Laporan ini dibuat sebagai salah satu bahan pertanggung jawaban penyusun
Mengikuti Kegiatan Pembelajaran Pentingnya Pendidikan Anti Korupsi
Tanggal 26 September 2016
1
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyusun laporan kegiatan
pembelajaran pentingnya pendidikan anti korupsi dengan baik.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Kesimpulan …………..………………………………………….. 21
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Definisi
4
5
Dengan demikian arti kata korupsi adalah sesuatu yang busuk, jahat
dan merusak, berdasarkan kenyataan tersebut perbuatan korupsi
menyangkut: sesuatu yang bersifat amoral, sifat dan keadaan yang busuk,
menyangkut jabatan instansi atau aparatur pemerintah, penyelewengan
kekuasaan dalam jabatan karena pemberian, menyangkut faktor ekonomi dan
politik dan penempatan keluarga atau golongan ke dalam kedinasan di bawah
kekuasaan jabatan.
C. Bentuk-bentuk Korupsi
Berikut dipaparkan berbagai bentuk korupsi yang diambil dari Buku Saku yang
dikeluarkan oleh KPK atau Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK : 2006)
1. Faktor Politik
Politik merupakan salah satu penyebab terjadinya korupsi. Hal ini dapat
dilihat ketika terjadi instabilitas politik, kepentingan politis para pemegang
kekuasaan, bahkan ketika meraih dan mempertahankan kekuasaan.
2. Faktor Hukum
Faktor hukum bisa lihat dari dua sisi, di satu sisi dari aspek perundang-
undangan dan sisi lain lemahnya penegakan hukum. Tidak baiknya substansi
hukum, mudah ditemukan dalam aturan-aturan yang diskriminatif dan tidak
adil; rumusan yang tidak jelas-tegas (non lex certa) sehingga multi tafsir;
kontradiksi dan overlapping dengan peraturan lain (baik yang sederajat
maupun yang lebih tinggi). Sanksi yang tidak equivalen dengan perbuatan
yang dilarang sehingga tidak tepat sasaran serta dirasa terlalu ringan atau
terlalu berat; penggunaan konsep yang berbeda-beda untuk sesuatu yang
sama, semua itu memungkinkan suatu peraturan tidak kompatibel dengan
realitas yang ada sehingga tidak fungsional atau tidak produktif dan
mengalami resistensi.
Bukti nyata dapat ditemukan dari banyaknya produk hukum yang buruk
sebagaimana puluhan Keppres yang “dievaluasi” “Masyarakat Transparansi
Indonesia” (MTI) di bawah pimpinan Mar’ie Muhammad beberapa tahun lalu.
Dari 528 buah Keppres yang dihasilkan pada masa pemerintahan orde baru
minus 118 buah Keppres hasil ratifikasi perjanjian internasional
3. Faktor Ekonomi
mencukupi kebutuhan. Pendapat ini tidak mutlak benar karena dalam teori
kebutuhan Maslow, sebagaimana dikutip oleh Sulistyantoro, korupsi
seharusnya hanya dilakukan oleh orang untuk memenuhi dua kebutuhan yang
paling bawah dan logika lurusnya hanya dilakukan oleh komunitas masyarakat
yang pas-pasan yang bertahan hidup. Namum saat ini korupsi dilakukan oleh
orang kaya dan berpendidikan tinggi (Sulistyantoro: 2004).
4. Faktor organisasi
Organisasi dalam hal ini adalah organisasi dalam arti yang luas,
termasuk sistem pengorganisasian lingkungan masyarakat. Organisasi yang
menjadi korban korupsi atau di mana korupsi terjadi biasanya memberi andil
terjadinya korupsi karena membuka peluang atau kesempatan untuk
terjadinya korupsi (Tunggal 2000). Bilamana organisasi tersebut tidak
membuka peluang sedikitpun bagi seseorang untuk melakukan korupsi, maka
korupsi tidak akan terjadi. Aspek-aspek penyebab terjadinya korupsi dari sudut
pandang organisasi ini meliputi: (a) kurang adanya teladan dari pimpinan, (b)
tidak adanya kultur organisasi yang benar, (c) sistem akuntabilitas di instansi
pemerintah kurang memadai, ( d) manajemen cenderung menutupi korupsi di
dalam organisasinya.
BAB II
A. Dampak Ekonomi
Berikut ini adalah hasil dari dampak ekonomi yang akan terjadi, yaitu:
2. Penurunan Produktifitas
13
14
Ini adalah sepenggal kisah sedih yang dialami masyarakat kita yang
tidak perlu terjadi apabila kualitas jalan raya baik sehingga tidak
membahayakan pengendara yang melintasinya. Hal ini mungkin juga tidak
terjadi apabila tersedia sarana angkutan umum yang baik, manusiawi dan
terjangkau. Ironinya pemerintah dan departemen yang bersangkutan tidak
merasa bersalah dengan kondisi yang ada, selalu berkelit bahwa mereka telah
bekerja sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
Kondisi ekonomi biaya tinggi berimbas pada mahalnya harga jasa dan
pelayanan publik, karena harga yang ditetapkan harus dapat menutupi
kerugian pelaku ekonomi akibat besarnya modal yang dilakukan karena
penyelewengan yang mengarah ke tindak korupsi.
Hukum pidana hanya merupakan bagian kecil (sub sistem) dari sarana
kontrol sosial lainnya yang tidak mungkin mengatasi kejahatan sebagai
masalah kemanusiaan dan kemasyarakatan yang sangat kompleks.
kunci atau memiliki posisi penting atau dalam istilah yang digunakan oleh
Barda Nawawi Arief ‘memiliki posisi strategis dari keseluruhan upaya politik
kriminal’.
PENUTUP
A. Kesimpulan
21
22
KATA PENUTUP
Referensi
Tanzi, Vito (1998), Corruption around the world: Causes,
Consequences, Scope, and Cures,
International Monetary Fund Working Paper
Tanzi, Vito and Hamid Davoodi (1997), Corruption, Public Investment
and Growth1,
Mauro, Paolo (2002), The Persistence of Corruption and Slow
Economic Growth, IMF Working Paper
Mauro, Paolo (1995), Current Account Surpluses and the Interest Rate
Island in
Switzerland, IMF Working Paper
Badan Pusat Statistik (2011), Berita Resmi Statistik; Profil Kemiskinan
di Indonesia
http://www.metrotvnews.com/read/news/2011/06/14/54601/Utang-
Indonesia-Capai-Rp1_716-Triliun, (Selasa 14 Juni 2011)
http://berfingultom.wordpress.com/category/serba-serbi, (26 Mei 2011)
http://www.greenradio.fm/news/latest/6578-2020-hutan-kalimantan-
selatan-musnah
http://library.forda-mof.org/libforda/data_pdf/897.pdf
http://kampuskeuangan.wordpress.com/2011/05/10/dampak-masif-
korupsi-terhadapeksistensi-negara-bangsa/#more-115
http://www.tempointeraktif.com/hg/bisnis/2011/04/12/brk,20110412-
327055,id.html, (12 April 2011)
Muna, M. Riefqi (2002), Korupsi di Tubuh Tentara Nasional Indonesia,
dalam Hamid Basyaib et.al (ed), (2002), Mencuri uang Rakyat : 16
Kajian Korupsi di Indonesia, Buku 2 tentang Pesta Tentara, Hakim,
Bankir, Pegawai Negeri, Jakarta : Aksara Foundation
23
BIODATA PENULIS
24