Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

HAK REPRODUKSI PEREMPUAN

Diajukan untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester


Program Pasca Sarjana Konsentrasi Manajemen Rumah Sakit

Maya Lestari Widyastuti


NRP. 178.020.064

PROGRAM PASCA SARJANA KONSENTRASI


MANAJEMEN RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum.Wr.Wb…

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayahnya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini

dengan tepat waktu tanpa ada halangan sedikitpun. Tujuan dalam membuat makalah

ini sebagai tambahan referensi bagi para mahasiswa yang membutuhkan ilmu

tambahan tentang “Hak Reproduksi Perempuan”.

2
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen pembimbing yang telah
membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini. Ucapan terima kasih juga kami
sampaikan kepada orang tua yang telah memberikan dukungan bagi kami. Serta tak
lupa teman – teman yang ikut bekerja sama menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa penulisan tugas makalah ini masih jauh dari kata sempurna
maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari dosen pembimbing dan para
mahasiswa-mahasiswi serta para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Karena
kesalahan adalah milik semua orang dan kesempurnaan hanya milik Allah SWT.
Semoga makalah ini dapat berguna dan membantu proses pembelajaran terima kasih.
Wassalamualaikum.Wr.Wb…

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................

DAFTAR ISI ...........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1.............................................................................Latar

belakang................................................................... 1
1.2.............................................................................Rumusan

masalah.................................................................... 3
1.3.............................................................................Tujuan

..................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

2.1.............................................................................Konsep HAM

.................................................................................. 4
2.2.............................................................................Pengertian

Hak-hak Reproduksi.................................................. 5
2.3.............................................................................Macam-

macam Hak-hak reproduksi...................................... 7

BAB III PENUTUP

3.1.............................................................................Kesimpulan

.................................................................................. 10

3
3.2.............................................................................Saran

..................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 11

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

HAM adalah hak-hak dasar yang melekat pada diri manusia secara kodrati, universal,

dan abadi sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa, meliputi hak untuk hidup, hak

berkeluarga, hak mengembangkan diri, hak keadilan, hak kemerdekaan, hak

berkomunikasi, hak keamanan, dan hak kesejahteraan, yang oleh karena itu tidak boleh

diabaikan atau dirampas oleh siapapun. Selanjutnya manusia juga mempunyai hak dan

tanggungjawab yang timbul sebagai akibat perkembangan kehidupannya dalam

masyarakat (Pembukaan, Tap. No. XVII/MPR/1998). Yang menjadi subtansi HAM : hak

untuk hidup, hak berkeluarga dan hak melanjutkan keturunan, hak mengembangkan diri,

hak keadilan, hak kemerdekaan hak berkomunikasi, hak keamanan, dan hak kesejahteraan.

Adapun menurut UU HAM, HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan

kebebasan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya

yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum pemerintah, dan

setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia (Pasal 1

butir 1).
Dalam UU HAM dijelaskan bahwa diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecehan,

atau pengucilan yang langsung atau tak langsung didasarkan pada pembedaan manusia

atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi, jenis

kelamin, bahasa, keyakinan politik, yang berakibat pengurangan, penyimpangan atau

penghapusan pengakuan, pelaksanaan atau penggunaan hak asasi manusia dan kebebasan

dasar dalam kehidupan baik individual maupun kolektif dalam bidang politik, ekonomi,

hukum, sosial, budaya, dan aspek kehidupan lainnya.

1
Indonesia telah meratifikasi Konvensi Penghapusan Diskriminasi terhadap Wanita,

dengan UU No. 7 Tahun 1984. Yang dimaksud dengan diskriminasi terhadap wanita adalah

setiap perbedaan, pengucilan, atau pembatasan yang dibuat atas dasar jenis kelamin, yang

mempunyai pengaruh atau tujuan untuk mengurangi atau menghapuskan pengakuan,

penikmatan atau penggunaan hak-hak asasi manusia dan kebebasan-kebebasan pokok di

bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, sipil atau apapun lainnya oleh kaum wanita,

terlepas dari status perkawinan mereka, atas dasar persamaan antara pria dan wanita

(Pasal 1). Negara-negara harus mengutuk diskriminasi terhadap wanita dan

melaksanakannya dengan berbagai kebijaksanaan.


Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesehatan secara fisik, mental, dan sosial yang

utuh, dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan dalam segala hal yang

berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi-fungsi serta proses-prosesnya. Oleh

karena itu, kesehatan reproduksi berarti bahwa orang dapat mempunyai kehidupan seks

yang memuaskan dan aman, dan mereka memiliki kemampuan untuk bereproduksi dan

kebebasan untuk menentukan keinginannya, kapan dan frekuensinya. Dalam hal terakhir

termasuk, hak pria dan wanita untuk memperoleh informasi dan mengakses terhadap cara-

cara KB yang aman, efektif, terjangkau, dan dapat diterima sebagai pilihannya, serta

metode-metode lain yang dipilih yang tidak melawan hukum, dan hak untuk memperoleh

pelayanan pemeliharaan kesehatan yang tepat, yang memungkinkan para wanita

mengandung dan melahirkan anak dengan selamat, serta kesempatan memiliki bayi yang

sehat (ICPD – Kairo, 2012).


Hak-hak reproduksi merupakan hak pria dan wanita untuk memperoleh informasi dan

mempunyai akses terhadap berbagai metode keluarga berencana yang mereka pilih, aman,

efektif, terjangkau serta metode-metode pengendalian kelahiran lainnya yang mereka pilih

dan tidak bertentangan dengan hukum serta perundang-undangan yang berlaku. Hak-hak

ini mencakup hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang memadai sehingga para

2
wanita mengalami kehamilan dan proses melahirkan anak secara aman, serta memberikan

kesempatan bagi para pasangan untuk memiliki pasangan yang sehat.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada makalah ini yaitu untuk

mengetahui bagaimakaah, HAM, Hak Reproduksi dan macam-macam hak reproduksi.

1.3 Tujuan
1. Menjelaskan pengertian HAM?
2. Menjelaskan pengertian hak reproduksi?
3. Menjelaskan pengertian hak-hak reproduksi?
4. Menjelaskan macam-macam hak reproduksi?

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep HAM

HAM adalah hak-hak dasar yang melekat pada diri manusia secara kodrati, universal,

dan abadi sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa, meliputi hak untuk hidup, hak

berkeluarga, hak mengembangkan diri, hak keadilan, hak kemerdekaan, hak

berkomunikasi, hak keamanan, dan hak kesejahteraan, yang oleh karena itu tidak boleh

diabaikan atau dirampas oleh siapapun. Selanjutnya manusia juga mempunyai hak dan

tanggungjawab yang timbul sebagai akibat perkembangan kehidupannya dalam

masyarakat (Pembukaan, Tap. No. XVII/MPR/1998).


Subtansi HAM : hak untuk hidup, hak berkeluarga dan hak melanjutkan keturunan, hak

mengembangkan diri, hak keadilan, hak kemerdekaan hak berkomunikasi, hak keamanan,

dan hak kesejahteraan. Adapun menurut UU HAM, HAM adalah seperangkat hak yang

melekat pada hakikat dan kebebasan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan

merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh

negara, hukum pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat

dan martabat manusia (Pasal 1 butir 1).


Dalam UU HAM dijelaskan bahwa diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecehan,

atau pengucilan yang langsung atau tak langsung didasarkan pada pembedaan manusia

atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi, jenis

kelamin, bahasa, keyakinan politik, yang berakibat pengurangan, penyimpangan atau

penghapusan pengakuan, pelaksanaan atau penggunaan hak asasi manusia dan kebebasan

dasar dalam kehidupan baik individual maupun kolektif dalam bidang politik, ekonomi,

hukum, sosial, budaya, dan aspek kehidupan lainnya.

2.2 Pengertian Hak-hak Reproduksi

4
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan

setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis (UU No. 23 Tahun 1992 tentang

Kesehatan). Difinisi ini sesuai dengan WHO, kesehatan tidak hanya berkaitan dengan

kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental dan sosial, ditambahkan lagi (sejak Deklarasi

Alma Ata-WHO dan UNICEF) dengan syarat baru, yaitu: sehingga setiap orang akan mampu

hidup produktif, baik secara ekonomis maupun sosial. Dengan definisi seperti ini,

pengertian kesehatan sangat luas mencakup kualitas kehidupan.


Reproduksi merupakan fungsi dari makhluk hidup untuk menurunkan generasi

penerusnya, dengan secara alamiah dilengkapi dengan organ-organ yang secara biologis

untuk itu. Demikian juga manusia, penentuan perilaku reproduksi berasal dari hormon-

hormon yang dimilikinya dan juga adanya alat-alat reproduksi, yang antara betina dan

jantan berbeda, untuk memfungsikannya dengan melakukan hubungan seksual. Secara

biologis, cara hormon berinteraksi dengan perilaku seksual pada manusia tidak berbeda

pada binatang. Yang membedakan adalah manusia dapat melakukan pengendalian

dengan pikirannya.
Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesehatan secara fisik, mental, dan sosial yang

utuh, dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan dalam segala hal yang

berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi-fungsi serta proses-prosesnya. Oleh

karena itu, kesehatan reproduksi berarti bahwa orang dapat mempunyai kehidupan seks

yang memuaskan dan aman, dan mereka memiliki kemampuan untuk bereproduksi dan

kebebasan untuk menentukan keinginannya, kapan dan frekuensinya. Dalam hal terakhir

termasuk, hak pria dan wanita untuk memperoleh informasi dan mengakses terhadap cara-

cara KB yang aman, efektif, terjangkau, dan dapat diterima sebagai pilihannya, serta

metode-metode lain yang dipilih yang tidak melawan hukum, dan hak untuk memperoleh

pelayanan pemeliharaan kesehatan yang tepat, yang memungkinkan para wanita

5
mengandung dan melahirkan anak dengan selamat, serta kesempatan memiliki bayi yang

sehat (ICPD – Kairo, 1994)).


Kesehatan bagi wanita adalah lebih dari kesehatan reproduksi. Wanita memiliki

kebutuhan kesehatan khusus yang berhubungan dengan fungsi seksual dan reproduksi.

Wanita mempunyai sistem reproduksi yang sensitif terhadap kerusakan yang dapat terjdi

atau menimbulkan disfungsi atau penyakit. Wanita adalah subjek dari beberapa penyakit

terhadap fungsi tubuh oleh karna pengaruh laki-laki karna adanya perbedaan bentuk

genetik, hormonal, ataupun perilaku gaya hidup, penyakit pada sistem tubuh ataupun

pengobatan dapat berinteraksi dengan keadaan sistem reproduksi ataupun fungsinya.

Membicarakan kesehatan reproduksi tak terpisahkan dengan soal hak reproduksi,

kesehatan seksual, dan hak seksual.


Kesehatan seksual yaitu suatu keadaan agar tercapai kesehatan reproduksi yang

mensyaratkan bahwa kehidupan seks seseorang itu harus dapat dilakukan secara

memuaskan dan sehat dalam arti terbebas dari penyakit dan gangguan lainnya. Terkait

dengan ini adalah hak seksual, yakni bagian dari hak asasi manusia untuk memutuskan

secara bebas dan bertanggungjawab terhadap semua hal yang berhubungan dengan

seksualitas, termasuk kesehatan seksual dan reproduksi, bebas dari paksaan, diskriminasi

dan kekerasan.
Hak-hak reproduksi merupakan hak pria dan wanita untuk memperoleh informasi dan

mempunyai akses terhadap berbagai metode keluarga berencana yang mereka pilih, aman,

efektif, terjangkau serta metode-metode pengendalian kelahiran lainnya yang mereka pilih

dan tidak bertentangan dengan hukum serta perundang-undangan yang berlaku. Hak-hak

ini mencakup hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang memadai sehingga para

wanita mengalami kehamilan dan proses melahirkan anak secara aman, serta memberikan

kesempatan bagi para pasangan untuk memiliki pasangan yang sehat.

6
2.3 Macam-macam Hak-hak reproduksi
Hak-hak reproduksi meliputi hal-hal berikut ini:

1. Hak mendapat informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi.

Setiap remaja berhak mendapatkan informasi dan pendidikan yang jelas dan benar

tentang berbagai aspek terkait dengan masalah kesehatan reproduksi. Contohnya:

seorang remaja harus mendapatkan informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi.

2. Hak mendapat pelayanan dan perlindungan kesehatan reproduksi.


Setiap remaja memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan dan perlindungan

kehidupan reproduksinya termasuk perlindungan dari resiko kematian akibat proses

reproduksi. Contoh: seorang remaja yang mengalami kehamilan yang tidak diinginkan

harus tetap mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik agar proses kehamilan dan

kelahirannya dapat berjalan dengan baik.


3. Hak kebebasan berfikir tentang pelayanan kesehatan reproduksi.
Setiap remaja berhak untuk berpikir atau mengungkapkan pikirannya tentang

kehidupan yang diyakininya. Perbedaan yang ada harus diakui dan tidak boleh

menyebabkan terjadinya kerugian atas diri yang bersangkutan. Orang lain dapat saja

berupaya merubah pikiran atau keyakinan tersebut namun tidak dengan pemaksaan

akan tetapi dengan melakukan upaya advokasi dan Komunikasi, Informasi dan Edukasi

(KIE). Contoh: seseorang dapat saja mempunyai pikiran bahwa banyak anak

menguntungkan bagi dirinya dan keluarganya. Bila ini terjadi maka orang tersebut tidak

boleh serta merta dikucilkan atau dijauhi dalam pergaulan. Upaya merubah pikiran

atau keyakinan tersebut boleh dilakukan sepanjang dilakukan sendiri oleh yang

bersangkutan setelah mempertimbangkan berbagai hal sebagai dampak dari advokasi

dan KIE yang dilakukan petugas.


4. Hak untuk dilindungi dari kematian karena kehamilan.
Setiap perempuan yang hamil dan akan melahirkan berhak untuk mendapatkan

perlindungan dalam arti mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik sehingga

terhindar dari kemungkinan kematian dalam proses kehamilan dan melahirkan

7
tersebut. Contoh: Pada saat melahirkan seorang perempuan mempunyai hak untuk

mengambil keputusan bagi dirinya secara cepat terutama jika proses kelahiran tersebut

berisiko untuk terjadinya komplikasi atau bahkan kematian. Keluarga tidak boleh

menghalangi dengan berbagai alasan.


5. Hak untuk menentukan jumlah dan jarak kelahiran anak.
Setiap orang berhak untuk menentukan jumlah anak yang dimilikinya serta jarak

kelahiran yang diinginkan. Contoh: Dalam konteks program KB, pemerintah,

masyarakat, dan lingkungan tidak boleh melakukan pemaksaan jika seseorang ingin

memiliki anak dalam jumlah besar. Yang harus dilakukan adalah memberikan

pemahaman sejelas-jelasnya dan sebenar-benarnya mengenai dampak negative dari

memiliki anak jumlah besar dan dampak positif dari memiliki jumlah anak sedikit.

Jikapun klien berkeputusan untuk memiliki anak sedikit, hal tersebut harus merupakan

keputusan klien itu sendiri.


6. Hak atas kebebasan dan keamanan yang berkaitan dengan kehidupan

reproduksinya.
Hak ini terkait dengan adanya kebebasan berpikir dan menentukan sendiri kehidupan

reproduksi yang dimiliki oleh seseorang. Contoh: Dalam konteks adanya hak tersebut,

maka seseorang harus dijamin keamanannya agar tidak terjadi” pemaksaaan” atau

“pengucilan” atau munculnya ketakutan dalam diri individu karena tidak memiliki hak

kebebasan tersebut.
7. Hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi dalam segala kehidupan

berkeluarga dan kehidupan reproduksi.


Setiap orang tidak boleh mendapatkan perlakuan diskriminatif berkaitan dengan

kesehatan reproduksi karena ras, jenis kelamin, kondisi sosial ekonomi,

keyakinan/agamanya dan kebangsaannya. Contoh: Orang tidak mampu harus

mendapatkan pelayanan kesehatan reproduksi yang berkualitas (bukan sekedar atau

asal-asalan) yang tentu saja sesuai dengan kondisi yang melingkupinya. Demikian pula

seseorang tidak boleh mendapatkan perlakuan yang berbeda dalam hal mendapatkan

8
pelayanan kesehatan reproduksi hanya karena yang bersangkutan memiliki keyakinan

berbeda dalam kehidupan reproduksi. Misalnya seseorang tidak mendapatkan

pelayanan pemeriksaan kehamilan secara benar, hanya karena yang bersangkutan tidak

ber-KB atau pernah menyampaikan suatu aspirasi yang berbeda dengan masyarakat

sekitar. Pelayanan juga tidak boleh membedakan apakah seseorang tersebut

perempuan atau laki-laki. Hal ini disebut dengan diskriminasi gender.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

HAM adalah hak-hak dasar yang melekat pada diri manusia secara kodrati, universal,

dan abadi sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa, meliputi hak untuk hidup, hak

berkeluarga, hak mengembangkan diri, hak keadilan, hak kemerdekaan, hak

berkomunikasi, hak keamanan, dan hak kesejahteraan, yang oleh karena itu tidak boleh

diabaikan atau dirampas oleh siapapun. Selanjutnya manusia juga mempunyai hak dan

tanggungjawab yang timbul sebagai akibat perkembangan kehidupannya dalam

masyarakat (Pembukaan, Tap. No. XVII/MPR/1998).


Hak-hak reproduksi merupakan hak pria dan wanita untuk memperoleh informasi dan

mempunyai akses terhadap berbagai metode keluarga berencana yang mereka pilih, aman,

efektif, terjangkau serta metode-metode pengendalian kelahiran lainnya yang mereka pilih

dan tidak bertentangan dengan hukum serta perundang-undangan yang berlaku. Hak-hak

ini mencakup hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang memadai sehingga para

wanita mengalami kehamilan dan proses melahirkan anak secara aman, serta memberikan

kesempatan bagi para pasangan untuk memiliki pasangan yang sehat.

3.2 Saran
Untuk itu wawasan dan pengetahuan kesehatan reproduksi perempuan, agar dapat

meningkatkan kesejahtaraan dan kesehatan bisa tercapai dengan sempurna. Dengan cara

sosialisasi, kegiatan tersebut mudah-mudahan kesehatan reproduksi masyarakat bisa

tercapai dan masyarakat lebih pintar dalam menjaga kesehatannya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Aisyaroh N., 2010. Jurnal : Kesehatan Reproduksi Remaja. Semarang : Universitas Sultan Agung.
Jurnal.

Amanah S., 2007. Jurnal Penyuluhan : Makna Penyuluhan dan Transformasi Perilaku Manusia.
Bogor : Institut Pertanian Bogor. Jurnal.

Arliani, S.T., 2013. Fenomena Hubungan Seksual Pranikah Pada Kalangan Mahasiswa Kost di
Gerkalokang Bandung. Bandung : UPI.

Arma, A.J.A., 2007. Pengaruh Perubahan Sosial Terhadap Perilaku Seks Remaja dan
Pengetahuan Kespro Sebagai Alternatif Penangkalnya. Info Kesehatan

Behrman, R.E., Kliegman, R.M., Jenson, H.B., 2004. Adolesence. In : Nelson Textbook of
Pediatrics, 17th ed. Philadelphia : Saunders.

Kairo 2012. Hak-hak Reproduksi

11

Anda mungkin juga menyukai