Disusun Oleh:
Kelompok 1
Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah kami ini dengan judul
“Pembebasan Untuk Orang Terasing”. Dalam pembelajaran kali ini, mahasiswa
dituntut untuk mampu memahami tentang pembebasan untuk orang terasing yang
termasuk ketimpangan, pastoral melawan keterasingan dan pedoman etis.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai pembebasan untuk orang terasing yang
termasuk ketimpangan, pastoral melawan keterasingan dan pedoman etis.. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata kesempurna.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………....i
DAFTAR ISI………………………………………………………………...ii
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………...1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………...1
1.2 Tujuan….…………………………………………………………………2
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS…………………………………………….3
2.1 Ketimpangan Pembebasan Untuk Orang Terasing………………………..3
2.2 Pastoral Melawan Keterasingan…………………………………………..4
BAB 3 PENUTUP…………………………………………………………...7
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………….7
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
3. Justice (Keadilan)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil
terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan
kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam praktek profesional ketika
perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktek
dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan
kesehatan.
5. Veracity (kejujuran)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini
diperlukan oleh pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan
kebenaran pada setiap pasien dan untuk meyakinkan bahwa pasien sangat
mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan seseorang
untuk mengatakan kebenaran.
6. Fidelity (loyalty/ketaatan)
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan
komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan
menepati janji serta menyimpan rahasia pasien. Ketaatan, kesetiaan adalah
kewajiban seseorang untuk mempertahankan komitmen yang dibuatnya.
Kesetiaan itu menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode etik yang
menyatakan bahwa tanggung jawab dasar dari perawat adalah untuk
meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan dan
meminimalkan penderitaan.
7. Confidentiality (kerahasiaan)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan ini adalah bahwa informasi
tentang klien harus dijaga privasi-nya. Apa yang terdapat dalam dokumen
catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan
klien. Tak ada satu orangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali
jika diijin kan oleh klien dengan bukti persetujuannya. Diskusi tentang
klien diluar area pelayanan, menyampaikannya pada teman atau keluarga
tentang klien dengan tenaga kesehatan lain harus dicegah.
8. Akuntabilitas (accountability)
Prinsip ini berhubungan erat dengan fidelity yang berarti bahwa
tanggung jawab pasti pada setiap tindakan dan dapat digunakan untuk
menilai orang lain. Akuntabilitas merupakan standar pasti yang mana
tindakan seorang professional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas
atau tanpa terkecuali.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sebagaimana teori alienasi dan pembebasan yang diuraikan di atas, dapat
dilihat bahwa dalam teori alienasi yang dikemukakan oleh Marx yaitu ada
kesenjangan dan ketidakadilan yang dilakukan oleh kaum kapitalis. Marx hidup
dalam satu masyarakat yang terpecah dalam dua kelompok, yaitu kelompok
pemegang modal dan kelompok bekerja.Kelompok pemegang modal adalah
mereka yang menjadi bagian dari kaum kapitalis, sedangkan kelompok pekerja
adalah mereka yang bekerja namun tidak menerima upah sebagaimana
semestinya.
Hal tersebut berbeda dengan apa yang diuraikan oleh Gutierrez tentang
pembebasan. Dalam hal ini, penekanan yang diuraikan tentang pembebasan, yaitu
gereja seharunya keluar dari zona nyaman untuk membela dan memperjuangkan
hak-hak orang miskin dengan menekankan, bahwa gereja tidak hanya sekadar
hadir di tengah dunia dengan melulu memikirkan masalah tentang sorga, tetapi
bagaimana gereja hadir untuk memberikan perubahan-perubahan sosial.
DAFTAR PUSTAKA