Anda di halaman 1dari 16

PRAKTIKUM SEDERHANA KELAS X

Atas Nama :
Ketua :
Florein Koromari ( 2016 60 027 )
Anggota :
 Isma Yanti V Sukirno Putri ( 2016 60 002 )
 Lousia Vionalisa Letlora ( 2016 60 005 )
 Irdawati ( 2016 60 014 )
 Siti Mae Syaroh ( 2016 60 020 )
 Ester Masriat ( 2016 60 029 )
 Yenrika Kristiani Ra’bung ( 2016 60 033 )
 Siti Hartina Malawat ( 2016 60 028 )

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAPUA MANOKWARI
2018
PERCOBAAN I
Struktur Atom
Tujuan :

Untuk membuktikan bahwa dalam atom terdapat partikel penyusun atom yang
dapat bergerak.

Landasan Teori :
Kertas adalah contoh sebuah materi yang terdiri dari atom-atom. Tiap atom
memiliki inti atom yang bermuatan positif dan elektron yang mengelilinginya yang
bermuatan negatif. Dengan menggosokkan balon ke rambut, maka elektron pada rambut
akan terlepas, sehingga menyebabkan balon terkena pengaruh muatan negatif elektron.
Ketika balon yang “bermuatan” negatif didekatkan pada potongan kertas, maka muatan
positif kertas akan tertarik balon. Gaya tarik antara muatan negatif dan positif ini mampu
mengatasi gravitasi bumi sehingga potongan kertas melompat ke atas dan menempel pada
balon.

Alat dan Bahan :

 Balon
 Kertas
 Kain levis

Prosedur Kerja :

1. Siapkan alat dan bahan yang akan di gunakan


2. Balon di tiup berukuran sedang
3. Balon di gosokkan pada kain levis
4. Dekatkan balon tersebut pada potongan – potongan kertas yang sudah di siapkan .

Hasil Percobaan :

 Kertas – kertas kecil yang telah di potong – potong akan menempel pada balon .
PERCOBAAN II
Senyawa Polar dan Nonpolar
Tujuan Percobaan: Mengetahui kepolaran suatu senyawa.

Landasan Teori :

 Senyawa polar adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar
elektron pada unsur-unsurnya. Hal ini terjadi karena unsur yang berikatan tersebut
mempunyai nilai keelektronegatifitas yang berbeda.
 Senyawa non polar adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar
elektron pada unsur-unsur yan membentuknya. Hal ini terjadi karena unsur yang
berkaitan mempunyai nilai elektronegatifitas yang sama/hampir sama.

Alat dan bahan


Alat :
 Gelas kimia
 Sendok teh

Bahan:
 Minyak goreng
 Deterjen
 Cuka
 Garam dapur
 Gula pasir

Prosedur Kerja
1. Siapkan 5 gelas kimia yang kering dan bersih
2. Masing- masing gelas di isi 1-3 sendok teh bahan yang berbeda(minyak goreng, diterjen,
cuka, garam dapur, gula pasir)
3. Ketika masing-masing gelas telah diisi bahan, kemudian tambahkan 100 ml air ke masing
masing gelas lalu aduk secara konstan, diamkan beberapa saat.
4. Amati hasil reaksi apakah ada hasil larut atau tidak

Hasil Percobaan :

 Yang termasuk dalam senyawa polar dari percobaan yang dilakukan adalah
larutan cuka, larutan garam, dan larutan gula .
 Yang termasuk dalam senyawa non-polar dari percobaan yang di lakukan adalah
larutan minyak goreng dan larutan deterjen.
Uji Positif
 Garam + air

Air adalah pelarut polar sehingga dapat melarutkan hampir semua biomolekul baik
yang polar maupun yang bermuatan (berbentuk ion). Nah, senyawa yang dapat larut
di dalam air biasanya di sebut dengan senyawa hidrofilik, yang artinya suka air.
Garam, contohnya garam dapur (NaCl), larut dalam air karena garam adalah senyawa
ionik.
 Minyak + air

Minyak tak dapat larut dalam air karena memliki berat jenis yang berbeda dengan
berat jenis air. Berat jenis minyak lebih kecil dari pada air, sehingga jika air
dicampur dengan minyak , minyak selalu berada di atas permukaan air

 Gula + air

gula dapat larut dalam air karena molekul air menarik sisi-sisi polar dari
molekul gula, sehingga terbentuk larutan gula.

 Detergen + air

detergen merupakan senyawa Homogen dapat bersatu dengan zat lain dan tidak dapat
dibedakan 1 unsur , detergen apabila sudah larut dalam air tidak dapat lagi
dipisahkan kecuali melalui proses pengendapan
PERCOBAAN III
Reaksi Oksidasi III : Perubahan Warna Pada Apel
a. Tujuan Percobaan :
 Mengamati reaksi kimia pada buah apel
 Mengamati terjadinya reaksi reduksi dan oksidasi pada buah apel
b. Landasan Teori :
Reaksi kimia adalah suatu reaksi antara senyawa kimia atau unsure kimia yang
melibatkan perubahan struktur dari molekul, yang umumnya berkaitan dengan pembentukan
dan pemutusan ikatan kimia. Ciri- ciri reaksi kimia yaitu: Terbentuknya endapan,
terbentuknya gas, terjadinya perubahan warna, dan terjadinya perubahan suhu dan
temperature. Redoks adalah reaksi kimia yang di sertai perubahan bilangan oksidasi, setiap
reaksi redoks terdiri atas reaksi- reaksi reduksi dan reaksi oksidasi. Reaksi oksidasi adalah
reaksi kimia yang di tandai dengan kenaikan bilangan oksidasi. Sedangkan reaksi reduksi
adalah reaksi kimia yang di tandai dengan penurunan bilangan oksidasi.
Alat dan bahan :
Alat :
 Kaca arloji dua buah
 Gelas kimia 100 ml
 Pipet tetes satu buah
 Pisau satu buah
 Stopwach
Bahan :
 Apel satu buah
 Jeruk nipis satu buah
 Air secukupnya
Cara Kerja :
1. Belah apel mnjadi tiga bagian
2. Lumuri irisan yang pertama dengan jeruk nipis,
3. Irisan yang kedua, di tetesi air biasa di bagian sisi kanan dan kiri apel
4. Irisan yang ketiga tidak di beri apa-apa
5. Biarkan selama 30 menit, dan amati perubahan warna yang terjadi pada apel, bagian
mana yang paling cepat menjadi coklat setelah 30 menit.Bandingkan apel yang di lumuri
jeruk nipis, di tetesi air biasa dan yang di biarkan di udara terbuka atau yang tidak di beri
apa-apa.
Hasil Percobaan :
 Buah apel yang tidak di berikan apa – apa atau yang di biarkan di udara terbuka akan
lebih cepat mengalami oksidasi di bandingkan buah yang di olesi jeruk dan air .
 Buah yang di olesi jeruk akan mengalami proses reaksi oksidasi yang lebih lambat di
bandingkan dengan buah apel yang di olesi air .
Uji Positif
Pada apel yang mengalami perubahan warna paling cepat adalah pada apel yang tdk di
beri apa- apa,dan pada apel yang di beri air. Perubahan warna yang nterjadi pada apel
tersebut karena adanya reaksi redoks. Reaksi redoks yang terjadi pada apel tersebut yaitu :
pada apel terdapat zat yang namanya zat phenol dan enzim phenolase. Enzim ini ketika
bereaksi dengan udara maka akan membuat zat phenol menjadi melanin ( warna coklat )
pada apel. Pencoklatan apel juga adalah salah satu bentuk perlindungan apel dari berbagai
bakteri dan jamur. Sedangkan pada apel yang di beri perasan jeruk nipis masih tetap segar,
hal ini di sebabkan karena pada air jeruk nipis mengandung asam sehingga dapat mencegah
enzim phenolase bereaksi dengan udara..
PERCOBAAN IV
Reaksi Oksidasi II :Elephant Toothpaste
a. Tujuan Percobaan :
Untuk mengetahui bagaimana reaksi pembentukkan pasta gigi gajah .

b. Landasan Teori :
Percobaan ledakan pasta gigi atau exploding toothpaste ini salah satu percobaan
kimia yang menarik untuk di coba, seperti namanya yaitu ledakan pasta gigi (Exploding
Toothpaste), namun terkadang percobaan ini juga disebut elephant’s tootpaste atau pasta
gigi gajah. percobaan ini akan terlihat seperti semburan pasta gigi yang kuat dan cepat.
Namun pada percobaan ini kita akan memakai bahan yang cukup berbahaya yaitu
H2O2 atau Hidrogen Peroksida. Oleh karena itu anak-anak tidak boleh melakukan
percobaan ini sendiri tanpa bantuan orang tua.
Dimana kita dapat menemukan H2O2 ini? Kita dapat beli di apotek atau kalau mau
gampang memakai bahan yang ada di rumah, misalnya saya pakai pemutih pakaian merk
“Vanish” karena 90% mengandung zat aktif H2O2. Berikut adalah bahan-bahan dan
peralatan yang akan dibuat:
Bahan-bahan
 1 botol vanish
 1 bungkus ragi (fermipan)
 Air hangat
 Sabun cuci piring cair (sunlight)
 Pewarna makanan (optional)
 Botol bermulut kecil
Langkah – Langkah :
1. Masukkan hidrogen peroksida ke dalam botol, tambahkan sabun cuci piring (dikira-kira
saja banyaknya disesuaikan dengan ukuran botol) dan pewarna makanan. Sisihkan.
2. Larutkan ragi ke dalam air hangat, masukkan ke dalam botol. (sebaiknya melarutkan
raginya sesaat sebelum dimasukkan botol). Odol gajah tidak berhenti henti keluar.
Fakta Sains
 Reaksi ini terjadi karena adanya pelepasan oksigen H2O2 (hidrogen peroksida) yang
dipicu oleh ragi sebagai katalis.
 Busa lembut yang keluar itu adalah kumpulan dari busa kecil yang berisi oksigen. reaksi
ini juga termasuk eksotermis, karena bukan cuma terjadi busa tapi juga panas.
2H2O2→ 2H2O(l) + O2(g)
Uji positif :
Uji positif yang terjadi pada percobaan redoks ini adalah Hidrogen Peroksida
akan terurai menjadi oksigen dan air. Hasilnya, akan ada banyak oksigen yang terjebak
dalam peroksida, yang kemudian dengan cepat oksigen itu akan segera terdorong keluar
dari wadah. Sabun yang dicampurkan ke dalam hidrogen peroksida itu pun akan
bergabung dengan air dan akan berubah menjadi busa. Oksigen yang terurai dari sistem
menyebabkan busa sabun atau deterjen semakin kuat dan banyak, sehingga busa akan
meletus keluar. Uap yang keluar dari busa menunjukan bahwa reaksi yang terjadi adalah
reaksi eksotermik (mengeluarkan panas). Busa yang menyembur keluar berkat dorongan
oksigen itu terkesan mirip dengan pasta gigi sehingga percobaan ini di beri nama pasta
gigi gajah atau dalam bahasa inggris disebut Elephant Toothpaste.
PERCOBAAN V
Reaksi Oksidasi I : Perkaratan Dan Penghilangan Paku
a. Tujuan Percobaan : Untuk mengetahui reaksi-reaksi dan perubahan yang terjadi
b. Landasan Teori :
 Dalam percobaan ini, di gunakan bahan pemutih sebagai pengoksidasi besi,
sedangkan cuka yang bersifat asam sebagai katalis reaksi. Sehingga besi akan
mengalami oksidasi dan menghasilkan karat. Tetapi cairan pemutih juga bereaksi
dengan cuka dan akan menghasilkan (Cl2) yang beracun sebagai hasil samping
reaksi. Reaksi nya yaitu : 2Fe (s) + 3NaOCl (aq) Fe2O3 (s) + 3NaCl (aq)
 Kemudian air keras adalah larutan asam kuat yang cukup pekat, dan merupakan
senyawa kimia dengan nama asam sulfat dengan memiliki rumus kimia nya adalah
H2SO4 memiliki bentuk berupa cairan dengan sifat oksidator kuat sehingga pelan-
pelan air keras dapat menghilangkan paku dengan reaksinya yaitu :
Fe (s) + H2SO4 (aq) FeSO4 (aq) + H2 (g)
Alat dan bahan
Alat :
 Wadah
 Aluminium Foil
Bahan :
 Cuka
 Pemutih
 Paku
 Air Keras
Prosedur Kerja
1. Siapkan dua wadah
2. Wadah pertama masukan cuka dan tambahkan pemutih secukupnya, kemudian
masukan paku pada kedua larutan tersebut dan di tutup menggunakan aluminium foil.
3. Tunggu sekitar 15 menit
4. Warna campuran cuka dan pemutih menjadi kemerahan kemerahan dan paku mulai
berkarat.
5. Kemudian untuk wadah yang ke dua
6. Masukkan air keras secukupnya kemudian masukan paku hingga terendam semuanya
dalam air keras. Tunggu beberapa jam paling lama 24 jam dan lama kelamaan paku
menghilang karena teroksidasi oleh air keras.
Hasil Percobaan :
 Untuk perkaratan paku, warna larutan yang awalnya bening kekuningan, akan menjadi
coklat karena adanya hasil perkaratan sehingga menyebabkan warna larutan berubah.
 Sedangkan untuk penghilangan paku, warna larutan yang awal yaitu bening dan setelah
paku teroksidasi habis oleh H2SO4 pekat warna larutannya agak menjadi kehitam-
hitaman.
Uji Positif
 Untuk perkaratan paku, warna larutan yang awalnya bening kekuningan, akan menjadi
coklat karena adanya hasil perkaratan sehingga menyebabkan warna larutan berubah.
Pada saat di taruh paku dalam larutan tersebut, terdapat gelembung-gelembung kecil yang
berasal dari pencampuran larutan cuka + pemutih dan paku.
 Sedangkan untuk penghilangan paku, warna larutan yang awal yaitu bening dan setelah
paku teroksidasi habis oleh H2SO4 pekat warna larutannya agak menjadi kehitam-
hitaman. Pada saat di taruh paku dalam larutan tersebut, terdapat gelembung-gelembung
kecil yang berasal dari pencampuran larutan H2SO4 dan paku.
Catatan : pada percobaan ini, harus menggunakan masker
PERCOBAAN VI

Larutan Elektrolit dan Larutan Non-Elektrolit


Tujuan Percobaan :

Untuk mengetahui perbedaan antara larutan elektrolit dan non elektrolit, serta
mengetahui ciri – ciri dan jenis – jenis larutan elektrolit dan non- elektrolit .
Landasan Teori :
Larutan adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang saling melarutkan dan
masing-masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi secara fisik. Zat yang
jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat
yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau
solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan ini dinyatakan dalam konsentrasi
larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan
disebut pelarutan atau solvasi.
Larutan elektrolit adalah Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Svante
Arrhenius, ahli kimia terkenal dari Swedia mengemukakan teori elektrolit pada tahun
1884. Menurut Arrhenius, ‘‘larutan elektrolit dalam air terdisosiasi ke dalam partikel-
partikel bermuatan listrik positif dan negatif yang disebut ion (ion positif dan ion negatif)
Jumlah muatan ion positif akan sama dengan jumlah muatan ion negatif, sehingga
muatan ion-ion dalam larutan netral’’ Ion-ion inilah yang bertugas mengahantarkan arus
listrik.
Larutan ini memberikan gejala berupa menyalanya lampu atau timbulnya
gelembung gas dalam larutan. Larutan elektrolit mengandung partikel-partikel yang
bermuatan (kation dan anion). Larutan ini dapat bersumber dari senyawa ion (senyawa
yang mempunyai ikatan ion) atau senyawa kovalen polar (senyawa yang mempunyai
ikatan kovalen polar)
Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik
dengan baik. Hal ini disebabkan karena zat terlarut akan terurai sempurna (derajat
ionisasi = 1) menjadi ion-ion sehingga dalam larutan tersebut banyak mengandung ion-
ion. Karena banyak ion yang dapat menghantarkan arus listrik, maka daya hantarnya
kuat. Contohnya: NaCl
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik
dengan lemah. Hal ini disebabklan karena zat terlarut akan terurai sebagian (derajat
ionisasi = 0 < α < 1) menjadi ion-ion sehingga dalam larutan tersebut sedikit mengandung
ion. Hal ini disebabkan tidak semua terurai menjadi ion-ion (ionisasi tidak sempurna)
sehingga dalam larutan hanya ada sedikit ion-ion yang dapat menghantarkan arus listrik.
Contohnya: air biasa, dan NH3
Pada larutan non elektrolit, molekul-molekulnya tidak terionisasi dalam larutan,
sehingga tidak ada ion yang bermuatanyang dapat menghantarkan arus listrik. (derajat
ionisasi = 0) Contohnya: Larutan urea, dan glukosa
Alat dan Bahan

1. Alat
Alat – alat yang di gunakan antara lain adalah :
- Gabus
- Baterai
- Kabel listrik
- Elektroda karbon
- Bola lampu kecil
- Gelas kimia / gelas aqua

2. Bahan
Bahan – bahan yang di gunakan dalam percobaan ini adalah :
- Garam dapur halus
- Cuka
- Gula
- Detergen
- Garam batu
- Aquades
- Tisu

Prosedur kerja

1. Siapkan bahan dan alat yang di gunakan pada percobaan


2. Siapkan larutan pada setiap gelas kimia yakni larutan garam, larutan cuka, larutan
gula, larutan detergen dan garam batu.
3. Rangkai alat penguji yakni baterai, kabel, lampu, dan elektroda
4. Uji larutan dengan cara memasukkan kedua buah elektroda kedalam larutan tanpa
membuat keduannya saling bersentuhan.
5. Setelah menguji sebuah larutan maka bersihkan terlebih dahulu elektroda yang di
gunakan dengan cara dibilas dengan air biasa lalu di keringkan dengan tisuagar saat
kita menguji larutan lain, larutan tersebut tidak terkontaminasiatau tercampur.
6. Amati perubahan yang terjadi pada lampu apakah menyala terang, redup, atau tidak
menyala sama sekali, dan apakah pada elektrodanya terdapat banyak gelembung,
sedikit, atau tidak ada gelembung sama sekali.
Hasil percobaan :

 Larutan garam terbentuk gelembung dan membuat lampu menyala.


 Larutan cuka terbentuk gelembung dan membuat lampu menyala .
 Larutan deterjen membuat lampu menyala redup .
 Larutan gula tidak terdapat gelembung dan lampunya tidak menyala .
 Garam batu tidak membuat lampunya menyala.

Uji Positif :

Dari hasil diatas kita dapat mengetahui apa saja perbedaan antara larutan elektrolit kuat,
lemah, dan non elektrolit sebagai berikut :
 larutan elektrolit kuat ialah larutan elektrolit yang terionisasi sempurna sehingga larutan
tersebut dapat menghantarkan arus listrik dengan baik yang ditandai dengan munculnya
banyak gelembung disekitar elektroda dan lampu indikator menyala terang
 larutan elektrolit lemah ialah larutan elektrolit yang terionisasi tidak sempurna sehingga
larutan tersebut hanya dapat menimbulkan sedikit gelembung disekitar elektroda namun
lampu indikator tidak menyala
 larutan non elektrolit ialah laritan yang tidak dapat terionisasi sehingga tidak terdapat ion-
ion yang dapat menghantarkan listrik hal ini ditandai dengan tidak menyalanya lampu
dan tidak terdapat gelembung disekitar elektroda
PERCOBAAN VII
Ciri Reaksi Kimia : Pembentukan Gas Hidrogen ( H2 )
a. Tujuan Percobaan :
Untuk mengetahui ciri-ciri reaksi kimia dari pembentukkan gas hydrogen (H2 )

b. Landasan Teori :
Reaksi kimia
Reaksi kimia adalah peristiwa perubahan kimia dari zat-zat yang bereaksi (reaktan)
menjadi zat-zat hasil reaksi (produk). Pada reaksi kimia selalu dihasilkan zat-zat yang baru
dengan sifat-sifat yang baru. Reaksi kimia dituliskan dengan menggunakan lambang unsur.
Berikut persamaan reaksi kimia natrium hidroksida dicampur air dan aluminium foil :

2NaOH(S) + 2Al(S) + 6H2O(l) 2NaAl(OH)4 (aq) + 3H2 (g)


Ciri-Ciri Reaksi Kimia

Ketika terjadi reaksi kimia, terdapat perubahan-perubahan yang dapat kita amati.
Perhatikan ciri-ciri reaksi kimia berikut.

 Reaksi Kimia dapat Menimbulkan Perubahan Warna

Beberapa senyawa kimia memiliki kecenderungan untuk menyerap dan memancarkan


warna. Kemampuan menyerap dan memancarkan warna ini sangat spesifik untuk beberapa
zat. Sehingga ketika terjadi perubahan (konversi) zat dari reaktan menjadi produk (senyawa
baru) maka akan terjadi perubahan warna.

Bisa saja dari dua reaktan yang tidak berwarna akan menghasilkan produk senyawa
berwarna, atau dari reaktan yang berwarna membentuk produk yang tidak berwarna. Kejadian
ini menunjukkan terjadinya perubahan kimia (reaksi kimia).

 Reaksi Kimia dapat Membentuk Endapan

Ketika mencampurkan dua zat yang larut dalam pelarut, kemudian terbentuk padatan di
bagian bawah larutan, ini menandakan terjadinya reaksi kimia dalam larutan tersebut.

Pembentukan endapan ini terkadang berupa partikel yang sangat kecil (mikro) yang
melayang-layang dalam larutan sehingga tidak kasat mata. Untuk memastikannya kamu bisa
meyenterkan cahaya pada larutan tersebut. Fenomena ini dikenal dengan nama Efek Brown
(Brown Effect)
 Reaksi Kimia dapat Menimbulkan Perubahan Suhu

Setiap senyawa kimia memiliki energi dalam. Energi dalam ini merupakan energi ikatan
kimia dalam sebuah senyawa. Pemutusan ikatan memerlukan energi, sedangkan pembentukan
ikatan kimia melepaskan energi.

Ketika reaksi kimia yang terjadi melibatakan lebih banyak pembentukan ikatan kimia
daripada pemutusan ikatan kimia, maka energi akan berlebih dan dilepaskan sebagai panas
dan temperatur naik. Namun jika reaksi kimia melibatkan lebih banyak pemutusan ikatan
dibandingkan pembentukan ikatan, maka energi akan kurang dan diserap dari lingkungan
menyebabkan dingin dan penurunan temperatur.

 Reaksi Kimia dapat Menimbulkan Gas

Gas yang diproduksi dalam reaksi kimia terkadang menyebabkan terbentuknya


gelembung. Gelembung bisa muncul dari pemanasan suatu cairan atau pembentukan gas
dalam cairan. Kedua kejadian ini merupakan reaksi kimia yang umum terjadi.

Aluminium adalah salah satu unsur kimia dengan nomor atom 13. Aluminium banyak
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya : peralatan memasak , yang terkandung
dalam asap kendaraan, kembang api, alominium foil dan lain-lainl.
NaOH atau sodium hydroxide juga dikenal sebagai soda kaustik, soda api, natrium
hidroksida, adalah sejenis dasar logam kaustik. Sodium hydroxide terbentuk dari sodium
oxide alkali oksida yang dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin
yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Natrium hidroksida digunakan dalam berbagai
bidang industri, sebagian besar digunakan sebagai dasar dalam produksi pulp dan kertas ,
tekstil, air minum, sabun dan deterjen. Natrium hidroksida adalah basa yang paling umum
digunakan di laboratorium kimia.
Natrium hidroksida murni berwarna putih pekat dan tersedia dalam bentuk pelet,serpihan,
butiran, atau larutan jenuh 50 % yang biasa disebut larutan sorensen. Ini lembab dan secara
spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas. Natrium hidroksida Ini sangat larut
dalam air dan melepaskan panas ketika larut karena proses pembubaran dalam air bereaksi
secara eksotermik. Natrium hidroksida juga dilarutkan dalam etanol dan metanol, meskipun
kelarutan NaOH dalam kedua cairan ini lebih kecil dari kelarutan KOH. Tidak larut dalam
dietil eter dan pelarut non polar lainnya. Larutan natrium hidroksida akan meninggalkan noda
kuning pada kain dan kertas.
Alat dan bahan
Alat :
 Labu erlenmeyer
 Batang pengaduk
 Penyumbat botol
 Selang
 Tusuk kompor
 Korek
Bahan :
 Soda api (NaOH)
 Aquades ( air )
 Aluminium foil
 Cangkang telur
Cara kerja
1. Larutkan kristal NaOH Secukupnya dengan aquades ke dalam erlenmeyer, kemudian
diaduk hingga larut
2. Setelah itu tambahkan aluminium foil yang sudah di potong hingga membentuk bulatan
3. Kemudian tutup erlenmeyar dengan penyumbat botol yang sudah tersambung dengan
selang
4. Lalu tampung gas hidrogen yang keluar dari selang ke dalam cangkang telur yang sudah
dilubangi atas dan bawahnya.
5. Setelah gas tertampung kedalam cangkang telur, kemudian bakar cangkang telur. ( bakar
dengan menggunakan tusuk kompor dan Jauhkan api dari erlenmeyer yang berisi larutan
tersebut).
Uji positif
Natrium hidroksida (NaOH) dicampur air dan aluminium foil reaksi yang terjadi yaitu
terjadi perubahan warna menjadi warna abu-abu gelap, terbentuk sedikit endapan , adanya
gelembung-gelembung gas, dan terjadi kenaikan suhu menjadi panas.

Anda mungkin juga menyukai