Tinjauan Pustaka Rumah Dan Perumahan PDF
Tinjauan Pustaka Rumah Dan Perumahan PDF
6
7
menengah ini mempunyai luas rumah 45 m² s/d 120 m², dengan luas tanah 80
m² s/d 200 m².
3. Rumah Mewah
Rumah mewah merupakan rumah bertipe besar, biasanya dimiliki oleh
masyarakat berpenghasilan dan berdaya beli tinggi. Perencanaan ruang pada
rumah tipe ini lebih kompleks karena kebutuhan ruang yang dapat
direncanakan dalam rumah ini banyak dan disesuaikan dengan kebutuhan
pemiliknya. Rumah tipe besar ini umumnya tidak hanya sekedar digunakan
untuk tempat tinggal tetapi juga sebagai simbol status, simbol kepribadian dan
karakter pemilik rumah, ataupun simbol prestise (kebanggaan). Pada
umumnya, rumah mewah ini biasanya mempunyai luas rumah lebih dari 120
m² dengan luasan tanah lebih dari 200 m²
disposal. Proses akuisisi meliputi tahap akuisisi lahan dan tahap perizinan. Proses
produksi meliputi tahap perancangan teknis/desain dan tahap pembangunan
perumahan. Sedangkan proses disposal meliputi tahap penyewaan atau penjualan
rumah.
PROSES PROSES
PROSES PRODUKSI
AKUISISI DISPOSAL
Akuisisi
Lahan Penjualan
Desain/Perancangan Perumahan
Perizinan Unit-unit
Pelaksanaan Konstruksi Perumahan
Studi Rumah
Kelayakan
Proses akuisisi meliputi tahap akuisisi lahan, tahap pengurusan perizinan untuk
pengembangan lahan, serta tahap studi kelayakan pengembangan perumahan bagi
pengembang. Proses produksi terdiri dari tahap perancangan teknis/desain
perumahan serta tahap pembangunan perumahan. Pembangunan perumahan
terdiri dari pembangunan prasarana perumahan, pembangunan unit-unit rumah,
dan pembangunan sarana perumahan. Sedangkan proses disposal meliputi tahap
penjualan unit-unit rumah.
10
3. Tenaga kerja.
Tenaga kerja yang diperlukan pada proyek pembangunan perumahan terdiri
dari tenaga kerja proses desain dan tenaga kerja proses produksi atau
konstruksi.
4. Peralatan pembangunan.
Peralatan yang digunakan untuk membangun perumahan dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu peralatan yang diperlukan untuk proses pembuatan dan
peralatan yang diperlukan untuk proses pemasangan. Peralatan tersebut
digolongkan menjadi peralatan bergerak yaitu peralatan yang sederhana dan
mudah dipindah-pindahkan, serta peralatan ringan dan sudah lebih mekanis.
Pada suatu rantai pasok biasanya ada 3 macam aliran yang harus dikelola. Pertama
adalah aliran barang yang mengalir dari hulu (upstream) ke hilir (downstream).
Kedua adalah aliran uang dan sejenisnya yang mengalir dari hilir ke hulu. Ketiga
15
adalah aliran informasi yang biasa terjadi dari hulu ke hilir ataupun sebaliknya.
Aliran tersebut dapat diilustrasikan pada Gambar II.3.
Finansial : pembayaran
Material : retur, recycle, repair
Informasi : order, ramalan, RFQ/RFP
Gambar II.3. Tiga Macam Aliran yang Harus Dikelola Dengan Baik
Dalam Suatu Jaringan Rantai Pasok
2. Aliran uang dan sejenisnya yang mengalir dari hilir (downstream) ke hulu
(upstream).
3. Aliran informasi yang bisa terjadi dari hulu (upstream) ke hilir (downstream)
ataupun sebaliknya. Informasi tentang persediaan produk yang masih ada di
suatu proyek misalnya, sering dibutuhkan oleh pemasok maupun pabrik yang
ikut terlibat didalamnya. Dan sebaliknya informasi tentang ketersediaan
kapasitas produksi yang dimiliki oleh pemasok juga sering dibutuhkan oleh
pabrik maupun proyek. Sedangkan informasi tentang status pengiriman bahan
baku juga sering dibutuhkan oleh perusahaan yang mengirim maupun yang
akan menerima. Perusahaan pengiriman harus membagi informasi seperti ini
agar pihak-pihak yang berkepentingan bisa memonitor untuk kepentingan
perencanaan yang lebih akurat.
16
Pola umum adalah pola hubungan yang terjadi secara bertingkat sesuai dengan
hirarki dalam pola hubungan kontrak yang umum dilakukan (General Contracting
Method). Dalam pola umum teridentifikasi tiga pola hubungan yang sering terjadi,
yaitu pertama pada pekerjaan yang dilakukan sendiri oleh kontraktor sehingga
kontraktor memiliki hubungan langsung dengan penyedia material, penyedia alat,
dan pekerja (labor). Kedua pada pekerjaan yang disubkontrakkan oleh kontraktor
kepada subkontraktor untuk beberapa jenis pekerjaan dasar, dan ketiga pada
pekerjaan yang disubkontrakkan oleh kontraktor kepada spesialis untuk jenis
pekerjaaan yang memerlukan keahlian khusus. Dalam hal ini umumnya
subkontraktor dan spesialis tersebut melakukan pengadaan material, alat dan
labor-nya sendiri. Dengan demikian maka dalam pekerjaan yang
disubkontrakkan, pola pasokannya terjadi secara hirarkis (berantai).
Sedangkan pola khusus adalah pola hubungan yang memiliki perbedaan sifat
dengan pola yang dimaksud dalam pola umum. Pola khusus yang terjadi
merupakan cerminan dari praktek pengadaan oleh pemilik, khususnya pemilik
yang memiliki lingkup bisnis properti. Pola-pola khusus terjadi terutama pada
proyek konstruksi bangunan dengan metoda kontrak terpisah (Separate
Contracting Method). Pola khusus yang terjadi disebabkan oleh adanya peran
owner dalam pengadaan sehingga membentuk pola khusus dalam dua kasus, yaitu
Kasus 1: terjadinya hubungan langsung antara owner dengan pihak penyedia jasa
lainnya selain kontraktor, sehingga terbentuk pola hubungan yang setara dari tiga
17
pihak, yaitu kontraktor, subkontraktor, dan spesialis dalam pola hubungan yang
setara. Kasus 2: terjadinya hubungan langsung owner dengan pihak penyedia
material, yang terjadi baik dalam pola khusus kasus 1 (pola hubungan langung
owner dengan tiga penyedia jasa), maupun dalam pola umum. Pola hubungan
khusus ini menunjukkan peran owner yang besar, yang dilakukan dalam
menentukan strategi pengadaan, sebagai usaha untuk menekan biaya konstruksi
yang terjadi.
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan, bahwa dari penelitian dilakukan oleh
Susilawati (2005) mengenai studi supply chain konstruksi pada proyek konstruksi
bangunan gedung, diperoleh 4 (empat) bentuk pola jaringan supply chain yang
biasa terjadi dalam praktek penyelenggaraan proyek konstruksi bangunan gedung,
sebagaimana diilustrasikan di dalam gambar II.4, II.5, II.6 dan II.7, berikut ini.
Gambar II.8. Rangkaian Kegiatan Ekonomi Pada Rantai Pasok Pengembangan Perumahan
(Sumber: Soekirno, 1996)
Tabel II.2. Identifikasi Pihak-pihak Yang Terlibat Rantai Pasok Pengembangan Perumahan