Anda di halaman 1dari 8

Akutansi Pada Likuidasi Persekutuan

1.1 Likuidasi Persekutuan

Pengunduran Diri atau Disosiasi (Dissociation). Adalah konsep hukum mengenai

pengunduran diri sekutu karena: sekutu meninggal, sekutu secara sukarela mengundurkan diri

(misalnya pensiun), dan keputusan pengadilan, meliputi: (a) sekutu terlibat dalam tindakan

yang melanggar hukum yang secara signifikan berakibat negatif bagi persekutuan, (b) sekutu

melanggar perjanjian persekutuan, (c) sekutu menjadi debitur dalam kebangkrutan, dan (d)

sekutu individnlal sudah tidak mampu melaksanakan tugasnya berdasarkan perjanjian

persekutuan.

Pembubaran (Dissolution). Merupakan pengakhiran persekutuan. Kejadian-kejadian yang

dapat menyebabkan pembubaran dan terminasi bisnis persekutuan adalah: seorang sekutu

dapat mengeluarkan pemberitahuan pengunduran diri dari persekutuan, pada persekutuan yang

didirikan dengan batas waktu dan tujuan tertentu, suatu peristiwa yang merupakan pelanggaran

hukum jika diterapkan pada bagian penting suatu kemitraan bisnis, dan adanya keputusan

pengadilan

Terminasi (Winding Up) dan Likuidasi (Liquidation). Terminasi dan likuidasi persekutuan

dimulai setelah pembubaran persekutuan. Persekutuan tetap beroperasi untuk tujuan khusus,

yaitu penyelesaian proses penghentian bisnis. Proses terminasi mencakup transaksi-transaksi

yang diperlukan untuk melikuidasi persekutuan. Konversi aset nonkas menjadi kas,

pembayaran kewajiban persekutuan, dan distribusi saldo neto yang tersisa kepada sekutu dalam

bentuk kas sesuai proporsi kepentingan modal. Jika perjanjian persekutuan tidak memberikan

rasio likuidasi khusus, maka laba atau rugi yang terjadi selama proses likuidasi didistribusikan

berdasarkan rasio laba dan rugi normal yang biasa digunakan selama operasi persekutuan.
Pinjaman dari Sekutu. Tidak ada saling hapus antara liabilitas dengan akun modal sekutu.

Liabilitas persekutuan ke sekutu individual ini harus dibayar selama proses terminasi

persekutuan

Defisit Akun Modal Sekutu. Persekutuan melakukan distribusi likuidasi, dalam bentuk kas,

kepada setiap sekutu dengan saldo kredit modal. Jika seorang sekutu gagal melakukan

kontribusi untuk memulihkan defisit modalnya, maka seluruh sekutu harus melakukan

kontribusi, sesuai dengan proporsi pembagian kerugian, berupa jumlah tambahan yang

diperlukan untuk membayar kewajiban persekutuan.

Laporan Realisasi dan Likuidasi Persekutuan. Statement of partnership realization and

liquidation yang biasa disebut dengan “laporan likuidasi", adalah dasar pembuatan ayat jurnal

untuk mencatat likuidasi. Laporan ini menyajikan pengaruh likuidasi terhadap akun-akun

laporan posisi keuangan persekutuan dalam bentuk kertas kerja. Laporan menunjukkan

konversi aset menjadi kas, alokasi keuntungan atau kerugian kepada para sekutu, dan distribusi

kas kepada para kreditor dan sekutu.

1.2 Likuidasi Sekaligus

Likuidasi lumsum (lump-sum liquidation) merupakan suatu proses likuidasi dimana seluruh

aset dikonversikan menjadi kas dalam waktu yang sangat pendek, kreditor dibayar, dan

pembayaran tunggal secara lumsum dilakukan kepada para sekutu atas kepentingan modalnya.

Realisasi Aset. Pada umumnya, sebuah persekutuan mengalami kerugian ketika menjual

asetnya. Piutang usaha umumnya ditagihkan oleh persekutuan. Kadang kala persekutuan

menawarkan diskon tunai dalam jumlah besar untuk pembayaran piutang tapat waktu yang

penagihannya malah dapat menunda proses terminasi persekutuan. Alternatif lain adalah

piutang usaha tersebut dijual kepada perusahaan anjak piutang (factoring). Persekutuan

mencatat penjualan piutang tersebut seperti halnya penjualan aset yang lain. Pinjaman kepada

dan dari sekutu harus diselesaikan selama proses terminasi. Jumlah yang tersisa kemudian
dibayar, dalam bentuk uang tunai, kepada para sekutu sehubungan dengan hak mereka dalam

distribusi likuidasi.

Beban likuidasi. Proses lukuidasi biasanya dimulai dengan menjadwalkan aset dan liabilitas

persekutuan yang telah diketahui. Nama dan alamat kreditor serta jumlah yang terutang dari

masing-masing pihak harus dicatat. Sebagaimana umumnya terjadi, kreditor yang belum

terjadwal akan diketahui selama proses likuidasi. Proses likuidasi juga melibatkan beberapa

beban seperti biaya hukum dan akuntansi tambahan. Persekutuan juga menanggung biaya

pelepasan usaha, seperti biaya iklan khusus dan biaya mencari agen penjual perlatan yang

khusus. Beban ini dialokasikan kea kun modal para sekutu dalam rasio distribusi laba dan rugi.

Ilustrasi Likuidasi Lumsum. Ilustrasi berikut ini menyajikan likuidasi yang dilakukan ileh

persekutuan ABC dengan para sekutu yang terdiri dari Aldi, Bayu, dan Citra, pada 1 Mei 2015.

Pada tahun 2014, mereka menyesuaikan persentase distribusi laba rugi berdasrkan besarnya

peran masing-masing sekutu. Hasil penyesuaian distribusi laba rugi tersebut adalah Aldi 40%,

Bayu 40%, Citra 20%. Ringkasan neraca saldo perusahaan pada tanggal 1 Mei 2015 pada saat

para sekutu memutuskan untuk melikuidasi usaha, adalah sebagai berikut.

Persekutuan ABC
Neraca Saldo
1 Mei 2015

Kas Rp10.000.000
Aset Nonkas 90.000.000
Liabilitas Rp42.000.000
Modal, Aldi (40%) 34.000.000
Modal, Bayu (40%) 10.000.000
Modal, Citra (20%) 14.000.000
Total Rp100.000.000 Rp100.000.000
Persamaan dasar akuntansi, Aset – Liabilitas = Ekuitas pemilik, dapat digunakan dalam

akuntansi persekutusan. Dalam kasus ini, ekuitas pemilik adalah jumlah akun modal sekutu

sebagai berikut.

Rp100.000.000 – Rp42.000.000 = Rp58.000.000

Kasus 1. Persekutuan Solven dan Tidak Ada Defisit dalam Akun Modal Sekutu
1. Pada saat unit usaha melakukan likuidasi, hanya akun laporan posisi keuangan yang

merupakan akun relevan, sedangkan laporan laba rugi adalah untuk kelangsungan usaha.

Proses likuidasi disajikan berdasarkan urutan kejadian dalam baris-baris kertas kerja. Jadi,

kertas kerja mencakup seluruh proses realisasi dan likuidasi serta merupakan dasar ayat

jurnal untuk mencatat proses likuidasi.

PERSEKUTUAN ABC
Laporan Realisasi dan Likuidasi Persekutuan
Likuidasi Lumsum
Saldo Modal
Kas Aset Nonkas Liabilitas Aldi,40% Bayu,40% Citra20%
Saldo sebelum likuidasi,1Mei 10.000.000 90.000.000 (42.000.000) (34.000.000) (10.000.000) (14.000.000)
Penjualan aset dan distribusi
kerugian Rp10.000.000 80.000.000 (90.000.000) 4.000.000 4.000.000 2.000.000
90.000.000 0 (42.000.000) (30.000.000) (6.000.000) (12.000.000)
Pembayaran untuk kreditor (42.000.000) 42.000.000
48.000.000 0 0 (30.000.000) (6.000.000) (12.000.000)
Pembayaran lumsum kpd sktu 48.000.000 30.000.000 6.000.000 12.000.000
Saldo Pascalikuidasi 0 0 0 0 0 0

Ayat jurnal yang mencatat proses likuidasi sebagai berikut.

15 mei 2015
1) Kas 80.000.000
Modal, Aldi 4.000.000
Modal, Bayu 4.000.000
Modal, Citra 2.000.000
Aset Nonkas 90.000.000
Realisasi seluruh aset nonkas persekutuan ABC dan distribusi kerugian sebesar Rp10.000.000 dengan
menggunakan rasio

20 mei 2015
2) Liabilitas 42.000.000
Kas 42.000.000
Pembayaran kepada kreditor

30 Mei 2015

3) Modal, Aldi 30.000.000


Modal, Bayu 6.000.000
Modal, Citra 12.000.000
Kas 48.000.000
Pembayaran lumsum kepada para sekutu.
Kasus 2. Persekutuan Solven dan

Timbul Defisit dalam Akun Modal

Sekut Defisit dalam akun modal sekutu

dapat terjadi jika saldo kredit pada akun

modal sekutu terlampau rendah untuk


dapat menanggung bagian kerugian. Defisit modal dapat terjadi kapan saja selama proses

likuidasi. Definisi tersbut dapat diatasi melalui salah satu dari dua cara berikut.

1. Para sekutu menginvestasikan kas atau aset lain unuk mengeliminasikan defisit modal.

2. Defisit modal sekutu didistribusikan kepada sekutu yang lain berdasarkan rasio pembagian

laba dan rugi yang dihasilkan.

Pendekatan yang digunakan bergantung pada kondisi solvensi sekutu yang mengalami

deficit modal. Seorang sekutu yang secara pribadi masih solven dan memiliki kekayaan bersih

untuk mengeliminasikan defisit modal harus melakukan investasi tambahan pada persekutuan

untuk menutupi defisit tersebut. Disisi lain, jika sekutu tersebut secara pribadi insolven yaitu

liabilitas pribadi melebihi aset pribadinya maka sekutu yang lain menanggung defisit sekutu

yang insolven dengan mengalokasikannya ke dalam akun modal masing-masing sesuai dengan

rasio pembagian laba dan rugi yang dihasilkan. Distribusi lumsum berikut mengilustrasikan

hal-hal berikut.

1. Laporan keuangan pribadi ketiga sekutu tersebut adalah sebagai berikut.

Aldi Bayu Citra


Aset Pribadi Rp150.000.000 Rp12.000.000 Rp42.000.000
Liabilitas Pribadi (86.000.000) (16.000.000) (14.000.000)
Kekayaan Bersih (defisit) Rp64.000.000 Rp(4.000.000) Rp28.000.000
Bayu secara pribadi insolven, sedangakan aldi dan citra secara pribadi masih solven.

2. Aset nonkas persekutuan dijual seharga Rp35.000.000 pada tanggal 15 mei 2015, dan

kerugian sebesar Rp55.000.000 dialokasikan ke akun modal para sekutu.

3. Kreditor persekutuan dibayar sebesarRp42.000.000 pada tanggal 20 mei 2015

4. Karena bayu secara pribadi insolven, maka defisit modal bayu sebesar Rp12.000.000

dialokasikan ke sekutu lainnya.

5. Sisa uang tunai sebesar Rp4.000.000 didistribusikan kepada para sekutu sebagai

pembayaran lumsum pada tanggal 31 mei 2015.

Kasus 3. Persekutuan Insolven dan Defisit Timbul dalam Akun Modal Sekutu
Sebuah persekutuan insolven jika kas yang ada dan kas yang dihasilkan dari penjualan aset

tidak cukup untuk membayar liabilitas persekutuan. Dalam kasus ini, sekutu individu

bertanggung jawab untuk sisa liabilitas persekutuan yang belum dibayar.

1.3 Likuidasi Bertahap

Likuidasi bertahap (installment liquidation) merupakan likuidasi yang secara umum

memerlukan beberapa bulan dalam penyelesaiannya dan mencangkup pembayaran periodik,

atau cicilan/bertahap, kepada para sekutunya selama perode likuidasi. Likuidasi bertahap

mencangkup distribusi kas ke para sekutu sebelum menyelesaikan likuidasi aset yang terjadi.

Panduan berikut dapat digunakan untuk membantu para akuntan dalam menentukan

pembayaran angsuran yang aman kepada para sekutu, yaitu: tidak mendistribusikan uang tunai

kepada para sekutu hingga seluruh liabilitas dan beban likuidasi aktual maupun potensial telah

dibayarkan atau telah dicadangkan seperlunya, antisipasi kemungkinan yang terburuk, atau

lebih membatasi sebelum menentukan jumlah angsuran tunai yang diterima oleh masing-

masing sekutu, setelah akuntan mengasumsikan kasus terburuk yang dapat terjadi, maka sisa

saldo kredit pada akun modal menunjukkan distribusi kas yang aman yang dapat

didistribusikan kepada para sekutu dalam jumlah yang sesuai.

Ilustrasi Likuidasi Bertahap. Aldi, Bayu, dan Citra memutuskan untuk melakukan likuidasi

terhadap usaha mereka selama beberapa periode waktu dan menerima distribusi kas yang

tersedia secara bertahap selama proses likuidasi.

Persekutuan ABC
Neraca Saldo
1 Mei 2015

Kas Rp10.000.000
Aset Nonkas 90.000.000
Liabilitas Rp42.000.000
Modal, Aldi (40%) 34.000.000
Modal, Bayu (40%) 10.000.000
Modal, Citra (20%) 14.000.000
Total Rp100.000.000 Rp100.000.000
Penjelasan:

1. Laporan para sekutu pada tanggal 1 Mei 20X5

Aldi Bayu Citra


Aset Pribadi Rp150.000.000 Rp12.000.000 Rp42.000.000
Liabilitas Pribadi (86.000.000) (16.000.000) (14.000.000)
Kekayaan Bersih (defisit) Rp64.000.000 Rp(4.000.000) Rp28.000.000
Bayu secara pribadi insolven; Aldi dan Citra secara pribadi solven.

2. Aset nonkas yang dijual

3. Kreditor akan dibayar sebesar Rp42.000.000 pada tanggal 20 Mei.

4. Para sekutu bersepakat untuk mengelola cadangan kas sebesar Rp10.000.000 selama

proses likuidasi yang digunakan untuk membayar beban likuidasi.

5. Para sekutu bersepakat untuk mendistribusikan kas yang tersedia pada akhir setiap bulan.

Rencana distribusi kas. Rencana distribusi kas (cash distribution plan), memberikan

gambaran kepada para sekutu mengenai pembayaran kas secara bertahap yang akan diterima

oleh masing-masing pada saat telah tersedia kas dalam persekutuan. Distribusi bertahap aktual

ditentukan dengan menggunakan laporan realisasi dan likuidasi, yang dilengkapi dengan

skedul pembayaran aman kepada para sekutu. Rencana distribusi kas merupakan proyeksi pro

forma penggunaan kas apabila telah tersedia uang tunai.

Daya Serap Kerugian. Daya serap kerugian (loss absorption power-LAP) diartikan sebagai

kerugian maksimun yang dapat terjadi dalam persekutuan sebelum saldo akun modal sekutu

dilunasi. Daya serap kerugian merupakan fungsi dari dua elemen:


𝑆𝑎𝑙𝑑𝑜 𝑎𝑘𝑢𝑛 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑘𝑢𝑡𝑢
LAP = 𝐵𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑢𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑘𝑢𝑡𝑢
Sebagai contoh, pada 1 Mei 20X5 Aldi memiliki saldo kredit sebesar Rp34.000.000 dan 40%

bagian dalam kerugian persekutuan ABC. LAP Aldi adalah:


𝑅𝑝34.000.000
LAP = = Rp85.000.000
0,40

Ini berarti bahwa kerugian atas pelepasan aset nonkas atau biaya likuidasi tambahan sebesar

Rp85.000.000 akan menghapuskan saldo kredit dalam akun modal Aldi: Rp85.000.000 x 0,40

= Rp34.000.000

Inkorporasi Persekutuan. Seiring dengan persekutuan yang terus berkembang, maka para

sekutu dapat memutuskan untuk menginkoporasikan/meleburkan usaha untuk memiliki akses

pendanaan ekuitasi tambahan, membatasi tanggung jawab pribadi, mendapatkan keuntungan

pajak tertentu, atau untuk mencapai tujuan usaha lain yang lebih kuat. Keuntungan atau

kerugian refaluasi dialokasikan ke akun modal para sekutu dengan rasio pembagian

keuntungan atau kerugian.

Daftar Pustaka:

Beker, Richard E., Lambke, Valdean C., King, Thomas E., Jeffrey, Cynthia G., Jusuf, Amir

Abadi., NPS, Sylvia Veronica., Wulandari, Etty Retno., Martani, Dwi., 2012. Akuntansi

Keuangan Lanjutan Perspektif Indonesia. Buku 2. Jakarta. Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai