KOTA PONTIANAK
TUGAS
METODOLOGI PENELITIAN
Dosen Pengampu :
Di Susun Oleh :
Nim : 1111111171
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kita nikmat iman dan islam, dan menjadikan kita dalam
golongan hamba-hambanya yang taat dan patuh kepada-Nya, sungguh ini adalah suatu nikmat yang
tiada taranya, yang dapat membawa kita mendapatkan keridhaannya jika kita tetap dapat
mempertahankannya sampai akhir hayat kita.
Penelitian ini di buat dengan tujuan untuk tugas mata kuliah Metodologi Penelitian dengan tema “
Pengaruh kebersihan lingkungan terhadap konsentrasi belajar siswa pada Madrasah Tsanawiyah Al-
Husna Semester Genap Tahun Pelajaran 2013-2014 ”. Dalam penyusunan penelitian ini, tidak sedikit
hambatan dan rintangan yang penulis hadapi, namun dengan semangat dan dibantu semua pihak
akhirnya penulisan metodologi penelitian ini dapat terselesaikan. Berbagai upaya telah dilakukan untuk
mendapat sumber yang bermutu dan dapat menggugah keingintahuan siswa pada mata pelajaran
Lingkungan Hidup. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada yang telah
menbantu dalam pembuatan karya tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Semoga karya tulis ilmiah
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dalam ikut serta mencerdaskan Nusa dan Bangsa.
Penulis
Muhammad Taufiq
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebersihan merupakan sebagian dari iman. Itulah slogan yang sering kita dengar selama ini. Maka kita
harus selalu menjaga kebersihan dimanapun kita berada. Kebersihan juga penting bagi kesehatan kita,
karena dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Demikian juga dengan lingkungan yang ada di
kelas kita, kelas yang kiat tempati belajar.
Lingkungan belajar yang efektif adalah lingkungan belajar yang produktif, di mana sebuah lingkungan
belajar yang didesain atau dibangun untuk membantu pelajar untuk meningkatkan produktifitas belajar
mereka sehingga proses belajar mengajar tercapai sesuai dengan yang diinginkan. Hal ini dapat
digambarkan dengan kemudahan para pelajar dalam berfikir, berkreasi dan mampu secara aktif
dikarenakan lingkungan belajar yang bersih sangat mendukung timbulnya ketertiban dan kenyamanan
pada saat proses pembelajaran berlangsung, berbeda halnya dengan lingkungan belajar yang kotor,
tentunya akan menimbulkan kesan malas dan membosankan sehingga tidak muncul rasa semangat yang
dengan sendirinya dapat mempengaruhi minat belajar siswa. dengan kata lain lingkungan yang bersih
merupakan salah satu factor timbulnya minat bagi seorang pelajar untuk mengembangkan segala
potensi yang ada dalam dirinya.
Kegiatan belajar mengajar juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Konsentrasi dari otak tidak terlepas
dari lingkungan. Jika lingkungan bersih, maka dapat meningkatkan konsentrasi kerja otak sehingga
konsentrasi berfikir lebih luas. Begitu juga sebaliknya, jika lingkungan kotor maka dapat menurunkan
konsentrasi kerja otak sehingga konsentrasi berfikir akan menurun. Berdasarkan uraian diatas, maka
penulis memberi judul “Pengaruh Kebersihan Lingkungan Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa Pada
Madrasah Tsanawiyah Al-Husna Semester Genap Tahun Pelajaran 2013-2014”.
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat membuka wawasan penulis tentang pengaruh kondisi kebersihan lingkungan di
sekolah terhadap konsentrasi belajar siswa dan membuka wawasan pembaca tentang keadaan
lingkungan yang baik, yang dapat mempengaruhi konsentrasi belajar siswa.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kebersihan Lingkngan
a. Lingkungan adalah segala sesuatu yang terdapat disekitar makhluk hidup dan membawa pengaruh
terhadap kehidupan makhluk hidup tersebut. (Sutarno, 1990:10)
b. Kebersihan adalah upaya manusia untuk memelihara diri dan lingkungan dari segala yang kotor dan
keji dalam rangka mewujudkan dan melestarikan kehidupan yang sehat dan nyaman. Kebersihan
merupakan syarat bagi terwujudnya kesehatan dan sehat adalah salah satu faktor yang dapat
memberikan kebahagiaan. Sebaliknya, kotor tidak hanya merusak keindahan tetapi, juga menyebabkan
timbulnya berbagai penyakit.
c. Kebersihan merupakan salah pokok dalam memelihara kelangsungan eksistensinya, sehingga tidak
ada satupun makhluk kecuali berusaha untuk membersihkan dirinya, walaupun makhluk tersebut dinilai
kotor. Pembersihan diri tersebut, secara fisik misalnya, ada yang menggunakan air, tanah, air dan tanah.
Bagi manusia membersihkan diri tersebut dengan tanah dan air tidak cukup, tetapi ditambah dengan
menggunakan dedaunan pewangi, malahan pada zaman modern sekarang menggunakan sabun mandi,
bahkan untuk pembersih wajah ada sabun khusus dan lain sebagainya. Pada manusia konsep kebersihan,
bukan hanya secara fisik, tetapi juga psikhis, sehingga dikenal istilah kebersihan jiwa, kebersihan hati,
kebersihan spiritual dan lain sebagaianya. (Prof .Dr. M. Aburrahman MA)
d. Menurut Undang - Undang RI nomor 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup pasal 1
ayat 1 menebutkan bahwa yang dimaksud dengan lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan
semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang
memengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
e. Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk diantaranya debu,sampah, dan bau.
f. Kebersihan adalah salah satu tanda dari keadaan higienis yang baik.
Kebersihan adalah sebagian dari iman, itulah motto yang terus didengung-dengungkan di dalam dunia
pendidikan maupun dalam instansi terkait. Tapi kadang kita selalu bertanya dengan motto di atas jika kita
menjumpai kehancuran lingkungan hidup dan juga menemukan sampah berserakan di mana-mana.
Dengan prinsip Kebersihan sebagian dari Iman sebenarnya sudah bisa diterapkan dalam prilaku manusia
orang perorangan. Tapi lucunya kebersihan itu ibarat simbol belaka tanpa ada tindakan yang nyata. Kerap
kali kita sering berbicara kebersihan, tapi prakteknya kebanyakan adalah sulit mengaktualisasikannya
dengan baik. Untuk memulai prilaku kebersihan sebagian dari iman memang perlu bekerjasama dengan
berbagai pihak. Menerapkan prilaku ini diperlukan keikut sertaan penegak hukum dan pembuat
kebijakan agar mau mewujudkan cita-cita ini secara bersama-sama.
Kebersihan Jasmani adalah kebersihan yang berkenaan kebersihan tubuh ( physic) dan kebersihan
lingkungan secara internal ( Tempat tinggal, sekolah, dll. ) maupun secara external ( jalan raya, selokan,
sungai, pantai, udara dan air ) yang diwujudkan pada kesadaran individu ( pribadi ) atau masyarakat
( publik ) dalam mendapatkan kenyamanan secara layak pada kehidupannya. Kebersihan Rohani adalah
kebersihan secara spirirualitas yang ada pada diri seseorang dari pola pikirnya, kesadarannya, sikap atau
prilaku, jiwanya dan mentalnya tidak ternodai dari hal – hal yang dilarang oleh Islam baik secara Abstract
maupun secara Transparant.
c) Kebersihan Perilaku
Kebersihan Lingkungan Sekolah Pengetahuan tentang lingkungan perlu diberikan sejak dini agar dapat
memberikan pemahaman yang mendalam akan pentingnya lingkungan bagi manusia sehingga dapat
menghasilkan warga Negara yang mempunyai perilaku yang bertanggungjawab terhadap lingkungannya
dan menumbuhkan rasa kesadaran lingkungan.
Kita tahu, bahwa kebersihan lingkungan sekolah juga berdampak dan berpengaruh besar bagi siswa
terlebih lagi bagi sekolah itu sendiri. Karena semua orang pasti menyelidiki situasi maupun keadaan
sekolah sebelum menjadi siswa disekolah tersebut. Jadi, untuk menjaga nama baik sekolah, setiap
penggerak – penggeraknya harus menjaga kebersihan dan kenyamanan di sekolah serta keamanan
disekolah. Terlebih dahulu bagi para siswa / siswi di SMA Negeri 1 Wonoayu.
Perlu kita tahu bahwa lingkungan bersih atau tidaknya berdampak besar bagi otak manusia. Karena
oksigen berupa O2 yang dihirup melalui paru – paru sebagian besar berfungsi untuk memperlancar
peredaran darah melalui saraf otak manusia. Hal inilah yang selalu dikhawatirkan oleh manusia. Sehingga
mereka dapat menjaga kebersihan lingkungan di sekitarya.
Maulana (2011:239) menjelaskan bahwa “konsentrasi merupakan pemusatan perhatian atau pikiran
pada suatu hal”.
Sagala (2011:37) menyatakan bahwa belajar adalah “suatu proses perubahan perilaku atau pribadi
seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu”. Sementara itu, Suyono dan Hariyanto
(2011:9) menyatakan bahwa “Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh
pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan
kepribadian”. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses
perubahan tingkah laku individu sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Daud (2010) menjelaskan bahwa konsentrasi belajar adalah pemusatan perhatian dalam proses
perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, dan penilaian
terhadap sikap dan nilai-nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang
studi.
Engkoswara (2012) menjelaskan klasifikasi perilaku belajar yang dapat digunakan untuk mengetahui ciri-
ciri siswa yang dapat berkonsentrasi adalah sebagai berikut :
a. Perilaku Kognitif
yaitu perilaku yang menyangkut masalah pengetahuan, informasi, dan masalah kecakapan intelektual.
Pada perilaku kognitif ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat dilihat dengan :
b. Perilaku Afektif
yaitu perilaku yang berupa sikap dan apersepsi. Pada perilaku ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar
dapat dilihat sebagai berikut :
- Mengemukakan suatu pandangan atau keputusan sebagai integrasi dari suatu keyakinan, ide dan
sikap seseorang.
c. Perilaku Psikomotor
Pada perilaku ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar ialah sebagai berikut :
- Adanya gerakan anggota badan yang tepat atau sesuai dengan petunjuk guru.
- Komunikasi non verbal seperti ekspresi muka dan gerakan-gerakan yang penuh arti.
d. Perilaku Berbahasa
Pada perilaku ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat dilihat dari adanya aktivitas berbahasa
yang terkoordinasi dengan baik dan benar.
BAB III
METODE PENELITIAN
Untuk memecahkan masalah penelitian diperlukan seperangkat metode dan prosedur yang tepat.
Metode dan prosedur yang tepat tersebut harus berisikan cara-cara untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Metode yang digunakan dalam suatu penelitian harus relevan dengan permasalahan yang
hendak diteliti. Dengan menggunakan metode yang tepat dimaksudkan hasil penelitian yang dilakukan
benar-benar objektif, tepat sasaraan, dan berdaya guna.
Sejalan dengan itu, Hadari Nawawi ( 1991 : 91 ) mengatakan bahwa “ penggunaan metode yang tepat
dimaksudkan untuk :
1. Menghindari cara pemecahan masalah dan cara berfikir yang spekulatif dalam mencari kebenaran
ilmu, terutama dalamilmu sosial yang variabelnya sangat dipengaruhi oleh sikap subyektifitas manusia
yang mengungkapnya.
2. Menghindari cara pemecahan masalah atau cara kerja yang bersifat triad and error sebagai cara
yang tidak menguntungkan bagi perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat dibutuhkan dalam
kehidupan modern.
3. Meningkatkan sifat obyektifitas dalam menggali kebenaran pengetahuan yang tidak saja penting
artinya secara teoritis, tetapi juga sangat besar pengaruhnya terhadap kegunaan praktis dan hasil
penelitian dalam kehidupan manusia.
Dengan mengacu pada data dan fakta yang tampak di lapangan, maka penelitian ini menggunakan
metode deskriptif dengan analisis regresi. Menurut Yatim Riyanto ( 2001 : 23 ) “ metode deskriptif adalah
penelitian yang diharapkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta atau kejadian-kejadian secara
sistematis dan akurat mengenai sifat-sifat populasi pada daerah tertentu “. Metode ini dimaksudkan
untuk memecahkan masalah dengan menggambarkan objek/subjek sebagaimana adanya pada saat
penelitian dilakukan.
B. Variabel dan Definisi Operasional
1. Variabel
Variabel menurut Harus Rasyid adalah ( 2000 : 53 ) adalah “ suatu konsep ataupun objek yang dipilih
untuk diteliti dan diuji kebenarannya secara empirik “. Darsono ( 1994 ) “ variabel adalah suatu yang
bervariasi yang berfungsi sebagai objek penelitian “.
Berdasarkan pendapat diatas, maka dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan
variabel terikat.
a. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah “ sejumlah gejala atau faktor yang menentukan atau mempengaruhi ada atau
munculnya gejala atau faktor yang kedua, yang disebut variabel terikat “. ( Hadari Nawawi, 1983 : 56 )
Adapun variabel bebas dalam penelitian yang diangkat untuk diteliti adalah pengaruh kebersihan.
b. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah “ sejumlah gejala atau faktor yang muncul dan dipengaruhi atau ditentukan oleh
adanya variabel bebas “. ( Hadari Nawawi, 1983 : 57 ).
Adapun variabel terikat dalam penelitian yang diangkat untuk diteliti adalah konsentrasi belajar siswa.
Agar tidak terjadi kesalahfahaman dalam memahami istilah judul skripsi ini, maka perlu kiranya istilah
judul, adapun istilah-istilah tersebut adalah :
A. Kebersihan lingkungan
Kebersihan lingkungan adalah keterampilan yang harus dimiliki siswa untuk menciptakan dan
memelihara kebersihan yang optimal dengan kata lain kegiatan-kegiatan untuk menciptakan kondisi
lingkungan yang bersih. ( Moh uzer Usman, 1995 : 98-100 ), Adapun bentuk-bentuk indikator dari
kebersiahan lngkungan akan dijelaskan sebagai berikut :
b) Membersihkan sampah,
Maulana ( 2011 : 239 ) menjelaskan bahwa “ konsentrasi merupakan pemusatan perhatian atau pikiran
pada suatu hal ”. Daud (2010) menjelaskan bahwa konsentrasi belajar adalah pemusatan perhatian
dalam proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, dan
penilaian terhadap sikap dan nilai-nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai
bidang studi. Adapun indikator konsentrasi belajar siswa, dengan deskrifsi penelitiannya, adalah :
a) Memberikan motivasi,
b) Memberikan dukungan,
d) Memberikan nilai,
e) Memberikan hadiah.
1. Populasi Penelitian
Menurut B. Sanjdaja dan Albertus Heriyanto (2006 : 180) Populasi adalah keseluruhan objek yang
menjadi pusat perhatian penelitian dan tempat menggeneralisasikan temuan penelitian. Sedangkan
menurut Djarwanto (1995 : 105) Populasi adalah jumlah dari keseluruhan objek ( satu-satuan, individu-
individu ) yang karakteristiknya hendak diduga. Adapun kesimpulannya dari pengertian diatas bahwa
populasi adalah jumlah dari keseluruhan objek untuk dijadikan bahan penelitian dan mempunyai
karakteristik tertentu, adapun karakteristik dari penelitian ini adalah :
Sedangkan populasi dalam penelitian ini adalah kebersihan lingkungan dan siswa yang belajar di MTs. Al-
Husna Pontianak yang berjumlah 80 siswa.
2. Penentuan Sampel
Sampel penelitian adalah yang mewakili dari populasi objek penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto
( 1992 : 104 ) sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti.
Untuk mengefesienkan waktu, keterbatasan biaya, serta peneliti jumlah populasi yang masih terlalu
besar maka peneliti mengambil sampel penelitiannya saja. Adapun teknik sampel yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu Simple Random Sampling. Berdasarkan teknik yang digunakan diatas maka yang
menjadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 25 siswa MTs. Al-Husna Pontianak, yang diambil secara
acak dan refresentatif pada tiap kelas yaitu, VII, VIII, IX. Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah
pengaruh kebersihan lingkungan terhadap konsentrasi belajar siswa MTs. Al-Husna Pontianak, adapun
karakteristik dalam sampel penelitian ini yaitu :
Tabel 1
Kelas
Jumlah
Persentase
VII
25
30 %
VIII
25
30 %
IX
30
40 %
Jumlah
80
100 %
Agar penelitian ini berlangsung dengan efektif dan efisien, tentunya harus dilaksanakan dengan baik dari
segala sesuatu, termasuk juga mengenai tempat dan waktu penelitian yang akan diteliti. Mengenai
tempat yang akan diteliti dalam penelitian ini penulis mengambil tempat di Jl. 28 Oktober Gg. Hidayah
Pontianak Utara Siantan, tepatnya pada MTs. Al-Husna Pontianak, adapun alasan memilih di MTs. Al-
Husna Pontianak yaitu belum adanya data yang kongkrit dalam penelitian kebersihan lingkungan di
Sekolah tersebut. Tempat penelitian ini tidak jauh dari tempat tinggal.
Sedangkan mengenai waktu pelaksanaan penelitian, penulis belum dapat menulis secara rinci tentang
waktu penelitian ini, namun untuk mengefektifkan waktu perlu adanya kejelasan dalam penelitian ini,
adapun perkiraan waktu sementara penelitian ini yaitu pengajuan judul dan penulisan proposal
dilaksanakan pada tanggal 10 Agustus 2013, seminar dan perbaikan proposal dilaksanakan pada tanggal
10 September 2013, pada tanggal 5 Oktober 2013 meneliti ke lapangan, pada tanggal 10 Desember 2013
dilaksanakan ujian skripsi, untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut ini :
Tabel 2
No
Waktu / Tanggal
Uraian Kegiatan
Ket.
2
10 September s.d 4 Oktober 2013
10 Desember 2013
Ujian Skripsi
Untuk memperoleh data yang tepat dalam mengungkapkan masalah pada penelitian ini, maka perlu
kiranya memilih teknik pengumpulan data yang sesuai dengan tujuannya. Menurut Hadari Nawawi
( 1990 : 95 ) teknik pengumpulan data yang digunakan dalam suatu penelitian terdiri dari :
Adapun teknik dan alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Sebagai data pendukung peneliti menggunakan teknik observasi. Menurut B. Sandjaja dan Albertus
Heriyanto ( 2006 : 141 ) mendefinisikan observasi adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalui pengamatan dan pencatatan hal-hal yang tampak pada objek penelitian yaitu pengamatan
langsung kebersihan lingkungan pada saat pembelajaran berlangsung di MTs. Al-Husna Pontianak.
Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa pedoman observasi yang berbentuk check
list, sedangkan dalam pelaksanaannya peneliti menggunakan janis observasi sistematis dimana peneliti
menggunakan pedoman observasi dana alat observasi.
Peneliti mengunakan analsisi regresi, karena peneliti ini ingin mengetahui ada tidaknya pengaruh antara
kedua variabel.
Keterangan :