Anda di halaman 1dari 21

Infrastruktur IT dan Perkembangan teknologi : IT & Industri 0.

4
I. Pendahuluan
Di era globalisasi sekarang semua teknologi semakin berkembang pesat. Dengan
perkembangan teknologi itu pasti akan berpengaruh terhadap kehidupan di muka bumi. Pengaruh
tersebut sangat dirasakan oleh manusia dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.. Perkembangan
Teknologi Informasi memacu suatu cara baru dalam kehidupan, dari kehidupan dimulai sampai
dengan berakhir, kehidupan seperti ini dikenal dengan elife, artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi
oleh berbagai kebutuhan secara elektronik. Dan sekarang ini sedang semarak dengan berbagai huruf
yang dimulai dengan awalan e seperti e-commerce, e-government, e-education, e-library, e-journal,
e-medicine, e-laboratory, e-biodiversitiy, dan yang lainnya lagi yang berbasis elektronika. Teknologi
informasi adalah bagian dari teknologi yang tak terpisahkan. Teknologi informasi menfokuskan kajian
dan bidang garapannya pada bagaimana sebuah informasi menyebar menggunakan sarana teknologi.
Pada perkembangan teknologi informasi memiliki kelebihan dalam meningkatkan
kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dalam perusahaan dapat dilaksanakan dengan cepat,
tepat dan akurat, sehingga akan meningkatkan produktivitas kerja pada perusahaan. Infrastruktur
teknologi informasi (TI) dapat diartikan sebagai sebuah sumber daya teknologi bersama yang
menyediakan platform untuk aplikasi sistem informasi perusahaan yang terperinci. Infrastruktur
teknologi informasi terdiri dari investasi perangkat keras, perangkat lunak dan layanan, seperti
konsultasi, pendidikan, dan pelatihan yang tersebar diseluruh perusahaan atau tersebar diseluruh unit
bisnis dalam perusahaan (Laudon: 2007).
Infrastruktur teknologi informasi dapat dikatakan sebagai sekumpulan layanan - layanan yang
melingkupi seluruh layanan yang diatur oleh pihak manajemen. Layanan-layanan tersebut terdiri atas
kapabilitas manusia dan teknis. Layanan yang disediakan oleh perusahaan untuk para pelanggan,
pemasok dan para pekerjanya adalah kegunaan langsung dari infrastruktur teknologi informasi (TI)
perusahaan tersebut. Sebaiknya infrastruktur yang ada menyokong bisnis perusahaan dan strategi
sistem informasinya. Teknologi informasi yang terbarukan memiliki dampak besar terhadap bisnis
perusahaan dan strategi penggunaan teknologi informasi yang berakibat pada perusahaan, seperti
layanan yang dapat disediakan bagi para pelanggan.
Infrastruktur teknologi informasi pada perusahaan saat ini merupakan sebuah hasil dari evolusi
selama lebih dari 50 tahun yang didapat dari platform komputasi. Lima tahapan dalam evolusi tersebut
memberikan konfigurasi daya komputasi dan elemen-elemen infrastruktur yang berbeda. Terdapat
lima tahapan pada evolusi tersebut, yang diantaranya mesin akuntansi, mainframe umum dan
komputasi minikomputer, PC, jaringan klien/server, dan komputasi perusahaan dan internet.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 TINJAUAN DARI PENGETAHUAN KONSEPTUAL
A. Mendefinisikan Insfrastruktur TI
Infrastruktur teknologi informasi terdiri dari investasi perangkat keras, perangkat lunak dan layanan,
seperti konsultasi, pendidikan, dan pelatihan yang tersebar diseluruh perusahaan atau tersebar diseluruh unit
bisnis dalam perusahaan (Laudon: 2007). Insfrastruktur Teknologi Informasi (TI) didefinisikan sebagai
sumber daya teknologi bersama yang menyedikan paltform untuk aflikasi sistem informasi perusahaan
yang terperinci. Infrastruktur TI meliputi investasi dalam peranti keras, peranti lunak, dan layanan,
seperti: konsultasi, pendidikan, dan pelatihan yang tersebar diseluruh perusahaan atau tersebar
duselutuh unit bisnis dalam perusahaan. Dapat dijabarkan dengan;
a) Platform komputasi yang digunakan untuk meenyediakan layanan komputasi yang berhubungan
dengan karyawan, pelanggan dan pemasok dalam lingkungan digital yang konsisten yang
meliputi mainframe besar, kumputer dan laptop, dan personal digitalassistant (PDA) serta Internet
b) Layanan telekomunikasi yang menyediakan data, suara, dan konekvisitas video kepada karyawan,
pelanggan, dan pemasok
c) Layanan pengaturan data yang menyimpan dan mengelola data perusahaan dan menyediakan
kemampuan untuk menganalisis data
d) Layanan peranti lunak aplikasi yang menyediakan kemampuan untuk keseluruhan kemampuan
seperti sistem perencanaan sumber daya perusahaan, manajemen hubunga pelanggan, rantai
pasokan, dan menejemen pengetahuan yang digunakan bersama-sama oleh seluruh unit bisnis
e) Manajemen fasilitas fisik yang mengembangkan dan mengelola instalasi fisik yang dibutuhkan
untuk layanan komputasi, telekomunikasi, dan manjemen data
f) Layanan manajemen TI yang merencanakan dan mengembangkan infrastruktur, berkoordinasi
dengan unit bisnis untuk berbagai layanan TI, mengelola akuntansi untuk pengeluaran TI dan
menyediakan program layanan proyek
g) Layanan standar TI yang memberikan kebijakan yang menentukan teknologi informasi mana
yang akan digunakan, kapan dan bagaimana menggunakannya, kepada perusahaan dan unit-unit
bisnisnya
h) Layanan pendidikan TI yang menyediakan sistem pelatihan untuk karyawan dan melatih menajer
dalam merencanakan dan mengelola investasi TI
i) Layanan pelatihan dan pengembangan TI yang menyediakan perusahaan dengan penelitian
mengenai proyek-proyek TI yang berpotensi dan investasi yang dapat membantu perusahaan
mendiferensiasikan diri di pasar.

B. Perkembangan Teknologi Informasi


Teknologi informasi yang sangat cepat berkembang memberi pengaruh terhadap berbagai
bidang kehidupan pada saat ini. Hal tersebut menyebabkan perubahan sistem pada perusahaan
yang dapat mengubah cara kinerja. Teknologi informasi dapat digunakan untuk mengelola
pekerjaan karena efektifitas dan efisiensinya yang sudah terbukti mampu mempercepat kinerja,
kecepatan kinerja pada akhirnya akan meningkatkan keuntungan atau omset yang masuk, baik
secara finansial maupun jaringan (Suprianto, dkk : 2008).
Penggunaan teknologi dalam beraktivitas tentunya dapat mempermudah pertukaran
informasi dan data dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan yang paling terlihat dalam
penggunaan teknologi informasi, yaitu dalam mengolah data menjadi informasi menjadi cepat,
akurat dan tentunya terjamin kualitas dari hasil pengolahan yang sebelumnya dilakukan pengujian
terlebih dahulu. Teknologi informasi dapat diartikan sebagai perpaduan antara teknologi
komputer dan telekomunikasi dengan teknologi lainnya seperti perangkat keras, perangkat lunak,
database, teknologi jaringan, dan peralatan telekomunikasi lainnya. Selanjutnya, teknologi
informasi dipakai dalam sistem informasi organisasi untuk menyediakan informasi bagi para
pemakai dalam rangka pengambilan keputusan (Maharsi: 2000).
Perkembangan teknologi informasi tentunya memiliki peranan terhadap berbagai bidang,
diantaranya bidang ilmu pengetahuan, bidang pendidikan, bidang ekonomi, kepemerintahan dan
masih banyak yang lainnya. Teknologi akan terus berkembang menyesuaikan dengan kebutuhan
manusia. Teknologi informasi yang kuat akan menjadi competitive edge bagi perusahaan dan
sekaligus menjadi entry barrier (Fazio, 1994). Bagi organisasi yang ingin maju dan berkembang,
tidak ada alasan untuk tidak menggunakan teknologi sepanjang hal itu dapat mempermudah
perusahaan menyesuaikan diri dengan lingkungannya (Hanscombe, 1989).

C. Komponen Struktur
Ada 7 komponen utama yang harus dikoordinasikan untuk menyediakan infrastruktur
Ti yang saling menunjang bagi perusahaan.
1) Platform Perangkat Keras Komputer
Pasar perangkat keras komputer menjadi semakin terkonsentrasi pada perusahaan-perusahaan
papan atas seperti, IBM, HP, Dell dan Sun Microsystem serta 3 produsen chip terkemuka.
Kalangan industri secara bersama-sama menyepakati Intel sebagai prosesor standar untuk
kegiatan komputasi organisasi bisnis, dengan pengecualian utama di pasar server yang
dipegang oleh Unix dan Linux, yang menggunakan prosesor buatan Sun Microsystem ataupun
prosesor buatan IBM.
2) Aplikasi Perangkat Lumak Perusahaan
Perusahaan di seluruh dunia diperkirakan akan menghabiskan sekitar $301 miliar untuk
perangkat lunak pada aplikasi perusahaan yang dianggap sebagai komponen infrastruktur
TI.Penyedia aplikasi perusahaan terbesar adalah SAP dan Oracle. Juga yang termasuk kategori
ini adalah perangkat lunak kelas menengah yang disediakan oleh IBM dan Oracle untuk
menjadikan sistem aplikasi perusahaan yang sudah ada saling terhubung satu sama lain di
seluruh lingkungan perusahaan.
3) Pengelolaan dan Penyimpanan Data
Perangkat lunak perusahaan pengelola database bertanggung jawab untuk mengorganisasikan
dan mengelola data perusahaan sehingga data tersebut dapat diakses dan digunakan dengan
efisien.Perangkat penyimpanan data fisik untuk sistem berskala besar di dominasi oleh EMC
Corporation, sedangkan untuk hard disk PC dikuasai oleh Seagate dan Western Digital.
4) Platform Jaringan/Telekomunikasi
Platform telekomunikasi umumnya disediakan oleh perusahaan jasa telepon/telekomunikasi
yang menawarkan konektivitas data dan suara, jangkauan jaringan yang luas, layanan
komunikasi nirkabel serta akses internet. Perusahaan pemimpin pasar telekomunikasi
diantaranya adalah AT & T dan Verizon. Pasar ini dibanjiri oleh pesaing baru dalam layanan
komunikasi nirkabel, internet berkecepatan tinggi serta layanan telepon internet.
5) Platform Internet
Platform internet harus cocok dan terhubung dengan infrastruktur jaringan serta platform
perangkat keras dan perangkat lunak. Mereka termasuk perangkat keras, perangkat lunak dan
layanan manajemen guna mendukung situs web perusahaan, termasuk layanan hosting web,
router, dan perangkat dengan atau tanpa kabel.
6) Jasa Konsultasi Dan Pengintegrasian Sistem
Saat ini, perusahaan-perusahaan besar belum memiliki staf, anggaran, ataupun pengalaman,
dan keahlian yang dibutuhkan untuk mengelola seluruh infrastruktur TI yang
dimiliki.Pengintegrasian perangkat lunak menjamin infrastruktur yang baru dapat bekerja
sama dengan infrastruktur lama milik perusahaan yang biasanya disebut sistem warisan dan
menjamin elemen baru yang terdapat pada infrastruktur dapat bekerja satu sama lain.
7) Platform Digital Mobile
Smartphone dan komputer tablet menjadi begitu penting dalam mengakses internet. Perangkat-
perangkat tersebut semakin banyak digunakan untuk tujuan komputasi organisasi bisnis seperti
aplikasi pelanggan. Sebagai contoh, senior eksekutif di General Motors menggunakan aplikasi
smartphone untuk menggali informasi penjualan kendaraan, kinerja finansial, matriks produksi
serta status manajemen.
D. Revolusi Industri 4.0

Definisi Industri 4.0


Definisi mengenai Industri 4.0 beragam karena masih dalam tahap penelitian dan
pengembangan. Kanselir Jerman, Angela Merkel (2014) berpendapat bahwa Industri 4.0 adalah
transformasi komprehensif dari keseluruhan aspek produksi di industri melalui penggabungan
teknologi digital dan internet dengan industri konvensional. Schlechtendahl dkk (2015)
menekankan definisi kepada unsur kecepatan dari ketersediaan informasi, yaitu sebuah lingkungan
industri di mana seluruh entitasnya selalu terhubung dan mampu berbagi informasi satu dengan
yang lain.
Pengertian yang lebih teknis disampaikan oleh Kagermann dkk (2013) bahwa Industri 4.0
adalah integrasi dari Cyber Physical System (CPS) dan Internet of Things and Services (IoT dan
IoS) ke dalam proses industri meliputi manufaktur dan logistik serta proses lainnya. CPS adalah
teknologi untuk menggabungkan antara dunia nyata dengan dunia maya. Penggabungan ini dapat
terwujud melalui integrasi antara proses fisik dan komputasi (teknologi embedded computers dan
jaringan) secara close loop (Lee, 2008). Hermann dkk (2015) menambahkan bahwa Industri 4.0
adalah istilah untuk menyebut sekumpulan teknologi dan organisasi rantai nilai berupa smart
factory, CPS, IoT dan IoS. Smart factory adalah pabrik modular dengan teknologi CPS yang
memonitor proses fisik produksi kemudian menampilkannya secara virtual dan melakukan
desentralisasi pengambilan keputusan. Melalui IoT, CPS mampu saling berkomunikasi dan bekerja
sama secara real time termasuk dengan manusia. IoS adalah semua aplikasi layanan yang dapat
dimanfaatkan oleh setiap pemangku kepentingan baik secara internal maupun antar organisasi.
Terdapat enam prinsip desain Industri 4.0 yaitu interoperability, virtualisasi, desentralisasi,
kemampuan real time, berorientasi layanan dan bersifat modular. Berdasar beberapa penjelasan di
atas, Industri 4.0 dapat diartikan sebagai era industri di mana seluruh entitas yang ada di dalamnya
dapat saling berkomunikasi secara real time kapan saja dengan berlandaskan pemanfaatan
teknologi internet dan CPS guna mencapai tujuan tercapainya kreasi nilai baru ataupun optimasi
nilai yang sudah ada dari setiap proses di industri.
Dalam bukunya yang berjudul “The Fourth Industrial Revolution”, Prof Schawab (2017)
menjelaskan revolusi industri 4.0 telah mengubah hidup dan kerja manusia secara fundamental.
Berbeda dengan revolusi industri sebelumnya, revolusi industri generasi ke-4 ini memiliki skala,
ruang lingkup dan kompleksitas yang lebih luas. Kemajuan teknologi baru yang mengintegrasikan
dunia fisik, digital dan biologis telah mempengaruhi semua disiplin ilmu, ekonomi, industri dan
pemerintah. Bidang-bidang yang mengalami terobosoan berkat kemajuan teknologi baru
diantaranya (1) robot kecerdasan buatan (artificial intelligence robotic), (2) teknologi nano, (3)
bioteknologi, dan (4) teknologi komputer kuantum, (5) blockchain (seperti bitcoin), (6) teknologi
berbasis internet, dan (7) printer 3D.

Model Kerangka Industri 4.0


Usaha untuk menemukan aspek apa saja yang ada di dalam Industri 4.0 tidak cukup dengan
hanya melalui pemahaman definisinya. Perlu pemahaman yang lebih komprehensif tentang Industri
4.0 melalui model kerangka konsepnya. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menyusun
model kerangka Industri 4.0. Kagermann dkk (2013) di dalam laporan final kelompok kerja Industri
4.0 yang disponsori oleh kementerian pendidikan dan riset Jerman memberikan rekomendasi model
kerangka Industri 4.0. Model yang direkomendasikan merupakan perwujudan dari integrasi tiga
aspek seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.
Aspek pertama adalah integrasi horisontal yang berarti mengintegrasikan teknologi CPS ke
dalam strategi bisnis dan jaringan kerjasama perusahaan meliputi rekanan, penyedia, pelanggan,
dan pihak lainnya. Sedangkan integrasi vertikal menyangkut bagaimana menerapkan teknologi
CPS ke dalam sistem manufaktur/ produksi yang ada di perusahaan sehingga dapat bersifat
fleksibel dan modular. Aspek yang ketiga meliputi penerapan teknologi CPS ke dalam rantai
rekayasa nilai secara end to end. Rantai rekayasa nilai menyangkut proses penambahan nilai dari
produk mulai dari proses desain, perencanaan produksi, manufaktur hingga layanan kepada
pengguna produk. Integrasi aspek-aspek tersebut memerlukan delapan aksi. Aksi tersebut adalah
(1) standardisasi, (2) pemodelan sistem kompleks, (3) penyediaan infrastruktur jaringan
komunikasi, (4) penjaminan keselamatan dan keamanan, (5) desain organisasi dan kerja, (6)
pelatihan sumber daya manusia, (7) kepastian kerangka hukum dan (8) efisiensi sumber daya.
BITKOM, VDMA dan ZVEI (VDI/VDE-Gesellschaft Mess- und
Automatisierungstechnik, 2015) mengembangkan model lain yang disebut RAMI 4.0 (Reference
Architecture Model Industry 4.0). Model ini berbentuk kubus seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 2.

Gambar 1. Tiga Aspek Integrasi Industri 4.0 (Kagermann dkk, 2013)


Gambar 2. RAMI 4.0 (VDI/VDE-Gesellschaft Mess-und Automatisierungstechnik, 2015)

Sumbu vertikal RAMI 4.0 terdiri dari enam lapisan yang menunjukkan sudut pandang
berbagai aspek industri terhadap Industri 4.0. Sudut pandang tersebut meliputi aspek pasar/ bisnis,
fungsi, informasi, komunikasi dan sudut pandang mengenai kemampuan integrasi dari komponen
(aset perusahaan). Sumbu horisontal sebelah kiri menunjukkan aliran siklus hidup produk atau arus
nilai tambah dalam proses produksi di industri yang diiringi dengan penerapan digitalisasi. Sumbu
horisontal sebelah kanan menjelaskan mengenai hierarki kendali sistem produksi mulai dari
produk, peralatan di lantai produksi sampai ke tingkat perusahaan dan dunia luar. Menurut Zezulka
dkk (2016), model ini kurang mendukung solusi teknis yang diperlukan untuk mewujudkan
perangkat keras maupun perangkat lunak penerapan Industri 4.0.
BITKOM, VDMA dan ZVEI kembali merekomendasikan model lain yang disebut Industry
4.0 Component Model (VDI/VDE-Gesellschaft Mess- und Automatisierungstechnik, 2015). Model
ini menjelaskan lebih baik mengenai solusi teknis penerapan Industri 4.0 melalui peran teknologi
CPS. Model ini berfokus pada fitur komunikasi antara sistem virtual dengan sistem nyatanya.
Perwujudan model ini berupa penyematan wadah elektronik/ Administration shell yang
menampung semua data selama siklus hidup tiap komponen sistem produksi. Data yang ditampung
dapat diakses oleh seluruh entitas dari rantai produksi. Gambaran model ini ditunjukkan oleh
gambar 3

Gambar 3. Industry 4.0 Component Model (VDI/VDE-Gesellschaft Mess- und


Automatisierungstechnik, 2015)
Fraunhofer, sebuah organisasi riset dan teknologi di Eropa merekomendasikan model
lain yang disebut Fraunhofer Industrie 4.0 layer model (Neugebauer dkk, 2016). Model ini
diklaim lebih komprehensif karena memasukkan lebih banyak unsur tangible. Model ini
disusun dari hasil ekstraksi dokumen berbagai penelitian dan hasil wawancara terhadap para
ahli. Seperti yang ditunjukkan pada gambar 4, model ini tersusun atas tiga lapisan utama.
Lapisan inti terkait produksi. Lapisan ini terbagi menjadi sepuluh bagian teknologi inti yaitu:
a. engineering
b. manufacturing technologies and organization
c. machines
d. smart capabilities
e. robotics and human-robot collaboration
f. production planning control
g. logistics
h. work organization
i. workplace design and assistance
j. resource and energy efficiency.
Lapisan berikutnya adalah aspek teknologi informasi dan komunikasi yang
memungkinkan realisasi konsep Industri 4.0. Lapisan terluar terkait transformasi perusahaan
akibat implementasi Industri 4.0 meliputi bisnis, manajemen dan sumber daya manusia

Gambar 4. Struktur Fraunhofer Industrie 4.0 Layer Model (Neugebauer dkk, 2016)

2.1 TINJAUAN DARI PENGETAHUAN FAKTUAL


A. Evolusi Insfrastruktur TI
Infrastruktur TI dalam organisasi saat ini merupakan hasil dari proses evolusi selama 50
tahun dalam platform komputasi. Terdapat lima era dalam evolusi ini. Lima era tersebut
adalah mainframe umum dan komputasi minikomputer, komputer pribadi, jaringan klien,
komputasi perusahaan serta komputasi cloud dan mobile.
 Era Mainframe dan Komputer Mini (1959-sekarang) : Era mainframe merupakan
suatu periode komputasi yang sangat terpusat di bawah kendali dari pemrogram
profesional dan operator sistem (biasanya dalam pusat data korporat), dengan sebagian
besar elemen dari infrastruktur disediakan oleh pemasok tunggal, pabrikan dari
perangkat keras dan perangkat lunak.
 Era Komputasi Perusahaan (1992-sekarang) : Pada awal 1990-an, banyak perusahaan
beralih ke perangkat standar aplikasi dan jaringan yang memungkinkan mereka untuk
mengintegrasikan jaringan dan aplikasi yang terpisah di dalam perusahaannya ke
dalam infrastruktur yang terdapat dalam perusahaannya.
 Era Komputasi Cloud dan Mobile (2000-sekarang) : Pertumbuhan kapasitas bandwith
internet telah mendorong model konfigurasi klien-server lebih maju, menuju apa yang
disebut “Model Cloud Computing”. Cloud Computing mengacu pada model
komputasi yang menyediakan akses kedalam sumber daya komputasi yang terintegrasi
dan boleh dibagikan melalui sebuah jaringan yang biasanya adalah internet.

B. Penggerak Tekhnologi dari Evolusi Insfrastruktur TI


Perkembangan infrastruktur teknologi informasi telah menghasilkan
perkembangan-perkembangan didalam pemrosesan dari peranti keras dan perangkat lunak.
Berikut adalah perkembangan-perkembangan yang terpenting pada penggerak teknologi
dari evolusi infrastruktur.
1. Hukum Moore dan Daya Pemrosesan Mikro
Hukum Moore ini merupakan salah satu hukum yang terkenal dalam industri
mikroprossesor yang memberikan penjelasan mengenai tingkat pertumbuhan kecepatan
mikroprosessor. Di tahun 1965, Gordon Moore, yang merupakan CEO Farchild
Semiconductor’s research and Development menulis dalam sebuah electronics
magazine bahwa sejak hadirnya chip mikroprosessor dengan biaya produksi/komponen
yang terkecil biaya produksimya menjadi dua kali lipat setiap tahunnya. Mikroprosessor
yang merupakan sebuah central processing unit (CPU) pada elektronik komputer yang
terbuat dari transistor mini dan sirkuit lainnya, yang kemudian disimpan diatas sebuah
sirkuit terintegrasi semikonduktor. Maka dari itu, Moore mampu mengurangi
pertumbuhan ini menjadi dua kali lipat setiap dua tahun sekali.
Ada tiga variasi dari hukum ini yang ketiganya tidak pernah dikemukakan
sendiri oleh Moore, yaitu kekuatan mikroprosessor menjadi dua kali lipat setiap 18
bulan, kekuatan komputasi menjadi dua kali lipat setiap 18 bulan, dan harga komputasi
berkurang setengahnya setiap 18 bulan. Pertumbuhan jumlah transistor secara
eksponensial dan daya prosesor yang digabungkan dengan penurunan biaya komputasi
secara eksponensial akan terus berlanjut hingga masa depan. Pabrik chip terus
memperkecil ukuran komponennya dengan menggunakan nanoteknologi.
Nanoteknologi digunakan oleh Intel yang percaya bahwa teknologi tersebut dapat dapat
memperkecil ukuran transistor yang lebarnya hanya beberapa atom. Nanoteknologi
(nanotechnology) menggunakan atom dan molekul individual untuk menciptakan chip
komputer dan perangkat lainnya yang seribu kali lebih kecil daripada apa yang
diperbolehkan teknologi masa kini. IBM dan laboratorium penelitian lainnya telah
menciptakan transistor dari tabung nano dan perangkat listrik lainnya dan telah
mengembangkan proses manufaktur yang dapat memproduksi prosesor secara
ekonomis.
Penghambat lainnya dimasa yang akan datang dalam meningkatkan fungsinya
adalah minat dari konsumen mengkonsumsi daya yang rendah pada penggunaan baterai
yang tahan lama dan ringan dalam meningkatkan portabilitas komputer laptop dan
komputer genggam. Untuk alasan ini perusahaan- perusahaan tersebut merancang
generasi chip lainnya. Pilihan lainnya meliputi menempatkan banyak prosesor pada
sebuah chip. Saat ini Hukum Moore telah dijadikan target dan tujuan yang ingin dicapai
dalam pengembangan industri semikonduktor. Para peneliti berusaha mewujudkan
Hukum Moore dalam mengembangkan produk-produknya. Perusahaan material
semikonduktor terus menyempurnakan produknya yang dibutuhkan untuk membuat
prosesor. Aplikasi-aplikasi komputer dan telekomunikasi terus berkembang pesat
seiring dengan dikeluarkannya sebuah prosesor yang memiliki kemampuan yang
semakin lama semakin tinggi.
Hukum Moore secara tidak langsung menjadi sebuah umpan balik (feedback) untuk
mengendalikan laju peningkatan sejumlah transistor. Hukum Moore memberikan
kendali kepada semua orang untuk bersama-sama melakukan pengembangan prosesor.
Penggunaan transistor akan terus meningkat sampai dengan ditemukannya sebuah
teknologi yang lebih efektif dan efisien yang akan menggeser mekanisme kerja suatu
transistor. Gordon Moore bukanlah penemu transistor atau IC, tetapi memberikan
gagasan tentang bagaimana kecenderungan peningkatan pemakaian jumlah transistor
yang telah memberikan sumbangan besar bagi kemajuan teknologi informasi.

2. Hukum Penyimpangan Digital Besar


Menjelaskan penurunan eksponensial dalam biaya penyimpanan data yang
bunyinya ” jumlah kilobyte data yang dapat disimpan dalam media magnetik dengan
biaya $1 menjadi dua kali lipat setiap 15 bulan. Produksi yang dibutuhkan oleh dunia
sebanyak 5 exabyte informasi per tahun (1 exabyte = 1 miliar gigabyte, atau 1018 byte).
Jumlah informasi digital yang didapat kurang lebih menjadi dua kali lipat setiap
tahunnya. Pertumbuhan informasi hampir semua melibatkan penyimpanan magnetic
dari data digital, dan dokumen yang tercetak hanya merupakan 0,003 persen dari total
pertumbuhan per tahunnya.
Gambar 3.1 Kapasitas Hard disk meningkat secara eksponensial 1980 – 2007 (Sumber:
Loudon, 2007 page.211)
Gambar diatas menunjukkan bahwa kapasitas hard drive PC dimulai dari
Seagate 506 pada tahun 1980 yang memilliki memori 5 megabyte telah berkembang
pada angka pertumbuhan per tahun dari 25 persen pada awalnya hingga melampaui 60
persen dalam setahun sejak tahun 1990. Sedangkan pada saat ini memiliki densitas
penyimpanan mencapai 1 gigabyte per inci persegi dan total kapasitas melebihi 500
gigabyte. Maka dari itu hukum ini menjelaskan penurunan eksponensial dalam biaya
penyimpanan data.

3. Hukum Metcalfe dan Ekonomi Jaringan

Hukum ini menjelaskan semakin banyaknya penggunaan komputer dengan


menunjukkan bahwa nilai sebuah jaringan bagi anggota jaringan tersebut meningkat
secara eksponensial seiring anggota jaringan tersebut semakin banyak lagi. Adanya
kedua hukum sebelumnya dapat membantu kita dalam memahami seperti apa sumber-
sumber komputasi pada saat ini banyak tersedia. Robert Metcalfe merupakan seorang
penemu ditahun 1970, Metcalfe menemukan teknologi Ethernet LAN yang menyatakan
bahwa nilai atau kekuatan dari jaringan bertumbuh secara eksponensial sebagai fungsi
dari jumlah anggota jaringan tersebut. Metcalfe dan kawan-kawan memperlihatkan
bagaimana peningkatan yang mengembalikan skala yang didapatkan oleh para anggota
jaringan seiring dengan semakin banyaknya orang yang tergabung ke dalam jaringan
tersebut.
Dikarenakan terdapat sejumlah anggota yang tergabung dijaringan bertumbuh
secara linear, dan nilai yang didapat dari keseluruhan sistem bertumbuh secara
eksponensial dan terus bertumbuh terus-menerus seiring bertambahnya anggota yang
menggunakan jaringan. Permintaan untuk teknologi informasi digerakkan oleh nilai
jaringan digital secara sosial dan bisnis, dengan cepat memperbanyak jumlah
penghubung saat ini dan yang potensial di antara para anggota jaringan.

4. Mengurangi Biaya Komunikasi dan Internet

Turunnya biaya komunikasi dengan cepat dan semakin banyaknya kesempatan


dalam industri teknologi untuk menggunakan standar-standar komputasi dan
komunikasi. Biaya komunikasi yang berkurang dengan cepat dan pertumbuhan ukuran
internet yang dilihat secara eksponensial. Jumlah yang diperkirakan adalah 1,1 miliar
penduduk di seluruh dunia yang memiliki akses internet, dengan lebih dari 175 juta
penduduk y berada di Amerika Serikat.
Gambar 3.2 biaya menyimpan data turun secara eksponensial 1950 -2005 (Sumber:
Loudon, 2007 page.211)
Gambar diatas memperlihatkan bagaimana penurunan biaya telekomunikasi
secara eksponensial pada jaringan internet dan jaringan telepon dikarenakan semakin
banyak yang menggunakan pengaksesan komunikasi menggunakan internet. Besarnya
penurunan biaya komunikasi yang menjadi sangat kecil dan bahkan menyentuh angka
0, maka dari itu dapat menyebabkan penggunaan fasilitas komunikasi dan komputasi
meningkat pesat .
Dengan pemanfaatan nilai bisnis yang terkait penggunaan internet, perusahaan
seharusnya memperluas penggunaan koneksi internet, termasuk pada konektivitas
nirkabel, memperluas daya jaringan client/server, client desktop, dan perangkat
komputasi yang dapat dibawa-bawa. Alasan lain dari tumbuhnya populasi internet
adalah turunnya biaya koneksi internet dan biaya komunikasi lainnya secara
keseluruhan dengan cepat. Maka dengan penurunan biaya komunikasi yang cepat dan
terdapat peluang yang didapat pada industri teknologi yang akan digunakan pada
standar-standar komputasi dan komunikasi.

Tabel 2. Aspek Industri 4.0

No Aspek Deskripsi
1 Standardisasi Meliputi segala usaha menyusun standar dan referensi dalam implementasi Industri 4.0
2 Pemodelan Meliputi usaha untuk memodelkan sistem yang kompleks di industri
Ketersediaan teknologi perangkat keras atau lunak untuk pertukaran informasi dan data yang
Jaringan cepat
3
komunikasi dan real time.
Safety and Segala hal terkait keamanan sistem pengolahan data dan keamanan penggunaan teknologi bagi
4
security manusia.
Sumber daya Meliputi usaha untuk mentransformasi sumber daya manusia agar siap menghadapi perubahan
5
manusia akibat Industri 4.0.
Meliputi usaha untuk menyusun kerangka hukum dalam implementasi Industri 4.0 (kontrak,
6 Hukum
perjanjian, aturan, dsb).
Efisiensi Meliputi segala usaha untuk melakukan efisiensi sumber daya (energi, biaya, dsb) akibat
7
sumber daya implementasi teknologi Industri 4.0
Segala usaha terkait pengembangan teknologi CPS, IoT, virtualisasi, yang menjadi kunci
teknologi
8 Teknologi CPS
Industri 4.0.
Meliputi pengembangan sistem manufaktur/produksi yang otomatis, cerdas, modular dan
9 Smart Factory adaptif.
Meliputi penemuan model bisnis baru atau perubahan proses bisnis akibat penerapan Industri
10 Bisnis 4.0.
Meliputi pengembangan dan penelitian terkait perubahan sistem kerja yang akan dihadapi oleh
11 Desain kerja
pekerja.
12 Services Meliputi segala usaha dalam mengolah big data dan membuat aplikasi pemanfaatannya.
Terkait perubahan dan pengembangan model manajemen dan organisasi karena penerapan
Manajemen Industri
13
dan Organisasi 4.0.
Terkait rekayasa produk atau layanan yang terdigitalisasi selama siklus hidupnya (smart
Rekayasa product).
14. produk end to end

Model kerangka Industri 4.0 saat ini masih terus dikembangkan. Hal ini bertujuan demi
terwujudnya model yang secara global dapat digunakan sebagai acuan penerapan Industri 4.0 di
berbagai tipe dan level industri. Berdasar telaah di atas, ditemukan empat belas aspek yang ada pada
Industri 4.0. Aspek-aspek tersebut ditunjukkan pada tabel 2

2.4 TINJAUAN DARI PENGETAHUAN METAKOGNITI


A. Dampak Jaringan dan Standar
Infrastruktur perusahaan dan komputasi internet saat ini akan menjadi mustahil baik
sekarang maupun di masa mendatang tanpa adanya kesepakatan antaraprodusen dan
penerima konsumen yang luas dari standar teknologi. Standar teknologi adalah spesifikasi
yang menentukan kompatibilitas berbagai produk dan kemampuanberkomunikasi dalam
sebuah jaringan. Pada awal 1990-an, perusahaan-perusahaanmulai mengarah ke komputasi
dan platform komunikasi standar.
Infrastruktur yang dimiliki perusahaan dan komputasi internet untuk saat ini akan
menjadi mustahil apabila sekarang ataupun di masa yang akan datang tidak terdapat
kesepakatan antara produsen dan penerimaan konsumen yang secara luas dari sebuah
standar teknologi (technology standard). Standar teknologi tersebut merupakan spesifikasi
yang menentukan bagaimana kompabilitas dari berbagai produk dan kemampuan
berkomunikasi dalam sebuah jaringan yang dpergunakan. Penggunaan standar teknologi
tersebut memperlihatkan bagaimana cakupan ekonomi yang sangat tinggi dan
menghasilkan penurunan harga karena para produsen berkonsentrasi pada produk yang
akan dibuat. Produk yang dibuat tersebut berdasarkan standar tunggal yang telah berlaku.
Jika tidak melihat cakupan diskala ekonomi yang pemograman, layanan web dan arsitektur
berorientasi layanan, jaringan komputer dan tentunya peranti perangkat lunak yang dipakai
Revolusi industri 4.0 merupakan fase keempat dari perjalanan sejarah revolusi industri yang
dimulai pada abad ke -18. Menurut Prof Schwab, dunia mengalami empat revolusi industri.
Revolusi industri 1.0 ditandai dengan penemuan mesin uap untuk mendukung mesin produksi,
kereta api dan kapal layar. Berbagai peralatan kerja yang semula bergantung pada tenaga manusia
dan hewan kemudian digantikan dengan tenaga mesin uap. Dampaknya, produksi dapat
dilipatgandakan dan didistribusikan ke berbagai wilayah secara lebih masif. Namun demikian,
revolusi industri ini juga menimbulkan dampak negatif dalam bentuk pengangguran masal.
Ditemukannya enerji listrik dan konsep pembagian tenaga kerja untuk menghasilkan
produksi dalam jumlah besar pada awal abad 19 telah menandai lahirnya revolusi industri 2.0.
Enerji listrik mendorong para imuwan untuk menemukan berbagai teknologi lainnya seperti lampu,
mesin telegraf, dan teknologi ban berjalan. Puncaknya, diperoleh efesiensi produksi hingga 300
persen.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat pada awal abad 20
telah melahirkan teknologi informasi dan proses produksi yang dikendalikan secara otomatis. Mesin
industri tidak lagi dikendalikan oleh tenaga manusia tetapi menggunakan Programmable Logic
Controller (PLC) atau sistem otomatisasi berbasis komputer. Dampaknya, biaya produksi menjadi
semakin murah. Teknologi informasi juga semakin maju diantaranya teknologi kamera yang
terintegrasi dengan mobile phone dan semakin berkembangnya industri kreatif di dunia musik
dengan ditemukannya musik digital.
Revolusi industri mengalami puncaknya saat ini dengan lahirnya teknologi digital yang
berdampak masif terhadap hidup manusia di seluruh dunia. Revolusi industri terkini atau generasi
keempat mendorong sistem otomatisasi di dalam semua proses aktivitas. Teknologi internet yang
semakin masif tidak hanya menghubungkan jutaan manusia di seluruh dunia tetapi juga telah
menjadi basis bagi transaksi perdagangan dan transportasi secara online. Munculnya bisnis
transportasi online seperti Gojek, Uber dan Grab menunjukkan integrasi aktivitas manusia dengan
teknologi informasi dan ekonomi menjadi semakin meningkat. Berkembangnya teknologi
autonomous vehicle (mobil tanpa supir), drone, aplikasi media sosial, bioteknologi dan
nanoteknologi semakin menegaskan bahwa dunia dan kehidupan manusia telah berubah secara
fundamental.

Gambar 1. Revolusi Industri 4.0 (Sumber: www.kompasiana.com)

B. Tren Platform Perangkat Keras

Tren Platform Perangkat Keras Terkini


1) Munculnya Platform Digital Mobile Smartphone dan komputer tablet menjadi begitu
penting dalam mengakses internet. Perangkat-perangkat tersebut semakin banyak
digunakan untuk tujuan komputasi organisasi bisnis seperti aplikasi pelanggan.
2) Komputasi Jaringan Komputasi jaringan melibatkan pengoneksian berbagai komputer
yang berada pada lokasi geografis yang berjauhan ke dalam suatu jaringan tunggal
untuk menciptakan superkomputer virtual dengan mengombinasikan seluruh daya
komputasi komputer-komputer tersebut pada sebuah jaringan.
3) Virtualisasi adalah proses penyajian serangkaian sumber daya komputasi sehingga
mereka dapat diakses tanpa terbatas oleh fisik dan geografis. Virtualisasi membantu
organisasi dalam memaksimalkan penggunaan peralatan, menghemat ruang
penyimpanan pada pusat data dan penggunaan energi.
4) Cloud computing adalah sebuah model komputasi dimana aktivitas pemrosesan,
penyimpanan, perangkat lunak dan layanan lainnya disediakan layaknya sumber virtual
terpadu pada suatu jaringan yang umumnya adalah internet.
5) Pada cloud computing kemampuan perangkat keras dan perangkat lunak berupa
sekumpulan sumber daya yang divirtualisasikan dan disajikan lewat sebuah jaringan
yang umumnya adalah internet. Organisasi bisnis dan karyawan memiliki akses
terhadap aplikasi dan infrastruktur tersebut di manapun, kapan pun dari perangkat
apapun.Green Computing. Green computing mengacu pada praktik dan teknologi dalam
merancang, memproduksi, menggunakan, dan menempatkan komputer, server, beserta
perangkat bawaannya seperti monitor, printer, hard disk, serta perangkat jaringan dan
telekomunikasi lainnya untuk meminimalisasi dampaknya bagi lingkungan.
7) Prosesor Hemat Energi dengan Kinerja Prima Solusi untuk mengurangi kebutuhan
listrik dan kegagalan perangkat keras adalah penggunaan prosesor yang hemat energi
dan lebih efisien.
8) Komputasi otonom adalah upaya kalangan industri untuk menciptakan sistem yang
dapat mengonfigurasi, mengoptimalkan, dan menyesuaikan dirinya sendiri,
memperbaiki dirinya sendiri ketika mengalami masalah, serta melindungi dirinya
sendiri ketika ada penyusup yang ingin masuk dan menghancurkan dirinya sendiri

C. Trean Platform Terkini Untuk Perangkat Lunak


Ada 4 tema utama dalam evolusi platform perangkat lunak kontemporer:
- Linux Dan Perangkat Lunak Open Source
Perangkat lunak open source adalah perangkat lunak yang dihasilkan oleh sekelompok
pemrogram lepas di seluruh dunia.Perangkat lunak open source terus berkembang
selama lebih dari 30 tahun dan terbukti dpaat diterima dan diproduksi secara komersial,
perangkat lunak berkualitas tinggi.
- Java, HTML, dan HTML 5
Java adalah sistem operasi dan prosesor yang berdiri sendiri serta bahasa
pemrograman berorientasi objek yang menajdi pemimpin dalam pengembangan web
yang interaktif. Perangkat lunak pengembang java dapat menciptkan program kecil yang
dapat ditempelkan pada laman web, diunduh dan dijalankan pada browser web.
HTML adalah bahasa pemrograman yang digunakan untuk ditempatkan pada
laman web guna menentukan bagaimana, tulisan, gambar, video dan suara ditempatkan
pada laman web serta untuk menciptakan link-link dinamis ke objek ataupun laman web
lainnya.
HTML 5 memberikan solusi bagi masalah yang memungkinkan untuk
menempelkan gambar, audio, video dan elemen lainnya langsung ke dalam sebuah
dokumen tanpa perlu membebani prosesor. HTML 5 juga memeprmudah laman web
untuk berfungsi pada perangkat penampilan yang berbeda.
- Layanan WEB dan Arsitektur Berorientasikan Layanan
Layanan web mengacu pada rangkaian komponen perangkat lunak yang melakukan
pertukaran informasi satu sama lain dengan menggunakan bahasa dan standar
komunikasi web yang bersifat universal.
- Layanan Alih Daya Lunak Dan Could Services
Perangkat Lunak Terpadu dan Perangkat Lunak Perusahaan. Perangkat lunak terpadu
adalah rangkaian program perangkat lunak yang telah ditulis sebelumnya untuk tujuan
komersial untuk memudahkan perusahaan tanpa harus menulis ulang program dengan
fungsi-fungsi tertentu.

D. Isu Manajemen
Berhubungan dengan Perubahan Platform dan Infrastruktur Seiring bertumbuhnya
suatu perusahaan, sering kali mereka melampaui infrastruktur yang dimilikinya. Ketika
perusahaan merosot, mereka mulai terbebani dnegan infrastruktur yang telah mereka beli
pada masa jayanya. Skalabilitas mengacu pada kemampauan sebuah komputer, produk,
ataupun sistem dalam memberikan jangkauan pelayanan kepada banyak pengguna tanpa
mengalami hambatan. Melakukan Investasi Infrastruktur Secara Bijak Infrastruktur TI
merupakan bidang penting dalam investasi suatu perusahaan. Jika terlalu banyak investasi
yang dikeluarkan untuk infrastruktur, maka akan banyak infrastruktur yang menganggur,
serta mengganggu kinerja keuangan perusahaan.
Model Daya Kompetitif untuk Infrastruktur TI:
a. Permintaan pasar untuk layanan perusahaan
b. Strategi bisnis perusahaan
c. Penilaian teknologi informasi
d. Jasa perusahaan pesaing
e. Pesaing perusahaan TI investasi infrastuktur.

E. Peluang

Revolusi industri 4.0 membuka peluang yang luas bagi siapapun untuk maju.
Teknologi informasi yang semakin mudah terakses hingga ke seluruh pelosok
menyebabkan semua orang dapat terhubung didalam sebuah jejaring sosial. Banjir
informasi seperti yang diprediksikan Futurolog Alvin Tofler (1970) menjadi realitas yang
ditemukan di era revolusi industri saat ini. Informasi yang sangat melimpah ini
menyediakan manfaat yang besar untuk pengembangan ilmu pengetahuan maupun
perekonomian.
Jalaluddin Rakhmat (1997:6) membagi era informasi kedalam lima karakteristik,
yaitu Kekayaan, Teknosfer, Infosfer, Sosiosfer, dan Psikosfer. Karakteristik informasi
sebagai kekayaan menunjukkan bahwa informasi yang diterima dan dikuasai seseorang
dapat dimanfaatkan untuk sarana akumulasi kekayaan atau sumber komersialisasi. Dalam
konteks ini, alumni atau mahasiswa dapat mempromosikan hasil kreasinya kepada publik
melalui jejaring media sosial untuk mendapatkan tanggapan atau respon sehingga dapat
dijadikan ukuran untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas produknya. Telah banyak
kisah sukses pengusaha-pengusaha muda atau bahkan ibu rumah tangga dalam menjalan
bisnis mereka dengan memanfaatan teknologi informasi khususnya media sosial. Kunci
kesuksesan mereka adalah menjual produk inovatif, menjaga kualitas dan kepercayaan
konsumen, dan tentu saja kreatif.
Karakteristik informasi yang kedua adalah teknosfer atau pola lingkungan
teknologi. Masyarakat di era revolusi industri 4.0 memiliki ketergantungan yang sangat
besar dalam menggunakan teknologi informasi. Sebuah survey pada tahun 2014 dilakukan
oleh Nokia menemukan temuan-temuan yang mengejutkan mengenai tingkat
ketergantungan manusia terhadap teknologi. Pertama, rata-rata hampir setiap enam
setengah menit seseorang mengecek ponselnya. Bahkan dalam waktu 16 jam saat orang
beraktivitas, mereka melakukan 150 kali per hari untuk memerika ponsel mereka. Kedua,
satu dari empat orang mengakui durasi onlinenya lebih banyak daripada durasi tidurnya
dalam setiap harinya. Ketiga, 1.500 responden di Inggris menghabiskan waktunya dengan
bermedia sosial selama 62 juta jam per hari. Keempat, perempuan lebih sering
berselancar di facebook daripada laki-laki. Kelima, tingkat kecanduan terhadap media
sosial seperti twitter dan facebook lebih tinggi daripada merokok (sumber:
http://www.beritasatu.com/gaya-hidup/ 232713-8-fakta-ketergantungan-pada-
teknologi.html). Fakta ini merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan oleh para
mahasiswa ataupun alumni UT untuk memasarkan produknya dengan menggunakan pasar
virtual di media sosial. Saat ini pasar atau toko secara fisik tidak lagi populer. Disamping
ongkos pembangunan atau sewanya mahal, pasar konvensional makin sulit dijangkau
karena kepadatan lalu lintas dan mahalnya biaya transportasi.
Infosfer atau bentuk lingkungan informasi merupakan karaker ketiga dari era
informasi. Daya jangkau teknologi informasi tidak hanya berskala lokal tetapi hingga
skala global. Melalui internet, akses informasi dapat dijangkau hingga ke berbagai
penjuru dunia. Fakta ini menjadi peluang bagi para wirausahawan muda untuk
mempromosikan produk-produk kreatifnya hingga ke berbagai belahan dunia. Riset
yang saya lakukan juga menguatkan hal tersebut. Meskipun skala bisnis UMKM
terbilang kecil, tetapi produk-produknya dapat dinikmati oleh pasar regional berkat
dukungan teknologi internet.
Karakteristik era informasi lainnya adalah sosiosfer atau pergeseran lingkungan
komunikasi sosial. Dulu para guru, kyai, ulama, pendeta, birokrat dan politisi memiliki
pengaruh yang besar sebagai agen sosialisasi. Namun saat ini, peran sosialisasi
tradisional mereka telah diambil alih oleh media komputer dan smarthphone. Efek
ketergantungan yang tinggi dalam penggunaan media informasi digital telah membentuk
opini setiap individu. Saat ini setiap orang memiliki akses yang tinggi untuk terlibat aktif
untuk memberikan dan membagikan opini kepada pihak lain melalui media sosial online.
Situasi ini membuka peluang bagi para mahasiswa dan alumni untuk membentuk opini
positif tentang berbagai hal kepada pihak lain. Bahkan teknologi media sosial dapat
dimanfaatkan untuk membentuk “keluarga besar alumni UT” di dunia virtual, walaupun
secara geografis berjauhan tetapi didekatkan dengan media sosial. Hal ini menjadi
peluang untuk saling bekerja sama diantara para alumni untuk berbagi informasi maupun
transaksi bisnis online.
Karakteristik era informasi yang terakhir adalah psikosfer. Karakter psikosfer
merupakan kemampuan seseorang untuk bertahan dalam era “banjir” informasi.
Melimpahnya informasi tentunya tidak hanya membawa pengetahuan positif tetapi juga
negatif. Kemampuan seseorang untuk mengolah pengetahuan (knowledge) menjadi
kearifan (wisdom) dalam lingkungan sosialnya akan menentukan tingkat ketahanannya
di era informasi. Dengan demikian, tindakan share and resharing informasi telah
didasari oleh nilai-nilai etis sehingga tidak akan menciptakan eskalasi kegaduhan publik.
Sebagai contoh, derasnya informasi hoax (berita bohong) menjelang pilkada
serentak maupun pilpres tidak akan meningkatkan kegaduhan jika penerima informasi
telah memiliki kesadaran etis dalam menyaring informasi hoax. Dalam bahasa
sederhananya: mahasiswa dan alumni UT harus memiliki pedoman etis “think first
before you share”. Oleh karena itu, peluang yang dapat diambil oleh para mahasiswa
dan alumni UT dalam konteks ini adalah dengan ikut berperan mempromosikan literasi
etis untuk menggunakan media informasi secara sehat.

F. Tantangan
Revolusi industri generasi empat tidak hanya menyediakan peluang, tetapi juga
tantangan bagi generasi milineal. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai pemicu
revolusi indutri juga diikuti dengan implikasi lain seperti pengangguran, kompetisi manusia
vs mesin, dan tuntutan kompetensi yang semakin tinggi.
Menurut Prof Dwikorita Karnawati (2017), revolusi industri 4.0 dalam lima tahun
mendatang akan menghapus 35 persen jenis pekerjaan. Dan bahkan pada 10 tahun yang akan
datang jenis pekerjaan yang akan hilang bertambah menjadi 75 persen. Hal ini disebabkan
pekerjaan yang diperankan oleh manusia setahap demi setahap digantikan dengan teknologi
digitalisasi program. Dampaknya, proses produksi menjadi lebih cepat dikerjakan dan lebih
mudah didistribusikan secara masif dengan keterlibatan manusia yang minim. Di Amerika
Serikat, misalnya, dengan berkembangnya sistem online perbankan telah memudahkan
proses transaksi layanan perbankan. Akibatnya, 48.000 teller bank harus menghadapi
pemutusan hubungan kerja karena alasan efisiensi (Sumber:
https://regional.kompas.com/read/2018/01/31/17225241/pekerjaan-yang-diprediksi-punah-
akibat-revolusi-industri-apa-saja).
Bahkan menurut survey McKinsey, sebuah korporasi konsultan manajemen
multinasional, di Indonesia sebanyak 52,6 juta lapangan pekerjaan berpotensi digantikan
dengan sistem digital. Dengan kata lain, 52 persen angkatan kerja atau merepresentasikan
52,6 juta orang akan kehilangan pekerjaan (sumber: https://public.tableau.com/profile/
mckinsey.analytics#!/vizhome/InternationalAutomation/WhereMachinesCanReplaceHuma
ns) .
Secara lebih detil Gambar 2 menunjukkan bahwa lapangan pekerjaan yang potensial
diotomatisasikan diantaranya usaha pengolahan (manufaturing), perdagangan ritel,
transportasi dan pergudangan, tenaga administrasi, konstruksi, layanan makanan dan
akomodasi, pertanian, perikanan, dan kehutanan, serta layanan kesehatan dan
keuangan/asuransi. Dengan demikian, revolusi industri dapat mengancam makin tingginya
pengangguran di Indonesia.
Gambar 2. Jenis Pekerjaan yang potensial diotomatisasikan
(Sumber: https://public.tableau.com/profile/mckinsey.analytics#!/ vizhome/International
Automation/ WhereMachinesCanReplace Humans)

Namun demikian, bidang pekerjaan yang berkaitan dengan keahlian Komputer,


Matematika, Arsitektur dan Teknik akan semakin banyak dibutuhkan. Bidang-bidang
keahlian ini diproyeksikan sesuai dengan tuntutan pekerjaan yang mengandalkan teknologi
digital.
Situasi pergeseran tenaga kerja manusia ke arah digitalisasi merupakan bentuk
tantangan yang perlu direspon oleh para mahasiswa dan almuni Universitas Terbuka.
Tantangan ini perlu dijawab dengan peningkatan kompetensi alumni terutama penguasaan
teknologi komputer, keterampilan berkomunikasi, kemampuan bekerjasama secara
kolaboratif, dan kemampuan untuk terus belajar dan adaptif terhadap perubahan lingkungan.
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
Hadirnya teknologi informasi memberikan manfaat bagi perusahaan, diantaranya adalah menghasilkan
informasi yang baik dalam artian informasi yang di dapat oleh perusahanaan akurat, dapat dipercaya, tepat
waktu, dapat dengan mudah dipahami, lengkap, dan relevan. Selain itu efisiensi kinerja perusahaan dapat
meningkat. Tentunya hal ini berpengaruh pada pertahanan perusahaan untuk bisa bersaing dengan para
pesaingnya.

Perkembangan yang menggerakkan teknologi yang berasal dari evolusi infrastruktur tersebut
memperlihatkan bahwa perkembangan infrastruktur teknologi informasi yang terbaru dapat
memperlihatkan bagaimana perkembangan dalam pemrosesan komputer, chip memori, perangkat
penyimpanan, telekomunikasi, dan jaringan peranti keras dan perangkat lunak, dan sebuah rancangan
peranti lunak yang telah meningkatkan daya komputasi secara eksponensial dengan mengurangi biaya juga
secara eksponensial. Hal ini akan berkaitan dengan penggunaan infrastruktur teknologi di perusahaan-
perusahaan.

Evolusi yang terjadi dapat dijadikan sebagai sebuah pedoman sebuah perusahaan yang berkembang dalam
bidang infrastrukur IT. Maka dari itu perusahaan tersebut menerapkan dengan bijak karena evolusi tersebut
tidaklah berhenti pada masa itu saja tetapi dapat dipakai untuk evolusi selanjutnya untuk kepentingan yang
berbeda.

Anda mungkin juga menyukai