Anda di halaman 1dari 6

FAKTOR PENDORONG KEWIRAUSAHAAN

Pada zaman modern seperti sekarang ini pandangan masyarakat akan sebuah keberhasilan
atau kesuksesan mulai mengalami pergeseran. Jika pada generasi sebelumnya menjadi
seorang pegawai baik di instansi pemerintah ataupun perusahaan lainnya dianggap lebih
bergengsi, maka generasi saat ini mulai mengalami pergeseran pandangan bahwa dengan
berwirausaha pun seseorang dapat meraih kesuksesan. Ditambah lagi sudah banyak contoh
orang sukses dari kalangan pengusaha sehingga kewirausahaan pun dianggap sebagai
sesuatu yang menjanjikan dan bergengsi. Terlepas dari masalah kesuksesan ataupun
pergeseran pandangan tersebut, jika kita mau melihat lebih jauh lagi sebenarnya faktor-
faktor apa sajakah yang menjadi pendorong timbulnya kewirausahaan? Untuk mengupas
lebih jauh masalah pendorong kewirausahaan tersebut, simak lebih lanjut pembahasan
berikut ini : Kewirausahaan terjadi didorong oleh beberapa faktor, di antaranya kondisi
wirausaha (internal), keluarga, komunitas, bangsa maupun kondisi suatu Negara. Menurut
Zimmerer, and Scarborough, 1998, dalam sebuah komunitas tumbuhnya para wirausaha-
wan dipicu oleh beberapa faktor yakni :
1. Faktor ekonomi dan kependudukan.
Seiring dengan perbaikan di bidang ekonomi, sebagian masyarakat dewasa ini memiliki
kecenderungan untuk lebih mandiri dalam berusaha dan hal tersebut disambut positif
oleh masyarakat sehingga lebih menggerakkan wirausahawan dalam memproduksi
barang ataupun jasa. Setiap orang memiliki kesempatan untuk berusaha yang sama
untuk berhasil dan sukses melalui cara memiliki usaha sendiri. Dan dalam hal ini tidak
ada batasan ras, jenis kelamin, usia ataupun status sosial, dan dalam hal tersebut
kewirausahaan menyediakan tempat yang jauh lebih luas dibandingkan jika seseorang
menjadi seorang karyawan atau pegawai.
2. Faktor Pergeseran perekonomian ke bidang jasa.
Pertumbuhan di bidang ekonomi pada saat ini mulai mengalami pergeseran. Jika
sebelumnya perkembangan pesat terjadi pada bidang produksi yang mengakibatkan
kecenderungan naiknya jumlah barang yang ada di pasar. Sebagai kelanjutannya kondisi
tersebut akan memicu munculnya usaha memasarkan barang tersebut ke konsumen,
sehingga memiliki kecenderungan meningkatnya usaha jasa pemasaran barang.
3. Faktor Pendidikan kewirausahaan.
Jika pada era sebelumnya ada semacam anggapan bahwa yang bisa menjadi
pengusaha adalah generasi penerus dari para pemilik usaha atau mitos "entrepreneurs
are born, not made" pada saat ini sudah banyak yang membuktikan bahwa hal tersebut
sudah tidak berlaku lagi. Bahwa kewirausahaan merupakan sesuatu yang bisa dipelajari
dan dipraktikan tanpa wirausaha tersebut harus berasal dari keturunan seorang
wirausaha. Munculnya berbagai institusi pendidikan yang berfokus atau berkonsentrasi

1
pada ilmu kewirausahaan, beragam media dan cara yang tersedia yang dapat
dimanfaatkan sebagai sarana mempelajari dunia wirausaha seperti buku, beragam
seminar dsb merupakan bukti minat masyarakat terhadap kewirausahaan.
4. Faktor Kebanggan sebagai Wirausahawan
Dalam diri seseorang secara alamiah sudah memiliki rasa tanggung jawab. Baik itu
merupakan tanggung jawab pada sendiri, keluarga dan masyarakat, pada umumnya hal
tersebut akan terdorong untuk melakukan peningkatan nilai kehidupan. Desakan dan
kemampuan dalam diri wirausaha untuk mampu menghidupi diri sendiri, keluarga,
karyawan dan peran aktif di dalam masyarakat akan memunculkan kebanggaan dalam di
ri wirausaha. Keinginan untuk menjadi pionir dalam bidang tertentu akan mendorong
munculnya wirausaha.
5. Faktor Kemajuan teknologi, peluang internasional dan gaya hidup bebas
Menciptakan sesuatu yang baru yang berbeda dari yang telah ada merupakan salah satu
keahlian seorang wirausahawan. Create new and different, kreativitas dan keinovasian
sebagai landasan kewirausahaan akan muncul apabila seorang memiliki kebebasan
dalam berpikir dan bertindak. Peluang internasional didukung oleh kemajuan teknologi
akan memunculkan peluang untuk menciptakan barang dan jasa yang dapat dikonsumsi
oleh masyarakat luas (internasional). Dibukanya peluang internasional akan
memunculkan transfer manusia, teknologi, barang dan jasa yang memungkinkan
wirausaha menciptakan barang dan jasa ke pasar yang berbeda.
6. Faktor-faktor Pendorong Kewirausahawan
Menurut Timmons (2008:41), dasar fundamental dari proses kewirausahaan sering
dijumpai pada pola kesuksesan ventura. Selain variasi bisnis, wirausahawan, faktor
geografi, dan teknologi, faktor pendukung utama juga mendominasi proses
kewirausahaan yang dinamis. Sehubungan dengan itu, Timmons mengemukakan lima
faktor pendorong proses kewirausahaan sebagai berikut:

a. digerakkan oleh semangat meraih peluang bisnis.


b. digerakkan oleh wirausahawan terkemuka dan tim kewirausahaannya.
c. hemat dan kreatif dalam menggunakan sumber daya.
d. sadar akan perlunya kesesuaian dan keseimbangan.
e. terintegrasi dan holistik.
Kelima hal di atas merupakan komponen proses kewirausahaan terkontrol yang dapat
diukur, dipengaruhi dan diubah. Pendiri dan invenstor memfokuskan diri pada faktor ini
saat melakukan proses analisis risiko dan menentukan upaya perubahan untuk
meningkatkan peluang sukses ventura.

7. Faktor-faktor pendorong kewirausahaan

2
Menurut Saifudin (2002), faktor pemicu kewirausahaan ditentukan oleh “property light”,
competency incentives, dan environment. Sedangkan menurut Kuncara (2008:1) faktor
pendorong kewirausahaan terdiri atas faktor internal dan faktor eksternal sebagai berikut:
a. faktor internal, yaitu kecakapan pribadi yang menyangkut soal bagaimana kita
mengelola diri sendiri. Kecakapan pribadi seseorang terdiri atas 3 unsur terpenting,
yaitu: (1) Kesadaran diri. Ini menyangkut kemampuan mengenali emosi diri sendiri
dan efeknya, mengetahui kekuatan dan batas-batas diri sendiri, dan keyakinan
tentang harga diri dan kemampuan sendiri atau percaya diri. (2) Pengaturan diri. Ini
menyangkut kemampuan mengelola emosi-emosi dan desakan-desakan yang
merusak, memelihara norma kejujuran dan integritas, bertanggung jawab atas kinerja
pribadi, keluwesan dalam menghadapi perubahan, dan mudah menerima atau
terbuka terhadap gagasan, pendekatan dan informasi-informasi baru. (3) Motivasi. Ini
menyangkut dorongan prestasi untuk menjadi lebih baik, komitmen, inisiatif untuk
memanfaatkan kesempatan, dan optimisme dalam menghadapi halangan dan
kegagalan.
b. Faktor eksternal, yaitu kecakapan sosial yang menyangkut soal bagaimana kita
menangani suatu hubungan. kecakapan sosial seseorang terdiri atas 2 unsur
terpenting, yaitu: (1) Empati. Ini menyangkut kemampuan untuk memahami orang
lain, perspektif orang lain, dan berminat terhadap kepentingan orang lain. Juga
kemampuan mengantisipasi, mengenali, dan berusaha memenuhi kebutuhan
pelanggan. Mengatasi keragaman dalam membina pergaulan, mengembangkan
orang lain, dan kemampuan membaca arus-arus emosi sebuah kelompok dan
hubungannya dengan kekuasaan, juga tercakup didalamnya. (2) Keterampilan sosial.
Termasuk dalam hal ini adalah taktik-taktik untuk meyakinkan orang (persuasi),
berkomunikasi secara jelas dan meyakinkan, membangkitkan inspirasi dan
memandu kelompok, memulai dan mengelola perubahan, bernegosiasi dan
mengatasi silang pendapat, bekerja sama untuk tujuan bersama, dan menciptakan
sinergi kelompok dalam memperjuangkan kepentingan bersama.
Menurut Timmons (2008:40), wirausahawan harus menjauhi arena persaingan yang
sekiranya tidak menguntungkan dirinya, atau memanfaatkan potensi yang ada secara kreatif
untuk menghasilkan kompetensi. Berusaha menciptakan pertambahan nilai perusahaan
yang disertai aliran arus kas yang tidak terputus, sehingga menarik minat perusahaan modal
untuk berinvestasi. Menurut Timmons, saat ini terjadi kecenderungan di mana
wirausahawan yang telah sukses membawa pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan
yang menjadi nilai tambah untuk menjadi invenstor terhadap perusahaan pemula yang
berpotensi tinggi. Salah satu kriteria ventura potensial adalah mampu mengidentifikasi mitra
dalam hal pendanaan dan anggota tim inti. Mereka mencari penyandang dana yang memiliki

3
nilai tambah yakni dapat meningkatkan sumber daya manusia perusahaan secara
keseluruhan. Dari kesemua hal berkenaan dengan proses kewirausahaan, puncaknya
adalah ventura terkait dengan pilihan gaya hidup. Hidup harus dibuat bahagia, sehingga
seseorang bisa hidup sesuai dengan keinginannya, sementara perusahaan terus
berkembang.
Timmons (2008:41) menggambarkan faktor pendorong yang mendasari kesuksesan ventura
baru melalui tiga faktor yaitu peluang usaha, sumber daya, dan tim. Ketiga faktor tersebut
saling berinteraksi menciptakan keseimbangan sebagaimana diilustrasikan pada bagan
Timmons. Proses kewirausahaan diawali dengan peluang usaha (bukan uang), strategi,
jaringan, tim, atau rencana bisnis. Peluang usaha terjadi dengan sendirinya di luar kontrol
siapa pun. Tugas wirausahawan dan timnya adalah meramu semua faktor yang ada
sehingga terjadi suatu keseimbangan. Wirausahawan bagai seorang akrobator yang harus
menjada tiga buah bola agar tetap di udara sambil melompat-lompat di atas trampoline.
Seperti itulah kondisi sebuah perusahaan pemula. Rencana bisnis merupakan bahasa dan
kode untuk mengkomunikasikan kualitas dari tiga kekuatan dalan bagan Timmons untuk
mencapai kesesuaian dan keseimbangan.
Dari bagan di atas, Timmons menganalisis bahwa bentuk, ukuran, dan dalamnya peluang
usaha menentukan bentuk, ukuran dan dalamnya kondisi sumber daya dan tim.

a. Peluang usaha, merupakan inti dari proses kewirausahaan. Suatu peluang usaha
dianggap baik jika memiliki permintaan pasar, struktur pasar dan ukuran pasar yang baik,
besarnya marjin. Ringkasnya, suatu peluang dikatakan memiliki kekuatan bila investor
mendapatkan modalnya kembali.
b. Sumber daya, yakni potensi dan kompetensi yang didukung oleh kreativitas dan
penghematan. Wirausahawan yang sukses adalah yang dapat menghemat modal dan
memanfaatkannya dengan cerdik.
c. Tim Kewirausahawan, dipimpin oleh wirausahawan yang sudah memiliki
pengalaman kerja yang sukses. Menempatkan orang yang tepat pada posisi yang tepat,
menghargai yang berhasil tetapi juga membantu yang gagal. Menerapkan standar perilaku
dan performa yang tinggi pada tim.

Hubungan antara ketiga kekuatan bagan Timmons harus diwarnai oleh konsep kesesuaian
dan keseimbangan. Dengan demikian, tugas wirausahawan dan timnya adalah meramu
semua faktor yang ada sehingga terjadi suatu keseimbangan. Dalam artian, dia harus bisa
menguasai keadaan sehingga bisa mencapai keberhasilan usaha.
Dasar dari proses kewirausahaan ada dua, yaitu logika dan trial and error dengan
menggunakan intuisi dan perencanaan. Namun keberhasilan dari suatu proposal ventura

4
banyak tergantung pada kesesuaian faktor kekuatan yang dapat meyakinkan investor. Tidak
ada waktu yang paling tepat untuk memulai sebuah proses kewirausahaan. Oleh karena itu,
kesigapan dalam melihat suatu peluang dan keputusan untuk meraihnya memiliki nilai
tersendiri dalam proses kewirausahaan.
8. Faktor-faktor yang berperan dalam kesuksesan kewirausahaan
Menurut Kuncara (2008:3-4) kunci sukses seorang pengusaha di dalam memenangkan
pasar adalah kekuatan peranan dalam berinovasi dan menciptakan ide-ide brilian dalam
menembus market share. Inovasi bukanlah berarti menciptakan sebuah produk baru.
Inovasi dapat berwujud apa saja, mulai dari, baik dalam bentuk jasa maupaun produk.
Inovasi juga bisa dilakukan dengan mengamati produk atau jasa yang sudah ada,
kemudian melakukan modifikasi untuk membuat hasil yang lebih baik. Atau dari
modifikasi tersebut akan melahirkan sebuah produk baru lagi. Salah satu metode
inovasi adalah ala Jepang, yaitu dengan prinsip ATM; Amati Tiru Modifikasi.
Untuk menjadi wirausaha sukses dan tangguh melalui inovasi, maka harus menerapkan
beberapa hal berikut:

a. Seorang wirausaha harus mampu beripikir secara Kreatif, yaitu dengan berani keluar
dari kerangka bisnis yang sudah ada. Untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik.
b. Seorang wirausaha juga harus bisa membaca arah perkembangan dunia usaha.
Misalnya, saat ini sedang maraknya penggunaan Teknologi Informasi dalam dunia bisnis.
c. Seorang wirausaha harus dapat menunjukkan nilai lebih dari produk yang dimilikinya,
agar konsumen tidak merasa produk yang ditawarkan terlalu mahal.
d. Seorang wirausaha perlu menumbuhkan sebuah kerjasama tim, sikap leadership,
kebersamaan dan membangun hubungan yang baik dengan karyawannya.
e. Seorang wirausaha harus mampu membangun personal approach yang baik dengan
lingkungan sekitarnya dan tidak cepat berpuas diri dengan apa yang telah diraihnya.
f. Seorang wirausaha harus selalu meng-upgrade ilmu yang dimilikinya untuk
meningkatkan hasil usaha yang dijalankannya. Hal ini dapat ditempuhnya dengan cara
membaca buku-buku, artikel, internet, ataupun bertanya pada yang ahlinya.
g. Seorang wirausaha harus bisa menjawab tantangan masa depan dan mampu
menjalankan konsep manajemen dan teknologi informasi. Hal ini bertujuan untuk
mempelajari segala situasi bisnis atau usaha yang cepat berkembang dan berubah sangat
cepat. Untuk itu perlunya daya kreativitas yang tinggi, analisis yang baik, intuisi yang tajam,
kemampuan networking yang mendukung, serta strategi jitu dalam memasarkan produk
atau jasa yang dimilikinya.

5
Saifudin (2008:3) mengemukakan beberapa faktor penyebab kegagalan kewirausahaan,
sebagai berikut:

a. Tidak kompeten dalam manajerial,


b. Kurang berpengalaman dalam operasi dan menghasilkan produk
c. Lemah dalam pengendalian keuangan
d. Gagal dalam perencanaan program bisnis
e. Lokasi yang kurang memadai
f. Kurangnya pengawasan peralatan
g. Sikap yang tidak bersungguh-sungguh dalam usaha
h. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi wirausaha
i. Keadaan yang menjadikan pesimistik dalam usaha:
1) Pendapatan yang tak menentu
2) Kerugian akibat hilangnya modal investasi
3) Butuh waktu lama untuk recovery
4) Kualitas kehidupan yang tetap rendah meski usahanya mantap
Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh seseorang ketika terlibat dalam wirausahawan
dikemukakan oleh Saifudin (2008:3), sebagai berikut:

a. Otonomi, pengelolaan yang ‘merdeka’ membuat wirausahawan menjadi seorang


‘boss’ yang penuh kepuasan.
b. Tantangan awal dan motif berprestasi, merupakan pendorong yang baik dan
berpeluang untuk mengembangkan konsep usaha yang menghasilkan keuntungan.
c. Kontrol Finansial, bebas dalam mengelola keuangan dan merasa sebagai kekayaan
miliki sendiri yang dapat diaturnya.

Anda mungkin juga menyukai