Beton Pratekan-Kehilangan Gaya Prategang
Beton Pratekan-Kehilangan Gaya Prategang
UNIVERSITAS
GUNADARMA
1
PERPENDEKAN ELASTIS BETON
( Elastic Shortenning )
Segera setelah gaya prategang ditransfer ke beton, beton akan
mengalami perpendekan elastis yang di-ikuti dengan memendeknya
baja prategang, hal ini akan menyebabkan berkurangnya gaya
prategang pada baja/kabel prategang
Ada perbedaan pengaruh akibat perpendekan elastis beton ini pada
prategang dengan methode pratarik ( pretension method ) dan methode
pasca tarik ( post tension method )
Methode Pra Tarik ( Pretension Method )
Perubahan regangan pada baja prategang yang di akibatkan oleh
perpendekan elastis beton = perubahan regangan beton dilokasi baja
pra-tegang tersebut.
Kehilangan tegangan akibat perpendekan elastis beton tergantung pada
ratio antara modulus elastisitas baja prategang – modulus elastisitas
beton dan tegangan tekan beton pada lokasi baja prategang tersebut.
Hal ini dapat dijelaskan pada slide berikut ini
2
n fc
Kehilangan Tegangan
fsp
Jadi, kehilangan tegangan : fsp = n . fc
CONTOH SOAL :
Suatu balok beton diatas 2 tumpuan dengan bentangan L = 12 m.
Dimensi balok 400 x 600 mm, diberi gaya prategang tepat dipusat
berat penampang beton dengan methode pra-tarik.
Teg. tarik yang di-ijinkan pada baja/kabel prategang fsp = 1035 N
Modulus elastisitas baja prategang Esp = 200.000 N/mm2, sedangkan
modulus elastisitas beton Ec = 33.000 N/mm2
Hitunglah prosentase kehilangan prategang akibat perpendekan beton
elastis.
3
Penyelesaian
Ac = 400 x 600 = 240.000 mm2
4
Jika kabel prategang dipasang dengan eksentrisitas terhadap pusat
berat penampang ( garis netral ) seperi gambar dibawah ini :
Kehilangan prategangan :
CONTOH SOAL :
Suatu balok pratekan dengan sistem pratarik ukuran 25/60 cm.
Dipasang kabl prategang dengan lintasan ( trace ) lurus dan
eksentrisitas sebesar 10 cm dari garis netral ( cgc ). Gaya prategang
awal Pi = 30 ton, sedangkan mutu beton K 350 serta mutu kabel
prategang G 270 dengan modulus elastisitas Esp = 2,03 x 106 kg/cm2.
Luas penampang kabel prategang Asp = 376 mm2
Hitunglah kehilangan prategangan akibat perpendekan elastis beton
Penyelesaian :
5
Mutu beton K 350 fc = 0,83 x 350 = 290, 5 kg/cm2
6
n = Esp / Eci
Esp = modulus elastisitas baja prategang
Eci = modulus elastisitas beton
Secara praktis kehilangan prategang dapat dinyatakan :
CONTOH SOAL :
Suatu balok pratekan sistem post tension dengan ukuran 400 x 600 mm.
Baja (kabel) prategang terdiri dari 4 bh kabel prategang yang dipasang
secara sentris dengan lintasan lurus. Luas penampang kabel prategang
masing-masing Asp = 195 mm2
Kabel prategang ditegangkan (ditarik) satu persatu dengan tegangan
sebesar 1.035 N/mm2
Modulus elastisitas beton Eci = 33.000 N/mm2 dan modulus
elastisitas kabel (baja) prategang Esp = 200.000 N/mm2
Hitunglah kehilangan prategang akibat perpendekan elastis beton
Penyelesaian :
Luas penampang beton : Ac = 400 x 600 = 240.000 mm2
n = Esp / Eci = 200.000 / 33.000 = 6,06
Kehilangan prategang pada kabel 1 :
Ini diakibatkan oleh gaya prategang diketiga kabel yang ditegangkan
setelah kabel 1
Gaya prategang pada ketiga kabel :
Pi = 3 x Asp x fpi = 3 x 195 x 1.035 = 605.475 N
Kehilangan prategang pada kabel 1
7
Kehilangan prategang pada kabel 2
Kehilangan prategang :
8
Methode Pasca Tarik dg Lintasan Kabel melengkung
Pada umumnya methode beton prategang dg. methode Post Tension
(Pasca Tarik) lintasan tendonnya dipasang melengkung seperti pada
gambar dibawah ini
9
Tidak ada kehlangan prategang dikabel 2 akibat stressing dikabel 2
Pada saat kabel no. 3 distressing, terjadi kehilangan prategang pada :
Kabel 1 : Dengan cara yg. sama seperti diatas dpt diperoleh :
fp1,3 = n fc1
Kabel 2 : Di titik D Teg. beton pd. level kabel 2 akibat stressing kabel 3
Di titik A
Teg. Beton pada level kabel 2 rata-rata, akibat partegang pada kabel 3
Bentuk parabola
Tanda minus = Tekan
Kehilangan prategang pada kabel 2, akibat stressing dikabel 3 :
fp2,3 = n fc2
Di kabel 3 tidak ada kehilangan prategang akibat stressing dikabel 3
Total kehilangan prategang : fp = f p1,2 + f p1,3 + f p2,3
Dimana :
fp = kehilangan prategang total
f p1,2 = kehilangan prategang pd. kabel 1 akibat stressing kabel 2
f p1,3 = kehilangan prategang pd. kabel 1 akibat stressing kabel 3
f p2,3 = kehilangan prategang pd. kabel 2 akibat stressing kabel 3
10
CONTOH SOAL :
Suatu balok beton prategang sistem post tension bentangan L = 10 m.
Dimensi balok b = 20 cm , h = 50 cm, mutu beton K 350
Mutu baja prategang G 270, setiap kabel prategang terdiri dari 2
strand 1/2, lintasan (trace) kabel prategang berupa parabola
dengan posisi kabel sebagai berikut :
Di tengah-tengah bentangan :
Kabel 1, terletak 15 cm dari sisi bawah balok
Kabel 2, terletak 10 cm dari sisi bawah balok
Kabel 3, terletak 5 cm dari sisi bawah balok
Di tumpuan kiri dan kanan :
Kabel 1, terletak 35 cm dari sisi bawah balok
Kabel 2, terletak 20 cm dari sisi bawah balok
Kabel 3, terletak 5 cm dari sisi bawah balok
Hitunglah % kehilangan prategang pada masing-masing kabel bila
kabel distressing secara bergantian mulai kabel 1, 2 dan 3
Penyelesaian :
Gambar balok dapat dilihat seperti gambar dibawah ini :
Ac = 20 x 50 = 1.000 cm2
I = 1/12 x 20 x 503
I = 208.333 cm4
f c = 0,83 x 350
= 290,5 kg/cm2
Ec = 4.700 x ( 29,05 )
Ec = 25.332 MPa
Setiap kabel terdiri dari 2 strand ½ dari tabel untuk Grade 270
Luas penampang 1 (satu) kabel 98,71 mm2
Luas penampang kabel : Asp = 2 x 0,9871 = 1,974 cm2
11
Mutu beton K 350 fc = 0,83 x 350 = 290,5 kg/cm2
Modulus elastisitas beton : Ec = 4.700 x 29,05 = 25.332 MPa
Dari tabel untuk G 270 Asp = 2 x 0,9871 = 1,974 cm2
Tegangan tarik batas untuk G 270 fpu = 18.600 kg/cm2
Sesuai dengan SNI 03-2847-2002 pasal 20.5 dan SNI T-12-2004 pasal :
4.4.3.2, maka tegangan tarik maksimum yang di-ijinkan pada saat
pengangkuran : 0,70 x fpu
Jadi prategang awal yang dapat diberikan pada tendon :
fp = 0,70 x fpu = 0,70 x 18.600 = 13.020 kg/cm2
Pi = Asp x fp = 1,974 x 13.020 = 25.701 kg
n = Esp / Ec = 2.000.000 / 253.320 = 7,9
KABEL 1 DISTRESSING :
Tidak ada kehilangan prategangan
KABEL 2 DISTRESSING :
Kehilangan Prategang pada kabel 1
Dibentang tengah ( titik C )
Tegangan beton pada level kabel 1 ( akibat stressing kabel 2 )
12
Ditumpuan ( titik A )
Tegangan beton pada level kabel 1 ( akibat stressing kabel 2 )
KABEL 3 DISTRESSING :
Kehilangan Prategang pada kabel 1
Dibentang tengah ( titik C )
13
Kehilangan pratgangan pada kabel 1 akibat stressing kabel 3
fp1,3 = n x fav 1,3 = 7,9 x 33,92 = 267,97 kg/cm2
Kehilangan Prategang pada kabel 2
Dibentang tengah ( titik C )
Ditumpuan ( titik A )
14
Tugas 2
Suatu jembatan penyebrangan dengan bentangan L = 25 m, direncanakan mutu beton
fcˊ = 35 MPa. Kehilangan gaya prategang diperkirakan 20% jadi Pi = 1,20 Pe. Metode
pratekan adalah post tension
Beban hidup yang harus dipikul balok wL = 500 kg/mˊ
Hitung :
a. Gaya prategang awal ( Pi ) di tengah-tengah bentang
b. Gaya prategang efektif ( Pe ) di tengah-tengah bentang
Note
Untuk memudahkan perhitungan, penampang pada gambar
( A ) di-idealisir menjadi seperti pada gambar ( B ).
15