Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH

“Penerapan Proses Pembelajaran Guru Terhadap


Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama (SMP) ”

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah


Pengantar Strategis Sektor Publik
Dosen Pengampu: Dr. Drs. Sudjatno, SE, MS

Disusun Oleh:

Risky Utama 175020204111002

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii


PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
A. Teori Generasi .............................................................................................. 3
B. Generasi Z .................................................................................................... 3
C. Pentingnya memahami Cohort Generasi ..................................................... 6
D. Proses Pembelajaran Pada Siswa SMP yang Merupakan Generasi Z.......... 7
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 12

ii
PEMBAHASAN

A. Teori Generasi
Banyak tokoh-tokoh yang mempelajari dan mencoba untuk mendefinisikan
tentang generasi, tetapi pada sejarahnya perkembangan awal tentang teori generasi
berlokasi di Amerika. Para peneliti yang mencetuskan teori ini beranggapan bahwa
orang-orang yang lahir di masa tertentu memiliki kemiripan karakteristik satu sama
lain. Hal ini bisa terjadi karena masing-masing kelompok generasi mendapatkan
informasi perkembangan teknologi, tren, dan gaya hidup yang hampir sama. Oleh
karena itu, kemiripan itu dapat terwujud meski setiap individu dibatasi oleh
perbedaan tempat tinggal, latar belakang kehidupan, pendidikan, dan budaya.
Teori generasi yang terkenal dan masih menjadi pedoman hingga saat ini
adalah teori generasi yang dicetuskan oleh William Strauss dan Neil Howe. William
Strauss dan Neil Howe menuliskan tentang sejarah Amerika sebagai rangkaian
biografi generasi dari tahun 1584 dalam bukunya yang berjudul Generations. Buku
inilah yang menjadi awal mula terlahirnya teori generasi. William Strauss dan Neil
Howe tidak berhenti sampai di situ saja, mereka terus mengembangkan teori yang
mereka cetuskan dan menulis buku yang berjudul The Fourth Turning yang
menceritakan tentang siklus empat tipe generasi dan suasana era di sejarah AS.
Buku-buku inilah yang menjadi dasar klasifikasi kelompok generasi yang kita kenal
seperti generasi Baby boomers, X, millennials atau lebih dikenal dengan generasi
Y, dan generasi Z.
B. Generasi Z
Menurut teori generasi, dewasa ini terdapat enam generasi yang masih
menjalani kehidupan dan hidup berdampingan yaitu generasi maturist/traditional,
generasi baby boomers, generasi X, generasi millennials , generasi Z, dan generasi
Alpha. Banyak perdebatan tentang waktu munculnya generasi Z, tetapi yang paling
umum Generasi Z merupakan generasi yang lahir antara tahun 1995-2010
Berdasarkan hal tersebut para peserta didik yang menduduki bangku Sekolah

3
Menengah Pertama (SMP) saat ini dan beberapa tahun ke depan berasal dari
generasi Z.

Gambar Klasifikasi Kelompok Generasi


Dewasa ini, peserta didik SMP yang berasal dari Generasi Z tumbuh
bersamaan dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat. Perkembangan
teknologi ini telah menyebabkan pergeseran dalam berbagai hal dari generasi-
generasi sebelumnya, misalnya dengan akses yang mereka dapat lakukan hanya
menggunakan jari mereka telah mengaburkan garis kerja dan sosial, studi dan
hiburan, serta pribadi dan public. Mereka dapat mengakses informasi yang
diinginkan dan berhubungan dengan orang dari berbagai penjuru dunia dengan
mudah dan cepat, tidak ada lagi hambatan dari segi batasan geografis. Pola
komunikasi generasi ini juga mengalami pergeseran, pola komunikasi
menggunakan teks atau tulisan digunakan secara lebih singkat, media komunikasi
utama yang lebih mereka pilih adalah visual dan video. Jadi bagaimana kita bisa
memahami generasi Z dan kebiasaan belajar mereka? Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Tim dari McCrindle yang diketuai oleh Ashley McKenzie, dapat

4
diidentifikasi lima karakteristik peserta didik pada era sekarang yang terdiri dari
antara lain sebagai berikut :
1. Social
Secara tradisional, pembelajaran terjadi di kelas dengan praktik dan aplikasi
melalui pekerjaan rumah. Namun, pada abad 21, konten dapat diakses melalui
teknologi di mana saja, dan kapan saja serta seringkali dalam bentuk yang
sangat visual dan menarik. Oleh karena itu, pola tradisional tidak sesuai untuk
generasi Z, tetapi perlu membalikan pola tradisional. Pembelajaran dapat
dilakukan di luar kelas, tetapi keterlibatan dan praktik penting masih dilakukan
di sekolah.
2. Mobile
Para peserta didik tidak hanya berinteraksi melalui teknologi, mereka bergerak
berdasarkan cita-cita dan harapan mereka di masa yang akan datang, pekerjaan
apa yang mereka inginkan, serta rumah tempat mereka akan tinggal. Oleh
karena itu, penting sekali memberikan bekal kepada mereka tidak hanya dari
teori-teori saja, tetapi penting membekali mereka dengan mental yang kuat
(resilience).
3. Global
Generasi peserta didik saat ini benar-benar global, dan merupakan generasi
yang paling mungkin untuk bekerja di banyak negara. Mereka adalah generasi
yang paling terhubung secara global dan tidak membatasi diri mereka secara
geografis di wilayah local, tetapi mereka lebih berpikir secara global melebihi
generasi-generasi sebelumnya.
4. Digital
Para peneliti menyebut generasi yang berkembang pada era sekarang ini dengan
sebutan Generation Glass. Mereka memberi sebutan seperti itu karena generasi
sekarang tidak hanya menggunakan instrumen pena dan kertas, tetapi berbagai
macam gadget yang mengandalkan layar sebagai instrumen atau media yang
mereka gunakan untuk proses pembelajaran yang dirancang tidak hanya
menampilkan tulisan tetapi juga visual yang merupakan preferensi generasi saat
ini. Meskipun peserta didik saat ini membutuhkan kemampuan baca tulis,

5
mereka juga membutuhkan keterampilan digital untuk berkembang di dunia
yang terus berubah ini.
5. Visual
Pada era perkembangan teknologi dan informasi yang sangat pesat ini,
komunikasi dan pesan telah mengalami pergeseran menjadi lebih mengarah
berbasis gambar, emoji, logo, dan brands. Komunikasi lintas Bahasa tanpa
adanya language barrier dengan warna dan gambar daripada dengan kata dan
frasa, meskipun gaya komunikasi ini tidak sepenuhnya baru karena sudah ada
sejak masa lampau. Visual juga merupakan cara di mana otak memproses
informasi dengan baik. Visual juga dapat mempertahankan simbol dan gambar
visual, bukan hanya konten yang ditulis.
C. Pentingnya memahami Cohort Generasi
Cohort berasal dari Bahasa Latin yaitu cohors yang dapat diartikan sebagai
kelompok. Istilah ini sering ditemukan dalam dunia militer dan dunia medis. Dalam
dunia militer cohort berarti unit militer taktik standar dalam legiun Roma, yang
biasanya terdiri dari sekitar 500 prajurit, sedangkan dalam dunia medis merupakan
sebuah studi observasional. Cohort yang dimaksud di sini adalah sekelompok orang
bergabung atau diperlakukan sebagai kelompok. Hal ini berarti cohort generasi
adalah kelompok-kelompok generasi yang diklasifikasikan sesuai dengan teori
generasi Strauss dan Howe.
Strauss dan Howe menyatakan bahwasanya generasi adalah agregat dari
semua orang yang lahir selama rentang waktu sekitar dua puluh tahun atau sekitar
panjang satu fase dari masa kanak-kanak, dewasa muda, usia pertengahan dan usia
tua. Strauss dan Howe juga menyebutkan terdapat tiga kriteria yang harus dimiliki
oleh sebuah generasi (Reynaldi, 2016).. Kriteria-kriteria tersebut antara lain terdiri
dari sebagai berikut :
1. Usia lokasi dalam sejarah, maksudnya adalah generasi yang sama akan
mengalami peristiwa sejarah penting dan tren sosial bersamaan.
2. Kepercayaan dan perilaku yang sama, kriteria ini diseebabkan oleh kriteria
pertama sehingga sebuah generasi akan berbagi beberapa kepercayaan dan
perilaku yang sama.

6
3. Keanggotaan periode yang sama, artinya sebuah generasi akan mengidentifikasi
dirinya sebagai kelompok yang berbeda dibanding generasi lainnya.
Masing-masing generasi memiliki sifat dan perilaku yang khas dan berbeda
antara satu generasi dengan generasi lainnya. Perbedaan-perbedaan yang ada
termasuk di dalamnya dalam cara belajar serta jenis tuntutan yang berbeda. Seorang
guru perlu memahami dengan baik cohort generasi siswa yang dihadapinya agar
dapat menerapkan proses pembelajaran dengan tepat dan menghasilkan proses
pembelajaran yang efektif, efisien, optimal bagi peserta didiknya. Sebagai contoh
menurut hasil riset, durasi fokus peserta Generasi Z hanya sekitar 8 menit, lebih
pendek dari generasi sebelumnya yang berkisar 10-15 menitan, sehingga proses
pembelajaran terhadap generasi Z tidak dapat dilakukan secara monolog dalam
jangka waktu yang panjang melainkan perlu dilakukan proses pembelajaran yang
bervariasi dengan break yang terstruktur.
D. Proses Pembelajaran Pada Siswa SMP yang Merupakan Generasi Z
Melihat perkembangan dan pergeseran sifat dan perilaku pada peserta didik
sesuai cohort generasinya maka tantangan terbesar tentunya ada di depan para
pengajar/guru. Para guru harus mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan
yang ada. Proses adaptasi guru terhadap perkembangan ini jelas tidak mudah karena
guru memiliki pengalaman, cara, dan gaya yang berbeda dari generasi yang
dihadapi. Hal ini terjadi karena umumnya sebagian besar guru yang sekarang
menjadi pengajar berasal dari generasi X, dimana perkembangan teknologi pada
saat mereka tumbuh tidak sepesat sekarang ini. Mereka dituntut untuk mampu
menguasai teknologi yang terus berkembang dengan kebiasaan dan keahlian
menghadapi teknologi yang tidak terlalu baik.
Guru akan menghadapi permasalahan yang besar jika terjebak pada situasi
dimana guru enggan untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan sifat, perilaku,
teknologi dan informasi yang saat ini terjadi. Umumnya guru enggan untuk
beradaptasi karena terjebak dalam momen inersia, dimana mereka merasa nyaman
dengan keadaan sebelumnya yang terbentuk sudah lama dan menjadi pengalaman
mereka dalam mengajar dalam kurun waktu tertentu. Bisa dikatakan guru
mempertahankan status quo dan menolak perubahan yang ada. Hal yang perlu

7
digarisbawahi adalah perkembangan sifat, perilaku, teknologi dan informasi
bersifat massif dan radikal, ketika mereka menolak bahkan melawan arus
perubahan yang ada akan menggerus para guru tersebut. Para guru tidak bisa
mengharapkan cara lama yang mereka biasa terapkan pada generasi sebelumnya
akan bejalan efektif dan efisien jika diterapkan pada generasi saat ini.
Selanjutnya, jika para guru mengharapkan output yang optimal dicapai pada
peserta didik mereka harus lebih memahami dan mengubah cara mereka dalam
mengajar. Saat guru mampu memahami perilaku dan sifat peserta didik pada era
ini, mereka akan menemukan cara, gaya atau teknik yang lebih efektif dan efisien
untuk diterapkan pada para peserta didik. Artinya, perubahan tidak hanya
berlangsung pada para peserta didik, tetapi para guru juga harus mau dan mampu
menyesuaikan diri pada perubahan yang ada, memahami perubahan sifat dan
perilaku para peserta didik sehingga kegiatan dan suasana pembelajaran dapat
berjalan lebih kondusif.
Menurut British Council, terdapat enam bagian keterampilan dasar dalam
pengajaran yang harus dikuasai oleh seorang guru dalam menghadapi peserta didik
yang berasal dari generasi Z. Keenam keterampilan tersebut antara lain terdiri dari
sebagai berikut :
1. Berpikir kritis dan kemampuan menyelesaikan masalah
2. Komunikasi dan kolaborasi
3. Kreatif dan Imajinatif
4. Kewarganegaraan digital
5. Literasi digital
6. Kepemimpinan siswa dan pengembangan diri
Berkaitan dengan enam bagian keterampilan dasar di atas, seorang guru
pada era ini harus mampu menghadirkan pembelajaran yang interaktif serta
membuka wawasan para peserta didik dalam memberdayakan informasi dan
komunikasi sebagai sumber media yang digunakan dalam menyelesaikan tugas-
tugas yang diberikan oleh guru. Banyak instrumen berbasis digital yang dapat
membuat pembelajaran menjadi lebih interaktif. Sebagai contoh, terdapat sebuah
media bernama Kahoot yang menyediakan fasilitas pemberian kuis/ulang secara

8
digital. Mengingat para peserta didik era sekarang umumnya memiliki smartphone,
guru dapat menggunakan media Kahoot untuk memberikan pertanyaan kepada para
peserta didik secara lebih interaktif. Selain itu, mengingat generasi sekarang sangat
antusias akan sebuah reward, makan penggunaan Kahoot ini, ada baiknya diiringi
dengan pemberian reward terhadap peserta didik sehingga peserta didik memiliki
motivasi tinggi dalam menjawab pertanyaan.
Penguasaan enam bagian keterampilan dasar guru juga dimaksudkan untuk
membentuk hubungan yang lebih personal dan emosional antara guru dengan para
peserta didiknya. Hubungan yang terbentuk akan menjadikan guru bertindak lebih
sebagai sahabat para peserta didiknya, jika kita kaitkan dengan knowledge, skill,
dan abilities menurut Simerson, guru akan bertindak lebih sebagai fasilitator dan
coach bagi para peserta didik.
Mengacu pada sifat, karakteristik, dan perilaku peserta didik dari generasi
Z yang diungkapkan oleh tim dari McCrindle, maka guru juga harus menguasai
keterampilan seputar dunia digital. Peserta didik lebih antusias untuk menggunakan
dan memanfaatkan teknologi digital dalam berkomunikasi dan berkolaborasi jarak
jauh, sehingga peran seorang guru dalam hal ini harus mampu memfasilitasi dalam
konteks pembelajaran. Critical pointnya adalah peserta didik pada era saat ini tidak
hanya perlu mengembangkan kemampuan menulis dan pemahaman konten
pembelajaran dengan instrumen pena dan kertas saja, tetapi mereka juga perlu
mengembangkan kemampuan dan keterampilan digital untuk berkembang di dunia
yang terus berubah ini. Selanjutnya, peranan guru secara lebih dalam harus mampu
memfasilitasi peserta didil dalam menampilkan hasil kreativitas dan inovasi mereka
dalam bidang teknologi secara khusus. Dalam hal ini, peserta didik tidak selalu
menjadi pihak yang mengkonsumsi teknologi, tetapi mereka mampu menciptakan
karya yang orisinil. Oleh karena itu, dukungan guru sebagai pendidik sangat
dibutuhkan agar para peserta didik dapat mengekspresikan karyanya.
Para guru juga harus mampu berperan sebagai mitra bagi para peserta
didiknya, khususnya dalam penggunaan teknologi dan informasi. Peran ini akan
membimbing siswa untuk lebih bijak dan bertanggung jawab dalam penggunaan
teknologi dan informasi. Selain itu, peran ini juga akan memberikan bimbingan

9
secara moral dan emosional bagi para peserta didik, sehingga para peserta didik
menjadi lebih cerdas dalam mengelola informasi digital, mulai dari menenmukan
sampai menggunakannya sesuai dengan kebutuhan secara etis dan penuh tanggung
jawab.
Karen Wondergem seorang Direktur Desain Instruksional dari Weast Coast
University membuat strategi untuk melibatkan peserta didik dari generasi Z dalam
proses pembelajaran. Secara garis besar strategi tersebut terdiri dari antara lain
sebagai berikut :
1. Pertama, izinkan mereka menggunakan teknologi dan manfaatkan teknologi
sebagai dorongan bagi mereka untuk belajar mandiri (self learning). Hal tersebut
akan memberikan hasil yang lebih baik, daripada melarang mereka
menggunakan smartphone/gadget lainnya di ruang kelas serta rancanglah
kegiatan yang dapat membimbing mereka untuk melakukan pencarian informasi
yang kredibel.
2. Bangun komunitas sosial di luar kelas dengan memanfaatkan media sosial. Hal
yang perlu diingat adalah bahwa peserta didik Generasi Z memiliki
ketergantungan terhadap jaringan sosial mereka. Para guru harus siap sedia
dalam media sosial untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan
melalui media sosial karena bagi beberapa pelajar, mungkin ini menjadi cara
mereka yang paling nyaman dalam mengajukan pertanyaan.
3. Perlihatkan kepada mereka konten yang mereka pelajari memiliki relevansi
dalam skala global. Para peserta didik akan mencurahkan perhatian mereka dan
berkembang pada tantangan yang mereka anggap baik, terutama ketika jika
tantangan tersebut mencerminkan minat pribadi mereka.
4. Terakhir, berikan penjelasan atas konten pembelajaran secara singkat, padat, dan
jelas serta raih perhatian mereka dengan proses pembelajaran visual. Generasi Z
lebih menyukai microlearning; karena begitu banyak informasi yang tersedia
bagi mereka, jadilah fasilitator yang membimbing mereka untuk memfilter
informasi yang mereka butuhkan secara lebih etis dan bertanggung jawab.
Menjaga proses pembelajaran tetap sederhana, tetapi dapat memicu

10
keingintahuan mereka dapat memancing mereka untuk memberikan perhatian
kepada seorang guru.
Akhir-akhir ini, sejumlah studi implementasi kelas dengan memanfaatkan
teknologi mulai bermunculan misalnya seperti pemanfaatan game edukasi digital,
simulasi, podcasting, hingga penggunaan blog, wiki, layanan jejaring sosial dan
bahkan dunia virtual. Namun, masih belum jelas apakah motivasi untuk penerapan
teknologi baru di kelas berasal dari kebutuhan dan kemampuan peserta didik atau
hanya muncul karena ketersediaan teknologi. Hal penting yang harus diingat adalah
penerapan berbagai media akan lebih menghasilkan output yang optimal dan
memenuhi kebutuhan akan pengembangan peserta didik jika para guru lebih
memahami sifat, perilaku, dan karakteristik dari peserta didik yang dihadapinya.

11
.
DAFTAR PUSTAKA

Adam, Sadri. 2017. Sudah “Siapkah” Guru Menghadapi Generasi Z.


https://www.kompasiana.com/sadriadam/5a239ec22599ec2cc7643082/sud
ah-siapkah-guru-menghadapi-generasi-z. (diakses 18 Desember 2018).

Howe, N. & Strauss, W. (1991). Generations: The History of America’s Future,


1584 to 2069. William Morrow Paperbacks: New York City,
_____________. (1997). The Fourth Turning: An American Prophecy —
 What the Cycles of History Tell Us About America’s Next Rendezvous with
Destiny. Broadway Books: New York City.

Kippen, Kimo. 2018. A Learning Strategy for Gen Z.


https://www.clomedia.com/2018/09/21/a-learning-strategy-for-gen-z/.
(diakses 18 Desember 2018).

McKenzie, Ashley et al. 2018. Generation Z defined; The 5 characteristics of


today’s students. https://mccrindle.com.au/insights/blog/generation-z-
defined-5-characteristics-todays-students/. (diakses 18 Desember 2018).

Nugroho, Reynaldi Satrio. 2016. Pengantar Teori Generasi Strauss-Howe.


https://medium.com/@reysatrio/pengantar-teori-generasi-strauss-howe-
8c59f051eb7. (diakses 18 Desember 2018).

Onofreia, Smaranda Gabriela & LetiĠia Iancu. 2015. The Role of New Technology
in Teaching through Proverbs in Primary School. Elsevier : International
Conference EDUCATION AND PSYCHOLOGY CHALLENGES –
TEACHERS FOR THE KNOWLEDGE SOCIETY - 3RD EDITION, EPC-
TKS 2015.

Suganda, Tarkus. 2018. Pengelolaan Pembelajaran Zaman Now (Generasi Z).


https://www.researchgate.net/publication/323259147. DOI:
10.13140/RG.2.2.23700.60800. (diakses 18 Desember 2018).

Wondergem, Karen. 2017. Here Comes Z: Strategies To Engage A New Generation


Of College Students. https://elearningindustry.com/engage-a-new-
generation-of-college-students-strategies. (diakses 18 Desember 2018).

12

Anda mungkin juga menyukai