Syarat Sah Perjanjian
Syarat Sah Perjanjian
Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1320 telah ditetapkan syarat sah
suatu perjanjian, yaitu :
1. Sepakat mereka yang mengikatkan diri (kata sepakat)
Subekti (1985:17) menguraikan bahwa kedua pihak yang mengadakan perjanjian
harus sepakat, setuju, atau seia sekata mengenai hal-hal yang pokok dalam perjanjian
yang dibuat.
Pasal 1321 KUHPerdata memberikan penegasan bahwa sebuah perjanjian tidak
memenuhi syarat kesepakatan apabila kesepakatan tersebut diberikan karena
kekhilafan, paksaan, atau penipuan.
Terpenuhi atau tidaknya syarat kesepakatan ini semata-mata ditentukan oleh para
pihak atau subjek perjanjian. Dengan demikian, syarat kesepakatan ini disebut juga
dengan syarat subjektif.
3. Hal tertentu
Yang dimaksud dengan hal tertentu dalam Pasal 1320 KUHPerdata adalah apa
yang menjadi kewajiban dari debitur dan apa yang menjadi hak dari kreditur atau
sebaliknya. Hal tertentu sebagai objek perjanjian dapat diartikan sebagai keseluruhan
hak dan kewajiban yang timbul dari perjanjian (C. asser-Rutten dalam Budiono, 2009:
107).
Tuntutan dari undang-undang adalah objek perjanjian haruslah tertentu.
Setidaknya objek perjanjian dapat ditentukan tentang hak dan kewajibannya, isi pokok
perjanjian yang menyangkut harga dan barangnya. Tujuan dari suatu perjanjian adalah
untuk terbentuknya, berubahnya, atau berakhirnyasuatu perikatan. Perjanjian tersebut
mewajibkan kepada para pihak untuk memberikan sesuatu, berbuat sesuatu, atau tidak
berbuat sesuatu (prestasi). Oleh karena itu, kewajiban tersebut haruslah dapat
ditentukan. Hal ini sekaligus berarti adanya objek perjanjian yang dapat ditentukan.
Terpenuhi atau tidaknya syarat hal tertentu, semata-mata ditentukan oleh isi atau
objek perjanjian. Dengan demikian, syarat kesepakatan ini disebut juga dengan syarat
objektif.