FHUI, DEPOK
2017
DAFTAR BAHAN BACAAN
III Pandangan Hidup Manusia 1. “Pidato Soepomo dalam Sidang BPUPK pada
Indonesia 31 Mei 1945.” 123-133 dalam Kusuma,
R.M.A.B. 2009. Lahirnya Undang-Undang
Dasar 1945. (Ed. Revisi) Depok: BP – FHUI.
2. Supomo. 1978. Hubungan Individu dan
Masyarakat dalam Hukum Adat. Jakarta:
Pradnya Paramita.
3. Henley,D. 2007. “Custom and Koperasi. The
Co-operative Ideal in Indonesia.” 87-112 in
J.S. Davidson, J.S. and D. Henley (Eds.). The
Revival of Tradition in Indonesian Politics. The
deployment of adat from colonialism to
indigenism. Oxon, New York: Routledge.
KULIAH PEMBUKA
Mata kuliah “Manusia dan Masyarakat Indonesia” merupakan mata kuliah wajib rumpun ilmu-ilmu
sosial dan humaniora di Universitas Indonesia. (UI) Sebagaimana diketahui, program-program studi
di UI dikelompokkan ke dalam rumpun-rumpun ilmu, yaitu:
a. Fakultas Kedokteran,
b. Fakultas Kedokteran Gigi,
c. Fakultas Ilmu Keperawatan, dan
d. Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Rumpun Ilmu-ilmu Pasti (Sains) dan Teknologi mencakup program-program studi yang
diselenggarakan oleh;
Sedangkan Rumpun Ilmu-ilmu Sosial dan Humaniora mencakup program-program studi yang
diselenggarakan oleh;
a. Fakultas Hukum,
b. Fakultas Psikologi,
c. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
d. Fakultas Ilmu Budaya,
e. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, dan
f. Fakultas Ilmu Administrasi.
Sebagai mata kuliah wajib rumpun, “Manusia dan Masyarakat Indonesia” wajib diikuti oleh seluruh
mahasiswa peserta program-program studi yang diselenggarakan oleh Fakultas Hukum, Fakultas
Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Budaya, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
dan Fakultas Ilmu Administrasi. Di masa mendatang, mata kuliah ini dapat diselenggarakan di mana
pun di antara kelima fakultas tersebut, demikian pula diikuti oleh mahasiswa dari program-program
studi yang diselenggarakan kelima fakultas itu. Akan tetapi, sejak pertama kali dibuka pada Tahun
Ajaran 2013-2014 sehingga kini sudah empat kali diselenggarakan, penyelenggaraan mata kuliah
Manusia dan Masyarakat Indonesia masih diserahkan kepada masing-masing fakultas, termasuk
pengembangan garis besar rancangan pengajaran (GBRP) maupun satuan acara perkuliahan. (SAP)
2. KOMPETENSI UTAMA
Mata Kuliah “Manusia dan Masyarakat Indonesia” merupakan bagian dari Kurikulum Berbasis
Kompetensi. (KBK) Kurikulum ini —berbeda dari kurikulum-kurikulum sebelumnya yang disusun
berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, budaya dan seni semata-mata —disusun
berdasarkan kompetensi atau kecakapan yang diharapkan dimiliki oleh pembelajar kelak setelah
selesai belajar dan bergabung menjadi anggota masyarakat. Oleh karena itu, penyusunan KBK pun
lebih partisipatif, mengikutsertakan pemangku kepentingan yang lebih luas, tidak terbatas pada
pakar ilmu pengetahuan dan pendidikan saja, tetapi, misalnya, calon “pengguna” para pembelajar
kelak setelah selesai belajar di pasar tenaga kerja. Melalui suatu riset awal (baseline research)
dirumuskanlah kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan oleh masyarakat dari orang-orang yang
belajar ilmu-ilmu sosial dan humaniora, dalam bentuk kompetensi utama, yaitu:
1. Peka terhadap jatidiri (identitas) ke-Indonesia-an, baik sebagai pribadi, masyarakat maupun
budaya.
2. Peka terhadap nilai-nilai dan norma-norma dasar berbangsa dan bernegara Indonesia; dan,
3. Peka terhadap permasalahan-permasalahan (issues) mendasar yang dihadapi oleh
Indonesia sebagai sebuah bangsa yang menegara.
Kurikulum Berbasis Kompetensi tersusun dalam suatu “jejaring kompetensi” yang terdiri dari
kompetensi utama, kompetensi pendukung dan kompetensi lainnya. Ketiga kompetensi di atas
termasuk dalam kompetensi utama, artinya bersifat umum dan menjadi dasar maupun landasan
bagi pengembangan kompetensi-kompetensi yang lebih rinci sifatnya. Itulah sebabnya, ketiga
kompetensi tersebut diupayakan pembentukannya dalam suatu mata kuliah yang diwajibkan bagi
semua pembelajar dari rumpun ilmu-ilmu sosial dan humaniora, karena bagaimanapun ahli ilmu-
ilmu sosial dan humaniora yang belajar di Indonesia kelak akan berhadapan dengan manusia
Indonesia, baik sebagai pribadi, masyarakat maupun budaya. Itulah pula yang menjadi latar-
belakang mengapa seseorang mempelajari ilmu-ilmu sosial dan humaniora di Indonesia, karena ingin
mengenali manusia Indonesia baik sebagai pribadi, masyarakat maupun budaya; nilai-nilai dan
norma-norma dasar yang membentuk pola pikir, pola sikap dan pola perilakunya; beserta
permasalahan-permasalahan mendasarnya.
Terlebih bagi pembelajar ilmu hukum, kompetensi-kompetensi utama di atas merupakan suatu
syarat mutlak (conditio sine qua non) untuk mempelajari hukum dan ilmu hukum di Indonesia,
karena bukan saja hukum tidak pernah bekerja dalam ruang hampa, melainkan juga bagi pembelajar
pada strata satu (S1) titik-berat pembelajaran berada pada hukum positif, yaitu hukum yang berlaku
di sesuatu tempat tertentu, pada waktu tertentu, untuk urusan yang tertentu pula. Untuk dapat
mempelajari sesuatu hukum positif dan perkembangannya, diperlukan suatu kepekaan yang akut
akan jatidiri manusia-manusia yang membentuk dan menghidupi hukum itu baik sebagai pribadi,
masyarakat maupun budayanya; nilai-nilai dan norma-norma dasar apa yang membentuk pola pikir,
pola sikap dan pola perilakunya; dan permasalahan-permasalahan yang dianggapnya mendasar.
Cicero, seorang ahli hukum Romawi kuno pernah menyatakan dalam ungkapannyayang terkenal
“ubi societas, ibi ius,” di mana ada masyarakat, di situlah ada hukum. Globalisasi memang semakin
mengaburkan batas-batas primordial dan membaurkan seluruh umat manusia dalam satu identitas
tunggal sebagai warga global yang tinggal bersama di satu kampung global;demikian pula, berbagai
bidang hukum pun semakin konvergen. Akan tetapi, sampai hari ini hukum pada kenyataannya
masih berlaku terutama dalam batas-batas kedaulatan politik nasional, terlepas dari semakin
canggihnya berbagai inisiatif internasional yang bersifat multilateral. Itulah sebabnya, bagaimanapun
pembelajar hukum di Indonesia kali pertama harus mahir hukum Indonesia terlebih dahulu, dan itu
tidak mungkin dilakukan tanpa kepekaan yang akut akan jatidiri ke-Indonesia-an.
3. DOMAIN AFEKTIF
Dalam setiap domainnya, kompetensi-kompetensi diperingkatkan dari yang paling elementer sampai
yang paling canggih. Dalam domain afektif, pemeringkatannya adalah sebagai berikut.
4. POKOK BAHASAN
A. Kepekaan terhadap Jatidiri Indonesia baik sebagai pribadi, masyarakat maupun budaya.
1. Asal-usul Manusia Indonesia.
2. Pandangan Hidup Manusia Indonesia.
3. Kemajemukan Masyarakat Indonesia.
4. Masyarakat Hukum Indonesia.
B. Kepekaan terhadap nilai-nilai dan norma-norma dasar berbangsa dan bernegara.
5. Pancasila, sebagai dasar falsafah negara Indonesia.
6. UUD 1945, sebagai hukum dasar negara Indonesia.
7. Wawasan Nusantara, sebagai identitas fisik negara-bangsa Indonesia.
8. Ketahanan Nasional, sebagai atribut mental bangsa Indonesia.
C. Kepekaan terhadap permasalahan-permasalahan mendasar yang dihadapi Indonesia sebagai
bangsa yang menegara.
9. Indonesia dalam Pergaulan Antarbangsa.
10. Indonesia dan Pembangunan Ekonomi.
11. Indonesia dan Kesejahteraan Sosial.
12. Perempuan dan Anak Indonesia.
5. DISKUSI KELAS
Metode belajar utama yang digunakan dalam mata kuliah “Manusia dan Masyarakat Indonesia”
adalah diskusi kelas. Metode ini dianggap paling cocok untuk kepentingan menimbulkan kepekaan
dan membangkitkan kesadaran, yang merupakan kompetensi yang ingin dicapai melalui kegiatan
belajar dalam mata kuliah ini. Pelaksanaan metode diskusi kelas ini adalah sebagai berikut.
1. Peserta mata kuliah kali pertama dibagi ke dalam kelas-kelas paralel sesuai dengan
ketersediaan kelas, waktu dan pengajar/ fasilitator diskusi, kemudian tiap-tiap kelas dibagi
ke dalam 12 (dua belas) kelompok, dengan tiap kelompok bertanggung-jawab atas satu dari
keduabelas Pokok Bahasan.
2. Tiap-tiap dari keduabelas Pokok Bahasan disajikan dan didiskusikan oleh setiap Kelas dalam
tiap Pertemuan di setiap minggunya, di mana tiap kelompok ketika tiba giliran presentasinya
menjadi Penyaji (pembawa makalah sesuai topik yang ditentukan).
3. Kelompok yang sedang giliran presentasi karena itu menyiapkan 2 (dua) (i) ESEI tidak lebih
dari 5 (halaman) mengenai Pokok Bahasan yang dipresentasikannya, dan (ii) PRESENTASI.
4. ESEI HARUS DITULIS BERDASARKAN REFERENSI-REFERENSI YANG DIBERIKAN DALAM
MODUL INI! Menulis esei tanpa didasarkan pada referensi-referensi ini TIDAK AKAN
DINILAI. Esei ditulis mengenai topik yang ditugaskan, namun harus diberi JUDUL YANG
BERBEDA DARI TOPIK itu sendiri—masing-masingnya dibubuhi keterangan “penyaji” dan
“pembanding.”
5. Meskipun TIDAK PRESENTASI, kelompok-kelompok lainnya JUGA MENYIAPKAN ESEI sesuai
topik yang didiskusikan pada tiap-tiap minggunya. Kelompok-kelompok yang tidak presentasi
bertanya, mengomentari, menyanggah guna mempertajam esei-esei yang disampaikan oleh
kelompok yang presentasi berdasarkan esei masing-masing.
6. SEMUA kelompok juga harus menyiapkan NOTULENSI dari tiap-tiap diskusi kelas.
7. Setelah selesai diskusi, semua ESEI—baik yang dipresentasikan maupun tidak—
DIKUMPULKAN KEPADA DOSEN untuk dinilai sebagai komponen diskusi kelas, sedangkan
semua notulensi diserahkan kepada kelompok yang presentasi sebagai masukan guna
menyusun makalah pengganti ujian tengah semester. (UTS)
Kompetensi
Minggu ke- Pokok Bahasan Tanggal/Bulan Kelompok
Utama
VI Pancasila 4/10 -
Sebagai pengganti UTS, tiap Kelompok menulis makalah ringkas tidak lebih dari 10 (sepuluh)
halaman, dengan topik yang menjadi tanggung-jawabnya.
Penilaian terutama didasarkan pada (i) kemampuan untuk “mengerucutkan” topik menjadi
tema/judul makalah ilmiah; (ii) kejelasan perumusan masalah; (iii) kegamblangan dan kerunutan
paparan dan argumentasi mengenai tema yang diangkat beserta analisisnya; (iv) kesesuaian antara
rumusan masalah dan simpulan dan saran jika ada; dan, (v) penggunaan referensi dan kutipan yang
benar dan cerdas. Makalah Pengganti UTS dikumpulkan bersamaan waktu Ujian Akhir Semester
(UAS).
Ujian Akhir Semester (UAS) akan dilaksanakan berupa ujian tertulis (sit-in written exam) sesuai
dengan jadwal yang akan ditetapkan kemudian.
Mata kuliah “Manusia dan Masyarakat Indonesia” berbobot 3 sks. Artinya, dalam seminggu baik
mahasiswa maupun pengajar/ fasilitator harus meluangkan waktunya sebanyak 3 x 150 menit, untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut.
Tatap muka di ruang kelas dilaksanakan dengan kegiatan dan alokasi waktu sebagai berikut
5 menit persiapan
15 menit presentasi esei I
15 menit presentasi esei II
70 menit tanya-jawab
30 menit ulasan diskusi oleh Dosen
15 menit penjelasan mengenai topik minggu depan
Sebagai mata kuliah yang diberikan pada tahun pertama semester pertama, “Manusia dan
Masyarakat Indonesia” tidak memiliki prasyarat.
Kegiatan tatap muka mata kuliah ini dilaksanakan pada waktu-waktu sebagai berikut.
9. KOMPONEN PENILAIAN
Nilai minimal kelulusan untuk mata kuliah “Manusia dan Masyarakat Indonesia” adalah 5.5 atau C,
yang merupakan rerata dari komponen-komponen penilaian sebagai berikut. Ketidakhadiran
dibawah 50 % otomatis tidak lulus matakuliah ini.
UAS 30 %
Tugas Pengganti UTS 30 %
Diskusi Kelas 30 %
Kehadiran 10 %
10. PENGAJAR
Berikut ini adalah pengajar mata kuliah “Manusia dan Masyarakat Indonesia” di Fakultas Hukum
Universitas Indonesia, disusun menurut abjad.
Berikut ini akan diberikan uraian singkat mengenai tiap-tiap pokok bahasan untuk membantu
mahasiswa merumuskan sendiri masalah-masalah yang akan mereka diskusikan. Oleh karena itu,
uraian singkat mengenai pokok-pokok bahasan ini akan disajikan dalam bentuk kalimat-kalimat
tanya, yang jawabannya dapat ditemukan, antara lain, dalam bahan-bahan bacaan yang diusulkan.
Akan tetapi, rumusan masalah diskusi tidak harus tepat seperti apa yang diuraikan di sini sepanjang
masih relevan dengan pokok bahasan. Demikian pula, bacaan tidak dibatasi hanya pada bahan-
bahan yang diusulkan dalam SAP yang diperluas ini, asalkan masih terkait dengan pokok bahasan.
Menurut anda, apakah sekelompok orang yang hidup bersama memiliki pandangan yang
sama mengenai diri dan lingkungannya?
Bagaimana orang Indonesia memandang diri dan lingkungannya? Apa bedanya dengan
bangsa-bangsa lain?
Apakah orang Indonesia takut kepada Tuhan? Apakah mereka suka saling membantu?
Ataukah mereka orang-orang yang malas dan terbelakang?
Seberapa majemukkah Indonesia? Apakah kemajemukan itu tetap seperti sediakala atau
terus berubah sepanjang waktu?
Apakah kemajemukan ini anugerah atau kutukan? Dapatkah ia menjadi perekat persatuan
nasional atau, sebaliknya, bom yang sewaktu-waktu dapat meledak?
Bagaimanakah kemajemukan Indonesia ini seharusnya DIKELOLA?
Apakah tiap negara-bangsa harus memiliki sistem hukum nasionalnya sendiri? Haruskah kita
memiliki suatu sistem hukum nasional Indonesia?
Betapakah masyarakat semajemuk Indonesia dapat membentuk suatu negara-bangsa?
Bentuk negara bagaimanakah yang sesuai dengan Indonesia?
Dapatkah suatu sistem hukum nasional yang berlaku bagi seluruh rakyat Indonesia
mengakomodasi kemajemukannya?
Pancasila
Apakah Pancasila itu? Nama sebuah ideologi, seperangkat nilai moral, atau apa?
Apakah fungsi Pancasila? Apakah ia suatu pandangan hidup, (weltanschauung) norma dasar,
(grundnorm) ideologi, atau apa?
Apakah arti Pancasila bagi anda? Seberapa pentingnyakah?
UUD 1945
Bagi sebuah negara, apakah “konstitusi” itu? Apa gunanya? Ada berapa macam konstitusi di
dunia?
Konstitusi yang bagaimanakah UUD 1945 itu? Apakah ia cocok dan memadai bagi Indonesia?
Sebagai seorang calon ahli hukum, seberapa pentingkah UUD 1945 bagi anda dalam
menjalani profesi kelak?
Wawasan Nusantara
Apakah orang-orang yang hidup dalam latar geografik, klimatik dan ekologi yang berbeda
memiliki cara yang berbeda pula dalam memahami hidup, diri dan lingkungannya?
Di manakah letak Indonesia di atas permukaan bola dunia? Dapatkah anda menggambar
suatu peta kasar untuk menunjukkannya? Apakah letak itu berarti sesuatu bagi anda?
Apakah Indonesia adalah sebuah negara kepulauan, yakni, pulau-pulau yang dikelilingi
lautan, ataukah negara lautan, yakni lautan yang ditaburi pulau-pulau?
Ketahanan Nasional
Setelah merdeka dari Inggris pada 1776, bangsa Amerika tetap lestari hingga kini. Setelah
berkuasa selama tujuh abad lebih, Turki Utsmaniyah runtuh pada 1923. Setelah merdeka
pada 1945, berapa lama Indonesia akan bertahan hidup?
Bagaimana cara memastikan kelangsungan hidup Bangsa Indonesia?
Seberapa pentingkah keberlangsungan Indonesia bagi anda?
Pergaulan Antarbangsa
Peran apakah yang dimainkan Indonesia dalam pergaulan antarbangsa sejauh ini? Apakah
cukup memuaskan bagi anda?
Pentingkah, menurut anda, Indonesia memainkan peranan yang lebih penting lagi dalam
dunia internasional?
Bagaimana meningkatkan sumbangsih Indonesia pada dunia dan umat manusia seluruhnya
di masa depan?
Pembangunan Ekonomi
Indonesia sudah sejak lama selalu disebut sebagai “negara berkembang” (developing
country) atau “perekonomian yang bangkit.” (emerging economy) Bagaimana PERASAAN
anda mengenainya?
Pentingkah bagi Indonesia untuk selalu mencatatkan angka pertumbuhan ekonomi yang
tinggi sehingga memungkinkan rakyat Indonesia mencapai taraf konsumsi massal yang tinggi
pula?
Apakah pertumbuhan ekonomi merupakan tujuan itu sendiri, ataukah alat maupun sarana
untuk mencapai suatu tujuan?
Kesejahteraan Sosial
Apakah di Indonesia perempuan dan anak diperlakukan tidak setara hanya karena mereka
perempuan dan anak?
Peran apa yang dapat dimainkan oleh perempuan dan anak untuk memastikan
keberlangsungan hidup Bangsa Indonesia?
Apa yang harus dilakukan untuk mewujudkannya?