004 sebagai penyesuaian atas perubahan status PTN

USU menjadi PT BHMN USU. Pada hari Selasa, 28 Juni 2005 dr. Ria Masniari Lubis, MSi

dilantik oleh Rektor USU sebagai Dekan FKM USU periode 2005-2010 dengan SK Nomor

30

Universitas Sumatera Utara


759/JO5/SK/KP/2005, tanggal 23 Juni 2005. Sejak bulan Juli 2010 Dekan FKM USU

digantikan Dr. Drs. Surya Utama, M.S berdasarkan SK Rektor USU Nomor

2048/H5.1.R/SK/SDM/2010, tanggal 7 Juli 2010.

DEKAN FKM USU

1. Prof. dr. Rozaini Nasution, SKM (1994-1997)

2. dr. Achsan Harahap, MPH (1997-2004)

3. dr. Ria Masniari Lubis, Msi (2005-2010)

4. Dr. Drs. Surya Utama, M.S (2010-2015)

VISI

Menjadi Fakultas Unggulan untuk Pengembangan Tenaga Kesehatan Masyarakat di Tingkat

Nasional pada Tahun 2019

MISI

1. Mempersiapkan mahasiswa menjadi anggota masyarakat akademik dan profesional dalam

menerapkan, mengembangkan pengetahuan ilmiah, teknologi dan seni, serta berdaya saing tinggi

dalam bidang kesehatan masyarakat di tingkat nasional. Mengembangkan dan menyebarluaskan

ilmu, teknologi, seni dan rancangan penerapannya untuk mendukung produktivitas dan daya

saing masyarakat dalam bidang kesehatan masyarakat

2. Memperluas partisipasi untuk memenuhi kebutuhan nasional dan modernisasi cara

pembelajaran dalam bidang kesehatan masyarakat di tingkat nasional.

31

Universitas Sumatera Utara


3. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu, teknologi, seni dan rancangan penerapannya

untuk mendukung produktivitas dan daya saing masyarakat dalam bidang kesehatan masyarakat

di tingkat nasional.

TUJUAN

1. Menghasilkan sarjana, magister, dan doktor untuk menjadi anggota masyarakat yang

bermoral, memiliki kemampuan akademik dan profesional yang dapat menerapkan,

mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam bidang kesehatan masyarakat di

tingkat nasional. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, seni

dalam bidang kesehatan masyarakat yang berbasis industri, serta mengupayakan penggunaannya

untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat.

2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam bidang

kesehatan masyarakat yang berbasis industri, serta mengupayakan penggunaannya untuk

meningkatkan taraf kehidupan masyarakat di tingkat nasional.

3. Meningkatkan kualitas pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat secara

berkelanjutan untuk menempati posisi unggul dalam persaingan dan kerjasama global dalam

bidang kesehatan masyarakat.

4. Mendukung pembangunan kesehatan masyarakat dengan berperan sebagai kekuatan

konseptual dan moral yang mandiri di tingkat nasional.

4.3.2 Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) merupakan fakultas ke sembilan di lingkungan

Universitas Sumatera Utara (USU). Prakarsa pendirian FISIP USU berasal dari beberapa dosen

32

Universitas Sumatera Utara


dalam bidang Ilmu Sosial, Administrasi , dan Manajemen yang berada di Fakultas Ekonomi,

Fakultas Hukum pada tahun 1979. Prakarsa pendirian FISIP USU berasal dari beberapa dosen

dalam bidang Ilmu Sosial, Administrasi, dan Manajemen yang berada di Fakultas Ekonomi, dan

Fakultas Hukum pada tahun 1979.

Persiapan proposal pendirian dilakukan oleh Drs. M. Adham Nasution, Asma Affan MPA, Dr.

AP. Parlindungan, S.H, M.Solly Lubis, S.H dan beberapa dosen lainnya. Berdasarkan proposal

tersebut Rektor USU Dr. AP Parlindungan, S.H memperjuangkan agar di USU didirikan FISIP.

Pada tahun 1980 mulanya FISIP USU merupakan Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat di

Fakultas Hukum USU. Para pendiri FISIP ini sepakat untuk mengangkat Drs. M. Adham

Nasution sebagai Ketua Jurusan dan ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Rektor USU

Nomor 1181/PT05/C.80 tertanggal 1 Juli 1980.

Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat ini pertama kali menerima mahasiswa melalui ujian

SIPENMARU pada tahun ajaran 1980/1981 dengan jumlah mahasiswa sebanyak 75 orang.

Kegiatan perkuliahan pertama kali dimulai tanggal 18 Agustus 1980 yang pembukaannya

diresmikan oleh Rektor USU Prof. Dr. AP Parlindungan,SH di gedung perkuliahan Fakultas

Kedokteran Gigi USU, dan perkuliahan selanjutnya dilaksanakan sore hari di gedung tersebut.

Walaupun Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat merupakan salah satu jurusan di Fakultas

Hukum USU, namun kegiatan perkuliahan dan kegiatan administrasi jurusan tidak dilaksanakan

di Fakultas Hukum USU. Kegiatan administrasi dilaksanakan di salah satu ruangan BAAK USU

yang sekarang merupakan gedung Fakultas Sastra USU. Selanjutnya pada tanggal 7 April 1983

kegiatan administrasi jurusan dipindahkan ke gedung Biro Rektor yang sekarang merupakan

gedung Pusat Komputer. Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat merupakan „embrio‟ (cikal

bakal) berdirinya FISIP USU.

33

Universitas Sumatera Utara


Berkat perjuangan dan usaha, yang dilakukan pendiri FISIP USU, maka dua tahun kemudian

tahun 1982, keluarlah Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 36 tahun 1982

tanggal 7 September 1982. Dalam Surat Keputusan tersebut dicantumkan Fakultas Ilmu Sosial

Politik Universitas Sumatera Utara yang merupakan fakultas ke- 9 di USU. Semua mahasiswa

yang terdaftar pada Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat tersebut menjadi mahasiswa FISIP

USU.

Pada tahun ajaran pertama ini para pendiri FISIP ini sepakat untuk mengusulkan Drs. M. Adham

Nasution sebagai Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat. Melalui utusan tersebut

diangkatlah Saudara Drs. M. Adham Nasution menjadi Ketua Jurusan. Pada tahun 1982, terbitlah

Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 1982, tanggal 7 September 1982

Tentang Susunan Organisasi Universitas Sumatera Utara, dimana dalam surat keputusan tersebut

dicantumkan bahwa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

merupakan Fakultas ke sembilan atau Fakultas yang terakhir di USU. Sehubungan dengan itu

maka Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat yang berada di bawah Fakultas Hukum USU

berubah statusnya menjadi Fakultas. Semua mahasiswa yang terdaftar pada jurusan tersebut

otomatis menjadi mahasiswa FISIP USU. Pada waktu itu mahasiswa yang kuliah di FISIP USU

belum dibagi ke dalam jurusan-jurusan, karena ketentuan jurusan yang akan dibuka di FISIP

USU belum ada. Saat ini FISIP USU berada di Jl. Dr. A. Sofian No. 1 Kampus USU.

Bersebelahan dengan Fakultas Ekonomi, dan berseberangan dengan Fakultas Pertanian USU.

Setelah Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat Fakultas Hukum USU ditetapkan menjadi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, maka secara otomatis pula

Drs. M. Adham Nasution sebagai Ketua Jurusan sudah habis masa jabatannya dan pada FISIP

USU yang baru berdiri belum mempunyai Dekan. Dalam rangka pengembangan FISIP USU

34

Universitas Sumatera Utara


tersebut, maka dibentuklah satu panitia persiapan pemilihan Dekan FISIP USU dengan Surat

Keputusan Rektor USU Nomor 573/PT05/C.82 tertanggal 19 Oktober 1982. tujuan dari

pembetukan panitia tersebut adalah untuk memilih Dekan yang akan memimpin FISIP USU.

Dalam rapat tersebut dengan suara bulat menyetujui Drs. M. Adham Nasution sebagai Pejabat

Sementara Dekan FISIP USU. Kemudian pada tanggal 1 Maret 1983 terbitlah Surat Keputusan

Rektor tentang Pengangkatan saudara Drs. M. Adham Nasution sebagai pPejabat Sementara

Dekan FISIP USU dengan Nomor 64/PT05/SK/C.83. sedangkan Pejabat Sementara Para

Pembantu Dekan yang diangkat sebagai pejabatnya adalah:

1. Pembantu Dekan I : T. Daoed Ahmad, S.H.

2. Pembantu Dekan II : Drs. Haniful Chair Nasution

3. Pembantu Dekan III : Dra. Nurlela Ketaren

Pada Tahun Akademi 1982/1983 jumlah mahasiswa yang diterima pada FISIP USU adalah

sebanyak 73 orang.

Pada tanggal 7 April 1983 kegiatan administarsi FISIP USU dipindahkan ke Gedung Biro Rektor

USU Lantai I, yang sekarang merupakan Gedung Pusat Komputer yang terletak di Jalan

Universitas Kampus USU. Pada bulan Oktober 1983 FISIP USU yang untuk pertama kalinya

melantik sebanyak 24 orang sarjana muda dari mahasiswa angkatan 1980/1981. Sedangkan

pelantikannya diadakan di Gelanggang Mahasiswa Jalan Universitas Kampus USU Medan.

Sesuai dengan perkembangannya sebagai suatu fakultas, FISIP USU mengusulkan agar dapat

membuka beberapa jurusan. Pada tahun 1983 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0535/0/83 tentang jenis dan jumlah Fakultas di

lingkungan USU, disebutkan bahwa FISIP USU terdiri dari lima jurusan yaitu:

1. Jurusan Ilmu Administrasi Negara

35

Universitas Sumatera Utara


2. Jurusan Ilmu Komunikasi

3. Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial

4. Jurusan Sosiologi

5. Jurusan Antropologi

Namun demikian, pembukaan kelima jurusan tersebut dilakukan secara bertahap hal ini

disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Mengingat

juga terbatasnya jumlah tenaga pengajar (dosen) yang ada, dan terbatasnya disiplin ilmu yang

dimiliki dosen pada masing-masing jurusan, maka jurusan yang pertama dibuka adalah Jurusan

Ilmu Administrasi dan Ilmu Komunikasi.

Bagi mahasiswa angkatan 1980/1981 yang sebelumnya tidak memiliki jurusan sampai semester

VI, maka pada semester VII mereka diwajibkan untuk memilih salah satu dari dua jurusan yang

ada.

Berdasarkan kedua jurusan yang telah dibuka pada FISIP USU, maka melalui SIPENMARU,

FISIP USU menambah jumlah penerimaan mahasiswa. Adapun jumlah mahasiwa yang diterima

pada Tahun Akademik 1983/1984 yaitu sebanya 74 orang.

Setelah tiga tahun berdiri yaitu pada tahun 1983 Drs M. Adham Nasution yang sebelumnya

adalah sebagai Pejabat Sementara Dekan, diangkat menjadi Dekan FISIP USU yang pertama

berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

77121/C.I/83 dengan masa periode 1983-1986.

Pada periode ini Dekan sebagai pimpinan fakultas menunjuk para pembantunya yaitu sebagai

berikut:

1. Pembantu Dekan I : Dra. Arnita Zainuddin

36

Universitas Sumatera Utara


2. Pembantu Dekan II : Drs. Haniful Chair Nasution

3. Pembantu Dekan III : Drs. Arifin Siregar

Pada tahun 1983 berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 4/K. Tahun

1982 Drs. M. Adham Nasution diangkat sebagai Guru Besar pertama pada FISIP USU.

Melalui Proyek Pengembangan Pendidikan Tinggi (P3T) di USU, maka pada tahun 1984 gedung

FISIP USU telah selesai dibangun di Jalan Dr. A. Sofyan No. 1 Kampus USU. Dengan

selesainya gedung baru tersebut, maka pada tanggal 18 Agustus 1984 baik itu kegiatan

perkuliahan maupun kegiatan administrasi yang menunjang pendidikan dan pengajaran

dipindahkan ke gedung baru tersebut.

Pada Tahun Akademik 1984/1985 mahasiswa yang diterima melalui SIPENMARU berjumlah 71

orang pada dua jurusan yaitu Jurusan Ilmu Administrasi dan Jurusan Ilmu Komunikasi.

Pada bulan Februari tahun 1985 FISIP USU berhasil mecetak alumni pertamanya sebanyak 10

orang terdiri dari 3 orang Jurusan Ilmu Komunikasi atas nama Suwardi Lubis, Mukti Sitompul,

dan Ahmad Daud Siregar. Sedangkan 7 orang dari Jurusan Ilmu Administrasi yaitu atas nama

Zakaria, Marlon Sihombing, Ridwan Rangkuti, Rasyudin Ginting, Tunggul Sihombing, Henry

Lubis, dan Panca Ria Sembiring. Pelantikan terhadap kesepuluh orang ini diadakan pada 8

Maret1985 di Gedung Perkuliahan FISIP USU.

Jumlah keseluruhan alumni yang dihasilkan FISIP USU pada tahun 1985 adalah sebanyak 36

orang terdiri dari 25 orang Jurusan Ilmu Administrasi dan 11 orang Jurusan Ilmu Komunikasi.

Pada Tahun Akademik 1985/1986, karena kedua jurusan tersebut dianggap sudah mapan, maka

pada tahun akademik ini dibuka pula Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial.

Pada Tahun Akademik 1985/1986 FISIP USU melakukan kerjasama dengan Departemen Dalam

Negeri yaitu dalam rangka pendidikan lanjutan bagi pegawai Depdagri yang memiliki Ijazah

37

Universitas Sumatera Utara


Sarjana Muda sebagai mahasiswa Tugas Belajar untuk mengikuti perkuliahan pada jenjang

strata-I atau Sarjana. Pada tahun pertama FISIP USU menerima mahasiswa Tugas Belajar

sebanyak 26 orang.

Kemudian pada Tahun Akademik 1986/1987 FISIP USU menambah lagi dua jurusan yaitu

Jurusan Sosiologi dan Jurusan Antropologi. Mahasiswa Jurusan Antropologi yang diterima

adalah mahasiswa pindahan dari Fakultas Sastra USU berdasarkan Surat Keputusan Rektor USU

Nomor 163/PTO5/SK/Q.86 tanggal 14 Mei 1986.

Dalam perpindahan ini semua kegiatan administrasi dan kemahasiswaan yang terdaftar di

Jurusan Antropologi pada Fakultas Sastra USU dipindahkan ke FISIP USU, kecuali mahasiswa

yang sedang menyelesaikan skripsi dan mengikuti perkuliahan pada semester VIII, mereka tetap

mengikuti perkuliahan di Fakultas Sastra USU sampai selesai pendidikannya.

Pada Tahun Akademik 1986/1987 jumlah mahasiswa yang diterima di FISIP USU sebanyak 375

orang terdiri dari 333 orang mahasiswa Reguler dan 42 orang mahasiswa Tugas Belajar.

Setelah menjalani periode pertama yaitu tahun 1983-1986 sebagai Dekan FISIP USU, maka pada

tahun 1986 tersebut Prof. M. Adham Nasution diusulkan kembali menjadi Dekan FISIP USU.

Selanjutnya melalui Surat Keputusan Mendikbud Nomor 79511/A.2/C/1986, tanggal 23 Oktober

1986 mengangkat kembali Prof. M. Adham Nasution sebagai Dekan FISIP USU untuk kedua

kalinya yaitu periode 1986-1989.

Pada periode ini Dekan sebagai pimpinan Fakultas menunjuk para pembantunya yaitu sebagai

berikut:

Pembantu Dekan I : Nurhaina Burhan, S.H

Pembantu Dekan II : Drs. Armyn Sipahutar

Pembantu Dekan III : Dra. Irmawati Soeprapto

38

Universitas Sumatera Utara


Pada Tahun Akademi 1987/1988 FISIP USU telah memiliki lima jurusan yaitu Ilmu

Administrasi, Ilmu Komunikasi, Ilmu Kesejahteraan Sosial, Sosiologi, dan Antropologi.

Jumlah mahasiswa yang diterima pada Tahun Akademik 1987/1988 adalah sebanyak 205 orang.

Terdiri dari 161 orang mahasiswa Reguler dan 44 orang mahasiswa Belajar.

Pada tahun 1987 jumlah alumni yang dihasilkan FISIP USU sebanyak 91 orang terdiri dari 51

orang Jurusan Ilmu Admnistrasi, 15 orang Jurusan Ilmu Komunikasi, dan 25 orang Jurusan Ilmu

Kesejahteraan Sosial.

Pada Tahun Akademik 1988/1989 FISIP USU menerima mahasiswa sebanyak 241 orang yang

terdiri dari 197 orang mahasiswa Reguler dan 44 orang mahasiswa Belajar. Jumlah alumni yang

dihasilkan FISIP USU pada tahun 1988 adalah sebanyak 125 orang.

Pada Tahun Akademik 1989/1990 FISIP USU menerima mahasiswa sebanyak 207 orang yang

kesemuanya adalah mahasiswa Reguler. Jumlah alumni FISIP USU pada tahun 1989 adalah 141

orang.

Pada tahun 1990, masa periode jabatan Dekan untuk yang kedua kalinya sudah berakhir. Hal ini

sesuai dengan ketentuan yang berlaku bahwa jabatan Dekan hanya maksimal selama 2 periode.

Pada proses pemilihan Dekan selanjutnya, FISIP USU melalui senat melakukannya secara

voting. Dari hasil voting tersebut, yang terpilih menjadi Dekan adalah Dr. Asma Affan, MPA,

yang selanjutnya untuk diusulkan ke Mendikbud atas rekomendasi Rektor.

Berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud Nomor 20208/A2.I.2/C/1990, tanggal 14 Maret 1990

diangkatlah saudara Dr. Asma Affan, MPA sebagai Dekan FISIP USU masa periode 1990-1993.

Pada periode ini Dekan sebagai pimpinan Fakultas menunjuk para pembantunya yaitu sebagai

berikut:

39

Universitas Sumatera Utara


Pembantu Dekan I : Drs. Rahim Siregar, M.A

Pembantu Dekan II : Dra. Arnita Zainuddin

Pembantu Dekan III : Drs. Siswo Suroso

Pada Tahun Akademik1990/1991 jumlah mahasiswa yang diterima di FISIP USU adalah

sebanyak 233 orang. Jumlah alumni yang dihasilkan FISIP USU tahun 1990 adalah sebanyak

135 orang.

Pada Tahun Akademik 1991/1992 jumlah mahasiswa yang diterima di FISIP USU sebanyak 237

orang. Pada tahun 1991 jumlah alumni yang dihasilkan FISIP USU sebanyak 108 orang.

Berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud Nomor 520931/A2.I2/C/1993 tanggal 20 Agustus

1993, maka Drs. Amru Nasution diangkat sebagai Dekan FISIP USU untuk masa periode 1993-

1996. Pada periode ini Dekan sebagai pimpinan Fakultas menunjuk para pembantunya sebagai

berikut:

Pembantu Dekan I : Dra. Nurwida Nuru

Pembantu Dekan II : Dra. Irmawati Soeprapto

Pemabntu Dekan III : Drs. Sakhyan Asmara

Setelah 3 tahun masa jabatan Dekan FISIP USU, maka tahun 1996 dibentuklah Panitia Pemilihan

Calon Dekan yang baru. Dari hasil rapat Senat yang dilaksanakan ternyata Drs. Amru Nasution

diusulkan kembali sebagai calon tunggal masa periode 1996-1999. Berdasarkan Surat Keputusan

Mendikbud Nomor 51141/A2.I2/KP/1996 tanggal 23 September 1996 Drs. Amru Nasution

diangkat kembali sebagai Dekan FISIP USU, dengan menunjuk para pembantunya:

Pembantu Dekan I : Dra. Nurwida Nuru

Pembantu Dekan II : Drs. Subilhar, MA

Pembantu Dekan III : Drs. Sakhyan Asmara

40

Universitas Sumatera Utara


Pada tahun 1999 masa jabatan Dekan FISIP USU tlah berakhir. Drs. Amru Nasution sebagai

Dekan tidak dapat lagi mencalonkan diri untuk ketiga kalinya. Melalui Rapat Senat FISIP USU,

ternyata yang terpilih sebagai Dekan FISIP USU adalah Drs. Subilhar, MA yang selanjutnya

diusulkan ke Mendikbud atas rekomendasi Rektor. Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Nomor

1998/JO5/KP/1999 tanggal 9 Desember, Drs. Subilhar, MA diangkat sebagai Dekan FISIP USU

masa periode 1999-2003.

Dalam perkembangan selanjutnya pada tahun 2001/2002 FISIP USU mengusulkan kembali agar

menambah jurusan yang baru yaitu Jurusan Ilmu Politik. Berdasarkan Surat Izin Direktur Jendral

Pendidikan Tinggi Nomor 2809/D/T/2001 tanggal 30 agustus 2001 dibukalah jurusan tersebut.

Melalui rapat senat tanggal 25 April 2001 FISIP USU kembali mengusulkan ke Rektor USU agar

FISIP USU membuka program baru yaitu Program Extension yang berada di bawah naungan

masing-masing jurusan yang ada di FISIP USU. Pada tahun 1983 dengan surat Keputusan

Menteri Pendidikan dna Kebudayaan RI Nomor 0535/0/83 tentang Jenis dan Jumlah pada

Fakultas – Fakultas di lingkungan Universitas Sumatera Utara, disebutkan bahwa FISIP USU

mempunyai 5 (lima) jurusan dengan urutan sebagai berikut:

1. Jurusan Ilmu Administrasi Negara

2. Jurusan Ilmu Komunikasi

3. Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial

4. Jurusan Sosiologi

5. Jurusan Antropologi

41

Universitas Sumatera Utara


Pada tahun Akademik 1995/1996, FISIP USU membuka Program Diploma I (DI) dan Program

Diploma II (DII), bekerjasama dengan Direktorat Jendral Pajak. Pada Tahun ajaran 2000/2001

program DI Administrasi Perpajakan tidak menerima mahasiswa baru lagi, dengan jumlah

alumni FI seluruhnya adalah 153 orang.

Pada tahun akademik 2001/2002 telah dibuka Program Studi Ilmu Politik berdasarkan SK

No.616/J05/SK/PP/2002 dan telah menerima sejumlah 60 mahasiswa. Selang tujuh tahun

tepatnya tahun 2009 terjadi penambahan Program Studi Jurusan Administrasi Bisnis/Niaga

Hingga sekarang ini pada tahun akademik 2013/2014 Program Studi di Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik USU mempunyai 8 (delapan) jurusan, yaitu:

1. Jurusan Ilmu Administrasi Negara

2. Jurusan Ilmu Komunikasi

3. Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial

4. Jurusan Sosiologi

5. Jurusan Antropologi

6. Jurusan Ilmu Politik

7. Jurusan Administrasi Perpajakan

8. Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis/Niaga

42

Universitas Sumatera Utara


Adapun struktur kepemimpinan Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu politik adalah :

Dekanat

Dekan : Prof.Dr.Badaruddin, M.Si

Pembantu Dekan : Drs.Zakaria, MSP

Pembantu Dekan II : Dra. Rosmiani, MA

Pembantu Dekan III : Drs. Edward, MSP

Departemen / Program Studi

Administrasi Negara

Ketua : Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si

Sekretaris : Dra.Elita Dewi, MSP

Ilmu Komunikasi

Ketua : Dra.Fatma Wardy Lubis, MA

Sekretaris : Dra. Dayana, M.Si

Ilmu Kesejahteraan Sosial

Ketua : Hairani Siregar, S.Sos, MSP

Sekretaris : Mastauli Siregar, S.Sos, M.Si

Sosiologi

Ketua : Dra.Lina Sudarwaty, M.Si

Sekretaris : Drs. Muba Simanihuruk, M.Si.

Antropologi

43

Universitas Sumatera Utara


Ketua : Dr. Fikarwin Zuska

Sekretaris : Drs.Agustrisno, M.SP

Ilmu Politik

Ketua : Dra. T. Irmayani, M.Si

Sekretaris : Drs.P.Antonius Sitepu, M.Si

Administrasi Perpajakan

Ketua : Drs. AlwiHashim Batubara, M.Si

Sekretaris : Arlina, SH, M.Hum

Administrasi Niaga / Bisnis

Ketua : Prof.Dr. Marlon Sihombing, MA

Sekretaris : M.Arifin Nasution, S.Sos, MSP

FISIP USU yang beralamat di Jl. Dr. A. Sofyan No. 1 Kampus USU Padang Bulan ini memiliki

4 (empat) buah gedung yang berfungsi sebagai infrastruktur dalam kegiatan perkuliahan di

kampus ini. Keempat gedung tersebut terdiri atas :

1. Gedung A yang terdiri atas 4 ruang besar dan 7 ruang sedang

2. Gedung B yang terdiri atas 7 ruang besar

3. Gedung C yang merupakan ruangan yang dikhususkan untuk kantor dengan rincian

sebagai berikut :

a. Lantai 1 : Ruang PD I, PD II, dan PD III ,Ruang Dharma Wanita, Ruang Kantor

Prodip III Adm. Perpajakan

44

Universitas Sumatera Utara


b. Lantai 2: Ruang Kantor Departemen yaitu Departemen Ilmu Komunikasi,

Departemen Ilmu Politik, Departemen Ilmu Sosiologi, Departemen Ilmu

Kesejahteraan Sosial, dan Departemen Ilmu Antropologi. Ruang Laboratorium Radio

Ilmu Komunikasi yaitu USUKOM

c. Lantai 3 : Ruang Perpustakaan dan Ruang Laboratorium Komputer

Sarana lainnya yang telah ada di FISIP USU adalah sarana peribadatan (Musholla), ruang

Pemerintahan Mahasiswa (PEMA), kantin, warnet, lapangan bulutangkis, layanan fotocopy, dan

gedung serbaguna.

4. Gedung D yang terdiri atas 2 ruang kecil, yaitu D III-1 dan D III-2 yang dipakai untuk

perkuliahan.

5. Gedung E yang terdiri atas 10 ruang sedang, yaitu E I-1 – E I-5 dan E II-I E II-5 yang

dipakai untuk perluliahan.

VISI

Adapun yang menjadi visi fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas sumatera utara adalah

“Menjadi Pusat Pendidikan dan Rujukan Bidang-Bidang Ilmu Sosial dan Politik di Wilayah Asia

Tenggara”.

MISI

Adapun yang menjadi misi fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas sumatera utara

adalah :

45

Universitas Sumatera Utara


1. Menghasilkan Alumni dengan skala kualitas global dan menjadi pusat riset , kajian dalam

studi ilmu sosial dan politik.

2. Menjalin kerja sama yang saling menguntungkan dengan seluruh stakeholders dan

mitra pendidikan. Misi ini berhubungan dengan fungsi relasi yang harus dibangun oleh

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sebagai suatu

organisasi profesional pendidikan. Bentuk kolaborasi dengan organisasi lain perlu

dijajaki dengan sikap open minded dan profesional. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara harus mampu melihat peluang kerjasama yang ditawarkan

atau malah mampu menawarkan kerjasama tersebut pada pihak lain.

3. Membentuk lingkungan kerja sehat, harmonis dan profesional bagi staf dan mitra kerja.

Misi ini berhubungan dengan azas profesionalitas dalam menjalankan pekerjaan.

Lingkungan dan suasana kerja yang dibangun harus memperhatikan situasi fisik dan

psikologis seluruh sivitas akademika. Harus ada mekanisme yang mampu membangun

suasana tersebut. Prinsip Profesionalitas juga harus didukung dengan prinsip

persaudaraan dan pertemanan (makna positif) dengan kemampuan bisa menempatkan dan

menjalankan fungsi masing-masing.

4. Menjadi Institusi bagi kepentingan publik. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara sangat potensial sebagai institusi pendidikan yang membawa

misi di atas dengan melihat pengalaman-pengalaman yang telah dilalui oleh Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sendiri.

TUJUAN

Sebagai lembaga Pendidikan Tinggi yang bernaung di bawah Universitas Sumatera Utara

mempunyai tujuan sebagai berikut:

46

Universitas Sumatera Utara


a. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan

akademika dan atau profesional yang mampu menerapkan, mengembangkan dan/atau

menciptakan ilmu pengetahuan dan keterampilan tinggi, disertai budi yang luhur,

mencintai bangsa dan sesama manusia sesuai dengan falsafah.

b. Mengembangkan dan menebarkan ilmu pengetahuan serta mengupayakan

penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya

kebudayaan nasional sesuai dengan Pancasila.

Tugas

Menyelenggarakan kegiatan untuk mencapai tujuan sebagaimana tersebut diatas dengan

berpedoman pada:

a. Tujuan pendidikan nasional

b. Kaedah, moral dan etika ilmu pengetahuan.

c. Kepentingan masyarakat serta memperhatikan minat, kemampuan dan prakarsa pribadi

Fungsi

a. Melaksanakan pengembangan pendidikan dan pengajaran.

b. Melaksanakan penelitian dalam rangka pengembangan kebudayaan, khususnya ilmu

pengetahuan sosial.

c. Melaksanakan pengabdian pada masyarakat.

d. Melaksanakan kegiatan pelaksanaan adminstratif.

4.4 Profil Informan

47

Universitas Sumatera Utara


I . PROFIL INFORMAN

Nama : Nur sania Harahap

Usia : 19 tahun

Agama : Islam

Jenis kelamin : Perempuan

Suku : Batak Mandailing

Fakultas/Jurusan : Kesehatan Masyarakat / Ilmu Kesehatan Masyarakat

Stambuk :2014

Nur sania adalah mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Stambuk 2014. Saat ini dia mengambil jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat. Sania, begitu

mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat ini biasa di panggil, adalah anak ke dua dari tiga

bersaudara. Dia memiliki seorang kakak laki-laki dan seorang adik perempuan. Orang tua sania,

Ayah berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil dan Ibu berprofesi sebagai wirausahawan sebagai

pedagang kelontong di rumahnya. Sehari-hari sania sebelum pergi ke kampus selalu membantu

ibunya menjaga toko.

Selain menjalankan aktifitas perkuliahan di kampusnya, Sania juga aktif mengikuti organisasi

yang ada di kampusnya seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Sehari hari sania beraktifitas

ke kampus maupun di luar kampus menggunakan sepeda motor. Selain menjalankan aktifitas

kesehariannya sebagai mahasiswa nur sania juga adalah mahasiswa yang peduli terhadap

lingkungan sekitarnya. Walaupun Sania tidak aktif di kumunitas/kelompok mahasiswa pencinta

lingkungan tapi Sania mau meluangkan waktunya untuk memperhatikan kondisi sekitarnya,

khususnya mengenai kebersihan lingkungan.

48

Universitas Sumatera Utara


Sania menuturkan bahwa kebersihan lingkungan di sekitar kampusnya khususnya di

FKM sudah terlihat baik, karena petugas kebersihan telah melakukan tugasnya dengan baik.

Menurut Sania indikator kampus dikatakan bersih adalah ketika tidak ada sampah yang

berserakan, ruangan perkuliahan rapi, tidak ada bau yang tidak sedap mengganggu penciuman,

dan nyaman untuk di gunakan sebagai tempat belajar. Sania juga berpendapat bahwa ketika

kampus bersih dan nyaman di gunakan sebagai tempat menimba ilmu maka materi yang di

berikan akan lebih mudah di cerna oleh pikiran, dan kampus juga akan menghasilkan mahasiswa

yang betul-betul siap untuk mengabdikan diri kepada masyarakat luas.

Sania juga menjelaskan bahwa selain petugas kebersihan, mahasiswa juga harus bisa

menjaga dan bertanggung jawab terhadap kebersihan lingkungan kampus agar kampus tetap

terjaga kenyamannya untuk di gunakan sebagai tempat belajar mahasiswa. Mahasiswa Fakultas

Kesehatan Masyarakat menurut Sania sudah sadar akan pentingnya menjaga kebersihan kampus

hal itu terlihat dari tingkah laku mahasiswa dengan membuang sampah pada tempat yang sudah

di sediakan oleh pihak kampus sehingga kampus tidak lagi terlihat berantakan karena sampah.

Nama : Asbi Syahreza Putra

Usia : 19 tahun

Agama : Islam

Jenis kelamin : Laki-laki

Suku : Batak Mandailing

Fakultas/Jurusan : Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kesehatan Masyarakat

Stambuk :2014

49

Universitas Sumatera Utara


Asbi Syahreza Putra adalah mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara stambuk 2014 yang mengambil jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat. Asbi

sebagaimana teman-teman kampusnya memanggilnya adalah anak pertama dari dua bersaudara,

asbi memiliki seorang adik perempuan yang masih duduk di bangku SMA di medan. Sehari-hari

asbi menggunakan sepeda motornya sebagai kendaraan untuk melakukan aktifitas dari rumah

menuju kampus bahkan diluar kegiatan kampus asbi juga menggunakan sepeda motornya

sebagai kendaraan.

Selain menjalankan aktifitas sebagai mahasiswa Asbi juga aktif di komunitas pencinta

lingkungan yang bernama Bank Sampah yang berdiri 2 tahun lalu. Asbi aktif di Bank Sampah

karena rasa peduli terhadap lingkungan kampus yang sebelumnya tidak terjaga dengan baik.hal

ini terlihat ketika Bank Sampah berdiri lingkungan kampus semakin bersih. Hal ini terjadi karena

Bank Sampah memiliki banyak kegiatan untuk mengkampanyekan tentang perlunya menjaga

lingkungan khususnya kampus dengan mengadakan seminar tentang lingkungan dan lain

sebagainya. Bank Sampai juga memiliki perogram seperti Bank pada umumnya yaitu dengan

menukarkan sampah menjadi rupiah yang mana Bank sampah tersebut mau membeli sampah

yang bisa di daur ulang dengan harga yang sudah di tentukan. Menurut Asbi sebelum ada Bank

Sampah kondisi lingkungan kampus FKM tidak serapi seperti saat sekarang ini.

Asbi menuturkan bahwa Fakultas Kesehatan Masyarakat berbeda dengan Fakultas lain di

Universitas Sumatera Utara. Hal ini dapat dilihat dari kondisi kebersihan kampus FKM yang

mana tidak banyak berserakan puntung rokok di lingkungan kampus bahkan di area kampus di

larang merokok karena kampus FKM membuat peraturan KTR (Kawasan Tanpa Rokok).

Peraturan tersebut berlaku pada mahasiswa dan dosen di kampus FKM.

50

Universitas Sumatera Utara


Menurut asbi mahasiswa di kampus FKM belum sepenuhnya sadar akan pentingnya menjaga

kebersihan lingkungan kampus. Hal ini terlihat dari prilaku beberapa mahasiswa yang tidak

membuang sampah bekas makannya pada tempat yang telah di tentukan. Hal tersebut membuat

kondisi lingkungan menjadi tidak bersih dan rapi. Memang ada petugas kebersihan yang di

sediakan oleh pihak kampus untuk membersihkan kampus tapi kan dapat dilihat bahwa

mahasiswa belum sepenuhnya sadar akan pentingnya menciptakan lingkungan yang bersih, tutur

Asbi.

Nama : Maulidia Rahma Uami

Usia : 19 tahun

Agama : Islam

Jenis kelamin : Perempuan

Suku : Jawa

Fakultas/Jurusan : Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kesehatan Masyarakat

Stambuk :2014

Maulidia Rahma Uami adalah mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

Utara Stambuk 2014. Saat ini dia mengambil jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat. Tami, begitu

mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat ini biasa di panggil, adalah anak ke tida dari empat

bersaudara. Dia memiliki dua orang kakak laki-laki dan seorang adik perempuan. Orang tua

Tami, Ayah berprofesi sebagai karyawan pabrik dan Ibu berprofesi sebagai ibu rumah tangga.

Tami beserta keluarga bermukim di daerah Marelan.

Selain aktif menjalankan kuliah Tami juga aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)

di kampusnya. Sehari-hari Tami kuliah dengan menggunakan angkutan umum. Menurut tami

ketika kita berbicara masalah kebersihan lingkungan kita harus melihat dulu bagaimana peranan

51

Universitas Sumatera Utara


individu dalam mencintai lingkungannya, apalagi kalau berbicara mengenai lingkungan kampus

pasti tak lepas dari peran masyarakat kampus seperti mahasiswa maupun dosen. Tami

menjelaskan bahwa keadaan kampus kususnya FKM USU sudah terlihat rapi, ini dikarenakan

sebagian besar mahasiswa sudah sadar akan pentingnya menjaga kebersihan kampus. Hal ini

terlihat dari prilaku mahasiswa maupun dosen yang membuang sampah pada tempatnya, tidak

mencemari udara dengan asap rokok, dan lain sebagainya yang sifatnya tidak merusak

lingkungan.

Tami juga menjelaskan walau masih ada mahasiswa yang masih kurang peduli akan pentingnya

menjaga kebersihan lingkungan Kampus FKM USU yaitu dengan mebnuang sampah tidak pada

tempat yang sudah di sediakan namun hal tersebut tidak begitu terlihat mencolok hali ini

dikarenakan peran dari petugas kebersihan yang selalu sigap membersihkan sampah bekas

konsumsi mahasiswa yang belum sadar akan lingkungan. Selain membersihkan sampah petugas

kebersihan juga selalu merapikan ruangan kuliah agar mahasiswa nyaman dalam belajar.

Menurut Tami kampus dikatakan bersih apabila tidak adalagi sampah yang berserakan, ruangan

kelas rapi dan nyaman untuk digunakan, adanya tempat sampah di sekitaran kampus guna untuk

tempat mahasiswa membuang sampah hasil konsumsinya. Pihak Kampus FKM USU juga

mendukung akan pentingnya menjaga lingkungan kampus dengan membuat peraturan Kawasan

Tanpa Rokok (KTR) di seputaran kampus FKM USU, memberikan sarana dan prasarana untuk

menjaga lingkungan seperti tempat sampah, dan alat kebersihan.

Nama : Dinda Faradiba Lubis

Usia : 19 tahun

Agama : Islam

Jenis kelamin : Perempuan

52

Universitas Sumatera Utara


Suku : Batak Mandailing

Fakultas/Jurusan : Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kesehatan Masyarakat

Stambuk :2014

Dinda Faradiba Lubis adalah mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

Utara stambuk 2014 yang mengambil jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat. Dinda sebagaimana

teman-teman kampusnya memanggilnya adalah anak kedua dari tiga bersaudara, Dinda memiliki

kakak Laki-laki yang sudah bekerja dan seorang adik perempuan yang masih duduk di bangku

SMA di medan. Sehari-hari Dinda menggunakan sepeda motornya sebagai kendaraan untuk

melakukan aktifitas dari rumah menuju kampus bahkan diluar kegiatan kampus Dinda juga

menggunakan sepeda motornya sebagai kendaraan.

Dinda menjelaskan bahwa kebersihan lingkungan di sekitar kampusnya khususnya di FKM

sudah terlihat baik, karena sudah ada petugas kebersihan telah melakukan tugasnya dengan baik.

Menurut Dinda indikator kampus dikatakan bersih adalah ketika tidak ada sampah yang

berserakan, ruangan perkuliahan rapi, tidak ada bau yang mengganggu penciuman, dan nyaman

untuk di gunakan sebagai tempat belajar.

Menurut dinda selaku mahasiswa FKM USU bahwasanya mahasiswa FKM USU sudah sadar

untuk melestarikan lingkungan hal ini terlihat dengan tindakan yang dilakukan mahasiswa FKM

USU yang bertanggung jawab terhadap sampah bekas konsumsi untuk di buang pada tempatnya.

Hal ini menurut Dinda sudah sangat efektif karena kesadararan akan pentingnya menjaga

lingkungan harus dari diri kita sendiri yaitu dengan tindakan tidak membunang sdampah pada

tempatnya. Selain itu mahasiswa FKM USU juga membentuk kelompok pencinta lingkungan

yang di beri nama Bank Sampah, yang mana kelompok ini menampaung semua sampah yang

diberikan oleh mahasiswa dengan nilai tukar rupiah sesuai dengan harga yang sudah di tetapkan

53

Universitas Sumatera Utara


oleh pengelola Bank Sampah. Kelompok ini juga di dukung oleh pihak kampus FKM USU

dengan seringnya mengadakan diskusi tentang pengelolaan limbah bekas dan pentingnya

menjaga lingkungan.

Nama : Hary Cahya Purnama

Usia :19 Tahun

Agama : Islam

Jenis kelamin : Laki-laki

Suku : jawa

Fakultas/Jurusan : Ilmu Sosial dan ilmu politik /Ilmu Administrasi Negara

Stambuk :2014

Hary Cahya Purnama adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara 2014. Saat ini sedang kuliah dijurusan Administrasi Negara. Harry begitu biasa

dia dipanggil dikalangan mahasiswa lain adalah anak pertama dari 3 bersaudara. Hary memiliki

satu orang adik perempuan yang masi duduk di bangu SMA dan satu orang adik laki-laki yang

saat ini masih duduk di Bangku SMP. Orang tua hary, ayah berkerja sebagai wirausaha dan ibu

sebagai ibu rumah tangga. Hary tinggal didaerah deli tua yang sehari-hari kekampus naik sepeda

motor. Mahasiswa yang sangat suka dengan musik ini sehari-hari aktif melakukan kegiatan di

kampus baik perkuliahan maupun organisasi ekstra di kampus FISIP seperti Himpunan

Mahasiswa Islam (HMI).

Menurut hary kampus dikatakan bersih apabila halaman kampus bersih, tamannya tertata rapih

dengan pohon yang rapih, misalnya ada bunga-bunganya, terus ruangan kelasnya rapih, kursinya

tidak rusak, nyaman untuk perkuliahan. Tapi pada kenyataannya hali tersebut belum terlihat di

54

Universitas Sumatera Utara


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara karena ,masih banyaknya

sampah bekas konsimsi mahasiswa di lingkungan kampus. Tapi karena adanya petugas

kebersihan di kampus hal tersebut sedikit lebih baik karena lingkungan kampus jadi lebih rapi

dari sampah yang di buang begitu saja oleh para mahasiswa.

Hary menjelaskan bawa kampus sudah memberikan tempat atau wadah untuk mahasiswa sebagai

tempat sampah agar kampus bebas dari sampah tapi sebagian mahasiswa belum sadar untuk

membuang sampah pada tempatnya.

Hary juga menjelaskan bahwa selain petugas kebersihan, mahasiswa juga harus bisa menjaga

dan bertanggung jawab terhadap kebersihan lingkungan kampus agar kampus tetap terjaga

kenyamannya untuk di gunakan sebagai tempat belajar mahasiswa. Mahasiswa Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik menurut Hary belum sepenuhnya sadar akan pentingnya menjaga

kebersihan kampus hal itu terlihat dari tingkah laku mahasiswa dengan membuang sampah

bukan pada tempat yang sudah di sediakan oleh pihak kampus sehingga kampus terlihat sedikit

berantakan karena sampah.

Nama : Yusria Aqmarina

Usia :19 Tahun

Agama : Islam

Jenis kelamin : Perempuan

Suku : jawa

Fakultas/Jurusan : Ilmu Sosial dan ilmu politik /Ilmu Antropologi

Stambuk : 2014

Yusria Aqmarina adalah mahasiswa Ilmu Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara angkatan tahun 2014. Ria begitu biasa dia dipanggil dikalangan

55

Universitas Sumatera Utara


mahasiswa lain adalah anak pertama dari dua bersaudara. Ria memiliki satu orang adik

perempuan yang masi duduk di bangu SMA. Orang tua Ria, ayah berkerja sebagai Petani dan ibu

sebagai ibu rumah tangga. Ria tinggal didaerah Tembung yang sehari-hari kekampus naik

sepeda motor. Mahasiswa yang sangat suka dengan Fotografi sehari-hari aktif melakukan

kegiatan di kampus baik perkuliahan maupun organisasi ekstra di kampus FISIP seperti

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Walaupun Ria tidak aktif di organisasi atau kelompok

mahasiswa pencinta lingkungan tapi Ria juga selalu memperhatikan keadaan sekitanya terutama

di lingkungan Kampus FISIP USU ini.

Menurut Ria mahasiswa FISIP USU belum sepenuhnya sadar akan pentingnya menjaga

kebersihan lingkungan kampus hai ini terlihat dari kaedaan lingkungan kampus yang masih

belum merdeka dari sampah. Padahal suadah ada petugas yang membersihkan tapi pada

kenyataannya sebagian besar mahasiswa masih membuang sampah sembarangan dan tidak pada

tempatnya. Sebagai mahasiswa FISIP USU Ria merasa harusnya mahasiswalah yang aktif

melestarikan lingkungan kampus ini. Karena menurut Ria apabila kampus bersih dari sampah

sudah pasti akan nyaman bagi mahasiswa untuk melakukan berbagai aktifitas seperti kuliah,

diskusi, dan berorganisasi. Pihak kampus FISIP USU juga sudah menyediakan fasilitas

kebersihan seperti tempat sampah, sapu, dan lain-lain. Tapi fasilitas- fasilitas tersebut belum

maksimal di manfaatkan oleh sebagian besar mahasiswa.

Nama : Anggi Wardhani

Usia :19 Tahun

Agama : Islam

Jenis kelamin : Perempuan

56

Universitas Sumatera Utara


Suku : jawa

Fakultas/Jurusan : Ilmu Sosial dan ilmu politik /Ilmu Administrasi Bisnis

Stambuk : 2014

Anggi Wardani adalah salah satu mahasiswa Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara angkatan tahun 2014. Anggi sebagaimana

teman-teman kampusnya memanggilnya adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Anggi

memiliki satu orang adik laki-laki yang masih duduk di bangku SMA dan seorang adik

perempuan yang masih duduk di bangku SMP. Orang tua Anggi berpropesi sebagai, ayah

Karyawan PT.KIM (persero) dan ibu sebagai Guru Sekolah Dasar swasta di Medan. Setiap hari

anggi ke kampus menggunakan angkutan umum. Walaupun Anggi tidak aktif dealam Organisasi

ekstra maupun intra tapi Anggi selalu peduli akan kelestarian lingkungan sekitarnya khususnya

di kampus FISIP USU ini.

Menurut Anggi mahasiswa di FISIP USU sebagian besar masih mencemari lingkungan

kampus seperti membuang sampah sembarangan sementara pihak kampus sudah menyediakan

wadah atau tempat untuk mengumpulkan sampah yang nantinya akan di buang jika sudah penuh.

Hal ini tentu saja mengganggu pandangan ketika kita beraktifitas di lingkungan kampus juga bisa

merusak lingkungan sekitar kampus. Anggi berpendapat bahwa ini terjadi karena kurangnya

kesadaran mahasiswa akan pentingnya menjaga lingkungan, juga karena kurangnya kampanye

yang di lakukan oleh pihak kampus dalam menjaga lingkungan seperti tulisan-tulisan tentang

menjaga kebersihan.

Anggi berpendapat indikator kampus dikatakan bersih apabila tidak ada sampah yang

mencemari halaman bahkan ruangan kampus, fasilitas-fasilitas kampus terjaga dengan baik,

bebas dari pencemaran udara, dan lain sebagainya. Apabila kampus sudah bersih maka kita

57

Universitas Sumatera Utara


sebagai mahasiswa akan nyaman menimba ilmu di kampus ini, kita juga akan nyaman

beraktifitas seperti diskusi di seputaran kampus. Memang sudah ada petugas kebersihan yang

membersihkan kampus, tapi sebagai mahasiswa kita juga harus turut serta manjaga kelestarian

lingkungan kampus seperti tidak membuang sampah sembarangan.

Nama : Hanum Reza

Usia :19 Tahun

Agama : Islam

Jenis kelamin : Perempuan

Suku : jawa

Fakultas/Jurusan : Ilmu Sosial dan ilmu politik /Sosiologi

Stambuk : 2014

Hanum Reza adalah mahasiswa Ilmu Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara angkatan tahun 2014. Eza sebagaimana teman-teman kampus

memanggilnya adalah anak ketiga dari lima bersaudara. Eza memiliki dua orang kakak laki-laki

dan seorang adik laki-laki. Orang tua Eza berprofesi, ayah sebagai petani dan ibu sebagai

wirausaha. Eza setiap hari melakukan aktifitas ke kampus dengan menggunakan sepeda motor.

Selain akif menjalankan kuliah di kampus FISIP USU Eza juga aktif di ornganisasi ekstra di

kampus yaitu Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Menurut Eza kampus dikatakan bersih apabila halaman kampus bersih, tamannya tertata rapih

dengan pohon yang rapih, misalnya ada bunga-bunganya, terus ruangan kelasnya rapih, kursinya

tidak rusak, nyaman untuk perkuliahan. Tapi pada kenyataannya hali tersebut belum terlihat di

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara karena ,masih banyaknya

58

Universitas Sumatera Utara


sampah bekas konsimsi mahasiswa di lingkungan kampus. Tapi karena adanya petugas

kebersihan di kampus hal tersebut sedikit lebih baik karena lingkungan kampus jadi lebih rapi

dari sampah yang di buang begitu saja oleh para mahasiswa.

Menurut Eza mahasiswa FISIP USU belum sepenuhnya sadar akan pentingnya menjaga

kebersihan lingkungan kampus hai ini terlihat dari kaedaan lingkungan kampus yang masih

belum merdeka dari sampah. Padahal suadah ada petugas yang membersihkan tapi pada

kenyataannya sebagian besar mahasiswa masih membuang sampah sembarangan dan tidak pada

tempatnya. Sebagai mahasiswa FISIP USU Eza merasa harusnya mahasiswalah yang aktif

melestarikan lingkungan kampus ini. Karena menurut Ria apabila kampus bersih dari sampah

sudah pasti akan nyaman bagi mahasiswa untuk melakukan berbagai aktifitas seperti kuliah,

diskusi, dan berorganisasi.

4.5 Interpretasi Data

Pada bab ini penulis akan menyajikan data dan menganalisisnya, analisis yang digunakan

dilakukan guna memperoleh jawaban permasalahn berdasarkan data dan fakta yang terdapat di

lapangan.

4.5.1 Keadaan Kebersihan Lingkungan Kampus Universitas Sumatera Utara

Kondisi lingkungan hidup di Universitas Sumatera Utara masih tergolong baik jika dibandingkan

Universitas-Universitas dengan standard yang hampir sama dengan Universitas Sumatera Utara.

Hal ini dibuktikan dengan adanya peraturan yang dibuat oleh pihak Universitas yang kemudian

di jalankan di tiap-tiap Fakultas. Seperti misalnya dengan adanya petugas-petugas kebersihan

yang setiap hari melakukan tugasnya menjaga kebersihan dan kerapian kampus baik secara

keseluruhan atau di tingkatan fakultas-fakultas, kemudian dengan di sediakannya alat-alat

kebersihan seperti sapu, tong sampah, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan kebersihan.

59

Universitas Sumatera Utara


Kesemunya itu tentunya merupakan kebijakan yang telah di tetapkan oleh pihak kampus

Universias Sumaera Uara.

Meskipun demikian tidak dapat di pungkiri bahwasanya walau pun sudah tersedianya fasilitas

kebersihan bukan berarti menjamin bahwa kampus selalu bersih. Hal ini bisa di lihat dengan

masih adanya sampah yang berserakan di seputaran kampus.

Seperti yang di ungkapkan salah seorang petugas kebersihan kampus Universitas Sumatera

Utara yaitu ibu Zannah:

“memang dek di USU ini sedah lengkapnya segala fasilitas kebersihan, Cuma terkadang adek-
adek mahasiswa ini belum semua memanfaafkan fasilitas tersebut. Kayak tong sampah dek,
masih banyak mahasiswa yang buang sampah bukan di tong sampah. Jadi kan berantakan
semua nya dek”.

Dari hasil wawancara di atas, kita dapat melihat bahwa penyediaan alat-alat fasilitas kebersihan
telah di sediakan oleh pihan Universitas, seperti tong sampah dan perangkat penunjang lainnya.
Juga petugas-petugas kebersihan yang bekerja untuk membersihkan lingkungan kampus. Tetapi
meskipun demikian kita juga melihat bahwa penyediaan fasilititas tersebut tidak menjamin
kebersihan lingkungan kampus secara keseluruhan. Karena masih dapat di temui beberapa
tempat yang belum sepenuhnya bersih. Seperti yang diungkapkan oleh informan. Hal ini
bukanlah kesalahan dari pihak Universitas melaikan karena rendahnya kesadaran masyarakat
kampus akan pentingnya menjaga lingkungan.

4.5.1.1 Keadaan Kebersihan Lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara

Sering kali kita dengar slogan “Kebersihan sebagian dari iman”. Sebagian orang awam pasti

akan berpikir bahwa orang yang tidak menjaga kebersihan adalah orang yang tidak mempunyai

iman. Dewasa ini banyak orang yang tidak lagi peduli terhadap kebersihan, baik kebersihan

60

Universitas Sumatera Utara


tubuh, kebersihan tempat kerja, kebersihan lingkungan, dan bahkan kebersihan tempat dimana

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berlangsung. Makna bersih tidak hanya bebas dari kotoran,

tapi juga bersih dari hal-hal yang tak sepantasnya dilihat. Unmul sebagai kampus dimana lebih

dari dua puluh ribu mahasiswanya menimba ilmu merupakan universitas yang besar. Dengan

jumlah mahasiswa yang banyak tidak menutup kemungkinan banyaknya pula sampah yang

dihasilkan setiap hari.

Keadaan kebersihan lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera

Utara tidak jauh berbeda dengan Fakultas-Fakultas yang ada di Universitas Sumatera Utara.

Yang mana hal ini bisa di lihat dari masih banyaknya sampah yang berserakan di lingkungan

kampus meskipun seperti kita ketahui bahwsanya pihak Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

telah menyediakan fasilitas-fasilitas kebersihan seperti sapu dan tempat sampah dan juga telah

menyediakan petugas kebersihan. Seperti kita ketahui bersama bahwa meski sudah ada fasilitas

kebersihan tersebut tetapi nyantanya sampah masih berserakan dimana-mana. Seperti yang di

ungkapkan salah satu petugas kebersihan yang ada di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara yaitu Ibu Masdah

“ iya dek disini sebenarnya sudah lengkapnya fasilitas kebersihan yang di berikan kampus, tapi
terkadang masih terlihat berantakan juga padahal kami para petugas sudah menyapunya pagi
hari tapi siang sudah kotor lagi sore juga di sapu laginya. Mungkin memang sudah kebiasaan
mahasiswa ini tak pernah sadar diri untuk membuang sampah bekasnya sendiri ke tong sampah
yang sudah disediakan kampus”.
(Sumber: hasil Wawancara 23 September 2015)

Seperti juga yang di ungkapkan oleh kak Yanti yang juga salah satu petugas kebersihan Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

61

Universitas Sumatera Utara


“iya sih sebenarnya masih banyak juga yang kotor padahal tiap hari sudah kakak sapu
dan pel lantainya tiap pagi dan sore tapi masih ada juga sampah seperti puntung rokok, bungkus
rokok, dan sisa-sisa makanan mahasiswa disini, bahkan kadang pas kakak ngepel masih ada
juga yang lewat-lewat padahal lantai masih basah”.

(Sumber: hasil wawancara 23 September 2015)

Dari hasil wawancara di atas kita dapat melihat bahwa kebersihan lingkungan kampus Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara masih belum sepenuhnya rapi meski

sudah tersedia fasilitas kebersihan. Hal ini dikarenakan kurangnya kepedulian mahasiswa untuk

menjaga kebersihan lingkungan kampus. Tingkat kesadaran mahasiwa sangatlah kurang, mereka

acuh tak acuh dengan keberadaan sampah dan kebersihan lingkunganya. Padahal lingkungan

yang kotor sangat berpengaruh terhadap proses kegiatan belajar mengajar. Menurut Krech,

Crutchfield dan Ballachey (1982) dalam Rusli Ibrahim (2001), perilaku sosial seseorang tampak

dalam pola respons antar orang yang dinyatakan dengan hubungan timbal balik antar pribadi.

Perilaku sosial juga identik dengan reaksi seseorang terhadap orang lain (Baron & Byrne, 1991

dalam Rusli Ibrahim, 2001). Perilaku tersebut ditunjukkan dengan perasaan, tindakan, sikap,

keyakinan, kenangan, atau rasa hormat terhadap orang lain.Ruang lingkup sosial tidak hanya

berlaku kepada hubungan timbal balik manusia melainkan lingkungan atau tempat tinggal

manusia juga merupakan bagian dari kehidupan sosial, maka kepedulian terhadap lingkungan

juga merupakan prilaku sosial.

4.5.1.2 Keadaan kebersihan lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara

Sebuah pertanyaan retoris apabila anda sebagai mahasiswa menjawab “Kebersihan kampus itu

tanggung jawab siapa?” Seringkali kita melihat banyak mahasiswa yang tidak perduli terhadap

62

Universitas Sumatera Utara


lingkungan fakultasnya. Seringnya membuang sampah sembarangan menjadikan sebuah budaya

baru yang kini berkembang di Indonesia tak terkecuali di lingkungan kampus.

Slogan kebersihan yang terpampang dimana-mana seharusnya bisa mengingatkan seluruh warga

Kampus akan pentingnya kebersihan. Tapi yang terjadi adalah sebaliknya. Seakan-akan tidak

bisa membaca, mereka cenderung untuk tidak menghiraukan himbauan-himbauan tersebut.

Mirisnya lagi adalah slogan-slogan yang terpasang di tempat yang tidak strategis justru membuat

sampah karena merusak pemandangan mata.

Berbeda dengan keadaan pada Fakultas Ilmu Soaial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara, kedadaan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara jika

dilihat secara sekitas lebih sedikit terawat hal itu di tandai dengan beberapa perturan-peraturan

seperti di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara menerapkan peraturan

Kawasan Tanpa Rokok (KTR). Selain itu mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara juga mendirikan suatu kelompok mahasiswa pencinta lingkungan dengan nama

Bank Sampah. Pihak kampus juga menyediakan fasilitas-fasilitas kebersihan seperti yang ada

pada fakultas-fakultas yang ada di Universitas Sumatera Utara.

Menurut hasil wawancara dengan Ibu Laila yang penulis lakukan terhadap petugas

kebersihan yang ada di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, dapat di

ambil informasi sebagai berikut:

“Jadi beginilah dek, kalo dilihat dari keadaan kebersihan di FKM ini memang bersih dek
ko lihat tapi dek masih ada juga kelakuan-kelakuan mahasiswa yaang sukak-saukanya saja
menbuang sampah sembarang, jadi cemana lagi mau di buat uda adanya semua tong sampah
disitu di buat tapi taknya di buangnya di situ . Makanya kami disini jadi kerja ekstra keras tiap
ada sampah langsung kami bersihkan”.

(Sumber: hasil wawancara 24 September 2015)

63

Universitas Sumatera Utara


Hal yang sama juga di ungkapkan oleh petugas kebersihan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara yang lainnya yang bernama Ibu Rosidah:

“Seperti ini lah dekku sebernanya kalo di FKM ini memang sudah agak bersih, tapi dek
itu karna kami yang kerja mati-matian membersihakan sampah anak-anak mahasiswa ini.
Memang gak semua dek mahasiswa yang suka-sukanya membuang sampah ada juganya yang
masih sadar mau membuang sampah di tong sampah yang sudah di sediakan”.

(Sumber: hasil wawancara 24 September 2015)

Dari hasil wawancara di atas dapat di lihat bahwa kepedulian mahasiswa terhadap kebersihan

lingkungan kampus di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara sama seperti

di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, dimana tingkat kepedulian

mahasiswa masih belum bisa dikatakan tinggi. Menurut Krech, Crutchfield dan Ballachey (1982)

dalam Rusli Ibrahim (2001), perilaku sosial seseorang tampak dalam pola respons antar orang

yang dinyatakan dengan hubungan timbal balik antar pribadi. Perilaku sosial juga identik dengan

reaksi seseorang terhadap orang lain (Baron & Byrne, 1991 dalam Rusli Ibrahim, 2001). Perilaku

tersebut ditunjukkan dengan perasaan, tindakan, sikap, keyakinan, kenangan, atau rasa hormat

terhadap orang lain.Ruang lingkup sosial tidak hanya berlaku kepada hubungan timbal balik

manusia melainkan lingkungan atau tempat tinggal manusia juga merupakan bagian dari

kehidupan sosial, maka kepedulian terhadap lingkungan juga merupakan prilaku sosial.

4.5.2 Hubungan Kebersihan Lingkungan Kampus Dengan Kenyamanan Belajar

Mahasiswa

Lingkungan kampus yang kondusif dapat meningkatkan motivasi belajar mahasiswa dalam

rangka meningkatkan prestasi belajar mereka. Lingkungan kampus yang kondusif yang meliputi

hubungan yang baik antara sesama mahasiswa serta hubungan antara mahasiswa dengan dosen,

64

Universitas Sumatera Utara


lingkungan fisik seperti ukuran kelas, suhu udara di dalam ruang kelas, pengendalian kebisingan,

kebersihan kampus. Lingkungan kampus yang kondusif dapat mempengaruhi prestasi belajar

mahasiswa. Lingkungan yang tidak sehat akan membuat siswa merasa stres dan pada akhirnya

menurunkan motivasi belajar mahasiswa yang pada akhirnya mempengaruhi prestasi belajarnya.

Penelitian dalam skripsi ini ingin mengetahui apakah terdapat pengaruh lingkungan kampus

terhadap motivasi belajar mahasiswa sehingga dosen dan semua pihak yang terlibat di dalam

pengelolaan universitas dapat menggunakannya untuk meningkatkan motivasi belajar

mahasiswa.

Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik bahwasanya menurut hasil penelitian yang dilakukan

oleh penulis ternyata ada hubungan antara kebersihan lingkungan kampus dengan kenyamanan

belajar bmahasiswa seperti petikan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan saudara Hary

mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

“Ya pasti ada lah bang. Kalau lingkungan kampus kita bersih dan gak ada bau-bau yang tidak
sedap ruangan kelas rapi udah pasti nyaman la bang belajar di kelas. Tidak seperti sekarang ni
bang kalau kelas kotor mahasiswa kurang semangat belajarnya bang”.

(Sumber: hasil wawancara 28 September 2015)

Hal yang sama juga di ungkapkan salah satu mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara Anggi Wardhani:

“Begini bang kalau berbicara masalah hubungan kebersihan lingkungan kampus dengan
kenyamanan mahasiswa sedah tentu ada bang, kalau lingkungan kampus bersih maka
mahasiswa juga semangat dalam melakukan segala bentuk aktifitas di kampus, baik itu kuliah
maupun diskusi bang. Hal ini juga berpengaruh bang pad perstasi mahasiswa karena
mahasiswa nyaman dalam bela jar di kampus karena lingkungan kampus yang bersih.”
(Sumber: hasil wawancara 28 September 2015)
65

Universitas Sumatera Utara


Dari hasil wawancara yang dilakukan penulis terhadap mahasiswa di Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara bahwa hubungan antara kebersihan

lingkungan kampus dengan kenyamanan belajar mahasiswa sangat erat hubungannya. Hal

tersebut di buktikan dengan pernyataan-pernyataan informan seperti di atas.

Tidak berbeda jauh dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera

Utara hal serupa juga terjadi di Fakultas Kesehatan Masyarakat. Dimana hal tersebut sesuai

dengan hasil wawancara penulis dengan informan yang merupakan mahasiswa Fakultas

Kesehatan Masyarakat yang bernama Nur sania Harahap

“Pasti ada, soalnya kalau misalnya kotorkan kelihatan jorok terus kalau udah kotor dan
mengendap lama kan jadi bau tidak sedap hal itu akan mengganggu pikiran dan mahasiswa
tidak akan nyamnan dalam perkuliahan. Kalau bersih lingkunganya kan semangat mahasiswa
juga bertambah bang dalam menimba ilmu di kampus.”
(Sumber: hasil wawancara tanggal 1 Oktober 2015)

Hal yang sama juga di ungkapkan salah satu mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat yang

bernama Asbi Syahreza Putra.

Sudah pasti ada bang, karena kalau lingkungan kampus kita bersih maka akan nyaman
bagi mahasiswa untuk menimba ilmu. Hal ini juga akan sangat berpengaruh pada prestasi
mahasiswa. Kalau kampusnya kotor kan akan jadi gak nyaman buat mahasiswa untuk belajar.
(Sumber: hasil wawancara tanggal 1 Oktober 2015)

Lingkungan kampus adalah lingkungan dimana mahasiswa menjalani proses belajar dan

melakukan aktivitas. Pengertian lingkungan kerja dapat memberikan kesamaan defenisi dari

pengertian lingkugan kampus. Sihombing (2004) menyatakan bahwa: “lingkungan kerja adalah

faktor-faktor di luar manusia baik fisik maupun non fisik dalam suatu organisasi. Faktor fisik

mencakup peralatan kerja, suhu di tempat kerja, kesesakan dan kepadatan, kebisingan, luas ruang

66

Universitas Sumatera Utara


kerja sedangkan non fisik mencakup hubungan kerja yang terbentuk di perusahaan antara atasan

dan bawahan serta antara sesama karyawan. Lingkungan kerja yang mendukung produktivitas

kerja akan menimbulkan kepuasan kerja bagi pekerja dalam suatu organisasi. Indikator

lingkungan kerja adalah (1) fasilitas kerja, (2) gaji dan tunjangan, (3) hubungan kerja”.

4.5.3 Peran Mahasiswa Terhadap Kebersihan Lingkungan di Fakultas Kesehatan


Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Banyak ahli memberikan pengertian mengenai konsep partisipasi. Bila dilihat dari asal katanya,

kata partisipasi berasal dari kata bahasa Inggris “participation” yang berarti pengambilan bagian,

pengikutsertaan (John M. Echols & Hasan Shadily, 2000: 419). Partisipasi berarti peran serta

seseorang atau kelompok masyarakat dalam proses pembangunan baik dalam bentuk pernyataan

maupun dalam bentuk kegiatan dengan memberi masukan pikiran, tenaga, waktu, keahlian,

modal dan atau materi, serta ikut memanfaatkan dan menikmati hasil -hasil pembangunan (I

Nyoman Sumaryadi, 2010: 46).

Pengertian tentang partisipasi dikemukakan oleh Fasli Djalal dan Dedi Supriadi, (2001: 201-202)

dimana partisipasi dapat juga berarti bahwa pembuat keputusan menyarankan kelompok atau

masyarakat ikut terlibat dalam bentuk penyampaian saran dan pendapat, barang, keterampilan,

bahan dan jasa. Partisipasi dapat juga berarti bahwa kelompok mengenal masalah mereka sendiri,

mengkaji pilihan mereka, membuat keputusan, dan memecahkan masalahnya.

H.A.R.Tilaar, (2009: 287) mengungkapkan partisipasi adalah sebagai wujud dari keinginan

untuk mengembangkan demokrasi melalui proses desentralisasi dimana diupayakan antara lain

perlunya perencanaan dari bawah (bottom-up) dengan mengikutsertakan masyarakat dalam

proses perencanaan dan pembangunan masyarakatnya. Menurut Sundari ningrum dalam Sugiyah

(2001: 38) mengklasifikasikan partisipasi menjadi 2 (dua) berdasarkan cara keterlibatannya,

yaitu :

67

Universitas Sumatera Utara


a. Partisipasi Langsung adalah Partisipasi yang terjadi apabila individu menampilkan

kegiatantertentu dalam proses partisipasi. Partisipasi ini terjadi apabila setiap orang dapat

mengajukan pandangan, membahas pokok permasalahan, mengajukan keberatan terhadap

keinginan orang lain atau terhadap ucapannya.

b. Partisipasi tidak langsung adalah Partisipasi yang terjadi apabila individu mendelegasikan

hak partisipasinya.

Mahasiswa sebagai kaum intelektual mempunyai tanggung jawab yang besar untuk menjaga

lingkungan hidup. Selain itu mahasiswa adalah agent of change atau agen pembawa perubahan

untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik dari sebelumya. Perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup adalah salah satu caranya yaitu perencanaan, pemanfaatan, pengendalian,

pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum. Dukungan berbagai pihak seperti

pemerintah, WALHI, GREEN PEACE, dan juga AMDAL juga dibutuhkan dalam menciptakan

lingkungan hidup yang sehat. Lingkungan yang sehat akan menciptakan perdamaian pula.

Kepekaan yang tinggi terhadap lingkungan banyak dimiliki pemuda mahasiswa, dan pemikiran

kritis mereka sangat didambakan masyarakat. Mereka juga motor penggerak kemajuan ketika

masyarakat melakukan proses pembangunan. Tongkat estafet peralihan suatu peradaban terletak

di pundak mereka. Baik buruknya nasib umat kelak, bergantung pada kondisi pemuda dan

mahasiswa sekarang ini. Di mata umat dan masyarakat pada umumnya, mahasiswa adalah agen

perubahan sosial karena mahasiswa selaku insan akademis, dipandang memiliki kekuatan

intelektual yang lebih sehingga kepekaan dan nalar yang rasional diharapkan dapat memberikan

kontribusi nyata terhadap pembangunan negara dan sosial dimasyarakat. Sehingga sudah

menjadi konsekuensi terhadap tuntutan dari seorang mahasiswa untuk mampu mengoptimalkan

potensi yang dimilikinya sebagai suatu kebutuhan pribadi dan masyarakat. Fungsi kontrol sosial

68

Universitas Sumatera Utara


yang dimiliki mahasiswa bagi pembangunan diharapkan mutlak demi kemajuan pembangunan.

Mahasiswa yang sudah mapan dalam berpikir, adalah mahasiswa yang tidak sekedar memikirkan

kepentingan akademis semata, namun jauh tersirat dalam benaknya tentang arti dari kualitas

hidupnya sebagai pribadi yang mampu mengabdi terhadap masyarakat. Sebagai pribadi yang

mampu melihat permasalahan disekitarnya dan menjadi bagian dari penyelesaiannya. Sehingga

ia mampu mengerahkan potensi yang dimilikinya dan menjadi bagian penentu arah dalam

kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Lebih-lebih mahasiswa juga harus peduli terhadap

lingkungan kampusnya sendiri, baik itu secara langsung ataupun secara tidak langsung.

Seperti yang di ungkapkan salah satu informan di bawah ini, yang

bernama Maulidia Rahma Uami dari Fakultas Kesehatan Masyarakat.

“kalau masalah peran atau partisipasi mahasiswa dalam menjaga kebersihan lingkungan
kampus ada bang dengan mahasiswa juga turut untuk menjaga kebersihan lingkungan kampus
Fakultas Kesehatan Masyarakat ini. Iyakan kayak tadi di bilang mahasiswa itu gak buang
sampah sembarangan.kalau gitu kan enak di lihat, kalau pun ada sampah pasti di kumpuli dan
di buang juga”.

(Sumber: hasil wawancara tanggal 2 Oktober 2015)

Sama juga halnya seperti yang di ungkapkan informan mahasiswa Fakultas Kesehatan

Masyarakat yang bernama Dinda Faradiba Lubis

“berbicara masalah partisipasi mahasiswa dalam menjaga kebersihan lingkungan


kampus khususnya di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara ini bang
pasti ada, seperti mahasiswa sudah turut menjaga fasilitas-fasilitas kampus kayak toilet, tong
sampah dan lain sebagainya. Selain itu bang sebagian besar mahasiswa disini juga sudah sadar
akan pentingnya menjaga kebersihan seperti membuang sampah pada tempatnya dan tidak
mencemari lingkungan kampus”.
(Sumber: hasil wawancara tanggal 2 Oktober 2015)

69

Universitas Sumatera Utara


Selain pendapat dari informan Fakultas Kesehatan Masyarakat ada juga pendapat yang sama dari

informan yang mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

yang bernama Yusria Aqmarina

“begini bang, sebenarnya sebagian mahasiswa khususnya di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sumatera Utara sudah turut berperan dalam menjaga kebersihan lingkungan
kampus. Hal ini terlihat dari tindakan sebagian besar mahasiswa yang mana sudah sadar akan
pentingnya kebersihan lingkungan seperti membuang sampah pada tempatnya. Tidak mencemari
lingkungan kampus. Walau pun sebagian mahasiswa masih ada yang belum sadar bang, tapi hal
itu tertutupi oleh petugas kebersihan yang ada sehingga kampus tidak terlihat berantakan”.
(Sumber: hasil wawancara tanggal 29 September 2015)

Pendapat yang sama juga di ungkapkan informan yang ada di fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik universitas Sumatera Utara yang bernama Hanum Reza.

“kalau menurut aku bang sebagian besar mahasiswa disni belum berperan aktif dalam
menjaga kebersihan lingkungan kampus, kita dapat lihat bang bahwa masih ada juga
mahasiswa yang membuang sampah sembarangan, sehingga kadang kampus terlihat sedikit
berantakan bang. Untung aja sekarang sudah ada petugas kebersihan yang setiap hari
membersihkan lingkungan kampus sehingga kampus sedikit lebih rapi bang”.

(Sumber: hasil wawancara tanggal 29 September 2015)

Peran merupakan bagian dari tindakan sosial dalam penulisan ini, peran yang di lakukan

mahasiswa adalah menjaga kebersihan lingkungan kampus. Menurut Weber bahwa tindakan

sosial serta antar hubungan sosial merupakan yang dikaji oleh sosiologi. Bahwa yang

dimaksudkan tindakan sosial menurut Weber tindakan individu yang sepanjang tindakannya itu

memiliki makna atau arti subjektif bagi diri dan diarahkan bagi orang lain. Sebaliknya jika

tindakan tersebut diarahkan dengan objeknya benda mati, tanpa dihubungkannya dengan

70

Universitas Sumatera Utara


tindakan orang lain maka, bukan termasuk tindakan sosial Paradigma definisi sosial dalam

sosiologi yang telah dipelopori oleh Max Weber merupakan suatu pendekatan terhadap

individu.Tanpa melepaskan dari pencarian untuk penjelasan kausal Max Weber (1864-1920)

menempatkan konsep tindakan individu yang bermakna pada pusat teorinya tentang masyarakat.

4.5.3.1 Kesadaran Mahasiswa Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan Fakultas


Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera
Utara

Kesadaran mahasiswa dalam menjaga kebersihan lingkungan kampus. Kebersihan sebuah

cerminan bagi setiap individu dalam menjaga kesehatan yang begitu penting dalam kehidupan

sehari-hari. Dan seperti yang kita ketahui bahwa kebersihan merupakan suatu keadaan yang

bebas dari segala kotoran, penyakit, dan lain-lain, yang dapat merugikan segala aspek yang

menyagkut setiap kegiatan dan perilaku lingkungan masyarakat/kampus. Dan sebagaimana di

ketahui bahwa kehidupan manusia sendiri tidak bisa dipisahkan baik lingkungan alam maupun

lingkungan sosial. Maka sebagai individu harusnya segala aspek yang ada dalam mahasiswa

harus dapat menjaga kebersihan lingkungan. Karena tanpa lingkungan yang bersih setiap

individu akan menderita sebab sebuah faktor yang merugikan seperti kesehatan. Kesehatan itu

begitu malah harganya. Sehingga semuanya harus di olah dengan baik. Lingkungan yang kotor

berarti menggangu kesehatan yang juga berarti membuat bibit penyakit. Namun segala sesuatu

ada kata perubahan hanya saja dalam segala persoalan-persoalan, semua ini tidak bisa di jalankan

tanpa sebuah kesadaran dari setiap individu mahasiswa maupun kelompok mahasiswa untuk

menjaga kebersihan kampus, maka kebersihan itu tidak akan berguna dan menimbulkan banyak

kerugian. Sebagaimana kita ketahui bahwa pandangan masyarakat/mahasiswa tentang sadar

lingkungan sangatlah penting berikut cara menjaga kebersihan lingkungan:

71

Universitas Sumatera Utara


1. Dimulai dari diri sendiri dengan cara memberi contoh kepada masyarakat/mahasiswa

bagaimana menjaga kebersihan lingkungan

2. Selalu libatkan elemen-elemen yang adadi kampusuntuk memberikan pengarahan

kepada mahasiswa akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

3. Perbanyak fasilitas kebersihan di sekitar lingkungan kampus

4. Sosialisai kepada mahasiswa untuk terbiasa menjaga kebersihan kampus

Kondisi yang terjadi di Fakultas Kesehatan Masyarakat tidak jauh berbeda dengan pernyataan di

atas. Hal tersebut sesuai dengan apa yang penulis temukan di lapangan ketika melakukan

wawancara dengan Nur Sania Harahap:

“Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat menurut saya sadar akan pentingnya menjaga
kebersihan kampus hal itu terlihat dari tingkah laku mahasiswa dengan membuang sampah pada
tempat yang sudah di sediakan oleh pihak kampus sehingga kampus tidak lagi terlihat
berantakan karena sampah, meskipun demikian masih ada juga sebagian mahasiswa yang belum
sepenuhnya sadar akan pentingnya sebuah peran untuk menjaga kebersihan lingkungan ka mpus
dari sampah”.
(Sumber: Hasil wawancara tanggal 1 Oktober 2015)

Wawancara juga penulis lakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan

mewawancarai Hary Cahya Purnama:

“Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik menurut Hary belum sepenuhnya
sadar akan pentingnya menjaga kebersihan kampus hal itu terlihat dari tingkah laku mahasiswa
dengan membuang sampah bukan pada tempat yang sudah di sediakan oleh pihak kampus
sehingga kampus terlihat sedikit berantakan karena sampah”.

72

Universitas Sumatera Utara


(Sumber: hasil wawancara tanggal 28 September 2015)

Kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan merupakan tanggung jawab


semua elemen masyarakat kampus, bukan hanya peran pihak fakultas tetapi juga melibatkan
peran mahasiswa didalamya. Dari hasil temuan penulis dapat dilihat bahwa kesadaran mahasiswa
akan pentinya menjaga kebersihan lingkungan kampus masih belum sepenuhnya berhasil. Untuk
itu di perlukan peranan pihak fakultas maupun kelompok mahasiswa untuk menyadarkan
mahasiswa yang belum peduli menjaga kebersihan lingkungan untuk peduli dalam menjaga
kebersihan lingkungan kampus demi terciptanya lingkungan kampus yang bersih, sehat, dan
nyaman.

4.5.3.2 Bentuk-bentuk peran mahasiswa terhadap kebersihan lingkungan kampus

Mahasiswa yang dijuluki sebagai „agent of change’ seharusnya menjadi aktor dalam

penyelesaian setiap permasalahan yang melilit bangsa Indonesia. Sebagai kaum intelektual,

mahasiswa mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan kewajiban transfer

knowledge. Mahasiswa yang terkenal sebagai kaum intelektual, tentu mempunyai

kecakapan ilmu tertentu yang mereka pelajari di bangku kuliah.

Ilmu tersebut hendaknya tidak hanya untuk dimiliki sendiri, dengan kata lain, mahasiswa

seharusnya juga membaginya dengan orang lain.

Masyarakat adalah pihak yang mengharapkan ilmu tersebut untuk ditularkan kepada merek

a, setidaknya untuk sekedar menambah ilmu mereka maupun untuk mengatasi permasalah

an mereka. Maka dari itu, betapa pentingnya transfer ilmu

dilakukan oleh mahasiswa untuk masyarakat di sekitarnya. Supaya ilmu tersebut dapat

digunakan untuk memecahkan berbagai problematika masyarakat.

Namun pada kenyataannya sekian banyak jumlah mahasiswa di Indonesia tidak sebanding

dengan kontribusinya menyelesaikan segala permasalahan yang ada.

Padahal betapa kompleksnya permasalahan di dalam

73

Universitas Sumatera Utara


masyarakat yang membutuhkan campur tangan mahasiswa sebagai agent of change yang

diharapkan dapat mengubah kehidupan mereka menjadi lebih baik.

Dalam menjaga kebersihan lingkungan kampus kuhususnya di Fakultas Kesehatan Masyarakat


dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara mahasiswa di
harapkan memiliki peran dalam bentuk-bentuk yang nyata. Biasanya bentuk-bentuk peran
mahasiswa dalam menjaga kebersihan lingkungan kampus anatara lain;

1. Tidak membuang sampah sembarangan.

2. Mengikuti kegiatan atau kelompok mahasiswa pencinta lingkungan.

3. Membentuk organisasi atau komunitas yang bertujuan untuk melestarikan lingkungan.

4. Melakukan sosialisai berbentuk diskusi-diskusi

5. Memanfaatkan hari bumi maupun hari lingkungan hidup sebagai momen meningkatkan

kesadaran mahasiswa akan pentingnya menjaga lkebersihan lingkungan.

6. Melakukan kegiatan Penghijauan di tempat yang terlihat gersang di lingkungan kampus

Kondisi yang terjadi di Fakultas Kesehatan Masyarakat tidak jauh berbeda dengan pernyataan di

atas. Hal tersebut sesuai dengan apa yang penulis temukan di lapangan ketika melakukan

wawancara dengan Asbi Syahreza Putra :

“Menurut saya bang bentuk peran mahasiswa dalam menjaga kebersihan lingkungan kampus
misalnya; dengan tidak membuang sampah sembarangan, kemudian untuk menambah
pengetahuan dalam mewmahami pentingnya kebersihan lingkungan kampus itu yakni dengan
mengikuti komunitas yang berhubungan dengan kebersihan lingkungan dimana di dalam
kumunitas ini mahasiswa bisa menambah wawasan tentang pentingnya menjaga kebersihan
lingkungan”.

(Sumber: hasil wawancara tanggal 1 Oktober 2015)

74

Universitas Sumatera Utara


Wawancara juga penulis lakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan mewawancarai

Anggi Wardhani:

“Menurut saya bentuk peran mahasiswa untuk menjaga kebersihan lingkungan kampus ya bisa
seperti tidak membuang sampah sembarangan, menjaga fasilitas-fasilitas kebersihan, kalau
untuk diri sendiri bang saya lebih kepada dengan tidak mengotori lingkungan sekitar kampus.
Saya juga pernah mengikuti kegiatan diskusi tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan
kampus kita juga bisa melihat di kampus Fisip ini bahwa sebagian mahasiswa sudah berperan
dalam menjaga kebersihan lingkungan kampus kita ini bang”.

(Sumber: hasil wawancara 28 September 2015)


Jadi bisa di lihat dari hasil wawancara di atas bahwa banyak sebenarnya peran yang di
lakukan mahasiswa untuk tetap menjaga kelestarian dan kebersihan lingkungan kampus. Seperti
dengan tidak membuang sampah sembarangan, tidak merokok di lingkungan kampus,
menambahwawasan dengan berdiskusi tentang lingkungan oleh mahasiswa maupun komunitas
pencinta lingkungan di kampus. Walaupun masih ada beberapa mahasiswa yang belum berperan
aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan di kampus. Hal tersebut di perkuat dengan masih
adanya mahasiswa yang membuang sampah tidak pada tempatnya dan masih seringnya
mahasiswa merokok di daerah kampus.

4.5.4 Pandangan Mahasiswa Terhadap Fasilitas Kebersihan Yang Di Sediakan Pihak

Universitas Sumatera Utara

Pandangan adalah sebuah proses saat individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-

kesan sensoris guna memberikan arti bagi mereka. Individu sering kali di dasarkan pada persepsi

mereka tentang kenyataan, bukan pada kenyataan itu sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi

persepsi bisa terletak dalam diri membentuk persepsi, dalam diri atau objek target yang diartikan,

atau dalam konteks dimana pandangan itu di buat.

75

Universitas Sumatera Utara


Kenyamanan dan perasaan nyaman adalah penilaian kompehernsip seseorang terhadap

lingkungannya. Kenyamannan tidak dapat terwakili oleh satu angka tunggal. Manusia memiliki

kondisi lingkungan berdasarkan rengsangan yang masuk kedalam dirinya melalui keeman indra

melalu saraf dan dicerna otak untuk di nilai. Dalam hal ini yang terlibat tidah hanya fisik

biologis, manun juga perasaan, suara, cahaya, bau, suhu, dan lain-lain. Rangsangan di tangkap

sekaligus lalu di olah otak, kemudian otak akan memberikan penilaian relatif apakah kondisi itu

nyaman atau tidak. Ketidak nyamanan di satu faktor dapat di tutupi oleh faktor lainnya. (satwiko,

2009:21-22)

Pandangan yang ingin penulis sampaikan dalam penelitian ini adalah bagaimana

kemudian tanggapan mahasiswa terhadap kebersihan yang ada di Universitas Sumatera Utara

dalam hal ini adalah Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Untuk gambaran mengenai persepsi mahasiswa terhadap fasilitas kebersihan di Fakultas

Kesehatan Masyarakat penulis telah melakukan wawancara dengan beberapa mahasiswa

diantaranya adalah Nur sania, Asbi Syahreza, Maulidia Rahma, dan Dinda Faradiba. Berikut

adalah petikan wawancara mereka mengenai persepsi terhadap fasilitas dan kebijakan kebersihan

yang ada di Fakultas Kesehatan Masyarakat:

Wawancara dengan Nur Sania Harahap

“ menurut saya sih tidak terlalu di sediain, soalnya sapu itu gak pernah ada berkeliaran
dimana-mana, tapi petugas penyapu selalu menyapu jadi sampah tidak nampak banyak di lantai
itu. Tangga juga selalu di pel oleh petugas jadi selalu terlihat bersih. Fasilitas yang di sediain
oleh piham kampus itu berupa tong sampah saja.”

(Sumber: hasil wawancara tanggal 1 Oktober 2015)


Wawancara dengan Asbi Syahreza Putra

76

Universitas Sumatera Utara


“Ada bang, kampus memberikan fasilitas untuk menunjang kegiatan yang dilakukan oleh
bank sampah ini bang seperti, alat-alat kebersihan, tempat untuk berkumpulnya komunitas bank
sampah yaitu semacam sekretariat gitu bang”.

(Sumber: hasil wawancara tanggal 1 Oktober 2015)


Wawancara Dengan Maulidia Rahma Utami

“Pihak fakultas sih sebenarnya memberikan fasilitas-fasilitas yang dapat di gunakan


mahasiswa untuk menjaga kebersihan lingkungan kampus bang khususnya di Fakultas
Kesehatan Masyarakat ini. Cuma belum semua mahasiswa memanfaatkan fasilitas tersebut
bang”.

(Sumber: hasil wawancara tanggal 2 Oktober 2015)

Wawancara dengan Dinda Faradiba Lubis

“Di Fakultas Kesehatan Masyarakat bang pihak fakultas telah memberikan fasilitas-
fasilitas kebersihan seperti tong sampah, sapu, dan alat kebersihan lainnya. Tapi ini tiak merata
bang soalnya di kamar mandi tidak ada alat kebersihannya bang. Seperti tempat sampah,
apalagi kan kalau cewek bang kan banyak sampah yang mau di buang, kalau di buang ke wc kan
bisa tersumbat bang. Yah kalau bisa merata lah bang pengadaan fasilitasnya biar tidak
tercemari lingkungan kampus ini”.

(Sumber: hasil wawancara tanggal 2 Oktober 2015)

Untuk gambaran mengenai persepsi mahasiswa terhadap fasilitas kebersihan di Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik penulis telah melakukan wawancara dengan beberapa mahasiswa

diantaranya adalah Hary Cahya Purnama, Yusria Aqmarina, Anggi Wardhani, dan Hamum Reza

Berikut adalah petikan wawancara mereka mengenai persepsi terhadap fasilitas dan kebijakan

kebersihan yang ada di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik:

Wawancara dengan Hary Cahya Purnama

77

Universitas Sumatera Utara


“Menurut saya bang kalau fasilitas kebersihan yang di berikan oleh pihak Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik sudah ada bang, seperti tong sampah, sapu, bahkan petugas kebersihan
sudah ada di sediakan oleh pihak kampus. Tapi bang mahasiswa kurang dalam memanfaatkan
fasilitas yang di berikan kampus, ini terlihat dari masih banyaknya mahasiswa yang membuang
sampah bekas konsumsinya sembarangan bang”.

(Sumber: hasil wawancara tanggal 28 September 2015)

wawancara dengan Yusria Aqmarina

“fasilitas yang di berikan kampus sih ada bang, tapi hal ini tidak begitu merubah pola
pikir mahasiswa sini untuk lebuh sadar dalam menjaga kebersihan lingkungan. Selain itu
fasilitas yang di berikan belum lengkap bang menrut saya, seperti tidak adanya tempat sampah
dan sapu di kamar mandi bang. Maunya kan kalau bisa pihak kampus lebih bisa melengkapinya
bang agar kampus ini bisa terjaga kenbersihanya. Juga buat peraturan atau pun sangsi apabila
membuang sampah sembarangan biar mahasiswa tidak lagi membuang sampah sembarangan
bang”.

(Sumber: hasil wawancara tanggal 29 September 2015)

Wawancara dengan Anggi Wardhani

“Yang ku lihat bang fasilitas yang di sediakan pihak Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik ini sudah lumayan lengkap bang, bahakan sekarang sudah ada petugas kebersihan yang
di sediakan oleh pihak kampus. Hal ini tetntu saja menjadikan lingkungan kampus menjadi lebih
bersih bang, walaupun terkadang masih ada juga sampah yang berserakan di seputaran kampus
ini di sebabkan oleh beberapa mahasiswa yang belum peduli akan menjaga kebersihan
lingkungannya. Maunya pihak kampus membuat peraturan tentang pentingnya menjaga
kebersihan bang. Agar kampus lebih terlihat rapi dan nyaman untuk di jadikan tempat menimba
ilmu”.

(Sumber: hasil wawancara tanggal 28 September 2015)

Wawancara dengan Hamum Reza

78

Universitas Sumatera Utara


“Dalam menjaga kebersihan dilingkungan kampus Fisip, saat ini memang telah
disediakan fasilitas fasilitasnya seperti tempat sampah dibeberapa titik, peralatan kebersihan
dsb. Namun saya kira kuntitasnya masih minim, dan terkesan tidak terawat. Karena jumlah
tempat sampah yang sedikit membuat mahasiswa malas untuk berjalan menghampirinya,
ditambah mereka juga berpikir bahwa ada petugas kebersihan yang nantinya akan
membersihkan. Secara keseluruhan saya kira fasilitas yang diberikan cukup baik. Selain itu
kampus juga didukung oleh beberapa kebijakan dari tiap jurusan untuk melakukan penanaman
pohon, hal ini membuat lingkungan terlihat lebih asri dan sejuk.”.

(sumber: hasil wawancara tanggal 29 September 2015)

Dari hasil wawancara di atas dapat kita lihat bahwa persepsi atau tanggapan mahasiswa
terhadap kebersihan kampus secara garis besar bisa di katakan sudah cukup baik. Hal itu
tentunya menjadi sesuatu hal yang positif bagi pihak Universitas dimana pihak Universitas bisa
dikatakan berhasil dalam menerapkan kebijakannya meskipun tidak secara keseluruhan berhasil,
penyebabnya adalah kurangnya kesadaran mahasiswa terhadap kebersihan itu sendiri. Inilah
yang menjadi tugas pihak Universitas bagaimana caranya agar bisa mengatur itu semua, dimulai
dari menanamkan kesadaran bagi mahasiswa dan masyarakat kampus akan pentingnya menjaga
kebersihan lingkungan kampus serta menjadi tanggung jawab Universitas juga untuk
membudayakan kesadaran akan pentingnya kebersihan lingkungan.

4.5.5 Komunitas Mahasiswa Pencinta Lingkungan Di Kampus Universitas Sumatera Utara

Kelompok pecinta lingkungan adalah organisasi yang dibentuk dengan tujuan untuk

meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pemanfaatan dan

pelestarian fungsi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup.

Upaya perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup tidak dapat berjalan dengan baik tanpa

adanya kesamaan pandangan dan pemahaman dari semua pihak, termasuk masyarakat berikut

unsur-unsur yang ada didalamnya. Kegiatan Pembinaan kelompok pecinta lingkungan adalah

79

Universitas Sumatera Utara


kegiatan pembinaan terhadap anggota masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan peran

serta masyarakat di bidang lingkungan hidup.

Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk pendidikan cinta lingkungan/ konservasi non formal

yang bertujuan meningkatkan pengetahuan para pecinta lingkungan tentang kegiatan cinta

lingkungan dan kegiatan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, selanjutnya

diharapkan mau berperan dan ikut membantu menyebarluaskan informasi. Hingga saat ini di

Universitas Sumatera Utara hanya ada satu Komunitas Pencinta Lingkungan yang mempunyai

nama Bank Sampah. Saat ini Bank Sampah aktif di Fakultas Kesehatan Masyarakat.

Komunitas Bank Sampah sudah berdiri sejak pertengahan tahun 2013, dimana pada saat itu

jumlah mahasiswa yang bergabung saat berdirinya berjumlah 12 orang didasari atas tujuan yang

sama yaitu untuk menjaga kebersihan lingkungan kampus. Seperti hasil wawancara penulis

dengan informan yang aktif di komunitas Bank Sampah, bernama Asbi Syahreza Putra.

“Kurang lebih 2 tahun lah bang komunitas Bank Sampah ini berdiri tepatnya tahun 2013. Saat
itu pendiri terdiri dari 12 mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat. Aku sendiri sudah 1,5
tahun aktif di komunitas Bank Sampah”.

(Sumber: hasil wawancara tanggal 1 Oktober 2015)

Adapun kegiata yang dilakukan Bank Sampah yaitu mengadakan kampanye-kampanye tentang

pentingnya menjaga lingkungan, mengadakan seminar atau diskusi-diskusi dengan mahasiswa

tentang pengerlolaan limbah menjadi barang yang mempunyai nilai ekonomis. Selain itu Bank

Sampah juga mengajak mahasiswa untuk menabung sampah sisa konsumsi mahasiswa untuk di

tukarkan kepada mereka dengan uang. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan

informan yaitu Asbi Syahreza Putra

“Jadi bang program Bank sampah ini, kita kayak menampungsampah-sampah dari para
mahasiswa dimana teman-teman mahasiswa yang ingin mengasi sampahnya kepada kita itu
akan kita kasih uang seperti kalao sampah botol itu perkilonya kita kasih Rp 1300 atau kayak
kaleng itu sekilonya itu bisa sampai Rp 1500 gitu dia bang ”.

80

Universitas Sumatera Utara


(Sumber: hasil wawancara tanggal 1 Oktober 2015)

Dari hasil wawancara di atas bisa kita lihat bahwa sebenarnya sudah ada sebuah wadah

bagi mahasiswa untuk menyalurkan kegiatan-kegiatan yang positif terutama untuk menjaga

kebersihan lingkungan kampus Universitas Sumatera Utara. Kita dapat melihat di atas

bagaimana peran dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh komunitas Bank Sampah Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara sangatlah baik meskipun hanya baru bergerak

pada tataran fakultas tapi telah memberikan kontribusi yang nyata. Mudah-mudahan komunitas

semacam ini bisa berkembang lebih banyak lagi hinga muncul Bank Sampah di fakultas-fakultas

lain di Universitas Sumatera Utara, sehingga Universitas Sumatera Utara menjadi Universitas

yang kebersihan lingkunganya tetap terjaga. Tentunya kita juga berharap agar pihak Universitas

mendukung program-program kebersihan lingkungan baik itu komunitas mahasiswa, ataupun

aspek-aspek yang mendukungnya.

81

Universitas Sumatera Utara


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian maka kesimpulan dan saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Bahwa keadaan kebersihan lingkungan kampus di universitas Sumatera Utara cukup

baik meskipun masih ada beberapa yang masih harus lebih diperhatikan kembali. Hal

ini dipengaruhi juga oleh tingkat kesedaran yang juga masih rendah baik itu oleh

mahasiswa atau yang lainnya.

2. Hal yang sama juga terjadi di bebarapa fakultas beberapa diantaranya adalah fakultas

Kesehartan masyarakat dan fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik

3. Bahwa hubungan antara kebersihan lingkungan kampus dan kenyaman mahasiswa

sangat relevan. Semakin bersih lingkungan sekitar maka semakin nyaman pula kegiatan

belajar mengajar. Hal ini terjadi di fakultas ilmu sosial dan ilmu politik dan di fakultas

kesehatan masyarakat.

4. Mahasiswa mempunyai peran terhadap lingkungan hidup, baik itu lingkungan sekitar

tempat tinggal maupun lingkungan lainyanya lebih-lebih lingkungan kampus, karna

mahasiswa adalah sebagai pelopor perubahan yaitu perubahan yang mengarah ke

keadaan yang lebih baik. Peran tersebut juga terjadi di fakultas ilmu sosial dan ilmu

politik dan fakultas kesehatan masayarakat dimana beberapa mahasiswa terlibat dalam

menjaga kebersihan lingkungan baik itu terlibat secara langsung maupun tidak

langsung.

5. Pihak universitas telah melakukan berbagai macam cara dan kebijakan untuk

meningkatkan kebersihan dan kenyamanan di lingkungan salah satunya dengan

82

Universitas Sumatera Utara


menyediakan berbagai macam fasilitas penunjang dan juga aturan-aturan tentang

pengawasan kebersihan.

6. Tidak banyak organisasi pecinta lingkungan di univesitas sumatera utara. Salah satu

organisasi yang berhasil penulis dapati hanya organisasi bank sampah, dimana kegiatan

yang mereka lakukan adalah menukar samapah dengan uang. Tujuan mereka adalah

agar mahasiswa lebih peduli dan juga mengajarkan cara-cara kreatif dalam menjaga

lingkungan.

5.2 Saran

Adapun saran yang ingin penulis sampaikan dalam penelitian ini adalah :

1. Segala perubahan untuk tujuan yang lebih baik adalah sebuah keniscayaan, namun

diperlukan sebuah control untuk menyeimbangkan perubahan yang terjadi sehingga tidak

ada ketimpangan yang sangat kontras. Diharapkan agar pihak universitas mampu

menstimulus mahasiswa agar selalu menjaga kebersihan lingkungan kampus.

2. Mahasiswa harusnya paham betul dan sadar dengan kondisi kebersihan lingkungan

kampus dan menjadi pelopor terhadap hal tersebut. Karna dewasa ini mahasiswa hari ini

terlihat tidak terlalu perduli. Mudah-mudahan kedepanya bisa lebih baik.

3. Fasilitas penunjang kebersihan kampus sudah bisa dikatan baik meskipun demikian

diharapkan agar kiranya fasilitas dapat ditingkatkan agar penanganan kebersihan

lingkungan kampus lebih efektif kedepanya.

83

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Amos Neolaka. 2008.Kesadaran Lingkungan. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi, 1999. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka

Cipta.

Azhari , Akyas. (2004). Psikologi Umum dan Perkembangan. Jakarta: Teraju.

Bahrudin Supardi. 2019. Berbakti Untuk Bumi, Bandung: Rosdakarya.

Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Sosial. Surabaya. Airlangga Universitas Press.

Dasar.Depertemen Pendidikan Nasional. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2000

Gea, Antonius, dkk. 2002. Character Building I: Relasi dengan Diri Sendiri. Edisi Revisi.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Gerungan, W.A. , 1987, Psikologi Sosial, Bandung : Eresco

Harum M. Huasein. 1993.Lingkungan Hidup: Masalah Pengelolaan dan Penegakan Hukumnya ,

Jakarta: PT. Bumi Aksara,

Ibrahim, Rusli. (2001). Landasan Psikologis Pendidikan Jasmani di Sekolah.Tim

Nadjmuddin Ramly.2005.Membangun Lingkungan Hidup yang Harmonis &

Berperadaban.Jakarta: Grafindo Khazanah Ilmu

Meleong, Lexy. 2006. Penelitian Kualitatif . Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Nawawi, Hadari. 1995. Instrumen Penelitian Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University press.

Otto,Soemarwono.1994. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan.Bandung: Djambatan

Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2005 Jakarta: Balai Pustaka

84

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai