Anda di halaman 1dari 20

RANCANGAN USULAN PENELITIAN

PENGARUH IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP


KEBERSIHAN LINGKUNGAN SEKOLAH

(Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Pengaruh Implementasi Pendidikan Agama


Islam Terhadap Kebersihan Lingkungan Sekolah)

Mata Kuliah : Metodologi Penelitian Kuantitatif


Dosen Pembimbing : Dr. Zikri Fahrul Nurhadi

Citra Apriliani
NPM 24062120009

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS PENDIDIKAN ISLAM DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS GARUT
1.1 Latar Belakang Penelitian

Bagi manusia, lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitarnya, baik
berupa benda hidup, benda mati, benda nyata, dan termasuk manusia lainnya.
Secara ilmiah manusia berinteraksi dengan lingkungannya. Manusia terkadang
mempengaruhi lingkungan dan terkadang lingkungan yang mempengaruhi
manusia. Pentingnya lingkungan dalam mendukung kehidupan di bumi ini,
menghendaki dilakukannya prilaku menjaga kebersihan dan pengelolaan secara
berkelanjutan agar lingkungan tetap sehat. Dewasa ini masalah lingkungan telah
menjadi isu global karena menyangkut berbagai sector dan berbagai kepentingan
umat manusia. Hal ini terbukti dengan munculnya isu-isu kerusakan lingkungan.
Masalah lingkungan yang terjadi saat ini sebenernya besumber pada kesalahan
fundamentalis-filosofis dalam pemahaman atau cara pandang manusia terhadap
dirinya, alam, dan tempat manusia dalam keseluruhan ekosistem. Kesalahan itu
menyebabkan kesalahan pola perilaku manusia, terutama dalam hubungannya
dengan lingkungan. Perilaku manusia yang kurang atau tdiak bertanggungjawab
terhadap lingkungan telah mengakibatkan terjadinya berbagai macam kerusuhan
lingkungan. Kebanyakan dari mereka berfikir secara parsial dan hanya ingin
menguntungkan diri sendiri seperti masalah pembuangan sampah yang tidak
pada tempatnya, polusi udara, pencemaran air, dan lainnya.

Islam juga mengajarkan bahwa manusia harus bertanggungjawab terhadap alam


semesta yang dihadiahkan kepadanya untuk menjamin kelangsungan hidupnya.
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa manusia diciptakan sebagai khalifah di
bumi, maka sudah sepatutnya manusia bertindak secara arif dan bijaksana untuk
menjaga dan mengatur lingkungan yang baik dan tertata. Islam merupakan
agama yang mengatur semua aspek kehidupan di muka bumi, termasuk
mengenai bagaimana manusia menjaga kebersihan lingkungan. Dalam sumber
ajaran Islam yaitu Al-Qur‟an dan Al-Sunnah diterangkan bagaimana ajaran Islam
menyoroti masalah kebersihan dan kesehatan lingkungan. Hal ini menunjukan
bahwa anjuran-anjuran untuk menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan
bukanlah hal baru dalam Islam, karena sebagai agama yang menjadi rahmat bagi
sekalian alam, Islam tidak akan membiarkan manusia merusak atau mengotori
lingkungan sekitarnya. Kebersihan lingkungan itu sendiri akan sangat
berpengaruh terhadap kesalamatan manuasia yang ada disekitarnya, oleh sebab
itu menjaga kebersihan lingkungan sama pentingannya dengan menjaga
kebersihan diri. Kebersihan yaitu bebas dari kotoran atau keadaan yang menurut
akal dan pengetahuan manusia dianggap tidak mengandung noda atau kotoran.
Ahamad syauqi al-fanjari mendefinisikan kebersihan dan kesehatan lingkungan
sebagai kesehatan kegiatan menciptakan lingkungan yang sehat dan bebeas dari
penyakit dengan cara menjaga kebersihan lingkungan. Islam merupakan akidah
pertama bahkan norma ilmiah pertama yang memperkenalkan dan
memerintahkan prinsip steril yang diidentikkan dengan bersuci (Taharah). yang
dimaksud dengan istilah bersuci yaitu membersihkan dan membebaskan Sesutu
dari bakteri atau benda yang mengandung kotoran. Sedangkan sesuatu yang
kotor atau mengandung jamur diidentikkan dengan najis.1 Menurut Yususf
Al-Qardhawi kebersihan adalah salah satu unsur penting dalam perilaku beradab.
Islam mengaggap kebersihan sebagai suatu sistem peradaban dalam ibadah.
Karena itu, kebersihan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari seorang
muslim. Contoh konkritnya yaitu dalam hal shalat, seorang muslim tidak sah
shalatnya jika ia melaksanakan shalat dalam keadaan berhadas dan di tempat
yang kotor. Islam sangat memperhatikan kebersihan karena sesungguhnya Allah
menyukai kebersihan sebagaimana firman Allah dalam Q.S Al-Baqarah (2):222:
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertobat dan ia mencintai
orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Al-Baqarah [2] : 222) Dari ayat tersebut,
kita diingatkan untuk tetap bersih dan suci adalah sebagian dari iman. Dengan
mensucikan diri, berarti kita menunjukkan cinta dan pengabdian kepada Allah
SWT.(IMPLEMENTASI KEBERSIHAN KELAS TERHADAP PROSES, n.d.)
Kebersihan merupakan sebagian dari iman. Itulah slogan yang sering kita
dengar selama ini. Maka kita harus selalu menjaga kebersihan dimanapun kita
berada. Kebersihan juga penting bagi kesehatan kita, karena dalam tubuh
yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Demikian juga apabila lingkung an kelas
bersih maka siswa dapat berkonsentrasi dalam pembelajaran dan merasa
nyaman berada di dalam kelas.

Lingkungan belajar yang efektif adalah lingkungan belajar yang produktif, di mana
sebuah lingkungan belajar yang didesain atau dibangun untuk membantu
siswa meningkatkan produktifitas belajar mereka sehingga proses belajar
mengajar tercapai sesuai dengan yang diinginkan. Hal ini dapat digambarkan
dengan kemudahan para siswa dalam berfikir, berkreasi dan mampu secara aktif
dikarenakan lingkungan belajar yang bersih dan sangat mendukung
timbulnya ketertiban dan kenyamanan pada saat proses belajar mengajar
berlangsung, berbeda halnya dengan lingkungan belajar yang kotor, tentunya
akan menimbulkan kesan malas dan membosankan sehingga tidak muncul
rasa semangat yang dengan sendirinya dapat mempengaruhi minat belajar
siswa. Dengan kata lain lingkungan yang bersih merupakan salah satu faktor
timbulnya minat bagi seorang siswa untuk mengembangkan segala potensi
yang ada dalam dirinya. "Buanglah sampah pada tempatnya". Slogan itu
mungkin masih terngiang dipikiran kita sebagai seorang siswa. Tetapi
dimanapun slogan itu berada, terkadang dibeberapa sekolah masih saja ada
sampah yang menemaninya disepanjang lorong maupun didalam kelas.(Prolog)

Berdasarkan pemaparan yang telah dijelaskan, peneliti akan menyajikan kondisi


real terkait dengan fenomena tentang bagaimana Pengaruh Implementasi
Pendidikan Agama Islam terhadap Kebersihan Lingkungan Sekolah di SMP
Muhammadiyah 1 Kadungora. Pada kenyataannya, ruangan kelas yang dipakai
proses kegiatan belajar mengajar tidaklah memungkinkan untuk mewujudkan
kelas yang harmonis. Hal tersebut diperkuat oleh keberadaan kondisi lingkungan
kelas yang tidak nyaman digunakan, seperti kondisi kaca yang penuh dengan
debu dan kotoran, kondisi kolong bangku yang penuh dengan sampah, kondisi
lantai kelas yang becek, posisi meja dan kursi yang kerapkali berantakan dan
langit-langit kelas yang dihinggapi sarang laba-laba. (Fenomena umum tentang
masalah--Berdasarkan temuan peneliti di lapangan/dilingkungan sekolah).
Berdasarkan hasil temuan peneliti menjelaskan bahwa fenomena tersebut
disebabkan karena kurangnya kesadaran siswa terhadap kebersihan kelas,
rendahnya kedisiplinan siswa untuk menegakkan pola hidup bersih dan sehat,
kurangnya kerjasama antarsiswa untuk menciptakan kelas yang bersih, kurangnya
kepekaan dan ketegasan guru terhadap penerapan kebersihan kelas, kurangnya
edukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan, kurangnya kesadaran para siswa
untuk mencapai lingkungan kelas yang bersih, minimnya pemahaman bahwa
agama Islam menjunjung tinggi aspek kebersihan. (Hasil wawancara dengan salah
satu guru mata pelajaran).

Keadaan seperti ini mencerminkan keadaan kelas yang tidak sepenuhnya


nyaman ditempati oleh para siswa. Padahal seharusnya kelas yang digunakan
untuk menimba ilmu pengetahuan sangatlah perlu untuk dibenahi
keberadaannya. Kelas yang nyaman akan menciptakan pembelajaran yang jauh
lebih baik.(Menjelaskan kondisi objek disandingkan dengan fenomenanya).
Kondisi objek yang telah dijelaskan, terkait dengan pengaruh kebersihan
kelas terhadap kenyamanan proses pembelajaran PAI, maka teori yang digunakan
pada penelitian ini adalah teori Nightingale(Kebersihan). Menurut Arifin
kebersihan merupakan suatu keadaan yang tampak bersih, sehat dan indah
(Hardiana, 2018: 501). Lingkungan yang bersih merupakan hak dasar setiap
manusia dalam memperoleh kesehatan dalam penghidupannya.. Teori
Kebersihan didefinisikan sebagai teori yang menjelaskan tentang Menurut
“Kebersihan lingkungan merupakan hal yang tidak terpisahkan dari kehidupan
manusia dan merupakan unsur yang fundamental dalam ilmu kesehatan dan
pencegahan. Kebersihan merupakan sebuah cerminan bagi setiap individu dalam
menjaga kesehatan yang begitu penting dalam kehidupan sehari-hari”.
Kebersihan lingkungan merupakan suatu keadaan yang bebas dari segala kotoran
dan penyakit, yang dapat merugikan segala aspek yang menyangkut setiap
kegiatan dan perilaku lingkungan masyarakat, dimana kehidupan manusia tidak
bisa dipisahkan baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial Lastriyah
(2011:83).

Kondisi objek yang telah dijelaskan, terkait dengan pendidikan agama


Islam dalam implementasi kebersihan lingkungan sekolah, maka teori yang
digunakan pada penelitian ini adalah teori Behaviorisme. Teori Behaviorisme
didefiniskan sebagai teori yang didasarkan pada perubahan prilaku yang bisa
diamati. Behaviorisme memfokuskan diri pada sebuah pola perilaku baru yang
diulangi sampai perilaku tersebut menjadi otomatis atau membudaya. Teori
behaviorisme mengkonsentrasikan pada kajian tentang prilaku nyata yang bisa
diteliti dan diukur. Teori ini memandang pikiran sebagai sebuah kotak hitam,
dalam artian bahwa respon terhadap stimulus bisa diamati secara kuantitatif, apa
yang ada dalam pikiran menjadi diabaikan karena proses pemikiran tidak bisa
diamati secara jelas perubahan prilakunya. Pendekatan behavioristik berkembang
melalui eksperimen- eksperimen, baik pada manusia maupun pada hewan.
Terdapat empat prinsip filosofis utama dalam pengembangan teori ini yaitu :
Manusia adalah binatang yang sangat berkembang dan manusia belajar dengan
cara yang sama seperti yang telah dilakukan binatang lainnya; pendidikan adalah
proses perubahan perilaku; peran guru adalah menciptakan lingkungan
pembelajaran yang efektif; efisiensi, ekonomi, ketepatan dan obyektivitas
merupakan perhatian utama dalam pendidikan. (Asfar, 2019)

Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon.


Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan
perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang
berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang
diberikan guru kepada siswa, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan
siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi
antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat
diamati dan tidak dapat diukur. Dapat diamati adalah stimulus dan respon. Oleh
karena itu, apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh
siswa (respon) harus dapat diamati dan diukur.

Asumsi dasar pada teori Behaviorisme adalah berorientasi pada hasil yang
dapat diukur dan diamati.Pengulangan dan pelatihan digunakan supaya perilaku
yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan. Hasil yang diharapkan dari penerapan
teori behavioristik ini adalah terbentuknya suatu perilaku yang diinginkan. Perilaku
yang diinginkan mendapat penguatan positif dan perilaku yang kurang sesuai
mendapat penghargaan negatif. Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang
tampak. Dalam teori belajar ini guru tidak banyak memberikan ceramah, tetapi
instruksi singkat yang diikuti contoh baik dilakukan sendiri maupun melalui
simulasi. (Karya, 2019)

Menurut Gredler (1986:42) teori behavioristik (tingkah laku) adalah


perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi stimulus dan
respon. Selanjutnya Gredler (2011:73) juga menjelaskan behaviorisme
mendefinisikan belajar sebagai perubahan perilaku dan mengidentifikasi stimuli
dan respon spesifik sebagai fokus riset. Pengkondisian klasik menunjukkan
bahwa penjajaran stimuli dapat menghubungkan reaksi terhadap stimuli baru.
Selain konstribusi untuk psiklogi (deskripsi neuroses dan faktor dalam
kecanduan obat), pengkondisian klasik juga membahas aspek-aspek dari
situasi sehari-hari Misalnya, bagi anak, rekasi parental yang dipasangkan
dengan stimuli asing sering menjadi isyarat bagi rekasi pendekatan atau
penghindaran si anak.

Pada penelitian ini terbagi menjadi dua variable, yaitu variable


idenpedent (X) tentang Pendidikan Agama Islam dan variable devendent (Y)
tentang kebersihan lingkungan sekolah. Pendidikan Agama Islam merupakan
salah satu mata pelajaran di sekolah yang mengajarkan akhlak. Dimana
pembelajaran PAI ini bertujuan untuk membentuk perkembangan kepribadian
siswa ke arah yang positif. Pembinaan dan pengarahan dalam pendidikan
diharapkan dapat memberikan kontribusi yang besar untuk pembentukan akhlak
terpuji pada diri siswa. Karena setiap muatan pendidikan tidak untuk
mengembangkan hal-hal yang buruk melainkan demi mengurangi atau
menghilangkan bibit yang tidak baik. Pendidikan Agama Islam sangat penting bagi
peserta didik dimana pertumbuhan dan perkembangan peserta didik sangat
memerlukan tuntunan, bimbingan dan dorongan serta pengarahan agar anak
dapat mengusai dan mengamalkan ajaran Islam secara baik dan benar.
Pendidikan Agama ialah proses mengubah tingkah laku individu peserta didik
pada kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya. Proses tersebut
dilakukan dengan cara pendidikan dan pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi
dan profesi diantara sekian banyak profesi asasi dalam masyarakat. (Alihar, 2018).

Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha yang sistematis dan


prakmatis dalam membimbing anak didik yang beragama Islam dengan cara
sedemikian rupa, sehingga ajaran–ajaran Islam itu benar – benar dapat menjiwai,
menjadi bagian yang integral dalam dirinya, yakni ajaran Islam itu benar–benar di
pahami, di yakini kebenarannya, di amalkan menjadi pedoman hidupnya, menjadi
pengontrol terhadap perbuatan, pemikiran dan sikap mental. Dari keterangan
tersebut dapat di ketahui bahwa agama adalah peraturan yang bersumber dari
Allah Swt, yang berfungsi untuk mengatur kehidupan manusia, baik hubungan
manusia dengan sang pencipta maupun hubungan antar sesamanya yang di
landasi dengan mengharapkan ridha Allah Swt, untuk mencapai kebahagiaan di
dunia dan akhirat. (Anggraini, 2018).

Adapun dimensi dan indikator dari variable Y (kebersihan) Kebersihan adalah


salah satu tanda dari keadaan higenis yang baik. Manusia perlu menjaga
kebersihan lingkungan dan kebersihan diri agar sehat, tidak bau, tidak malu, tidak
menyebarkan kotoran, atau menularkan kuman penyakit bagi diri sendiri maupun
orang lain. Kebersihan badan meliputi kebersihan diri sendiri, seperti mandi,
menyikat gigi, mencuci tangan dan lainnya.

Kebersihan lingkungan adalah kebersihan tempat tinggal, tempat bekerja dan


berbagai sarana umum. Kebersihan tempat tinggal dilakukan dengan cara
mengelap jendela dan perabot rumah tangga,menyapu dan mengepel lantai,
serta membuang sampah. Kebersihan lingkungandimulai dari menjaga
kebersihan halaman dan selokan, dan membersihkan jalan di depan rumah dari
sampah.(Pengaruh Kebersihan, n.d.) Kebersihan dan kerapian sangat penting dan
diperlukan agar seseorang disenangi dan diterima dalam pergaulan, tetapi juga
karena kebersihan diperlukan agar seseorang dapat hidup secara sehat (Tarwoto
& Wartonah 2006).

Adapun dimensi dan indicator dari variable Y Pokok permasalahan pada


penelitian ini adalah keberadaan kondisi lingkungan kelas yang tidak nyaman
digunakan, seperti kondisi kaca yang penuh dengan debu dan kotoran, kondisi
kolong bangku yang penuh dengan sampah, kondisi lantai kelas yang becek,
posisi meja dan kursi yang kerapkali berantakan dan langit-langit kelas yang
dihinggapi sarang laba-laba. Berdasarkan hasil temuan peneliti yang menjadi
pokok permasalahan pada penelitian ini adalah kurangnya kesadaran siswa dan
pelaku di sekolah. Hal ini sependapat dengan pernyataan salah penelitian yang
berjudul ”Implementasi Kebersihan Kelas Terhadap Proses Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam Siswa Mts Wujuhul Khair Lebak Wangi”.

Pokok permasalahan pada penelitian ini adalah mengindikasikan bahwa


terdapat kesenjangan antara Pendidikan agama islam dan kebersihan lingkungan
sekolah. Kesenjangan tersebut terjadi kurangnya implementasi Pendidikan agama
islam terhadap kebersihan lingkungan sekolah. Penelitian yang dilakukan oleh
peneliti, maka sejalan dengan penelitian terdahulu yang berjudul Pengaruh
Kebersihan Kelas Terhadap Konsentrasi Belajar. Pokok masalah pada penelitian
terdahulu ini adalah menggambarkan bagaimana pegaruh kebersihan kelas
terhadap konsentrasi belajar siswa. Pendekatan penelitian terdahulu ini
menggunakan pendekatan kuantitatif. yaitu pencarian secara teoritik maupun
empirik (Harun Rasyid 2000: 71). Sedangkan metode yang digunakan adalah
metode deskriptif (menggambarkan apa adanya). Metode deskriptif digunakan
untuk menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta dan sifat-sifat populasi yang telah ditentukan sebelumnya. Hasil
penelitian terdahulu ini menunjukkan bahwa kebersihan kelas sangat
berpengaruh dalam konsentrasi belajar siswa, ketika kelas kotor maka siswa
merasa tidak nyaman dan kurang fokus ketika pembelajaran berlangsung,
kebanyakan siswa tidak dapat berkonsentrasi belajar jika ruangan kelas yang
ditempatinya itu kotor. kalau kita dapat persentasi tanggapan siswa itu sekitar 72
% yang tidak dapat berkonsentrasi dan sekitar 28 % yang masih bisa
berkonsentrasi, sebaliknya ketika kelas itu bersih maka konsentrasi belajar siswa
akan menjadi nyaman dan fokus.(Pengaruh Kebersihan, n.d.)

Perbedaan dan persamaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan


penelitian terdahulu adalah pengaruh kebersihan kelas terhadap konsentrasi
belajar siswa. Adapun penelitian yang dilakukan peneliti adalah pengaruh
implementasi pendidikan agama islam terhadap kebersihan lingkungan sekolah,
sedangkan persamaanya sama-sama meneliti terntang kebersihan.

Kebaruan dari penelitian ini adalah menjelaskan bagaimana implementasi


pendidikan agama islam terhadap kebersihan lingkungan sekolah. Argumentasi
peneliti memilih topik tentang implementasi pendidikan agama islam terhadap
kebersihan lingkungan sekolah adalah munculnya ketertarikan untuk memberikan
penguatan bahwa kebersihan di lingkungan sekolah merupakan hal yang harus
diperhatikan, dilihat dari perspektif pendidikan agama islam. Alasan pemilihan
lokasi SMP Muhammadiyah 1 Kadungora adalah pernah menjadi bagian dalam
sekolah tersebut. maka peneliti merefresentasikan penelitian ke dalam judul
“Pengaruh Implementasi Pendidikan Agama Islam Terhadap Kebersihan
Lingkungan Sekolah”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka dapat di rumuskan


permasalahan sebagai berikut.

1. Bagaimana pembelajaran Pendidikan agama islam di SMP


Muhammadiyah 1 Kadungora?
2. Faktor apa saja yang menyebabkan kelas menjadi kotor?
3. Bagaimana pengaruh implementasi pendidikan agama islam terhadap
kebersihan lingkungan sekolah?
1.3 Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Rendahnya kedisiplinan siswa untuk menegakkan pola hidup bersih dan


sehat
2. Kurangnya kerjasama antarsiswa untuk menciptakan kelas yang bersih
3. Kurangnya kepekaan dan ketegasan guru terhadap penerapan kebersihan
kelas
4. Kurangnya edukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan
5. Kurangnya kesadaran para siswa untuk mencapai lingkungan kelas yang
bersih
6. Minimnya pemahaman bahwa agama Islam menjunjung tinggi aspek
kebersihan
1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian
1. Untuk mendeskripsikan pembelajaran Pendidikan agama islam di SMP
Muhammadiyah 1 Kadungora
2. Untuk mendeskripsikan faktor yang menyebabkan kelas menjadi kotor
3. Untuk mendeskripsikan pengaruh implementasi pendidikan agama islam
terhadap kebersihan lingkungan sekolah
1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1.5.1 Manfaat Penelitian Teoritis

Bagi dunia pendidikan, khususnya pendidikan agama Islam, diharapkan dapat


mengembangkan hasanah keilmuan dan pengetahuan pada umumnya, serta
dapat memberi masukan dan informasi secara teoritis mengenai bagaimana
implementasi kebersihan pada proses pembelajaran PAI di SMP Muhammadiyah
1 Kadungora. Selain itu, diharapkan penelitian ini menjadi tambahan referensi
kajian tentang implementasi kebersihan kelas serta meningkatkan kesadaran
siswa untuk menjaga kebersihan di sekolah.

1.5.2 Manfaat Penelitian Praktis

Adapun manfaat praktis dari adanya penelitian ini yaitu:

a. Bagi guru, yaitu memberikan motivasi dan penguatan untuk


membimbing siswa agar senantiasa menjaga kebersihan pada dirinya
b. Bagi siswa, yaitu setelah adanya penelitian ini siswa diharapkan dapat
meningkatkan kesadaran dirinya sendiri untuk memelihara kebersihan
kelas.
c. Bagi peneliti, yaitu sebagai calon pendidik agar dapat menambah
pengalaman keilmuan sebagai peneliti dan mendapat pengetahuan baru.
1.6 Kerangka Pemikiran

1.7 Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan yang sifatnya sementara dan dibuat


berdasarkan fakta yang ada serta akan dibuktikan kebenarannya. Maka dugaan
sementara penelitian ini berdasarkan tinjauan dari teori yang telah dikemukakan
adalah sebagai berikut:

Ho: Tidak terdapat pengaruh impelementasi pendidikan agama Islam terhadap


kebersihan lingkungan sekolah di SMP Muhammadiyah 1 Kadungora Garut
Hi: Terdapat pengaruh pendidikan agama Islam terhadap kebersihan lingkungan
sekolah di SMP Muhammadiyah 1 Kadungora Garut

Mengacu pada hipotesis diatas, untuk hipotesis penelitian ini adalah terdapat
pengaruh impelementasi pendidikan agama islam terhadap kebersihan
lingkungan sekolah di SMP Muhammadiyah 1 Kadungora: “Apabila implementasi
pendidikan agama islam baik, maka tercermin pada kebersihan lingkungan
sekolah”.

1.8 Penelitian terdahulu

No. Penelitian terdahulu Persamaan Perbedaan


1 Mardiah, K. 2021. Peranan Guru Sama-sama Fokus penelitian
dalam Meningkatkan meneliti terkait peran guru dalam
Kedisiplinan Siswa (Penelitian di peranan guru meningkatkan
MI Al Muttaqin 82 Kecamatan dalam kedisiplinan
Cigedug Garut. Skripsi. Program meningkatkan siswa, sedangkan
Studi Pendidikan Guru Madrasah kedisplinan siswa penelitian penulis
Ibtidaiyah. Garut. adalah peran
guru dalam
membina siswa
untuk menjaga
kebersihan
sekolah.

2 Hidayat, Saepul. 2019. Sama-sama Fokus penelitian


Implementasi Thaharah Bagi meneliti terkait implementasi
Santri di Lingkungan Pondok kebersihan thaharah bagi
Pesantren I’tisaumul Ummat santri, sedangkan
Cikelet Garut. Skripsi. Program penelitian penulis
adalah
studi Pendidikan Agama Islam. implementasi
Garut kebersihan
lingkungan
sekolah

3 Indah, Siti. 2019. Implementasi Sama-sama Fokus penelitian


Pendidikan Karakter di Sekolah meneliti terkait implementasi
(Penelitian di MA Ma’arif implementasi pendidikan
Peundeuy Garut). Skripsi. pendidikan karakter,
Program studi Pendidikan Agama karakter di sedangkan
Islam. Garut. sekolah penelitian
peneliti adalah
implementasi
pendidikan
agama islam
1.9 Metodologi Penelitian
1. Objek Penelitian

Penelitian ini berlokasi di SMP Muhammadiyah 1 Kadungora yang terletak di


Kelurahan Karangmulya Kecamatan Kadungora Garut.

2. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau pelaksanaan penelitian yang


didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan idealis
pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi.

Menurut Sugiyono (2017), “Metode penelitian pada dasarnya adalah merupakan


cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan
yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan.
Dalam penelitian ii menggunakan metode kuantitatif, dengan Teknik analisis
deskriptif inferensial, yaitu penelitian yang diambil berdasarkan fenomena yang
terjadi dengan mengambil kesimpulan dari data hasil sampel dengan
menggunakan uji statistik.

3. Operasional Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variable yaitu variable bebas (X) dan variable
terikat (Y). Menurut Sugiyono (2017:39) variable bebas (variable independent)
adalah variable yag memengaruhi atau yang menjadi sebab peubahannya atau
timbulnya variable independent (terikat). Dalam penelitian ini yang menjadi
variabel bebas adalah pengaruh implementasi Pendidikan islam. Sedangkan
variable terikat (variabel independen) merupakan variable yang dipengaruhi atau
menjandi akibat, karena adanya variable bebas. Yang menjadi variabel terikat
dalam penelitian ini adalah kebersihan lingkungan sekolah.

Operasionalisasi variabel-variabel penelitian tersebut tercantum dalam table


berikut:

Variabel Dimensi Indikator Item


Implementasi Keimanan 1. Bertakwa kepada Allah 1
Pendidikan Islam Swt.
(variabel X) 2. Kesadaran diri
3. Adaptasi

Kemampuan 1. Konsentasi 2
belajar 2. Pola belajar
3. Perencanaan
Pendidikan lanjutan

Pengembangan 1. Keterampilan 3
diri melakukan sesuatu
2. Pemahaman terhadap
materi
3. Pengaplikasian materi
yang diterima

Kebersihan Kebersihan 1. Tidak terdapat sampah 4


Lingkungan lapangan sekolah yang berserakan
Sekolah (variabel 2. Saluran air dalam
Y) selokan tidak
tersumbat

Kebersihan kelas 1. Tidak terdapat sampah 5


yang menumpuk di
kolong bangku
2. Lantai dan kaca yang
bersih

Kebersihan toilet 1. Toilet tidak tercium 6


bau pesing
2. Lantai yang bersih
3. Air yang tidak
tergenang

4. Sumber dan Jenis Data

Menurut Sugiyono sumber data yaitu sumber subjek dari tempat mana yang
didapatkan. Sumber data yang dikumpulkan dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu data primer dan data sekunder.

5. Populasi dan Sampel Penelitian


a. Populasi penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang


mempunyai kualias dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dielajari kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi
juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah
yang ada pada objek/subjekyang dipelajari, tetapi meliputi seluruh
karakteristik/sifat yang dimiliki oleh objek/subjek itu (Sugiyono, 2017:80)

Jumlah siswa di SMP Muhammadiyah 1 Kadungora yaitu 473 siswa, dengan


jumlah kelas 15 kelas, kelas VII 157 siswa, kelas VIII 159 siswa, kelas IX 157 siswa,
yang diajukan sebagai populasi dalam penelitian ini adalah kelas VIII SMP
Muhammadiyah 1 Kadungora sebanyak 159 siswa.

Populasi dan Jumlah Sampel

No. Kelas Populasi Jumlah Sampel


1 VIII-A 33 6
2 VIII-B 31 6
3 VIII-C 33 6
4 VIII-D 30 7
5 VIII-E 32 7
Jumlah 159 32
b. Sampel penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua
yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu,
maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.
Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannnya akan dapat diberlakukan
untuk populasi (Sugiyono, 2017: 81)
Berdasarkan pendapat di atas, maka penulis mengambil sampel 20% dari semua
populasi yang ada, dengan perhitungan (20x159:100)=31,8 dibulatkan menjadi
32. Jadi, penulis menetapkan responden sebanyak 32 orang.

6. Teknik pengumpulan data

Menurut Sugiyono (2017:224) menyatakan bahwa “Teknik pengumpulan data


merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama
dari penelitian adalah mendapatka data. Adapun teknik pengumpulan data serta
bahan-bahan dalam penelitian dilakukan dengan cara observasi, wawancara,
angket (kuisioner) dan dokumentasi.

Pedoman Skor Jawaban Angket

No. Jawaban Skor


1 Sangat setuju/selalu/sangat baik 5
2 Setuju/sering/baik 4
3 Ragu-ragu/kadang-kadang/kurang baik 3
4 Tidak setuju/pernah/tidak baik 2
5 Sangat tidak setuju/tidak pernah/sangat tidak baik 1

7. Teknik Analisis Data


a) Uji Validitas
b) Uji Reabilitas
c) Uji Kolerasi
d) Uji Determinasi

Daftar Pustaka

Aisyah, Nur. “Penerapan Kebersihan Lingkungan Dalam Proses Belajar Mengajar


Pendidikan Agama Islam di SD Inpres Lakiung Kecamatan Somba Opu Kabupaten
Gowa” Makassar: UMM, 2018.
Khairil Fazeri, Muhammad. Peran Siswa Dalam Menjaga Kebersihan Sekolah di
SDN 5 Sungai Ulin Banjarbaru, Banjarmasin: UIN Antasari, 2020.

Odja, Rostina. Meningkatkan Kepedulian Kebersihan Lingkungan Sekolah Melalui


Bimbingan Kelompok Teknik Diskusi Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1
Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo: UN Gorontalo, 2014.

Nafsatul Rohmah, Siti. Konsep Kebersihan Lingkungan Dalam Persfektif


Pendidikan Islam, Salatiga: IAIN Salatiga, 2017.

Wicaksono, Rizky Prio. Kebersihan Lingkungan Hidup Dalam Sudut Pandang


Pendidikan Islam, Semarang: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018.

Karomah, Fatma. Pendidikan Kebersihan Lingkungan Pada SD Alam


Muhammadiyah Banjarbaru, Banjarmasin: UIN Antasari Banjarmasin, 2021.

Muttaqin, Implementasi Keterampilan Pengelolaan Kelas Dalam Pembelajaran PAI


di SMP Negeri 1 Mranggen, Semarang: IAIN Walisongo Semarang, 2009.

Anda mungkin juga menyukai