4
I. Pendahuluan
Di era globalisasi sekarang semua teknologi semakin berkembang pesat. Dengan
perkembangan teknologi itu pasti akan berpengaruh terhadap kehidupan di muka bumi. Pengaruh
tersebut sangat dirasakan oleh manusia dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.. Perkembangan
Teknologi Informasi memacu suatu cara baru dalam kehidupan, dari kehidupan dimulai sampai
dengan berakhir, kehidupan seperti ini dikenal dengan elife, artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi
oleh berbagai kebutuhan secara elektronik. Dan sekarang ini sedang semarak dengan berbagai huruf
yang dimulai dengan awalan e seperti e-commerce, e-government, e-education, e-library, e-journal,
e-medicine, e-laboratory, e-biodiversitiy, dan yang lainnya lagi yang berbasis elektronika. Teknologi
informasi adalah bagian dari teknologi yang tak terpisahkan. Teknologi informasi menfokuskan kajian
dan bidang garapannya pada bagaimana sebuah informasi menyebar menggunakan sarana teknologi.
Pada perkembangan teknologi informasi memiliki kelebihan dalam meningkatkan
kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dalam perusahaan dapat dilaksanakan dengan cepat,
tepat dan akurat, sehingga akan meningkatkan produktivitas kerja pada perusahaan. Infrastruktur
teknologi informasi (TI) dapat diartikan sebagai sebuah sumber daya teknologi bersama yang
menyediakan platform untuk aplikasi sistem informasi perusahaan yang terperinci. Infrastruktur
teknologi informasi terdiri dari investasi perangkat keras, perangkat lunak dan layanan, seperti
konsultasi, pendidikan, dan pelatihan yang tersebar diseluruh perusahaan atau tersebar diseluruh unit
bisnis dalam perusahaan (Laudon: 2007).
Infrastruktur teknologi informasi dapat dikatakan sebagai sekumpulan layanan - layanan yang
melingkupi seluruh layanan yang diatur oleh pihak manajemen. Layanan-layanan tersebut terdiri atas
kapabilitas manusia dan teknis. Layanan yang disediakan oleh perusahaan untuk para pelanggan,
pemasok dan para pekerjanya adalah kegunaan langsung dari infrastruktur teknologi informasi (TI)
perusahaan tersebut. Sebaiknya infrastruktur yang ada menyokong bisnis perusahaan dan strategi
sistem informasinya. Teknologi informasi yang terbarukan memiliki dampak besar terhadap bisnis
perusahaan dan strategi penggunaan teknologi informasi yang berakibat pada perusahaan, seperti
layanan yang dapat disediakan bagi para pelanggan.
Infrastruktur teknologi informasi pada perusahaan saat ini merupakan sebuah hasil dari evolusi
selama lebih dari 50 tahun yang didapat dari platform komputasi. Lima tahapan dalam evolusi tersebut
memberikan konfigurasi daya komputasi dan elemen-elemen infrastruktur yang berbeda. Terdapat
lima tahapan pada evolusi tersebut, yang diantaranya mesin akuntansi, mainframe umum dan
komputasi minikomputer, PC, jaringan klien/server, dan komputasi perusahaan dan internet.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 TINJAUAN DARI PENGETAHUAN KONSEPTUAL
A. Mendefinisikan Insfrastruktur TI
Infrastruktur teknologi informasi terdiri dari investasi perangkat keras, perangkat lunak dan layanan,
seperti konsultasi, pendidikan, dan pelatihan yang tersebar diseluruh perusahaan atau tersebar diseluruh unit
bisnis dalam perusahaan (Laudon: 2007). Insfrastruktur Teknologi Informasi (TI) didefinisikan sebagai
sumber daya teknologi bersama yang menyedikan paltform untuk aflikasi sistem informasi perusahaan
yang terperinci. Infrastruktur TI meliputi investasi dalam peranti keras, peranti lunak, dan layanan,
seperti: konsultasi, pendidikan, dan pelatihan yang tersebar diseluruh perusahaan atau tersebar
duselutuh unit bisnis dalam perusahaan. Dapat dijabarkan dengan;
a) Platform komputasi yang digunakan untuk meenyediakan layanan komputasi yang berhubungan
dengan karyawan, pelanggan dan pemasok dalam lingkungan digital yang konsisten yang
meliputi mainframe besar, kumputer dan laptop, dan personal digitalassistant (PDA) serta Internet
b) Layanan telekomunikasi yang menyediakan data, suara, dan konekvisitas video kepada karyawan,
pelanggan, dan pemasok
c) Layanan pengaturan data yang menyimpan dan mengelola data perusahaan dan menyediakan
kemampuan untuk menganalisis data
d) Layanan peranti lunak aplikasi yang menyediakan kemampuan untuk keseluruhan kemampuan
seperti sistem perencanaan sumber daya perusahaan, manajemen hubunga pelanggan, rantai
pasokan, dan menejemen pengetahuan yang digunakan bersama-sama oleh seluruh unit bisnis
e) Manajemen fasilitas fisik yang mengembangkan dan mengelola instalasi fisik yang dibutuhkan
untuk layanan komputasi, telekomunikasi, dan manjemen data
f) Layanan manajemen TI yang merencanakan dan mengembangkan infrastruktur, berkoordinasi
dengan unit bisnis untuk berbagai layanan TI, mengelola akuntansi untuk pengeluaran TI dan
menyediakan program layanan proyek
g) Layanan standar TI yang memberikan kebijakan yang menentukan teknologi informasi mana
yang akan digunakan, kapan dan bagaimana menggunakannya, kepada perusahaan dan unit-unit
bisnisnya
h) Layanan pendidikan TI yang menyediakan sistem pelatihan untuk karyawan dan melatih menajer
dalam merencanakan dan mengelola investasi TI
i) Layanan pelatihan dan pengembangan TI yang menyediakan perusahaan dengan penelitian
mengenai proyek-proyek TI yang berpotensi dan investasi yang dapat membantu perusahaan
mendiferensiasikan diri di pasar.
C. Komponen Struktur
Ada 7 komponen utama yang harus dikoordinasikan untuk menyediakan infrastruktur
Ti yang saling menunjang bagi perusahaan.
1) Platform Perangkat Keras Komputer
Pasar perangkat keras komputer menjadi semakin terkonsentrasi pada perusahaan-perusahaan
papan atas seperti, IBM, HP, Dell dan Sun Microsystem serta 3 produsen chip terkemuka.
Kalangan industri secara bersama-sama menyepakati Intel sebagai prosesor standar untuk
kegiatan komputasi organisasi bisnis, dengan pengecualian utama di pasar server yang
dipegang oleh Unix dan Linux, yang menggunakan prosesor buatan Sun Microsystem ataupun
prosesor buatan IBM.
2) Aplikasi Perangkat Lumak Perusahaan
Perusahaan di seluruh dunia diperkirakan akan menghabiskan sekitar $301 miliar untuk
perangkat lunak pada aplikasi perusahaan yang dianggap sebagai komponen infrastruktur
TI.Penyedia aplikasi perusahaan terbesar adalah SAP dan Oracle. Juga yang termasuk kategori
ini adalah perangkat lunak kelas menengah yang disediakan oleh IBM dan Oracle untuk
menjadikan sistem aplikasi perusahaan yang sudah ada saling terhubung satu sama lain di
seluruh lingkungan perusahaan.
3) Pengelolaan dan Penyimpanan Data
Perangkat lunak perusahaan pengelola database bertanggung jawab untuk mengorganisasikan
dan mengelola data perusahaan sehingga data tersebut dapat diakses dan digunakan dengan
efisien.Perangkat penyimpanan data fisik untuk sistem berskala besar di dominasi oleh EMC
Corporation, sedangkan untuk hard disk PC dikuasai oleh Seagate dan Western Digital.
4) Platform Jaringan/Telekomunikasi
Platform telekomunikasi umumnya disediakan oleh perusahaan jasa telepon/telekomunikasi
yang menawarkan konektivitas data dan suara, jangkauan jaringan yang luas, layanan
komunikasi nirkabel serta akses internet. Perusahaan pemimpin pasar telekomunikasi
diantaranya adalah AT & T dan Verizon. Pasar ini dibanjiri oleh pesaing baru dalam layanan
komunikasi nirkabel, internet berkecepatan tinggi serta layanan telepon internet.
5) Platform Internet
Platform internet harus cocok dan terhubung dengan infrastruktur jaringan serta platform
perangkat keras dan perangkat lunak. Mereka termasuk perangkat keras, perangkat lunak dan
layanan manajemen guna mendukung situs web perusahaan, termasuk layanan hosting web,
router, dan perangkat dengan atau tanpa kabel.
6) Jasa Konsultasi Dan Pengintegrasian Sistem
Saat ini, perusahaan-perusahaan besar belum memiliki staf, anggaran, ataupun pengalaman,
dan keahlian yang dibutuhkan untuk mengelola seluruh infrastruktur TI yang
dimiliki.Pengintegrasian perangkat lunak menjamin infrastruktur yang baru dapat bekerja
sama dengan infrastruktur lama milik perusahaan yang biasanya disebut sistem warisan dan
menjamin elemen baru yang terdapat pada infrastruktur dapat bekerja satu sama lain.
7) Platform Digital Mobile
Smartphone dan komputer tablet menjadi begitu penting dalam mengakses internet. Perangkat-
perangkat tersebut semakin banyak digunakan untuk tujuan komputasi organisasi bisnis seperti
aplikasi pelanggan. Sebagai contoh, senior eksekutif di General Motors menggunakan aplikasi
smartphone untuk menggali informasi penjualan kendaraan, kinerja finansial, matriks produksi
serta status manajemen.
D. Revolusi Industri 4.0
Sumbu vertikal RAMI 4.0 terdiri dari enam lapisan yang menunjukkan sudut pandang
berbagai aspek industri terhadap Industri 4.0. Sudut pandang tersebut meliputi aspek pasar/ bisnis,
fungsi, informasi, komunikasi dan sudut pandang mengenai kemampuan integrasi dari komponen
(aset perusahaan). Sumbu horisontal sebelah kiri menunjukkan aliran siklus hidup produk atau arus
nilai tambah dalam proses produksi di industri yang diiringi dengan penerapan digitalisasi. Sumbu
horisontal sebelah kanan menjelaskan mengenai hierarki kendali sistem produksi mulai dari
produk, peralatan di lantai produksi sampai ke tingkat perusahaan dan dunia luar. Menurut Zezulka
dkk (2016), model ini kurang mendukung solusi teknis yang diperlukan untuk mewujudkan
perangkat keras maupun perangkat lunak penerapan Industri 4.0.
BITKOM, VDMA dan ZVEI kembali merekomendasikan model lain yang disebut Industry
4.0 Component Model (VDI/VDE-Gesellschaft Mess- und Automatisierungstechnik, 2015). Model
ini menjelaskan lebih baik mengenai solusi teknis penerapan Industri 4.0 melalui peran teknologi
CPS. Model ini berfokus pada fitur komunikasi antara sistem virtual dengan sistem nyatanya.
Perwujudan model ini berupa penyematan wadah elektronik/ Administration shell yang
menampung semua data selama siklus hidup tiap komponen sistem produksi. Data yang ditampung
dapat diakses oleh seluruh entitas dari rantai produksi. Gambaran model ini ditunjukkan oleh
gambar 3
Gambar 4. Struktur Fraunhofer Industrie 4.0 Layer Model (Neugebauer dkk, 2016)
No Aspek Deskripsi
1 Standardisasi Meliputi segala usaha menyusun standar dan referensi dalam implementasi Industri 4.0
2 Pemodelan Meliputi usaha untuk memodelkan sistem yang kompleks di industri
Ketersediaan teknologi perangkat keras atau lunak untuk pertukaran informasi dan data yang
Jaringan cepat
3
komunikasi dan real time.
Safety and Segala hal terkait keamanan sistem pengolahan data dan keamanan penggunaan teknologi bagi
4
security manusia.
Sumber daya Meliputi usaha untuk mentransformasi sumber daya manusia agar siap menghadapi perubahan
5
manusia akibat Industri 4.0.
Meliputi usaha untuk menyusun kerangka hukum dalam implementasi Industri 4.0 (kontrak,
6 Hukum
perjanjian, aturan, dsb).
Efisiensi Meliputi segala usaha untuk melakukan efisiensi sumber daya (energi, biaya, dsb) akibat
7
sumber daya implementasi teknologi Industri 4.0
Segala usaha terkait pengembangan teknologi CPS, IoT, virtualisasi, yang menjadi kunci
teknologi
8 Teknologi CPS
Industri 4.0.
Meliputi pengembangan sistem manufaktur/produksi yang otomatis, cerdas, modular dan
9 Smart Factory adaptif.
Meliputi penemuan model bisnis baru atau perubahan proses bisnis akibat penerapan Industri
10 Bisnis 4.0.
Meliputi pengembangan dan penelitian terkait perubahan sistem kerja yang akan dihadapi oleh
11 Desain kerja
pekerja.
12 Services Meliputi segala usaha dalam mengolah big data dan membuat aplikasi pemanfaatannya.
Terkait perubahan dan pengembangan model manajemen dan organisasi karena penerapan
Manajemen Industri
13
dan Organisasi 4.0.
Terkait rekayasa produk atau layanan yang terdigitalisasi selama siklus hidupnya (smart
Rekayasa product).
14. produk end to end
Model kerangka Industri 4.0 saat ini masih terus dikembangkan. Hal ini bertujuan demi
terwujudnya model yang secara global dapat digunakan sebagai acuan penerapan Industri 4.0 di
berbagai tipe dan level industri. Berdasar telaah di atas, ditemukan empat belas aspek yang ada pada
Industri 4.0. Aspek-aspek tersebut ditunjukkan pada tabel 2
D. Isu Manajemen
Berhubungan dengan Perubahan Platform dan Infrastruktur Seiring bertumbuhnya
suatu perusahaan, sering kali mereka melampaui infrastruktur yang dimilikinya. Ketika
perusahaan merosot, mereka mulai terbebani dnegan infrastruktur yang telah mereka beli
pada masa jayanya. Skalabilitas mengacu pada kemampauan sebuah komputer, produk,
ataupun sistem dalam memberikan jangkauan pelayanan kepada banyak pengguna tanpa
mengalami hambatan. Melakukan Investasi Infrastruktur Secara Bijak Infrastruktur TI
merupakan bidang penting dalam investasi suatu perusahaan. Jika terlalu banyak investasi
yang dikeluarkan untuk infrastruktur, maka akan banyak infrastruktur yang menganggur,
serta mengganggu kinerja keuangan perusahaan.
Model Daya Kompetitif untuk Infrastruktur TI:
a. Permintaan pasar untuk layanan perusahaan
b. Strategi bisnis perusahaan
c. Penilaian teknologi informasi
d. Jasa perusahaan pesaing
e. Pesaing perusahaan TI investasi infrastuktur.
E. Peluang
Revolusi industri 4.0 membuka peluang yang luas bagi siapapun untuk maju.
Teknologi informasi yang semakin mudah terakses hingga ke seluruh pelosok
menyebabkan semua orang dapat terhubung didalam sebuah jejaring sosial. Banjir
informasi seperti yang diprediksikan Futurolog Alvin Tofler (1970) menjadi realitas yang
ditemukan di era revolusi industri saat ini. Informasi yang sangat melimpah ini
menyediakan manfaat yang besar untuk pengembangan ilmu pengetahuan maupun
perekonomian.
Jalaluddin Rakhmat (1997:6) membagi era informasi kedalam lima karakteristik,
yaitu Kekayaan, Teknosfer, Infosfer, Sosiosfer, dan Psikosfer. Karakteristik informasi
sebagai kekayaan menunjukkan bahwa informasi yang diterima dan dikuasai seseorang
dapat dimanfaatkan untuk sarana akumulasi kekayaan atau sumber komersialisasi. Dalam
konteks ini, alumni atau mahasiswa dapat mempromosikan hasil kreasinya kepada publik
melalui jejaring media sosial untuk mendapatkan tanggapan atau respon sehingga dapat
dijadikan ukuran untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas produknya. Telah banyak
kisah sukses pengusaha-pengusaha muda atau bahkan ibu rumah tangga dalam menjalan
bisnis mereka dengan memanfaatan teknologi informasi khususnya media sosial. Kunci
kesuksesan mereka adalah menjual produk inovatif, menjaga kualitas dan kepercayaan
konsumen, dan tentu saja kreatif.
Karakteristik informasi yang kedua adalah teknosfer atau pola lingkungan
teknologi. Masyarakat di era revolusi industri 4.0 memiliki ketergantungan yang sangat
besar dalam menggunakan teknologi informasi. Sebuah survey pada tahun 2014 dilakukan
oleh Nokia menemukan temuan-temuan yang mengejutkan mengenai tingkat
ketergantungan manusia terhadap teknologi. Pertama, rata-rata hampir setiap enam
setengah menit seseorang mengecek ponselnya. Bahkan dalam waktu 16 jam saat orang
beraktivitas, mereka melakukan 150 kali per hari untuk memerika ponsel mereka. Kedua,
satu dari empat orang mengakui durasi onlinenya lebih banyak daripada durasi tidurnya
dalam setiap harinya. Ketiga, 1.500 responden di Inggris menghabiskan waktunya dengan
bermedia sosial selama 62 juta jam per hari. Keempat, perempuan lebih sering
berselancar di facebook daripada laki-laki. Kelima, tingkat kecanduan terhadap media
sosial seperti twitter dan facebook lebih tinggi daripada merokok (sumber:
http://www.beritasatu.com/gaya-hidup/ 232713-8-fakta-ketergantungan-pada-
teknologi.html). Fakta ini merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan oleh para
mahasiswa ataupun alumni UT untuk memasarkan produknya dengan menggunakan pasar
virtual di media sosial. Saat ini pasar atau toko secara fisik tidak lagi populer. Disamping
ongkos pembangunan atau sewanya mahal, pasar konvensional makin sulit dijangkau
karena kepadatan lalu lintas dan mahalnya biaya transportasi.
Infosfer atau bentuk lingkungan informasi merupakan karaker ketiga dari era
informasi. Daya jangkau teknologi informasi tidak hanya berskala lokal tetapi hingga
skala global. Melalui internet, akses informasi dapat dijangkau hingga ke berbagai
penjuru dunia. Fakta ini menjadi peluang bagi para wirausahawan muda untuk
mempromosikan produk-produk kreatifnya hingga ke berbagai belahan dunia. Riset
yang saya lakukan juga menguatkan hal tersebut. Meskipun skala bisnis UMKM
terbilang kecil, tetapi produk-produknya dapat dinikmati oleh pasar regional berkat
dukungan teknologi internet.
Karakteristik era informasi lainnya adalah sosiosfer atau pergeseran lingkungan
komunikasi sosial. Dulu para guru, kyai, ulama, pendeta, birokrat dan politisi memiliki
pengaruh yang besar sebagai agen sosialisasi. Namun saat ini, peran sosialisasi
tradisional mereka telah diambil alih oleh media komputer dan smarthphone. Efek
ketergantungan yang tinggi dalam penggunaan media informasi digital telah membentuk
opini setiap individu. Saat ini setiap orang memiliki akses yang tinggi untuk terlibat aktif
untuk memberikan dan membagikan opini kepada pihak lain melalui media sosial online.
Situasi ini membuka peluang bagi para mahasiswa dan alumni untuk membentuk opini
positif tentang berbagai hal kepada pihak lain. Bahkan teknologi media sosial dapat
dimanfaatkan untuk membentuk “keluarga besar alumni UT” di dunia virtual, walaupun
secara geografis berjauhan tetapi didekatkan dengan media sosial. Hal ini menjadi
peluang untuk saling bekerja sama diantara para alumni untuk berbagi informasi maupun
transaksi bisnis online.
Karakteristik era informasi yang terakhir adalah psikosfer. Karakter psikosfer
merupakan kemampuan seseorang untuk bertahan dalam era “banjir” informasi.
Melimpahnya informasi tentunya tidak hanya membawa pengetahuan positif tetapi juga
negatif. Kemampuan seseorang untuk mengolah pengetahuan (knowledge) menjadi
kearifan (wisdom) dalam lingkungan sosialnya akan menentukan tingkat ketahanannya
di era informasi. Dengan demikian, tindakan share and resharing informasi telah
didasari oleh nilai-nilai etis sehingga tidak akan menciptakan eskalasi kegaduhan publik.
Sebagai contoh, derasnya informasi hoax (berita bohong) menjelang pilkada
serentak maupun pilpres tidak akan meningkatkan kegaduhan jika penerima informasi
telah memiliki kesadaran etis dalam menyaring informasi hoax. Dalam bahasa
sederhananya: mahasiswa dan alumni UT harus memiliki pedoman etis “think first
before you share”. Oleh karena itu, peluang yang dapat diambil oleh para mahasiswa
dan alumni UT dalam konteks ini adalah dengan ikut berperan mempromosikan literasi
etis untuk menggunakan media informasi secara sehat.
F. Tantangan
Revolusi industri generasi empat tidak hanya menyediakan peluang, tetapi juga
tantangan bagi generasi milineal. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai pemicu
revolusi indutri juga diikuti dengan implikasi lain seperti pengangguran, kompetisi manusia
vs mesin, dan tuntutan kompetensi yang semakin tinggi.
Menurut Prof Dwikorita Karnawati (2017), revolusi industri 4.0 dalam lima tahun
mendatang akan menghapus 35 persen jenis pekerjaan. Dan bahkan pada 10 tahun yang akan
datang jenis pekerjaan yang akan hilang bertambah menjadi 75 persen. Hal ini disebabkan
pekerjaan yang diperankan oleh manusia setahap demi setahap digantikan dengan teknologi
digitalisasi program. Dampaknya, proses produksi menjadi lebih cepat dikerjakan dan lebih
mudah didistribusikan secara masif dengan keterlibatan manusia yang minim. Di Amerika
Serikat, misalnya, dengan berkembangnya sistem online perbankan telah memudahkan
proses transaksi layanan perbankan. Akibatnya, 48.000 teller bank harus menghadapi
pemutusan hubungan kerja karena alasan efisiensi (Sumber:
https://regional.kompas.com/read/2018/01/31/17225241/pekerjaan-yang-diprediksi-punah-
akibat-revolusi-industri-apa-saja).
Bahkan menurut survey McKinsey, sebuah korporasi konsultan manajemen
multinasional, di Indonesia sebanyak 52,6 juta lapangan pekerjaan berpotensi digantikan
dengan sistem digital. Dengan kata lain, 52 persen angkatan kerja atau merepresentasikan
52,6 juta orang akan kehilangan pekerjaan (sumber: https://public.tableau.com/profile/
mckinsey.analytics#!/vizhome/InternationalAutomation/WhereMachinesCanReplaceHuma
ns) .
Secara lebih detil Gambar 2 menunjukkan bahwa lapangan pekerjaan yang potensial
diotomatisasikan diantaranya usaha pengolahan (manufaturing), perdagangan ritel,
transportasi dan pergudangan, tenaga administrasi, konstruksi, layanan makanan dan
akomodasi, pertanian, perikanan, dan kehutanan, serta layanan kesehatan dan
keuangan/asuransi. Dengan demikian, revolusi industri dapat mengancam makin tingginya
pengangguran di Indonesia.
Gambar 2. Jenis Pekerjaan yang potensial diotomatisasikan
(Sumber: https://public.tableau.com/profile/mckinsey.analytics#!/ vizhome/International
Automation/ WhereMachinesCanReplace Humans)
Perkembangan yang menggerakkan teknologi yang berasal dari evolusi infrastruktur tersebut
memperlihatkan bahwa perkembangan infrastruktur teknologi informasi yang terbaru dapat
memperlihatkan bagaimana perkembangan dalam pemrosesan komputer, chip memori, perangkat
penyimpanan, telekomunikasi, dan jaringan peranti keras dan perangkat lunak, dan sebuah rancangan
peranti lunak yang telah meningkatkan daya komputasi secara eksponensial dengan mengurangi biaya juga
secara eksponensial. Hal ini akan berkaitan dengan penggunaan infrastruktur teknologi di perusahaan-
perusahaan.
Evolusi yang terjadi dapat dijadikan sebagai sebuah pedoman sebuah perusahaan yang berkembang dalam
bidang infrastrukur IT. Maka dari itu perusahaan tersebut menerapkan dengan bijak karena evolusi tersebut
tidaklah berhenti pada masa itu saja tetapi dapat dipakai untuk evolusi selanjutnya untuk kepentingan yang
berbeda.