Anda di halaman 1dari 20

PEMBUATAN DIETIL ETER DENGAN BAHAN

BAKU ETANOL DAN KATALIS ZEOLIT


DENGAN METODE ADSORBSI REAKSI

Ananta Kharismadi (2306100112)


Agy Yogha Pradana (2306100114)

Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Achmad Roesyadi, DEA


LATAR BELAKANG

Biaya pemurnian etanol menjadi bahan bakar


relatif tinggi.
Proses pembuatan dietil eter umumnya
menggunakan katalis asam sulfat yang homogen
dengan di etil eter dan bersifat korosif.
Dietil Eter dapat digunakan sebagai bahan bakar
alternatif pengganti BBM.
RUMUSAN MASALAH

Proses pembuatan dietil eter dengan katalis


asam sulfat (homogen) membutuhkan biaya
yang besar. Untuk mengurangi biaya tersebut
akan dibuat dietil eter melalui proses dehidrasi
etanol menggunakan katalis zeolit alam.
Dalam penelitian ini akan dikaji pengaruh
konsentrasi awal etanol dan suhu operasi
optimum.
BATASAN MASALAH

Bahan baku yang digunakan adalah etanol teknis.

Parameter yang diukur adalah konversi etanol.

Katalis yang digunakan adalah zeolit alam dan


alumina.

Adsorber yang digunakan adalah molecular sieve.


TUJUAN PENALITIAN

Mempelajari pengaruh konsentrasi awal etanol terhadap


konversi etanol dan yield dietil eter yang dihasilkan.

Mempelajari pengaruh suhu operasi terhadap konversi


etanol dan yield dietil eter yang dihasilkan.

Membandingkan aktivitas katalis zeolit alam dengan


impregnasi logam Al dan alumina dengan mengukur
konversi etanol.
MANFAAT PENELITIAN

Data konversi dan yield etanol


menjadi dietil eter.

Dietil eter dapat digunakan sebagai


pengganti etanol sebagai bahan bakar
alternatif.
ETANOL (C2H5OH)

Senyawa organik yang banyak digunakan sebagai


pengganti bahan bakar fosil.

Diperlukan etanol murni agar etanol bisa digunakan


sebagai bahan bakar.

Campuran etanol air memiliki titik azeotrop 95%


pada tekanan 1 atm dan suhu 78oC membuat
pemurnian etanol menjadi mahal.
Dietil Eter (C4H10O)

Memiliki nilai ekonomis yang tinggi karena


banyak digunakan sebagai pelarut untuk reaksi-
reaksi organik dan dan mulai dikembangkan
untuk bahan bakar alternatif.

Memiliki titik didih 34,6oC, lebih mudah


digunakan sebagai bahan bakar dibandingkan
etanol.
Zeolit

Banyak dikembangkan sebagai katalis berbagai


macam reaksi seperti dehidrasi, perengkahan,
isomerisasi, dan transesterifikasi.

Kemampuan zeolit sebagai katalis ditentukan


oleh struktur dan komposisi zeolit terutama
perbandingan Alumina dan silikat.
PENELITIAN TERDAHULU
Lu Linghong, dkk

• Zeolit (molecular sieve) lebih banyak mengadsorb air dari pada etanol.

Sulistiawan Doni

• Adsorbsi etanol pada fase uap lebih efisien daripada adsorbsi pada fase
cair.
• Adsorbsi dengan menggunakan molekular sieve memberikan hasil yang
lebih baik daripada menggunakan zeolit alam.

Varisli, dkk

• Reaksi dilakukan pada range suhu 180oC hingga 250oC pada konsentrasi
etanol awal 90% dan 100%.
• Menggunakan katalis tungsto phosphoric acid.
• Dietil Eter lebih banyak terbentuk pada suhu 180oC.
• Keberadaan uap air dapat menyebabkan menurunnya aktivitas dari katalis.
PEMBUATAN KATALIS
Keterangan
• 1. Heater
• 2. Magnetic stirrer
• 3. Labu leher tiga
• 4. Proff
• 5. Pendingin masuk
• 6. Kondensor
• 7. Pendingin keluar
• 8. Termometer
• 9. Water bath
PEMBUATAN KATALIS
PEMBUATAN DIETIL ETER
Tahap Pembuatan Di Etil Eter

• 1. Vaporizer
• 2. Molecular sieve
• 3. Pemanas reaktor
• 4. Katalis Zeolit alam
• 5. Kondensor liebig
• 6. Kondensor spiral
• 7. Penampung produk
• 8. Tabung nitrogen
• 9. Rotameter
• 10. Keran pembuangan
• 11. Termokopel
• 12. Power supply
VARIABEL PENELITIAN
Variabel berubah

• Konsentrasi etanol awal: 85%, 90%, dan 95%.


• Temperatur masuk reactor : 140oC, 160oC, 180oC,
200oC, 220oC, 240oC.
• Katalis yang digunakan adalah zeolit alam dengan
impregnasi logam Al dan alumina.

Variabel tetap

• Massa katalis : 4 gram.


• Massa zeolit molecular sieve : 10 gram.
• Rate nitrogen : 200 ml/menit.
ANALISA PRODUK

Menganalisa kandungan etanol pada


produk dengan gas kromatografi sehingga
di dapat konsentrasi etanol dalam produk.

Menganalisa kandungan etanol pada hasil


adsorbsi dengan gas kromatografi sehingga
didapat konsentrasi etanol hasil adsorbsi.
KARAKTERISTIK KATALIS
1. Hasil uji X-Ray Difraction (XRD)
Perbandingan Konversi Etanol Terhadap Konsentrasi
Etanol Awal

0,95

0,9

0,85
Konversi

Etanol 95%
0,8
etanol 90%
0,75
etanol 85%

0,7

0,65

0,6
140 160 180 200 220 240

Suhu (oC)
Perbandingan Konversi Etanol Pada Katalis Zeolit
Alam Dan Alumina

0,95

0,9

0,85
Konversi

0,8 Alumina
Zeolit alam
0,75

0,7

0,65

0,6
140 160 180 200 220

Suhu (oC)
KESIMPULAN
• Penggunaan molecular sieve dapat meningkatkan
konsentrasi etanol sebesar kurang lebih 2 % dimana
kenaikan terbesar pada konsentrasi awal 85% dengan
kenaikan 2,879%.
• Konversi etanol berkisar mulai 0,685 hingga 0,874
dengan titik tertinggi pada suhu 240°C pada
konsentrasi awal 95%
• Yield terbesar berkisar mulai 0,164 mol DEE/mol
etanol hingga 2,601 mol DEE/mol etanol dengan titik
tertinggi pada konsentrasi etanol 95% dengan suhu
1800C.
KESIMPULAN

• Semakin tinggi konsentrasi etanol maka


konversi etanol semakin besar
• Semakin tinggi suhu operasi maka konversi
etanol semakin besar
• Penggunaan katalis alumina menghasilkan
konversi etanol lebih tinggi daripada dengan
menggunakan zeolit alam

Anda mungkin juga menyukai