Anda di halaman 1dari 12

Atresia Liang Telinga Pasca Trauma

Definisi

Atresia liang telinga didapat adalah suatu kelainan yang jarang terjadi dengan karakteristik
pembentukan jaringan fibrosis pada liang telinga. Atresia liang telinga didapat merupakan
sumbatan atau plug jaringan lunak pada bagian medial liang telinga luar yang menempel pada
bagian lateral membran timpani. 1

Penyebab

Atresia liang telinga ini dapat disebabkan oleh trauma, pasca operasi, neoplasma atau pasca
inflamasi.1

Patofisiologi

Patofisiologi atresia liang telinga karena jaringan lunak belum jelas. Liang telinga diperkirakan
mengalami beberapa tahap. Tahap pertama, beberapa kondisi seperti infeksi atau trauma
menyebabakan tumbuhnya jaringan granulasi pada liang telinga, membran timpani atau pada
keduanya. Jaringan granulasi terinfeksi dan terjadi proliferasi jaringan, tahap ini disebut tahap

1
Munilson, Jacky., Edward, Yan., Azani, Surya. 2014. Kanaloplasti pada Atresia Liang Telinga Pasca Trauma.
Jurnal Kesehatan Andalas. 2014; 3(2).
aktif atau fase immatur. Tahap matur terjadi ketika jaringan granulasi terus tumbuh dan dilapisi
oleh epitel skuamosa. Proses ini berhenti pada bagian tulang liang telinga.1

Diagnosis

Diagnosis atresia liang telinga dari pemeriksaan otoskopi, audiometri nada murni dan
pemeriksaan penunjang tomografi komputer. Pada audiometri nada murni biasanya didapatkan
tuli konduksi derajat sedang. Tomografi komputer resolusi tinggi tidak hanya memastikan
adanya jaringan lunak di liang telinga, tapi juga menilai telinga tengah dan tulang
pendengaran.1

Tata laksana

Tatalaksana terbatas pada debridement lokal, antibiotik dan kauterisasi pada fase aktif atau fase
infeksi. Ketika terjadi fibrosis atau fase matur pilihannya adalah pembedahan. Pembedahan
dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan yaitu pendekatan transkanal, pendekatan
endaural dan pendekatan postaurikula.1

1
Munilson, Jacky., Edward, Yan., Azani, Surya. 2014. Kanaloplasti pada Atresia Liang Telinga Pasca Trauma.
Jurnal Kesehatan Andalas. 2014; 3(2).
Selulitis

Definisi

Selulitis Infeksi bakteri pada aurikula paling sering berhubungan dengan komorbiditas
pasien (misal, diabetes) dan trauma. 1

Penyebab

Penyebab trauma terserin adalah tindikan anting, pukulan, luka bakar dan iatrogenik.
Insidensi meningkat pada cuaca panas. Penggunaan alkohol 70% efektif melawan hampir
semua bakteri kulit kecuali jamur. Menjaga kebersihan, kekeringan dan proteksi terhadap
trauma dapat menurunkan insidensi. Patogen penyebab terbanyak adalah staphylococcus
aureus, coagulase negative staphylococcus, pseudomonas aeruginosa dan streptococcus
species.1

Gejala

Penegakan diagnosis dengan cara kultur jarang diperlukan, bila tidak ada resolusi dapat
dipertimbangkan infeksi jamur atau dilakukan biopsi bila curiga tumor. Gejala dan tanda
biasanya terdapat indurasi, hangat, eritema, nyeri tekan dan demam. Dilaporkan terjadinya
sindrom syok toksik (demam, hipotensi, diare, lidah “stroberi”, eritroderma) tercatat dalam
literatur terjadi setelah penindikan. 1

Tata laksana

Penatalaksanaan infeksi simpel adalah dengan pemberian obat anti-staphylococcus dan


antistreptococcus secara oral. Jika sudah terjadi komplikasi dapat diberikan antibiotik secara
intravena yang direkomendasikan. Golongan quinolon oral dan intavena serta anti-
pseudomonal aminopenisilin dapat diberikan secara intravena tergantung pada derajat
keparahan. 1

1
Imanto, Mukhlis. 2015. Radang Telinga Luar. Bagian Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala
Leher (THT-KL) Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung. Jurnal Kesehatan, Volume VI, Nomor 2, Oktober
2015, hlm 201-210. Diakses pada tanggal 29 maret 2019 pukul 00.19.
Perikondritis dan Kondritis

Definisi

Infeksi yang terjadi pada jaringan mesenkim pada aurikula akibat tindikan, luka bakar,
pembedahan, trauma tumpul atau tajam yang menyebabkan vascular compromise.
Perikondritis versus kondritis hanya terjadi saat pembedahan dengan adanya nekrotik kartilago
yang menunjukkan kondritis. Akumulasi darah atau serum dapat menjadi infeksi sekunder.
Deposisi kartilago mulai 2-4 minggu dari sisa perikondrium. 1

Penyebab

Tidak terbentuknya matriks menyebabkan deformitas telinga menjadicauliflower.


Patogen penyebab tersering adalah P. aeruginosa, S. aureus, Enterobacter, P. mirabilis dan
bakteri gram negatif lain. 1

Gejala

Diagnosis ditegakkan dengan kultur dan sensitivitas serta biopsi.Gejala dan tanda dapat
akut atau kronis yang terjadi setelah beberapa minggu sejak terjadinya trauma. Setalah trauma,
bengkak yang fluktuatif dari suatu hematom atau secara kronis terjadi eritema, nyeri dan
kekeringan telinga.1

Tata laksana

Penatalaksanaan bertujuan untuk eradikasi infeksi dan optimalisasi kosmetik telinga.


Standar prosedur pascatrauma adalah perawatan luka, evakuasi hematom atau seroma, ganjalan
telinga dan profilaktik topikal (pada luka bakar) serta antibiotik sistemik, yaitu anti-

1
Imanto, Mukhlis. 2015. Radang Telinga Luar. Bagian Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala
Leher (THT-KL) Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung. Jurnal Kesehatan, Volume VI, Nomor 2, Oktober
2015, hlm 201-210. Diakses pada tanggal 29 maret 2019 pukul 00.19.
pseudomonal aminopenisilin atau fluoroquinolon selama 2-4 minggu. Antibiotik intravena
biasanya direkomendasikan sampai terjadi perbaikan klinis. Pembedahan dilakukan untuk
eliminasi nekrotik kartilago dan minimalisasi deformitas.1

1
Imanto, Mukhlis. 2015. Radang Telinga Luar. Bagian Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala
Leher (THT-KL) Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung. Jurnal Kesehatan, Volume VI, Nomor 2, Oktober
2015, hlm 201-210. Diakses pada tanggal 29 maret 2019 pukul 00.19.
Otomikosis

Definisi

Otomikosis Timbul pada kondisi lembab terutama di daerah tropis atau pasca operasi
mastoid. Pada pasien dengan immunocompromised, invasi otomikosis (Mucor, Aspergillus)
dapat ditegakkan diagnosis. Obat tetes telinga diduga dapat meningkatkan insidens infeksi
jamur.1

Gejala

Gejala otitis eksterna bakterial dan otomikosis hampir sama, namun dalam perjalanan
penyakitnya, rasa gatal sering dikeluhkan dan lebih menonjol pada infeksi mikosis. Disertai
juga dengan rasa tidak nyaman, gangguan pendengaran, tinitus dan keluar cairan dari telinga.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya jamur, terlihat hifa dan spora (conidiophores) yang
disebut Aspergillus. Candida sering membentuk gambaran miselia berwarna putih atau jika
bercampur serumen akan berwarna kekuningan. Pada kasus penyakit jamur invasif atau
organisme lainnya, tambahan manifestasi lokal dan sistemik tidak ditemukan.1

Penyebab

Patogen penyebab tersering adalah Candida, Aspergillus nigerdanfumigatus,


Penicilium, dll. 1

Tata laksana

1
Imanto, Mukhlis. 2015. Radang Telinga Luar. Bagian Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala
Leher (THT-KL) Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung. Jurnal Kesehatan, Volume VI, Nomor 2, Oktober
2015, hlm 201-210. Diakses pada tanggal 29 maret 2019 pukul 00.19.
Pada pasien dengan immunocompromised berat atau pasien dengan gejala yang atipik
diagnosis ditegakkan dengan biopsi. Sedangkan kultur jarang diperlukan. Penatalaksanaan
terdiri dari pembersihan liang telinga untuk mengeluarkan sekret dan debris epitel yang
memicu pertumbuhan jamur. Dapat dilakukan dengan syring, suction atau kapas pembersih.
Antifungal spesifik dapat digunakan. Nistatin (100.000 unit/ml propylene glycol) yang efektif
melawan kandida. Antifungal spektrum luas lainnya termasuk klotrimazol dan povidone
iodine. 2% asam salisilat dalam alkohol juga efektif yang bersifat keratolitik untuk mengelupas
lapisan superfisial epidermis sehingga fungal mycelia berkembang ke dalamnya. Terapi
antifungal sebaiknya dilanjutkan selama 1 minggu setelah terjadinya perbaikan untuk
mencegah rekurensi. Telinga harus dijaga agar tetap kering. Infeksi bakteri sering berhubungan
dengan otomikosis dan terapi dengan antibiotik/steroid membantu mengurangi inflamasi dan
edema serta membantu penetrasi antifungal menjadi lebih baik. 1

1
Imanto, Mukhlis. 2015. Radang Telinga Luar. Bagian Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala
Leher (THT-KL) Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung. Jurnal Kesehatan, Volume VI, Nomor 2, Oktober
2015, hlm 201-210. Diakses pada tanggal 29 maret 2019 pukul 00.19.
Miringitis Bulosa

Definisi

Miringitis Bulosa Penyakit akut yang sembuh sendiri tanpa pengobatan dan biasanya
unilateral. Sering ditemukan pada dewasa dan dewasa muda. Inflamasi pada seluruh lapisan
membran timpani dengan bula yang membentuk lapisan permukaan epitel di bawahnya.
Bentuk primer tanpa disertai adanya otitis media sebelumnya. Bentuk sekunder adalah sisa dari
penyakit di telinga tengah.1

Gejala

Gejala dan tanda secara tipikal miringitis bulosa menimbulkan otalgia berat dan bula
pada membran timpani yang mungkin hemoragik atau serous. Penyakit ini secara tipikal bisa
sembuh sendiri paling lama 3-4 hari dan menunjukkan tuli konduktif ringan. Biasanya akibat
infeksi virus pada saluran napas atas atau infeksi sekunder dari otitis media. 1

Penyebab

Patogen penyebab tersering adalah Hemophilus influenza, Streptococcus pneumoniae,


Moraxella catarrhalis, parainfluenza, Mycoplasma, dll. Walaupun ada postulat hubungan
antara organisme Mycoplasma dan miringitis bulosa, barubaru ini data yang tersedia
membantah postulat tersebut. 1

1
Imanto, Mukhlis. 2015. Radang Telinga Luar. Bagian Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala
Leher (THT-KL) Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung. Jurnal Kesehatan, Volume VI, Nomor 2, Oktober
2015, hlm 201-210. Diakses pada tanggal 29 maret 2019 pukul 00.19.
Tata laksana

Untuk menegakkan diagnosis, kultur tidak diperlukan untuk penatalaksanaan


selanjutnya karena miringitis bulosa dapat sembuh sendiri.

Penatalaksanaan miringitis bulosa primer adalah sebagai berikut:

1. Sembuh secara spontan dalam 3-4 hari.


2. Membuka bula dengan menggunakan myryngotomy knifeagar nyeri berkurang.

Penatalaksanaan miringitis bulosa sekunder adalah dengan pemberian antibiotik


ditujukan untuk penyakit otitis media yang mendasari.1

1
Imanto, Mukhlis. 2015. Radang Telinga Luar. Bagian Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala
Leher (THT-KL) Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung. Jurnal Kesehatan, Volume VI, Nomor 2, Oktober
2015, hlm 201-210. Diakses pada tanggal 29 maret 2019 pukul 00.19.
Miringitis Granular Kronis

Definisi

Miringitis Granular Kronis adalah kerusakan epitel membran timpani selama lebih dari
1 bulan tanpa disertai penyakit pada telinga tengah. Biasanya terjadi pada orang tua. Riwayat
otitis media, trauma atau ventilasi tuba. Tidak adanya penyakit yang mendasari dan
berhubungan dengan kelainan ini. Operasi timpanomastoid adalah faktor patogenik yang sering
ditemukan.1

Gejala

Gejala dan tanda dari miringitis granular kronis dibingungkan dengan otitis media
kronis yang menyerupai otitis eksterna. Timbulnya jaringan granulasi pucat pada bagian
membran timpani (biasanya posterosuperior) atau seluruh membran timpani yang mencapai
hampir 55% pasien, perforasi rekuren, membran timpani menebal, miringosklerosis dan
kadang-kadang kanalis akustikus eksternus ikut terlibat. Membran timpani secara tipikal
bergerak saat dilakukan pemeriksaan pneumatik. Otore dan pruritus juga sering dikeluhkan
pasien. Tuli konduktif yang mencapai 40 dB juga sering terjadi. Bertolak belakang dengan
otitis media kronis dimana telinga tengah tidak terlibat. Beberapa literatur menyebutkan bahwa
tidak adanya perforasi membran merupakan prasyarat untuk diagnosis. Keterlibatan kanalis
akustikus eksternus biasanya juga terbatas pada bagian dekat membran timpani saja, berbeda
dengan otitis eksterna difus. 1

Penyebab

Patogen penyebab tersering adalah S. aureus, Streptococcus epidermisdanP.


aeruginosa. 1

1
Imanto, Mukhlis. 2015. Radang Telinga Luar. Bagian Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala
Leher (THT-KL) Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung. Jurnal Kesehatan, Volume VI, Nomor 2, Oktober
2015, hlm 201-210. Diakses pada tanggal 29 maret 2019 pukul 00.19.
Tata laksana

Diagnosis dapat ditegakkan dengan audiogram dengan hasil tuli konduktif. Pemilihan
terapi juga tidak ditentukan oleh hasil kultur. Penatalaksanaan miringitis granular kronis adalah
sebagai berikut:

1. Menjaga kekeringan telinga, antibiotik tetes telinga, kuretase, skin grafting, kauterisasi
dan timpanoplasti untuk kasus yang refrakter.
2. Mencegah rekurensi
3. Kuretase formal dan timpanoplasti dapat memiliki efek jangka panjang dengan
rekurensi hanya sewaktu-waktu, hal ini tercatat dalam studi terbaru yang dilakukan. 1

1
Imanto, Mukhlis. 2015. Radang Telinga Luar. Bagian Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala
Leher (THT-KL) Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung. Jurnal Kesehatan, Volume VI, Nomor 2, Oktober
2015, hlm 201-210. Diakses pada tanggal 29 maret 2019 pukul 00.19.
Munilson, Jacky., Edward, Yan., Azani, Surya. 2014. Kanaloplasti pada Atresia Liang Telinga
Pasca Trauma. Jurnal Kesehatan Andalas. 2014; 3(2). Diakses dari
http://jurnal.fk.unand.ac.id pada tanggal 29 Maret 2019 pukul 23.42.

Imanto, Mukhlis. 2015. Radang Telinga Luar. Bagian Ilmu Penyakit Telinga Hidung
Tenggorok Bedah Kepala Leher (THT-KL) Fakultas Kedokteran, Universitas
Lampung. Jurnal Kesehatan, Volume VI, Nomor 2, Oktober 2015, hlm 201-210.
Diakses pada tanggal 29 maret 2019 pukul 00.19.

Anda mungkin juga menyukai