KATA SULIT
6. Mucoid : lendir terdiri dari sekresi kelenjar berbagai garam , sel yang
berdaskumai dan lekosit
KATA KUNCI
1) Laki-laki 25 tahun
2) Batuk berdahak hebat, warna mukoid kadang warna kuning
3) Demam hilang timbul 2 minggu lalu
4) Mengeluh nyeri kepala, myalgia, anoreksia, kadang-kadang diare
5) Tanda vital :
Suhu 38oC : Demam
Nadi 100x permenit : normal
TD 115/70 mmHg : normal
RR 20x permenit : normal
6) Riwayat batuk beringus sebelumnya
7) minum obat antitusif dan antibiotik
RUMUSAN MASALAH
Fisiologi
- Respirasi internal
Hasil transpor atau proses regulasi pada respirasi eksternal diolah melalui
proses metabolisme sel yang kemudian akan menghasilkan CO2 sebagai
produk.
BATUK
biasanya bermula dari inhalasi sejumlah udara, Ketika terjadinya
paparan atau infeksi virus tb yang akan menyerang saluran pernafasan maka
nervus vagus akan memberi sinyal atau informasi ke medulla oblongata bahwa
adanya benda asing yang menyerang saluran pernafasan, dari sini medulla
oblongata akan memberi perintah untuk membuat batuk melalui jalur afferen
fathway melalui nervus vagus dan nervus perinicus ke medulla spinalis bagian
anterior, tugasnya disini adalah untuk menggerakkan otot ekspirasi untuk
mengeluarkan batuk.
SAKIT KEPALA
Demam Vasodilatasi
Penekanan reseptor
nyeri
Sakit kepala
MYALGIA
Pada saat otot mau bekerja, otot membutuhkan energi. Yaitu melalui dari
respirasi aerob (perubahan glikogen menjadi ATP dengan menggunakan bahan
bakar O2. Disaat otot bekerja dengan berlebihan, akhirnya respirasi aerob tidak
dapat memenuhi kebutuhan energi dari otot dan tubuh berusaha mencari cara
lain dengan respirasi anerob dimana di respirasi anaerob ini tidak membutuhkan
O2 sebagai bahan bakarnya, tetapi asam laktat. Asam laktat akan diubah menjadi
ATP dalam mitokondria. Dengan bekerjanya respirasi anaerob ini, asam laktat
akan lebih banyak terhasilkan dibandingkan O2. Dengan meningkatnya ATP,
meningkatnya ion H+, asam laktat akan menumpuk dan nosiseptor (reseptor
nyeri) pada otot akan lebih sensitif. Semakin sensitif nosiseptor, semakin nyeri
terasa. nosiseptor pada ATP (P2X3 reseptor molekul) dan pada ion H+ (TRPV1)
.
DIARE
Akibat rangsangan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan
terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus dan
selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
Akibat rangsangan mediator abnormal misalnya enterotoksin, menyebabkan
villi gagal mengabsorbsi natrium, sedangkan sekresi klorida disel epitel
berlangsung terus atau meningkat. Hal ini menyebabkan peningkatan sekresi
air dan elektrolit kedalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan
merangsang usus mengeluarkannya sehingga timbul diare.
DIAGNOSIS BANDING
TB PARU
a. Definisi
Tuberkulosis paru adalah suatu pentakit infeksi yang sudah sangat lama
dikenal manusia. Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi menular yang
disebabkan bakteri mycobakterium tuberculosis, yang dapat menyerang
berbagai organ terutama pariu-paru. Penyakit ini bila tidak diobati dapat
menimbulkan komlikasi berbahaya hingga kematian.
b. Etiologi
Penyebab dari penyakit ini adalah bakteri Mycobacterium tuberculois.
Ukuran dari bakteri ini cukup kecil yaitu 0,5-4 mikron x 0,3-0,6 mikron dan
bentuk dari bakteri ini yaitu batang, tipis, lurus atau agak bengkok, bergranul,
tidak mempunyai selubung tetapi kuman ini mempunyai lapisan luar yang
tebal yang terdiri dari lipoid (terutama asam mikolat). Sifat dari bakteri ini
agak istimewa, karena bakteri ini dapat bertahan terhadap pencucian warna
dengan asam dan alkohol sehingga sering disebut dengan bakteri tahan
asam (BTA). Selain itu bakteri ini juga tahan terhadap suasana kering dan
dingin. Bakteri ini dapat bertahan pada kondisi rumah atau lingkungan
yang lembab dan gelap bisa sampai berbulan-bulan namun bakteri ini tidak
tahan atau dapat mati apabila terkena sinar, matahari atau aliran udara
c. Epidemiologi
Epidemiologi global
Epidemiologi TB diindonesia
d. Faktor resiko
kemiskinan berbagai penduduk,tidak hanya pada negara yang
berkembang tetapi juga pada penduduk perkotaan tertentu dinegara
maju.
adanya perubahan demografik dengan meningkatnya penduduk dunia
dan perubahan dari struktur usia manusia yang hidup.
perlindungan kesehatan yang tidak mencukupi.
terlantar dan kurangnya biaya untuk obat
e. Patomekanisme
Penularan tuberkulosis paru terjadi kuman dibatukkan atau dibersinkan
keluar menjadi droplet nuclei dalam udara sekitar kita. Partikel infeksi ini dapat
menetap dalam udara bebas 1-2 jam. Bila partikel ini dihisap oleh orang sehat, ia
akan menempel pada saluran pernapasan. Bakteri dapat masuk ke alveolar. Kuman
akan dihadapi pertama kali oleh netrofil, kemudia baru oleh makrofag. Kebanyakan
bakteri ini akan mati atau dibersihkan oleh makrofag keluar dari percabangan
trakeobronkial bersama gerakan silia dengan sekretnya. Bila kuman menetap
dijaringan paru, berkembang biak dalam sito-plasma makrofag. Disini ia dapat
terbawa masuk keorgan tubuh lainnya. Kuman yang bersarang dijaringan paru akan
berbentuk sarang tuberkulosis pneumonia kecil dan disebut sarang primer. Sarang
ini dapat terjadi disetiap jaringan paru. Bila menjalar sampai kepleura , maka
terjadinya efusi pleura. Bila masuk ke arteri pulmonalis maka terjadi penjalaran
keseluruh paru menjadi TB milier.
Gejala
A. Gejala respiratprik
- Batuk 3 minggu
- Batuk darah
- Sesak napas
- Nyeri dada
B. Gejala sistemik
- Demam - anoreksia
- Malaise - bb menurun
- Keringat malam
Pemeriksaan Penunjag
I = kasus baru
II = kambuh, gagal terapi atau putus obat
III = kasus baru dahak (dengan kelainan parenkim) atau kasus TB
ekstrapulmonal
IV kasus Kronik
PENCEGAHAN
Membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat
Membudayakan perilaku etika berbatuk
Melakukan pemeliharaan dan perbaikan kualitas perumahan dan
lingkungannya sesuai dengan standar rumah sehat
Peningkatan daya tahan tubuh
Penanganan penyakit penyerta TBC
Penerapan pencegahan dan pengendalian infeksi TBC di fasilitas pelayanan
kesehatan, dan diluar fasilitas pelayanan kesehatan
KOMPLIKASI
TB ekstrapulmonal seperti :
Defenisi
Etiologi
Epidemiologi
Menurut WHO (2010), pneumonia dapat menyebar dalam beberapa cara. Virus
dan bakteri biasanya ditemukan di hidung atau tenggorokan anak yang dapat
menginfeksi paru-paru jika dihirup. Virus juga dapat menyebar melalui droplet udara
lewat batuk atau bersin. Selain itu, radang paru-paru bias menyebar melalui darah,
terutama selama dan segera setelah lahir.
Faktor Risiko
- Malnutrisi
- Merokok
- Infeksi saluran nafas akut
- Faktor lingkungan
- Faktor perilaku
Gejala Klinis
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan radiologi
Pola radiologis dapat berupa pneumonia alveolar dengan gambaran air
bronkhogram (air space disease) misalnya oleh streptococcus
pneumonia, bronkopneumoniae (segimental disease) oleh antara lain
staphylococcus virus atau mikroplasma dan pneumonia intertisial
(intertisial disease) oleh virus dan mikroplasma
Pemeriksaan laboratorium
Leukositosis umumnya menandai adanya infeksi bakteri : leukosit
normal atau rendah dapat disebabkan oleh infeksi virus atau mioplasma
atau pada infeksi berat. Leukopenia menunjukkan depresi imunitas
Pemeriksaan bakteriologis
Bahan berasal dari sputum darah, aspirasi nasotrakeal, aspirasi jarum
transtorakal, torakosintesis, bronkoskopi atau biopsy
Pemeriksaan khusus
Titer antibody terhadap infeksi virus, legionella dan mikroplasma.
Analisis gas darah dilakukan untuk menilai tingkat hipoksia dan
kebutuhan oksigen
Penatalaksanaan
Komplikasi
Pneumonia komunitas
Kejadian PK di USA adalah 3,4 juta kasus pertahun, dan 20% diantaranya perlu
dirawat di RS. Secara umum angka kematian pneumonia oleh pneumokokkus
adalah sebesar 5%. Namun dapat meningkat pada orang tua dengan kondisi
berat
Pneumonia nosokimial
Angka mortalitas PN dapat mencapai 33-50%, yang bias mencapai 70% bila
termasuk yang meninggal akibat penyakit dasar yang dideritanya. Penyebab
kematian biasanya adalah akibat bakteriemi terutama oleh ps.aeruginosa atau
acinobacteri spp.
BRONCHITIS
Definisi
Etiologi
Patogenesis
Hambatan
infeksi jalan
Eksaserbasi peradangan
akut
Sel imun
melepaskan
mediator Peradangan
Sekresi bronkus
inflamasi
lendir
Inflamasi
pada Bronkitis Bronkitis
bronkus akut
Kronik
Dimulai dari terjadi nya infeksi pada saluran pernapsan yang disebabkan alergen
masukke dalam tubuh sehingga sel imun yang membentuk IgE akan melepasakan
mediator inflamasi seperti histamin, bradikinin, prostaglandin , dll sehingga terjadi
inflamasi pada bronkus yang menyebabkan bronkitis akut. Setelah terjadi hipersekresi
yang berlebihan oleh sel piala terjadi penurunan terkait dalam pelepasan zat pengatur
seperti enzim pengubah angiostensin dan enzim netral selanjutnya pada eksaserbasi
akut bronkitis , membran mukosa bronkus menjadi hiperemik dan edematosa dengan
berkurangnya fugsi mukosiliar bronkus ini pada gilirannya mengarah untuk hambatan
aliran udara karena obstruksi luminal ke saluran udara kecil. Saluran udara tersumbat
oleh puing – puing dan ini semakin meningkatkan iritasi. Batuk khas bronkitis
disebabkan oleh sekresi lendir yang berlebihan pada bronkitis kronik.
Manifestasi Klinis
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
Rontgen
PENATALAKSANAAN
• Antibiotik
• Antitusif
• Bronkodilator
• NSAID
KOMPLIKASI
• Brocnchitis akut
Umumnya bronchitis akut dapat sembuh sendiri tanpa perawatan khusus
karena kebanyakan kasus bronchitis akut adalah karena infeksi virus. Bronchitis
akut karena infeksi bakteri jika dengan penanganan yang baik, maka
prognosisnya juga akan baik. Tetapi apabila penanganannya tidak baik, maka
besar kemungkinan bronchitis akut bisa menjadi bronchitis kronik.
Bronchitis Kronik
Pada bronchitis kronik dengan perawatan dan penangana yang tepat dan
baik, prognosis pun juga akan baik. Sebaliknya apabila penanganan tidak baik
maka prognosis bisa terjadi perburukan faal paru dan juga pneumonia.
DAFTAR PUSTAKA