Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN KEGIATAN ROAD SHOW

TANGGAL 28 JANUARI 2019

UNIT :
INSTALANSI BEDAH SENTRAL (IBS)
1. NS. YOGI WIDIA PUTRA, S.KEP
2. NS. LUH GEDE DWI AMERTHAWATI, S.KEP
3. NI MADE SUPARTINI, AMD. KEP
4. I KADEK SUPARDIANA, AMD. KEP
5. DEWA GEDE SUDIRGAYASA, AMD. KEP

RUMAH SAKIT UMUM GANESHA


TAHUN 2019

LAPORAN KEGIATAN ROAD SHOW

Isi Pokok Bahasan : Etika dan Peningkatan Komunikasi Efektif Keperawatan


Sub PokokBahasan : Etika Keperawatan dan Kebidanan (Kedisiplinan/Peraturan
Tenaga Keperawatan RSU Ganesha, Kegiatan Harian dan Uraian Jadwal Jaga, Timbang
Terima/Operan Perawat Ruangan, Teknik Komunikasi SBAR.
Sasaran : Seluruh perawat RSU Ganesha
Hari/Tanggal : Senin, 28 Januari 2019.
Waktu : 15 menit tiap unit.
Tempat : Setiap unit keperawatan
Penyuluh : Seluruh Tim IBS

A. Latar Belakang Penyuluhan


Keperawatan merupakan salah satu profesi yang berkecimpung untuk
kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu yang sehat
maupun yang sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidup sehari-harinya. Salah satu yang
mengatur hubungan antara perawat pasien adalah etika. Istilah etika dan moral sering
digunakan secara bergantian. Sehingga perawat perlu mengetahui dan memahami tentang
etik itu sendiri termasuk didalamnya prinsip etik dan kode etik.. Kode etik keperawatan
mengatur hubungan antara perawat dan pasien, perawat terhadap petugas, perawat
terhadap sesama anggota tim kesehatan, perawat terhadap profesi dan perawat terhadap
pemerintah, bangsa dan tanah air. Pada hakikatnya keperawatan sebagai profesi
senantiasa mangabdi kepada kemanusiaan, mendahulukan kepentingan masyarakat diatas
kepentingan pribadi, bentuk pelayanannya bersifat humanistik, menggunakan pendekatan
secara holistik, dilaksanakan berdasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan serta
menggunakan kode etik sebagai tuntutan utama dalam melaksanakan pelayanan/asuhan
keperawatan. Dengan memahami konsep etik, setiap perawat akan memperoleh arahan
dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang merupakan tanggung jawab moralnya dan
tidak akan membuat keputusan secara sembarangan.

B. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 1 x 15 menit diharapkan perawat RSU
Ganesha dapat memamhami tentang etika keperawatan.
2. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 1 x 15 menit diharapkan perawat
mampu :
1. Mampu menjelaskan prosedur kedisiplinan / peraturan bagi perawat/bidan di
RSU Ganesha.
2. Mampu menjelaskan kegiatan harian dan uraian jadwal jaga.
3. Mampu menjelaskan prosedur timbang terima operan perawat ruangan.
4. Mampu menjelaskan tentang teknik komunikasi SBAR (definisi, keuntungan,
metode SBAR).

C. Materi Penyuluhan
1. Prosedur kedisiplinan / peraturan bagi perawat/bidan di RSU Ganesha.

2. Kegiatan harian dan uraian jadwal jaga.

3. Prosedur timbang terima operan perawat ruangan.

4. Teknik komunikasi SBAR (definisi, keuntungan, metode SBAR).

D. Metode Penyuluhan
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah metode ceramah dan diskusi

E. Alat/Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah lembar balik dan SPO

F. Sasaran
Sasarannya dari penyuluhan ini adalah seluruh perawat di RSU Ganesha.
Target jumlah peserta minimal adalah 10 orang.

G. Waktu
1. Hari/Tanggal : Senin, 28 Janjuari 2019
2. Jam : 08.00 WITA

H. Lokasi dan Seting Tempat

3 2 1

4
Keterangan gambar :

Mo
1 Penyaji

1.2 Penyaji

3 Penyaji

4 Penyaji
Peserta

I. Proses Kegiatan
NO TAHAP KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA

1. Pembukaan  Salam pembuka  Menjawab salam


 Memperhatikan
 Perkenalan
( 3 menit )  Memperhatikan
 Menjelaskan tujuan dari kegiatan
road show

2. Pelaksanaan 1. Menjelaskan prosedur Etika


 Memperhatikan
Keperawatan (Kedisiplinan/
( 10 menit )
Peraturan Tenaga Keperawatan
RSU Ganesha.
 Memperhatikan
2. Menjelaskan prosedur Kegiatan
Harian dan Uraian Jadwal Jaga.
3. Menjelaskan prosedur Timbang  Memperhatikan penjelasan
Terima / Operan Perawat Ruangan. penyaji
4. Menjelaskan tentang teknik
komunikasi SBAR (definisi,  Memperhatikan
keuntungan, metode SBAR).

3. Penutup Mengakhiri pertemuan dengan Menjawab salam


mengucapkan salam
(2 Menit)

J. Pengorganisasian
1. Penyaji : Ns. Yogi Widia Putra, S.Kep
2. Penyaji : Ns. Luh Gede Dwi Amerthawati, S.Kep
3. Penyaji : Ni Made Supartini, Amd. Kep
4. Penyaji : I Kadek Supardiana, Amd. Kep
5. Penyaji : Dewa Gede Sudirgayasa, Amd. Kep

K. Hasil Kegiatan
Setelah mengikuti proses penyuluhan selama 15 menit diharapkan perawat mampu untuk
memahami tentang :
1. Prosedur etika keperawatan (Kedisiplinan/ Peraturan Tenaga Keperawatan RSU
Ganesha.
2. Prosedur kegiatan harian dan uraian jadwal jaga.
3. Prosedur timbang terima / operan perawat ruangan.
4. Teknik komunikasi SBAR (definisi, keuntungan, metode SBAR).

L. Rencana Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Alat
Diharapkan alat penunjang saat dilakukan penyuluhan tersedia dan sesuai dengan
materi yang disajikan
b. Laporan Kegiatan Road Show
Laporan sudah siap 2 hari sebelum kegiatan
c. Materi Penyuluhan
Materi sudah siap dan dipelajari 2 hari sebelum pendidikan kesehatan
d. Informasi secara lisan
Diharapkan materi penyuluhan ringan dan mudah dimengerti oleh sasaran
kegiatan road show.

2. Evaluasi Proses
a. Penyuluhan berjalan lancar
Diharapkan penyuluhan dan kegiatan road show berjalan dengan lancar, peserta
memperhatikan penjelasan perawat, peserta aktif bertanya dan media dapat
digunakan secara efektif.
b. Kehadiran sasaran sesuai target apa tidak
Diharapkan sasaran yang ditentukan hadir sesuai target
c. Sasaran tidak ada meninggalkan tempat selama penyuluhan
Diharapkan peserta road show tidak meninggalkan tempat pada saat penyuluhan
sedang berlangsung.
3. Evaluasi Hasil
Setelah mengikuti proses penyuluhan selama 15 menit diharapkan perawat mampu
untuk memahami tentang :
1. Prosedur etika keperawatan (Kedisiplinan/ Peraturan Tenaga Keperawatan RSU
Ganesha.
2. Prosedur kegiatan harian dan uraian jadwal jaga.
3. Prosedur timbang terima / operan perawat ruangan.
4. Teknik komunikasi SBAR (definisi, keuntungan, metode SBAR).

M. Lampiran – lampiran
1. Materi
2. Daftar absensi
3. Bukti penyuluhan

LAMPIRAN MATERI

A. Prosedur Etika Keperawatan dan Kebidanan (Kedisiplinan/Peraturan Tenaga


Keperawatan RSU Ganesha)
1. Peraturan penampilan tenaga keperawatan/ penggunaan baju seragam/dinas dan atribut
lainnya di RSU Ganesha.
a. Baju seragam dinas hanya dipakai waktu dinas di RS (saat jam dinas tidak keluar
memenuhi kepentingan yang tidak berhubungan dengan kegiatan RSU Ganesha
dengan menggunakan baju dinas).
b. Selama memakai baju seragam penampilan sesuai dengan peran dan fungsinya.
c. Penggunaan make up yang wajar dan perhiasan tidak berlebihan (cincin, giwang,
kalung tidak mencolok).
d. Penggunaan make uap bagi wanita wajar/standar terdiri dari :
1) Pelembab (mouistirizer).
2) Alas bedak (foundation).
3) Lipstik (warna stadar merah/pink).
4) Eye shadow (warna standar : coklat, pink, merah).
5) Blush on (warna minimal standar : merah/pink atau disesuaikan).
e. Penggunaan make up tambahan lainnya boleh/dapat dilakukan seperti mascara, eye
liner, nose shadow.
f. Pakaian dinas tidak dipakai di luar dinas kecuali yang berhubungan dengan kegiatam
RSU Ganesha.
g. Bau badan standar minimal wajib wangi (penggunaan parfum tidak mencolok).
h. Pemakaian bros di baju yang standar.
i. Kuku tidak boleh panjang dan warna kutek tidak mencolok.
j. Rambut harus rapi (yang panjang : diikat dan memakai jepit rambut/jaring rambut,
yang pendek : harus rapi).
k. Bagi perawat/bidan (wanita) : wajib memakai kap saat jam dinas sampai selesai jam
jaga/shift.
l. Malam hari kap dilepas setelah pukul 22.00 WITA.
m. Saat jaga tidak boleh memakai sandal (apapun jenis sandal tidak diperbolehkan).
n. Memakai sepatu dengan warna yang disepakati bersama dan hak sepatu tidak
berbunyi keras.
o. Perawat laki-laki harus rambut pendek dan rapi.

2. Pembinaan sikap mental.


Disiplin waktu kerja :
a. Sesuai dengan jam kerja yang telah ditentukan.
b. Aktivitas selama keberadaannya bertugas sesuai dengan jabatannya sebagai perawat
pelaksana (bidan/perawat)/Katim/Karu/Ka.Unit.
c. Bila keluar rumah sakit saat jam kerja karena suatu alasan yang sangat penting harus
seijin atasan langsung :
1) Pelaksana perawatan seijin Karu/Katim/Ka. Unit.
2) Katim seijin Karu/Ka.Unit/Ka.Bid
3) Karu seijin Ka. Unit/ Ka.Bid
4) Ka. Unit/Ka.Bid seijin Manajer Yan/Manager SDM/Personalia.
d. Tidak meninggalkan area tempat kerja tanpa ijin dari atasan sesuai tingkatan hirarki
perijinan.
e. Tanggung jawab : bertanggung jawab terhadap tugas-tugas yang diberikan.
f. Peduli : cepat dan tanggap terhadap situasi dan kondisi.
g. Rajin dan Taat : dapat menyelesaikan tugas sesuai tepat ada dan waktunya sesuai
dengan peraturan-peraturan.
h. Jujur dalam kata-kata dan perbuatannya.
i. Kreatif : mempunyai usaha-usaha untuk kemajuan dan peka terhadap perubahan.
j. Rahasia jabatan : status pasien dijaga keamananya, dijaga jangan sampai
hilang/tercecer, dibaca oleh pihak-pihak yang tidak berkompeten, keluarga pasien.
k. Diagnosa penyakit pasien tidak boleh dibicarakan secara terbuka kecualidiminta oleh
dokter/hukum untuk kepentingan pasien.

3. Pembinaan etika keperawatan


Etika keperawatan merupakan suatu hal yang sangat mendasar yang sangat penting
untuk dimiliki oleh setiap perawat. Tingkat pemahaman serta kemampuan untuk
menerapkan etika perawatan akan mewarnai kepribadian seorang perawat dalam
mengemban misi profesinya.

4. Etika Keperawatan/Kebidanan diterapkam dengan menjunjung tinggi kaidah-kaidah


yang berlaku dengan cara :
a. Berbicara yang sopan dan ramah.
b. Berusaha memberi salam kepada siapapun terlebih kepada pasien dan kepada orang
yang lebih tua.
c. Melakukan tugas keperawatan/kebidanan sesuai jabatan yang diduduki (perawat
pelaksana/Katim/Karu/Ka.Unit).
d. Tidak meninggalkan tempat tugas tanpa ijin atasan langsung.
e. Jadwal jaga yang telah disusun harus dilaksanakan dan jika ada penukaran jadwal
jaga harus memnita ijin terlebih dahulu dengan Karu/Katim/Ka.Unit/Ka. Bidang
Keperawatan.
f. Menyampaikan permintaan maaf secara sportif bila melakukan kesalahan dan tidak
mengulanginya lagi.
g. Melaksanakan semua kegiatan keperawatan/kebidanan dengan jujur, ikhlas dan
penuh tanggung jawab.
h. Tidak membedakan (pilih kasih) terhadap status pasien yang dilayani (ekonomi,
suku, ras, agama, social, dll).
i. Berusaha tidak meminjam barang-barang teman sejawat dan bila terpaksa harus ingat
mengembalikan dengan kodisi sama sebelumnya.
j. Tidak membiasakn diri membicarakan masalah orang lain.
k. Hal-hal yang tidak terpuji dilakukan perawat adalah berbicara keras-keras atau
tertawa terbahak-bahak atau bergurau di ruangan/di depan pasien yang sedang dalam
keadaan kritis/terminal, kesakitan, istirahat tidur karena pasien ingin suasana yang
tenang.
l. Menerima telepon atau menelepon seseorang seharusnya berbicara dengan sopan dan
seperlunya saja.
m. Perawat harus mencatat pesan pasien dan menyampaikan dengan benar sesuai
dengan isi pesan kepada orang yang dituju.
n. Perawat dapat dipercaya dan memegang tegush rahasia pasien/jabatan yang
dipercayakan kepadanya.
o. Menciptakan suasana kerja yang kondusif dalam tim kerja.
p. Perawat dapat menjaga penampilan dirinya dengan baik.
q. Harus menerapkan 3S antar rekan sejawat/profesi lain dan pasien/keluarga pasien.
r. Merupakan sikap yang kurang baik bila perawat :
1) Tidak bersedia mendengar keluhan pasien/mengabaikannya.
2) Tidak tanggap terhadap panggilan pasien.
3) Tidak minta ijin bila melakukan tindakan keperawatan.
4) Bersikap cemberut di hadapan pasien.
5) Berbicara tidak menentu (ngedumel) di hadapan pasien.
6) Berbicara kasar/membentak pasien atau keluarganya.
7) Tidur pada saat bertugas (harus disesuaikan dengan jam tidur yang telah
disepakati bagi yang disepakati bagi yang shift malam).
8) Meninggalkan area tempat kerja dalam waktu yang lama.
s. Merupakan sikap tidak terpuji dan melanggar hukum bila perawat :
1) Tidak memberikan obat atau melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan
program perawatan/ medis.
2) Mengambil ataua mengurangi yang menjadi hak pasien.
3) Tidak memelihara atau mempertanggung jawabkan barang-barang milik pasien
yang tidak sadar dana tau tidak ada keluarga.
4) Meminta imbalan pribadi kepada pasien atau keluarga pasien.
5) Menggiring pasien untuk dirawat di luar RS untuk kepentingan pribadi atau
pihak lain.
t. Perawat tidak diperkenankan meminjam barang-barang milik pasien.
u. Merupakan suatu perbuatan melanggar etik, hukum, dan moral bila perawat segera
tidak melapor bila telah melakukan asuhan atau pelayanan keperawatan.
v. Membuat ataua menulis laporan perkebangan pelaksanaan asuhan keperawatan tidak
sesuai dengan kenyataan.
w. Adalah sangat tidak etis bila perawat merawat jenazah dengan benar sesuai dengan
martabat dan kepercayaannya.
5. Etika keperawatan/kebidanan wajib ditaati oleh seluruh tenaga keperawatan
(perawat/bidan).

B. Prosedur Kegiatan Harian dan Uraian Jadwal Jaga


1. Kegiatan harian.
a. Shift pagi
Uraian tugas :
1) Meneriam operan jaga (timbang terima).
2) Persiapan pasien untuk tindakan asuhan keperawatan.
3) Melaksanakan asuhan keperawatan sesuia dengan kebutuhan pasien.
4) Visite dokter.
5) Dokumentasi program terapi dokter dan melaksanakan konsul jika ada.
6) Tindakan keperawatan (pengukuran vital sign, pembagian obat oral, dll).
7) Dokumentasikan asuhan keperawatan.
8) Mempersiapkan keadaan ruangan dengan melengkapi semua yang kurang/habis
di ruangan termasuk RM keperawatan.
9) Pengamprahan BHP, stok obat, inventarisasi.
10) Menata dan merapikan ruangan.
11) Persiapan operan jaga (timbang terima).
b. Shift siang (13.00-19.00 WITA).
1) Menerima operan jaga.
2) Melaksanakan asuhan keperawatan.
3) Dokumentasikan asuhan kepewrawatan.
4) Mempersiapkan keadaan ruangan dengan melengkapi semua yang kurang/habis
di ruangan termasuk RM keperawatan.

5) Pengamprahan BHP, stok obat, inventarisasi.


6) Menata dan merapikan ruangan.
7) Persiapan operan jaga (timbang terima).
c. Shift malam (19.00-07.00 WITA).
1) Menerima operan jaga.
2) Melaksanakan asuhan keperawatan.
3) Dokumentasikan asuhan kepewrawatan.
4) Mempersiapkan keadaan ruangan dengan melengkapi semua yang kurang/habis
di ruangan termasuk RM keperawatan.

5) Pengamprahan BHP, stok obat, inventarisasi.


6) Menata dan merapikan ruangan.
2. Uraian jadwal jaga.
a. Jadwal jaga di semua unit keperawatan dibuat selama 1 bulan sesuai dengan
perhitungan perbandingan perawat dengan pasien yang teriri sari katim dan anggota
tim dengan jumlah disesuaikan dengan perhitungan.
b. Jam istirahat/makan tenaga keperawatan diatur berdasarkan situasi dan kondisi
secara bergiliran dengan tetap bertanggung jawab terhadap tugas jaga shift.
c. Apabila terdapat kekurangan jumlah tenaga pada satu shift maka katim akan
menghitung kebutuhan tenga dengan menggunakan rumus Douglass dan
diperkenankan memanggil tenaga oncall.

C. Prosedur Timbang Terima/Operan Perawat Ruangan


1. Timbang terima rekam keperawatan/dokumentasi keperawatan oleh perawat jaga dengan
perawat jaga baru.
2. Konferensi terhadap pasien-pasien yang mendapat perhatian, persoalan khusu baik askep
maupun tuga kolaborasi.
3. Timbang terima dilakukan lisan dan terulis secara langsung kepada pasien.
4. Katim/Karu melakukan timbang terima langsung ke kamar pasien, sekaligus
memperkenalkan diri dan menerima operan langsung tentang kondisi pasien.
5. Untuk perawat anggota tim juga mengikuti timbang terima langsung ke kamar pasien.
6. Timbang terima alat-alat dan obat-obatan ruangan.
7. Timbang terima administrasi ruangan bangsal.
8. Melaksanakan tugas dengan metode tim pada pasien sesuai dengan rencana.

D. Teknik Komunikasi SBAR (definisi, keuntungan, metode SBAR)


1. Definisi
SBAR adalah kerangka komunikasi efektif yang digunakan di RS yang terdiri dari
Situation, Background, Assesment dan Recommendation.

2. Keuntungan Metode SBAR


a. Komunikasi perawat lebih efektif.
b. Dokter percaya terhadap analisa perawat karena perawat menunjukkan paham
terhadap kondisi pasien.
c. Meningkatkan keamanan pasien.

3. Penggunaan Teknik SBAR


Penggunaan teknik SBAR dilakukan pada saat :
a. Saat perawat melaporkan paien kepada dokter.
b. Saat timbang terima pasien antar unit.
c. Saat timbang terima perawat antar shif jaga, laporan.

4. Pelaksanaan Teknik SBAR


a. Situation (S)
Di dalam situation dijelaskan tentang kondisi terkini yang terjadi pada pasien.
1) Mengucapkan salam, nama pelapor, nama pasien, jenis kelamin, tanggal
lahir/umur, di rawat di ruang (nomor), nama dokter yang merawat, diagnose
medis dan tanggal masuk.
2) Diagnosa keperawatan (saat timbang terima antar shift perawat ) atau diagnose
keperawatan atau diagnose kebidanan (saat timbang terima antar shift bidan).
3) Kondisi pasien saat ini yang dilapor dengan menyebutkan masalah utam pasien.
4) Hasil pemeriksaan TTV termasuk skala nyeri.

b. Background (B)
Info penting yang berhubungan dengan kondisi pasien terkini.
1) Riwayat pasien (awal masuk).
2) Riwayat alergi dan obat-obatan yang masuk termasuk infus.
3) Jelaskan tentang kesadaran pasien (GCS).
4) Data penunjang (Lab yang terkait dengan masalah pasien).
5) Tindakan kolaboratif/keperawatan yang sudah atau sedang dilakukan terkait
masalah utama pasien.

c. Assesment (A)
Hasil pengkajian dari kondisi pasien saat ini.
1) Pengkaji/pelapor melakukan pengkajian/prognosis keadaan pasien.
2) Jelaskan secara lengkap hasil pengkajian seperti status mental, kondisi kulit,
saturasi oksigen, dll.

d. Recommendation (R)
Rekomendasikan intervensi keperawatan yang telah dan perlu dilanjutkan termasuk
discharge planning dan edukasi pasien dan keluarga.
1) Terapi secara umum (tertemtu saja) terkait masalah utama pasien.
2) Permohonan kepada dokter untuk datang jika kondisi pasien memburuk dan
membutuhkan penanganan yang cepat.
3) Saran pelapor/pengkaji, misalnya : pemindahan pasien ke critical care, konsul ke
dokter lain,
4) Menyarankan pemeriksaan tambahan.
5) Menanyakan tentang terapi yang didapat/tindakan yang telah dilakukan.
6) Jika ada perubahan tindakan atau pengobatan dapat ditanyakan kembali.
DAFTAR PUSTAKA

Aditama.(2013). Manajemen Administrasi Rumah Sakit, Edisi II Jakarta: Press. Bahtiar.(2012).

Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktis. Jakarta: Erlangga.


Berthiana.(2012). Hubungan Motivasi Kerja Perawat Dengan KetepatanPengisian Dokumentasi
Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap RSUD Buntok. From
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JMK/article/view/ 950/1002 diakses 26 Januari 2019.

Buheli.(2012).Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Perawat dalam Penerapan


Tindakan Keperawatan

DAFTAR HADIR
PESERTA ROAD SHOW

NO NAMA ALAMAT NO. HP/TELEPON


LAPORAN HASIL KEGIATAN PENYULUHAN
RSU GANESHA

Hari/Tanggal : Sen
Waktu : 09.00 - 09.30 WITA
Tempat : Lobi lantai II RSU Ganesha
Topik : Katarak
Peserta : Pengunjung dan keluarga pasien RSU Ganesha

A. Tahap Persiapan
Adapun tahap persiapan dari kegiatan penyuluhan ini meliputi :
1. Menentukan topik penyuluhan dengan persetujuan dari tim PKRS RSU Ganesha.
2. Pembuatan SAP penyuluhan kesehatan.
3. Konsultasi SAP dengan tim PKRS RSU Ganesha terkait penyuluhan yang akan
dilakukan.
4. Waktu dan tempat didiskusikan dengan tim PKRS RSU Ganesha sehingga didapatkan
penyuluhan kesehatan dilaksanakan pada Selasa, 12 Juni 2018 pukul 09.00 WITA di lobi
lantai II RSU Ganesha.
5. Persiapan peserta penyuluhan.
B. Tahap Pelaksanaan
Penyuluhan kesehatan dilaksanakan pada Selasa, 12 Juni 2018 pukul 09.00 WITA tempat di
lobi lantai II RSU Ganesha dengan jumlah peserta penyuluhan adalah 25 orang. Tim
penyuluhan terdiri dari :
1. Moderator : Made Juliartini, Amd. Kep
2. Penyaji : Ns. Luh Gede Dwi Amerthawati, S.Kep
3. Notulen : Ns. I Ketut Sutrisno, S. Kep
4. Observer : Dewa Gede Sudirgayasa, Amd. Kep
5. Fasilitator : Dewa Gede Sudirgayasa, Amd. Kep

Adapun susunan acara pada kegiatan penyuluhan katarak adalah sebagai berikut :
1. Pembukaan
Acara dimulai pukul 09.00 dengan pembukaan oleh moderator. Moderator membuka
kegiatan dengan mengucapkan salam, memperkenalkan nama anggota yang lain,
menjelaskan tujuan dari kegiatan dan melakukan apersepsi “apa itu katarak” kepada
peserta penyuluhan untuk menggali pengetahuan peserta sebelum diberikan penyuluhan.
Observer bertugas mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir.
2. Pelaksanaan
Penyuluhan kesehatan diawali dengan penyampaian materi oleh penyaji kemudian
dilanjutkan dengan sesi diskusi atau tanya jawab yang dipimpin oleh moderator. Selama
proses fasilitator mendorong peserta untuk bertanya jika tidak ada yang dimengerti. Di
akhir sesi dilakukan pembagian leaflet untuk semua peserta penyuluhan.
3. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
Tim penyuluhan datang sebelum waktu yang ditetapkan untuk mempersiapkan sarana
dan prasarana kegiatan penyuluhan, kontrak waktu dengan peserta penyuluhan.
b. Evaluasi Proses
Peserta yang hadir berjumlah 25 orang. Pelaksanaan penyuluhan berjalan lancar,
peserta mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh penyaji dan moderator,
serta sebagian besar peserta aktif melontarkan pertanyaan.
c. Evaluasi Hasil
Lebih dari 75% dari peserta yang hadir mampu menjawab pertanyaan yang diberikan
oleh tim penyuluhan tentang materi yang disampaikan. Hal ini membuktikan bahwa
peserta memperhatikan materi yang disampaikan. Pertanyaan yang muncul dari
peserta antara lain :
1) Apakah akibatnya apabila katarak tidak segera ditangani ?
2) Kenapa harus makan sayur serta buah-buahan untuk mencegah katarak ?
3) Apakah operasi Phaco ditanggung oleh BPJS ?

Jawaban yang diberikan :


1) Apabila katarak tidak segera ditangani akan mengakibatkan kebutaan.
2) Sayur dan buah-buahan seperti wortel, apel, anggur, tomat, brokoli karena banyak
mengandung vitamin A yang sangat baik untuk mata. Vitamin A berfungsi untuk
memperlancar metabolisme sel di mata.
3) Operasi Pacho sendiri ditanggung oleh BPJS.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai