Penelitian Kohort yang merupakan suatu rancangan pengamatan epidemiologis
untuk mempelajari hubungan dan besarnya risiko antara paparan dan penyakit antara tingkat keterpaparan dengan kejadian penyakit. Pengamatannya “diikuti kedepan” yakni dimulai dengan populasi /kelompok subyek yang bebas dari penyakit, dan secara alami kelompok subyek ini akan terbagi menjadi terpapar dan tidak terpapar,kemudian diikuti sepajang waktu/periode tertentu untuk melihat ada tidaknya efek pada subyek tersebut Jenis penelitian ini mempunyai beberapa nama lain yakni Prospektif, Studi Follow Up,Studi Longitudinal, Studi insidensi. Disebut dengan istilah seperti hal tersebut diatas dikarenakan arah penelitain ini mengikuti ke kedepan atau ke masa yang akan yang akan di follow up sepanjang masa, dan karena kejadian kasusnya adalah kasus baru terjadi maka studi ini disebut dengan studi insiden. Dalam urutan tingkat kekuatan hubungan sebab akibat desain ini berada dibawah penelitian Eksperimen namun lebih kuat dari cross sectional dan Case Control.
Analisis kohort mengkaji morbiditas, mortalitas dan factor-faktor resiko terkait
berdasarkan usia subkelompok atau jika populaisnya lebih besar, berdasarkan pengelompokan subjek. Periode waktu, pengujian ulang, evaluasi ulang, dan kegiatan lanjutan dikaji saat kelompok individu menjalani waktu, usia dan kehidupannya. Begitu studi kohort selesai, data harus dianalisis dengan menggunakan rata-rata, rasio, dan tabel yang kemudian disusun dan dipresentasikan. Data morbiditas dan mortalitas perlu dianalisis dan ditabulasi berdasarkan kelompok usia dan kohort, saat mereka menjalani rentang waktu dan kehidupan. Populasi studi mungkin bersifat sementara dan menjadi subjek analisis hanya jika mereka ada dalam populasi studi. Efek kohort, juga disebut ssebagai efek generasi, adalah perubahan dan variasi pada status penyakit atau kesehatan suatu populasi studi ketika kelompok studi tersebut bergerak seiring perjalanan waktu. Setiap pajanan atau pengaruh dari efek lingkungan terhadap perubahan social yang dapat mempengaruhi hasil studi sebagaimana factor tersebut, berarti juga dapat mempengaruhi status kesehatan subjek sebagai suatu kohort. Karena setiap kohort menua, menjalani fase demi fase kehidupannya, dan terpajan pada perubahan dalam hidupnya, efek seperti itu akan terlihat pada setiap orang dalam kohort dan akan berdampak pada hasil studi. Insidensi kohort sebenarnya hanya penerapan konsep insidensi pada kelompok dan subkelompok kohort serta pada populasi srudi. Karena kasus baru penyakit muncul pada anggota sekelompok kohort dalam kuurun waktu tertentu, status kesehatan kelompok menjadi terpengaruh di sepanjang waktu pelaksanaan studi. Angka insidensi dapat mempengaruhi hasil studi kohort, sehingga kasus baru harus ditabulasi dan dianalisis karena berlangsung dalam kohort tersebut. Angka insidensi untuk subkelompok kohort dan untuk populasi studi secara keseluruhan dapat dihitung. Hasil akhirnya adalah insidensi kohort. Variabel Penggangu pada Studi Kohort. Menurut Kelsey, variabel penggangu dapat berpengaruh pada studi kohort. Dalam desain studi apapun, setiap factor yang dapat menyebabkan perubahan atau berpengaruh terhadap hasil harus diperhitungkan. Jika variabel penggangu tidak diperhitungkan, kesimpulan atau informasi yang kelitu dapat diperoleh dan disajikan dalam laporan. Pengkajian terhadap factor resiko atau derajat pemajanan dilakukan untuk menentukan efeknya terhadap status kesehatan atau tahapan penyakit.
Kelebihan penelitian kohort:
1. Studi kohor merupakan desain yang terbaik dalam menentukan insendensi dan perjalanan penyakit atau efek yang diteliti. 2. Dapat dipakai untuk mengetahui ada tidaknya assosiasi antara factor resiko dan penyakit. 3. Memberikan keterangan yang lengkap mengenai factor resiko yang dialami oleh individu dan riwayat alamiah perjalanan penyakit. 4. Dapat sangat mereduksi bias informasi. Tidak akan terjadi masalah recall atau memori. 5. Masalah etika lebih sedikit dibandingkan dengan studi eksperimental. 6. Dapat dipakai langsung untuk mengukur incidence rate dari penyakit dan resiko relative dari factor resiko yang sedang diteliti. 7. Informasi mengenai studi mudah dimengerti oleh orang yang buakn ahli epidemiologi. 8. Karena pengamatan dilakukan secara kontinu dan longitudinal, maka studi kohot memiliki kekuatan yang andal untuk meneliti berbagai masalah kesehatan yang semakin meningkat. Kekurangan Penelitian Kohort: 1. Memerlukan ukuran sampel yang besar, terutama untuk jenis penyakit yang sedikit dijumpai di masyarakat. Hendaklah dihindari dengan memilih kasus yang sering terjadi, atau penyakit yang tidak kompleks. 2. Memerlukan waktu follow up yang cukup lama. Untuk itu perlu dipilih penyakit- penyakit yang mempunyai masa inkubasi singkat. Langkah-langkah Penelitian Kohort 1. Merumuskan Hipotesa 2. Menetapkan polulasi penelitian dan sampel. 3. Tahap pengumpilan data. Dengan mengikuti perkembangan faktor risiko sampai terjadi suatu efek. Bentuk instrumen pengukuran : - Form kuesioner. - Form observasi klinik. - Form observasi non klinik. 4. Analisis data