Anda di halaman 1dari 6

Ringkasan Materi

Mata Pelajaran : Kimia


Kelas/ Semester : X/ 2
Bab : Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit

1. Pengertian Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit


Pada saat banjir melanda, tiang rambu lalu lintas pada beberapa jalan di kota Semarang sempat tidak
berfungsi/ menyala karena aliran listrik di padamkan. Tujuannya adalah untuk mencegah perambatan
arus listrik yang akan menimbulkan sengatan listrik jika didapati ada kabel yang tercelup ke dalam
air. Mengapa air tersebut dapat menghantarkan listrik ? Apakah semua zat cair dapat menghantarkan
listrik?

Selain zat padat, zat cair yang dapat menghantarkan listrik disebut Larutan Elektrolit, sedangkan
zat cair yang tidak dapat menghantarkan listrik di sebut Larutan Non Elektrolit.

Alat Uji Elektrolit digunakan untuk menguji apakah suatu zat cair dapat menghantarkan listrik atau
tidak.

Hubungan Senyawa Ion dan Senyawa Kovalen dalam menghantarkan listrik


Senyawa ion yang padat tidak dapat menghantarkan listrik, sedangkan jika dilarutkan dalam air dapat
menghantarkan listrik
Larutan senyawa kovalen polar dapat menghantarkan listrik
Larutan senyawa kovalen non polar tidak dapat menghantarkan listrik
Keadaan tersebut karena jika suatu larutan mempunyai muatan listrik dan dapat bergerak bebas maka
larutan tersebut dapat menghantarkan listrik.

Dalam pengujian dengan alat uji elektrolit, suatu larutan dibagi menjadi 3 macam :
1. Elektrolit Kuat
Ciri : Banyak gelembung gas, lampu terang
2. Elektrolit Lemah
Ciri : Sedikit gelembung gas, lampu redup
3. Non Elektrolit
Ciri : Tidak ada gelembung gas, lampu mati
Keterangan :
1. 2 batang elektrode ( terbuat dari grafit/ tembaga/ platina)
2. Kabel listrik
3. Larutan yang di uji
4. Beaker Glass
5. Lampu indikator beserta fitingnya
6. Baterai/ Sumber Listrik

7. Reaksi Redoks

A. Cara menentukan bilangan oksidasi suatu unsur dalam suatu senyawa

Definisi bilangan oksidasi adalah bilangan yang menunjukkan kemampuan suatu atom untuk melepas
atau menerima elektron dalam pembentukan suatu senyawa. Bilangan oksidasi dilambangkan dengan tanda
positif (+) jika melepaskan elektron dan negatif (-) jika menerima elektron. Contohnya pada senyawa NaCl,
bilangan oksidasi Na adalah +1 dan bilangan oksidasi Cl adalah -1.

Aturan Bilangan Oksidasi (Biloks)


Berikut aturan standar yang belaku dalam penentuan bilangan oksidasi.

1. Biloks Unsur Bebas adalah = 0


Contoh: biloks Na, Al, H2, P4, O2, Cl2, Br2 adalah = 0

2. Biloks Ion Unsur = Muatan Ion


Contoh: biloks Na+ adalah = +1, biloks Al3+adalah = +3, biloks Cl– adalah = -1

3. Biloks Logam Gol IA (Li, Na, K, Rb, Cs, Fr) dalam Senyawa = +1
Contoh: biloks K dalam senyawa KCl adalah = +1

4. Biloks Logam Gol IIA (Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra) dalam Senyawa adalah = +2
Contoh: biloks Ba dalam senyawa Ba(OH)2 adalah = +2

5. Biloks Logam Gol IIIA (Al, Ga, In, Tl) dalam Senyawa adalah = +3
Contoh: Biloks Al dalam senyawa Al2(SO4)3 adalah = +3

6. Biloks Unsur Gol VIIA (F, Cl, Br, I, At) dalam Senyawa Biner (terdiri 2 jenis unsur) adalah = -1
Contoh: biloks Cl dalam senyawa AlCl3 adalah = -1

7. Biloks Unsur H bila Berikatan dengan Non-Logam adalah = +1 tetapi bila H berikatan dengan
Logam Biloks H = -1
Contoh: biloks H dalam senyawa HNO3 adalah = +1. Biloks H dalam senyawa AlH3 adalah = -1

8. Biloks O bila dalam Senyawa Non-Peroksida adalah = -2 tetapi bila dalam Senyawa Peroksida;
Biloks O = -1
Contoh: biloks O dalam senyawa H2O adalah = -2. Biloks O dalam senyawa H2O2, dan BaO2 adalah = -1

9. Jumlah Biloks Unsur-Unsur yang Membentuk Senyawa = 0


Contoh: Jumlah biloks Na dan Cl adalah = 0 karena biloks Na = +1 sedangkan biloks Cl = -1 (jika dijumlah
maka +1 plus -1 = 0).

10. Jumlah Biloks Unsur-Unsur yang Membentuk Ion = Muatan Ion


Contoh: Jumlah biloks S dan O pada ion SO42- adalah = -2 (biloks S = +6, biloks O = -2 dikali 4 atom)

Catatan:
o Unsur logam dapat memiliki lebih dari satu bilangan oksidasi
o Mengetahui letak unsur pada Tabel Sistem Berkala Unsur mempermudah mengidentifikasi bilangan
oksidasi unsur tesebut.
Contoh Cara Menentukan Bilangan Oksidasi Unsur dalam Senyawa
Berikut ini beberapa contoh soal cara menghitung angka oksidasi unsur dalam senyawa.

Contoh Soal 1:

Berapa bilangan oksidasi S (sulfur) dalam senyawa H2SO4 (asam sulfat)?

Jawab:

Jadi bilangan oksidasi S dalam H2SO4 adalah = +6

Contoh Soal 2:
Berapa bilangan oksidasi Al (aluminium) dalam senyawa Al2O3 ?

Jawab:

Jadi bilangan oksidasi Al dalam Al2O3 adalah = +3

Contoh Soal 3:

Berapa bilangan oksidasi Mn (mangan) dalam senyawa KMnO4 (kalium permanganat)?

Jawab:
Jadi bilangan oksidasi Mn dalam KMnO4 adalah = +7

Contoh Soal 4:
Berapa bilangan oksidasi Cr (krom) dalam ion Cr2O72- ?

Jadi bilangan oksidasi Cr dalam ion Cr2O72- adalah +6

Contoh Soal 5:
Berapa bilangan oksidasi P (fosfor) dalam senyawa H3PO4 (asam fosfat)?

Jawab:

Jadi bilangan oksidasi P dalam H3PO4 adalah +5

Contoh Soal 6:
Berapa bilangan oksidasi N (nitrogen) dalam ion NH4+ ?

Jawab:

Jadi bilangan oksidasi N dalam NH4+adalah +3


Contoh Soal 7:
Berapa bilangan oksidasi S (sulfur) dalam senyawa H2SO3 (asam sulfit) ?

Jawab:

Jadi bilangan oksidasi S dalam H2SO3 adalah +6

B. Cara menentukan manakah yang reaksi reduksi atau oksidasi


Berdasarkan konsep bilangan oksidasi, apakah reaksi SO2 dan O2 tersebut merupakan reaksi redoks? Untuk
mengetahui suatu reaksi tergolong reaksi redoks atau bukan menurut konsep perubahan bilangan oksidasi maka
perlu diketahui biloks dari setiap atom, baik dalam pereaksi maupun hasil reaksi. Biloks dari SO2, O2, dan
SO3 adalah 0 (aturan d). Biloks O dalam SO2 dan SO3 = –2 (aturan c.3) maka biloks S dalam SO2 = +4 dan
biloks S dalam SO3 = +6. Secara diagram dapat dinyatakan sebagai berikut.

Berdasarkan skema di atas tersebut dapat disimpulkan bahwa:

- atom S mengalami kenaikan biloks dari +4 menjadi +6, peristiwa ini disebut oksidasi;

- atom O mengalami penurunan biloks dari 0 menjadi –2, peristiwa ini disebut reduksi.

C. Cara memberi nama senyawa berdasarkan bilangan oksidasinya


Soal
1. Kabel listrik yang tercelup air genangan / banjir akan mengakibatkan sengatan listrik, namun dari uji
alat elektrolit H2O murni ( aquades) tidak menunjukkan adanya gelembung gas pada elktrode dan
lampu indikator tidak menyala. Mengapa hal ini bisa terjadi?

Anda mungkin juga menyukai