Selain zat padat, zat cair yang dapat menghantarkan listrik disebut Larutan Elektrolit, sedangkan
zat cair yang tidak dapat menghantarkan listrik di sebut Larutan Non Elektrolit.
Alat Uji Elektrolit digunakan untuk menguji apakah suatu zat cair dapat menghantarkan listrik atau
tidak.
Dalam pengujian dengan alat uji elektrolit, suatu larutan dibagi menjadi 3 macam :
1. Elektrolit Kuat
Ciri : Banyak gelembung gas, lampu terang
2. Elektrolit Lemah
Ciri : Sedikit gelembung gas, lampu redup
3. Non Elektrolit
Ciri : Tidak ada gelembung gas, lampu mati
Keterangan :
1. 2 batang elektrode ( terbuat dari grafit/ tembaga/ platina)
2. Kabel listrik
3. Larutan yang di uji
4. Beaker Glass
5. Lampu indikator beserta fitingnya
6. Baterai/ Sumber Listrik
7. Reaksi Redoks
Definisi bilangan oksidasi adalah bilangan yang menunjukkan kemampuan suatu atom untuk melepas
atau menerima elektron dalam pembentukan suatu senyawa. Bilangan oksidasi dilambangkan dengan tanda
positif (+) jika melepaskan elektron dan negatif (-) jika menerima elektron. Contohnya pada senyawa NaCl,
bilangan oksidasi Na adalah +1 dan bilangan oksidasi Cl adalah -1.
3. Biloks Logam Gol IA (Li, Na, K, Rb, Cs, Fr) dalam Senyawa = +1
Contoh: biloks K dalam senyawa KCl adalah = +1
4. Biloks Logam Gol IIA (Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra) dalam Senyawa adalah = +2
Contoh: biloks Ba dalam senyawa Ba(OH)2 adalah = +2
5. Biloks Logam Gol IIIA (Al, Ga, In, Tl) dalam Senyawa adalah = +3
Contoh: Biloks Al dalam senyawa Al2(SO4)3 adalah = +3
6. Biloks Unsur Gol VIIA (F, Cl, Br, I, At) dalam Senyawa Biner (terdiri 2 jenis unsur) adalah = -1
Contoh: biloks Cl dalam senyawa AlCl3 adalah = -1
7. Biloks Unsur H bila Berikatan dengan Non-Logam adalah = +1 tetapi bila H berikatan dengan
Logam Biloks H = -1
Contoh: biloks H dalam senyawa HNO3 adalah = +1. Biloks H dalam senyawa AlH3 adalah = -1
8. Biloks O bila dalam Senyawa Non-Peroksida adalah = -2 tetapi bila dalam Senyawa Peroksida;
Biloks O = -1
Contoh: biloks O dalam senyawa H2O adalah = -2. Biloks O dalam senyawa H2O2, dan BaO2 adalah = -1
Catatan:
o Unsur logam dapat memiliki lebih dari satu bilangan oksidasi
o Mengetahui letak unsur pada Tabel Sistem Berkala Unsur mempermudah mengidentifikasi bilangan
oksidasi unsur tesebut.
Contoh Cara Menentukan Bilangan Oksidasi Unsur dalam Senyawa
Berikut ini beberapa contoh soal cara menghitung angka oksidasi unsur dalam senyawa.
Contoh Soal 1:
Jawab:
Contoh Soal 2:
Berapa bilangan oksidasi Al (aluminium) dalam senyawa Al2O3 ?
Jawab:
Contoh Soal 3:
Jawab:
Jadi bilangan oksidasi Mn dalam KMnO4 adalah = +7
Contoh Soal 4:
Berapa bilangan oksidasi Cr (krom) dalam ion Cr2O72- ?
Contoh Soal 5:
Berapa bilangan oksidasi P (fosfor) dalam senyawa H3PO4 (asam fosfat)?
Jawab:
Contoh Soal 6:
Berapa bilangan oksidasi N (nitrogen) dalam ion NH4+ ?
Jawab:
Jawab:
- atom S mengalami kenaikan biloks dari +4 menjadi +6, peristiwa ini disebut oksidasi;
- atom O mengalami penurunan biloks dari 0 menjadi –2, peristiwa ini disebut reduksi.