Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
KAMPUS
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
Disusun oleh
Muhammad Johan Muchlisin Nasution
090901073
DEPARTEMEN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
Lingkungan kampus yang asri adalah idaman setiap mahasiswa/i. Demi berlangsungnya program
lingkungan sehat di kampus ini perlu adanya sinergi antara pimpinan kampus dan mahasiswa Mahasiswa
sebagai seorang yang berintelektual harus bisa menjadi contoh dan panutan dalam mendukung Indonesia
Sehat. Penerapan kampus sehat selama ini belum maksimal dikarenakan kurangnya kesadaran dan
kepedulian akan lingkungan sehat sehingga perilaku mahasiswa masih pasif terhadap gerakan lingkungan
sehat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran mahasiswa terhadap kebersihan
lingkungan kampus. Untuk itu peneliti menggunakan metode penelitan deskriptif dengan pendekatan
kwalitatif untuk menghasilkan data yang di inginkan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan delapan
responden mewakili Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Hasil penelitian menunjukan peran serta mahasiswa dalam menjaga kebersihan masih belum
maksimal. Perlu adanya sinergisitas antara birokrasi kampus dengan mahasiwa dalam menjaga kebersihan
lingkungan kampus. Misalnya; dengan membuat regulasi dengan sanksi yang tegas terhadap pelanggar
kebersihan.
Kebersihan lingkungan sangat relevan dengan peran mahasiswa dalam menjaga kebersihannya.
Juga di tuntut kontrol oleh pihak kampus. Oleh karena itu seharusnya mahasiswa sadar akan pentingnya
kebersihan lingkungan dan menjadi pelopor dalam menjaga kebersihan lingkungan. Dan diharapkan
dukungan kampus dengan memberikan fasilitas-fasilitas kebersihan.
A beautiful campus environment is a dream every students. For the sake of the ongoing healthy
environment program on this campus need for synergy between the campus and student leaders as an
intelectual Students should be an example and a role model in supporting healthy Indonesia. Application
of a healthy campus during this time is not maximized due to the lack of awareness and concern for the
environment healthy so that the behavior of the students still passive to the movement of a healthy
environment.
The aim of this study is to investigate the role of environmental hygiene students to the campus.
To the researchers use descriptive research method with qualitative approach to produce the desired
data. In this study the authors used eight respondents representing the School of Public Health and the
Faculty of Social and Political Sciences.
The results showed the participation of students in maintaining the cleanliness was not
maximized. The need for synergy between the bureaucracy campus with students in maintaining the
cleanliness of the campus. For example; by making regulations with strict sanctions against violators of
cleanliness.
Environmental hygiene is very relevant to the student's role in keeping it clean. Also in demand
control by the campus. Therefore, students should be aware of the importance of environmental hygiene
and became a pioneer in keeping the environment clean. And be expected support the campus by
providing hygiene facilities
ii
ABSTRAK………………………………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………….iii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………...viii
DAFTAR DIAGRAM………………………………………………………………………….xii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………………………...xi
BAB I. PENDAHULUAN
iii
3.2.Lokasi Penelitian…………………………………………………….24
3.5.Interpretasi Data…………………………………………………..26
Sumatera Utara……………………………………………..31
Sumatera Utara………………………………………………72
iv
Ilmu Politik………………86
Lingkungan Kampus………………………………..89
BAB V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan………………………………………………………….99
5.2. Saran………………………………………………………………100
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lingkungan kampus yang asri adalah idaman setiap mahasiswa/i. Demi berlangsungnya program
lingkungan sehat di kampus ini perlu adanya sinergi antara pimpinan kampus dan mahasiswa Mahasiswa
sebagai seorang yang berintelektual harus bisa menjadi contoh dan panutan dalam mendukung Indonesia
Sehat. Penerapan kampus sehat selama ini belum maksimal dikarenakan kurangnya kesadaran dan
kepedulian akan lingkungan sehat sehingga perilaku mahasiswa masih pasif terhadap gerakan lingkungan
sehat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran mahasiswa terhadap kebersihan
lingkungan kampus. Untuk itu peneliti menggunakan metode penelitan deskriptif dengan pendekatan
kwalitatif untuk menghasilkan data yang di inginkan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan delapan
responden mewakili Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Hasil penelitian menunjukan peran serta mahasiswa dalam menjaga kebersihan masih belum
maksimal. Perlu adanya sinergisitas antara birokrasi kampus dengan mahasiwa dalam menjaga kebersihan
lingkungan kampus. Misalnya; dengan membuat regulasi dengan sanksi yang tegas terhadap pelanggar
kebersihan.
Kebersihan lingkungan sangat relevan dengan peran mahasiswa dalam menjaga kebersihannya.
Juga di tuntut kontrol oleh pihak kampus. Oleh karena itu seharusnya mahasiswa sadar akan pentingnya
kebersihan lingkungan dan menjadi pelopor dalam menjaga kebersihan lingkungan. Dan diharapkan
dukungan kampus dengan memberikan fasilitas-fasilitas kebersihan.
A beautiful campus environment is a dream every students. For the sake of the ongoing healthy
environment program on this campus need for synergy between the campus and student leaders as an
intelectual Students should be an example and a role model in supporting healthy Indonesia. Application
of a healthy campus during this time is not maximized due to the lack of awareness and concern for the
environment healthy so that the behavior of the students still passive to the movement of a healthy
environment.
The aim of this study is to investigate the role of environmental hygiene students to the campus.
To the researchers use descriptive research method with qualitative approach to produce the desired
data. In this study the authors used eight respondents representing the School of Public Health and the
Faculty of Social and Political Sciences.
The results showed the participation of students in maintaining the cleanliness was not
maximized. The need for synergy between the bureaucracy campus with students in maintaining the
cleanliness of the campus. For example; by making regulations with strict sanctions against violators of
cleanliness.
Environmental hygiene is very relevant to the student's role in keeping it clean. Also in demand
control by the campus. Therefore, students should be aware of the importance of environmental hygiene
and became a pioneer in keeping the environment clean. And be expected support the campus by
providing hygiene facilities
ii
PENDAHULUAN
Kampus secara harfiah adalah lapangan atau tegal. Ini di ambil dari bahasa latin yaitu “Campus”
yang memilikai arti lapangan. Kemudian di terjemahkan menjadi daerah lingkungan bangunan
utama perguruan tinggi (universitas, akademi) tempat semua kegiatan belajar-mengajar dan
atau asrama bagi murid atau siswa, dan ada tempat untuk dijadikan taman yang digunakan
tinggi, Intitut perguruan tinggi, sekolah tinggi, Perguruan tinggi atau biasa disebut
Universitas. Kata “kampus” juga telah diterapkan pada universitas Eropa, meskipun lembaga
tersebut sebagian besar ditandai dengan kepemilikan bangunan individu di daerah perkotaan
(http://infokampusonline.com/arti-kampus-dalam-istilah-dan-penerapannya.html)
Berbicara mengenai kampus tentu tidak terlepas dari kenyamanan para mahasiswa dalam
organisasi dan lain sebagainya. Hal tersebut tentu tidak terslepas dari peran berbagai pihak yang
Lingkungan belajar yang efektif adalah lingkungan belajar yang produktif, di mana sebuah
lingkungan belajar yang didesain atau dibangun untuk membantu pelajar untuk meningkatkan
diinginkan. Hal ini dapat digambarkan dengan kemudahan para pelajar dalam berfikir, berkreasi
dan mampu secara aktif dikarenakan lingkungan belajar yang bersih sangat mendukung
timbulnya ketertiban dan kenyamanan pada saat proses pembelajaran berlangsung, berbeda
halnya dengan lingkungan belajar yang kotor, tentunya akan menimbulkan kesan malas dan
membosankan sehingga tidak muncul rasa semangat yang dengan sendirinya dapat
mempengaruhi minat belajar siswa. dengan kata lain lingkungan yang bersih merupakan salah
satu factor timbulnya minat bagi seorang pelajar untuk mengembangkan segala potensi yang ada
dalam dirinya.
Kelestarian lingkungan universitas sematera utara sangat tergantung pada kepedulian masyarakat
kampus USU itu sendiri, apakah dapat menjaga dan melestarikannya atau tidak untuk masa
depan calon pelajar atau justru hanya memanfaatkan segala fasilitas gedung dan yang lainnya
sebagai fasilitas belajar saja. Kenyataan di lapangan memperlihatkan kondisi lingkungan kampus
yang kurang tertata dengan baik. Hal itu terlihat dari kondisi beberapa fasilitas kampus yang
kurang layak untuk di pergunakan seperti toilet kampus dan taman kampus.
Kampus merupakan tempat bagi para mahasiswa meluangkan waktunya untuk menuntut ilmu
dan sudah menjadi rumah kedua bagi mahasiswa/i. Seperti yang kita ketahui kenyamanan dalam
menuntut ilmu tak lepas dari faktor lingkungan yang bersih dan sehat. Maka akan terasa lebih
baik bila dalam proses perkuliahan kenyamanan kita tidak terganggu oleh bau yang tidak sedap
yang berasal dari toilet karena toilet bersampingan dengan ruang belajar, selain itu indera
penglihatan kita akan terasa lebih nyaman bila di sekeliling kita tidak terdapat sampah yang
berserakan di lantai ( sampah = kertas, tissu ) Kenyamanan dalam belajar sangat menentukan
konsentrasi kita menerima pelajaran. Konsentrasi akan terganggu bila kita merasa tidak nyaman.
dosen juga menginginkan hal tersebut.Lingkungan yang sehat adalah hak setiap insan.Tidak
satupun makhluk hidup di dunia ini rela tempat hidupnya dikotori (dicemari). Namun apa yang
terjadi saat ini, apakah masih ada harapan untuk hidup sehat?, jika tidak diimbangi dengan
perilaku yang ramah lingkungan. Sampah kertas dan plastik yang merupakan jenis sampah
anorganik masih banyak berserakan di lingkungan kampus, dan akan mengganggu kenyamanan
kita bersama. Lingkungan kampus harus terus dan tetap dijaga kebersihan dan keteraturannya
guna menyadarkan manusia - manusia berpendidikan yang tidak ramah terhadap lingkungan
hidup sehingga lingkungan idaman kita dapat terwujud dan tercipta kenyamanan dalam proses
perkuliahan. Oleh sebab itu, sangat diperlukan langkah yang tepat untuk mengatasi pencemaran
yang terjadi di kampus kita.dimulai dari diri kita sendiri selaku mahasiswa/i yang peduli terhadap
lingkungan.
Lingkungan merupakan tempat di mana manusia hidup, yang mana merupakan salah satu elemen
manusia. Lingkungan dapat mewarnai segala aktifitas kehidupan manusia, mulai dari gaya hidup,
cara berprilaku, pola pikir, bahkan kepribadian. Di dalam lingkungan di mana manusia hidup
terdiri dari berbagai elemen, yang merupakan faktor pembentuk lingkungan, diantaranya yaitu,
mengakibatkan suatu hubungan kekerabatan yang dapat dijadikan suatu sarana komunikasi
manusia.Oleh karena itu sudah sepatutnya jika menjadikan lingkungan tempat tinggal menjadi
senyaman mungkin, sehingga dapat menimbulkan suatu keselarasan bagi individu yang
Lingkungan yang sehat juga penting untuk tempat-tempat pendidikan seperti kampus.
Terciptanya lingkungan sehat di area kampus akan memberikan suasana nyaman dan
pembelajaran menjadi optimal bagi para mahasiswa. Dalam jangka panjang, lingkungan yang
sehat akan menghasilkan kinerja para staf meningkat dan prestasi mahasiswa juga demikian.
Demi berlangsungnya program lingkungan sehat di kampus ini perlu adanya sinergi antara
pimpinan kampus dan mahasiswa.Adanya gerakan sadar lingkungan harus dimulai dari masing-
masing mahasiswa. Kesadaran akan berperilaku sehat akan berdampak dalam perwujudan
program ini. Sehat yang dimaksudkan disini adalah sehat rohani, sehat jasmani, sehat intelektual,
Mahasiswa sebagai seorang yang berintelektual harus bisa menjadi contoh dan panutan dalam
mendukung Indonesia Sehat. Penerapan kampus sehat selama ini belum maksimal dikarenakan
kurangnya kesadaran dan kepedulian akan lingkungan sehat sehingga perilaku mahasiswa masih
Oleh sebab itu peneliti tertarik apakah mahasiswa berperan aktif dalam menjaga kebersihan
kampus demi kenyamanan bersama sehingga peneliti mengangkat judul : “Peran Mahasiswa
1.2Perumusan Masalah
kemana suatu penelitian diarahkan. Perumusan masalah pada hakikatnya merupakan perumusan
pertanyaan yang jawabannya akan di cari melalui penelitian (Soehartono, 2008: 23).Berdasarkan
latar belakang di atas maka peneliti mencoba menarik suatu permasalahan. Maka hal yang
Bagaimana peranan mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara dalam menjaga kebersihan lingkungan kampus.
Tujuan penelitian dibuat untuk mengungkapkan keinginan peneliti dalam suatu penelitian
(Bungin, 2008:75). Maka tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui bagaimana peranan mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara dalam menjaga kebersihan lingkungan
kampus.
Setiap penelitian yang dilakukan haruslah memiliki manfaat yang jelas, baik manfaat secara
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi, pemahaman, serta
sumbangan bagi mahasiswa hingga dapat menambah wawasan ilmiah. Selain itu juga dapat
memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang sosiologi
lingkungan.
1.4.2.Mafaat Praktis
a. Bagi penulis, penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan dan pengetahuan penulis
dalam membuat karya tulis ilmiah. selain itu penelitian ini juga dapat memperkaya
b. Bagi mahasiswa, penelitian ini juga dapat memberikan pengetahuan tentang pentingnya
menjaga dan melestarikan lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara untuk kenyamanan bersama dalam
Untuk memperjelas maksud dan pengertian mengenai konsep yang digunakan dalam
konsep ini diperlukan untuk menuntun peneliti dalam menangani rangkaian proses penelitian
bersangkutan seerta dalam menginterpretasikan hasil penelitian (Sanafiah Faisal 1998: 107).
b. Kebersihan lingkungan kampus dalam penelitian ini adalah keindahan, kenyamanan, dan
Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
c. Prilaku mahasiswa dalam penelitian ini adalah perilaku mahasiswa yang berkaitan dengan
Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara.
d. Peduli lingkungan dalam penelitian ini adalah peduli lingkungan mahasiswa terhadap
KAJIAN PUSTAKA
Perilaku sosial adalah suasana saling ketergantungan yang merupakan keharusan untuk
menjamin keberadaan manusia (Rusli Ibrahim, 2001). Sebagai bukti bahwa manusia dalam
kehidupan sehari-hari selalu berhubungan dengan orang lain yang akan selalu menghasilkan
hubungan timbal balik antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, manusia
dituntut mampu bekerja sama, saling menghormati, tidak mengganggu hak orang lain, toleran
dalam hidup bermasyarakat dan melaksanakan hak dan kewajiban yang harus ditunaikan.
Menurut Krech, Crutchfield dan Ballachey (1982) dalam Rusli Ibrahim (2001), perilaku sosial
seseorang tampak dalam pola respons antar orang yang dinyatakan dengan hubungan timbal
balik antar pribadi. Perilaku sosial juga identik dengan reaksi seseorang terhadap orang lain
(Baron & Byrne, 1991 dalam Rusli Ibrahim, 2001). Perilaku tersebut ditunjukkan dengan
perasaan, tindakan, sikap, keyakinan, kenangan, atau rasa hormat terhadap orang lain.Ruang
lingkup sosial tidak hanya berlaku kepada hubungan timbal balik manusia melainkan lingkungan
atau tempat tinggal manusia juga merupakan bagian dari kehidupan sosial, maka kepedulian
Perilaku sosial seseorang merupakan sifat relative untuk menanggapi orang lain dengan cara
yang berbeda-beda. Sebagai contoh, dalam melakukan kerjasama, ada orang yang melakukannya
diatas kepentingan pribadinya, ada orang yang bermalas-malasan, tidak sabar dan hanya ingin
manusia membutuhkan pergaulan dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan biologisnya
kehidupannya secara individual.Hal ini dikarenakan jika tidak ada timbal balik dari interaksi
social, maka manusia tidak dapat merealisasikan potensi-potensinya sebagai sosok individu yang
utuh sebagai hasil interaksi sosial.Potensi-potensi yang dimiliki seseorang dapat diketahui dari
social.Pembentukan perilaku social seseorang dipengaruhi oleh berbagai factor, baik yang
Pada aspek eksternal situasi social memegang pernanan yang cukup penting.Situasi sosial
diartikan sebagai setiap situasi dimana terdapat saling hubungan antara manusia yang satu
dengan yang lain (W.A. Gerungan, 1978:77). Dengan kata lain setiap situasi yang menyebabkan
terjadinya interaksi sosial bisa dikatakan sebagai situasi social. Contoh situasi sosial misalnya di
lingkungan pembelajaran seperti kampus, sekolah akademi ataupun pasar dankegiatan saat rapat.
Bentuk dan perilaku social seseorang dapat pula ditunjukkan oleh sikap sosialnya. Sikap menurut
Akyas Azhari (2004:161) adalah “suatu cara bereaksi terhadap suatu perangsang tertentu”.
Sedangkan sikap social dinyatakan oleh cara kegiatan yang sama dan berulang terhadap obyek
social yang menyebabkan terjadinya cara tingkah laku yang dinyatakan berulang terhadap salah
Berbagi bentuk dan jenis perilaku social seseorang pada dasarnya merupakan karakter atau cirri
kepribadian yang dapat teramati ketika seseorang berinteraksi dengan orang lain maupun dengan
yang menjadi anggota kelompok akan terlihat jelas diantara anggota kelompok lainnya.
Perilaku social dapat dilihat melalui sifat-sifat dan pola respon antar pribadi, yaitu :
a) Sifat pemberani dan pengecut secara social. Orang yang memiliki sifat pemberani,
biasanya akan suka mempertahankan dan membela haknya, tidak malu-malu atau tidak
b) Sifat berkuasa dan sifat patuh, orang yang memiliki sifat berkuasa dalam perilaku social,
biasanya ditunjukkan oleh perilaku seperti bertindak tegas, berorientasi kepada kekuatan,
percaya diri, berkemauan keras, suka member perintah dan memimpin langsung.
Sedangkan sifat yang patuh atau penyerah menunjukkan perilaku social yang sebaliknya.
c) Sifat inisiatif secara social dan pasif. Orang yang memiliki sifat inisiatif biasanya suka
masukan atau saran dalam berbagai pertemuan, dan biasanya suka mengambil alih
kepemimpinan. Sedangkan sifat orang yang pasif secara social ditunjukkan oleh perilaku
d) Sifat mandiri dan tergantung. Orang yang memiliki sifat mandiri biasanya membuat
segala sesuatunya dilakukan oleh diri sendiri, seperti membuat rencana sendiri,
melakukan sesuatu dengan cara sendiri, tidak suka berusaha mencari nasihat atau
10
a) Dapat diterima atau ditolak oleh orang lain. Orang yang memiliki sifat dapat diterima
oleh orang lain biasanya tidak berprasangka buruk terhadap orang lain, loyal, dipercaya,
pemaaf dan tulus menghargai kelebihan orang lain. Sementara sifat orang yang ditolak
biasanya suka mencari kesalahan dan tidak mengakui kelebihan orang lain.
b) Suka bergaul dan tidak suka bergaul.Orang yang suka bergaul biasanya memiliki
hubungan social yang baik, senang bersama dengan yang lain dan senang bepergian.
Sedangkan orang yang tidak suka bergaul menunjukkan sifat dan perilaku sebaliknya.
c) Sifat ramah dan tidak ramah.Orang yang ramah biasanya periang, hangat, terbuka, mudah
didekati orang, dan suka bersosialisasi. Sedang orang yang tidak ramah cenderung
bersifat sebaliknya.
d) Simpatik dan tidak simpatik.Orang yang memiliki sifat simpatik biasanya peduli terhadap
perasaan dan keinginan orang lain, murah hati dan suka membela orang tertindas.
a) Sifat suka bersaing (tidak kooperatif) dan tidak suka bersaing (suka bekerja sama).Orang
yang suka bersaing biasanya menganggap hubungan social sebagai perlombaan, lawan
adalah saingan yang harus dikalahkan, memperkaya diri sendiri. Sedangkan orang tidak
11
baik langsung ataupun tidak langsung, pendendam, menentang atau tidak patuh pada
penguasa, suka bertengkar dan suka menyangkal. Sifat orang yang tidak agresif
c) Sifat kalem atau tenang secara social.Orang yang kalem biasanya tidak nyaman jika
berbeda dengan orang lain, mengalami kegugupan, malu, ragu-ragu, dan merasa
d) Sifat suka pamer atau menonjolkan diri.Orang yang suka pamer biasanya berperilaku
berlebihan, suka mencari pengakuan, berperilaku aneh untuk mencari perhatian orang
lain.
Paradigma definisi sosial dalam sosiologi yang telah dipelopori oleh Max Weber
penjelasan kausal Max Weber (1864-1920) menempatkan konsep tindakan individu yang
Bagi Weber ciri yang mencolok dari hubungan-hubungan sosial adalah kenyataan bahwa
bahwa perilaku manusia secara fundamental berbeda dengan perilaku alam.Manusia selalu
12
pergeseran kearah kenyakinan, motivasi dan tujuan dari anggota masyarakat, yang semuanya
memberi isi dan bentuk kepada kelakuannya. Pada halaman pertama bukunya Wirtschaft und
Gesellschaft (Economy and society),ia menuliskan bahwa sosiologi; “eine wissenchaft, welche
soziales handeln deutend versthen und dadurch in seinen wirkungen ursachlich arklaren will”.
Artinya ilmu yang bertujuan untuk memahami perilaku sosial melalui penafsirannya, dan
Sedangkan tujuan interpretatif dari tindakan sosial adalah untuk sampai pada penjelasan kausal
Menurut Weber bahwa tindakan sosial serta antar hubungan sosial merupakan yang dikaji oleh
sosiologi. Bahwa yang dimaksudkan tindakan sosial menurut Weber tindakan individu yang
sepanjang tindakannya itu memiliki makna atau arti subjektif bagi diri dan diarahkan bagi orang
lain. Sebaliknya jika tindakan tersebut diarahkan dengan objeknya benda mati, tanpa
dihubungkannya dengan tindakan orang lain maka, bukan termasuk tindakan sosial.
Pola perilaku khusus yang sama mungkin bisa sesuai dengan kategori-kategori tindakan sosial
yang berbeda dalam situasi yang berbeda, tergantung pada orientasi subjektif dari individu yang
terlibat. Jabatan tangan mungkin suatu ungkapan persahabatan yang spontan, mungkin
mencerminkan kebiasaan, atau menunjukan persetujuan usaha dagang antara orang yang tidak
memiliki hubungan sosial yang lain. Tindakan sosial hanya dapat dimengerti menurut arti subjek
dengan terminologi vestehen dan harus memahami motif tindakan aktor.Tekanan vestehen untuk
13
Introspeksi memberikan pemahaman atau motif sendiri atau arti subjektif, tidak cukup
memahami arti-arti subjek tindakan orang lain. Sebaliknya apa yang diminta adalah empati
kemampuan untuk menempatkan kerangka diri untuk berfikir kerangka orang lain yang
perilakunya mau dijelaskan dan situasi-situasi dan tujuannya mau dilihat dalam perfektif itu.
Sosiologi sebagai cara pandang dengan metode vestehen menjadikan sosiologi menjadi cara
Pembahasan mengenai perilaku peduli mengambil beberapadefinisi yang disadur dari beberapa
sumber, sehingga penggunaan kataperilaku peduli atau kepedulian sedikit berbeda satu sama
lainnya namuntetap memiliki arti yang sama. Gea, dkk (2002) menggunakan isitilahkepedulian
kepedulian.Definisi pertama dari perilaku peduli atau kepedulian sosial adalahsuatu bentuk
keterlibatan antara satu pihak ke pihak lainnya dalammerasakan apa yang sedang dirasakan atau
dialami oleh orang lain, baiksuka maupun duka. Kepedulian sosial tidak hanya sebatas pada
hubungan timbal balik antar manusia melainkan juga kepada lingkungan sosial agar tercipta
14
daerahtempat suatu makhluk hidup berada; 2) keadaan atau kondisiyang melingkupi suatu
makhluk hidup; 3) keseluruhan keadaanyang meliputi suatu makhluk hidup atau sekumpulan
adalahkesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, danmakhluk hidup, termasuk
lingkungan adalah jumlahsemua benda dan kondisi yang ada dalam ruang yang kita tempatiyang
McNaughton dan Larry L. Wolf adalahsemua faktor eksternal yang bersifat biologis dan fisika
Menurut Emil Salim (1985) dalam bukunya: LingkunganHidup dan Pembangunan, menyatakan
bahwa lingkungan hidupadalah segala benda, daya, kondisi, keadaan dan pengaruh yangterdapat
dalam ruang yang kita tempati dan mempunyai hal-halyang hidup termasuk kehidupan manusia
(1985)dikaji oleh ilmu lingkungan yang landasan pokoknya adalahekologi, serta dengan
tokoh diatas, maka harus adanya pemahaman yang seimbang tentangprinsip dan konsep dasar,
15
hidupyang selaras.
Sifat lingkungan hidup ditentukan oleh beberapa faktor.Pertama, jenis dan masing-
masing jenis unsur lingkungan hiduptersebut.Kedua, hubungan atau interaksi antar unsur
faktor non-materiil suhu, cahaya dankebisingan (Otto, 1994:53). Faktor-faktor inilah yang
menentukan lingkunganhidup akan menjadi lebih baik atau akan menjadi lebih buruk.Untuk
seimbang. Dengan pekaatau sadar terhadap lingkungan, maka lingkungan akan menjadilebih
baik serta dapat memberikan sesuatu yang positif yangdapat kita manfaatkan dengan baik.
Dari berbagai pengertian lingkungan yang sama itu perludisadari bahwa pengelolaan oleh
manusia sampai saat ini tidaksesuai dengan etika lingkungan. Etika lingkungan sangatdibutuhkan
untuk menyeimbangkan alam semesta, sementara itumanusia beranggapan bahwa manusia bukan
bagian dari alamsemesta sehingga manusia secara bebas mengelolanya bahkansampai merusak
lingkungan hidup.
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, etika diartikanilmu pengetahuan tentang asas-asas
akhlak (moral). Etika adalahsebuah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan
sehingga keseimbangan lingkungan tetap terjaga.Di dalam etika lingkungan terdapat prinsip-
16
lain(Prabang, 2011:8) :
c. Solidaritas kosmis
e. Tidak merugikan
g. Keadilan
h. Demokrasi
i. Integritas moral
Hakikat Kepedulian terhadap lingkungan adalah prilaku sangat peduli atau sikap
terhadap hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan sekitardan senantiasa memperbaiki bila
ditinjaudengan dua tujuan utama: pertama, dalam hal tersedianyasumber daya alam, sampai
kekayaanyang dimiliki memang terbatas dan secara ekonomik tidakmenguntungkan untuk digali
dan diolah, maka untukselanjutnya strategi apa yang perlu ditempuh untukmemenuhi kebutuhan
17
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan
melakukan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif dapat diartikan sebagai pendekatan yang
menghasilkan data, tulisan, dan tingkah laku yang di dapat dari apa yang diamati. Pendekatan
kualitatif juga dimaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian secara holistik (utuh) misalnya tentang perilaku, tindakan motivasi dan lain-lain
(Moleong, 2006:6).
4. Analisis data dilakukan terus menerus sejak awal dan selama proses penelitian
berlangsung.
Adapun yang menjadi lokasi lokasi penelitian adalah di Fakultas Kesehatan Masyarakat
dan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara . Alasan peneliti memilih
lokasi tersebut karena melihat kondisi lingkungan kampus khususnya di Fakultas Kesehatan
Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang mana
18
Unit analisis adalah satuan yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian (Arikunto, 1999:132).
Adapun unit analisis dalam penelitian ini adalah para siswa dan guru yang dianggap
Informan adalah subjek yang memahami informasi objek penelitian sebagai pelaku maupun
orang lain yang memahami objek penelitian (Bungin, 2007 : 76). Adapun informan dalam
Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang aktif di organanisasi
Lingkungan.
Data dalam penelitian ini dapat di bedakan atas dua bagian yaitu data primer dan data sekunder :
1. Data primer
Teknik pengumpulan data primer adalah teknik pengumpulan data yang diperoleh melalui
kegiatan penelitian langsung ke lokasi penelitian untuk mencari data-data yang lengkap dan
berkaitan dengan masalah yang diteliti teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara :
Observasi dalam penelitian peneliti hanya melihat setiap tindakan atau kegiatan dari setiap
19
b) Wawancara mendalam, yaitu peneliti melakukan Tanya jawab secara langsung dengan para
informan. Agar wawancara terarah maka digunakan instrument guide atau pedoman
wawancara yang berupa urutan-urutan daftar pertanyaan sebagai acuan bagi peneliti untuk
yang tidak terobservasi serta aktivitas masyarakat atau perilaku para mahasiswa ketika
beraktivitas.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian.
Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini dilakukan dengan cara studi kepustakaan,
pencatatan dokumen yaitu dengan cara mengumpulkan data mengambil referensi, dokumen,
majalah, jurnal dan bahan dari situs internet yang dianggap relevan dengan masalah yang diteliti.
Setelah data selesai dikumpulkan dengan lengkap dari lapangan tahap berikutnya yang harus
dilakukan adalah interpretasi data.Ini adalah tahap yang penting dan menentukan. Pada tahap
inilah data dikerjakan dan dimanfaatkan dengan sedemikian rupa sampai berhasil menyimpulkan
kebenaran yang berguna untuk menjawab persoalan yang diajukan dalam penelitian.
Analisa data ditandai dengan pengoalahan dan penafsiran data yang diperoleh dari setiap
informasi baik secara pengamatan, wawancara ataupun catatan-catatan lapangan, dipelajari dan
20
Adapun kendala-kendala yang dihadapi dalam proses pelaksaan penelitian ini adalah :
1. Faktor internal, merupakan kendala-kendala yang berasal dari dalam peneliti yang meliputi
keterbatasan waktu peneliti dan sedikitnya literatur. Dalam hal ini peneliti belum dapat
mendeskripsikan penelitian ini secara komprehensif dan mendalam sehingga penyajian data
2. Faktor eksternal, merupakan kendala yang berasal dari luar selama proses penelitian, seperti
kurangnya pemaksimalan dalam memawancarai informan dan susahnya utuk mencari waktu
21
Sejarah Universitas Sumatera Utara (USU) dimulai dengan berdirinya Yayasan Universitet
Sumatera Utara pada tanggal 4 Juni 1952. Pendirian yayasan ini dipelopori oleh Gubernur
Sumatera Utara untuk memenuhi keinginan masyarakat Sumatera Utara khususnya dan
masyarakat Indonesia umumnya. Yayasan ini diurus oleh suatu Dewan Pimpinan yang diketuai
langsung oleh Gubernur Sumatera Utara, dengan susunan sebagai berikut: Abdul Hakim (Ketua);
Drh. Sahar, Drg. Oh Tjie Lien, Anwar Abubakar, Madong Lubis, Dr. Maas, J. Pohan, Drg.
Barlan, dan Soetan Pane Paruhum (Anggota). Sebenarnya hasrat untuk mendirikan perguruan
tinggi di Medan telah mulai sejak sebelum Perang Dunia-II, tetapi tidak disetujui oleh
pemerintah Belanda pada waktu itu. Pada zaman pendudukan Jepang, beberapa orang terkemuka
di Medan termasuk Dr. Pirngadi dan Dr. T. Mansoer membuat rancangan perguruan tinggi
Kedokteran. Setelah kemerdekaan Indonesia, pemerintah mengangkat Dr. Mohd. Djamil di Bukit
Tinggi sebagai ketua panitia. Setelah pemulihan kedaulatan akibat clash pada tahun 1947,
Gubernur Abdul Hakim mengambil inisiatif menganjurkan kepada rakyat di seluruh Sumatera
Pada tanggal 31 Desember 1951 dibentuk panitia persiapan pendirian perguruan tinggi yang
diketuai oleh Dr. Soemarsono yang anggotanya terdiri dari Dr. Ahmad Sofian, Ir. Danunagoro,
dan sekretaris Mr. Djaidin Purba. Selain Dewan Pimpinan Yayasan, Organisasi USU pada awal
22
Universitas, dan Dewan Fakultet. Sebagai hasil kerja sama dan bantuan moril dan material dari
seluruh masyarakat Sumatera Utara yang pada waktu itu meliputi juga Daerah Istimewa Aceh,
pada tanggal 20 Agustus 1952 berhasil didirikan Fakultas Kedokteran di Jalan Seram dengan dua
puluh tujuh orang mahasiswa diantaranya dua orang wanita. Tanggal 20 Agustus 1952 telah
ditetapkan sebagai hari jadi atau Dies Natalis USU yang diperingati setiap tahun. Kemudian 2
tahun berikutnya fakultas yang ada kemudian bertambah dengan berdirinya Fakultas Hukum dan
Pengetahuan Masyarakat (1954), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (1956), dan Fakultas
Pertanian (1956).
Pada tanggal 20 November 1957, USU diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Dr. Ir.
Soekarno menjadi universitas negeri yang ketujuh di Indonesia. Dan seiring dengan berjalannya
Universitas Sumatera Utara terus melakukan penambahan fakultas seperti Fakultas Kedokteran
Gigi (1961), Fakultas Sastra (1965), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (1965),
Fakultas Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik (1982), Sekolah Pascasarjana (1992), Fakultas
Kesehatan Masyarakat (1993), Fakultas Farmasi (2007), Fakultas Psikologi (2008), dan Fakultas
Keperawatan (2009).
Pada tahun 2003, USU berubah status dari suatu perguruan tinggi negeri (PTN) menjadi suatu
perguruan tinggi Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Perubahan status USU dari PTN
menjadi BMHN merupakan yang kelima di Indonesia. Sebelumnya telah berubah status UI,
UGM, ITB dan IPB pada tahun 2000. Setelah USU disusul perubahan status UPI (2004) dan
UNAIR (2006). Dalam perkembangannya, beberapa fakultas di lingkungan USU telah menjadi
embrio berdirinya tiga perguruan tinggi negeri baru, yaitu Universitas Syiah Kuala di Banda
Aceh, yang embrionya adalah Fakultas Ekonomi dan Fakultas Kedokteran Hewan dan
23
Pendidikan (IKIP) Negeri Medan (1964), yang sekarang berubah menjadi Universitas Negeri
Medan (UNIMED) yang embrionya adalah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan USU.
Setelah itu, berdiri Politeknik Negeri Medan (1999), yang semula adalah Politeknik USU.
24
Rektor
Sp.A.(K)
4.3 Sejarah dan Perkembangan Fakultas Kesehatan Masyrarakat Dan Fakultas Ilmu
Pada tahun 1982 di Indonesia baru didapati 2 (dua) buah Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM)
yaitu FKM UI di Jakarta (1965) dan FKM UNHAS di Ujung Pandang (1982). Pada saat itu
kedua FKM tersebut belum mampu menghasilkan Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)
Oleh sebab itu dirasa perlu untuk menambah FKM di Indonesia yang lokasinya tersebar yaitu
dengan mendirikan 3 (tiga) FKM lainnya yang menyebar di seluruh tanah air yaitu FKM UNAIR
Pada 1 Juni 1983 tiba di Medan dr. Does Sampoerno, MPH sebagai tim “Consortium Health
Sciences (CHS)” untuk menjajaki kemungkinan dan perencanaan berdirinya FKM USU di
Medan. Tim tersebut bertemu dengan Rektor USU, Pimpinan Fakultas Kedokteran USU, Bagian
BKKBN Provinsi Sumatera Utara dan akhirnya diperoleh kesepakatan bahwa dengan dukungan
berbagai instansi, Universitas Sumatera Utara bersedia dan sanggup merencanakan pemkaan
25
staf pengajar tetap maupun tidak tetap sudah cukup. Juga sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI
No 27 tahun 1981 Bab III tentang Penataan Fakultas pada Universitas Negeri dimana dijelaskan
Untuk merealisasikan proses berdirinya FKM ini maka oleh Rektor USU, Prof. Dr. A.P.
oleh dr. Bachtiar Fanani Lubis selaku Dekan Fakultas Kedokteran USU dengan SK No.
berdirinya FKM USU adalah dari Kakanwil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, Ka BKKBN
Propinsi Sumatera Utara, Ketua DPRD Kotamadya Medan dan Gubernur Provinsi Sumatera
Utara. Sejak saat itu dimulailah berbagai kegiatan baik yang bersifat regional maupun nasional.
Kegiatan yang dilakukan dalam menyongsong berdirinya FKM USU antara lain berupa
penambahan dan peningkatan mutu staf pengajar yang dilaksanakan baik di dalam maupun di
luar negeri, penyediaan fasilitas dan sarana, dan melaksanakan berbagai seminar dan lokakarya.
Pada tanggal 27 Agustus 1984 Rektor USU mengirimkan surat Nomor : 8523/PT05/C.84 kepada
Dirjen Dikti Depdikbud tentang permintaan izin pembukaan FKM USU di Medan.Pada tanggal
Nasional Pengelolaan FKM dan telah disepakati bersama bahwa untuk ketiga Program Studi
Kesehatan Masyarakat yang baru untuk sementara waktu sebelum dibukanya FKM USU, FKM
UNDIP, dan FKM UNAIR maka Fakultas Kedokteran masing-masing dipercayakan mengelola
26
Dirjen Dikti Depdikbud No. 11/Dikti/Kep/1985 tanggal 20 Maret 1985 tentang Pembukaan
Program Studi Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Pada tanggal 9 April 1985 Rektor USU dengan SK No. 186/PT05/ SK/C.85 telah membentuk
tim Pengelola Program Studi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran USU dengan
susunan :
Pada tanggal 31 Juli 1985 Rektor USU meresmikan Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat
1985/1986 Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran USU (PSKM FK-
USU) menerima mahasiswa sebanyak 18 orang dari lulusan Akademi (Perawat, Penilik
Kesehatan dan Gizi) dan mereka ini telah menyelesaikan studinya pada tanggal 1 Agustus 1987.
Pada tahun akademik berikutnya 1986/1987 diterima pula 17 orang mahasiswa lulusan akademi.
27
SIPENMARU. Jumlah mahasiswa yang diterima pada tahun akademik tersebut adalah 58 orang,
0376/O/1993 tanggal 21 Oktober 1993 tentang pembukaan Fakultas Kesehatan Masyarakat pada
Universitas Sumatera Utara berdirilah FKM USU sebagai fakultas ke-10 di Universitas Sumatera
Utara. Peresmian pembukaan dilakukan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal
25 Januari 1994.
Kedokteran USU berupa ruang kuliah, ruang komputer, ruang baca, dan ruang diskusi. Pada
tahun 1988 secara keseluruhan Program Studi telah pindah ke gedung baru yang luasnya 2400
m2. Pada tahun 1996 FKM-USU mendapat tambahan gedung baru tiga lantai dengan luas 2400
m2, sehingga total luas gedung FKM-USU menjadi 4800 m2.Terhitung sejak 12 Januari 2009
ruang baca FKM USU dipindahkan dari lantai III ke lantai I gedung B dan berubah menjadi
Pustaka Pusat USU Cabang FKM USU, dengan demikian pengelolaan dan fungsinya sudah sama
dengan Pustaka Pusat USU. Disamping itu pada tanggal 17 Agustus 2009 telah diresmikan
sarana belajar terbuka yang disebut dengan ”Sanggar Akademik” dengan luas 200 m2.
Sejak tahun akademik 1985/1986 selama 10 tahun PSKM FK USU/FKM USU melaksanakan
Malino Sulawesi Selatan. Mulai tahun akademik 1996/1997 FKM USU melaksanakan kurikulum
yang disusun berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 0310/U/1994 tanggal 30 November 1984 tentang kurikulum yang berlaku secara nasional
bagi Program Sarjana Ilmu Kesehatan. Terhitung sejak tahun akademik 2006/2007 setelah
28
diikuti dengan keluarnya Keputusan Rektor USU Nomor : 888/JO5/SK/PP/ 2006 tanggal 20 Juni
2006 tentang Penetapan Kurikulum Pendidikan Sarjana (S1) Program Studi Kesehatan
Masyarakat Kelas Ekstensi pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara,
dan Keputusan Rektor USU Nomor : 889/JO5/SK/PP/2006 tanggal 20 Juni 2006 tentang
Penetapan Kurikulum Pendidikan Sarjana (S1) Program Studi Kesehatan Masyarakat Kelas
Reguler dan Reguler Mandiri pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
FKM USU mulai melaksanakan kurikulum baru yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK),
merujuk pada Pasal 37 ayat (2), Pasal 38 ayat (3) dan ayat (4) Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 9 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
tentang Pembentukan Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Jenjang Program Doktor (S3)
Universitas Sumatera Utara yang dalam ketetapannya membentuk Program Studi Ilmu
Kesehatan Masyarakat jenjang Program Doktor (S3) pada Fakultas Kesehatan Masyarakat USU,
Agustus 2009 tentang Pengangkatan Ketua dan Sekretaris Program Studi Magister (S2) dan
Doktor (S3) Ilmu Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara, SK Rektor USU Nomor. 1535/H5.1.R/SK/PRS/ 2009 tanggal 18 Agustus 2009
tentang Penetapan Program Studi Magister Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Manajemen
Kesehatan Lingkungan Industri, dan Ilmu Kesehatan Masyarakat menjadi Program Studi (S-2)
Ilmu Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara,
dengan demikian Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara saat ini mengelola
29
Sebagai tidak lanjut Evaluasi Diri terkait dengan Akreditasi Program Studi Ilmu Kesehatan
Masyarakat Strara-1 yang telah disampaikan kepada BAN PT DepDikNas, juga telah dikunjungi
oleh tim asesor BAN PT pada bulan Juli 2009 telah dilaksanakan Lokakarya Evaluasi Kurikulum
29 Juli 2009 bertempat di Hotel Sibayak, Berastagi. Evaluasi kurikulum terus berlanjut di
kampus FKM USU sampai telaah dan kajian secara substansi dan komprehensif menghasilkan
kurikulum yang tepat dan bisa diterapkan sebagai instrumen Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
Hasil reakreditasi Program Studi (S1) Kesehatan Masyarakat telah diperoleh berdasarkan
XII/S1/IX/2009 tentang Status, Peringkat dan Hasil Akreditasi Program Sarjana di Perguruan
Selama masih berstatus Program Studi Kesehatan Masyarakat (PSKM) FK USU dipimpin oleh
Prof. dr. Rozaini Nasution, SKM sebagai Ketua Program Studi, dan pada tanggal 10 Februari
1994 beliau dilantik sebagai Dekan FKM-USU yang pertama untuk periode 1994-1997. Pada
tanggal 7 Juni 1997 dilantik dr. Achsan Harahap, MPH sebagai Dekan FKM-USU yang kedua
untuk periode 1997-2000 (periode pertama), dan pada tanggal 10 Juni 2000 dr. Achsan Harahap,
MPH kembali dilantik untuk periode 2000-2004 (periode kedua), selanjutnya periode Dekan dr.
630/JO5/SK/KP/2004, tanggal 19 Mei 2004 sebagai penyesuaian atas perubahan status PTN
USU menjadi PT BHMN USU. Pada hari Selasa, 28 Juni 2005 dr. Ria Masniari Lubis, MSi
dilantik oleh Rektor USU sebagai Dekan FKM USU periode 2005-2010 dengan SK Nomor
30
digantikan Dr. Drs. Surya Utama, M.S berdasarkan SK Rektor USU Nomor
VISI
MISI
menerapkan, mengembangkan pengetahuan ilmiah, teknologi dan seni, serta berdaya saing tinggi
ilmu, teknologi, seni dan rancangan penerapannya untuk mendukung produktivitas dan daya
31
untuk mendukung produktivitas dan daya saing masyarakat dalam bidang kesehatan masyarakat
di tingkat nasional.
TUJUAN
1. Menghasilkan sarjana, magister, dan doktor untuk menjadi anggota masyarakat yang
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam bidang kesehatan masyarakat di
dalam bidang kesehatan masyarakat yang berbasis industri, serta mengupayakan penggunaannya
2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam bidang
berkelanjutan untuk menempati posisi unggul dalam persaingan dan kerjasama global dalam
4.3.2 Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) merupakan fakultas ke sembilan di lingkungan
Universitas Sumatera Utara (USU). Prakarsa pendirian FISIP USU berasal dari beberapa dosen
32
Fakultas Hukum pada tahun 1979. Prakarsa pendirian FISIP USU berasal dari beberapa dosen
dalam bidang Ilmu Sosial, Administrasi, dan Manajemen yang berada di Fakultas Ekonomi, dan
Persiapan proposal pendirian dilakukan oleh Drs. M. Adham Nasution, Asma Affan MPA, Dr.
AP. Parlindungan, S.H, M.Solly Lubis, S.H dan beberapa dosen lainnya. Berdasarkan proposal
tersebut Rektor USU Dr. AP Parlindungan, S.H memperjuangkan agar di USU didirikan FISIP.
Pada tahun 1980 mulanya FISIP USU merupakan Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat di
Fakultas Hukum USU. Para pendiri FISIP ini sepakat untuk mengangkat Drs. M. Adham
Nasution sebagai Ketua Jurusan dan ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Rektor USU
Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat ini pertama kali menerima mahasiswa melalui ujian
SIPENMARU pada tahun ajaran 1980/1981 dengan jumlah mahasiswa sebanyak 75 orang.
Kegiatan perkuliahan pertama kali dimulai tanggal 18 Agustus 1980 yang pembukaannya
diresmikan oleh Rektor USU Prof. Dr. AP Parlindungan,SH di gedung perkuliahan Fakultas
Kedokteran Gigi USU, dan perkuliahan selanjutnya dilaksanakan sore hari di gedung tersebut.
Walaupun Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat merupakan salah satu jurusan di Fakultas
Hukum USU, namun kegiatan perkuliahan dan kegiatan administrasi jurusan tidak dilaksanakan
di Fakultas Hukum USU. Kegiatan administrasi dilaksanakan di salah satu ruangan BAAK USU
yang sekarang merupakan gedung Fakultas Sastra USU. Selanjutnya pada tanggal 7 April 1983
kegiatan administrasi jurusan dipindahkan ke gedung Biro Rektor yang sekarang merupakan
gedung Pusat Komputer. Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat merupakan „embrio‟ (cikal
33
tahun 1982, keluarlah Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 36 tahun 1982
tanggal 7 September 1982. Dalam Surat Keputusan tersebut dicantumkan Fakultas Ilmu Sosial
Politik Universitas Sumatera Utara yang merupakan fakultas ke- 9 di USU. Semua mahasiswa
yang terdaftar pada Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat tersebut menjadi mahasiswa FISIP
USU.
Pada tahun ajaran pertama ini para pendiri FISIP ini sepakat untuk mengusulkan Drs. M. Adham
Nasution sebagai Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat. Melalui utusan tersebut
diangkatlah Saudara Drs. M. Adham Nasution menjadi Ketua Jurusan. Pada tahun 1982, terbitlah
Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 1982, tanggal 7 September 1982
Tentang Susunan Organisasi Universitas Sumatera Utara, dimana dalam surat keputusan tersebut
dicantumkan bahwa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
merupakan Fakultas ke sembilan atau Fakultas yang terakhir di USU. Sehubungan dengan itu
maka Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat yang berada di bawah Fakultas Hukum USU
berubah statusnya menjadi Fakultas. Semua mahasiswa yang terdaftar pada jurusan tersebut
otomatis menjadi mahasiswa FISIP USU. Pada waktu itu mahasiswa yang kuliah di FISIP USU
belum dibagi ke dalam jurusan-jurusan, karena ketentuan jurusan yang akan dibuka di FISIP
USU belum ada. Saat ini FISIP USU berada di Jl. Dr. A. Sofian No. 1 Kampus USU.
Bersebelahan dengan Fakultas Ekonomi, dan berseberangan dengan Fakultas Pertanian USU.
Setelah Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat Fakultas Hukum USU ditetapkan menjadi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, maka secara otomatis pula
Drs. M. Adham Nasution sebagai Ketua Jurusan sudah habis masa jabatannya dan pada FISIP
USU yang baru berdiri belum mempunyai Dekan. Dalam rangka pengembangan FISIP USU
34
Keputusan Rektor USU Nomor 573/PT05/C.82 tertanggal 19 Oktober 1982. tujuan dari
pembetukan panitia tersebut adalah untuk memilih Dekan yang akan memimpin FISIP USU.
Dalam rapat tersebut dengan suara bulat menyetujui Drs. M. Adham Nasution sebagai Pejabat
Sementara Dekan FISIP USU. Kemudian pada tanggal 1 Maret 1983 terbitlah Surat Keputusan
Rektor tentang Pengangkatan saudara Drs. M. Adham Nasution sebagai pPejabat Sementara
Dekan FISIP USU dengan Nomor 64/PT05/SK/C.83. sedangkan Pejabat Sementara Para
Pada Tahun Akademi 1982/1983 jumlah mahasiswa yang diterima pada FISIP USU adalah
sebanyak 73 orang.
Pada tanggal 7 April 1983 kegiatan administarsi FISIP USU dipindahkan ke Gedung Biro Rektor
USU Lantai I, yang sekarang merupakan Gedung Pusat Komputer yang terletak di Jalan
Universitas Kampus USU. Pada bulan Oktober 1983 FISIP USU yang untuk pertama kalinya
melantik sebanyak 24 orang sarjana muda dari mahasiswa angkatan 1980/1981. Sedangkan
Sesuai dengan perkembangannya sebagai suatu fakultas, FISIP USU mengusulkan agar dapat
membuka beberapa jurusan. Pada tahun 1983 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0535/0/83 tentang jenis dan jumlah Fakultas di
lingkungan USU, disebutkan bahwa FISIP USU terdiri dari lima jurusan yaitu:
35
4. Jurusan Sosiologi
5. Jurusan Antropologi
Namun demikian, pembukaan kelima jurusan tersebut dilakukan secara bertahap hal ini
disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Mengingat
juga terbatasnya jumlah tenaga pengajar (dosen) yang ada, dan terbatasnya disiplin ilmu yang
dimiliki dosen pada masing-masing jurusan, maka jurusan yang pertama dibuka adalah Jurusan
Bagi mahasiswa angkatan 1980/1981 yang sebelumnya tidak memiliki jurusan sampai semester
VI, maka pada semester VII mereka diwajibkan untuk memilih salah satu dari dua jurusan yang
ada.
Berdasarkan kedua jurusan yang telah dibuka pada FISIP USU, maka melalui SIPENMARU,
FISIP USU menambah jumlah penerimaan mahasiswa. Adapun jumlah mahasiwa yang diterima
Setelah tiga tahun berdiri yaitu pada tahun 1983 Drs M. Adham Nasution yang sebelumnya
adalah sebagai Pejabat Sementara Dekan, diangkat menjadi Dekan FISIP USU yang pertama
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
Pada periode ini Dekan sebagai pimpinan fakultas menunjuk para pembantunya yaitu sebagai
berikut:
36
Pada tahun 1983 berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 4/K. Tahun
1982 Drs. M. Adham Nasution diangkat sebagai Guru Besar pertama pada FISIP USU.
Melalui Proyek Pengembangan Pendidikan Tinggi (P3T) di USU, maka pada tahun 1984 gedung
FISIP USU telah selesai dibangun di Jalan Dr. A. Sofyan No. 1 Kampus USU. Dengan
selesainya gedung baru tersebut, maka pada tanggal 18 Agustus 1984 baik itu kegiatan
Pada Tahun Akademik 1984/1985 mahasiswa yang diterima melalui SIPENMARU berjumlah 71
orang pada dua jurusan yaitu Jurusan Ilmu Administrasi dan Jurusan Ilmu Komunikasi.
Pada bulan Februari tahun 1985 FISIP USU berhasil mecetak alumni pertamanya sebanyak 10
orang terdiri dari 3 orang Jurusan Ilmu Komunikasi atas nama Suwardi Lubis, Mukti Sitompul,
dan Ahmad Daud Siregar. Sedangkan 7 orang dari Jurusan Ilmu Administrasi yaitu atas nama
Zakaria, Marlon Sihombing, Ridwan Rangkuti, Rasyudin Ginting, Tunggul Sihombing, Henry
Lubis, dan Panca Ria Sembiring. Pelantikan terhadap kesepuluh orang ini diadakan pada 8
Jumlah keseluruhan alumni yang dihasilkan FISIP USU pada tahun 1985 adalah sebanyak 36
orang terdiri dari 25 orang Jurusan Ilmu Administrasi dan 11 orang Jurusan Ilmu Komunikasi.
Pada Tahun Akademik 1985/1986, karena kedua jurusan tersebut dianggap sudah mapan, maka
pada tahun akademik ini dibuka pula Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial.
Pada Tahun Akademik 1985/1986 FISIP USU melakukan kerjasama dengan Departemen Dalam
Negeri yaitu dalam rangka pendidikan lanjutan bagi pegawai Depdagri yang memiliki Ijazah
37
strata-I atau Sarjana. Pada tahun pertama FISIP USU menerima mahasiswa Tugas Belajar
sebanyak 26 orang.
Kemudian pada Tahun Akademik 1986/1987 FISIP USU menambah lagi dua jurusan yaitu
Jurusan Sosiologi dan Jurusan Antropologi. Mahasiswa Jurusan Antropologi yang diterima
adalah mahasiswa pindahan dari Fakultas Sastra USU berdasarkan Surat Keputusan Rektor USU
Dalam perpindahan ini semua kegiatan administrasi dan kemahasiswaan yang terdaftar di
Jurusan Antropologi pada Fakultas Sastra USU dipindahkan ke FISIP USU, kecuali mahasiswa
yang sedang menyelesaikan skripsi dan mengikuti perkuliahan pada semester VIII, mereka tetap
Pada Tahun Akademik 1986/1987 jumlah mahasiswa yang diterima di FISIP USU sebanyak 375
orang terdiri dari 333 orang mahasiswa Reguler dan 42 orang mahasiswa Tugas Belajar.
Setelah menjalani periode pertama yaitu tahun 1983-1986 sebagai Dekan FISIP USU, maka pada
tahun 1986 tersebut Prof. M. Adham Nasution diusulkan kembali menjadi Dekan FISIP USU.
1986 mengangkat kembali Prof. M. Adham Nasution sebagai Dekan FISIP USU untuk kedua
Pada periode ini Dekan sebagai pimpinan Fakultas menunjuk para pembantunya yaitu sebagai
berikut:
38
Jumlah mahasiswa yang diterima pada Tahun Akademik 1987/1988 adalah sebanyak 205 orang.
Terdiri dari 161 orang mahasiswa Reguler dan 44 orang mahasiswa Belajar.
Pada tahun 1987 jumlah alumni yang dihasilkan FISIP USU sebanyak 91 orang terdiri dari 51
orang Jurusan Ilmu Admnistrasi, 15 orang Jurusan Ilmu Komunikasi, dan 25 orang Jurusan Ilmu
Kesejahteraan Sosial.
Pada Tahun Akademik 1988/1989 FISIP USU menerima mahasiswa sebanyak 241 orang yang
terdiri dari 197 orang mahasiswa Reguler dan 44 orang mahasiswa Belajar. Jumlah alumni yang
dihasilkan FISIP USU pada tahun 1988 adalah sebanyak 125 orang.
Pada Tahun Akademik 1989/1990 FISIP USU menerima mahasiswa sebanyak 207 orang yang
kesemuanya adalah mahasiswa Reguler. Jumlah alumni FISIP USU pada tahun 1989 adalah 141
orang.
Pada tahun 1990, masa periode jabatan Dekan untuk yang kedua kalinya sudah berakhir. Hal ini
sesuai dengan ketentuan yang berlaku bahwa jabatan Dekan hanya maksimal selama 2 periode.
Pada proses pemilihan Dekan selanjutnya, FISIP USU melalui senat melakukannya secara
voting. Dari hasil voting tersebut, yang terpilih menjadi Dekan adalah Dr. Asma Affan, MPA,
diangkatlah saudara Dr. Asma Affan, MPA sebagai Dekan FISIP USU masa periode 1990-1993.
Pada periode ini Dekan sebagai pimpinan Fakultas menunjuk para pembantunya yaitu sebagai
berikut:
39
Pada Tahun Akademik1990/1991 jumlah mahasiswa yang diterima di FISIP USU adalah
sebanyak 233 orang. Jumlah alumni yang dihasilkan FISIP USU tahun 1990 adalah sebanyak
135 orang.
Pada Tahun Akademik 1991/1992 jumlah mahasiswa yang diterima di FISIP USU sebanyak 237
orang. Pada tahun 1991 jumlah alumni yang dihasilkan FISIP USU sebanyak 108 orang.
1993, maka Drs. Amru Nasution diangkat sebagai Dekan FISIP USU untuk masa periode 1993-
1996. Pada periode ini Dekan sebagai pimpinan Fakultas menunjuk para pembantunya sebagai
berikut:
Setelah 3 tahun masa jabatan Dekan FISIP USU, maka tahun 1996 dibentuklah Panitia Pemilihan
Calon Dekan yang baru. Dari hasil rapat Senat yang dilaksanakan ternyata Drs. Amru Nasution
diusulkan kembali sebagai calon tunggal masa periode 1996-1999. Berdasarkan Surat Keputusan
diangkat kembali sebagai Dekan FISIP USU, dengan menunjuk para pembantunya:
40
Dekan tidak dapat lagi mencalonkan diri untuk ketiga kalinya. Melalui Rapat Senat FISIP USU,
ternyata yang terpilih sebagai Dekan FISIP USU adalah Drs. Subilhar, MA yang selanjutnya
diusulkan ke Mendikbud atas rekomendasi Rektor. Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Nomor
1998/JO5/KP/1999 tanggal 9 Desember, Drs. Subilhar, MA diangkat sebagai Dekan FISIP USU
Dalam perkembangan selanjutnya pada tahun 2001/2002 FISIP USU mengusulkan kembali agar
menambah jurusan yang baru yaitu Jurusan Ilmu Politik. Berdasarkan Surat Izin Direktur Jendral
Pendidikan Tinggi Nomor 2809/D/T/2001 tanggal 30 agustus 2001 dibukalah jurusan tersebut.
Melalui rapat senat tanggal 25 April 2001 FISIP USU kembali mengusulkan ke Rektor USU agar
FISIP USU membuka program baru yaitu Program Extension yang berada di bawah naungan
masing-masing jurusan yang ada di FISIP USU. Pada tahun 1983 dengan surat Keputusan
Menteri Pendidikan dna Kebudayaan RI Nomor 0535/0/83 tentang Jenis dan Jumlah pada
Fakultas – Fakultas di lingkungan Universitas Sumatera Utara, disebutkan bahwa FISIP USU
4. Jurusan Sosiologi
5. Jurusan Antropologi
41
Diploma II (DII), bekerjasama dengan Direktorat Jendral Pajak. Pada Tahun ajaran 2000/2001
program DI Administrasi Perpajakan tidak menerima mahasiswa baru lagi, dengan jumlah
Pada tahun akademik 2001/2002 telah dibuka Program Studi Ilmu Politik berdasarkan SK
tepatnya tahun 2009 terjadi penambahan Program Studi Jurusan Administrasi Bisnis/Niaga
Hingga sekarang ini pada tahun akademik 2013/2014 Program Studi di Fakultas Ilmu Sosial dan
4. Jurusan Sosiologi
5. Jurusan Antropologi
42
Dekanat
Administrasi Negara
Ilmu Komunikasi
Sosiologi
Antropologi
43
Ilmu Politik
Administrasi Perpajakan
FISIP USU yang beralamat di Jl. Dr. A. Sofyan No. 1 Kampus USU Padang Bulan ini memiliki
4 (empat) buah gedung yang berfungsi sebagai infrastruktur dalam kegiatan perkuliahan di
3. Gedung C yang merupakan ruangan yang dikhususkan untuk kantor dengan rincian
sebagai berikut :
a. Lantai 1 : Ruang PD I, PD II, dan PD III ,Ruang Dharma Wanita, Ruang Kantor
44
Sarana lainnya yang telah ada di FISIP USU adalah sarana peribadatan (Musholla), ruang
Pemerintahan Mahasiswa (PEMA), kantin, warnet, lapangan bulutangkis, layanan fotocopy, dan
gedung serbaguna.
4. Gedung D yang terdiri atas 2 ruang kecil, yaitu D III-1 dan D III-2 yang dipakai untuk
perkuliahan.
5. Gedung E yang terdiri atas 10 ruang sedang, yaitu E I-1 – E I-5 dan E II-I E II-5 yang
VISI
Adapun yang menjadi visi fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas sumatera utara adalah
“Menjadi Pusat Pendidikan dan Rujukan Bidang-Bidang Ilmu Sosial dan Politik di Wilayah Asia
Tenggara”.
MISI
Adapun yang menjadi misi fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas sumatera utara
adalah :
45
2. Menjalin kerja sama yang saling menguntungkan dengan seluruh stakeholders dan
mitra pendidikan. Misi ini berhubungan dengan fungsi relasi yang harus dibangun oleh
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sebagai suatu
dijajaki dengan sikap open minded dan profesional. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara harus mampu melihat peluang kerjasama yang ditawarkan
3. Membentuk lingkungan kerja sehat, harmonis dan profesional bagi staf dan mitra kerja.
Lingkungan dan suasana kerja yang dibangun harus memperhatikan situasi fisik dan
psikologis seluruh sivitas akademika. Harus ada mekanisme yang mampu membangun
persaudaraan dan pertemanan (makna positif) dengan kemampuan bisa menempatkan dan
4. Menjadi Institusi bagi kepentingan publik. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara sangat potensial sebagai institusi pendidikan yang membawa
misi di atas dengan melihat pengalaman-pengalaman yang telah dilalui oleh Fakultas
TUJUAN
Sebagai lembaga Pendidikan Tinggi yang bernaung di bawah Universitas Sumatera Utara
46
menciptakan ilmu pengetahuan dan keterampilan tinggi, disertai budi yang luhur,
Tugas
berpedoman pada:
Fungsi
pengetahuan sosial.
47
Usia : 19 tahun
Agama : Islam
Stambuk :2014
Nur sania adalah mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Stambuk 2014. Saat ini dia mengambil jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat. Sania, begitu
mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat ini biasa di panggil, adalah anak ke dua dari tiga
bersaudara. Dia memiliki seorang kakak laki-laki dan seorang adik perempuan. Orang tua sania,
Ayah berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil dan Ibu berprofesi sebagai wirausahawan sebagai
pedagang kelontong di rumahnya. Sehari-hari sania sebelum pergi ke kampus selalu membantu
Selain menjalankan aktifitas perkuliahan di kampusnya, Sania juga aktif mengikuti organisasi
yang ada di kampusnya seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Sehari hari sania beraktifitas
ke kampus maupun di luar kampus menggunakan sepeda motor. Selain menjalankan aktifitas
kesehariannya sebagai mahasiswa nur sania juga adalah mahasiswa yang peduli terhadap
lingkungan tapi Sania mau meluangkan waktunya untuk memperhatikan kondisi sekitarnya,
48
FKM sudah terlihat baik, karena petugas kebersihan telah melakukan tugasnya dengan baik.
Menurut Sania indikator kampus dikatakan bersih adalah ketika tidak ada sampah yang
berserakan, ruangan perkuliahan rapi, tidak ada bau yang tidak sedap mengganggu penciuman,
dan nyaman untuk di gunakan sebagai tempat belajar. Sania juga berpendapat bahwa ketika
kampus bersih dan nyaman di gunakan sebagai tempat menimba ilmu maka materi yang di
berikan akan lebih mudah di cerna oleh pikiran, dan kampus juga akan menghasilkan mahasiswa
Sania juga menjelaskan bahwa selain petugas kebersihan, mahasiswa juga harus bisa
menjaga dan bertanggung jawab terhadap kebersihan lingkungan kampus agar kampus tetap
terjaga kenyamannya untuk di gunakan sebagai tempat belajar mahasiswa. Mahasiswa Fakultas
Kesehatan Masyarakat menurut Sania sudah sadar akan pentingnya menjaga kebersihan kampus
hal itu terlihat dari tingkah laku mahasiswa dengan membuang sampah pada tempat yang sudah
di sediakan oleh pihak kampus sehingga kampus tidak lagi terlihat berantakan karena sampah.
Usia : 19 tahun
Agama : Islam
Stambuk :2014
49
Sumatera Utara stambuk 2014 yang mengambil jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat. Asbi
sebagaimana teman-teman kampusnya memanggilnya adalah anak pertama dari dua bersaudara,
asbi memiliki seorang adik perempuan yang masih duduk di bangku SMA di medan. Sehari-hari
asbi menggunakan sepeda motornya sebagai kendaraan untuk melakukan aktifitas dari rumah
menuju kampus bahkan diluar kegiatan kampus asbi juga menggunakan sepeda motornya
sebagai kendaraan.
Selain menjalankan aktifitas sebagai mahasiswa Asbi juga aktif di komunitas pencinta
lingkungan yang bernama Bank Sampah yang berdiri 2 tahun lalu. Asbi aktif di Bank Sampah
karena rasa peduli terhadap lingkungan kampus yang sebelumnya tidak terjaga dengan baik.hal
ini terlihat ketika Bank Sampah berdiri lingkungan kampus semakin bersih. Hal ini terjadi karena
Bank Sampah memiliki banyak kegiatan untuk mengkampanyekan tentang perlunya menjaga
lingkungan khususnya kampus dengan mengadakan seminar tentang lingkungan dan lain
sebagainya. Bank Sampai juga memiliki perogram seperti Bank pada umumnya yaitu dengan
menukarkan sampah menjadi rupiah yang mana Bank sampah tersebut mau membeli sampah
yang bisa di daur ulang dengan harga yang sudah di tentukan. Menurut Asbi sebelum ada Bank
Sampah kondisi lingkungan kampus FKM tidak serapi seperti saat sekarang ini.
Asbi menuturkan bahwa Fakultas Kesehatan Masyarakat berbeda dengan Fakultas lain di
Universitas Sumatera Utara. Hal ini dapat dilihat dari kondisi kebersihan kampus FKM yang
mana tidak banyak berserakan puntung rokok di lingkungan kampus bahkan di area kampus di
larang merokok karena kampus FKM membuat peraturan KTR (Kawasan Tanpa Rokok).
50
kebersihan lingkungan kampus. Hal ini terlihat dari prilaku beberapa mahasiswa yang tidak
membuang sampah bekas makannya pada tempat yang telah di tentukan. Hal tersebut membuat
kondisi lingkungan menjadi tidak bersih dan rapi. Memang ada petugas kebersihan yang di
sediakan oleh pihak kampus untuk membersihkan kampus tapi kan dapat dilihat bahwa
mahasiswa belum sepenuhnya sadar akan pentingnya menciptakan lingkungan yang bersih, tutur
Asbi.
Usia : 19 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Stambuk :2014
Maulidia Rahma Uami adalah mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera
Utara Stambuk 2014. Saat ini dia mengambil jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat. Tami, begitu
mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat ini biasa di panggil, adalah anak ke tida dari empat
bersaudara. Dia memiliki dua orang kakak laki-laki dan seorang adik perempuan. Orang tua
Tami, Ayah berprofesi sebagai karyawan pabrik dan Ibu berprofesi sebagai ibu rumah tangga.
Selain aktif menjalankan kuliah Tami juga aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
di kampusnya. Sehari-hari Tami kuliah dengan menggunakan angkutan umum. Menurut tami
ketika kita berbicara masalah kebersihan lingkungan kita harus melihat dulu bagaimana peranan
51
pasti tak lepas dari peran masyarakat kampus seperti mahasiswa maupun dosen. Tami
menjelaskan bahwa keadaan kampus kususnya FKM USU sudah terlihat rapi, ini dikarenakan
sebagian besar mahasiswa sudah sadar akan pentingnya menjaga kebersihan kampus. Hal ini
terlihat dari prilaku mahasiswa maupun dosen yang membuang sampah pada tempatnya, tidak
mencemari udara dengan asap rokok, dan lain sebagainya yang sifatnya tidak merusak
lingkungan.
Tami juga menjelaskan walau masih ada mahasiswa yang masih kurang peduli akan pentingnya
menjaga kebersihan lingkungan Kampus FKM USU yaitu dengan mebnuang sampah tidak pada
tempat yang sudah di sediakan namun hal tersebut tidak begitu terlihat mencolok hali ini
dikarenakan peran dari petugas kebersihan yang selalu sigap membersihkan sampah bekas
konsumsi mahasiswa yang belum sadar akan lingkungan. Selain membersihkan sampah petugas
kebersihan juga selalu merapikan ruangan kuliah agar mahasiswa nyaman dalam belajar.
Menurut Tami kampus dikatakan bersih apabila tidak adalagi sampah yang berserakan, ruangan
kelas rapi dan nyaman untuk digunakan, adanya tempat sampah di sekitaran kampus guna untuk
tempat mahasiswa membuang sampah hasil konsumsinya. Pihak Kampus FKM USU juga
mendukung akan pentingnya menjaga lingkungan kampus dengan membuat peraturan Kawasan
Tanpa Rokok (KTR) di seputaran kampus FKM USU, memberikan sarana dan prasarana untuk
Usia : 19 tahun
Agama : Islam
52
Stambuk :2014
Dinda Faradiba Lubis adalah mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera
Utara stambuk 2014 yang mengambil jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat. Dinda sebagaimana
teman-teman kampusnya memanggilnya adalah anak kedua dari tiga bersaudara, Dinda memiliki
kakak Laki-laki yang sudah bekerja dan seorang adik perempuan yang masih duduk di bangku
SMA di medan. Sehari-hari Dinda menggunakan sepeda motornya sebagai kendaraan untuk
melakukan aktifitas dari rumah menuju kampus bahkan diluar kegiatan kampus Dinda juga
sudah terlihat baik, karena sudah ada petugas kebersihan telah melakukan tugasnya dengan baik.
Menurut Dinda indikator kampus dikatakan bersih adalah ketika tidak ada sampah yang
berserakan, ruangan perkuliahan rapi, tidak ada bau yang mengganggu penciuman, dan nyaman
Menurut dinda selaku mahasiswa FKM USU bahwasanya mahasiswa FKM USU sudah sadar
untuk melestarikan lingkungan hal ini terlihat dengan tindakan yang dilakukan mahasiswa FKM
USU yang bertanggung jawab terhadap sampah bekas konsumsi untuk di buang pada tempatnya.
Hal ini menurut Dinda sudah sangat efektif karena kesadararan akan pentingnya menjaga
lingkungan harus dari diri kita sendiri yaitu dengan tindakan tidak membunang sdampah pada
tempatnya. Selain itu mahasiswa FKM USU juga membentuk kelompok pencinta lingkungan
yang di beri nama Bank Sampah, yang mana kelompok ini menampaung semua sampah yang
diberikan oleh mahasiswa dengan nilai tukar rupiah sesuai dengan harga yang sudah di tetapkan
53
dengan seringnya mengadakan diskusi tentang pengelolaan limbah bekas dan pentingnya
menjaga lingkungan.
Agama : Islam
Suku : jawa
Stambuk :2014
Hary Cahya Purnama adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara 2014. Saat ini sedang kuliah dijurusan Administrasi Negara. Harry begitu biasa
dia dipanggil dikalangan mahasiswa lain adalah anak pertama dari 3 bersaudara. Hary memiliki
satu orang adik perempuan yang masi duduk di bangu SMA dan satu orang adik laki-laki yang
saat ini masih duduk di Bangku SMP. Orang tua hary, ayah berkerja sebagai wirausaha dan ibu
sebagai ibu rumah tangga. Hary tinggal didaerah deli tua yang sehari-hari kekampus naik sepeda
motor. Mahasiswa yang sangat suka dengan musik ini sehari-hari aktif melakukan kegiatan di
kampus baik perkuliahan maupun organisasi ekstra di kampus FISIP seperti Himpunan
Menurut hary kampus dikatakan bersih apabila halaman kampus bersih, tamannya tertata rapih
dengan pohon yang rapih, misalnya ada bunga-bunganya, terus ruangan kelasnya rapih, kursinya
tidak rusak, nyaman untuk perkuliahan. Tapi pada kenyataannya hali tersebut belum terlihat di
54
sampah bekas konsimsi mahasiswa di lingkungan kampus. Tapi karena adanya petugas
kebersihan di kampus hal tersebut sedikit lebih baik karena lingkungan kampus jadi lebih rapi
Hary menjelaskan bawa kampus sudah memberikan tempat atau wadah untuk mahasiswa sebagai
tempat sampah agar kampus bebas dari sampah tapi sebagian mahasiswa belum sadar untuk
Hary juga menjelaskan bahwa selain petugas kebersihan, mahasiswa juga harus bisa menjaga
dan bertanggung jawab terhadap kebersihan lingkungan kampus agar kampus tetap terjaga
kenyamannya untuk di gunakan sebagai tempat belajar mahasiswa. Mahasiswa Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik menurut Hary belum sepenuhnya sadar akan pentingnya menjaga
kebersihan kampus hal itu terlihat dari tingkah laku mahasiswa dengan membuang sampah
bukan pada tempat yang sudah di sediakan oleh pihak kampus sehingga kampus terlihat sedikit
Agama : Islam
Suku : jawa
Stambuk : 2014
Yusria Aqmarina adalah mahasiswa Ilmu Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara angkatan tahun 2014. Ria begitu biasa dia dipanggil dikalangan
55
perempuan yang masi duduk di bangu SMA. Orang tua Ria, ayah berkerja sebagai Petani dan ibu
sebagai ibu rumah tangga. Ria tinggal didaerah Tembung yang sehari-hari kekampus naik
sepeda motor. Mahasiswa yang sangat suka dengan Fotografi sehari-hari aktif melakukan
kegiatan di kampus baik perkuliahan maupun organisasi ekstra di kampus FISIP seperti
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Walaupun Ria tidak aktif di organisasi atau kelompok
mahasiswa pencinta lingkungan tapi Ria juga selalu memperhatikan keadaan sekitanya terutama
Menurut Ria mahasiswa FISIP USU belum sepenuhnya sadar akan pentingnya menjaga
kebersihan lingkungan kampus hai ini terlihat dari kaedaan lingkungan kampus yang masih
belum merdeka dari sampah. Padahal suadah ada petugas yang membersihkan tapi pada
kenyataannya sebagian besar mahasiswa masih membuang sampah sembarangan dan tidak pada
tempatnya. Sebagai mahasiswa FISIP USU Ria merasa harusnya mahasiswalah yang aktif
melestarikan lingkungan kampus ini. Karena menurut Ria apabila kampus bersih dari sampah
sudah pasti akan nyaman bagi mahasiswa untuk melakukan berbagai aktifitas seperti kuliah,
diskusi, dan berorganisasi. Pihak kampus FISIP USU juga sudah menyediakan fasilitas
kebersihan seperti tempat sampah, sapu, dan lain-lain. Tapi fasilitas- fasilitas tersebut belum
Agama : Islam
56
Stambuk : 2014
Anggi Wardani adalah salah satu mahasiswa Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara angkatan tahun 2014. Anggi sebagaimana
teman-teman kampusnya memanggilnya adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Anggi
memiliki satu orang adik laki-laki yang masih duduk di bangku SMA dan seorang adik
perempuan yang masih duduk di bangku SMP. Orang tua Anggi berpropesi sebagai, ayah
Karyawan PT.KIM (persero) dan ibu sebagai Guru Sekolah Dasar swasta di Medan. Setiap hari
anggi ke kampus menggunakan angkutan umum. Walaupun Anggi tidak aktif dealam Organisasi
ekstra maupun intra tapi Anggi selalu peduli akan kelestarian lingkungan sekitarnya khususnya
Menurut Anggi mahasiswa di FISIP USU sebagian besar masih mencemari lingkungan
kampus seperti membuang sampah sembarangan sementara pihak kampus sudah menyediakan
wadah atau tempat untuk mengumpulkan sampah yang nantinya akan di buang jika sudah penuh.
Hal ini tentu saja mengganggu pandangan ketika kita beraktifitas di lingkungan kampus juga bisa
merusak lingkungan sekitar kampus. Anggi berpendapat bahwa ini terjadi karena kurangnya
kesadaran mahasiswa akan pentingnya menjaga lingkungan, juga karena kurangnya kampanye
yang di lakukan oleh pihak kampus dalam menjaga lingkungan seperti tulisan-tulisan tentang
menjaga kebersihan.
Anggi berpendapat indikator kampus dikatakan bersih apabila tidak ada sampah yang
mencemari halaman bahkan ruangan kampus, fasilitas-fasilitas kampus terjaga dengan baik,
bebas dari pencemaran udara, dan lain sebagainya. Apabila kampus sudah bersih maka kita
57
beraktifitas seperti diskusi di seputaran kampus. Memang sudah ada petugas kebersihan yang
membersihkan kampus, tapi sebagai mahasiswa kita juga harus turut serta manjaga kelestarian
Agama : Islam
Suku : jawa
Stambuk : 2014
Hanum Reza adalah mahasiswa Ilmu Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara angkatan tahun 2014. Eza sebagaimana teman-teman kampus
memanggilnya adalah anak ketiga dari lima bersaudara. Eza memiliki dua orang kakak laki-laki
dan seorang adik laki-laki. Orang tua Eza berprofesi, ayah sebagai petani dan ibu sebagai
wirausaha. Eza setiap hari melakukan aktifitas ke kampus dengan menggunakan sepeda motor.
Selain akif menjalankan kuliah di kampus FISIP USU Eza juga aktif di ornganisasi ekstra di
Menurut Eza kampus dikatakan bersih apabila halaman kampus bersih, tamannya tertata rapih
dengan pohon yang rapih, misalnya ada bunga-bunganya, terus ruangan kelasnya rapih, kursinya
tidak rusak, nyaman untuk perkuliahan. Tapi pada kenyataannya hali tersebut belum terlihat di
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara karena ,masih banyaknya
58
kebersihan di kampus hal tersebut sedikit lebih baik karena lingkungan kampus jadi lebih rapi
Menurut Eza mahasiswa FISIP USU belum sepenuhnya sadar akan pentingnya menjaga
kebersihan lingkungan kampus hai ini terlihat dari kaedaan lingkungan kampus yang masih
belum merdeka dari sampah. Padahal suadah ada petugas yang membersihkan tapi pada
kenyataannya sebagian besar mahasiswa masih membuang sampah sembarangan dan tidak pada
tempatnya. Sebagai mahasiswa FISIP USU Eza merasa harusnya mahasiswalah yang aktif
melestarikan lingkungan kampus ini. Karena menurut Ria apabila kampus bersih dari sampah
sudah pasti akan nyaman bagi mahasiswa untuk melakukan berbagai aktifitas seperti kuliah,
Pada bab ini penulis akan menyajikan data dan menganalisisnya, analisis yang digunakan
dilakukan guna memperoleh jawaban permasalahn berdasarkan data dan fakta yang terdapat di
lapangan.
Kondisi lingkungan hidup di Universitas Sumatera Utara masih tergolong baik jika dibandingkan
Universitas-Universitas dengan standard yang hampir sama dengan Universitas Sumatera Utara.
Hal ini dibuktikan dengan adanya peraturan yang dibuat oleh pihak Universitas yang kemudian
yang setiap hari melakukan tugasnya menjaga kebersihan dan kerapian kampus baik secara
kebersihan seperti sapu, tong sampah, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan kebersihan.
59
Meskipun demikian tidak dapat di pungkiri bahwasanya walau pun sudah tersedianya fasilitas
kebersihan bukan berarti menjamin bahwa kampus selalu bersih. Hal ini bisa di lihat dengan
Seperti yang di ungkapkan salah seorang petugas kebersihan kampus Universitas Sumatera
“memang dek di USU ini sedah lengkapnya segala fasilitas kebersihan, Cuma terkadang adek-
adek mahasiswa ini belum semua memanfaafkan fasilitas tersebut. Kayak tong sampah dek,
masih banyak mahasiswa yang buang sampah bukan di tong sampah. Jadi kan berantakan
semua nya dek”.
Dari hasil wawancara di atas, kita dapat melihat bahwa penyediaan alat-alat fasilitas kebersihan
telah di sediakan oleh pihan Universitas, seperti tong sampah dan perangkat penunjang lainnya.
Juga petugas-petugas kebersihan yang bekerja untuk membersihkan lingkungan kampus. Tetapi
meskipun demikian kita juga melihat bahwa penyediaan fasilititas tersebut tidak menjamin
kebersihan lingkungan kampus secara keseluruhan. Karena masih dapat di temui beberapa
tempat yang belum sepenuhnya bersih. Seperti yang diungkapkan oleh informan. Hal ini
bukanlah kesalahan dari pihak Universitas melaikan karena rendahnya kesadaran masyarakat
kampus akan pentingnya menjaga lingkungan.
4.5.1.1 Keadaan Kebersihan Lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara
Sering kali kita dengar slogan “Kebersihan sebagian dari iman”. Sebagian orang awam pasti
akan berpikir bahwa orang yang tidak menjaga kebersihan adalah orang yang tidak mempunyai
iman. Dewasa ini banyak orang yang tidak lagi peduli terhadap kebersihan, baik kebersihan
60
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berlangsung. Makna bersih tidak hanya bebas dari kotoran,
tapi juga bersih dari hal-hal yang tak sepantasnya dilihat. Unmul sebagai kampus dimana lebih
dari dua puluh ribu mahasiswanya menimba ilmu merupakan universitas yang besar. Dengan
jumlah mahasiswa yang banyak tidak menutup kemungkinan banyaknya pula sampah yang
Keadaan kebersihan lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera
Utara tidak jauh berbeda dengan Fakultas-Fakultas yang ada di Universitas Sumatera Utara.
Yang mana hal ini bisa di lihat dari masih banyaknya sampah yang berserakan di lingkungan
kampus meskipun seperti kita ketahui bahwsanya pihak Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
telah menyediakan fasilitas-fasilitas kebersihan seperti sapu dan tempat sampah dan juga telah
menyediakan petugas kebersihan. Seperti kita ketahui bersama bahwa meski sudah ada fasilitas
kebersihan tersebut tetapi nyantanya sampah masih berserakan dimana-mana. Seperti yang di
ungkapkan salah satu petugas kebersihan yang ada di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
“ iya dek disini sebenarnya sudah lengkapnya fasilitas kebersihan yang di berikan kampus, tapi
terkadang masih terlihat berantakan juga padahal kami para petugas sudah menyapunya pagi
hari tapi siang sudah kotor lagi sore juga di sapu laginya. Mungkin memang sudah kebiasaan
mahasiswa ini tak pernah sadar diri untuk membuang sampah bekasnya sendiri ke tong sampah
yang sudah disediakan kampus”.
(Sumber: hasil Wawancara 23 September 2015)
Seperti juga yang di ungkapkan oleh kak Yanti yang juga salah satu petugas kebersihan Fakultas
61
Dari hasil wawancara di atas kita dapat melihat bahwa kebersihan lingkungan kampus Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara masih belum sepenuhnya rapi meski
sudah tersedia fasilitas kebersihan. Hal ini dikarenakan kurangnya kepedulian mahasiswa untuk
menjaga kebersihan lingkungan kampus. Tingkat kesadaran mahasiwa sangatlah kurang, mereka
acuh tak acuh dengan keberadaan sampah dan kebersihan lingkunganya. Padahal lingkungan
yang kotor sangat berpengaruh terhadap proses kegiatan belajar mengajar. Menurut Krech,
Crutchfield dan Ballachey (1982) dalam Rusli Ibrahim (2001), perilaku sosial seseorang tampak
dalam pola respons antar orang yang dinyatakan dengan hubungan timbal balik antar pribadi.
Perilaku sosial juga identik dengan reaksi seseorang terhadap orang lain (Baron & Byrne, 1991
dalam Rusli Ibrahim, 2001). Perilaku tersebut ditunjukkan dengan perasaan, tindakan, sikap,
keyakinan, kenangan, atau rasa hormat terhadap orang lain.Ruang lingkup sosial tidak hanya
berlaku kepada hubungan timbal balik manusia melainkan lingkungan atau tempat tinggal
manusia juga merupakan bagian dari kehidupan sosial, maka kepedulian terhadap lingkungan
Sumatera Utara
Sebuah pertanyaan retoris apabila anda sebagai mahasiswa menjawab “Kebersihan kampus itu
tanggung jawab siapa?” Seringkali kita melihat banyak mahasiswa yang tidak perduli terhadap
62
Slogan kebersihan yang terpampang dimana-mana seharusnya bisa mengingatkan seluruh warga
Kampus akan pentingnya kebersihan. Tapi yang terjadi adalah sebaliknya. Seakan-akan tidak
Mirisnya lagi adalah slogan-slogan yang terpasang di tempat yang tidak strategis justru membuat
Berbeda dengan keadaan pada Fakultas Ilmu Soaial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara, kedadaan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara jika
dilihat secara sekitas lebih sedikit terawat hal itu di tandai dengan beberapa perturan-peraturan
Kawasan Tanpa Rokok (KTR). Selain itu mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara juga mendirikan suatu kelompok mahasiswa pencinta lingkungan dengan nama
Bank Sampah. Pihak kampus juga menyediakan fasilitas-fasilitas kebersihan seperti yang ada
Menurut hasil wawancara dengan Ibu Laila yang penulis lakukan terhadap petugas
kebersihan yang ada di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, dapat di
“Jadi beginilah dek, kalo dilihat dari keadaan kebersihan di FKM ini memang bersih dek
ko lihat tapi dek masih ada juga kelakuan-kelakuan mahasiswa yaang sukak-saukanya saja
menbuang sampah sembarang, jadi cemana lagi mau di buat uda adanya semua tong sampah
disitu di buat tapi taknya di buangnya di situ . Makanya kami disini jadi kerja ekstra keras tiap
ada sampah langsung kami bersihkan”.
63
“Seperti ini lah dekku sebernanya kalo di FKM ini memang sudah agak bersih, tapi dek
itu karna kami yang kerja mati-matian membersihakan sampah anak-anak mahasiswa ini.
Memang gak semua dek mahasiswa yang suka-sukanya membuang sampah ada juganya yang
masih sadar mau membuang sampah di tong sampah yang sudah di sediakan”.
Dari hasil wawancara di atas dapat di lihat bahwa kepedulian mahasiswa terhadap kebersihan
lingkungan kampus di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara sama seperti
di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, dimana tingkat kepedulian
mahasiswa masih belum bisa dikatakan tinggi. Menurut Krech, Crutchfield dan Ballachey (1982)
dalam Rusli Ibrahim (2001), perilaku sosial seseorang tampak dalam pola respons antar orang
yang dinyatakan dengan hubungan timbal balik antar pribadi. Perilaku sosial juga identik dengan
reaksi seseorang terhadap orang lain (Baron & Byrne, 1991 dalam Rusli Ibrahim, 2001). Perilaku
tersebut ditunjukkan dengan perasaan, tindakan, sikap, keyakinan, kenangan, atau rasa hormat
terhadap orang lain.Ruang lingkup sosial tidak hanya berlaku kepada hubungan timbal balik
manusia melainkan lingkungan atau tempat tinggal manusia juga merupakan bagian dari
kehidupan sosial, maka kepedulian terhadap lingkungan juga merupakan prilaku sosial.
Mahasiswa
Lingkungan kampus yang kondusif dapat meningkatkan motivasi belajar mahasiswa dalam
rangka meningkatkan prestasi belajar mereka. Lingkungan kampus yang kondusif yang meliputi
hubungan yang baik antara sesama mahasiswa serta hubungan antara mahasiswa dengan dosen,
64
kebersihan kampus. Lingkungan kampus yang kondusif dapat mempengaruhi prestasi belajar
mahasiswa. Lingkungan yang tidak sehat akan membuat siswa merasa stres dan pada akhirnya
menurunkan motivasi belajar mahasiswa yang pada akhirnya mempengaruhi prestasi belajarnya.
Penelitian dalam skripsi ini ingin mengetahui apakah terdapat pengaruh lingkungan kampus
terhadap motivasi belajar mahasiswa sehingga dosen dan semua pihak yang terlibat di dalam
mahasiswa.
Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik bahwasanya menurut hasil penelitian yang dilakukan
oleh penulis ternyata ada hubungan antara kebersihan lingkungan kampus dengan kenyamanan
belajar bmahasiswa seperti petikan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan saudara Hary
mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
“Ya pasti ada lah bang. Kalau lingkungan kampus kita bersih dan gak ada bau-bau yang tidak
sedap ruangan kelas rapi udah pasti nyaman la bang belajar di kelas. Tidak seperti sekarang ni
bang kalau kelas kotor mahasiswa kurang semangat belajarnya bang”.
Hal yang sama juga di ungkapkan salah satu mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
“Begini bang kalau berbicara masalah hubungan kebersihan lingkungan kampus dengan
kenyamanan mahasiswa sedah tentu ada bang, kalau lingkungan kampus bersih maka
mahasiswa juga semangat dalam melakukan segala bentuk aktifitas di kampus, baik itu kuliah
maupun diskusi bang. Hal ini juga berpengaruh bang pad perstasi mahasiswa karena
mahasiswa nyaman dalam bela jar di kampus karena lingkungan kampus yang bersih.”
(Sumber: hasil wawancara 28 September 2015)
65
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara bahwa hubungan antara kebersihan
lingkungan kampus dengan kenyamanan belajar mahasiswa sangat erat hubungannya. Hal
Tidak berbeda jauh dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera
Utara hal serupa juga terjadi di Fakultas Kesehatan Masyarakat. Dimana hal tersebut sesuai
dengan hasil wawancara penulis dengan informan yang merupakan mahasiswa Fakultas
“Pasti ada, soalnya kalau misalnya kotorkan kelihatan jorok terus kalau udah kotor dan
mengendap lama kan jadi bau tidak sedap hal itu akan mengganggu pikiran dan mahasiswa
tidak akan nyamnan dalam perkuliahan. Kalau bersih lingkunganya kan semangat mahasiswa
juga bertambah bang dalam menimba ilmu di kampus.”
(Sumber: hasil wawancara tanggal 1 Oktober 2015)
Hal yang sama juga di ungkapkan salah satu mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat yang
Sudah pasti ada bang, karena kalau lingkungan kampus kita bersih maka akan nyaman
bagi mahasiswa untuk menimba ilmu. Hal ini juga akan sangat berpengaruh pada prestasi
mahasiswa. Kalau kampusnya kotor kan akan jadi gak nyaman buat mahasiswa untuk belajar.
(Sumber: hasil wawancara tanggal 1 Oktober 2015)
Lingkungan kampus adalah lingkungan dimana mahasiswa menjalani proses belajar dan
melakukan aktivitas. Pengertian lingkungan kerja dapat memberikan kesamaan defenisi dari
pengertian lingkugan kampus. Sihombing (2004) menyatakan bahwa: “lingkungan kerja adalah
faktor-faktor di luar manusia baik fisik maupun non fisik dalam suatu organisasi. Faktor fisik
mencakup peralatan kerja, suhu di tempat kerja, kesesakan dan kepadatan, kebisingan, luas ruang
66
dan bawahan serta antara sesama karyawan. Lingkungan kerja yang mendukung produktivitas
kerja akan menimbulkan kepuasan kerja bagi pekerja dalam suatu organisasi. Indikator
lingkungan kerja adalah (1) fasilitas kerja, (2) gaji dan tunjangan, (3) hubungan kerja”.
Banyak ahli memberikan pengertian mengenai konsep partisipasi. Bila dilihat dari asal katanya,
kata partisipasi berasal dari kata bahasa Inggris “participation” yang berarti pengambilan bagian,
pengikutsertaan (John M. Echols & Hasan Shadily, 2000: 419). Partisipasi berarti peran serta
seseorang atau kelompok masyarakat dalam proses pembangunan baik dalam bentuk pernyataan
maupun dalam bentuk kegiatan dengan memberi masukan pikiran, tenaga, waktu, keahlian,
modal dan atau materi, serta ikut memanfaatkan dan menikmati hasil -hasil pembangunan (I
Pengertian tentang partisipasi dikemukakan oleh Fasli Djalal dan Dedi Supriadi, (2001: 201-202)
dimana partisipasi dapat juga berarti bahwa pembuat keputusan menyarankan kelompok atau
masyarakat ikut terlibat dalam bentuk penyampaian saran dan pendapat, barang, keterampilan,
bahan dan jasa. Partisipasi dapat juga berarti bahwa kelompok mengenal masalah mereka sendiri,
H.A.R.Tilaar, (2009: 287) mengungkapkan partisipasi adalah sebagai wujud dari keinginan
untuk mengembangkan demokrasi melalui proses desentralisasi dimana diupayakan antara lain
proses perencanaan dan pembangunan masyarakatnya. Menurut Sundari ningrum dalam Sugiyah
yaitu :
67
kegiatantertentu dalam proses partisipasi. Partisipasi ini terjadi apabila setiap orang dapat
b. Partisipasi tidak langsung adalah Partisipasi yang terjadi apabila individu mendelegasikan
hak partisipasinya.
Mahasiswa sebagai kaum intelektual mempunyai tanggung jawab yang besar untuk menjaga
lingkungan hidup. Selain itu mahasiswa adalah agent of change atau agen pembawa perubahan
untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik dari sebelumya. Perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup adalah salah satu caranya yaitu perencanaan, pemanfaatan, pengendalian,
pemerintah, WALHI, GREEN PEACE, dan juga AMDAL juga dibutuhkan dalam menciptakan
lingkungan hidup yang sehat. Lingkungan yang sehat akan menciptakan perdamaian pula.
Kepekaan yang tinggi terhadap lingkungan banyak dimiliki pemuda mahasiswa, dan pemikiran
kritis mereka sangat didambakan masyarakat. Mereka juga motor penggerak kemajuan ketika
masyarakat melakukan proses pembangunan. Tongkat estafet peralihan suatu peradaban terletak
di pundak mereka. Baik buruknya nasib umat kelak, bergantung pada kondisi pemuda dan
mahasiswa sekarang ini. Di mata umat dan masyarakat pada umumnya, mahasiswa adalah agen
perubahan sosial karena mahasiswa selaku insan akademis, dipandang memiliki kekuatan
intelektual yang lebih sehingga kepekaan dan nalar yang rasional diharapkan dapat memberikan
kontribusi nyata terhadap pembangunan negara dan sosial dimasyarakat. Sehingga sudah
menjadi konsekuensi terhadap tuntutan dari seorang mahasiswa untuk mampu mengoptimalkan
potensi yang dimilikinya sebagai suatu kebutuhan pribadi dan masyarakat. Fungsi kontrol sosial
68
Mahasiswa yang sudah mapan dalam berpikir, adalah mahasiswa yang tidak sekedar memikirkan
kepentingan akademis semata, namun jauh tersirat dalam benaknya tentang arti dari kualitas
hidupnya sebagai pribadi yang mampu mengabdi terhadap masyarakat. Sebagai pribadi yang
mampu melihat permasalahan disekitarnya dan menjadi bagian dari penyelesaiannya. Sehingga
ia mampu mengerahkan potensi yang dimilikinya dan menjadi bagian penentu arah dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Lebih-lebih mahasiswa juga harus peduli terhadap
lingkungan kampusnya sendiri, baik itu secara langsung ataupun secara tidak langsung.
“kalau masalah peran atau partisipasi mahasiswa dalam menjaga kebersihan lingkungan
kampus ada bang dengan mahasiswa juga turut untuk menjaga kebersihan lingkungan kampus
Fakultas Kesehatan Masyarakat ini. Iyakan kayak tadi di bilang mahasiswa itu gak buang
sampah sembarangan.kalau gitu kan enak di lihat, kalau pun ada sampah pasti di kumpuli dan
di buang juga”.
Sama juga halnya seperti yang di ungkapkan informan mahasiswa Fakultas Kesehatan
69
informan yang mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
“begini bang, sebenarnya sebagian mahasiswa khususnya di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sumatera Utara sudah turut berperan dalam menjaga kebersihan lingkungan
kampus. Hal ini terlihat dari tindakan sebagian besar mahasiswa yang mana sudah sadar akan
pentingnya kebersihan lingkungan seperti membuang sampah pada tempatnya. Tidak mencemari
lingkungan kampus. Walau pun sebagian mahasiswa masih ada yang belum sadar bang, tapi hal
itu tertutupi oleh petugas kebersihan yang ada sehingga kampus tidak terlihat berantakan”.
(Sumber: hasil wawancara tanggal 29 September 2015)
Pendapat yang sama juga di ungkapkan informan yang ada di fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
“kalau menurut aku bang sebagian besar mahasiswa disni belum berperan aktif dalam
menjaga kebersihan lingkungan kampus, kita dapat lihat bang bahwa masih ada juga
mahasiswa yang membuang sampah sembarangan, sehingga kadang kampus terlihat sedikit
berantakan bang. Untung aja sekarang sudah ada petugas kebersihan yang setiap hari
membersihkan lingkungan kampus sehingga kampus sedikit lebih rapi bang”.
Peran merupakan bagian dari tindakan sosial dalam penulisan ini, peran yang di lakukan
mahasiswa adalah menjaga kebersihan lingkungan kampus. Menurut Weber bahwa tindakan
sosial serta antar hubungan sosial merupakan yang dikaji oleh sosiologi. Bahwa yang
dimaksudkan tindakan sosial menurut Weber tindakan individu yang sepanjang tindakannya itu
memiliki makna atau arti subjektif bagi diri dan diarahkan bagi orang lain. Sebaliknya jika
tindakan tersebut diarahkan dengan objeknya benda mati, tanpa dihubungkannya dengan
70
sosiologi yang telah dipelopori oleh Max Weber merupakan suatu pendekatan terhadap
individu.Tanpa melepaskan dari pencarian untuk penjelasan kausal Max Weber (1864-1920)
menempatkan konsep tindakan individu yang bermakna pada pusat teorinya tentang masyarakat.
cerminan bagi setiap individu dalam menjaga kesehatan yang begitu penting dalam kehidupan
sehari-hari. Dan seperti yang kita ketahui bahwa kebersihan merupakan suatu keadaan yang
bebas dari segala kotoran, penyakit, dan lain-lain, yang dapat merugikan segala aspek yang
ketahui bahwa kehidupan manusia sendiri tidak bisa dipisahkan baik lingkungan alam maupun
lingkungan sosial. Maka sebagai individu harusnya segala aspek yang ada dalam mahasiswa
harus dapat menjaga kebersihan lingkungan. Karena tanpa lingkungan yang bersih setiap
individu akan menderita sebab sebuah faktor yang merugikan seperti kesehatan. Kesehatan itu
begitu malah harganya. Sehingga semuanya harus di olah dengan baik. Lingkungan yang kotor
berarti menggangu kesehatan yang juga berarti membuat bibit penyakit. Namun segala sesuatu
ada kata perubahan hanya saja dalam segala persoalan-persoalan, semua ini tidak bisa di jalankan
tanpa sebuah kesadaran dari setiap individu mahasiswa maupun kelompok mahasiswa untuk
menjaga kebersihan kampus, maka kebersihan itu tidak akan berguna dan menimbulkan banyak
71
Kondisi yang terjadi di Fakultas Kesehatan Masyarakat tidak jauh berbeda dengan pernyataan di
atas. Hal tersebut sesuai dengan apa yang penulis temukan di lapangan ketika melakukan
“Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat menurut saya sadar akan pentingnya menjaga
kebersihan kampus hal itu terlihat dari tingkah laku mahasiswa dengan membuang sampah pada
tempat yang sudah di sediakan oleh pihak kampus sehingga kampus tidak lagi terlihat
berantakan karena sampah, meskipun demikian masih ada juga sebagian mahasiswa yang belum
sepenuhnya sadar akan pentingnya sebuah peran untuk menjaga kebersihan lingkungan ka mpus
dari sampah”.
(Sumber: Hasil wawancara tanggal 1 Oktober 2015)
Wawancara juga penulis lakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan
“Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik menurut Hary belum sepenuhnya
sadar akan pentingnya menjaga kebersihan kampus hal itu terlihat dari tingkah laku mahasiswa
dengan membuang sampah bukan pada tempat yang sudah di sediakan oleh pihak kampus
sehingga kampus terlihat sedikit berantakan karena sampah”.
72
Mahasiswa yang dijuluki sebagai „agent of change’ seharusnya menjadi aktor dalam
penyelesaian setiap permasalahan yang melilit bangsa Indonesia. Sebagai kaum intelektual,
Ilmu tersebut hendaknya tidak hanya untuk dimiliki sendiri, dengan kata lain, mahasiswa
Masyarakat adalah pihak yang mengharapkan ilmu tersebut untuk ditularkan kepada merek
a, setidaknya untuk sekedar menambah ilmu mereka maupun untuk mengatasi permasalah
dilakukan oleh mahasiswa untuk masyarakat di sekitarnya. Supaya ilmu tersebut dapat
Namun pada kenyataannya sekian banyak jumlah mahasiswa di Indonesia tidak sebanding
73
5. Memanfaatkan hari bumi maupun hari lingkungan hidup sebagai momen meningkatkan
Kondisi yang terjadi di Fakultas Kesehatan Masyarakat tidak jauh berbeda dengan pernyataan di
atas. Hal tersebut sesuai dengan apa yang penulis temukan di lapangan ketika melakukan
“Menurut saya bang bentuk peran mahasiswa dalam menjaga kebersihan lingkungan kampus
misalnya; dengan tidak membuang sampah sembarangan, kemudian untuk menambah
pengetahuan dalam mewmahami pentingnya kebersihan lingkungan kampus itu yakni dengan
mengikuti komunitas yang berhubungan dengan kebersihan lingkungan dimana di dalam
kumunitas ini mahasiswa bisa menambah wawasan tentang pentingnya menjaga kebersihan
lingkungan”.
74
Anggi Wardhani:
“Menurut saya bentuk peran mahasiswa untuk menjaga kebersihan lingkungan kampus ya bisa
seperti tidak membuang sampah sembarangan, menjaga fasilitas-fasilitas kebersihan, kalau
untuk diri sendiri bang saya lebih kepada dengan tidak mengotori lingkungan sekitar kampus.
Saya juga pernah mengikuti kegiatan diskusi tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan
kampus kita juga bisa melihat di kampus Fisip ini bahwa sebagian mahasiswa sudah berperan
dalam menjaga kebersihan lingkungan kampus kita ini bang”.
Pandangan adalah sebuah proses saat individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-
kesan sensoris guna memberikan arti bagi mereka. Individu sering kali di dasarkan pada persepsi
mereka tentang kenyataan, bukan pada kenyataan itu sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi
persepsi bisa terletak dalam diri membentuk persepsi, dalam diri atau objek target yang diartikan,
75
lingkungannya. Kenyamannan tidak dapat terwakili oleh satu angka tunggal. Manusia memiliki
kondisi lingkungan berdasarkan rengsangan yang masuk kedalam dirinya melalui keeman indra
melalu saraf dan dicerna otak untuk di nilai. Dalam hal ini yang terlibat tidah hanya fisik
biologis, manun juga perasaan, suara, cahaya, bau, suhu, dan lain-lain. Rangsangan di tangkap
sekaligus lalu di olah otak, kemudian otak akan memberikan penilaian relatif apakah kondisi itu
nyaman atau tidak. Ketidak nyamanan di satu faktor dapat di tutupi oleh faktor lainnya. (satwiko,
2009:21-22)
Pandangan yang ingin penulis sampaikan dalam penelitian ini adalah bagaimana
kemudian tanggapan mahasiswa terhadap kebersihan yang ada di Universitas Sumatera Utara
dalam hal ini adalah Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
diantaranya adalah Nur sania, Asbi Syahreza, Maulidia Rahma, dan Dinda Faradiba. Berikut
adalah petikan wawancara mereka mengenai persepsi terhadap fasilitas dan kebijakan kebersihan
“ menurut saya sih tidak terlalu di sediain, soalnya sapu itu gak pernah ada berkeliaran
dimana-mana, tapi petugas penyapu selalu menyapu jadi sampah tidak nampak banyak di lantai
itu. Tangga juga selalu di pel oleh petugas jadi selalu terlihat bersih. Fasilitas yang di sediain
oleh piham kampus itu berupa tong sampah saja.”
76
“Di Fakultas Kesehatan Masyarakat bang pihak fakultas telah memberikan fasilitas-
fasilitas kebersihan seperti tong sampah, sapu, dan alat kebersihan lainnya. Tapi ini tiak merata
bang soalnya di kamar mandi tidak ada alat kebersihannya bang. Seperti tempat sampah,
apalagi kan kalau cewek bang kan banyak sampah yang mau di buang, kalau di buang ke wc kan
bisa tersumbat bang. Yah kalau bisa merata lah bang pengadaan fasilitasnya biar tidak
tercemari lingkungan kampus ini”.
Untuk gambaran mengenai persepsi mahasiswa terhadap fasilitas kebersihan di Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik penulis telah melakukan wawancara dengan beberapa mahasiswa
diantaranya adalah Hary Cahya Purnama, Yusria Aqmarina, Anggi Wardhani, dan Hamum Reza
Berikut adalah petikan wawancara mereka mengenai persepsi terhadap fasilitas dan kebijakan
77
“fasilitas yang di berikan kampus sih ada bang, tapi hal ini tidak begitu merubah pola
pikir mahasiswa sini untuk lebuh sadar dalam menjaga kebersihan lingkungan. Selain itu
fasilitas yang di berikan belum lengkap bang menrut saya, seperti tidak adanya tempat sampah
dan sapu di kamar mandi bang. Maunya kan kalau bisa pihak kampus lebih bisa melengkapinya
bang agar kampus ini bisa terjaga kenbersihanya. Juga buat peraturan atau pun sangsi apabila
membuang sampah sembarangan biar mahasiswa tidak lagi membuang sampah sembarangan
bang”.
“Yang ku lihat bang fasilitas yang di sediakan pihak Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik ini sudah lumayan lengkap bang, bahakan sekarang sudah ada petugas kebersihan yang
di sediakan oleh pihak kampus. Hal ini tetntu saja menjadikan lingkungan kampus menjadi lebih
bersih bang, walaupun terkadang masih ada juga sampah yang berserakan di seputaran kampus
ini di sebabkan oleh beberapa mahasiswa yang belum peduli akan menjaga kebersihan
lingkungannya. Maunya pihak kampus membuat peraturan tentang pentingnya menjaga
kebersihan bang. Agar kampus lebih terlihat rapi dan nyaman untuk di jadikan tempat menimba
ilmu”.
78
Dari hasil wawancara di atas dapat kita lihat bahwa persepsi atau tanggapan mahasiswa
terhadap kebersihan kampus secara garis besar bisa di katakan sudah cukup baik. Hal itu
tentunya menjadi sesuatu hal yang positif bagi pihak Universitas dimana pihak Universitas bisa
dikatakan berhasil dalam menerapkan kebijakannya meskipun tidak secara keseluruhan berhasil,
penyebabnya adalah kurangnya kesadaran mahasiswa terhadap kebersihan itu sendiri. Inilah
yang menjadi tugas pihak Universitas bagaimana caranya agar bisa mengatur itu semua, dimulai
dari menanamkan kesadaran bagi mahasiswa dan masyarakat kampus akan pentingnya menjaga
kebersihan lingkungan kampus serta menjadi tanggung jawab Universitas juga untuk
membudayakan kesadaran akan pentingnya kebersihan lingkungan.
Kelompok pecinta lingkungan adalah organisasi yang dibentuk dengan tujuan untuk
Upaya perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup tidak dapat berjalan dengan baik tanpa
adanya kesamaan pandangan dan pemahaman dari semua pihak, termasuk masyarakat berikut
unsur-unsur yang ada didalamnya. Kegiatan Pembinaan kelompok pecinta lingkungan adalah
79
Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk pendidikan cinta lingkungan/ konservasi non formal
yang bertujuan meningkatkan pengetahuan para pecinta lingkungan tentang kegiatan cinta
lingkungan dan kegiatan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, selanjutnya
diharapkan mau berperan dan ikut membantu menyebarluaskan informasi. Hingga saat ini di
Universitas Sumatera Utara hanya ada satu Komunitas Pencinta Lingkungan yang mempunyai
nama Bank Sampah. Saat ini Bank Sampah aktif di Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Komunitas Bank Sampah sudah berdiri sejak pertengahan tahun 2013, dimana pada saat itu
jumlah mahasiswa yang bergabung saat berdirinya berjumlah 12 orang didasari atas tujuan yang
sama yaitu untuk menjaga kebersihan lingkungan kampus. Seperti hasil wawancara penulis
dengan informan yang aktif di komunitas Bank Sampah, bernama Asbi Syahreza Putra.
“Kurang lebih 2 tahun lah bang komunitas Bank Sampah ini berdiri tepatnya tahun 2013. Saat
itu pendiri terdiri dari 12 mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat. Aku sendiri sudah 1,5
tahun aktif di komunitas Bank Sampah”.
Adapun kegiata yang dilakukan Bank Sampah yaitu mengadakan kampanye-kampanye tentang
tentang pengerlolaan limbah menjadi barang yang mempunyai nilai ekonomis. Selain itu Bank
Sampah juga mengajak mahasiswa untuk menabung sampah sisa konsumsi mahasiswa untuk di
tukarkan kepada mereka dengan uang. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan
“Jadi bang program Bank sampah ini, kita kayak menampungsampah-sampah dari para
mahasiswa dimana teman-teman mahasiswa yang ingin mengasi sampahnya kepada kita itu
akan kita kasih uang seperti kalao sampah botol itu perkilonya kita kasih Rp 1300 atau kayak
kaleng itu sekilonya itu bisa sampai Rp 1500 gitu dia bang ”.
80
Dari hasil wawancara di atas bisa kita lihat bahwa sebenarnya sudah ada sebuah wadah
bagi mahasiswa untuk menyalurkan kegiatan-kegiatan yang positif terutama untuk menjaga
kebersihan lingkungan kampus Universitas Sumatera Utara. Kita dapat melihat di atas
bagaimana peran dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh komunitas Bank Sampah Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara sangatlah baik meskipun hanya baru bergerak
pada tataran fakultas tapi telah memberikan kontribusi yang nyata. Mudah-mudahan komunitas
semacam ini bisa berkembang lebih banyak lagi hinga muncul Bank Sampah di fakultas-fakultas
lain di Universitas Sumatera Utara, sehingga Universitas Sumatera Utara menjadi Universitas
yang kebersihan lingkunganya tetap terjaga. Tentunya kita juga berharap agar pihak Universitas
81
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian maka kesimpulan dan saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
baik meskipun masih ada beberapa yang masih harus lebih diperhatikan kembali. Hal
ini dipengaruhi juga oleh tingkat kesedaran yang juga masih rendah baik itu oleh
2. Hal yang sama juga terjadi di bebarapa fakultas beberapa diantaranya adalah fakultas
sangat relevan. Semakin bersih lingkungan sekitar maka semakin nyaman pula kegiatan
belajar mengajar. Hal ini terjadi di fakultas ilmu sosial dan ilmu politik dan di fakultas
kesehatan masyarakat.
4. Mahasiswa mempunyai peran terhadap lingkungan hidup, baik itu lingkungan sekitar
keadaan yang lebih baik. Peran tersebut juga terjadi di fakultas ilmu sosial dan ilmu
politik dan fakultas kesehatan masayarakat dimana beberapa mahasiswa terlibat dalam
menjaga kebersihan lingkungan baik itu terlibat secara langsung maupun tidak
langsung.
5. Pihak universitas telah melakukan berbagai macam cara dan kebijakan untuk
82
pengawasan kebersihan.
6. Tidak banyak organisasi pecinta lingkungan di univesitas sumatera utara. Salah satu
organisasi yang berhasil penulis dapati hanya organisasi bank sampah, dimana kegiatan
yang mereka lakukan adalah menukar samapah dengan uang. Tujuan mereka adalah
agar mahasiswa lebih peduli dan juga mengajarkan cara-cara kreatif dalam menjaga
lingkungan.
5.2 Saran
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan dalam penelitian ini adalah :
1. Segala perubahan untuk tujuan yang lebih baik adalah sebuah keniscayaan, namun
diperlukan sebuah control untuk menyeimbangkan perubahan yang terjadi sehingga tidak
ada ketimpangan yang sangat kontras. Diharapkan agar pihak universitas mampu
2. Mahasiswa harusnya paham betul dan sadar dengan kondisi kebersihan lingkungan
kampus dan menjadi pelopor terhadap hal tersebut. Karna dewasa ini mahasiswa hari ini
3. Fasilitas penunjang kebersihan kampus sudah bisa dikatan baik meskipun demikian
83
Arikunto, Suharsimi, 1999. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka
Cipta.
Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Sosial. Surabaya. Airlangga Universitas Press.
Dasar.Depertemen Pendidikan Nasional. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2000
Gea, Antonius, dkk. 2002. Character Building I: Relasi dengan Diri Sendiri. Edisi Revisi.
Nawawi, Hadari. 1995. Instrumen Penelitian Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University press.
Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2005 Jakarta: Balai Pustaka
84