Anda di halaman 1dari 16

REPRESENTASI STEREOTYPE GENDER DARI GAMBAR POSTER IKLAN

KENWOOD CHEFF

(Analisis Semiotika Charles Sanders Pierce dalam Memaknai Gambar Poster Iklan
Kenwood Cheff sebagai Stereotype Gender)

Disusun oleh:

Edmundus Dewa Bujana (140905399)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA


BAB I

A. Latar belakang

Selama kehidupan yang kita jalani proses komunikasi adalah sebuah hal penting
yang menjadi dasar utama kita hidup sebagai manausia, dalam proses komunikasi
tersebut melibatkan tanda dan kode yang selalu dipertukarkan. Menurut Fiske (2008 :
8) tanda dapat diartikan sebagai tindakan yang merujuk pada suatu yang lain di luar
tanda itu sendiri, pada penjelasan ini dalam prosesnya komunikasi menciptakan sebuah
proses kontruksi yang mengakibatkan lahirnya suatu tanda dalam pertukaranya, yang
mana tanda tersebut menghubungkan suatu makna dari tanda yang dipertukarkan.
Pesan yang dipertukarkan dalam sebuah proses komunikasi tidak hanya berkaitan
dengan kata-kata. Unsur visual juga mampu menjadi bagian dalam proses tersebut.
Komunikasi dengan menggunakan unsur visual mampu digunakan untuk memenuhi
kebutuhan seseorang yang berkaitan dengan informasi visual. Pengemasan informasi
tersebut kemudian menggunakan simbol-simbol visual. Menurut Umar Hadi (1993),
desain komunikasi visual merupakan ungkapan ide, dan pesan perancang kepada
publik yang ditujukan melalui simbol berwujud gambar, warna, tulisan dan lainnya
(Tinarbuko, 2004 : 32). Salah satu contoh desain komunikasi visual adalah iklan.

Iklan merupakan bentuk komunikasi non-personal yang menjual pesan-pesan


secara persuasif dari sponsor yang jelas guna untuk mempengaruhi orang agar membeli
produk dengan membayar biaya untuk media yang digunakan (Kriyantono, 2008).
Perwujudan simbol seperti gambar, warna, dan tulisan dapat ditemui dalam sebuah
produk iklan. Simbol-simbol tersebut ditata dan diekspresikan sedemikian rupa dengan
berbagai cara guna mencapai sasaran yang akan dituju lewat iklan tersebut. Kemudian
muncul sebuah ide yang menjadi indikator tersampaikannya sebuah pesan dari pembuat
iklan kepada publik, sehingga akhirnya publik bisa memaknai pesan dari iklan tersebut.
Salah satu media yang bisa dipakai untuk mengiklankan suatu produk adalah poster.
Poster merupakan media visual dua dimensi berisikan gambar dan pesan tertulis
yang singkat (Arsyad, 2007). Poster memiliki gambar yang sifat persuasifnya tinggi
karena menampilkan suatu persoalan (tema) yang menimbulkan perasaan kuat terhadap
khalayak dengan menyatukan gambar, warna, tulisan, dan kata-kata (Dr. Arief ,
Sadiman, Dkk, Op Cit, Hal 47). Poster berisi gambar serta tulisan yang memberikan
pesan singkat agar publik dapat mencerna dan menerima pesan iklan dengan mudah,
selanjutnya publik yang menafsirkan sendiri bagaimana pesan yang dimunculkan oleh
poster suatu iklan tersampaikan.

Pada pembahasan ini peneliti akan membahas mengenai iklan poster alat
memasak Kenwood Chef. Kenwood Chef mengangkat salah satu produk alat
memasaknya berupa stand mixer untuk diiklankan melalui media poster. Gambar dari
iklan tersebut terdapat dua orang, yaitu pria dan wanita, stand mixer Kenwood Chef,
dengan pesan tulisan The Chef Does Everything, But Cook – Thats what wives are for
! . Dalam bahasa Indonesia arti dari pesan tulisan tersebut adalah Sang chef (Produk
Kenwood) bisa melakukan segalanya, tapi untuk memasak itulah kegunaan dari
seorang istri.

Gambar 1 Poster Kenwood Chef


Dilihat dari pesan baik gambar dan tulisan dari poster iklan stand mixer
Kenwood Chef dapat memaknai pesan tentang stereotype dalam gender. Melihat
realitas dan kejadian lalu, bahwa dalam pembangunan pemberdayaan perempuan
yang terjadi selama ini, permasalahan mendasar yang masih dialami adalah
rendahnya partisipasi perempuan dalam pembangunan, di samping masih adanya
berbagai bentuk praktik diskriminasi terhadap perempuan , maka seharusnya
stereotype gender haruslah dibahas pula.

Stereotype Gender

Gender bukan merupakan property individual namun merupakan interaksi


yang sedang berlangsung antar aktor dan struktur dengan variasi yang sangat besar
antara kehidupan laki-laki dan perempuan “secara individual‟ sepanjang siklus
hidupnya dan secara struktural dalam sejarah ras dan kelas (Ferree 1990 dalam
Lloyd et al. 2009: p.8). Kata “gender‟ dapat diartikan sebagai perbedaan peran,
fungsi, status dan tanggungjawab pada laki-laki dan perempuan sebagai hasil dari
bentukan (konstruksi) sosial budaya yang tertanam lewat proses sosialisasi dari satu
generasi ke generasi berikutnya. Dengan demikian gender adalah hasil kesepakatan
antar manusia yang tidak bersifat kodrati. Dalam lintasan sejarah, setiap kelompok
masyarakat mempunyai konsepsi ideologis tentang jenis kelamin. Di beberapa
kelompok masyarakat, jenis kelamin digunakan sebagai kriteria yang penting
dalam pembagian kerja. Kelompok-kelompok masyarakat tersebut membagi peran,
tugas dan kerja berdasarkan jenis kelamin, meskipun sebagaian di antaranya ada
yang dipandang cocok dan wajar untuk dilakukan oleh kedua jenis kedua jenis
kelamin. Menurut penelitian George Peter Murdock, laki-laki lebih konsisten
kepada pekerjaan maskulin yaitu memburu binatang, mengerjakan logam, melebur
biji-biji, pekerjaan soldir, pertukangan kayu, membuat instrumen musik,
menangkap dengan perangkap, membuat kapal, pertukangan batu, mengerjakan
tulang-tulang, tanduk dan kulit kering, menambang, dan mengangkut. Perempuan
lebih konsisten kepada pekerjaan feminin, yaitu mengumpulkan bahan bakar
(kayu), mempersiapkan minuman, meramu dan menyediakan bahan makanan dari
tumbuhan-tumbuhan liar, produksi bahan susu, mencuci, mengambil air dan
memasak, dan pekerjaan rumah tangga lainnya.

Laki-laki mengendalikan produksi, sementara perempuan terpojok untuk


menjalankan fungsi-fungsi kerumahtanggaannya. Dalam masyarakat ini,
berkembang pola domestik dan publik. Lingkungan publik didominasi oleh laki-
laki yang mencakup ekonomi, politik, kehidupan agama, pendidikan, dan kegiatan
lain di luar tempat kediaman. Lingkup domestik didominasi oleh perempuan seperti
urusan masak memasak, mencuci, mengurus anak. Dikotomi ini membawa akibat
berupa lahirnya ideologi gender yang menjunjung superioritas alamiah laki-laki
dan inferioritas alamiah perempuan. Bagaimanapun, masyarakat masih
memandang keluarga yang ideal adalah suami bekerja di luar rumah, dan istri
mengerjakan pekerjaan rumah. Stereotip yang kuat di masyarakat adalah idealnya
suami berperan sebagai pencari nafkah dan pemimpin yang penuh kasih, dan istri
menjalankan fungsi pengasuhan anak. Gender bukan sebagai suatu kata benda
“menjadi seseorang‟, namun suatu “perlakuan‟. Gender diciptakan dan diperkuat
melalui diskusi dan perilaku, dimana individu menyatakan suatu identitas gender
dan mengumumkan pada yang lainnya (West & Zimmerman 1987 dalam Lloyd et
al. 2009: p.8).

B. Rumusan masalah

Bagaimana representasi stereotype gender dari gambar poster iklan Kenwood


Cheff?

C. Tujuan penelitian

Menganalisis representasi stereotype gender dari gambar poster iklan Kenwood


Chef
D. Kerangka teori

1. Semiotika Charles S Peirce

Salah satu ahli yang mengemukakan tentang definsi semiotika adalah Charles
Sanders Peirce. Ia dilahirkan di Cambridge, Massachusetts, tahun 1839 dan
mendefinisikan semiotik sebagai doktrin formal dari tanda yang memiliki kedekatan
relasi dengan logika (Chandler, 2007 : 3). Terkait dengan tanda ia memiliki
pandangannya sendiri. Ia memandang bahwa tanda merupakan struktur yang
cenderung “dimotivasi” oleh suatu bentuk simulasi (Danesi, 2004 : 37). Simulasi yang
dimaksudkan di sini lebih mengarah pada pengalaman seseorang terhadap sebuah objek
yang didasarkan pada kesepakatan-kesepakatan sosial yang ada. Charles Sanders
Peirce membagi tanda menjadi tiga tipe, yaitu ikon, indeks, dan simbol. Ikon merujuk
pada kemiripan dengan objek. Kemiripan ini menunjukkan bahwa ada suatu
keterwakilan yang berada dalam suatu tanda yang dibentuk lewat replikasi, simulasi,
imitasi, atau persamaan (Danesi, 2004 : 38). Foto, globe, patung, lukisan pemandangan
alam merupakan beberapa contoh dari ikon. Indeks merupakan tanda yang memiliki
hubungan yang esensial dengan objeknya. Hubungan ini terjalin dengan cara menujuk
tanda atau mengaitkan tanda dengan suatu sumber acuan. Petunjuk arah jalan, tangan
yang menunjuk, dan kata keterangan “disini” merupakan contoh dari indeks. Simbol
merupakan tanda yang memiliki hubungan dengan objeknya berdasarkan konvensi,
kesepakatan, atau aturan (Fiske, 2008 : 71). Simbol dapat dicontohkan dengan angka
dan palang merah. Ketiga tipe tanda ini tidaklah terpisah dan berbeda karena dalam
sebuah tanda bisa saja terdiri ketiga tipe tersebut. Selain membagi tanda menjadi tiga
tipe, Charles Sanders Peirce memiliki model semiotikanya sendiri yang dinamakan
dengan sistem triadik. Sistem triadic terdiri atas: representamen, object, dan
interpretant. Representamen dapat didefinisikan sebagai bentuk dari sebuah
perwujudan tanda. Object merujuk pada sesuatu yang berada di luar dirinya.
Interpretant merujuk pada pengertian yang diberikan terhadap suatu tanda (Chandler,
2007 : 29). Model triadik dapat digambarkan seperi berikut ini :
Sebagai penjelasan lebih lanjut, Pierce menggunakan teori segitiga makna
yang terdiri dari (seperti dikutip dalam Rachmat, 2006):

a. Representamen (tanda)

Hal ini seperti sudah dijelaskan merupakan istilah yang digunakan Pierce untuk
menyebut tanda (sign). Representamen merupakan sesuatu yang bersifat fisik dan
dapat ditangkap oleh panca indera manusai dan merupakan sesuatu yang merujuk
hal lain di luar tanda itu sendiri.

b. Objek (Object)

Konsep ini merupakan konteks sosial yang menjadi referensi dari tanda atau sesuatu
lain yang dirujuk oleh tanda itu sendiri. Ini semacam pengertian secara sosial
terhadap tanda tersebut tapi belum mengarah kepada pemaknaan itu sendiri.

c. Interpretasi

Interpretasi merupakan gabungan pemaknaan dari representamen dan objek,


dimana disini konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan
menurunkannya ke suatu makna yang sudah ada dalam benak seseorang tentang
objek yang dirujuk oleh tanda tersebut.
2. Representasi

Representasi dapat didefinisikan lebih jelasnya sebagai penggunaan tanda


(gambar, bunyi, dan lain-lain) untuk menghubungkan, menggambarkan, memotret,
atau mereproduksi sesuatu yang dilihat, diindera, dibanyangkan, atau dirasakan
dalam bentuk fisik tertentu (Danesi, 2010: 20). Ada dua pengertian mengenai
representasi menurut Tim O Sullivan (dalam Noviani, 2002: 61-62). Pertama,
representasi sebagai sebuah proses sosial dari representing, dan yang kedua,
representasi sebagai produk dari proses sosial representing yang mengacu pada
sebuah makna. Lebih lanjut Stuart Hall (2003: 17) menjelaskan representasi adalah
memperlihatkan suatu proses di mana arti (meaning) diproduksi dengan
menggunakan bahasa (language) dan dipertukarkan oleh antar anggota kelompok
dalam sebuah kebudayaan (culture). Dalam proses representasi, ada tiga elemen
yang terlibat, yaitu:

1. Sesuatu yang direpresentasikan yang disebut sebagai obyek

2. Representasi itu sendiri, yang disebut sebagai tanda

3. Seperangkat aturan yang menentukan hubungan tanda dengan pokok persoalan,


atau disebut coding. Coding inilah yang membatasi makna-makna yang mungkin
muncul dalam proses interpretasi tanda.

Dengan demikian, di dalam representasi ada sebuah kedalaman makna.


Representasi mengacu pada sesuatu yang sifatnya orisinal (Noviani, 2002: 61-62).

3. Stereotype Gender

Gender bukan merupakan property individual namun merupakan interaksi


yang sedang berlangsung antar aktor dan struktur dengan variasi yang sangat besar
antara kehidupan laki-laki dan perempuan “secara individual‟ sepanjang siklus
hidupnya dan secara struktural dalam sejarah ras dan kelas (Ferree 1990 dalam
Lloyd et al. 2009: p.8). Dalam lintasan sejarah, setiap kelompok masyarakat
mempunyai konsepsi ideologis tentang jenis kelamin. Di beberapa kelompok
masyarakat, jenis kelamin digunakan sebagai kriteria yang penting dalam
pembagian kerja. Kelompok-kelompok masyarakat tersebut membagi peran, tugas
dan kerja berdasarkan jenis kelamin, meskipun sebagaian di antaranya ada yang
dipandang cocok dan wajar untuk dilakukan oleh kedua jenis kedua jenis kelamin.
Menurut penelitian George Peter Murdock, laki-laki lebih konsisten kepada
pekerjaan maskulin yaitu memburu binatang, mengerjakan logam, melebur biji-
biji, pekerjaan soldir, pertukangan kayu, membuat instrumen musik, menangkap
dengan perangkap, membuat kapal, pertukangan batu, mengerjakan tulang-tulang,
tanduk dan kulit kering, menambang, dan mengangkut. Perempuan lebih konsisten
kepada pekerjaan feminin, yaitu mengumpulkan bahan bakar (kayu),
mempersiapkan minuman, meramu dan menyediakan bahan makanan dari
tumbuhan-tumbuhan liar, produksi bahan susu, mencuci, mengambil air dan
memasak, dan pekerjaan rumah tangga lainnya.

Laki-laki mengendalikan produksi, sementara perempuan terpojok untuk


menjalankan fungsi-fungsi kerumahtanggaannya. Dalam masyarakat ini,
berkembang pola domestik dan publik. Lingkungan publik didominasi oleh laki-
laki yang mencakup ekonomi, politik, kehidupan agama, pendidikan, dan kegiatan
lain di luar tempat kediaman. Lingkup domestik didominasi oleh perempuan seperti
urusan masak memasak, mencuci, mengurus anak. Dikotomi ini membawa akibat
berupa lahirnya ideologi gender yang menjunjung superioritas alamiah laki-laki
dan inferioritas alamiah perempuan. Bagaimanapun, masyarakat masih
memandang keluarga yang ideal adalah suami bekerja di luar rumah, dan istri
mengerjakan pekerjaan rumah. Stereotip yang kuat di masyarakat adalah idealnya
suami berperan sebagai pencari nafkah dan pemimpin yang penuh kasih, dan istri
menjalankan fungsi pengasuhan anak. Gender bukan sebagai suatu kata benda
“menjadi seseorang‟, namun suatu “perlakuan‟. Gender diciptakan dan diperkuat
melalui diskusi dan perilaku, dimana individu menyatakan suatu identitas gender
dan mengumumkan pada yang lainnya (West & Zimmerman 1987 dalam Lloyd et
al. 2009: p.8).
4. Metodologi penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dengan tujuan


menganalisis gambaran yang sejelas-jelasnya tentang suatu subjek atau objek pada
aspek tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui representasi dari poster
Kenwood Chef yang menggambarkan adanya stereotype gender.

Dalam memaknai sebuah tanda diperlukan beberapa metode untuk


memperoleh pemahaman tentang sesuatu serta menggambarkan realitas yang
kompleks, sehingga menghasilkan pengambilan data yang mendalam.Penelitian
menggunakan metode kualitatif bertujuan memperoleh gambaran seutuhnya
mengenai suatu hal menurut pandangan manusia yang diteliti. Penelitian kualiatif
berhubungan dengan ide, persepsi, serta pendapat. Semiotika iklan, metode
kualitatif merupakan pendekatan yang mampu menghasilkan uraian yang
mendalam tentang simbol-simbol atau representasi tertentu yang dikaji dari sudut
pandang yang utuh.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah poster iklan stand mixer
Kenwood Chef, dimana poster tersebut dikaitkan dengan stereotype gender.
3. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian yang akan peneliti gunakan adalah gambar poster


Kenwood Chef stand mixer.

4. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2013:240) dokumen merupakan catatan peristiwa yang


sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan
harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan.
Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-
lain, maka teknik pengumpulan data dari semiotika ini adalah dengan pengumpulan
dokumentasi dari sumber yang terpercaya.

5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian menggunakan semiotika model


Charles Sanders Peirce. Berdasarkan objeknya, Peirce membagi tanda menjadi
ikon, indeks, dan simbol. Ikon merupakan tanda yang berhubungan dengan
penanda dan petandanya bersifat kesamaan bentuk alamiah. Pada dasarnya, ikon
merupakan suatu tanda yang bisa mendeskripsikan ciri utama sesuatu meskipun
sesuatu yang lazim disebut sebagai objek acuan tersebut tidak hadir. Bisa juga
didefinisikan sebagai hubungan antara tanda dan suatu objek yang bersifat
kemiripan. Indeks sendiri merupakan tanda yang memiliki kaitan fisik, esensial
atau kausal diantara representamen dan objeknya. Konsep Pierce menawarkan
model dengan apa yang disebut triadic dan konsep trikonominya yang terbagi
menjadi tiga, yakni sebagai berikut:
1. Representamen, yakni bentuk yang diterima oleh tanda atau berfungsi sebagai
tanda (Saussure menamakannya signifier). Representamen kadang diistilahkan
juga menjadi sign.
2. Interpretant, yakni bukan penafsir tanda, akan tetapi lebih merujuk pada makna
dari tanda.
3. Object, yakni sesuatu yang merujuk pada tanda. Sesuatu yang diwakili oleh
representamen yang berkaitan dengan acuan. Object data berupa representasi
mental (ada dalam pikiran), dapat juga berupa sesuatu yang nyata di luar tanda.
(Peirce, 1931 & Silverman, 1983, dalam Cahndler, dalam Nawiroh Vera, 2014).

BAB II

Pembahasan

a. Temuan data

Pada bagian ini penulis akan menjabarkan deskripsi temuan data dalam
gambar poster iklan Kenwood Chef. Temuan data ini berupa keterkaitan antara
gambar dari poster iklan Kenwood Chef dengan stereotype gender. Penanda-
penanda tersebut antara lain :

1. Pesan tulisan dalam bahasa inggris The Chef Does Everything, But Cook –
Thats what wives are for ! . Dalam bahasa Indonesia arti dari pesan tulisan
tersebut adalah Sang chef (Produk Kenwood) bisa melakukan segalanya,
tapi untuk memasak itulah kegunaan dari seorang istri.
2. Seorang wanita memperlihatkan giginya dengan indikasi dia tersenyum
yang memakai pakaian hitam dan topi lonjong keatas, berwarna putih
seperti bentuk topi chef. Wanita tersebut berdiri dibelakang seorang yang
satunya sambil menyentuh orang tersebut dari belakang dan menempelkan
pipi di belakang bahu orang tersebut.
3. Seorang pria memperlihatkan giginya dengan indikasi dia tersenyum yang
menggunakan pakaian berwarna hitam dengan kerah putih, seperti sedang
menggunakan jas, berdiri membelakangi sang wanita.
4. Terdapat minuman, piring, buah, dan air seperti jus
5. Terdapat stand mixer dominan berwarna putih
6. Terdapat logo Kenwood Chef
7. Terdapat tulisan im giving my wife

b. Analisis data

Bagian ini merupakan penjabaran petanda dalam gambar kursi kayu yang
akan dijabarkan dengan menggunakan pendekatan semiotika Charles S Peirce.
Hasil analisis triadik yang ditemukan kelompok adalah:

Gender(O)

Gambar Poster Kenwood Chef (R) Stereotype Gender(I)

Stereotype Gender yang menjadi makna dari gambar poster Kenwood Chef dapat
dilihat dari penjelasan diatas bahwa. Menurut penelitian George Peter Murdock,
laki-laki lebih konsisten kepada pekerjaan maskulin yaitu memburu binatang,
mengerjakan logam, melebur biji-biji, pekerjaan soldir, pertukangan kayu,
membuat instrumen musik, menangkap dengan perangkap, membuat kapal,
pertukangan batu, mengerjakan tulang-tulang, tanduk dan kulit kering,
menambang, dan mengangkut. Perempuan lebih konsisten kepada pekerjaan
feminin, yaitu mengumpulkan bahan bakar (kayu), mempersiapkan minuman,
meramu dan menyediakan bahan makanan dari tumbuhan-tumbuhan liar, produksi
bahan susu, mencuci, mengambil air dan memasak, dan pekerjaan rumah tangga
lainnya. Ditambah lagi dengan adanya penanda-penada pesan tulisan seperti The
Chef Does Everything, But Cook – Thats what wives are for ! . Dalam bahasa
Indonesia arti dari pesan tulisan tersebut adalah Sang chef (Produk Kenwood) bisa
melakukan segalanya, tapi untuk memasak itulah kegunaan dari seorang istri yang
mengindikasikan stereotype terhadap wanita. Bahwa secara kodrati wanita
bagaimanapun, masyarakat masih memandang keluarga yang ideal adalah suami
bekerja di luar rumah, dan istri mengerjakan pekerjaan rumah. Stereotip yang kuat
adalah idealnya suami berperan sebagai pencari nafkah dan pemimpin yang penuh
kasih, dan istri menjalankan fungsi pengasuhan anak.

BAB III

Kesimpulan

Gambar pada iklan poster Kenwood Chef merepresentasikan adanya bentuk


stereotype gender. Bahwa secara kodrati wanita bagaimanapun, masyarakat masih
memandang keluarga yang ideal adalah suami bekerja di luar rumah, dan istri mengerjakan
pekerjaan rumah. Stereotip yang kuat adalah idealnya suami berperan sebagai pencari
nafkah dan pemimpin yang penuh kasih, dan istri menjalankan fungsi pengasuhan anak,
dan memasak.

Daftar pustaka

Chandler, D. (2007). Semiotics : the basics. New York : Routledge.


Cleves Mosse, Julia. 2002. Gender dan Pembangunan. terj. Hartian Silawati. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar

Danesi, M. (2010). Pengantar memahami semiotika media. Yogyakarta: Jalasutra.

Danesi, M. (2004). Pesan, tanda, dan makna : buku teks dasar mengenai semiotika dan
teori komunikasi. Yogyakarta : Jalasutra.

Fakih, Mansour. 1999. Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Fiske, J. (2008). Cultural and communication studies : sebuah pengantar paling


komprehensif. (Drs. Yosal Iriantara, M.S. dan Idi Subandy Ibrahim, trans).
Yogyakarta : Jalasutra.

Hall, Stuart. (2003). The Work of Representation”. Representation: Cultural


Representation and signifying Practices. Sage Publication: London

Murti M.S., Krisni. 2005. dalam Jurnal Perempuan No 44. Jakarta: Yayasan Jurnal
Perempuan

Noviani, R. (2002). Jalan tengah memahami iklan: antara realitas, representasi, dan
simulasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Pawito. (2007). Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: PT Lkis Pelangi Aksara,


https://books.google.co.id/books?id=UfM33NzcHJsC&printsec=frontcover&dq=
pawito+2007&hl=en&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=pawito%202007&f=fal
se

Saptari, Ratna dan Brigett Holzner.1997. Perempuan Kerja dan Perubahan Sosial,
SebuahPengantar Studi Perempuan. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.

Stokes, J. (2003). How to do media and cultural study: panduan untuk melaksanakan
penelitian dalam kajian media Chandler, D. 2007. Semiotics: The basics.
Routledge. Abingdon.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.
Silverman, K. 1983. The subject of semiotics: Oxford University Press. New York

Vera, Nawiroh. 2014. Semiotika Dalam Riset Komunikasi. Bogor : Ghalia Indonesia.dan
budaya. Yogyakarta: Bentang

Sumber gambar : Pinterest.com https://id.pinterest.com/pin/190347521722616754/

Anda mungkin juga menyukai